• Tidak ada hasil yang ditemukan

Logika, Himpunan, dan Pembuktian Dalam Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Logika, Himpunan, dan Pembuktian Dalam Matematika"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MATERI MATRIKULISI

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNJA

Oleh

(3)

Matematika Ekonomi 3

Ruang Lingkup

:

Himpunan, Hubungan, Fungsi, Kalkulus,

dan Matriks.

Sasaran

:

Mahasiswa Program Studi Agribisnis yang

diterima pada

Program Pascasarjana

Fakultas pertanian Univ. Jambi

Tujuan

:

(4)

Matematika Ekonomi 4

• Kompetensi:

• Mampu menyelesaikan persoalan

Ekonomi dan Bisnis dengan alat analisis

Matematika.

• Literatur

• Chiang A.C, 1984. Fundamental Methods

of Mathematical Economics. Third Edition,

Mc Graw-Hill Book Inc. New York

(5)

Matematika Ekonomi 5

Materi:

• Pegertian Matematika

• Himpunan

• Sistem Bilangan

• Fungsi

• Fungsi Linear

• Fungsi non Linear

(6)

ASAL KATA

Asal kata : MATHEIN artinya mempelajari atau

belajar. Dengan mempelajari mate-

matika, seseorang akan terbiasa

mengatur jalan pemikirannya dgn

sistematis.

B

erpikir matematis:

Seseorang yg hendak menem-puh jarak 2 mil akan MEMILIH naik mobil dari pada jalan kaki, kecuali jika waktunya banyak terluang atau sedang berolah raga.

(7)

Matematika Ekonomi 7

Berpikir matematis:

Untuk dapat mengenderai mobil, harus belajar

menyupir. Untuk dapat supir mobil yang baik,

dia perlu pengetahuan matematika.

Matematika, merupakan sarana = pendekatan

untuk suatu analisa.

(8)

Matematika Ekonomi 8 Ekonomi dan Matematika Ekonomi

Analisis ekonomi tidak berbeda jika menggunakan pendekatan matematis dibanding dengan tanpa pendekatan matematis. Bedanya/keuntungannya: a. Dengan pendekatan matematis, persoalan atau

pokok bahasan menjadi sederhana.

b. Dengan pendekatan matematis, berarti mengaktif-kan logika dengan asumsi-asumsinya.

c. Dapat memakai sebanyak n variabel dalam meng-gambarkan sesuatu (hubungan antar variabel)

(9)

Matematika Ekonomi 9 Kelemahannya pendekatan matematis:

a. Bahasa matematis tidak selalu mudah

dimengerti oleh ahli ekonomi sehingga sering menimbulkan kesukaran.

Contoh Y = f(X), dalam ilmu ekonomi bagaimana mengartikan persamaan matematis tersebut, mis dalam: permintaan, produksi, pendapatan nas, dll. sehingga ahli ekonomi sulit memetik keuntungan dari matematika.

b. Seorang ahli ekonomi yang memiliki pengetahuan dasar matematika, ada kecenderungan:

(10)

Matematika Ekonomi 10 (2) membuat beberapa asumsi yang kurang tepat

demi memudahkan pendekatan matematis atau statistis. Artinya, lebih banyak berbicara matematika dan statistika dari pada prinsip/ teori ekonomi.

Kesimpulan dari bahasa adalah:

1. Matematika merupakan pendekatan bagi ilmu ekonomi.

2. Pendekatan matematis merupakan “ mode of transportation” yaitu membawa pemikiran

(11)

Matematika Ekonomi 11 Matematika Ekonomi dan Ekonometrika

(12)

Matematika Ekonomi 12

Diterima DitolakTeori DisempurnakanTeori

deduktif

(13)

Matematika Ekonomi 13 Bidang Matematika Ekonomi yang dibahas:

(14)

Matematika Ekonomi 14

HIMPUNAN = GUGUS

Silabus:

Definisi, pencatatan dan himpunan khas

• Himpunan Bagian

(15)

Matematika Ekonomi 15

1. Definisi, pencatatan dan himpunan khas

Himpunan adalah kumpulan dari

obyek-obyek yg memiliki

sifat

tertentu.

Sifat ini

menjadi penciri yg membuat obyek/unsur

itu termasuk dalam himpunan yang sedang

dibicarakan.

Himpunan dilambangkan : A, B, X, …, Z

(kapital)

Obyek atau unsur atau elemen

dilambang-kan a,b,c, … atau 1, 2, 3, …

(16)

Matematika Ekonomi 16

bilangan bulat positip: 2, 3, dan 4.

b. Pendefinisian sifat: X = { x / x bil. genap}

X = nama himpunan

x = obyek/unsur/elemen

tanda “/” dibaca dengan syarat

x bil genap = sifat atau ciri

(17)

Matematika Ekonomi 17 Cara pendefinisian sifat yang lain:

J = { x / 2 < x < 5 } x merupakan unsur

Sifat: bilangan nyata 2 < x < 5, baca himpunan

semua bilangan nyata lebih besar dari 2 dan lebih kecil dari 5

Himpunan khas:

a. Himpunan Semesta (S) atau Universum (U)

Merupakan himpunan keseluruhan obyek yang sedang dibicarakan S = { x / x bilangan ganjil }, berarti semua bil ganjil b. Himpunan kosong (emty set)

(18)

Matematika Ekonomi 18 Perhatikan: P = { 2, 3, 4 }

Untuk menyetakan keanggotaan dicatat dengan “€” Jadi: 2 € P 3 € P

4 € P.

Tanda € baca “unsur” atau “elemen” atau “didalam” Sebaliknya, 5, 6 tidak termasuk unsur P

dicatat 5 € P

(19)

Matematika Ekonomi 19

2. Himpunan bagian

Suatu himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B, jika dan hanya jika setiap

unsur A juga merupakan unsur himpunan B.

Perhatikan: himp. bagian terjadi apabila dari

(20)

Matematika Ekonomi 20 Contoh: X = { 1, 2, 3, 4 }

Himpunan bagiannya:

a.Memilih semua unsur: X4 = { 1, 2, 3, 4 } b.Memilih tiga unsur X31 = { 1, 2, 3 }

X32 = { 1, 2, 4 } X33 = { 1, 3, 4 } X34 = { 2, 3, 4 }

c. Memilih dua unsur X21 = { 1, 2 }; X22 = { 1, 3 } X23 = { 1, 4 }; X24 = { 2, 3 }

(21)

Matematika Ekonomi 21 d. Memilih 1 unsur: X11 = { 1 }; X12 = { 2 }

X13 = { 3 }; X14 = { 4 } e. Tanpa memilih X0 = { }

Jumlah himpunan bagian dari 1 himp. = 2n

1 elemen: 1  2 himp bag 2 elemen: 1 2 1  4 himp bag 3 elemen: 1 3 3 1  8 himp

bag 4 elemen: 1 4 6 4 1  16

himp bag 5 elemen: 1 5 10 10 5 1  32 himp bag

(22)

Matematika Ekonomi 22

(23)

Matematika Ekonomi 23

3. Pengolahan (operasi) Himpunan

Operasi matematis: penjumlahan, penggandaan, pembagian. Operasi himpunan: gabungan

(union), potongan (irisan) dan komplemen. Operasi Gabungan ( U )

A U B = { x / x ε A atau x ε B }

A U B baca: A union B; A gabung B; A atau B. Jika A = { 3, 5, 7 ); B = { 2, 3, 4, 8 }

(24)

Matematika Ekonomi 24 Dalam diagram Venn, A U B adalah daerah diarsir

A B

S

Sifat-sifat gabungan

(25)

Matematika Ekonomi 25 Operasi potongan (irisan) = ∩

A ∩ B = { x / x ε A dan x ε B }

A ∩ B, baca A irisan B; atau A dan B

Misal: A = { 0, 5, 10, 15 } dan B = { 1, 5, 8, 15, 17 } A ∩ B = { 5, 15 }

Dalam diagram Venn, A ∩ B adalah daerah diarsir:

A B

(26)

Matematika Ekonomi 26 Sifat : a. A ∩ B = B ∩ A (hukum komutasi)

b. (A ∩ B) A dan (A ∩ B) B

Operasi selisih

Selisih himpunan A dan B, dicatat dengan A – B A – B = { x / x € A, tetapi x € B }

Diagram Venn A – B sebagai berikut:

A B

(27)

Matematika Ekonomi 27 Misal: A = { a, b, c, d }; B = { f, b d, g }

A – B = { a, c } serta B – A = { f, g } A – B sering dibaca “A bukan B”. Sifat: a (A – B) A; (B – A) B

(28)

Matematika Ekonomi 28 Komplemen

A’ = { x / x € S, tetapi x € A } A’ baca “komplemen A” atau “bukan A”

Misal: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, … } himp.bil bulat positip

A = { 1, 3, 5, 7, 9, . . . } bil. bulat positip ganjil A’ = { 2, 4, 6, 8, 10. . . } bil. bulat positip genap

Diagram Venn untuk komplemen sbb: (diarsir) S

A A’

(29)

Matematika Ekonomi 29 Sifat: a. A U A’ = S

b. A ∩ A’ = ø c. (A’)’ = A

Latihan 1

Gambarkan sebuah diagram venn untuk

menunjukkan himpunan universal S dan himpunan-himpunan bagian A serta B jika:

(30)

Matematika Ekonomi 30 Latihan 2

Isilah cell dibawah ini dengan tanda keanggotaan himpunan: € atau €

A B A∩B AUB (A∩B)’ (AUB)’

€ €

€ €

€ €

(31)

Matematika Ekonomi 31

Hubungan

Himpunan Hasil kali Cartesius

Apabila ada dua himpunan X dan Y masing-masing x ε X dan y ε Y, maka dari dua himpunan terserbut dapat disusun himpunan yang beranggotakan pasangan urut atau pasangan tersusun (x, y).

Contoh sederhana, misalkan nilai ujian mate-matika diberi dari angka 1 hingga 4, sedang-kan pekerjaan rumah diberi angka 1 hingga 3.

Jadi : X = {1, 2, 3, 4} sedangkan Y = {1, 2, 3}

(32)

Matematika Ekonomi 32

Cara mendapatkan himpunan X x Y tsb:

X 1 2 3

1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) 2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) 3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) 4 (4, 1) (4, 2) (4, 3)

X x Y = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3), (3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}

(33)

Matematika Ekonomi 33 Himpunan hasil kali Cartesius dapat digambarkan

(34)

Matematika Ekonomi 34

Daerah dan Wilayah (Range) hubungan

• Perhatikan kembali Himpunan hasil kali

Cartesius:

H = {(1,1), (1,2), (1,3), (2,1), (2,2), (2,3),

(3,1), (3,2), (3,3), (4,1), (4,2), (4,3)}

Himpunan unsur-unsur pertama pasangan

urut, disebut dengan Daerah hubungan

• D

h

= {1, 2, 3, 4}

(35)

Matematika Ekonomi 35

Kesimpulan:

• Himpunan hasil kali Cartesius adalah

himpunan pasangan urut atau tersusun

dari (x, y) dimana setiap unsur x € X

dipasangkan dengan setiap unsur y € Y.

• X x Y = { (x, y) / x € X, y € Y }

• Daerah hubungan

D

h

= { x / x € X}

(36)

Matematika Ekonomi 36

(37)

Matematika Ekonomi 37

2. Tanda pertidaksamaan

• Tanda < melambangkan “lebih kecil dari”

• Tanda > melambangkan “lebih besar dari”

• Tanda ≤ “lebih kecil dari atau sama dengan”

• Tanda ≥ “lebih besar dari atau sama dengan”

3. Sifat

• Jika a ≤ b, maka –a ≥ -b

• Jika a ≤ b dan x ≥ 0, maka x.a ≤ x.b

• Jika a ≤ b dan x ≤ 0, maka x.a ≥ x.b

(38)

Matematika Ekonomi 38

Fungsi

Silabus:

a. Pengertian

b. Macam-macam fungsi

c. Fungsi Linear

(39)

Matematika Ekonomi 39

Hubungan dengan kasus diatas, bahwa untuk setiap nilai x dihubungkan (hanya terdapat satu) nilai y

yang sesuai, disebut dengan bentuk hubungan atau

fungsi. Jelasnya fungsi LINEAR

Pengertian

Himpunan hasil kali Cartesius ini dikenal dgn

(40)

Matematika Ekonomi 40 Fungsi disebut juga TRANSFORMASI, jadi x di

(41)

Matematika Ekonomi 41 Transformasi mengandung pengertian yang luas: a. x menentukan besarnya nilai y

simbol “f” diartikan sebagai “aturan” transformasi unsur himp. X kedalam himpunan Y

Lebih spesifik: Fungsi: suatu bentuk hubungan

matematis yang menyatakan hubungan ketergan-tungan (hub fungsional antara satu variabel

dengan variabel lain

(42)

Matematika Ekonomi 42 Perhatikan: y = f(x)

x merupakan sebab (variabel bebas) y akibat dari fungsi (variabel terikat) Himpunan semua nilai-nilai x, disebut sebagai

Domain atau Daerah fungsi (Df) dan nilai y disebut dengan Range atau Wilayah fungsi (Rf = Wf).

Df = { x / x ε X } Wf = { y / y ε Y }

Misal: Biaya total C dari suatu perusahaan setiap hari merupakan fungsi dari output Q tiap hari:

C = 150 + 7Q. Perusahaan memiliki kapasitas limit sebesar 100 unit per hari.Berapa Daerah dan Range dari fungsi biaya?

Jawaban:

Df = { Q / 0 ≤ Q ≤ 100 }

(43)
(44)
(45)

Matematika Ekonomi 45 b. Fungsi Rasional

(46)

Matematika Ekonomi 46

Fungsi linear

• Fungsi linear merupakan bentuk yang paling dasar dan sering digunakan dalam analisa ekonomi

• Fungsi linear merupakan hubungan sebab-akibat dalam analisa ekonomi – misalnya: - antara permintaan dan harga

- invests dan tingkat bunga

- konsumsi dan pendapatan nasional, dll

(47)

Matematika Ekonomi 47 • Bentuk umum

• Diturunkan dari fungsi polinom: y = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn

• Disebut fungsi linear jika n = 1 yaitu

y = a + bx

bentuk umum

Contoh:

y = 4 + 2x  a = 4 b = 2

Pengertian: a = 4 = penggal garis pada sumbu vertikal y

(48)

Matematika Ekonomi 48

a = lereng garis atau ∆y/Δx

(49)

Matematika Ekonomi 49 • Perhatikan bahwa lereng fungsi linear selalu

konstan.

Latihan-1 y = 4 + 2x

(50)

Matematika Ekonomi 50

Lengkapi tabel berikut dari garis: y = 4 + 2x

(51)

Matematika Ekonomi 51

Kurva (grafik) fungsi

• Fungsi Linear, kurvanya garis lurus karena lerengnya sama.

• Misalkan y = 36 – 4x

maka a = -4  (∆y/∆x) b = 36

• Menggambarkan kurvanya cukup mencari titik potong (penggal) dengan:

sumbu x dan penggal dengan sumbu y • Hubungkan kedua titik penggal tersebut

(52)

Matematika Ekonomi 52

Grafik:

y

x

36

9 0

18 y = 36 – 4x

(0,36)

(9,0)

(53)

Matematika Ekonomi 53 • Gambarkan grafik fungsi:

• y = 2 + 4x

• Titik penggal dg sb x  y = 0, x = -1/2, (-1/2, 0) Titik penggal dg sb y  x = 0, y = 2, (0,2)

• Gambarkan :

y

x 0

(54)

Matematika Ekonomi 54

Fungsi non linear (kuadratik)

• Fungsi non linear juga merupakan bentuk yang sering digunakan dalam analisa ekonomi

• Sebagaimana fungsi linear, fungsi non linear juga merupakan hubungan sebab-akibat

• Fungsi linear adalah fungsi polinom, tetapi n = 2 atau fungsi polinom derajad-2.

Bentuk umum

• Diturunkan dari fungsi polinom:

y = a

0

+ a

1

x + a

2

x

2

+ . . . + a

n

x

n

• Disebut fungsi kuadratik jika n = 2 dan a

2

±

0, yaitu y = a

0

+ a

1

x + a

2

x

2

(55)

Matematika Ekonomi 55

Menyelesaikan persamaan ini dapat melalui dua

cara: 1.

Faktorisasi

Maksudnya, menguraikan ruas utama fungsi tersebut menjadi bentuk perkalian

ruas-ruasnya atau disebut bentuk perkalian dua

(56)

Matematika Ekonomi 56 Faktorisasi persamaan di atas menghasilkan:

(2 - x)(4 + x) f(x) = g(x).h(x) (2 - x)(4 + x) = 0

(2 - x) = 0, berarti x = 2, di titik (2, 0) (4 + x)= 0, berarti x = -4, dititik (-4, 0)

2. Memakai rumus kuadrat (bujur sangkar) -b ± √ b2 – 4ac

x = ---

2c

- (-2) ± √ (-2)2 – 4(-1)(8)

(57)

Matematika Ekonomi 57 2 ± √ 4 + 32 2 ± 6

x = --- = --- -2 -2

x1 = (2 + 6)/(-2) = -4,  titik (-4, 0) x2 = (2 – 6)/(-2) = 2,  titik (2, 0)

Hasilnya sama dengan cara faktorisasi.

b. Cari titik penggal dengan sb y, pada nilai x = 0

y = 8 – 2x – x

2, untuk x = 0, y = 8, titik (0,8)

(58)

Matematika Ekonomi 58

• Mencari titik maks atau min

• Sifat fungsi kuadratik a. Memiliki titik maks atau min yang disebut titik ekstrim.

Titik maks jika a < 0 dan min jika a > 0

b. Titik maks atau min pada titik (x, y) dengan: -b b2 – 4ac x =

----, dan y = --- 2a -4a

c. Kurvanya simetri pada titik xmaks/min

y = 8 – 2x – x

2

, a < 0

berarti maks

x

maks

= -(-2)/(2)(-1) = -1

y

maks

= [(-2)

2

– 4(-1)(8)]/(-4)(-1) = 36/4

(59)

Matematika Ekonomi 59

• Gambarkan kurvanya:

0 x

(60)

Matematika Ekonomi 60 • Latihan:

(61)

Matematika Ekonomi 61

(62)

Matematika Ekonomi 62

Hubungan dua garis

(63)

Matematika Ekonomi 63

(64)

Matematika Ekonomi 64

Mencari titik potong dua

garis/persamaan

• Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada perpotongan tersebut

• Caranya: (1) Bentuk fungsi harus y = f(x)

(2) samakan kedua fungsi untuk mendapat titik potong

• Cari titik potong fungsi x = 15 – 2y dan 3y = x +3

x = 15 – 2y  y = -(1/2)x + 15/2 3y = x +3 

y = (1/3)x + 1

(65)

Matematika Ekonomi 65 • Untuk mendapatkan y, substitusi x = 78/10 pada

salah satu fungsi:

y = (1/3)x + 1,

untuk x = 78/10; y = (1/3)(78/10) + 1 y = 26/10

(66)

Matematika Ekonomi 66

• Mencari titik potong dua garis/persamaan

(1) 2x + 3y = 21 dan (2) x + 4y = 23

Pada saat dua fungsi berpotongan, maka nilai x dan y sama pada saat perpotongan tersebut.

(67)
(68)

Penggunaan Fungsi dalam ekonomi Analisa keseimbangan pasar

Keseimbangan pasar – Model linear

Asumsi-1: Keseimbangan pasar terjadi jika “ekses demand” = 0 atau (Qd – Qs = 0)

Asumsi-2: Qd = jumlah permintaan adalah fungsi

linear P (harga). Jika harga naik, maka Qd turun.

Asumsi-3: Qs = jumlah penawaran adalah fungsi linear P. Jika harga naik, maka Qs juga naik, dengan syarat tidak ada jlh yang ditawarkan sebelum harga lebih tinggi dari nol.

(69)
(70)

Matematika Ekonomi 70 Kasus lain, keseimbangan dapat dilihat sbb:

Qs = 4 – p2 dan Q

d = 4P – 1

Jika tidak ada pembatasan misalnya, berlaku dalam ekonomi, maka titik potong pada (1, 3), dan (-5, -21) tetapi karena batasan hanya pada kuadran I (daerah positip) maka keseimbangan pada (1, 3)}

(71)

Matematika Ekonomi 71

• Latihan

• Temukan keseimbangan dari Q

d

dan Q

s

(72)
(73)
(74)

Matematika Ekonomi 74 Keseimbangan pasar (lanjutan)

Pada nilai Q dan p berapa terjadi keseimbang-an permintaan dan penawaran dari suatu komoditi tertentu jika:

Qd = 16 – P2 , (Permintaan)

QS = 2p2 – 4p (penawaran)

Gambarkan grafiknya

(75)

Matematika Ekonomi 75 Penjelasan

Pada saat keseimbangan maka Qd = Qs 16 – p2 = 2p2 – 4p

3p2 – 4p – 16 = 0

Ingat fungsi polinom derajad 2 atau n = 2 dengan bentuk umum: ax2 + bx + c

Koefisien a = 3, b = -4, dan c = -16

p = (-b) ± (b2 – 4ac)1/2 = 4 ± (16 + 192)1/2 = 3.1 (+)

Qd = 16 – p2 = 16 - (3.1)2 = 6.4

Jadi keseimbangan tercapai pada Jlh komoditas 6.4 dan harga 3.1. Atau (Q, p) = (6.4 , 3.1)

(76)

Matematika Ekonomi 76 Grafik:

Fungsi Permintaan: Qd = 16 – p2

a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 16, (16,0) b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 16 – p2 = 0

(p – 4)(p + 4). p – 4 = 0, p = 4, ttk (0, 4) p + 4 = 0, p = -4, ttk (0, -4) c.Titik maks/min: (Q,p)

Q = (-b/2a) = 0/-2 = 0

p = (b2 – 4ac)/(-4a) = 0 – 4(-1)(16)/(-4)(-1)) = 16

(77)

Matematika Ekonomi 77 Grafik:

Fungsi penawaran Qs = 2p2 – 4p

a. Titik potong dengan sb Q  p = 0; Q = 0, (0,0) b. Titik potong dengan sb p  Q = 0; 2p2 – 4p = 0

Atau 2p(p – 2) = 0; 2p = 0; p = 0; ttk pot (0, 0) (p – 2) = 0; p = 2; ttk pot ( 0, 2) c. Titik maks/min: (Q,p)

Q = (-b/2a) = 4/4 = 1

p = (b2 – 4ac)/(-4a) = (-4)2 – 4(2)(0)/(-4)(2) = 2

(78)

Matematika Ekonomi 78 Grafik:

Q

p

Qd

6.4 3.14

16

0

2

Qs

Apa yang terjadi jika p = 3.5 dan p = 2.5

(79)

Matematika Ekonomi 79 Penjelasan ekses suplai dan ekses demand

Qs

Qd

Ekses demand mendorong harga naik, dan ekses

(80)

Matematika Ekonomi 80

DERIFATIF

1.1. Pengantar Kalkulus

Kalkulus khususnya bahasan matematika tentang a. Fungsi

b. Derivatif atau fungsi turunan c. Derivatif parsial dan

d. Integral

sangat luas penggunaannya dalam ilmu

ekonomi.Khusus tentang derivatif (kalkulus

dife-rensial) dapat diinventarisir aplikasinya dalam ilmu ekonomi diantaranya:

(81)

Matematika Ekonomi 81

2) Elastisitas produksi

3) Biaya total, rata-rata dan marginal

4) Revenue dan marginal revenue

5) Maksimisasi penerimaan dan profit.

6) dll.

Pendekatan matematis yang sangat pesat

dewasa ini membuat seorang ahli ekonomi

termasuk Agric. Economist, atau

agribussines manager perlu mendalami

pengetahuan kalkulus diferensial dan

inte-gral.

Untuk kesempatan ini, kalkulus

(82)

Matematika Ekonomi 82 1.2. Limit fungsi

Pandanglah fungsi h yang diberikan dengan persamaan:

h(x) = ---2x

2 + x - 3

x - 1

(83)

Matematika Ekonomi 83

h(x) = --- = --- = 2x + 32x2 + x - 3 x - 1

(x-1)(2x +3) x - 1

Untuk tujuan ini, fungsi tersebut diuraikan atas fak-tornya, sehingga:

Demikian juga jika g(x) = ---, nilainya akan tak x

2 - 4

x - 2 tentu, untuk x = 2

Karena itu g(x) disederhanakan menjadi:

(84)

Matematika Ekonomi 84 Fungsi h dengan persamaan diatas grafik sebagai

berikut:

(85)

Matematika Ekonomi 85 Keadaan di atas, dicatat sebagai:

lim h(x) = lim --- = 5

x1 x1

2x2 + x - 3 x - 1

Baca: limit fungsi h(x) untuk x menuju 1

Demikian juga dengan g(x) di atas

lim g(x) = lim --- = 4. x2 - 4 x - 2

(86)

1.3. Pengertian Derivatif

Suatu fungsi dengan persamaan y = f(x)

mempunyai nilai (terdefinisi) pada x = x

0

dan

y = f(x) kontinu di titik tersebut, maka:

(87)
(88)
(89)

Matematika Ekonomi 89

lim Δy/Δx = f(x + Δx) – f(x)

adalah turunan fungsi tsb yaitu: y’ = f’(x) = dy/dx

Contoh. Cari turunan y = f(x); y = x2 + 1,

dititik x = 5.

Jika x ditambah sebesar Δx, maka y akan bertambah sebesar Δy.

y + Δy = (x + Δx)2 + 1

y = x2 + 1 (-)

---Δx

(90)

Matematika Ekonomi 90

Dengan pengurangan:

Δy = (x + Δx)

2

+ 1 – x

2

– 1

= x

2

+ 2xΔx + (Δx)

2

+ 1 – x

2

– 1

= 2xΔx + (Δx)

2

Δy/Δx = 2x Δx + (Δx)

2

Δx

= 2x + Δx

lim Δy/Δx = lim 2x + lim Δx

dy/dx = 2x + 0 = 2x dititik x = 5,

berarti dy/dx untuk x = 5 adalah 10.

(91)

Matematika Ekonomi 91

1.4 Rules of differentiation

Rule 1: Derivative of a power function

.

Fungsi pangkat (power function) y = x

n

y + Δy = (x + Δx)

n

Δy = (x + Δx)

n

– y

Δy = (x + Δx)

n

– x

n

Ingat kembali bil. Binom Newton

(a + b)

2

= a

2

+ 2ab + b

2

(a + b)

4

= a

4

+ 4a

3

b + 6a

2

b

2

+ 4ab

3

+ b

4

= C(0, 4)a

4

+ C(1, 4)a

3

b +

(92)

Matematika Ekonomi 92

C(i, n)

baca kombinasi tingkat i dari n

unsur.

C(i, n)

adalah teori kombinasi yang

menyatakan memilih sebanyak i unsur dari

suatu himpunan untuk menjadi anggota

himpunan bagiannya.

C(0, 4)

berarti kombinasi tingkat 0 dari 4

unsur.

C(i, n) = ---

n !

(93)

Matematika Ekonomi 93 n! = n(n-1)(n-2)(n-3) …

4! = 4. 3. 2. 1 = 24 0! = 1

Sekarang: Δy = (x + Δx)n – xn

= C(0, n)xn + C(1, n)xn-1Δx +

C(2, n)xn-2Δx2 +

C(3, n)xn-3Δx3 +

C(4, n)xn-4Δx4 +

………… +

C(n-1, n)xΔxn-1 - xn

(94)
(95)

Matematika Ekonomi 95 Δy = (x + Δx)n – xn

= xn + nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +

C(3, n)xn-3Δx3 +

C(4, n)xn-4Δx4 +

…… + C(n-1, n)xΔxn-1 - xn

= nxn-1Δx + n(n-1)xn-2Δx2 +

C(3, n)xn-3Δx3 +

C(4, n)xn-4Δx4 +

…… + C(n-1, n)xΔxn-1

(96)
(97)

Matematika Ekonomi 97

Rule 2: Multiplication by a constant

.

y = f(x)= cx

2

, c adalah konstanta, dy/dx?

y + Δy = c(x + Δx)

2

Δy = cx

2

+ c2xΔx + c(Δx)

2

– cx

2

= c2xΔx + c(Δx)

2

---- = c2x + c(Δx)

lim ---- = lim c2x , Jadi dy/dx = c2x

Δy Δx

Δy Δx

(98)

Matematika Ekonomi 98

Contoh: y =f(x) = 5x

2

f’(x) = 5(2)x

2-1

= 10x

Rule 3: Derivative of a sum

f(x) = g(x) + h(x)

Dengan pembuktian yang sama spt

rule (1) dan (2) diperoleh:

f’(x) = g’(x) + h’(x)

(99)

Matematika Ekonomi 99

Derivatif penjumlahan dua fungsi atau lebih

sama dengan pengurangan atau selisih.

f(x) = g(x) – h(x);

f’(x) = g’(x) – h’(x).

Contoh:

Cari derivatif f(x) = 7x

4

+ 2x

3

– 3x + 37

g(x) = 7x

4

; g’(x) = 28x

3

h(x) = 2x

3

; h’(x) = 6x

2

k(x) = -3x; k’(x) = -3

l(x) = 37; l’(x) = 0

(100)

Matematika Ekonomi 100

Rule 4: derivative of a product

Fungsi hasil kali berbentuk

y = f(x) = g(x).h(x)

f’(x) = g(x).h’(x) + h(x).g’(x)

Contoh: y = f(x) = (2x + 3)(3x

2

)

g(x) = (2x + 3); g’(x) = 2

h(x) = 3x

2

; h’(x) = 6x

Jadi:

f’(x) = (2x + 3)(6x) + (3x

2

)(2)

= 12x

2

+ 18x + 6x

2

(101)

Matematika Ekonomi 101

Rule 5: derivatif of a quotient

Bentuk umum hasil bagi dua fungsi:

y = f(x) = g(x)/h(x).

(102)

Matematika Ekonomi 102

Contoh: f(x) = (2x – 3)/(X + 1).

g(x) = 2x – 3; g’(x) = 2

h(x) = x + 1; h’(x) = 1

f’(x) = (2)(x + 1) – (1)(2x – 3)

= 2x + 2 – 2x + 3 = 5

(x + 1)

2

(103)
(104)

Matematika Ekonomi 104 Contoh: Misalkan x adalah lahan, yang dapat

menghasilkan y unit gandum dan z adalah roti yg terbuat dari gandum. Umpamakan setiap unit

lahan (x) dihasilkan 2 unit gandum (y) sehingga: y = 2x

Untuk setiap unit gandum (y) dapat diproduksi 15 unit roti (z), yang digambarkan sebagai:

z = 15y

(105)

Matematika Ekonomi 105 dy/dx merupakan perubahan y apabila sejumlah kecil perubahan x yaitu

dy/dx = 2

Perubahan z apabila ada perubahan y dz/dy = 15

Oleh karena itu perubahan z apabila ada perubah-an x menjadi:

(106)

Matematika Ekonomi 106 Contoh: Jika y = uv, dimana u = s3 dan s = 1 – x.

v = t2 dan t = 1 + x2

u = s3,  du/ds = 3s2

s = 1 – x  ds/dx = -1

v = t2,  dv/dt = 2t

t = 1 + x2  dt/dx = 2x

y = uv, adalah bentuk hasil kali berarti dy/dx = u.dv/dx + v.du/dx

= u(dv/dt)(dt/dx) + v(du/ds)(ds/dx) = s3(2t)(2x) + t2(3s2)(-1)

= 4s3tx -3t2s2 = s2t(4sx – 3t)

(107)

Matematika Ekonomi 107 Contoh: Jika y = (1 + x2)3, dapatkan dy/dx.

Dengan memakai derivatif fungsi berantai: Mis u = 1 + x2, dan oleh karena itu y = u3

(108)

Matematika Ekonomi 108 1.5. Derivatif of higher order

Jika y = f(x), maka derivatif pertama dicatat sebagai dy/dx atau f’(x). Derivatif kedua

dilambangkan dengan:

d2y/dx2 atau f”(x) atau y”

Demikian seterusnya untuk derivatif yang lebih tinggi. Semua hukum-hukum yang sudah dibahas, berlaku untuk mencari derivatif orde yang lebih tinggi.

Contoh: Hitung derivatif y = f(x) = x3 – 3x2 + 4,

(109)

Matematika Ekonomi 109

f(x) = x

3

– 3x

2

+ 4, f(2) = 8 – 12 + 4 = 0

f’(x) = 3x

2

– 6x, f’(2) = 12 – 12 = 0

(110)

Matematika Ekonomi 110 1.5 Derivatif parsial

Teknik ini digunakan untuk suatu fungsi lebih dari satu variabel. z = f(x, y) atau z = f( u, v, x) dst Banyak kejadian terdiri dari beberapa variabel. Contoh: Qd = f(h, hkl, sK, i,)

dimana h = harga komoditi itu sendiri hkl = harga komoditi lain

sK = selera konsumen

i = income

Umpamakan kita berhadapan dengan fungsi:

(111)

Matematika Ekonomi 111 Derivatifnya disebut derivatif parsial atau turunan

parsial dari z ke x dan dilambangkan dengan: ∂z/∂x atau ∂f/∂x atau fx

Demikian juga jika x dianggap tetap, maka derivatif parsial ke y dapat dihitung, dan dilambangkan dg:

∂z/∂y atau ∂f/∂y atau fy

Derivatif parsial z ke x didefinisikan sebagai: ∂z/∂x = lim Δz/Δx = lim f(x + Δx, y) – f(x, y)

Δx

Δx->0 Δx->0

Derivatif parsial z ke y didefinisikan sebagai: ∂z/∂y = lim Δz/Δy = lim f(x,y + Δy) – f(x, y)

Δy

(112)

Matematika Ekonomi 112 Contoh: Jika z = 3x2 + 2xy – 5y2 ,maka:

∂z/∂x = 6x + 2y ∂z/∂y = 2x – 10y

Derivatif parsial kedua juga dapat dicari sbb: Contoh: z = (x2 + y2)3

∂z/∂x = fX = 3(x2 + y2)2(2x) = 6x(x2 + y2)2

∂z/∂y = fy = 3(x2 + y2)2(2y) = 6y(x2 + y2)2

∂2z/∂x2 = fXX = 12x(x2 + y2)(2x) = 24x2(x2 + y2)

∂2z/∂y2 = fyy = 12y(x2 + y2)(2y) = 24y2(x2 + y2)

∂2z/ ∂y∂x = fyx = 12x(x2 + y2)(2y) = derivatif ∂z/∂x

thd y

24xy(x2 + y2).

(113)

Matematika Ekonomi 113 Simbol derivatif parsial ∂z/∂x

juga dilambangkan ∂f/∂x atau fx.

Fungsi turunan kedua dilambangkan: ∂2z/∂x2 atau ∂2f atau fxx

Fungsi turunan fx terhadap y dilambangkan fyx

Fungsi turunan fy terhadap x dilambangkan fxy

(114)

Matematika Ekonomi 114

Maksimum dan minimum

y = f(x) akan maksimum pada saat:

dy/dx = 0 dan d2y/dx2 < 0

akan minimum pada saat:

dy/dx = 0 dan d2y/dx2 > 0

akan mempunyai titik belok (inflection point) pada: dy/dx = 0

(115)

Matematika Ekonomi 115 Apabila fungsinya lebih dari dua variabel:

z = f(x, y) atau f(x1, x2),

Maksimum jika fx = 0, fy = 0

fxx < 0, fyy < 0 fxxfyy – (fxy)2 > 0

Minimum jika fx = 0, fy = 0

(116)

Matematika Ekonomi 116 Contoh: Periksa apakah fungsi berikut ini

mempu-nyai titik maksimum, minimum atau titik belok dan hitung nilai f(x) pada titik tersebut.

y = f(x) = -x2 + 4x + 7

dy/dx = -2x + 4 = 0; nilai x = 2

d2y/dx2 = -2 < 0; berarti mempunyai titik maks.

pada x = 2.

(117)

Matematika Ekonomi 117 Contoh: Tentukan nilai ekstrim (maks/min) dari:

z = x2 + xy + y2 – 3x + 2

Langkah-langkah:

a. Derivatif pertama: fx = 2x + y – 3

fy = x + 2y b. fx = 0 dan fy = 0

2x + y – 3 = 0 x + 2y = 0

Dari 2x + y – 3, didapat y = 3 – 2x.

Substitusi y = 3 – 2x ke persamaan x + 2y = 0 didapat x + 2(3 – 2x) = 0; x + 6 – 4x = 0

(118)

Matematika Ekonomi 118

Untuk x = 2, y = 3 – 2(2) = -1.

Artinya titik (2, -1) merupakan titik maks atau min

c. Uji dengan derivatif kedua:

fxx = 2; fyy = 2; fxy = fyx = 1

fxxfyy – (fxy)2 = 2.2 – 12 = 3 > 0

artinya fungsi z mempunyai titik minimum pada titik (2, -1).

d. Nilai zmin = (2)2 + (2)(-1) + (-1)2 – 3(2) + 2

(119)

Matematika Ekonomi 119

1.5 Aplikasi dalam ekonomi

1) Elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan adalah persentase

per-ubahan jumlah komoditi diminta

apabila terdapat perubahan harga.

Jika q = komoditi yg diminta,

Δq = perubahannya

(120)

Matematika Ekonomi 120

Contoh: Umpamakan fungsi permintaan q = 18 -2p2

(121)

Matematika Ekonomi 121 Jadi menurut pendekatan definisi

Ed = 7.8%/-0.05% = - 1.56

Dengan pendekatan derivatif:

Ed = (dq/dp)(p/q) = (-4p)(p/q) = - 4p2/q

pada harga p = 2, dan q = 10 Ed = -4(2)2/10 = - 1.60.

(122)

Matematika Ekonomi 122 2) Total Cost, Average cost and marginal cost

TC = f(q),

merupakan fungsi biaya dimana TC = total cost, dan q = produk yang dihasilkan.

TC/q = f(q)/q merupakan fungsi biaya rata-rata. MC = dTC/dq

(123)

Matematika Ekonomi 123

AC

Hubungan TC, AC dan MC, seperti kurva dibawah ini.

MC

VC TC

(124)

Matematika Ekonomi 124 Contoh dengan data diskrit

q FC VC TC AC MC

1 100 10 110 110.00

-2 100 16 116 58.00 6.0

3 100 21 121 40.33 5.0

4 100 26 126 31.50 5.0

5 100 30 130 26.00 4.0

6 100 36 136 22.67 6.0

7 100 45.5 145.5 20.78 9.5

8 100 56 156 19.50 10.5

(125)

Matematika Ekonomi 125

Contoh dengan fungsi biaya:

TC = q3 – 4q2 + 10q + 75.

FC = Fixed Cost = 75

VC = Variable cost = q3 – 4q2 + 10q

MC = dTC/dq = 3q2 – 8q + 10

AC = TC/q = q2 – 4q + 10 + 75/q

3) Revenue and Marginal revenue

Apabila fungsi permintaan diketahui, maka

Total Revenue (TR) adalah jumlah produk yang diminta dikali harga.

(126)
(127)

Matematika Ekonomi 127 4). Fungsi produksi

Seorang produsen dalam teori ekonomi paling tidak harus mengambil dua keputusan apabila dilandasi oleh suatu asumsi produsen berusa-ha memperoleh profit maksimum, adalah:

a. Jumlah produk yang yang akan diproduksi b. Menentukan kombinasi input-input yang digunakan dan jumlah tiap input tsb.

Landasan teknis dari produsen dalam teori

ekonomi disebut dengan FUNGSI PRODUKSI.

(128)

Matematika Ekonomi 128

input xI ditambah terus menerus, sedangkan input

lain tetap, maka fungsi produksi itu tunduk pada hukum : The law of diminishing returns

“bila satu macam input, terus ditambah

penggunaannya sedang penggunaan input lain tidak berubah, maka tam-bahan output yg

dihasilkan dari setiap tambahan input, mulai-mula meningkat, kemudian menurun, dan akhirnya

(129)

Matematika Ekonomi 129 Tambahan output yg didapat karena adanya tam-bahan satu unit input dinamakan Produk Fisik

Marginal (Produk Marginal = PM).

PM = ∂Q/∂xi, i = 1, 2, 3, … , n

Selain produk marginal, fungsi lain yang dapat di-turunkan dari fungsi produksi adalah fungsi

Produk Rata-rata (PR).

PR = Q/x = f(x)/x

(130)
(131)

Matematika Ekonomi 131

Ciri-ciri grafik fungsi produksi dicatat sbb: a. Pada saat PT maks, maka PM = 0

b. Pada saat PR maks, maka PM = PR

c. PR maks pada saat grs lurus dari titik nol (origin) menyinggung kurva PT.

Kurva produksi yang dijelaskan di atas, hanya jika input variabel terdiri atas satu input. Untuk

Q = f(x1, x2)/x3, … , xN)

(132)

Matematika Ekonomi 132

z

x1

(133)

MATRIKS

Matriks artinya sesuatu yang membungkus, yang dibungkus adalah data kuantitatif yang disusun dalam bentuk “baris” dan “lajur”.

Contoh: Harga gula pasir di 3 kota selama 3 bulan (rata-rata)

Kota A B C

J 4000 4500 4200

F 4200 4600 4500

M 4200 4700 4500

(134)
(135)

Matematika Ekonomi 135 Vektor.

(136)

Matematika Ekonomi 136 Beberapa macam bentuk matriks

a. Matriks segi: A = (aij)m.n dengan m = n A = 2 0 2 4

4 1 7 7 1 2 3 4 5 1 4 1

b. Matriks setangkup: B = (bij)n.n, bij = bji

4 x 4

B = 1 0 7 7 0 5 4 3 7 4 2 5 7 3 5 1

(137)
(138)

Matematika Ekonomi 138 Penggandaan matriks

Matriks A = (aij)m.n dapat digandakan dgn B = (bij)p.q jika dan hanya jika lajur matriks A = baris matriks B atau n = p

Cara penggandaan adalah vektor baris x vektor lajur dimana setiap baris A digandakan dengan setiap

lajur B seperti contoh berikut ini. 1 1 0 8 -1

(139)
(140)

Matematika Ekonomi 140 (1)(8) + (1)(1) + (0)(1), (1)(-1) + (1)(1) + (0)(2)

(2)(8) + (4)(1) + (5)(1), (2)(-1) + (4)(1) + (5)(2) (6)(8) + (7)(1) + (8)(1), (6)(-1) + (7)(1) + (8)(2)

9 0 Contoh-2: 3 6 0 x = 25 12 4 2 -7 y

63 17 z

3x + 6y

(141)

Matematika Ekonomi 141 Putaran matriks

Matriks A = (aij)m.n, putarannya adalah A’ = (a’ij)n.m, sedangkan (a’ij) = (aji).

(142)
(143)

Matematika Ekonomi 143 Determinan matriks segi

Determinan suatu matriks segi adalah hasil per-kalian unsur-unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur, dengan tanda tertentu. Determinan

matriks A dicatat det (A) atau |A|

(144)

Matematika Ekonomi 144 Contoh: Cari determinan matriks

(145)

Matematika Ekonomi 145 Untuk matriks dengan dimensi/ukuran 4 x 4, cara

Sarrus tidak dapat digunakan melainkan dicari per-kalian unsur yang tidak sebaris dan tidak selajur.

Pangkat suatu matriks

Suatu matriks segi dengan determinan ± 0, maka

matriks itu disebut berpangkat penuh atau matriks tak

singular. Sebaliknya, disebut matriks berpangkat tak

penuh atau dinamakan matriks singular.

(146)

Matematika Ekonomi 146 Tetapi jika determinannya = 0, maka pangkat matriks B, lebih kecil dari n, yaitu dimensi salah satu anak

matriksnya yang memiliki det ± 0.

Contoh A = 1 1 0 , karena det A = 0, maka

2 -1 1 p(A) ± 3, dan kemungkinan 4 1 1 p(A) = 2.

Untuk memeriksa, ambil salah satu anak matiksnya: A11 = 1 1 , det A11 = - 3 ± 0. Berarti p(A) = 2 2 -1

(147)

Matematika Ekonomi 147 Dalam sistem persamaan linear, yang mencari nilai-nilai x dari sistem persamaan tersebut, maka matriks penyusun persamaan linear dimaksud harus ± 0 atau tak singular atau berpangkat penuh.

Misal: 7x1 - 3x2 – 3x3 = 7 2x1 + 4x2 + x3 = 0 - 2x2 - x3 = 2

Setelah diubah dg perkalian matiks diperoleh

(148)
(149)

Matematika Ekonomi 149 Persamaan linear dan jawabannya.

Persamaan linear adalah himpunan dari persamaan linear dengan beberapa nilai yang hendak dicari.

(150)

Matematika Ekonomi 150 Dengan aturan Cramer, menggunakan cara

determi-nan, sistem persamaan linear di atas dapat diselesai-kan dg cara sbb:

a. Buat persamaan linear menjadi dalam bentuk perkalian matriks.

5 3 x1 = 30 6 -2 x2 8

b. Cari nilai det (A); det A = -28

c. Dapatkan matiks A1 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-1 dengan vektor d.

(151)

Matematika Ekonomi 151 A1 = 30 3

8 -2

d. Dapatkan matriks A2 yaitu matriks A dengan mengganti lajur ke-2 dengan vektor d.

A2 = 5 30 6 8

e. Cari det A1 dan det A2; det A1 = -84; det A2 = -140 f. Nilai x1 = det A1/det A, dan x2 = det A2/A.

(152)

Matematika Ekonomi 152 Contoh 2 7 -1 -1 x1 = 0

10 -2 1 x2 8 6 3 -2 x3 7

A x d

a. Det A = -61

b. Det A1 = 0 -1 -1 = -61; det A2 = 7 0 -1 = -183 8 -2 1 10 8 1

7 3 -2 6 7 -2 det A3 = 7 -1 0 = -244

(153)

Matematika Ekonomi 153 MATRIKS KEBALIKAN

Jika A = (aij)n.n maka matriks kebalikannya dicatat sebagai A-1.

Cara mencari matriks kebalikan: a. Dengan matriks adjoint

(154)

Matematika Ekonomi 154 Mencari matriks kebalikan dengan matiks adjoint

Umpamakan dibicarakan matiks A = a11 a12 a13 a21 a22 a23 a31 a32 a33

Untuk mencari matriks kebalikannya ditempuh lang-kah-langkah sbb:

a. Mencari minor setiap unsur apq atau Mpq, dimana p=q = 1, 2, 3. (baris = p, lajur = q = 1, 2, 3)

Definisi: Minor unsur apq adalah determinan anak matriks dengan menghapus baris p dan

lajur q.

(155)

Matematika Ekonomi 155 a11 a12 a13

a21 a22 a23 a31 a32 a33

Minor unsur a11 = M11 = a22 a23 = a22a33 – a23a32 a32 a33

Minor unsur a12 = M12 = a21 a23 = a21a33 – a23a31 a31 a33

Minor unsur a13 = M13 = a21 a22

(156)

Matematika Ekonomi 156 Minor unsur a21 = M21 = a12 a13 = a12a33 – a13a32

a32 a33

Minor unsur a22 = M22 = a11 a13 = a11a33 – a13a31 a31 a33

Minor unsur a23 = M23 = a11 a12

(157)

Matematika Ekonomi 157 Minor unsur a31 = M31 = a12 a13 = a12a23 – a13a22

a21 a23

Minor unsur a32 = M32 = a11 a13 = a11a23 – a13a21 a21 a23

Minor unsur a33 = M33 = a11 a12

(158)
(159)

Matematika Ekonomi 159 Setelah dapat kofaktor dari setiap unsur, susunlah matriks kofaktor K:

K = α11 α12 α13 α21 α22 α23

α31 α32 α33

Matriks kebalikan dari A = A-1 = (1/det A)(K’)

Perhatikan, kofaktor unsur sebenarnya hanya soal tanda dari minor sauté unsur. Jika indeksnya genap, tandanya + dan jika indeksnya ganjil, tandanya

(160)

Matematika Ekonomi 160 Contoh: Cari matriks kebalikan dari B = 4 1 -1

0 3 2 3 0 7

Matriks kofaktor K= 3 2 0 2 0 3 = 21 6 -9 0 7 3 7 3 0 -7 31 3 1 -1 4 -1 4 1 5 -8 12 0 7 3 7 3 0

1 -1 4 -1 4 1 3 2 0 2 0 3

(161)
(162)

Matematika Ekonomi 162 Untuk menguji, maka: BB-1 = I

4 1 -1 21/99 -7/99 5/99 = 1 0 0 0 3 2 6/99 31/99 -8/99 0 1 0 3 0 7 -9/99 3/99 12/99 0 0 1

(163)

Matematika Ekonomi 163 PENGGUNAAN MATRIKS KEBALIKAN DALAM

EKONOMI (INPUT – OUTPUT Analysis)

Dalam analisis ekonomi dikenal keterkaitan antar in-dustri (atau sektor inin-dustri). Artinya output suatu

sektor dipakai untuk memenuhi sektor lain, dan me-menuhi permintaan akhir rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal maupun ekspor. Sementara

(164)

Matematika Ekonomi 164 Dalam analisis ekonomi, sering hubungan antar satu sektor dgn sektor lain dinyatakan dengan himpunan persamaan linear. Contoh analisis input-output

Leontief.

Dengan notasi matriks model I-O sbb: AX + F = X atau

X - AX = F atau

(I – A)X = F pers matriks Leontief X = F/(I - A) = (I – A)-1. F.

(165)
(166)

Matematika Ekonomi 166

Matriks Kofaktor dari (I – A) adalah

M11 -M12 M13 = 0.66 0.34 0.21 , K’ = 0.66 0.30 0.24

-M21 M22 -M23 0.30 0.62 0.27 0.34 0.62 0.24 M31 -M32 M33 0.24 0.24 0.60 0.21 0.27 0.60

(I – A)-1 = 1/(det (I-A)K’ = 1 1 0.66 0.30 0.24 0.66 0.30 0.24

0.34 0.62 0.24

0.21 0.27 0.60

= 1.72 0.78 0.63 = R

0.90 1.61 0.63

(167)

Matematika Ekonomi 167 Arti dari matriks kebalikan Leontief:

Mis r12 = 0.78, artinya untuk menopang setiap per-mintaan akhir akan produk Industri, harus

(168)

Matematika Ekonomi 168

X = x1 = 1/0.384 [0.66(10) + 0.30(5) + 0.24(6)] = 24.84

x2 1/0.384 [0.34(10) + 0.62(5) + 0.24(6)] = 20.68

x3 1/0.384 [0.21(10) + 0.27(5) + 0.60(6)] = 18.36

Artinya: Berdasarkan permintaan akhir yang ada, maka dira-malkan output sektor pertanian, industri dan jasa

masing-masing akan menjadi 24.84 satuan, 20.68 satuan dan 18.36 satuan.

Dengan analogi yang sama, jika permintaan akhir mau di-naikkan, maka ramalan output tiap sektor dapat diketahui.

(169)

Matematika Ekonomi 169 Penutup: TUHAN Maha Tahu

tetapi tidak pernah memberi tahu !

Mengapa ?

Manusia sudah diberi pikiran dan manusia adalah makhluk

yang berpikir.

Gambar

Gambar di atas, nilai x1 dan x2 dalam X, dihubung-kan dengan nilai y1 dalam Y, dengan bentuk y = f(x)
Grafik dengan lereng negatip
Grafik dengan lereng positip

Referensi

Dokumen terkait

membahas tentang matriks regular kuat dan himpunan bayangan sederhana pada pemetaan linear dalam maks-plus Selanjutnya pada tahun 2003, Butkovic [5]

Di bidang ekonomi atau model regresi statistik sering ditemukan sistem persamaan dengan banyaknya persamaan sama dengan banyaknya variabel dalam hal memperoleh jawaban tunggal

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa subjek melakukan 9 jenis kesalahan yaitu kesalahan dalam menentukan nilai dari persamaan kuadrat, mendaftarkan

Oleh karena itu, dalam skripsi ini dikaji ulang sistem linear dalam aljabar maks-plus, termasuk himpunan bayangan dan matriks reguler kuat dari sistem persamaan linear aljabar

SNSE adalah sebuah neraca ekonomi masukan ganda tradisional berbentuk matriks partisi yang mencatat segala transaksi ekonomi antar agen, terutama sekali antar sektor-sektor di

- persamaan kuadrat - fungsi kuadrat - matriks - program linear - pola bilangan/barisan - deret aritmetika

akan menjadi suatu pernyataan yang benar untuk setiap subtitusi x yang diambil dari himpunan semesta bilangan bulat karena kuantifikasinya berlaku untuk semua

Jika semesta pembicaraan kalimat tersebut adalah R yaitu himpunan semua bilan- gan nyata, maka terhadap relasi ”lebih kecil” yang lazim kita jumpai pada bilangan nyata, kalimat