• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKM Kewirausahaan Mini Bag Sholeh Sh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PKM Kewirausahaan Mini Bag Sholeh Sh"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

“MINI BAG SHOLEH” RINTISAN USAHA KREATIF KERAJINAN TAS PAKET ISLAMI DARI LIMBAH PERCA BATIK SEBAGAI

ALTERNATIF EDUKASI WAYANG

BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh :

Shilvina Widi Irsanti NIM. 13804241022 / Angkatan 2013 Kartika Bunga Nadya NIM. 14504244010 / Angkatan 2014 Dewi Uswatun Khasanah NIM. 12513244008 / Angkatan 2012 Rasinta Fajarina NIM. 12803241045 / Angkatan 2012 Arif Wahyu Saputro NIM. 12504244010 / Angkatan 2012

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN ………..……… ii

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR GAMBAR……….. iv

DAFTAR TABEL……….. RINGKASAN ………... v vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……...………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. C. Tujuan ………...………...……… D. Luaran ……….... E. Manfaat ………... 2 2 2 2 BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA A. Analisis Produk ……...……….……… 3

B. Analisis Pasar ………. C. Analisis Usaha ………………...……… 4 4 BAB III METODE PELAKSANAAN ………... 7

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. Jadwal Kegiatan ………. 10

B. Anggaran Biaya……….. 10

(4)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Produksi Mini Bag Sholeh ………. 3 Gambar 2. Rancangan produk Mini BagSholeh ………. 7

(5)
(6)

vi RINGKASAN

Yogyakarta dikenal sebagai jantung budaya batik di Pulau Jawa, karena produksi batiknya yang sangat banyak serta beragam seperti di pusat kerajinan batik Kulon Progo. Kulon Progo memiliki 77 unit usaha/UKM Batik yang menyerap 252 orang tenaga kerja. Selama 1 tahun dapat menghasilkan 42.480 potong, nilai produksinya Rp 3.984.633.000,- dengan bahan baku dan bahan penolong Rp 2.005.374.000 (republika.com). Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi untuk memanfaatkan limbah tersebut yaitu dengan menciptakan industri kreatif bernama Mini Bag Sholeh.

Berdasarkan paparan di atas, penulis menggagas sebuah rintisan usaha bernama “Mini Bag Sholeh”. Mini Bag Sholeh merupakan kerajinan tas berbahan dasar kain perca batik dengan berbagai motif wayang yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi limbah kain perca batik di daerah Kulon Progo dan mengenalkan serta menambah wawasan generasi muda Indonesia terhadap kebudayaan wayang. Alur produksi terdiri dari persiapan bahan-bahan, pembuatan design dan pola, pemotongan pola. pemasangan brand dan merk, serta penjahitan dan perakitan. Mini Bag Sholeh berisi Al-Quran, mukena/sarung, sajadah, dan tasbih. Dalam analisis pasar digunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman usaha. Pemasaran akan dilakukan secara join shop, on the spot, dan online shop.

(7)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Batik merupakan kain khas Indonesia khususnya Jawa yang merupakan warisan budaya bangsa. Yogyakarta dikenal sebagai jantung budaya batik di Pulau Jawa, karena produksi batiknya yang sangat banyak serta beragam. Berbagai jenis batik dapat ditemukan dengan mudah di sepanjang jalan Malioboro, Pasar Beringharjo, dan berbagai galeri batik di seluruh kota Yogyakarta. Pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 2 Oktober 2009 terhadap batik sebagai warisan budaya dunia ternyata berpengaruh signifikan terhadap permintaan dan penjualan batik di Indonesia. Pada Desember 2009, tercatat sebanyak 272 pengrajin batik dengan beragam produk di Kota Yogyakarta. Di Yogyakarta sendiri terdapat berbagai kampung batik, seperti kampung Ngasem, Prawirotaman, dan Kulon Progo. Kulon Progo merupakan salah satu sentra batik di Yogyakarta. Kulon Progo memiliki 77 unit usaha/UKM Batik yang menyerap 252 orang tenaga kerja. Selama 1 tahun dapat menghasilkan 42.480 potong, nilai produksinya Rp 3.984.633.000,- dengan bahan baku dan bahan penolong Rp 2.005.374.000. Dengan banyaknya produksi kerajinan batik di Kulon Progo maka tak bisa dipungkiri jumlah limbah kain batik yang dihasilkan sangat banyak serta belum dimanfaatkan dengan optoimal (republika.com).

Seiring dengan perkembangan zaman, inkulturasi budaya barat terhadap kebudayaan Indonesia semakin cepat. Hal ini berdampak pada rendahnya minat dan wawasan masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan sendiri seperti batik dan wayang. Pada wawancaranya dengan Republika.co.id, Ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) Suparmin Sunjaya di Jakarta, Jumat (28/6), mengatakan "Minat masyarakat khususnya generasi muda terhadap seni pertunjukan wayang semakin rendah,". Wawasan generasi muda dan anak anak Indonesia terhadap wayang sebagai warisan budaya leluhur semakin rendah. Sampai saat ini belum ada upaya dari masyarakat dan pemerintah untuk mengenalkan kebudayaan wayang. Selain itu, perkembangan zaman dan teknologi mempengaruhi budaya dan kebiasaan anak Indonesia. Anak-anak lebih tertarik bermain games online, dan menonton televisi daripada bermain bersama teman dan mengikuti kegiatan-kegiatan religi dan sosial. Kegiatan religi dan sosial yang sudah membudaya sejak lama adalah mengaji. Minat anak terhadap mengaji berkurang akibat perkembangan zaman. Media-media pendukung yang digunakan dalam mengaji kurang menarik minat anak-anak.

(8)

2

tas paket islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang. Mini Bag Sholeh merupakan kerajinan tas berbahan dasar kain perca batik dengan berbagai motif wayang yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi limbah kain perca batik di daerah Kulon Progo dan mengenalkan serta menambah wawasan generasi muda Indonesia terhadap kebudayaan wayang.

.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengoptimalkan potensi limbah perca batik sebagai kerajinan tas paket Islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang?

2. Bagaimana menciptakan wirausaha kerajinan tas paket Islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang?

C.Tujuan

Adapun tujuan dari program kegiatan ini yaitu :

1. Untuk mengoptimalkan potensi limbah perca batik sebagai kerajinan tas paket Islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang? 2. Untuk menciptakan wirausaha kerajinan tas paket Islami dari limbah perca

batik sebagai alternatif edukasi wayang?

D.Luaran Yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari program kegiatan ini yaitu menciptakan aneka kerajinan tas paket Islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang bernama “Mini Bag Sholeh” dan sistem wirausahanya serta artikel hasil pelaksanaan program.

E.Manfaat

Program kewirausahaan aneka kerajinan kerajinan tas paket islami dari limbah perca batik sebagai alternatif edukasi wayang mampu memberikan kontribusi kepada pelaksana program dan masyarakat luas, diantaranya yaitu: 1. Memberikan pengalaman berwirausaha bagi pelaksana program,

2. Memanfaatkan limbah perca batik yang belum termanfaatkan dengan optimal,

(9)

BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

A.Analisis Produk

Produk Mini Bag Sholeh merupakan salah satu kerajinan tas paket Islami yang memanfaatkan limbah perca batik sebagai bahan bakunya yang mengusung tema kearifan lokal berupa batik dan wayang. Mini Bag Sholeh terdiri dari Al-Quran, mukena/sarung, sajadah, tasbih. Dengan menggunakan limbah perca batik yang terbuat dari pewarna alami maka produk kerajinan tas paket Islami ini mendukung konsep go green yang sedang di angkat oleh berbagai kalangan di dunia. Bahan baku utama yang mudah didapat dan dapat diperoleh, maka harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau dan sasaran konsumen berasal dari seluruh lapisan masyarakat. Sehingga Mini Bag Sholeh sebagai kerajinan tas paket Islami yang pertama kali ada di Indonesia dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat khususnya masyarakat Islam.

Secara umum, langkah-langkah dalam pembuatan produk Mini Bag Sholeh dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 1. Alur Produksi Mini Bag Sholeh

(10)

4

B.Analisis Pasar

Analisis pasar dari produk kerajinan “Mini Bag Sholeh” ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Adapun analisis SWOT wirausaha ini adalah sebagai berikut :

a. Strength (kekuatan)

Beberapa kekuatan dari wirausaha “Mini Bag Sholeh” diantaranya yaitu 1. Bahan baku berupa limbah kain perca batik yang mudah didapat, sehingga harga produk “Mini Bag Sholeh” yang ditawarkan cukup terjangkau dengan menyesuaikan segmen pasar serta model dan jenis produk. 2. “Mini Bag Sholeh” merupakan produk ramah lingkungan yang

mendukung go green yang sedang diminati para konsumen karena memiliki bahan dasar limbah perca batik yang terbuat dari pewarna alami. 3. Motif kerajinan tas paket Islami “Mini Bag Sholeh mengusung tema

kearifan lokal berupa batik dan wayang dengan motif yang unik dan menarik.

b. Weakness

Kelemahan dari wirausaha ini adalah ketika ketersedian bahan baku di darerah Kulon Progo mengalami kendala karena kendala lingkungan, maka tim pelaksana dapat memasok bahan baku limbah kain perca batik dari daerah lain misalnya Bantul atau Surakarta.

c. Opportunity (peluang)

Yogyakarta sebagai kota wisata batik merupakan tempat strategis, sangat cocok dan berpeluang besar untuk memperkenalkan produk “Mini Bag Sholeh”sebagai langkah awal pengembangan usaha. Target konsumen untuk penjualan “Mini Bag Sholeh” ini menjangkau seluruh lapisan masyarakat serta mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam sehingga dapat menjadi pasar tas paket Islami Mini Bag Sholeh yang sangat luas. d. Threat (Ancaman)

Ancaman dalam wirausaha “Mini Bag Sholeh” ini yaitu terkait dengan respon pasar. “Mini Bag Sholeh”merupakan produk yang tergolong masih baru di pasaran. Walaupun demikian, tim pelaksana tetap terus berinovasi menghasilkan desain unik dan berkualitas sehingga mampu menarik konsumen dan bisa duduk bersaing dengan produk kerajinan lain.

C.Analisis Usaha 1. Estimasi Profit

(11)

permintaan pasar, pengawasan pemasaran, dan pengembangan produk secara sustainable. Hasil evaluasi setiap akhir bulan akan dilakukan untuk pengembangan wirausaha Mini Bag Sholeh pada bulan selanjutnya. Biaya rata-rata sekali produksi sebesar Rp 2.084.000,00 dan total hasil penjualan rata-rata mencapai Rp 2.700.000,00. Detail analisis usaha dari wirausaha Mini Bag Sholeh diuraikan sebagai berikut :

a. Estimasi Total Biaya Produksi 1) Pengeluaran Bulan Pertama

Pengeluaran = Peralatan + Bahan Habis Pakai + Transportasi

= Rp 3.691.000,00 + Rp 6.140.000,00 + Rp 1.200.000,00 = Rp 11.031.000,00

2) Pengeluaran Rata-Rata Bulan Selanjutnya

Pengeluaran = Bahan Habis Pakai + Transportasi = Rp 6.140.000,00 + Rp 1.200.000,00 = Rp 7.340.000,00

b. Estimasi Omset Penjualan Produk 1) Omset Penjualan Bulan Pertama

Total Penjualan = Intensitas Produksi x Penjualan = 3 x Rp 2.750.000,00

= Rp 8.250.000,00

2) Omset Penjualan Rata-Rata Bulan Selanjutnya Total Penjualan = Intensitas Produksi x Penjualan

= 6 x Rp 2.750.000,00 = Rp 16.500.000,00 c. Estimasi Profit Wirausaha Mini Bag Sholeh

1) Keuntungan Bulan Pertama

Total Keuntungan = Total Penjualan - Total Pengeluaran = Rp 8.250.000,00 - Rp 11.031.000,00 = - Rp 2.781.000,00

2) Keuntungan Rata-Rata Bulan Selanjutnya

Total Keuntungan = Total Penjualan - Total Pengeluaran = Rp 16.500.000,00 - Rp 7.340.000,00 = Rp 9.160.000,00

2. Penetapan Biaya Produksi

(12)

6

a. Biaya Tetap Penyusutan alat:

Daya pakai alat diasumsikan selama 2 tahun (2 x 12) = 24 bulan

Biaya penyusutan selama 1 tahun = jumlah total biaya tetap (biaya alat) : 12 bulan

= Rp 3.691.000,00 : 2 = Rp 1.845.500,00 Biaya Tetap:

Biaya tetap = biaya penyusutan peralatan + biaya perjalanan Biaya tetap per hari = Rp 1.845.500 + Rp 1.200.000,00

= Rp 3.045.500,00 b. Biaya Variabel

Biaya variabel = total biaya bahan baku (bahan habis pakai) Biaya variabel satu tahun = Rp 6.140.000,00

Biaya variabel per unit = Rp 6.140.000,00 / 75 = Rp 81.866,67 3. Penetapan Harga Jual

Perhitungan harga jual dilakukan dengan menggunakan cost-plus pricing method. Perhitungan menggunakan metode ini dilakukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya variabel per unit ditambah dengan laba yang diinginkan yaitu 25 % dari jumlah total biaya variabel per unit. Jika, diasumsikan satu bulan menjual produk sebanyak 90 unit, maka:

Harga jual = (% Laba x total biaya variabel) + total biaya variabel = (25% x Rp 6.140.000,00) + Rp 6.140.000,00

= Rp 7.675.000,00

Harga jual per unit = harga jual : total penjualan tiap bulan = Rp 7.675.000,00 / 75

= Rp 102.333,33 dibulatkan menjadi Rp 10.000,00 4. Peritungan Break Even Point (BEP)

Perhitungan Break Even Point (BEP)/titik impas dilakukan untuk mengetahui pada volume berapa penjualan yang dilakukan menghasilkan pendapatan total yang sama dengan biaya total sehingga tidak mengalami laba maupun rugi.

BEP (Unit) = Biaya tetap/(harga jual per unit - biaya variabel per unit) =

= 146 unit

(13)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A.Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Realisasi dari program PKM-Kewirausahaan ini berupa wirausaha produk“Mini Bag Sholeh” yang akan dilaksanakan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama tiga bulan sesuai jadwal pelaksanaan program.

B.Alat dan Bahan

Alat-alat yang dibutuhkan dalam wirausaha “Mini Bag Sholeh” ini diantaranya yaitu:

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam wirausaha “Mini Bag Sholeh” ini diantaranya yaitu:

(14)

9

D.Pelaksanaan Program

Alur pelaksanaan PKM-Kewirausahaan yang berjudul “Mini Bag Sholeh” Rintisan Usaha Kreatif Kerajinan Tas Paket Islami Dari Limbah Perca Batik Sebagai Alternatif Edukasi Wayang Bernuansa Kearifan Lokal Yogyakarta yang Bernilai Seni dan Berdaya Jual Tinggi digambarkan pada diagram di bawah ini:

Gambar 3. Alur Pelaksanaan PKM-Kewirausahaan

a. Persiapan Uji Coba

Tahap persiapan uji coba produksi dilakukan sesuai analisis produk yang telah ditentukan dengan jumlah produk yang terbatas.

b. Uji Coba Penjualan

Tahap uji coba penjualan produk “Mini Bag Sholeh” dilakukan baik melalui online market maupun penjualan secara langsung kepada konsumen. c. Desain Produk Akhir

Desain produk akan dikembangkan secara inovatif berdasarkan perkembangan selera pasar.

d. Produksi

Setelah ditentukan desain produk akhir, dilanjutkan dengan proses produksi “Mini Bag Sholeh” secara masal dengan memperhatikan pangsa pasar.

e. Pemasaran

Produk “Mini Bag Sholeh” akan dipasarkan melalui tiga cara, yaitu: 1. On the spot (pemasaran dilakukan secara langsung dengan para konsumen,

melalui pameran-pameran dan brosur)

2. Online Market (pemasaran secara online dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas dunia maya seperti blog, jejaring sosial, dan website)

3. Join Shop (langkah pemasaran ini dilakukan kerjasama dengan distro, fashion outlet, dan toko-toko pusat pemasaran produk kerajinan)

f. Pengembangan

(15)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A.Anggaran Biaya

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Program

No. Jenis Pengeluaran Biaya

1 Peralatan Penunjang (30%) Rp 3,691,000

2 Bahan Habis Pakai (50%) Rp 6,140,000

3 Perjalanan (10%) Rp 1,200,000

4 Lain-lain (10%) Rp 1,220,000

Jumlah Rp 12,251,000

B.Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Program

No Kegiatan

Bulan

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4

1 2 1 2 3 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Produksi Awal

2. Penjualan Awal 3. Desain Produk

Akhir 4. Produksi

5. Pemasaran

6. Pengembangan

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang PKM-K

Material Justifikasi

2. Bahan Habis Pakai

(23)

3. Perjalanan

(24)

19

Lampiran 3. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

1. Struktur Organisasi

Akuntansi Akuntansi 14

Mengatur dan

Akuntansi Ekonomi 14

(25)

Gambar

Gambar 1. Alur Produksi Mini Bag Sholeh

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian laju korosi rata-rata yang terjadi pada baja ST-42 mengalami proses hardening dengan menggunakan media pendingin brine memiliki laju yang paling besar

Dengan kuasa resmi untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama (nama perusahaan) dan setelah memeriksa serta memahami sepenuhnya seluruh isi pengumuman

Saya mengesahkan bahawa Jawatankuasa Pemeriksa telah berjumpa pada 15 Feb 2008 untuk menjalankan pemeriksaan akhir bagi Ong Swee Ling untuk menilai tesis Doktor Falsafah beliau

Matlamat kajian ini adalah berpandukan kepada empat objektif kajian iaitu untuk mengenalpasti tahap kemahiran penulisan rancangan pengajaran, tahap kemahiran penyampaian

Observasi awal dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian ini dilaksanakan, Maksudnya untuk mendapatkan data-data awal yang ada di lapangan (tempat

Pada tahun 2020, Pejabat Eksekutif Audit Intern BPR Sahabat Tata telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam membantu Direksi dan Dewan Komisaris dengan

Efek Toksik Tak Terbalikkan (Ireversibel) Kerusakan bersifat permanen Paparan berikutnya akan menyebabkan kerusakan yang sifatnya sama memungkinkan terjadinya akumulasi efek

Ketidakpastian hukum yang terdapat di UUJN dalam hal penentuan sanksi oleh Majelis Pengawas disertai dengan kewenangan yang diberikan oleh UUJN kepada MPW sebagai