• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN KAUM LIBERAL DAN SOSIALIS TERH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANDANGAN KAUM LIBERAL DAN SOSIALIS TERH"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PANDANGAN KAUM LIBERAL DAN SOSIALIS TERHADAP PERUBAHAN IKLIM1 Oleh: Asna Lutfa2

Liberalisme

Istilah “liberalism” berasal dari kata Latin “liber” yang berarti “bebas”. Liberalisme adalah sebuah doktrin yang ditujukan sepenuhnya bagi perilaku manusia di bumi ini. Liberalisme bertujuan untuk memajukan kesejahteraan lahiriah dan material manusia dan secara tidak langsung memberi perhatian pada upaya memenuhi kebutuhan spiritual dan metafisik mereka.3 Liberalisme identik dengan kebebasan individu dan hak milik pribadi. Setiap individu memiliki kebebasan yang merata dan kesempatan yang setara tanpa pengaturan, kontrol dan regulasi dari Negara. Setiap individu bebas untuk melakukan apapun dengan batasan kebebasan orang lain. Selama apa yang dilakukan tidak mengganggu kebebasan orang lain, maka itu tidak menjadi masalah. Inilah salah satu dari ciri-ciri masyarakat yang menerapkan faham liberalisme4.

Gambaran Realita Praktik Liberal di Indonesia

Apabila kita mengamati dengan kritis, kita bisa melihat bahwa telah terjadi banyak praktik liberalisme di Negara kita, Indonesia. Hak-hak individu begitu ditekankan dalam praktik liberalisme yang kini telah merambah ke berbagai sektor kehidupan, seperti liberalisme politik dan pemerintahan, liberalisme ekonomi, liberalisme sosial, liberalisme agama dan liberalisme media massa. Kepemilikan individu terhadap sumber-sumber ekonomi dan politik dengan nyata dan jelas dapat kita lihat terjadi di Indonesia. Hanya segelintir "minoritas" lah memiliki akses terhadap kepemilikan sumber-sumber ekonomi dan politik tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa hanya "minoritas" lah yang dapat menikmati kebebasan di Indonesia. "Minoritas", mereka yang miliki modal, mereka yang dapat menikmati kebebasan. Termasuk kebebasan untuk dapat menjalankan demokrasi. Ketimpangan sosial atau disparitas yang tinggi dalam bidang ekonomi dan politik dapat menunjukkan hal tersebut. Kemiskinan yang terjadi pada "mayoritas" masyarakat Indonesia didukung/diperparah pula dengan masih berlakunya demokrasi prosedural di Indonesia. Politik yang dikuasai "minoritas" tersebutlah yang dikuatkan oleh demokrasi prosedural yang sangat liberalistik di Indonesia. Kita dapat melihat bahwa partisipasi rakyat, dalam politik sebagai bagian penting dalam demokrasi, hanya terjadi secara periodik di Indonesia, hanya dalam pemilihan umum, yang (bahkan) secara prosedural pun masih belum dikatakan baik. Partisipasi politik yang aktif pun pada akhirnya (lagi-lagi) hanya dapat dijalankan secara terpisah & saling ketergantungan oleh yang "minoritas" tadi. Hal tersebut dapat kita lihat pada partai politik yang ada di Indonesia. Dimana keberadaan dan daya tahan

partai-1 Disajikan dalam diskusi rutin yang diselenggarakan oleh Komunitas Rumput Liar, Rabu

29 Mei 2013 di Lapangan FIS UNNES

2 Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA UNNES

3 Ludwig von Mises “Menemukan Kembali Liberalisme” Penerbit Freedom Institute, 2011

hal. 4

4 Banyak kalangan yang memberikan tanda tanda mengenai faham liberal itu ada empat.

(2)

partai tersebut sangat ditentukan oleh keberadaan dan daya tahan modal (dalam artian ekonomi) yang tentunya hanya dimiliki "minoritas" tersebut sehingga partai-partai politik yang ada saat ini pun dapat dilihat hanya mengedepankan kepentingan segelintir "minoritas" yang berkepentingan dalam partai dan mengabaikan "mayoritas" (kecuali menjelang pemilu karena bagaimanapun "mayoritas" lah lumbung suara mereka).

Pandangan Kaum Liberal terhadap Perubahan Iklim

Menghadapi perdebatan internasional tentang perubahan iklim5, kaum liberal tetap menempatkan kebebasan pada pusat pemikiran mereka. Di kalangan kaum liberal sendiri terdapat banyak posisi yang mana setiap posisi memiliki peranan tersendiri. Pandangan kaum liberal terhadap perubahan iklim dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu Liberal Arus Utama (Mainstream Liberals), Liberal Skeptis (Skeptics Liberals) dan Liberal Radikal (Radical Liberals).6

Pertama, kelompok liberal arus utama (Mainstream Liberals) merupakan kelompok liberal yang mengikuti arus utama dalam perdebatan internasional tentang Perubahan Iklim. Mereka sepakat dengan penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa perubahan iklim menyebabkan terjadinya pemanasan global. Perubahan iklim tersebut terjadi karena peningkatan emisi CO2 akibat manusia dan tindakannya. Untuk mengatasi perubahan iklim, maka pemanasan global dapat diringankan dengan mengurangi emisi CO2. Dalam sikapnya tersebut, mereka tetap mengakui bahwa Negara harus membuat kebijakan-kebijakan untuk mengurasi emisi CO2. Namun, kebijakan-kebijakan yang dibuat didasarkan pada insentif ekonomi, bukan pada peraturan dan campur tangan Negara. Kelompok liberal arus utama ingin mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan Perubahan Iklim dengan cara yang tidak mengancam kebebasan, pembangunan ekonomi, kemakmuran, persaingan, keragaman dan hak milik pribadi.

Kedua, kelompok Liberal Skeptis (Skeptics Liberals) merupakan kelompok yang skeptis terhadap perubahan iklim yang liberal. Dengan sifat skeptisnya mereka tidak yakin bahwa perubahan iklim sedang berlangsung, tapi mereka tidak menutup kemungkinan bahwa dengan lebih banyak penelitian dan data yang lebih baik dalam jangka waktu yg tidak lama umat manusia dapat membuktikan atau menyangkal terjadinya perubahan iklim. Dalam menyikapi perubahan iklim mereka memilih penyesuaian, bukan upaya meringankan sebagaimana kelompok Liberal Arus Utama. Menurut mereka belajar menghadapi bencana alam (menyesuaikan) lebih baik dan lebih mudah daripada mencegahnya (memperingan). Khusunya untuk Cina, AS, Rusia, dan India, empat Negara dengan emisi CO2 tertinggi, kesepakatan untuk meringankan pemanasan global sangat tidak mungkin sehingga lebih tepat untuk melakukan penyesuaian terhadap pemanasan global. Di sisi lain, penyesuaian dapat memberikan keuntungan yang mana kebijakan dapat diterapkan secara desentralisasi. Dengan demikian, penyesuaian dapat dilakukan kapanpun dan di manapun serta dengan cara yang sesuai dengan sumber daya dan tradisi lokal.

Ketiga, kelompok Liberal Radikal (Radical Liberals) merupakan kelompok liberal yang menganggap kebebasan sebagai prinsip yang mendasari pemikiran mereka. Hampir semua dari kelompok radikal menolak adanya Perubahan Iklim yang dianggapnya sebagai ancaman yang serius bagi umat manusia dan alam. Berdasarkan sudut pandang kelompok

5 Terdapat perdebatan-perdebatan internasional tentang perubahan iklim seperti yang

terjadi pada Konferensi Rio de Janeiro 1992, Konferensi Kyoto 1997, dan yang terakhir KTT Perubahan Iklim ke-18 di Doha, 2012

6 Vaclav Klaus “Kebebasan dan Politik Perubahan Iklim” Penerbit Freedom Institute, 2012

(3)

Liberal Radikal, Perubahan Iklim dilihat sebagai ancaman terhadap kebebasan individu, bukan sebagai ancaman terhadap lingkungan. Kelompok ini memandang sebelah mata terhadap pembicaraan-pembicaraan dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Perubahan Iklim. Hal ini disebabkan karena tujuan utama mereka adalah melestarikan dan mengembangkan kebebasan, sedangkan Perubahan Iklim dianggap sebagai ancaman yang merenggut kebebasan individu.

Terdapat beberapa hal yang kurang baik dari kaum radikal. Mereka terlalu percaya diri dalam menghadapi perubahan iklim, padahal segala kemungkinan bisa saja terjadi. Mereka hanya meyakini kebenaran dari apa yang mereka yakini dan memandang sebelah mata terhadap usaha-usaha kaum sosialis. Dalam menyikapi perubahan iklim mereka hanya melihat dari sudut pandang saja, yaitu sudut pandang kebebasan manusia. Alangkah lebih baiknya jika mereka juga melihat dari sudut pandang lingkungan, karena lingkungan berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia.

Sosialisme

Beralih ke kaum sosialis, kaum yang secara ideologi berlawanan jauh dengan kaum liberal. Dikatakan kaum sosialis karena mereka menganut paham sosialisme. Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti kemasyarakatan.7 Dengan demikian, paham sosialisme merupakan paham yang ingin mewujudkan masyarakat yang makmur dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Inti dari paham sosialisme adalah adanya usaha untuk

me-manage masyarakat secara kolektif. Kolektifitas dapat dilihat dari kelayakan layanan yang diperoleh setiap individu secara merata sehingga tercipta kebahagiaan bersama. Hal ini tidak bisa terlepas dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak hanya mengedepankan kebebasan, tetapi harus saling menolong satu sama lain. Yang menjadi ciri utama dari paham sosialisme adalah adanya pemerataan sosial.

Pandangan Kaum Sosialis terhadap Perubahan Iklim

Kaum sosialis sangat meyakini dengan adanya perubahan iklim. Mereka percaya bahwa pemanasan global sebagai dampak perubahan iklim merupakan fenomena yang nyata. Mereka menganggap pemanasan global terjadi karena tindakan manusia yang tidak ramah lingkungan, antara lain konsumsi energi bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi CO2, baik yang disumbangkan oleh sektor industri maupun sektor transportasi. Selain itu juga aktivitas manusia yang menimbulkan sampah, karena sampah menghasilkan emisi gas Metana (CH4).8 Kerusakan hutan juga menyebabkan pemanasan global, karena kehilangan fungsi tumbuhan sebagai penyerap CO2. Sektor pertanian dan peternakan juga turut mendukung pemanasan global. Di Indonesia, kedua sektor ini menyumbang emisi gas rumah kaca (CH4 dan N2O) sebesar 8,05% dari total gas rumah kaca yang diemisikan ke atmosfer.9

7 Sri Agus “Sosialisme sebagai Ideologi Politik” perpustakaan.uns.ac.id/jurnal, 2011

8 Metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dibandingkan dengan

Karbondioksida

9 Penyebab Pemanasan Global pada Bumi,

(4)

Melihat realita yang ada, beberapa fenomena seperti cuaca ekstrem, degradasi lahan, kenaikan permukaan air laut, kegundulan hutan dan penurunan biodiversity. kaum sosialis memandang semuanya terjadi karena perubahan iklim. Fenomena-fenomena tersebut dapat merugikan masyarakat. Misalnya fenomena kenaikan air laut membawa dampak kerugian bagi masyarakat pesisir. Mereka yang bertempat tinggal di daerah pesisir bisa kehilangan tempat tinggalnya. Mereka yang bermata pencaharian sebagai petani tambak juga tidak lagi berpenghasilan karena tambak sebagai sumber mata pencaharian telah tergerus air laut. Selain itu, di Indonesia sendiri nelayan juga terpukul akibat cuaca ekstrem. Tidak kurang dari 86 nelayan hilang dan meninggal di laut pada 2010, meningkat jumlahnya menjadi 149 jiwa pada 2011, dan hingga Agustus 2012 nelayan hilang sudah mencapai 186 jiwa.10

Seiring berjalannya waktu, perubahan iklim menjadi suatu problema seakan menjadi suatu sistem yang kompleks. Kaum sosialis biasanya percaya bahwa semakin kompleks sebuah sistem, semakin kecil kemungkinan sistem itu dibiarkan berjalan sendiri dan semakin besar kebutuhan untuk didalangi, diatur, direncanakan dan dirancang.11 Perubahan iklim akan memberikan dampak yang membahayakan umat manusia sehingga kaum sosialis mewujudkan kepeduliannya antar sesama dengan menyuarakan pesan-pesan untuk menjaga lingkungan, membentuk gerakan-gerakan pecinta lingkungan dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan. Mereka begitu semangat menggebu-gebu menyusun stratetegi-strategi untuk mencegah terjadinya perubahan iklim, sebagaimana di kampus kita sendiri, Universitas Negeri Semarang (UNNES)12, begitu banyak kebijakan baru yang dibuat dalam rangka menegakkan konservasi.

Kaum sosialis juga memiliki sisi yang kurang baik terkait dengan sikapnya terhadap perubahan iklim. Kaum sosialis seolah-olah menganggap bahwa pemanasan global murni terjadi karena kesalahan manusia, dengan mengabaikan proses-proses alam13 yang pada hakikatnya juga menyebabkan pemanasan global. Kaum sosialis juga sering membuat

statement-statement yang terkesan mengancam kehidupan manusia sehingga manusia sering merasa ketakutan. Selain itu juga adanya pembatasan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Demikian sekelumit tentang pandangan kaum liberal dan kaum sosialis terhadap perubahan Iklim. Selanjutnya kita bisa menganalisis masing-masing pandangan tersebut, tentunya masing-masing memiliki sisi positif dan negatif. Sebagai warga Negara Indonesia kita juga harus bisa memahami kondisi Negara kita sendiri. Bagaimana kita bersikap harus ada sinkronisasi dengan kondisi tersebut. Kita harus ingat bahwa kita adalah generasi penerus bangsa yang mana tindakan yang kita lakukan harus mampu menjawab tuntutan bangsa dan Negara ini.

10 Baca “Solusi Palsu Perubahan Iklim”,

http://sains.kompas.com/read/2012/12/06/01592526/Solusi.Palsu.Perubahan.Iklim

11 Vaclav Klaus “Kebebasan dan Politik Perubahan Iklim”, Penerbit Freedom Institute,

2012 hal. 90

12 UNNES, perguruan tinggi yang mendeklarasikan diri sebagai kampus konservasi sejak

12 Maret 2010

13 Proses-proses alam tersebut antara lain: proses-proses lautan, proses-proses biotik,

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu pelaksanaan proyek pembangunan tower XL perlu dianalisis dan dijadwalkan kegiatan dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak penjadwalan. Berdasarkan uraian yang

Bahwa Rencana Detail Tata Ruang Kota Semarang Bagian Wilayah Kota V (BWK V) sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingakat II Semarang Nomor 6 Tahun

Numeerisen tarkastelun perusteella turpeen käyttö kasvoi hiilen varjohinnan funktiona niissä ketjuissa, joissa tehollinen päästökerroin oli alhaisempi kuin kivihiilen polton

Dengan membaca, tidak menutup kemungkinan satu ide dari buku itu bisa kita kembangkan sehingga dapat melahirkan beberapa ide baru sesuai dengan perkembangan zaman untuk hal-hal

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana cara guru menerapkan metode Wafa untuk meningkatkan hafalan Alquran di SDIT Nurul Fikri Banjarmasin dan

Sedangkan hasil uji anova beda rata-rata konsumsi garam individu pada setiap wilayah tidak menunjukkan beda yang signifikan baik antara wilayah I dengan II dan III maupun antara

Proporsi status lingkar perut yang normal lebih besar pada responden yang melakukan praktik gizi seimbang daripada yang tidak mempraktikkannya, hasil uji

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.06/MEN/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan