• Tidak ada hasil yang ditemukan

PHERENIALISME DALAM PENDIDIKAN M A K A L (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PHERENIALISME DALAM PENDIDIKAN M A K A L (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PHERENIALISME DALAM PENDIDIKAN

M A K A L A H

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Filsafat Pendidikan

Dosen Pembimbing :

Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh:

1. Mauludiyah 2013471894

2. Sri Wahyuni 2013471901

MADIN/ PAI SEMESTER 3B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH

TULUNGAGUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.

Kemudian dari pada itu, saya sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha saya, mengingat hal itu dengan segala hormat saya sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Nurul Amin, M.Ag, selaku Ketua STAI Muhammadiyah Tulugagung.

2. Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I selaku dosen pembimbing Filsafat Pendidikan Islam.

3. Rekan-rekan Mahasiswa-Mahasiswi yang telah membantu terselesainya tugas makalah ini..

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berdo' a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di mata Allah SWT. Amin.

Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan kritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ……….…..… i Kata Pengantar ………..…. ii Daftar Isi ………..…. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………... 1 B. Rumusan Masalah ……….. 1 C. Tujuan Masalah ……… 1

BAB II PEMBAHASAN

PERENIALISME PENDIDIKAN

A. Pengertian Perenialisme ………... 2 B. Sejarah Perkembangan Perenialisme... 2 C. Pandangan pherenialisme Terhadap Pendidikan

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ……….. 6

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kita sering sekali mendengar teori dan praktek dalam dunia pendidikan. Perlu diketahui bahwa teori dan praktek pendidikan tidak hanya dilandasi oleh ilmu pendidikan itu saja, namun didasari juga oleh ilmu-ilmu lain, seperti filsafat, Psikologi, Sosial dan Antropologi, dimana Filsafat berperan dalam menemukan hakikat pendidikan yang sebenarnya, hakikat peserta didik dan arah kemana mereka akan dikembangkan.

Oleh karena itu, bagi seorang calon pendidik khususnya kita mahasiswa jurusan tarbiyah haraus mengetahui dan memiliki bekal-bekal dasar yang terkait dengan hakikat segala yang ada dalam pendidikan dan pemikiran pendidikan yang selama ini diwacanakan oleh para filosof yang sesui dengan problematika yang sedang dihadapi oleh umat manusia.

Berdasarkan hal diatas maka dalam makalah ini penulis akan membahas dua teori dalam filsafat pendidikan yang nantinya akan menjadi tambahan pengetahuan bagi para calon pendidik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan aliran perenialisme?

2. Bagaimana sejarah perkembangan aliran pherenialisme?

3. Bagaimana pandangan aliran perenialisme terhadap dunia pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian aliran perenialisme

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perenialisme

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perenialisme mengandung kata “perenial” yang berarti “dapat hidup terus menerus”.1 [1] Sedangkan menurut

Zuhairini, Perenialisme diambil dari kata “perennial” yang dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English diartikan sebagai “continuing throughout the whole year” atau “lasting for a very long time” yang artinya abadi atau kekal.2[2] Dari makna yang terkandung dalam kata itu adalah aliran

perenialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi.

Perenialisme melihat bahwa akibat dari kehidupan zaman moderen telah menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan umat manusia. Mengatasi krisis ini perenialisme memberikan jalan keluar berupa “kembali kepada kebudayaan masa lampau” regresive road to culture. Oleh sebab itu perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia zaman modren ini kapada kebudayaan masa lampauyang dianggap cukup ideal yang telah teruji ketangguhan nya.

Asas yang dianut perenialisme bersumber pada filsafat kebudayaan yang terkiblat dua, yaitu (a) perenialisme yang theologis – bernaung dibawah supremasi gereja katolik. Dengan orientasipada ajaran dan tafsir Thomas Aquinas – dan (b) perenialisme sekuler berpegang pada ide dan cita Plato dan Aristoteles.3

[3]

1 op, cit, Santoso, h.390

2 Zuhairini, dkk, filsafat pendidikan islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h.27

(6)

B. Sejarah Perkembagan Aliran Perenialisme

Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad ke-20. Perenialisme lahir dari suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialis menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosiokultural.4 [4]

Solusi yang ditawarkan kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat pada zaman kuno dan abad pertengahan. Peradaban – kuno (Yunani Purba) dan abad pertengahan dianggap sebagai dasar budaya bangsa-bangsa di dunia dari masa ke masa dari abad keabad.

5[5]

Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman sekarang. Sikap ini bukanlah nostalgia (rindu akan hal-hal yang sudah lampau semata-mata) tetapi telah berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan-kepercayaan tersebut berguna bagi abad sekarang. Jadi sikap untuk kembali kemasa lampau itu merupakan konsep bagi perenialisme di mana pendidikan yang ada sekarang ini perlu kembali kemasa lampau dengan berdasarkan keyakinan bahwa kepercayaan itu berguna bagi abad sekarang ini.

Asas-asas filsafat perenialisme bersumber pada filsafat, kebudayaan yang mempunyai dua sayap, yaitu perenialisme yang theologis yang ada dalam pengayoman supermasi gereja Katholik, khususnya menurut ajaran dan interpretasi Thomas Aquinas, dan perenialisme sekular yakni yang berpegang kepada ide dan cita filosofis Plato dan Aristoteles.

Pandangan-pandangan Thomas Aquinas di atas berpengaruh besar dalam lingkungan gereja Katholik. Demikian pula pandangan-pandangan aksiomatis lain

4 Sa’dullah, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009,

h.151

(7)

seperti yang diutarakan oleh Plato dan Aristoteles. Semuanya itu mendasari konsep filsafat pendidikan perenialisme.6 [6]

C. Pandangan Perenialisme Terhadap Pendidikan

Dibidang pendidikan, perenialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh tokohnya: Plato, Aristoteles dan Thomas Aquinas. Dalam hal ini pokok pikiran Plato tentang ilmu pengetahuan dan nilai-nilai adalah manifestasi dari pada hukum universal yang abadi dan sempurna, yakni ideal, sehingga ketertiban sosial hanya akan mungkin bila ide itu menjadi ukuran, asas normatif dalam tata pemerintahan. Maka tujuan utama pendidikan adalah “membina pemimpin yang sadar dan mempraktekkan asas-asas normatif itu dalam semua aspek kehidupan. Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu: nafsu, kemauwan dan pikiran. Pendidikan hendaknya berorientasi pada potensi itudan kepada masyarakat, agar supaya kebutuhan yang ada disetiap lapisan masyarakat bisa terpenuhi. Ide-ide Plato itu dikembangkan oleh Aristoteles dengan lebih mendekat pada dunia kenyataan. Bagi Aristoteles, tujuan pendidikan adalah “kebahagiaan”. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek jasmani, emosi yang intelek harus dikenbangkan secara seimbang.

Seperti halnya prinsip-prinsip Plato dan Aristoteles, pendidikan yang dimaui oleh Thomas Aquinas adalah sebagai ”Usaha mewujutkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi aktualitas” aktif dan nyata. Dalam hal ini peranan guru adalah mengajar – memberi bantuan pada anak didik untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada pada nya.

Prinsip-prinsip pendidikan perenialisme tersebut perkembangannya telah mempengaruhi sistem pendidikan modern, seperti pembagian kurikulum untuk sekolah dasar, menengah perguruan tinggi dan pendidikan orang dewasa. 7[7]

Menurut Dinn Wahyudin dalam bukunya, adapun pandangan aliran perenialisme yang berkauitan dangan pendidikan yaitu:

Pendidikan

6 Bamadib, Filsafat Pendidikan, Bandung: Mizan, 1990, h.64-65

(8)

Perenialisme memandang edukation as cultural regresion: pendidikan sebagai jalan kembali,atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan masa lampau yang dianggap sebagai kebudayaan yang ideal. Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dan abadi yang terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang kebudayaan ideal tersebut.

Sejalan dengan hal diatas, perenialist percaya bahwa prinsip-prinsip pendidikan juga bersifat universal dan abadi. Robert M. Hutchins mengemukakan ”Pendidikan mengimplikasikan pengajaran. Pengajaran mengiplikasikan pengetahuan. Pengetahuan adalah kebenaran. Kebenaran dimanapun dan kapanpun adalah sama”. Selain itu, pendidikan dipandang sebagai suatu persiapan untuk hidup, bukan hidup itu sendiri.

Tujuan pendidikan

Bagi perenialist bahwa nilai-nilai kebenaran bersifat universal dan abadi, inilah yang harus menjadi tujuan pendidikan yang sejati. Sebab itu, tujuan pendidikannya adalah membantu peserta didik menyingkapkan dan menginternalisasikan nila-nilai kebenaran yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam hidup.

Sekolah

Sekolah merupakan lembaga tempat latihan elite intelektual yang mengetahui kebenaran dan suatu waktu akan meneruskannya kepada generasi pelajar yang baru. Sekolah adalah lembaga yang berperan mempersiapkan peserta didik atau orang muda untuk terjun kedalam kehidupan. Sekolah bago perenialist merupakan peraturan-peraturan yang artificial dimana peserta didik berkenalan dengan hasil yang paling baik dari warisan sosial budaya.

Kurikulum

(9)

sebab demikianlah hakikat manusia. Mata pelajaran yang mempunyai status tertinggi adalah mata pelajaran yang mempunyai “rational content” yang lebih besar.

Metode

Metode pendidikan atau metode belajar utama yang digunakan oleh perenialist adalah membaca dan diskusi, yaitu membaca dan mendikusikan karya-karya besar yang tertuang dalam the great books dalam rangka mendisiplinkan pikiran.

Peranan guru dan peserta didik

Peran guru bukan sebagai perantara antara dunia dengan jiwa anak, melainkan guru juga sebagai “mirid” yang mengalami proses belajar serta mengajar. Guru mengembangkan potensi-potensi self-discovery, dan ia melakukan

moral authority (otoritas moral) atas murid-muridnya karena ia seorang propesional yang qualifiet dan superior. 8[8]

BAB III PENUTUP

(10)

Kesimpulan

1. Pengertian pherenialisme

Perenialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi.

2.Sejarah pherenialisme

Aliran perenialisme lahir pada abad 20 sebagai reaksi terhadap pendidikan progresif.

3.Pandangan pherenialisme dalam pendidikan

Pendidikan harus mengangkat pencarian kebenaran manusia yang berlangsung terus menerus. Keberanian apapun akan selalu benar dimanapun berada, kebenaran bersifat universal dan tidak terikat oleh waktu.

Pendidikan harus menstimulus para siswa untuk berfikir secara signifikan.

(11)

Bamadib, Filsafat Pendidikan, Bandung: Mizan, 1990

Chaedra Alwasiah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2008

Dinn Wahyuni, dkk, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Uneversitas Terbuka, 2010

Djumransyah, Filsafat Pendidikan, Bayumedia, 2004

Hamdani Ali, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Kota Kembang, 1986 Sa’dullah, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2009

Santoso, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Agung Harapan, 2012

Referensi

Dokumen terkait

1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas di bidang teknik industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu bersaing serta memiliki sikap wirausaha

Berdasarkan hasil uji Post Hoc, untuk mengetahui konsentrasi efektif minyak atsiri kulit jeruk bergamot dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 1%

Penolakan Ho berarti koefisien regresi adalah signifikan atau tidak dapat dianggap sama dengan nol, sehingga variabel citra merek, kualitas produk kualitas pelayanan dan

Pembelajaran dengan pendekatan JAS memberi kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi lingkungan, mengkonstruksi pengetahuannya sendiri (dari kegiatan meng- amati

Hal yang terpenting, dengan membeli produk The Body Shop di Indonesia, maka aka nada bagian yang disisihkan dari nilai pembelian untuk mendukung program The Body

Hasil pengujian parameter kualitas limbah cair keluaran IPAL (Outlet) ditabulasikan pada Tabel 2.11 dan menunjukkan bahwa secara umum kualitas air limbah yang dihasilkan oleh

Pemberian asam humat mampu meningkatkan ketersediaan hara NPK, mengubah aktivitas enzim sukrase, urease dan fosfatase dan meningkatkan metabolisme zat dalam tanah serta

Agenda-agenda untuk membangun Papua yang damai perlu dilakukan lebih serius oleh berbagai pihak secara khusus pemerintah untuk mendorong penyelesaian masalah tanpa kekerasan