TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai yang beribukota Sei Rampah merupakan
salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara.
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2o57” Lintang
Utara, 3o16” Lintang Selatan, 98o33” Bujur Timur, 99o27” Bujur Barat dengan
ketinggian berkisar 0–500 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Serdang Bedagai memiliki iklim tropis dengan area seluas
1.900,22 Km2. Penduduknya berjumlah 579.499 jiwa atau 131.844 keluarga
dengan kepadatan penduduk rata-rata 305 jiwa per kilometer persegi. Dari jumlah
penduduk tersebut, tingkat pengangguran terbuka relatif kecil yakni 14.774 jiwa
atau sekitar 3 persen. Sementara keragaman budaya yang ada tergambar dari multi
etnis yang ada, yakni Jawa, Melayu, Batak Karo, Batak Simalungun, Karo,
Angkola, Mandailing, Minang, Banjar, Aceh, Nias dan Tionghoa-Indonesia.
Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai di sebelah Utara berbatasan dengan
Selat Malaka, sebelah Selatan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah Timur
dengan Kabupaten Batu Bara dan Kabupaten Simalungun, Serta sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Serdang Bedagai terdiri
dari 17 kecamatan yaitu: Bandar Khalipah, Bintang Bayu, Dolok Masihul, Dolok
Merawan, Kotarih, Pantai Cermin, Penggajahan, Perbaungan, Sei Bamban, Sei
Rampah, Serba Jadi, Silinda, Sipispis, Tanjung Beringin, Tebing Syahbandar,
Produktivitas Komoditas Tanaman Pangan Padi
Serdang Bedagai merupakan salah satu penghasil padi terbesar di
Sumatera Utara. Pada tahun 2005 produksi padi (sawah + ladang) di Kabupaten
Serdang Bedagai mengalami peningkatan sebesar 1,04 persen, yaitu dari 307.630
ton ditahun 2004 menjadi 310.824 ton. Rata-rata produksi mengalami kenaikan
dari 44,60 Kw/Ha menjadi 46 Kw/Ha.
Palawija
Komoditi palawija di Kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari jagung,
ubikayu, ubi jalar, kacang tanah pada tahun 2005 mengalami fluktuasi penurunan
dan kenaikan baik luas panen, rata-rata produksi dan produksinya. Tanaman
jagung mengalami kenaikan luas panen dari 5.642 Ha menjadi 6.747 Ha atau naik
sebesar 19,59 persen.
Tanaman ubi kayu mengalami penurunan luas penen cukup drastis sebesar
52,91 persen dari 16.223 Ha menjadi 7.639 Ha pada tahun 2005. Rata-rata
produksinya meningkat dari 122,7 Kw/Ha menjadi 221,47 Kw/Ha, demikian juga
produksinya menurun 15,39 persen dari 198.985 ton pada tahun 2004 menjadi
168.363 ton pada tahun 2005.
Tanaman kacang kedelai mengalami kenaikan drastis luas panen sebesar
335 persen yaitu 580 Ha pada tahun 2004 menjadi 2.523 Ha pada tahun 2005.
Rata-rata produksi naik dari 11,1 Kw/Ha menjadi 14,51 Kw/Ha. Produksinya
mengalami kenaikan dari 642 ton pada tahun 2004 menjadi 3.306 ton pada tahun
Tanaman kacang hijau mengalami penurunan yang cukup drastis baik luas
panen maupun produksinya. Luas panen kacang hijau tahun 2004 sebesar 3.045
Ha menjadi 706 Ha di tahun 2005 dan produksinya turun 80,06 persen, yakni
3.335 ton menjadi 665 ton (BPS Serdang Bedagai).
Produktivitas pertanian tanaman pangan (padi dan palawija) dalam arti
sempit dapat diartikan sebagai kemampuan berproduksi dalam satu satuan luas.
Namun secara luas produktivitas diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh
dengan menggunakan segala potensi sumberdaya yang ada disertai dengan
kemampuan untuk meminimumkan segala resiko yang dapat memperkecil
pendapatan tersebut dalam satu satuan periode yang dibutuhkan. Hubungan antara
produksi yang dihasilkan dengan pendapatan yang akan diterima petani sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Usaha peningkatan produksi di Indonesia pada
dasarnya ditempuh secara bersama-sama dengan dua cara yaitu: 1) peningkatan
hasil tiap satuan luas (intensifikasi), 2) perluasan areal tanaman (ekstensifikasi).
Peningkatan produktivitas tanah pada umumnya diutamakan dari perluasan
areal pertanian, hal ini terjadi karena terbatasnya tanah yang tersedia dan sulitnya
pemindahan penduduk dari tempat yang padat ke tempat yang renggang.
Produktivitas tanah umumnya dilakukan melalui : 1) perbaikan dibidang teknologi
pertanian untuk meningkatkan daya produksi tanaman, 2) mengusahakan cara
bertanam baru yang memungkinkan sebidang tanah menghasilkan lebih dari satu
macam tanaman pada waktu yang sama misalnya pertanian tumpang sari
Teknologi dan Industri Pertanian Tanaman Pangan
Dalam hakikatnya manusia itu senantiasa tergantung kepada
lingkungannya, akan tetapi dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya
mereka tidak selalu tergantung pada alam akan tetapi manusia dapat
mempengaruhi, merubah, menciptakan corak dan bentuk lingkungan, untuk
mengolah lingkungan alam sehingga tercipta benda-benda kebutuhan. Manusia
secara fisik mempunyai keterbatasan, untuk itu diperlukan seperangkat peralatan
dan cara penggunaannya yang disebut dengan teknologi (Rifai dkk, 1990).
Teknologi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi,
memperluas spektrum pemanfaatan nilai tambah yang pada akhirnya bertujuan
untuk meningkatkan daya saing suatu komoditi di pasar. Oleh karena itu,
teknologi akan terus berkembang dalam memasuki era industrialisasi,
perkembangan tersebut tidak akan dapat di abaikan (A. M Safari, 1989).
Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri.
Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus
diolah oleh industri, menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya.
Sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana
produksi yang diperlukan oleh industri pengolah pertanian meliputi: usaha yang
mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah nilainya
(Karmadi, 2003).
Kabupaten Serdang Bedagai melalui Dinas Pertanian dan Peternakan
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai instansi teknis yang bertanggung
jawab atas penyelenggaraan pembangunan pertanian di Kabupaten Serdang
pertanian sebagai kegiatan unggulan (a leading sector) dan sebagai Prime Mover
bagi sektor-sektor unggulan lainnya di Kabupaten Serdang Bedagai.
Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan pertanian di
Kabupaten Serdang Bedagai, Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai dengan tetap mengacu pada program unggulan Departemen
Pertanian RI yaitu ; (1) peningkatan ketahanan pangan, (2) pengembangan
agribisnis, dan (3) peningkatan kesejahteraan petani telah melaksanakan
kegiatan-kegiatan baik secara swadaya maupun melalui bantuan dari Pemerintah Pusat.
Melalui program ketahanan pangan diharapkan dapat menanggulangi
kemiskinan melalui pengembangan kerangaman sumberdaya pangan lokal di
setiap wilayah. Peningkatan SDM petani juga menjadi hal yang penting yang
mendapat perhatian dalam rangka peningkatan hasil produksi pertanian yang
berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Ketersedia pangan ini kemudian diperluas wacananya bukan hanya dari
segi produksi saja, namun juga bagi ketahanan pangan (food security) dalam arti
yang luas serta keamanan dan kesehatan pangan (food safety dan food healthy).
Sehingga masalah yang berhubungan dengan standar produk juga harus
diperhatikan. Persaingan dalam hal memproduksi bahan pangan pertanian
memerlukan praktek-praktek yang menjamin mutu dan keamanan, seperti good
farming practises (GFP), good handling practises (GHP) dan good
manufacturing practises (GMP). Kecenderungn kearah hal tersebut memerlukan
keahlian keteknikan yang perlu terus ditingkatkan, sehingga sistem usaha
Peranan Mekanisasi Terhadap Pertanian Tanaman Pangan
Mekanisasi pertanian sebagai bagian dari keteknikan pertanian diartikan
sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis
untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut
termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga
manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya.
Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu
teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi
didalam produksi pertanian (Moens, 1978).
Ruang lingkup mekanisasi pertanian meliputi 5 bidang, yaitu :
1. Bidang mesin-mesin budi daya pertanian, yang menelaah
persoalan-persoalan penggunaan tenaga dan alat-alat untuk budi daya pertanian
2. Bidang teknik tanah dan air, yang menelaah persoalan-persoalan yang ada
kaitannya dengan keadaan teknik tanah dan air
3. Bidang bangunan pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan
gedung-gedung, bangunan, dan perlengkapan
4. Bidang elektrifikasi pertanian, yang menelaah persoalan-persoalan
penggunaan mesin-mesin yang dipakai dalam usaha menyiapkan hasil
pertanian, baik untuk disimpan maupun langsung digunakan
5. Bidang mesin-mesin pengolahan pangan, yang menelaah
persoalan-persoalan penggunaan alat serta syarat-syarat yang diperlukan bagi suatu
pengolahan pangan.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, produktivitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani (Handaka, 1996).
Kabupaten Serdang Bedagai melalui Dinas Pertanian banyak melakukan
program kerja yang berhubungan dengan mekanisasi pertanian dalam upaya
peningkatan pembangungan pertanian, sesuai dengan visinya yaitu“Terwujudnya
pertanian modern dan tangguh yang berorientasi agribisnis, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan ” dan salah satu misinya adalah menerapkan teknologi
tepat guna untuk meningkatkan produksi pertanian dan peternakan secara efisien
dan efektif serta ramah lingkungan. Untuk meningkatkan produktivitas dan
produksi komoditi pertanian dan peternakan dilakukan dengan peningkatan mutu
intensifikasi secara berkelanjutan dan efisien juga dilakukan penerapan teknologi
tepat guna, spesifik lokasi dan ramah lingkungan dengan perbaikan budidaya
tanaman dan ternak dan efisiensi usaha tani yang meliputi optimalisasi
penggunaan air, penggunaan benih/bibit unggul bermutu Inseminasi Buatan (IB),
Transfer Embrio (TE), pemupukan berimbang, menekan kehilangan hasil,
penyediaan sarana produksi dan alat mesin pertanian.
Sistem Informasi Pertanian
Informasi merupakan sumber daya penting dalam pertanian modern.
Perkembangan komputer dan perbaikan teknologi komunikasi memberikan petani
kesempatan untuk memperoleh informasi teknis dan ekonomi dengan cepat dan
menggunakannya secara efektif untuk pengambilan keputusan. Pelaku
memadai sebagai dasar strategi perencanaan dan pertimbangan untuk
pengembangan usaha tani lebih lanjut (BPPP, 2004).
Ketersediaan data statistik pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang
lengkap dan akurat adalah prasyarat penting dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian pembangunan industri pertanian Indonesia. Oleh sebab itu
pengembangan data statistik pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perlu
diarahkan pada ketersediaan data dan informasi yang lengkap, akurat, relevan, dan
konsisten yang kesemuanya tidak terlepas dari manajemen data dan informasi.
Untuk itu, perlu disusun suatu pedoman penyempurnaan metodologi
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data/informasi berikut
peraturan-peraturan pendukungnya, serta peningkatan kemampuan sumberdaya
manusia, pembaharuan sarana dan prasarana yang dapat menunjang tercapainya
sasaran untuk mendapatkan data yang akurat, informatif dan representatif
(Swastika, 2005).
Data dan Sistem Informasi
Menurut Mukhtar (1999), data yang sudah diproses menjadi informasi
digunakan oleh pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Secara grafik proses ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Proses data menjadi informasi data sistem
proses data informasi
pengambil
Agar informasi bisa berguna haruslah memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Reliable (dapat dipercaya). Informasi haruslah bebas dari kesalahan dan
haruslah akurat dalam mempresentasikan suatu kejadian atau kegiatan dari
suatu organisasi.
2. Relevan (cocok atau sesuai). Informasi yang relevan harus memberikan arti
kepada pembuat keputusan. Informasi ini bisa mengurangi ketidakpastian dan
bisa meningkatkan nilai dari suatu keputusan.
3. Timely(tepat waktu). Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan
bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
4. Complete (lengkap). Informasi yang disajikan termasuk didalamnya semua
data-data yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan yang diharapkan
oleh pembuat keputusan.
5. Understandable (dimengerti). Informasi yang disajikan hendaknya dalam
bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.
Sistem penghasil informasi atau yang dikenal dengan nama sistem
informasi memiliki pengertian sebagai berikut :
- Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses dan
untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.
- Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh
manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk
Sistem informasi menerima masukan data dan mengolah data tersebut
sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering
membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu
sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file
storage) ke dalam model sistem informasi. Dengan begitu, kegiatan pengolahan
tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan
sebelumnya (Waljiyanto, 2003).
Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi,
kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta
keunggulan kompetitif yang tentu saja berguna bagi kegiatan layanan
(Kroenke, 1992).
Pemanfaatan Sistem Informasi
Kabupaten Serdang Bedagai saat ini juga sudah menjalankan sebuah
sistem informasi berupa website yang di dalamnya menyajikan informasi seputar
pemerintahan, informasi potensi daerah, informasi pariwisata, informasi peluang
investasi, informasi dinas dan dan badan daerah di Kabupaten Serdang Bedagai,
dan banyak lagi informasi yang di harapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi
bagi masyarakat.
Sistem informasi telah berkembang sedemikian pesatnya baik dari segi
teknologi maupun manajemen pengoperasiannya. Organisasi menggunakan
sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan
menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan
Pengolahan informasi mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa, dan kapan
harus disajikan (Wahyono, 2004).
Pengembangan sistem informasi pertanian memerlukan dukungan data
yang akurat, sistem informasi dan layanan data, serta informasi yang baik. Dengan
sistem informasi yang baik, akan dapat dilakukan pemantauan dan penyebarluasan
informasi pertanian secara cepat, akurat dan murah. Pengembangan sistem
informasi juga diperlukan dalam membangun kegiatan koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan pertanian baik oleh Departemen
Pertanian maupun swasta (Hanani, 2003).
Sistem Informasi Berbasis Komputer
Pembagian sistem informasi menurut proses untuk mendapatkan
informasi, dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem informasi manual dan
sistem informasi otomatis.
Sistem informasi manual artinya, semua proses untuk memproduksi
informasi tidak menggunakan komputer atau mesin. Keuntungan utama dari
sistem ini adalah fleksibilitas yang tinggi, dapat dengan cepat menyesuaikan
bentuk-bentuk informasi dengan situasi yang diinginkan atau pada situasi yang
tidak umum. Disamping itu, sistem ini mampu menjalankan semua fungsi dan
kondisi tanpa batas. Kerugian dari sistem ini adalah kecepatan dalam
memproduksi informasi sangat lambat dan tingkat kepercayaan pemakai terhadap
informasi yang dihasilkan juga sangat kecil.
Sedangkan sistem informasi otomatis melibatkan mesin atau komputer
tinggi dan bisa mengerjakan proses tanpa intervensi dari manusia. Namun, sistem
ini tingkat fleksibilitasnya agak rendah karena perlu pengadaptasian terhadap
sistem (Mukhtar, 1999).
Kabupaten Serdang Bedagai khususnya Dinas Pertanian sudah
menggunakan sistem informasi berbasis komputer untuk penyimpanan dan
pengolahan datanya, dalam hal pengolahan data pihak Dinas masih menggunakan
program komputer berupa Microsoft Office Excel.
Komponen Sistem Informasi Berbasis Komputer
Burch dan Grudnitski (1986) dalam Wahyono (2004) mengemukakan
bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen. Sebagai suatu sistem,
blok-blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
1. Blok masukan
Pada blok masukan, input mewakili data yang masuk ke dalam sistem
informasi dimana inputan tersebut adalah metode-metode dan media yang
digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukkan.
2. Blok model
Pada blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di
basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
3. Blok keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai
sistem.
4. Blok teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
5. Blok basis data
Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan
informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan
sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi
basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (database
management system).
6. Blok kendali
Supaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan,
maka perlu diterapkan pengendalian didalamnya. Beberapa pengendalian
dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun jika telah terlanjur terjadi dapat
Untuk mengubah data menjadi informasi diperlukan tahap-tahap dimana
tahapan ini harus dilalui oleh setiap data yang masuk. Tahap-tahap tersebut adalah
input data, proses data, penyimpanan data dan output informasi.
Manusia sebagai pengelola sistem informasi merupakan salah satu bagian
yang paling penting dari sistem informasi. Oleh karena itu, hubungan antara
sistem informasi dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang
dibutuhkan sangat tergantung dari kebutuhan pengelolanya. Pengelola sistem
informasi terorganisasi dalam suatu struktur manajemen (Wahyono, 2004).
Sistem Informasi Berbasis Web
Web merupakan fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks,
gambar, suara, animasi dan data multimedia lainnya. Web adalah media yang
digunakan untuk menampung data teks, gambar, animasi dan suara, yang dapat
ditampilkan melalui internet dan dapat diakses oleh komputer lain yang terhubung
dengan internet. Untuk mendesain web, perlu memperhatikan hal berikut:
- Jenis web yang akan dibangun (jenis isi atau konten yang akan ditampilkan)
- Bentuklayoutweb (seni letak)
- Tujuan atau sasaran pengguna web
- Objek yang digunakan untuk menampilkan web (tabel, gambar, dan lain-lain)
- Ukuran setiapfile
- Sistem pengoperasian atau update isi yang mudah
Situs web dikategorikan menjadi dua:
1. Web statis
Web statis adalah web yang berisi/menampilkan informasi yang sifatnya
statis (tetap). Disebut statis karena pengguna tidak dapat berinteraksi dengan
web tersebut. Jika suatu web hanya berhubungan dengan halaman web lain
dan berisi suatu informasi yang tetap maka web tersebut disebut statis.
2. Web dinamis
Web dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat
berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis memungkinkan pengguna
untuk berinteraksi menggunakan form sehingga dapat mengolah informasi
yang ditampilkan.
(Wahana Komputer, 2006)
HTML, PHP, dan MySQL
HTML(hyper text markup language) adalah suatu bahasa yang digunakan
untuk menulis halaman web. HTML dirancang untuk digunakan tanpa tergantung
pada suatu platform tertentu (platform independent). Dokumen HTML adalah
suatu dokumen teks biasa, dan disebut sebagai markup language karena
mengandung tanda-tanda (tag) tertentu yang digunakan untuk menentukan
tampilan suatu teks dan tingkat kepentingan dari teks tersebut dalam suatu
dokumen (Sutarman, 2003).
PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML
untuk membuat halaman web yang dinamis. Server-side scripting adalah sintak
antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun
halaman web. Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP,
namun kekuatan utama adalah konektivitas basis data dengan web. Dengan
kemampuan ini akan didapatkan sistem basis data yang dapat diakses dari web.
PHP menawarkan koneksitas yang baik dengan structured query language (SQL)
dalam hal ini MySQL sebagai basis data (Sunarfrihantono, 2002).
Salah satu kelebihan dari PHP adalah mampu berkomunikasi dengan
berbagai database yang terkenal. Dengan demikian menampilkan data yang
bersifat dinamis yang diambil dari database merupakan hal yang mudah untuk
diimplementasikan (Kadir, 2003).
MySQL adalah aplikasi database yang berjalan sebagai aplikasi service.
Aplikasi service berjalan tanpa menampilkan antarmuka pada desktop atau pada
taskbar. MySQL menyediakan beberapa aplikasi tambahan yang berfungsi
sebagai antarmuka. MySQL server merupakan aplikasi yang berjalan sebagai
service dalam suatu sistem operasi. Penggunaan MySQL untuk website dinamis
telah didukung oleh beberapa macam bahasa pemrograman website, seperti active
server page(ASP), PHP, dan Java (Wahana Komputer, 2006).
MySQL sebagai sistem manajemen database relasi (relational database
management system) bersifat “terbuka”(open source). Terbuka maksudnya adalah
MySQL boleh didownload oleh siapa saja, baik versi kode program aslinya
(source code program) maupun versi binernya (executable program) dan bisa
digunakan secara (relatif) gratis baik untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan
Rancang Bangun Sistem Informasi
Rancang bangun sistem dapat dilakukan dengan menggunakan metode
system develompment life cycle (SDLC) ataupun rapid application development
(RAD).
Berdasarkan istilah system develompment life cycle-SDLC pembentukan
katanya terdiri dari katasystem, development, life, cycledimana arti dari
- System, susunan; tata; kumpulan prosedur; kumpulan komponen; kumpulan
dari berbagai hal untuk suatu tujuan.
- Development,pengembangan; pembangunan; eksploitasi
- Life, keawetan; hidup
- Cycle,siklus; putaran; daur
Adapun konsepsystem develompment life cycleadalah :
1. Analisis
Dalam tahap analisis ini, digunakan oleh analis sistem untuk :
a. Membuat keputusan apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau
sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai
dasar untuk memperbaiki sistem
b. Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya
c. Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah:
- Problem detection
Tujuannya adalah mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin
berkurang manfaatnya (memburuk). Hasil yang diperoleh adalah laporan
pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi dalam sistem.
- Initial investigation
Tujuannya adalah memberikan sistem saat ini dengan penekanan pada
daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan. Hasil yang diperoleh
adalah penjelasan sistem saat ini.
- Requirement analysis (determination of ideal systems)
Tujuannya mendapatkan konsensus dari komunitas pemakai dari sistem
informasi yang ideal. Sebuah penggantian sistem akan menimbulkan jarak
antara sistem saat ini dengan sistem yang ideal (yang mengacu ke
komputerisasi). Hasilnya adalah penjelasan kebutuhan analisis terhadap
sistem.
- Generation of system alternatives
Tujuannya menggali (explore) perbedaan dari alternatif sistem dalam
mengurangi jarak (gap) antara sistem saat ini dengan sistem idealnya.
Hasilnya adalah dokumen-dokumen tentang alternatif sistem yang akan
digunakan untuk memperbaiki sistem.
- Selection of proper system
Tujuannya adalah membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan
paling baik, dan menjualnya (sell) kepada management. Hasilnya adalah
hasil-hasil dari studi sistem.
2. Design
Tahap perancangan (design) bertujuan mendesain sistem baru yang dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh
dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah:
- Output design
Tujuannya memberikan bentuk-bentuk laporan sistem dan dokumennya.
Hasilnya dalam bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).
- Input design
Tujuannya memberikan bentuk-bentuk masukan di dokumen dan di layar
ke sistem informasi. Hasilnya adalah bentuk (forms) dari dokumentasi
masukan (input).
- File design
Tujuan memberikan bentuk-bentuk file-file yang dibutuhkan dalam sistem
informasi. Hasilnya adalah bentuk (forms) dari dokumentasifile.
3. Implementation
Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk:
a. Melakukan kegiatan merancang spesifikasi logikal ke dalam kegiatan
sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangun atau
dikembangkan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi adalah:
- Programming & testing
Tujuannya mengkonversikan perancangan logikal ke dalam kegiatan
operasi coding dengan menggunakan bahasa pemograman tertentu, dan
menguji semua program serta memastikan semua fungsi/modul program
dapat berjalan secara benar. Hasilnya adalah coding program dan
spesifikasi program.
- Training
Tujuannya memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem,
persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan
pelatihan (buku-buku panduan sistem). Hasilnya adalah rencana pelatihan
sistem, modul-modul latihan dan sebagainya.
- System changeover
Tujuannya merubah pemakaian sistem lama ke sistem baru dari sistem
informasi yang berhasil dibangun. Perubahan sistem merupakan tanggung
jawab tim designer ke pemakai sistem (user organization). Hasilnya
adalah rencana (jadwal dan metode) perubahan sistem (contract)
(Yogiyanto, 1995).
Rapid application development (RAD) adalah salah satu alternatif dari
system development life cycle yang belakangan ini seringkali digunakan untuk
mengatasi keterlambatan yang terjadi apabila menggunakan metode konvensional.
Adapun keunggulan yang bisa didapatkan dengan menggunakan metode ini
adalah kecepatan, ketepatan, dan biaya yang relatif lebih rendah dibanding dengan
menyebabkan kebutuhan user dapat terpenuhi dengan baik dan secara otomatis
kepuasan user sebagai pengguna sistem semakin meningkat.
Akan tetapi dalam menggunakan metode rapid application development
perlu memperhatikan hal-hal penting seperti kesiapan tim, ruang lingkup sistem,
kebutuhan user, dan kinerja sistem. Pada akhirnya, sebagai salah satu alternatif
dari system development life cycle, maka rapid application development dapat
dijadikan acuan untuk menghasilkan sistem informasi yang dapat memenuhi
kebutuhan user.
Model RAD adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang
tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). RAD menekankan pada siklus
pembangunan pendek/singkat/cepat. Waktu yang singkat adalah batasan yang
penting untuk model ini. Model RAD mengadopsi model waterfall dan
pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai dengan menerapkan :
1. Component based construction(pemrograman berbasis komponen).
2. Penekanan pada penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang
telah ada.
3. Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
4. Multiple team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel
tapi tidak sama. Banyaknya tim tergantung dari area dan kompleksitasnya
sistem yang dibangun.
Model RAD merupakan siklus pengembangan yang ditempuh sangat
pendek dengan penerapan teknik yang cepat. Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa