• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI PEMBUATAN E-KTP di PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DALAM UPAYA MEMBERIKAN INFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOSIALISASI PEMBUATAN E-KTP di PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DALAM UPAYA MEMBERIKAN INFORMASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

15

SOSIALISASI PEMBUATAN E-KTP di PEMERINTAH PROVINSI DAERAH

KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DALAM UPAYA MEMBERIKAN INFORMASI

Panji Suratriadi

Hubungan Masyarakat

AKOM BSI Jakarta

Jl. Kayu Jati 5, No.2, Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur

panji.pti@bsi.ac.id

ABSTRACT- The importance of maintaining external and internal communication in fostering public trust is often recognized by Jakarta Capital City public relations. The field of public relations is one important part because it is an intermediary for the Province of Jakarta Special Capital

Region in informing various activities in the

implementation and planning activities of E-ID card making activities, so that people can directly access it, as well as feedback (feedback) from the community through the net the media information will be a material improvement where the paradigm of the Provincial Government of DKI Jakarta has done a lot of improvements, especially related to information or information disclosure in the implementation of the law. Therefore, as the executor of the mandate of the Provincial Government of DKI Jakarta through the Directorate General and Civil Registration of the Ministry of Home Affairs of the Republic of Indonesia revealed that the National NIC-based ID cards, hereinafter referred to as electronic ID cards, are ID cards that have specifications and format of National ID with special security system applicable as official identity issued by the Department of Population and Civil Registration. Some areas in Indonesia are still many people who have not received E-KTP because the process is long, complicated or difficult, The existence of bureaucratic structure in procedures in issuing E-ID card which takes a long time and there is no certainty when it happens.In the activities carried out on September 5, 2016 Provincial Government of the Special Capital Region of Jakarta together with the Ministry of Home Affairs through the Head of Information Technology Unit of the Department of Population and Civil Registry to socialize to the public about the limit of making E-ID card, why should use E-ID card and others. With the socialization of E-ID card in the Provincial Government of DKI Jakarta in an effort to provide information to the public is expected to bring public awareness of the importance of making E-ID card and all citizens immediately record the data Population.

Keywords: Sosialisation, Informations

INTISARI- Pentingnya menjaga komunikasi eksternal dan internal dalam menumbuhkan kepercayaan publik kerap disadari oleh humas Pemprov DKI Jakarta. Bidang

kehumasan merupakan salah satu bagian penting karena merupakan perantara bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta didalam menginformasikan berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan dan perencanaan kegiatan kegiatan pelaksanaan pembuatan E-KTP, sehingga masyarakat dapat langsung mengaksesnya, demikian juga halnya informasi balik (feedback) dari masyarakat melalui jaring media informasi akan bisa menjadi bahan perbaikan dimana paradigma Pemprov DKI Jakarta sudah banyak melakukan perbaikan terutama berkaitan tentang informasi atau keterbukaan informasi dalam pelaksanaan undang undang. Oleh karena itu sebagai pelaksana amanah undang undang Pemprov DKI Jakarta melalui Direktorat Jenderal dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia mengungkapkan bahwa KTP berbasis NIK secara Nasional yang selanjutnya disebut KTP elektronik adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.Dibeberapa daerah di Indonesia masih banyakmasyarakat yang belum mendapat E-KTP karena prosesnya yang lama, berbelit atau susah, Adanya struktur birokrasi pada prosedur dalam penerbitan E-KTP yang memakan waktu lama dan tidak ada kepastian kapan jadinya.Dalam kegiatan yang dilakukan pada tanggal 5 September 2016 Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta bersama Kementerian Dalam Negeri melalui Kepala UPT Teknologi Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai batas pembuatan E-KTP, kenapa harus menggunkan E-KTP dan lain-lain.Dengan sosialisasi Pembuatan E-KTP di Pemprov DKI Jakarta dalam Upaya Memberikan Informasiinformasi kepada masyarakat diharapkan dapat memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pembuatan E-KTP dan seluruh warga masyarakat segera merekam data Kependudukannya.

(2)

16

PENDAHULUAN

Bidang kehumasan merupakan salah satu bagian penting karena merupakan perantara bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta didalam menginformasikan berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan dan perencanaan kegiatan kegiatan pelaksanaan pembuatan E-KTP, sehingga masyarakat dapat langsung mengaksesnya, demikian juga halnya informasi balik (feedback) dari masyarakat melalui jaring media informasi akan bisa menjadi bahan perbaikan dimana paradigma Pemprov DKI Jakarta sudah banyak melakukan perbaikan terutama berkaitan tentang informasi atau keterbukaan informasi dalam pelaksanaan undang undang. Oleh karena itu sebagai pelaksana amanah undang undang Pemprov DKI Jakarta melalui Direktorat Jenderal dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia mengungkapkan bahwa KTP berbasis NIK secara Nasional yang selanjutnya disebut KTP elektronik adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Dibeberapa daerah di Indonesia masih banyak, antara lain masih ada masyarakat yang belum mendapat E-KTP karena prosesnya yang lama, berbelit atau susah, Adanya struktur birokrasi pada prosedur dalam penerbitan E-KTP yang memakan waktu lama dan tidak ada kepastian kapan jadinya.

Sesuai UU No.23 tahun 2006 junto 24 tahun 2013 dijelaskan bahwa seluruh Penduduk Indonesia termasuk Penduduk DKI Jakarta harus mempunyai yang namnaya NIK (Nomor Induk Kependudukan). Kemudian pada usia memasuki 17 tahun atau sudah menikah ditentukan wajib memliki KTP.

Disinilah letak seorang humas untuk membentuk pola komunikasi yang baik dengan publik eksternal maupun publik internal, untuk mengetahui realitas dari aktivitas komunikasi dalam konteks kehumasan tentunya kita butuh observasi lapangan.

Selain itu mengetahui realitas aktivitas humas dilapangan tentunya juga untuk menguji dari pada metode-metode dan teori-teori komunikasi yang telah kita dapatkan dalam perkuliahan. Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan tempat saya melakukan KKP merupakn unsur pelaksanaan ontonomi daerah dibidang Komunikasi, Informatika dan Kehumasan berdasarkan peraturan daerah nomor 10 tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah. Kepuasan stekholder dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan suatu organisasi dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta.

Dengan demikian figur seorang humas dalam sebuah organisasi amatlah penting, karena antara instansi pemerintah dengan public sangat berkaitan dengan komunikasi. Tugas seorang humas pada khususnya mempertahankan bahkan meningkatkan citra dari suatu instansi. citra instansi merupakan kesan,

pandangan atau persepsi seseorang terhadap instansi tersebut, berbagai cara dapat dilakukan oleh seorang praktisi public relations untuk memperoleh kepercayaan dari unsur-unsur yang menjadi ruang lingkup eksternal, salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan atau aktivitas komunikasi eksternal khususnya yang berhubungan dengan media, baik itu cetak maupun noncetak yang dikenal dengan sebutan media relations.

Komunikasi dengan pihak eksternal memang penting dalam membentuk citra positif dan memperoleh citra yang baik dimata publik akan internal dalam instansi pun harus tetap dijaga dengan baik karena apabila ingin menjadi suatu instansi dengan cintra yang dipublik, maka internal publik pun harus selalu dibina dengan komunikasi yang baik anatara karyawan agar tercipta kerja sama yang efektif untuk mendukung segala kegiatan yang akan dilaksanakan instansi itu sendiri. Untuk mengetahui puas atau tidak publik kepada Pemprov DKI Jakarta, Humas DKI sangat berperan penting untuk menginformasikan dan menanggapi pemberitaan yang ada di Pemprov DKI Jakarta melalui media.

Pentingnya menjaga komunikasi eksternal dan internal dalam menumbuhkan kepercayaan publik kerap disadari oleh humas Pemprov DKI Jakarta, beberapa media lokal maupun nasional merupakan mitra Pemprov DKI Jakarta dalam mampublikasikan informasi-informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Pemprov DKI Jakarta kepada publik nasional maupun publik Jakarta khususnya.

Berdasarkan latar belakang atau permasalahan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Humas Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam mensosialisasikan Pembuatan E-KTP ?”

Ruang lingkup pada peneltian ini dibatasi pada Program Humas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Sosialisasi Pembuatan E-KTP di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Upaya Memberikan Infornasi

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui lebih jauh mengenai kegiatan kehumasanpada pemerintahan daerah, penerapan tugas dan fungsi humas dalam penerapannya secara nyata ketika menangani publiknya, mengetahui media atau sarana yang digunakan humas dalam mendukung kinerja kehumasan dalam pemerintahan daerah.

2. Untuk mengetahui bagaimana program kehumasan pemeritahan daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam mensosialisaikan pembuatan E-KTP.

BAHAN DAN METODE

A. Public Relations

(3)

17

dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kerja

sama antara organisasi dengan berbagai publik”.

Menurut Dr. Rex Harlow dalam Ruslan (2010:16) “Humas adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertingdak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana.”

B. Fungsi Humas

Menurut Bernay dalam Ruslan (2010:18) terhadap tiga fungsi utama humas, yaitu :

1. Memberikan penerimaan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi sikap dan perbuatan

masyarakat secara langsung.

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap da perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

Menurut (Cutlip & Center, 2009) fungsi humas adalah sebagai berikut:

1. Counselling , konselling atau konsultasi untuk para karyawan dan manajemen.

2. Research, melakukan riset untuk mengevaluasi fungsi, tugas, dan peran yang selama ini di lakukan. 3. Media Relations, membina hubungan singkat dengan

wartawan dari berbagai media.

4. Publicity, melakukan publikasi untuk setiap acara kegiatan yang di lakukan PR.

5. Employee Relations, melakukan hubungan dengan karyawan

6. Community Relations, membina hubungan dengan masyarakat sekitar.

7. Public Affair, membina hubungan baik dengan semua public perusahaan baik internal maupun eksternal. 8. Government Affair, membina hubungan baik dengan

politik dan birokrat.

9. Issue Management, melakukan manajemen isu baik kecil maupun isu besar.

10. Financial Relations, membina hubungan baik dengan pemegang saham.

C. Tugas Humas

Dalam menjalankan peranannya humas mempunyai tugas dan kewajiban seperti yang dikatakan oleh Dimock dan Koening dalam buku Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi (Rosady Ruslan, 2011:108) sebagai berikut :

a. Berupaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat (public services), kebijaksanaan, serta tujuan yang akan dicapai oleh pihak pemerintah dalam melaksanakan program kerja pembangunan tersebut.

b. Mampu menanamkan keyakinan dan kepercayaan, serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya untuk melaksanakan program pembangunan di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, hukum, politik, serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban nasional.

c. Keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan pelayanan serta pengabdian dari aparatur pemerintah bersangkutan perlu dijaga atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing secara konsisten serta profesional.

Sedangkan menurut John D. Millet yang dikutip dalam buku Etika Konsepsi dan Aplikasi (Rosady Ruslan, 2011:107-108) tugas dan kewajiban utama humas adalah sebagai berikut :

a. Mengamati dan mempelajari keinginan-keinginan, dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration). 1.b.Kegiatan untuk memberikan nasihat atau sumbang saran dalam

menanggapi apa yang sebaiknya dapat dilakukan instansi/lembaga pemerintah sepeti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is should desire).

b. Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan memuaskan antara publik dengan para pejabat pemerintah (ensuring satisfictory contact between public and government official).

c. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintah yang bersangkutan (informing and about what agency is doing).

D. Ruang Lingkup Humas

Menurut Effendy (2006:37) “Ruang lingkup humas berdasarkan ciri dan fungsinya seperti yang dijelaskan di muka, pada umumnya diklarifikasikan menurut jenis organisasi yang pada garis besarnya adalah humas pemerintahan, humas perusahaan dan humas international”.

Menurut Rumati (2005:89) pengertian ruang lingkup adalah “Orang – orang yang berada diluar organisasi yang ada hubungannya dan diharapkan ada hubungannya dengan organisasi tersebut”.

Ruslan (2010:22-23) adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagau berikut :

1. Membina hubungan kedalam (publik internal) Yang dimaksud publik internal adalah public yang menjadi bagian dari unit/ badan/ perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal – hal yang menimbulkan gambaran negating di masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.

(4)

18

Yang dimaksud dengan publik eksternal pada

umumnya (masyarakat), yang mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

E. Peran Humas

Menurut dozier dan broom dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (Ruslan, 2010:20) peran humas dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat katagori ;

1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber)

Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat memberikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). dalam hal ini seorang humas sebagai pendefisi problema, pengembangan program dan memiliki tanggung jawab penuh untuk mengimplementasikan.

2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Dalam hal ini, seorang humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak managemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publik. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)

Peran praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan humas ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan orrganisasi baik sebagai penasehat hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.

4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Berbeda dengan tiga peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan peran dan fungsi manajemen organisasi. Peranan

Communication Technician ini menjadi humas sebagai

journalist in resident yang hanya menyediakan layanan

teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of

communications in organization. Sistem komunikasi

dalam organisasi tergantung dari masing – masing bagian atau tingkatan (level). Yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunankan dari tingkat pimpinan dengan bawahan ke tingkat atasan.

F. Perencanaan Program Humas

Perencanaan program humas diadakan didasarkan fakta dan landasan berfikir yang sehat serta memiliki kejelasan arah dan tujuan yang ingin dicapainya.

Menurut Frank Jefkins dalam Ruslan (2005:146) perencanaan program humas yaitu “terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun antara organisasi dan publiknya yang bertujuan untuk mencapai saling pengertian.

Dasarnya tujuan dari program kerja dan berbagai aktifitas humas di lapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis anatara organisasi atau perusahaan yang diwakili dengan publiknya atau stakeholder sasaran khalayak yang terkait.

Menurut Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam Ruslan (2005:140) menyatakan “bahwa proses perencanaan program kerja melalui proses empat tahapan atau langkah – langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dan Mendengarkan (Research-Listening) 2. Perencanaan dan Mengambil Keputusan

(Planning-Decision)

3. Mengkomunikasikan dan Pelaksanaan (Communication-Action)

4. Mengevaluasi (Evaluation)

G. Program Humas

Humas adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana baik kedalam maupun keluar yang bertujuan untuk mendapatkan citra positif dan dukungan dari publiknya, program merupakan kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya. Program humas adalah salah satu upaya kerja yang dilakukakn untuk menjalin hubungan baik dengan public internal maupun eksternal untuk mendapatkan citra positif untuk mendapatkan dukungan dari publik.

H. Sosialisasi

Menurut Karel J. Veeger (2007:101) Sosialisasi adalah suatu proses belajar mengajar. Melalui sosialisasi, individu belajar menjadi anggota masyarakat yang prosesnya tidak semata-mata mengajar pola-pola perilaku sosial kepada individu, tetapi juga individu tersebut mengembangkan dirinya atau melakukan proses pendewasaan diri.

Menurut Soerjono Soekanto (2007:101) sosialisasi adalah suatu proses yang menempatkan anggota masyarakat yang baru mepelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di tempat dia menjadi anggota.

I. Informasi

(5)

19

Menurut Agus (2009) “informasi adalah data yang di

olah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti

bagi bagi yang menerimanya.”

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskritif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori yang dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan.

Menurut Sugiyono (2009:15) “penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sapel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpalan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.”

Penelitian deskritif adalah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksploitasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

Menurut Sugiyono (2012:86) menjelaskan bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilalkukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2009 adalah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah yang bertugas melaksanakan urusan komunikasi dan informatika. Dalam pelaksanaan kedudukan tersebut, Dinas Kominfomas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut, Dinas Kominfomas yang dipimpin oleh Kepada Dinas Kominfomas dilengkapi dengan perangkat-perangkat organisasisebagai berikut:

1. Sekretariat,

2. Bidang Media Massa, 3. Bidang Informasi Publik,

4. Bidang Infrastruktur Perangkat Lunak, 5. Bidang Sistem Informasi Manajemen, 6. Bidang Infrastruktur Perangkat Keras,

7. Bidang Pos dan Telekomunikasi,

8. Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Kota Administrasi

9. Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Kabupaten Administrasi

10. Unit Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

11. Sekretariat Komisi Informasi Provinsi (KIP) 12. Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah

(KPID)

Kedudukan Humas dalam Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta

Kedudukan Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2009 adalah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah yang bertugas melaksanakan urusan komunikasi dan informatika. Dalam pelaksanaan kedudukan tersebut, Dinas Kominfomas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Adapun Kepala Seksi di Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut :

1. Kasie Kemitraan dan Kerjasama Kehumasan

2. Kasie Dokumentasi dan Publikasi 3. Kasie Analisa dan Monitoring Berita 4. Kasie Informasi Publik

5. Kasie Penerbitan dan Media Luar uang 6. Kasie Data dan Informasi.

Tugas Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta

Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 88 Tahun 2009 adalah sebagai unsur pelaksana otonomi daerah yang bertugas melaksanakan urusan komunikasi dan informatika. Dalam pelaksanaan kedudukan tersebut, Dinas Kominfomas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

Fungsi Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Dinas Kominfomas memiliki fungsi sebagai berikut:

1. penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas komunikasi, informatika, dan kehumasan;

(6)

20

3. pelaksanaan kehumasan;

4. pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan teknologi informasi;

5. pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan komunikasi;

6. pembinaan pos dan telekomunikasi;

7. pembinaan, dan pengembangan tenaga fungsional pranata kehumasan dan pranata komputer;

8. pengembangan jejaring kerja kehumasan; 9. publikasi, pelayanan informasi dan

pendokumentasian kegiatan kebijakan pemerintah daerah;

10. fasilitasi dan pengoordinasian akses publik terhadap pemerintah daerah

11. pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan klarifikasi sikap masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah.

12. pengelolaan media cetak dan elektronik;

13. pelayanan, pembinaan, dan pengendalian perizinan dan/atau rekomendasi usaha pos, telekomunikasi dan informatika.

Penulis melakukan penelitian di Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang ditempatkan di bagian Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta yang dilakukan secara pertukaran dari kasie satu ke kasie yang lain per satu minggu. Dalam setiap kegiatan humas yang penulis ikuti, penulis meliput salah satu kegiatan yang akan di jadikan judul laporan maganng yaitu “Sosialisasi Pembuatan E-KTP di Pemprov DKI Jakarta dalam Upaya Memberikan Informasi.”

Dalam menjalankan fungsinya humas dituntut harus mampu menciptakkan hubungan baik terhadap masyarakat terutama dalam memberikan informasi bagi masyarakat yang belum paham betul apa itu E-KTP, apa saja kegunaan dari E-KTP tersebut.

Masih banyak masyarakat yang belum menggunakan E-KTP dan masih menggunakan KTP regular. Padahal Kementerian Dalam Negeri melalui Dinas Kepala UPT Teknologi Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah menginformasikan batas perekaman pembuatan E-KTP.

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta bersama dengan Kementerian Dalam negeri melalui Kepala UPT Teknologi Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil bersama mengadakan sosialisasi pembuatan E-KTP. Di sini nantinya masyarakat akan di beritahukan secara jelas mengenai E-KTP.

Dalam kegiatan yang dilakukan pada tanggal 5 September 2016 Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta bersama Kementerian Dalam Negeri melalui Kepala UPT Teknologi Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai batas

pembuatan E-KTP, kenapa harus menggunkan E-KTP dan lain-lain.

KTP elektronik adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

Sesuai UU No.23 tahun 2006 disebutkan bahwa KTP elektronik dimana KTP Elektronik ini memuat salah satunya adalah Biodata Penduduk, ada gambar Garuda dan yang terpenting terdapat chip. Jadi tidak hanya sekedar blangko tetapi di blangko tersebut memuat chip.

Kenapa harus menggunakan E-KTP Kemendagri melalui Kepala UPT Teknologi Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang disampaikan oleh Bapak M. Nur Rahman, Sesuai UU No.23 tahun 2006 junto 24 tahun 2013 dijelaskan bahwa seluruh Penduduk Indonesia termasuk Penduduk DKI Jakarta harus mempunyai yang namnaya NIK (Nomor Induk Kependudukan). Kemudian pada usia memasuki 17 tahun atau sudah menikah ditentukan wajib memliki KTP.

Kepala UPT Teknologi Informasi Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil juga menjelaskan isi yang ada di dalam blangko E-KTP. Di dalam blangko itu terdapat adalah Biometrik dari si penduduk (sidik jari, retina mata dan signature pat) untuk ketunggalan jadi tidak bisa lagi seseorang memiliki 2 atau lebih KTP karena sudah jelas tunggal.

Unutk masa berlaku E-KTP selama 5 tahun sesuai UU, kemudian ada perubahan di UU No.24 tahun 2013 dijelaskan di pasal 64 bahwa KTP itu berlaku seumur hidup, jadi kalau bagi penduduk yang sudah menerima KTP ada cetakan berlaku itu sudah sesuai surat dari Kemendagri dinyatakan bahwa KTP tersebut berlaku seumur hidup.

Untuk perubaan seperti perubahan pada muka, alamat status pekerjaan dan status perkawinan bisa dilakukan perubahan dan perubahan bisa dilakukan di setiap Sub Dinas yang ada di Prov. DKI Jakarta, Intinya perubahan terhadap diri sendiri. Jangan nanti dirubah fotonya dengan seseorang otomatis saat verifikasi sidik jari menjadi berbeda. Jadi harus sesuai dengan sesuai dengan foto diri sendiri, sidik jari dan retina mata.

(7)

21

adalah semua penduduk yang sudah berusia 17th di

tanggal 30 September 2016 atau sebelumnya wajib melakukan perekaman di 30 september 2016 itu. Kalau seseorang misalnya ternyata usia 17thnya setelah 30 september 2016, 1 Oktober atau seterusnya boleh tetap melakukan perekaman. Jadi perekaman ini terus menerus tidak berhenti. Penekanan disini adalah yang usia 17th sebelum 30 September 2016 tolong segera melakukan perekaman.

Tidak ada sanksi bagi yang belum membuat E-KTP, Pemerintah lebih ingin kesadaran dari masyarakat agar Indonesia itu memiliki identitas ketunggalan elektronik. kalau masyarakat itu sendiri tidak mau sadar untuk melakukan perekaman, kapan memiliki dokumen yang jelas tunggal untuk setiap pelayanan.

Pemerintah Prov. DKI Jakarta sudah melakukan proses pengadaan perangkat untuk perekaman di 267 Kelurahan sejak tahun 2012. Jadi semua penduduk DKI Jakarta sudah bisa merekam di semua Kelurahan. Sekarang sesuai kebijakan tidak perlu sesuai domisili saat perekaman di karenakan faktor tempat kerja yang jauh dari rumah. Masyarakat bisa melakukan perekaman di Dinas Kependudukan karena dari data DUKCAPIL semuanya online.

Bagi yang beralamat atau berdomisili diluar Jakarta, perekaman bisa dilakukan di DKI Jakarta di lantai 4 penduduk luar banyak yang melakukan perekaman. Jadi lakukanlah perekaman di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Setelah mempunyai NIK jadi ada biodatanya, tempat tanggal lahir, alamat, jenis kelamin dan sebagainya. Pada saat melakukan perekaman KTP Elektronik itu ada yang namanya biometric, itu terekam dan tersimpan. Inilah yang nanti bagian dari identitas ketunggalan selain dari NIK ada lagi di cek sidik jarinya, retina mata di cek juga. Jadi kemungkinan tidak ada yang ganda.

1.3.Evaluasi Kegiatan

Hasil dari liputan mengenai Sosialisasi Pembuatan E-KTP di Pemerintah Provinsi Daerah Kgusus Ibukota Jakarta yang berlangsung 5 September 2016 dapat di simpulkan sebagai berikut :

Sesuai UU No.23 tahun 2006 junto 24 tahun 2013 dijelaskan bahwa seluruh Penduduk Indonesia termasuk Penduduk DKI Jakarta harus mempunyai yang namnaya NIK (Nomor Induk Kependudukan).

Perekaman e-ktp berlangsung sampai 30 september 2016 ini ditunjukan untuk penduduk yang sudah berusia 17th sebelum tanggal 30 september 2016. jadi sesuai dari Pemerintah Pusat maksudnya adalah semua penduduk yang sudah berusia 17th di tanggal 30 September 2016 atau sebelumnya wajib melakukan perekaman di 30 september 2016 itu. Kalau seseorang misalnya ternyata usia 17tahunnya setelah 30 september 2016, 1 Oktober atau seterusnya boleh tetap melakukan perekaman. Jadi perekaman ini terus menerus tidak berhenti. Penekanan disini adalah yang usia 17th sebelum 30 September 2016 tolong segera melakukan perekaman.

Di dalam KTP elektronik terdapat cip yang berisikan sidik jari, retina mata dan signature pat data ini akan terekam dan tersimpan jadi kemungkinan tidak ada lagi identitas ganda. Unutk masa berlaku E-KTP selama 5 tahun sesuai UU, kemudian ada perubahan di UU No.24 tahun 2013 dijelaskan di pasal 64 bahwa KTP itu berlaku seumur hidup, jadi kalau bagi penduduk yang sudah menerima KTP ada cetakan berlaku itu sudah sesuai surat dari Kemendagri dinyatakan bahwa KTP tersebut berlaku seumur hidup.

Untuk perubaan seperti perubahan pada muka, alamat status pekerjaan dan status perkawinan bisa dilakukan perubahan dan perubahan bisa dilakukan di setiap Sub Dinas yang ada di Prov. DKI Jakarta, Intinya perubahan terhadap diri sendiri. Jangan nanti dirubah fotonya dengan seseorang otomatis saat verifikasi sidik jari menjadi berbeda. Jadi harus sesuai dengan sesuai dengan foto diri sendiri, sidik jari dan retina mata.

Program Humas Pemerintahan DKI Jakarta dalam berbagai kendala untuk mentertibkan para masyarakat yang tidak mentaati peraturan-peraturan yang pemerintah buat adalah banyaknya masyarakat yang tidak peduli akan program tersebut serta konflik eksternal yang tidak menerima program tersebut sehingga menyulitkan Pemprov DKI Jakarta

Masih banyaknya masyarakat yang mempunyai KTP Reguler padahal pemerintah terus gencar-gencarnya melakukan sosialisasi bahkan telah membuat batas pembuatan atau perekaman E-KTP tetapi tetap saja masyarakat tidak peduli dengan batas waktu tersebut,

Dari berbagai kendala dalam upaya untuk memecahkan kendala tersebut maka Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian Dalam Negeri melalui Kepala UPT Teknologi Informasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan terus melakukan sosialisasi dalam pembuatan E-KTP sehingga masyarakat benar-benar mempunyai E-KTP secara keseluruhan.

Pemerintah Prov. DKI Jakarta melakukan proses pengadaan perangkat untuk perekaman di 267 Kelurahan sejak tahun 2012. Jadi semua penduduk DKI Jakarta sudah bisa merekam di semua Kelurahan. Sekarang sesuai kebijakan tidak perlu sesuai domisili saat perekaman di karenakan factor tempat kerja yang jauh dari rumah. Masyarakat bisa melakukan perekaman di Dinas Kependudukan karena dari data DUKCAPIL semuanya online.

Dinas yang ada di Prov. DKI Jakarta, Intinya perubahan terhadap diri sendiri. Jangan nanti dirubah fotonya dengan seseorang otomatis saat verifikasi sidik jari menjadi berbeda. Jadi harus sesuai dengan sesuai dengan foto diri sendiri, sidik jari dan retina mata.

KESIMPULAN

(8)

22

Teknologi Informasi Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil meminta seluruh warga masyarakat segera merekam data Kependudukan atau untuk membuat E-KTP.

Sesuai UU No.23 tahun 2006 junto 24 tahun 2013 dijelaskan bahwa seluruh Penduduk Indonesia termasuk Penduduk DKI Jakarta harus mempunyai yang namnaya NIK (Nomor Induk Kependudukan). Kemudian pada usia memasuki 17 tahun atau sudah menikah ditentukan wajib memliki KTP.

Unutk masa berlaku E-KTP selama 5 tahun sesuai UU, kemudian ada perubahan di UU No.24 tahun 2013 dijelaskan di pasal 64 bahwa KTP itu berlaku seumur hidup, jadi kalau bagi penduduk yang sudah menerima KTP ada cetakan berlaku itu sudah sesuai surat dari Kemendagri dinyatakan bahwa KTP tersebut berlaku seumur hidup.

Perubaan seperti perubahan pada muka, alamat status pekerjaan dan status perkawinan bisa dilakukan perubahan dan perubahan bisa dilakukan di setiap Sub Dinas yang ada di Prov. DKI Jakarta, Intinya perubahan terhadap diri sendiri. Jangan nanti dirubah fotonya dengan seseorang otomatis saat verifikasi sidik jari menjadi berbeda. Jadi harus sesuai dengan sesuai dengan foto diri sendiri, sidik jari dan retina mata.

REFERENSI

Ardiantono. Elvinaro. 2008. Public Relations Praktis. Widya Padjajaran

Effendy. Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

Jefkins. Frank. 2007. Public Relations. Jakarta: Erlangga

Kriyantono. Rachmat. 2010. Tehnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:KencanaPraenada Media Group

Lexy J. Meleong. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ruslan. Rosady. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suharto. 2010. Era Globalisasi Investasi Perusahaan CSR dan COMDEV. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

PERANAN ASESMEN FORMATIF TERHADAP LEARNING PROGRESSION SISWA PADA KONSEP KLASIFIKASI TUMBUHAN BERBIJI DENGAN PENDEKATAN FENETIK.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Aplikasi bergerak disini hanya mencakup satu sisi aspek aplikasi untuk penanganan pelaporan hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) Demam Berdarah saja, tidak membahas

Dengan hasil akhir yang telah di ketahui adanya faktor-faktor yang mempengaruhi disfungsi seksual pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir yang menjalani

Berdasarkan hal tersebut untuk membantu penentuan dalam menetapkan seorang siswa memperoleh beasiswa, maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan dengan

[r]

[r]

Dengan demikian, keterikatan dengan orang tua selama masa remaja dapat berfungsi adaptis, yang menyediakan landasan yang kokoh dimana remaja dapat menjelajahi dan

• Masyarakat yang melihat atau mengetahui dugaan penyalahgunaan wewenang, hambatan dalam pelayanan kepada masyarakat, dan/atau dugaan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme