commit to user
BAB 5
ANALISIS PERBANDINGAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
5.1. Perbandingan Karakter Permukiman
Beragam jenis atau tipe permukiman tersebar di berbagai wilayah. Namun, dalam
penelitian ini akan dibandingkan permukiman berdasarkan karakter lokasi dan aktivitas
masyarakat yang tinggal. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui karakteristik
infrastruktur dan pola penyediaannya diperlukan pemengaruh perbedaan tersebut, yakni
karakter lokasi dan aktivitas masyarakat.
Tabel 5.1. Perbandingan Karakter Lokasi Permukiman
Karakteristik Lokasi
Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo
Fisik Berada di dataran rendah ; kemiringan 0 – 20% ; ketinggian 80 – 100 mdpl.
Jenis tanah alluvial dan liat berpasir.
Suhu berkisar 24, 9°C - 28,6°C ; tekanan 1009, 7 MBS ; kelembaban 75% ; Curah hujan rata-rata 2000-4000 mm/tahun
Kebutuhan dasar sudah tersebar merata dan terjangkau, tetapi kondisi drainase kurang begitu baik sehingga rawan genangan dan banjir.
Termasuk kepadatan tinggi yakni 191 jiwa/ha
Berada di dataran rendah ; kemiringan 0 – 40% ; ketinggian 80 – 130 mdpl.
Jenis tanah alluvial ; liat berpasir.
Suhu berkisar 24, 9°C - 28,6°C ; tekanan 1009, 7 MBS ; kelembaban 75% ; Curah hujan rata-rata 2000-4000 mm/tahun.
Kebutuhan dasar sudah tersebar merata dan terjangkau, tetapi di beberapa RW terdapat kendala kualitas air bersih. Kondisi drainase dalam kondisi baik karena didukung topografi yang berlereng.
Termasuk kepadatan rendah yakni 90 jiwa/ha
Ekonomi Dominasi mata pencahariaan penduduk sebagai buruh (59%) dan hampir 60% pendapatan penduduk di bawah UMR.
Dominasi kondisi fisik rumah permanen (82%).
Sebesar 68% penduduk mempunyai tanggungan keluarga 2-3 orang per KK.
Dominasi mata pencahariaan sebagai buruh (50%) dan sebesar 43% pendapatan penduduk di bawah UMR.
Dominasi kondisi fisik rumah permanen (95,6%)
Sebesar 70% penduduk mempunyai tanggungan keluarga 2 – 3 0rang per KK. Sosial Terdapat beberapa keluarga yang tinggal
dalam satu rumah. Kondisinya tersebar tidak memusat.
Dominasi penduduk sudah mengenyam pendidikan 9 th. Angka tidak sekolah dan tidak tamat SD cukup kecil dibanding kategori pendidikan yang lain
Kesehatan masyarakat cukup baik. Gotong royong dilakukan cukup rutin oleh penduduk. Terdapat pula karang taruna yang cukup aktif tersebar hampir di seluruh RW.
Terdapat beberapa keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Hal ini terdapat di permukiman padat seperti bantaran sungai.
Sebagian besar penduduk sudah
mengenyam pendidikan 9 tahun. Namun, angka tidak sekolah dan tidak tamat SD cukup tinggi.
Kesehatan masyarakat cukup baik.
Gotong royong dilakukan cukup rutin oleh penduduk. Karang Taruna yang cukup aktif ditemukan di permukiman-permukiman padat.
commit to user
Tabel 5.2. Perbandingan Karakter Aktivitas Permukiman
Karakter Aktivitas Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo Bermukim Sebagian besar aktivitas bermukim
penduduk < 16 jam yaitu sebesar 85%.
Sebagian besar aktivitas bermukim penduduk < 16 jam yaitu sebesar 81%. Bekerja Hanya 13% masyarakat yang bekerja
di/dari rumah, sisanya sebsar 87% bekerja di luar rumah.
Hanya 12% masyarakat yang bekerja di/dari rumah, sisanya sebsar 88% bekerja di luar rumah.
Bersosialisasi Sebesar 54% masyarakat mempunyai intensitas bersosialisasi tinggi.
Sebesar 34% masyarakat mempunyai intensitas bersosialisasi tinggi. Sumber : Analisis, 2014
Kedua tabel di atas menunjukkan karakter permukiman masing-masing lokasi
penelitian. Diketahui bahwa kedua lokasi mempunyai karakter fisik yang sama, akan
tetapi menunjukkan kepadatan yang berbeda. Perbedaan karakter ekonomi cukup
signifikan ditunjukkan pada pendapatan penduduk yang di bawah UMR dimana kedua
wilayah mempunyai selisih 17%. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin padat
suatu permukiman maka semakin berkurang kesejahteraannya.
Pada tabel selanjutnya menjelaskan mengenai perbandingan karakter aktivitas di
permukiman Danukusuman dan Mojosongo. Walaupun kepadatan dan kesejahteraan
sedikit berbeda, aktivitas masyarakat yang terjadi dapat dikatakan relatif sama. Dengan
demikian kebutuhan akan infrasruktur permukiman juga hampir sama. Namun, kapasitas
penyediaan berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya.
5.2. Perbandingan Karakter Sediaan Infrastruktur
5.2.1. Perbandingan Sistem Jalan dan Transportasi Lokal
Jalan dan transportasi lokal merupakan salah satu infrastruktur yang cukup
vital. Tanpa infrastruktur ini aktivitas masyarakat seperti bekerja dan bersosialisasi
dapat terhambat. Namun, terdapat perbedaan sediaan infrastruktur antara
permukiman di Danukusuman dan Mojosongo. Terdapat perbedaan dalam
ketersediaan halte dimana halte sangat membantu memudahkan masyarakat dalam
mengakses angkutan umum (bus). Hanya di Kelurahan Mojosongo yang
ditemukan sediaan halte. Padahal aktivitas masyarakat di Kelurahan Danukusuman
commit to user
Tabel 5.3. Perbandingan Sistem Jalan dan Transportasi Lokal
Elemen
Perbandingan Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo Sistem
sirkulasi
Jaringan jalan sebagian besar sudah dilengkapi furniture street dan parkir on street serta dilalui angkutan umum.
Tidak memiliki pangkalan ojek, angkot maupun becak
Jaaringan jalan sebagian besar sudah dilengkapi furniture street dan parkir on street serta dilalui angkutan
Pedestrian menggunakan paving block dan lebar min, 1,2 meter
Belum semua jalan memenuhi persyaratan SNI mengenai pedestrian.
Pedestrian menggunakan paving block dan lebar min, 1,2 meter.
Belum semua jalan memenuhi persyaratan SNI mengenai pedestrian.
Sistem parkir Tidak terdapat area parkir umum
Terdapat lahan parkir pribadi dan komersial, baik itu off street dan on street.
Tidak terdapat area parkir umum.
Terdapat lahan parkir pribadi dan komersial, baik itu off street dan on street.
Sumber : Analisis, 2014
5.2.2. Perbandingan Sistem Drainase
Kebutuhan akan jaringan drainase di kedua wilayah tidak terlalu berbeda.
Perbedaan kebutuhan jaringan drainase yang terjadi di Danukusumuan (dataran
rendah) adalah membutuhkan pompa air, sedangkan di Mojosongo (dataran tinggi)
tidak terlalu membutuhkannya. Perbedaan kebutuhan infrastruktur ini disebabkan
oleh perbedaan karakter lokasi (kelerengan dan kemiringan) yang menyebabkan
potensi bencana banjir/genangan di Kelurahan Danukusuman karena berada di
dataran rendah. Namun, tabel berikut tidak menunjukkan adanya penyediaan
pompa air di kedua wilayah yang seharusnya disiapkan ketika suatu daerah
tergenang air.
Tabel 5.4. Perbandingan Sistem Drainase
Elemen
Perbandingan Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo Badan
penerima air
Terdapat di permukaan tanah (Kali Jenes dan Kali Wingko)
Di bawah permukaan tanah (air tanah dan akifer)
Terdapat di permukaan tanah (Kali Anyar dan Kedung Jumbleng)
Di bawah permukaan tanah (air tanah dan akifer)
Bangunan pelengkap
Hanya terdapat jembatan dan street inlet.
Hanya terdapat jembatan dan street inlet.
Sumber : Analisis, 2014
5.2.3. Perbandingan Sistem Air Bersih
Pengaruh karakter aktivitas masyarakat yang cenderung lebih lama tinggal di
rumah adalah kebutuhan air bersih yang lebih tinggi dari rata-rata untuk
menunjang aktivitas seperti minum dan mandi. Namun, kebutuhan tersebut masih
commit to user
Tabel 5.5. Perbandingan Sistem Air Bersih
Elemen
Perbandingan Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo Penyediaan
Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air bersih tercukupi oleh sistem pemipaan PDAM dan sebagian menggunakann air sumur.
Kebutuhan air bersih tercukupi oleh sistem pemipaan dan tangki air PDAM serta sebagian menggunakann air sumur.
Penyediaan Jaringan Air Bersih
Pipa jaringan menggunakan piipa PVC GIP
Pipa jaringan menggunakan piipa PVC GIP.
Penyediaan Kran Umum dan Hidran Kebakaran
Tidak ditemukan ketersediaan kran umum dan hidran kebakaran.
Tidak ditemukan ketersediaan kran umum dan hidran kebakaran.
Sumber : Analisis, 2014
Tabel di atas menunjukkan sedikit perbedaan dalam sistem penyediaan air
bersih antara kedua lokasi penelitian. Namun, hal ini lebih cenderung dipengaruhi
karakter lokasi (ketinggian) yang menyebabkan beberapa RW di Kelurahan
Mojosongo sedikit sulit mendapatkan air layak minum, sehingga PDAM
melakukan penyediaan dengan tangki air. Selain itu, letak Kelurahan Mojosongo
yang berada di ketinggian menyebabkan kualitas air yang kurang layak pakai.
5.2.4. Perbandingan Sistem Air Limbah
Kegiatan bermukim lebih lama menyebabkan lebih besarnya limbah yang
dihasilkan oleh masyarakat karena dalam bermukim mereka melakukan aktivitas
MCK serta memasak makanan. Dalam pembuangan air limbah suatu permukiman
membutuhkan saluran seperti septic tank, bidang resapan serta jaringan pemipaan.
Untuk kebutuhan septic tank, sebagian besar masyarakat sudah memiliki kakus
pribadi dan septic tank, tetapi belum tersedianya bidang resapan di lingkungan
permukiman baik untuk Kelurahan Danukusuman maupun Mojosongo.
Tabel 5.6. Perbandingan Air Limbah
Elemen Perbandingan Kel. Danukusuman Kel, mojosongo Septic tank Sebagian besar sudah memiliki
kakus pribadi dan septic tank
Sebagian besar sudah memiliki kakus pribadi dan septic tank Bidang resapan/biopori Tidak terdapat biopori Tidak terdapat biopori Jaringan pemipaan Pemipaan dialirkan ke IPAL
Semanggi karena belum terdapat IPAL Komunal.
Pemipaan dialirkan ke IPAL Komunal Mojosongo, tetapi tidak semua rumah memiliki sambungan tersebut.
Sumber : Analisis, 2014
Perbedaan yang ditunjukkan oleh tabel di atas adalah pada unsur jaringan
pemipaan air limbah. Karena minimnya lahan (karakter lokasi kepadatan), wilayah
Danukusuman belum mampu menyediakan IPAL Komunal mandiri walaupun
sebenarnya kebutuhan akan infrastruktur ini cukup tinggi mengingat aktivitas
commit to user
Mojosongo yang masih mempunyai cukup lahan sehingga dapat melakukan
penyediaan IPAL Komunal untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar.
5.2.5. Perbandingan Sistem Persampahan
Karakter aktivitas masayarakat yang lebih lama tinggal di rumah juga
mempunyai pengaruh terhadap infrastruktur persampahan. Semakin lama
masyarakat tinggal di rumah, maka semakin banyak pula limbah (cair dan padat)
yang dihasilkan. Namun, hal ini sudah diatasi dengan penyediaan tempat sampah
di setiap rumah dan adanya pengangkutan sampah hampir setiap hari menuju TPS.
Tabel 5.7. Perbandingan Sistem Persampahan
Elemen Perbandingan Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo Bak / tong sampah Sudah tersedianya bak / tong
sampah di setiap rumah.
Sudah tersedianya bak / tong sampah di setiap rumah.
Gerobak sampah Sudah tersedianya gerobak sampah baik motor maupun dorong
Sudah tersedianya gerobak sampah baik motor maupun dorong
TPS Jarak dengan hunian < 30 m Jarak dengan hunian > 30 m Sumber : Analisis, 2014
Sistem persampahan di kedua wilayah tidak jauh berbeda. Keduanya sudah
dilengkapi tempat sampah, gerobak pengangkut sampah dan TPS. Namun,
diketahui terdapat perbedaan dalam penyediaan TPS yang ditunjukkan pada tabel
di atas mengenai syarat jarak TPS dengan hunian/permukiman dimana TPS
Danukusuman belum memenuhi syarat SNI dikarenakan jarak TPSnya < 30m. hal
ini disebabkan karena minimnya lahan kosong, sehingga pemanfaatan lahan pun
harus dekat dengan permukiman.
5.2.6. Kesimpulan Analisis Perbandingan Karakter Sediaan Infrastruktur
Dari analisis yang telah dilakukan, ditemukan perbedaan pada beberapa
karakter sediaan infrastruktur yaitu pada sistem transportasi lokal tidak ditemukan
penyediaan halte bus di Danukusuman. Padahal halte bus sangat mendukung
mobilitas masyarakat di permukiman padat. Pada sistem air bersih ditemukan
penyediaan tangki air untuk permukiman di Mojosongo. Hal ini dikarenakan
karakter lokasi yang tinggi dan berlereng membuat air tanah sedikit sulit untuk
dipompa naik serta kualitas air yang kurang layak pakai oleh masyarakat.
Pada sistem air limbah terdapat perbedaan pada sediaan IPAL Komunal.
Padahal apabila melihat karakter kebutuhan berdasar aktivitas masyarakat yang
ditunjukkan pada bab empat tidak terlalu berbeda. Kedua lokasi penelitian sangat
membutuhkan IPAL Komunal tersebut. Namun, keterbatasan lahan membuat
commit to user
Permukiman di Danukusuman mengandalkan IPAL Komunal Semanggi untuk
kebutuhan system air limbahnya.
5.3. Perbandingan Pola Penyediaan Infrastruktur
Pola penyediaan infrastruktur permukiman di Danukusuman dan Mojosongo tidak
mempunyai perbedaan yang signifikan baik di sistem jalan dan transportasi lokal, air
bersih maupun infrastruktur lainnya. Hal ini disebabkan belum maraknya penyediaan
atau pembiayaan non konvensional. Masyarakat dan pemerintah setempat masih
menggunakan pola konvensional dimana peran terbesar adalah pemerintah selaku
pemangku kebijakan. Selain itu, belum dimanfaatkannya potensi karakter lokasi
permukiman secara maksimal baik dari segi fisik, ekonomi dan sosial budaya.
Pertimbangan akan kebutuhan infrastruktur permukiman yang berbeda pun belum
diterapkan dalam penyediaan infrastruktur di dua lokasi penelitian tersebut. Berikut
pembahasan detail untuk setiap jenis infrastruktur permukiman di Danukusuman dan
Mojosongo.
5.3.1. Perbandingan Pola Penyediaan Jalan dan Transportasi Lokal
Dalam penyediaan jalan dan transportasi lokal di kedua lokasi penelitian, tidak
ditemukan perbedaan yang signifikan. Terdapat keterlibatan masyarakat,
pemerintah dan swasta dalam penyediaan infrastruktur ini. Keterlibatan pihak
swasta hanya dalam penyediaan jaringan parkir komersial dimana juga merupakan
kebutuhan pihak swasta tersebut. Tidak ditemukan pola KPS (Kerjasama
Pemerintah Swasta), tetapi muncul pola pemberdayaan masyarakat dalam bidang
pemeliharaan infrastruktur.
Tabel 5.8. Perbandingan Pola Penyediaan Jalan dan Tranportasi Lokal
Unsur Pola Penyediaaan Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo Aktor
Terlibat
Masyarakat
Pemerintah
Swasta
Kerjasama Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Jangka Waktu Kerjasama -
-Sumber : Analisis, 2014
5.3.2. . Perbandingan Pola Penyediaan Drainase
Penyediaan drainase di kedua lokasi penelitian sebagian besar merupakan
program konvensional pemerintah melalui DPU. Tidak ditemukan keterlibatan
pihak swasta maupun KPS dalam infrastruktur ini, tetapi terdapat pola
pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan jaringan drainase tersier
(selokan). Masyarakat melakukan pemeliharaan dengan swadaya dan bantuan dari
commit to user
Tabel 5.9. Perbandingan Pola Penyediaan Drainase
Unsur Pola Penyediaaan Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo
Aktor Terlibat Masyarakat
Pemerintah
Swasta - -
Kerjasama Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Jangka Waktu Kerjasama -
-Sumber : Analisis, 2014
5.3.3. Perbandingan Pola Penyediaan Air Bersih
Penyediaan dan pemeliharaan air bersih dilakukan oleh pemerintah (PDAM)
dan masyarakat. Oleh karena itu, tidak ditemukan pola KPS dalam bentuk apapun
karena tidak terlibatnya pihak swasta dalam penyediaan infrastrutur ini. Oleh
karena itru, hanya terdapat pola pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharan
infrastruktur air bersih di kedua lokasi penelitian. Berikut tabel perbandingan pola
penyediaan air bersih :
Tabel 5.10. Perbandingan Pola Penyediaan Air Bersih
Unsur Pola Penyediaaan Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo
Aktor Terlibat Masyarakat
Pemerintah
Swasta - -
Kerjasama Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Jangka Waktu Kerjasama -
-Sumber : Analisis, 2014
5.3.4. Perbandingan Pola Penyediaan Air Limbah
Secara umum infrastruktur air limbah disediakan oleh pemerintah setempat
(DPU). Tidak ditemukan keterlibatan pihak swasta, sehingga tidak terdapat pola
KPS dalam penyediaan infrastruktur ini. Sedangkan keterlibatan masyarakat hanya
dalam bentuk pemeliharaan septic tank dan sanimas, sehingga terdapat pola
pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan air limbah di kedua lokasi
permukiman yang diteliti.
Tabel 5.11. Perbandingan Pola Penyediaan Air Limbah
Unsur Pola Penyediaaan Kel. Danukusuman Kel. Mojosongo
Aktor Terlibat Masyarakat
Pemerintah
Swasta - -
Kerjasama Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Jangka Waktu Kerjasama -
commit to user 5.3.5. Perbandingan Pola Penyediaan Persampahan
Penyediaan infrastruktur persampahan dilakukan oleh pemerintah bersama
dengan masyarakat. Penyediaannya pun dilakukan secara konvensial tanpa
keterlibatan pihak swasta, sehingga tidak terdapat pola KPS dalam infrastruktur ini.
Pola pemberdayaan masyarakat ditemukan dalam pemeliharaan
infrastruktur-infrastruktur persampahan seperti tong dan atau bak sampah pribadi.
Tabel 5.12. Perbandingan Pola Penyediaan Persampahan
Unsur Pola Penyediaaan Kel.
Danukusuman
Kel. Mojosongo
Aktor Terlibat
Masyarakat
Pemerintah
Swasta - -
Kerjasama Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Hanya muncul pola pemberdayaan masyarakat
Jangka Waktu Kerjasama -
-Sumber : Analisis, 2014
5.3.6. Kesimpulan Analisis Perbandingan Pola Penyediaan
Dari analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat
keterlibatan aktor-aktor dalam penyediaan infrastruktur adalah sama di kedua lokasi
penelitian baik untuk pemerintah, masyarakat maupun peran swasta yang masih
terbilang kecil. Namun, apabila dikaitkan dengan aktivitas sosial dan tingkat
ekonomi masyarakat akan muncul perbedaan mengenai proyek penyediaan yang
terjadi. Aktivitas sosial yang cukup tinggi serta tingkat ekonomi masyarakat di
Danukusuman yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan Mojsosongo,
menimbulkan lebih banyak program penyediaan infrastruktur oleh pemerintah yang
tidak ditemukan di Mojosongo seperti Sanimas dan pavingisasi.