• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1- 2 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1- 2 TAHUN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1- 2 TAHUN

Nurul Eka Yuliana

Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri

ABSTRAK

Ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar untuk tumbuh dan berkembang. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Pengetahuan orang tua dalam tumbuh kembang akan mempengaruhi kepada proses tumbuh kembang balita. Tujuan umum penelitian ini adalah mendiskriptifkan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 1- 2 tahun di Posyandu Padi desa Sambirejo.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif dengan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 1 - 2 tahun. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang membawa anaknya usia 1 - 2 tahun datang ke posyandu dengan menggunakan tehnik total sampling.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun adalah kurang 53 % (8 responden), cukup 27% (4 responden), baik 20% (3 responden).

Pengetahuan ibu yang paling banyak adalah 53 % kurang, oleh karena itu untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang masih kurang peran perawat perlu memberikan penyuluhan atau konseling tentang tumbuh kembang balita.

Kata kunci : Pengetahuan ibu, tumbuh kembang balita usia 1-2 tahun

PENDAHULUAN

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasildari proses deferensiasi sel jaringan, organ-organ, dan sistemnya yang teroganisasi. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan susunan syaraf pusatdengan organ yang dipengaruhinya, sehingga perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan manusia. Proses tumbuh kembang balita merupakan proses yang penting untuk diketahui dan dipahami karena proses tersebut menentukan masa depan anak baik fisik jiwa maupun perilakunya (Whalley dan Wong 2002). Namun pada kenyataanya masih banyak ibu-ibu balita yang tidak mengetahui arti dari tumbuhkembang balita dan tidak memperhatikan proses tumbuhkembang balita.

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negaranegara berkembang lainya adalah masalah kurangnya pengetahuan ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Menurut Tartur Syah 2009, anak balita merupakan kelompok masyarakat yang jumlahnya cukup besar dan memiliki prevalensi masalah tumbuhkembang yang sangat tinggi, menurut data yang diperoleh Departemen Kesehatan 2010 jumlah balita yang ada di Indonesia adalah sebanyak 70 %. Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Posyandu Padi Sambirejo, dari ibu-ibu yang diberi pertanyaan masalah tumbuh kembang balita sebanyak 10 orang, yang mengetahui tentang

“tumbuh kembang balita” sebanyak 6 orang, dan yang tidak mengetahui“tumbuh kembang balita”

sebanyak 4 orang.

(2)

adalah kurangnya informasi tentang tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun ,sehingga ibu kurang mengetahui tahap-tahap dari proses tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu adalah diantaranya meliputi umur,pendidikan,ekonomi dan lingkungan, dari hal tersebut dapat mengakibatkan ibu tidak bisa merawat anaknya dengan baik sesuai dengan tahap-tahapnya, hal tersebut bila tidak diperhatikan oleh ibu akan mempengaruhi proses tumbuh kembang. (Soetjiningsih 2010).

Dalam hal ini sebaiknya kita sebagai tenaga kesehatan memberikan informasi tentang pentingnya mengetahui pengertian tumbuhkembang balita dan tahap-tahap tumbuh kembang balita serta gizi yang baik untuk perkembangan balita, dengan cara member penyuluhan ke posyandu –posyandu dan mengajak ibu-ibu datang ke posyandu secara rutin, meskipun imunisasi 5 dasar sudah habis, dengan begitu ibu-ibu akan mengetahui pengertian tumbuh kembang balita dan dapat merawat balita dengan baik sesuai dengan tahap-tahap perkembangan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun di Ds. Sambirejo Kec. Pare Kab. Kediri.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang pertumbuhan balita . Waktu penelitian dilakukan Pada tanggal bulan Mei 2014 dengan lokasi penelitian di Posyandu Padi Desa Sambirejo, Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang membawa anak balita ke Posyandu Padi sejumlah 15 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 15 orang responden.

Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan teknik coding,

scoring dan tabulating; sedangkan analisis data dilakukan secara deskriptif.

HASIL

a. Pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun.

20%

27% 53%

baik cukup kurang

Gambar 1. Distribusi frekwensi pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun di Posyandu Padi Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Dari diagram pie 1 diketahui sebagian besar 8 responden (53%) mempunyai pengetahuan kurang .

b. Pengetahuan ibu tentang pengertian tumbuh kembang balita usia 1- 2 tahun.

(3)

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Dari diagram pie 2 diketahui setengah yaitu 7 responden (50 %) mempunyai pengetahuan cukup .

c. Pengetahuan Ibu Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang.

13%

60% 26%

baik cukup kurang

Gambar 3. Distribusi frekwensi pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita usia 1-2 tahun di Posyandu Padi Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Dari diagram pie 3 diketahui sebagian besar 9 responden (60 %) mempunyai pengetahuan cukup .

d. Pengetahuan ibu tentang pengertian balita.

66% 20%

13%

baik cukup kurang

Gambar 4 Distribusi frekwensi pengetahuan ibu tentang pengertian balita di Posyandu Padi Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Dari diagram pie 4 diketahui sebanyak 10 responden (66%) mempunyai pengetahuan baik .

e. Pengetahuan tentang ciri-ciri tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun

13%

26% 60%

baik cukup kurang

Gambar 5. Distribusi frekwensi pengetahuan ibu tentang ciri-ciri tumbuh kembang balita di Posyandu Padi Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014.

(4)

f. Pengetahuan ibu tentang tahap-tahap tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun

13% 20%

66%

baik cukup kurang

Gambar 6. Distribusi frekwensi pengetahuan ibu tentang tahap-tahap tumbuh kembang balita di Posyandu Padi Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun 2014.

Dari diagram pie 6 diketahui sebagian besar 10 responden (66%) mempunyai pengetahuan kurang .

PEMBAHASAN

1. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang pengertian Tumbuh Kembang Balita Usia 1 sampai 2 Tahun

Berdasarkan hasil penelitian memberikan gambaran bahwa mayoritas 15 responden mempunyai pengetahuan tentang pengertian tumbuh kembang balita termasuk kategori baik sebanyak 3 responden (19%) dan mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 8 responden (50%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 4 responden 31%..

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan dan umur. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi

menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup, kurang (Notoatmodjo, 2007).Tumbuh kembang adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau keseluruan tubuh yang dapat di ukur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dicapai melaui kematangan dan belajar.

Pengetahuan ibu tentang pengertian Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Padi Desa Sambirejo, mayoritas ibu-ibu memiliki pengetahuan kurang, dapat dibuktikan dengan kuisoner yang diajukan peneliti tentang pengertian tumbuh kembang dengan

pertanyaan sebagai berikut” bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dicapai melalui tingkat kematangan merupakan pengertian dari”, para ibu masih beranggapan bahwa bertambahnya sempurnanya fungsi alat tubuh yang dicapai melalui tingkat kematangan adalah prinsip-prinsip tumbuh kembang padahal seharusnya merupakan pengertian perkembangan. Hal ini dikarenakan factor paparan media massa atau informasi. Kurangnya minat ibu dalam membaca dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang pengertian tumbuh kembang balita. Hal ini didukung dari data yang diperoleh dari karakteristik responden berdasarkan sumber informasi, didapatkan hanya 40% responden yang mendapatkan informasi tentang tumbuh kembang.

(5)

menambah pengetahuan dengan lebih meluangkan waktu untuk membaca.

2. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita Usia 1 Sampai 2 Tahun.

Berdasarkan hasil penelitian memberikan gambaran bahwa mayoritas 15 responden mempunya pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita termasuk kategori baik sebanyak 2 responden (13%), pengetahuan cukup 9 responden (60%) dan pengetahua nkurang 4 responden (26%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan dan umur. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup, kurang (Notoatmodjo, 2007). Faktor –faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita adalah faktor herediter, faktor lingkungan pranatal dan faktor lingkungan post natal meliputi budaya lingkungan, status sosial ekonomi, nutrisi, iklim/cuaca, olah raga/latihan fisik, posisi anak dalam keluarga, status kesehatan dan hormonal .

Pengetahuan ibu tentang faktor-faktor Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Padi Desa Sambirejo, mayoritas ibu-ibu memiliki pengetahuan kurang,dapat dibuktikan dengan kuisoner yang diajukan peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang, dengan pertanyaan “apa peran

faktor lingkungan bagi tumbuh kembang

balita”. Para ibu masih beranggapan bahwa

faktor lingkungan tidak berperan dalam tumbuh kembang padahal faktor lingkungan berperan penting dalam tercapainya potensi.

Hal ini disebabkan karena mayoritas ibu-ibu berpendidikan SMP. Tingkat pendidikan yang rendah akan mempersempit wawasan seseorang sehingga semakin sulit untuk menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain Oleh karena itu diharapkan ibu senantiasa mampu meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang yang dimiliki. Pengetahun tersebut dapat diperoleh melalui media massa baik media cetak maupun media elektronik maupun mengikuti penyuluhan–penyuluhan yang diselenggarakan oleh pelayanan kesehatan.

3. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pengertian Balita

Berdasarkan hasil penelitian memberikan gambaran bahwa mayoritas 15 responden mempunyai pengetahuan tentang pengertian balita termasuk kategori baik sebanyak 10 responden (66%), pengetahuan cukup 3 responden (20 %) dan pengetahuan kurang 2 responden (13%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan dan umur. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup, kurang (Notoatmodjo, 2007). Balita adalah bawah lima tahun merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal.

Pengetahuan ibu tentang pengertian Balita di Posyandu Padi Desa Sambirejo, mayoritas ibu-ibu memiliki pengetahuan kurang .dapat dibuktikan dengan kuisoner yang diajukan oleh peneliti tentang

pengertian balita, dengan pertanyaan “Apa kepanjangan dari balita “tetapi para ibu

(6)

bawah tiga tahun. Hal ini di pengaruhi oleh faktor pengalaman. Pengalaman seseorang dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan, misalnya seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik seperti mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan setempat sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena mengikuti kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat di peroleh.

4. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Balita Usia 1 sampai 2 Tahun

Berdasarkan hasil penelitian memberikan gambaran bahwa mayoritas 15 responden mempunyai pengetahuan tentang ciri-ciri tumbuh kembang balita termasuk kategori baik sebanyak 2 responden (13%), pengetahuan cukup 4responden (26 %) dan pengetahuan kurang 9 responden (60%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan dan umur. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup, kurang (Notoatmodjo, 2007)..Ciri-ciri tumbuh kembang balita adalah Perkembangan anak menyebabkan terjadinya perubahan, yaitu perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, Pertumbuhan dan perkembangan pada tahapan awal menentukan perkembangan selanjutnya.

Pengetahuan ibu tentang ciri-ciri Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Padi Desa Sambirejo, mayoritasi bu-ibu memiliki pengetahuan kurang, terutama pada pertanyaan kuesioner yang peneliti ajukan pada responden mengenaiciri-ciri tumbuh kembang balita dengan pertanyaan apa

ciri-ciri tumbuh kembang balita, tetapi para ibu-ibu masih beranggapan bahwa ciri-ciri tumbuh kembang itu terjadi pada kepala dahulu padahal ciri-ciri tumbuh kembang terjadi bersamaan . Hal ini dikarenakan faktor tidak bekerja, tetapi sebagai Ibu rumah tangga mengharuskan seorang untuk mengerjakan semua tugasnya menjadi ibu rumah tangga sehingga seorang ibu rumah tangga hanya menghabiskan waktunya dirumah. Kurangnya waktu ibu untuk bersosialisasi dapat menyebabkan ibu kurang mengerti untuk mengidentifikasi ciri-ciri tumbuh kembang balita.

5. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Balita Usia 1 sampai 2 Tahun

Berdasarkan hasil penelitian memberikan gambaran bahwa mayoritas 15 responden mempunyai pengetahuan tentang tahap-tahap tumbuh kembang balita termasuk kategori baik sebanyak 2 responden (13%), pengetahuan cukup 3 responden (20 %) dan pengetahuan kurang 10 responden (66%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pengalaman, informasi, lingkungan dan umur. Untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan seseorang, dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat pengetahuan baik, cukup, kurang (Notoatmodjo, 2007).Tahap-tahap tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun adalah pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik.

(7)

tahun, terutama pada pertanyaan kuesioner yang peneliti ajukan pada responden mengenai tahap-tahap tumbuh kembang dengan pertanyaan melompat merupakan kemampuan pada balita usia .para ibu masih beranggapan bahwa balita bisa melompat pada usia 4 tahun padahal balita bisa melompat pada usia 1,5 tahun sampai 2 tahun. .Hal inidikarenakantingkatusia. Usia mempengaruhi luasnya pengetahuan melalui suatu proses pengalaman. Jadi, semakin tua usia responden maka semakin banyak pengalaman yang di dapatkan, pengalaman tersebut dapat menambah pengetahuan yang dimiliki responden. Dalam kondisi demikian ibu harus lebih menambah wawasan dalam tahap-tahap tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun.

6. Pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun

Berdasarkan hasil penelitian diketahui dari total 20 responden memiliki pengetahuan Kurang yaitu sebanyak 8 responden (53%), pengetahuan cukup yaitu sebanyak 4 responden (27%), pengetahuan baik yaitu sebanyak 3 responden ( 20% ).

Pengetahuan adalah merupakan hasil

“tahu“ dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap suatu objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo , 2003).

Hal ini dapat di lihat dari faktor yang melatarbelakangi responden seperti pekerjaan, pendidikan, usia dan sumber informasi sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya.Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Dengan sebagian berpendidikan rendah akan mempengaruhi kemampuan dalam menerima informasi. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Nursalam, 2003).

Dapat di buktikan dari hasil penelitian bahwa yang berpendidikan SMP pengetahuan yang kurang lebih besar dari pengetahuan cukup. Sedangkan untuk pendidikan SMA rata - rata responden memiliki pengetahuan baik. Sehingga dapat disimpulkan pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.Selain faktor pendidikan diatas ada faktor informal dan pekerjaan. Bila dihubungkan dengan faktor informasi,ternyata 60% responden tidak mendapat informasi tentang tumbuh kembang balita .

Untuk faktor Pekerjaan,dalam arti luas pekerjaan adalah aktivitas utama yang

dilakukan oleh manusia

(8)

dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dan lebih mudah mengakses informasi dibandingkan dengan keluarga dengan status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan sekunder, jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam berbagai hal seperti cara pengambilan keputusan dan sikap. Oleh karena itu pentingnya informasi dari tenaga kesehatan kepada masyarakat khususnya tentang Tumbuh Kembang Balita Usia 1 sampai 2 Tahun.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang balita usia 1 sampai 2 tahun di Posyandu Padi Desa Sambirejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri tahun 2014 dapat diambil kesimpulan :

1. Sebagian besar responden pengetahuan tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun termasuk kategori kurang sebanyak 53 %

2. Sebagian besar responden pengetahuan tentang pengertian tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun termasukkategori cukup sebanyak 50%

3. Sebagian besar responden pengetahuan ibu tentang faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun termasuk kategori cukup 60%

4. Sebagian besar responden pengetahuan ibu tentang pengertian balita yang mempengaruhi tumbuh kembang balita termasuk kategori baik 66 %

5. Sebagian besar responden pengetahuan ibu tentang ciri-ciri tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun termasuk kategori kurang 60%.

6. Sebagian besar responden pengetahuan ibu tentang tahap-tahap tumbuh kembang balita usia 1 sampai 2 tahun termasuk kategori kurang 66 %.

KEPUSTAKAAN

Choirunisa. 2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita.Yogyakarta: Moncer

Publisher.file:///E:/konsep-balita.html.(download:2 November 2013 jam 15.00 WIB)

Eveline & Djamaludin, N. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Wahyu Media. Jakarta.

Fidadan Maya. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Yogjakarta : D-Medika

Hidayat, Aziz A.2009. Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu Seni. Jakarta: Rineka Cipta

___________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed.Rev. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak .Jakarta : Salemba Medika

__________. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.. Jakarta : Salemba medika

Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitia.

Bandung: Alfabeta

________. 2008. Metode Penelitian Kuantitaqf, Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Supartini Y.2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak .Jakarta : EGC

(9)

Tamsuri, Anas. 2008. Buku Ajar Riset Keperawatan Bagi Pemula. Pare: Akper Pamenang

Gambar

Gambar 4 Distribusi frekwensi pengetahuan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang bayi yang berpengetahuan baik 14 responden (29,76%), yang berpengetahuan cukup 23 responden (48.93%), berpengetahuan kurang 10

menilai tumbuh kembang balita berdasarkan buku kesehatan ibu. dan anak

pada sistem informasi tumbuh kembang balita berdasarkan penilaian. Software vulnerability scanner untuk mengetahui kerentanan apa

Adapun simpulan yang diperoleh dari penelitian ini tentang hubungan antara Air Susu Ibu (ASI) dan faktor keluarga terhadap tumbuh kembang balita di wilayah kerja

Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuesioner yang berisikan tentang pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi terhadap tumbuh kembang balita.. Pengetahuan ibu tentang gizi dapat

Hasil uji koefisien kontingensi dengan nilai 0,436 yang menunjukan bahwa keeratan hubungan adalah cukup kuat dan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang

Kegiatan kelas ibu balita ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan ibu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang anak dan bagaimana menyediakan kudapan yang sehat bagi balitanya..

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Air Susu Ibu ASI Eksklusif Terhadap Tumbuh Kembang Balita di