• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENURUNAN MINAT BACA PADA SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENURUNAN MINAT BACA PADA SISWA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KETERAMPILAN BERBAHASA DAN BERSASTRA INDONESIA

“PENURUNAN MINAT BACA PADA SISWA”

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Keterampilan Berbahasa dan Bersastra Indonesia di Sekolah Dasar

oleh :

Fitria Isnaini 1401413004 140240001

Dosen Pengampu : Drs. Suwandi, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Membaca adalah kegiatan seseorang dengan menggunakan pengamatan melalui mata untuk menterjemahkan dan menginterprestasikan tanda atau lambang di atas kertas atau bahan lainnya. Kebiasaan membaca perlu dimulai dari usia dini sejak di rumah, di sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan atas hingga perguruan tinggi. Tanpa kebiasaan membaca, maka akan sangat sulit untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang kesemuanya berada dalam buku-buku.

Membaca merupakan salah satu hal yang seharusnya wajib bagi semua orang, terutama untuk siswa. Karena dengan membaca kita akan mendapatkan informasi yang tentunya berguna untuk kita. Tapi pada jaman sekarang jarang kita temui siswa yang setiap harinya membaca. Perkembangan Minat Baca dan Kemampuan Baca terutama siswa kita memang sangat memprihatinkan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh International Education Achievement (IEA) pada awal tahun 2000 menunjukkan bahwa kualitas membaca siswa Indonesia menduduki urutan ke 29 dari 31 negara yang diteliti di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika. Padahal buku adalah jendela dunia. Lewat sebuah buku kita bisa mendapat banyak pengetahuan, sayangnya kebiasaan membaca di kalangan siswa mulai luntur.

Persoalan minat baca pada siswa adalah masalah yang klasik. Berbagai upaya terus dilakukan untuk dapat meningkatkan minat baca. Namun pada kenyataannya, minat baca siswa masih begitu rendah.

B. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dan manfaat membaca.

2. Mengetahui fakor penyebab rendahnya minat baca siswa.

3. Mengetahui dampak dari rendahnya minat baca bagi diri sendiri, masyarakat, Bangsa dan Negara.

(3)

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dan manfaat membaca itu? 2. Apa faktor penyebab rendahnya minat baca siswa?

3.

Apa dampak dari rendahnya minat baca bagi diri sendiri, masyarakat Bangsa dan Negara?

4. Apa saja solusi agar siswa gemar membaca buku? D. ALASAN

1. Kurangnya minat baca pada siswa yang berakibat kurangnya informasi atau ilmu yang dimiliki siswa.

(4)

BAB II PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN DAN MANFAAT MEMBACA

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan maupun hanya dalam hati).

b. Hodgson (1960: 43-44), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

c. Gorys Keraf (1996: 24), membaca adalah suatu proses yang kompleks meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Membaca juga dapat diartikan sebagai proses pemberian makna simbol-simbol visual.

Membaca merupakan kegiatan menerima akan tetapi, untuk mendapatkan pemahaman yang baik dan menyeluruh, kita tidak melakukannya dengan berpasrah diri. Untuk memperoleh itu, kita secara aktif bekerja mengolah teks bacaan menjadi bahan yang bermakna. Bahkan bukan hanya pemahaman yang di tuntut dalam membaca, melainkan juga penggolahan bahan bacaan secara kritis dan kreatif. Membaca bukan hanya proses mengingat, melainkan juga proses kerja mental yang melibatkan Aspek-Aspek berpikir kritis dan kreatif.

Kita tahu bahwa buku adalah jendela dunia, untuk mengetahu isi sebuah buku kita perlu memiliki kemampuan membaca. Banyak sekali manfaat yang akan didapat dengan membaca. Manfaat dari membaca adalah :

a. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.

b. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.

(5)

d. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.

e. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.

f. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan para sarjana.

g. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup.

h. Keyakinan seseorangakan bertambah ketika dia membaca buku-buku yang bermanfaat, terutama buku yang ditulis oleh penulis muslim yag saleh. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.

i. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.

j. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat.

2. FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BACA SISWA

(6)

Faktor lain yang menghambat kegiatan siswa untuk mau membaca adalah kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan baik sebagai guru, dosen maupun para pustakawan yang tidak memberikan motivasi pada anak-anak peserta didik bahwa membaca itu penting untuk menambah ilmu pengetahuan, melatih berfikir kritis, menganalisis persoalan, dan sebagainya.

b. Kurangnya Pengelolaan Perpustakaan dan Koleksi Buku

Di hampir semua sekolah pada semua jenis dan jenjang pendidikan, kondisi perpustakaannya masih belum memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan. Perpustakaan sekolah belum sepenuhnya berfungsi. Jumlah buku-buku perpustakaan jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan, serta peralatan dan tenaga yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Padahal perpustakaan sekolah merupakan sumber membaca dan sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

c. Kemajuan Teknologi

(7)

d. Kurangnya Dukungan Keluarga dan Lingkungan

Rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak-anak yang tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anak-anaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua. Sementara terkait dengan fasilitas, minimnya ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dapat membuat anak kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia di rumah.

Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari lingkungan. Karena pengaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan (teman), anak lebih memilih bermain dengan teman-temannya dibanding membaca buku. Dan terakhir, ketersediaan waktu yang kurang, membuat anak kurang berminat untuk membaca. Seperti kondisi beberapa informan anak yang bersekolah dengan sistem full day school, tentu sebagian besar waktu dalam sehari sudah banyak dihabiskan di sekolah. Kesempatan memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin yang mereka jalani setelah pulang sekolah. Kalaupun masih ada sisa waktu, mereka lebih memanfaatkan untuk bersantai dan melepas lelah.

e. Warisan Budaya membaca

Budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang. Kita hanya terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal atau lisan yang diceritakan oleh orang tua, nenek, dan tokoh masyarakat. Sehingga tidak ada pembelajaran secara tertulis yang dapat menimbulkan kebiasaan membaca.

(8)

Di negara maju, seperti Jepang, budaya membaca adalah suatu kebiasaan yang telah menjadi kebutuhan bagi masyarakatnya. Ibarat sandang, pangan dan papan, membaca merupakan bagian dari kehidupan mereka tiap harinya. Sajidiman Surjohadiprojo (1995), ketika menjabat sebagai duta besar Jepang mengatakan bahwa yang paling membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa Jepang adalah kemampuan adaptifnya, termasuk kemampuan membaca dan mempelajari budaya bangsa lain. Tidak akan dijumpai orang Jepang melamun dan mengobrol di kereta api bawah tanah, kegiatan mereka kalau tidak tidur tentu membaca.

f. Sistem pembelajaran di Indonesia

Sistem pembelajaran di Indonesia telah membuat siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan guru mengajar di kelas daripada mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di sekolah dengan membaca buku sebanyak-banyaknya. Misalnya saja PR yang diberikan oleh guru, kebanyakan PR tersebut berbentuk mengerjakan soal-soal di buku paket atau LKS. Berarti hanya melanjutkan tugas dan soal yang belum selesai dikerjakan di sekolah. Sebaiknya PR yang diberikan lebih berbentuk sebuah proyek yang menyenangkan, dimana anak dituntut untuk banyak membaca dari berbagai literatur. Wawasan mereka lebih berkembang sehingga perlahan akan terbina iklim membaca. Membaca bukan dianggap sebagai hal yang membosankan dan tidak menarik, melainkan sebagai hal menyenangkan bagi siswa.

(9)

3. DAMPAK DARI RENDAHNYA MINAT BACA BAGI DIRI SENDIRI, matematika, menurunya prestasi yang diraih, dan menyebabkan buta huruf. Selain itu, penurunan minat baca dari kalangan siswa itu mengakibatkan, rata-rata nilai Ujian Nasinal yang diujikan pada setiap sekolah di bawah standar minimal kelulusan, dan hanya beberapa mata pelajaran saja yang nilanya di atas standar minimal kelulusan.

b. Bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara

Apabila rendahnya minat dan kemampuan membaca siswa, maka dalam persaingan global kita akan selalu ketinggalan dengan sesama negara berkembang, apalagi dengan negara-negara maju lainnya. Kita tidak akan mampu mengatasi segala persoalan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan lainnya selama SDM kita tidak kompetitif, karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, akibat lemahnya kemauan dan kemampuan membaca. Penurunan minat membaca juga berpengaruh terhadap daya saing tenaga kerja Indonesia yang menduduki urutan ke-46 di dunia, di bawah Singapura (2), Malaysia (27), Filipina (32) dan Thailand (34). Sedangkan, kualitas SDM Indonesia berdasar Indeks Pembangunan Manusia oleh PBB (UNDP) 2000, menduduki urutan ke-109, terendah dibanding sejumlah negara ASEAN, seperti Vietnam (108), Jepang (9), Singapura (24), Brunei (32), Malaysia (61), Thailand (76) dan Filipina (77). 4. CARA MENINGKATKAN KEGEMARAN SISWA MEMBACA BUKU

a.

Sistem Pendidikan Nasional dan Kurikulum

(10)

potensi anak bangsa agar terwujudnya SDM yang kompetitif dalam era globalisasi, sehingga bangsa Indonesia tidak selalu ketinggalan dalam kecerdasan intelektual. Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan harus memenuhi beberapa prinsip antara lain :

Sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung.

Kedua prinsip di atas harus saling bergayut. Artinya dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, harus diisi dengan kegiatan pengembangan budaya membaca, menulis dan berhitung. Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi khususnya dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia harus memuat kegiatan pengembangan budaya membaca dan menulis dengan alokasi waktu yang cukup memberi kesempatan banyak untuk membaca.

Demikian pula dalam bahan kajian seni dan budaya, cakupan kegiatan menulis harus jelas dan berimbang dengan kegiatan menggambar/melukis, menyanyi dan menari. Kegiatan membaca dan menulis tidak saja menjadi prioritas dalam Bahan Kajian Bahasa Indonesia dan Bahan Kajian Seni dan Budaya, tetapi hendaknya juga secara implisit harus tercantum dalam Bahan-bahan Kajian lainnya.

b.

Paradigma Tenaga Kependidikan

Guru, dosen maupun para pustakawan sekolah sebagai tenaga kependidikan, harus merubah mekanisme proses pembelajaran menuju “membaca” sebagai suatu sistem belajar sepanjang hayat.

(11)

Pustakawan pada perpustakaan sekolah yang didukung oleh para guru kelas sedapat mungkin harus dapat menciptakan “kemauan” para peserta didik untuk banyak membaca dan meminjam buku-buku di perpustakaan. Sistem promosi perpustakaan harus diadakan dan diprioritaskan secara kontinu agar perpustakaan dikenal apa fungsi, arti, kegunaan dan fasilitas yang dapat diberikannya. Tanpa promosi perpustakaan yang gencar, mustahil orang akan mengenal dan tertarik untuk datang ke perpustakaan.

c.

Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dengan Baik

Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat penting untuk menunjang proses belajar mengajar. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar (Darmono, 2001:2). Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar mengajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu.

(12)

Hal penting yang harus dilakukan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa adalah dengan melengkapi koleksi perpustakaan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sudah saatnya perpustakaan sekolah tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk membaca.

d.

Motivasi Guru dan Keluarga

Pada dasarnya, pihak sekolah / guru bertanggungjawab ikut menumbuhkan minat baca bagi siswa, karena dari sanalah sumber kreatifitas siswa akan muncul. Sekolah harus mengajar anak-anak berpikir melalui budaya belajar yang menekankan pada memahami materi.

(13)

BAB III PENUTUP 1. SIMPULAN

Pada satu sisi rendahnya kebiasaan dan kemampuan membaca masyarakat kita disebabkan rendahnya minat baca, di sisi lain rendahnya kebiasaan dan kemampuan membaca tidak mengondisikan kedalaman pengetahuan dan keluasan wawasan. Di samping itu, rendahnya kebiasaan dan kemampuan membaca berpotensi menurunkan angka melek huruf yang secara langsung menentukan kualitas bangsa.

2. SARAN

(14)

Daftar Pustaka

Munir misbahul. 2013. Pengertian membaca menurut beberapa ahli. http://sukamembaca01.blogspot.com/2013/08/pengertian-membaca-menurut-beberapa-ahli.html diunduh pada 10 April 2014.

Ilham Akbarrianto. 2012. Faktor Pengaruh Menurunnya Minat Membaca.

http://tatanamon.blogspot.com/2012/02/faktor-pengaruh-menurunnya-minat.html diunduh pada 10 April 2014. Novianty. 2014. Rendahnya Minat Baca Siswa.

http://www.slideshare.net/novilalala/rendahnya-minat-baca-siswa-29921050 diunduh pada 11 April 2014.

Dini Susanti. 2013. Penyebab Rendahnya Minat Baca. http://unai-kirei.blogspot.com/2013/09/penyebab-rendahnya-minat-baca-di.html diunduh pada 11 April 2014.

PIPEBI Solo. 2010. Kiat Sederhana Meningkatkan Minat Baca. http://pipebisolo.blogspot.com/2010/07/kiat-sederhana-meningkatkan-minat-baca.html diunduh pada 12 April 2014.

Referensi

Dokumen terkait

tepung beras, sedangkan egg roll berbahan tepung terigu dengan penambahan tapioka atau sagu. Egg roll juga mirip dengan ledre, yang merupakan camilan khas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebutuhan Bahan Paving Block ... Pengujian Penyerapan Air ... Pengujian Kuat Tekan ... Pengujian Penyerapan Air ... Pengujian Kuat Tekan ...

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka dilakukan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian sistem ini yang akan dibangun

Terdapat 120 kali penayangan yang disetujui oleh ke 2 coder (Indah dan Gita) dengan segmen 3 episode 22 Oktober 2014 memiliki frekuensi terbanyak dari keseluruhan

Tujuan penelitian ialah untuk menganalisis jargon dan interferensi bahasa yang terdapat dalam sinetron remaja dan implikasinya terhadap cerpen siswa. Adapun unsur

No Kode Atribut Pertanyaan Kategori IPA Kategori Kano Perbaikan 1 RS1 Kecepatan petugas dalam menangani keluhan pelanggan Prioritas Utama M Ditingkatkan 2 T10

Namun dalam hal analisis kadar air beras terlihat tidak begitu maksimal karena beras termasuk dalam tidak memenuhi syarat, (8) Pelaporan yang dilakukan oleh Perum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor keagamaan nasabah terhadap keputusan menabung, untuk mengetahui dan