RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 1
RPIJM
BAB 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR
4.1. RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
4.1.1. Petunjuk Umum
Pengembangan Permukiman adalah rangkaian kegiatan yang bersifat
multisektor meliputi kegiatan pengembangan permukiman baru dan
peningkatan kualitas permukiman lama baik di perkotaan (kecil, sedang,
besar dan metropolitan), di perdesaan (termasuk daerah-daerah tertinggal
dan terpencil) maupun kawasan-kawasan tertentu (perbatasan, pulau-pulau
kecil/terluar)
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di
Daerah (RP4D)
Sebagai skenario pelaksanaan koordinasi dan keterpaduan rencana sektor
terkait bidang perumahan dan permukiman (pertanahan, perumahan,
pembiayaan, prasarana/sarana, dll)
Sebagai payung atau acuan baku bagi seluruh pelaku dan penyelenggara
perumahan dan permukiman (pemerintah, swasta, dan masyarakat)
Sebagai cerminan aspirasi / tuntutan masyarakat terhadap perumahan dan
permukiman
Rincian Kegiatan Pembangunan
1. Pengembangan Kawasan Permukiman Baru
Rincian alokasi lahan (kasiba/lisiba, ijin lokasi developer, dll)
Rencana pengembangan jaringan prasarana dasar (mis. air bersih, sanitasi,
drainase, sampah) meliputi lokasi, konstruksi, fungsi dan kapasitas
Rencana investasi jaringan prasarana
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 2
RPIJM
2. Peningkatan Kualitas Permukiman (yang sudah ada)
Rincian lokasi, yg mencakup luas, penduduk, bentuk penanganan (mis.
premajaan, KIP, revitalisasi, dll)
Rincian Lisiba BS
Rencana peningkatan dan perluasan prasarana dan sarana (fungsi,
kapasitas, dll)
Rencana fasilitas umum (jenis, jumlah, waktu, pihak yang membangun)
4.1.2. Profil Pembangunan Permukiman
4.1.2.1. Kondisi Umum
4.1.2.1.1. Gambaran Umum
Arga Makmur merupakan pusat pertumbuhan Kabupaten Bengkulu Utara.
Urbanisasi masuk terkonsentrasi di kawasan Kota Kabupaten Bengkulu
Utara. Para pekerja urban di sektor informal yang datang dari berbagai
penjuru Kabupaten Bengkulu Utara dalam radius lebih dari sepuluh
kilometer dari pusat kota, sebagian menghuni rumah secara sewa dalam
jangka waktu terbatas. Perkampungan dengan pola hubungan sosial
paguyuban yang khas menjadi penyedia rumah bagi masyarakat yang
menggantungkan hidupnya di kawasan komersial Kota Kabupaten
Bengkulu Utara.
Kawasan Kota Kabupaten Bengkulu Utara merupakan pusat pertumbuhan
perkotaan. Di kawasan tersebut terdapat beragam pusat aktivitas kota mulai
perkantoran, komersial, kebudayaan sampai sebagian fungsi pendidikan. Di
sektor perumahan, penyediaan perumahan kampung tradisional secara
langsung menjadi pendukung tumbuhnya beragam fungsi ditengah kota.
4.1.2.1.2. Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman
Penyampaian pelayanan sarana prasarana dasar mikro telah mencakup
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 3
RPIJM
pengelolaan dan pemeliharaan menyebabkan kinerja sarana prasarana tidak
berjalan optimal. Rendahnya pengelolaan limbah serta pelayanan saluran
drainasi menimbulkan ancaman pencemaran bagi lingkungan permukiman
juga kualitas sumberdaya air, yang lebih jauh akan berdampak negatip
terhadap kualitas kesehatan masyarakat. Kuantitas dan kualitas penyediaan
air perpipaan tidak konstan, terkadang keruh. Dilain pihak kualitas pelayanan
sumur dangkal kurang terjamin dari pencemaran limbah domestik.
Kepadatan permukiman tinggi disisi lain kualitas penanganan limbah
domestik yang tidak memadai cenderung memperburuk lingkungan
permukiman.
Daya bayar masyarakat terhadap abonemen yang rendah menyebabkan tidak
semua rumah tangga mampu mengakses pelayanan komunal kota. Kriteria
tidak layak huni didasarkan pada: a) Kualitas sarana prasarana dasar mikro
yang rendah, b) Kerawanan kawasan permukiman terhadap bencana alam
maupun sumber pencemaran dan, c) Tidak ada legalitas hak pengelolaan
kawasan yang sangat jelas (slum areas).
4.1.2.1.3. Parameter Teknis Wilayah
Paramatar teknis wilayah Kabupaten Bengkulu Utara ini merupakan skenario
positif. Dimana ibukota Kabupaten Bengkulu Utara (Arga Makmur) telah
ditetapkan dalam RTRW Provinsi Bengkulu sebagai pusat dari kegiatan
wilayah kabupaten.
Adapun mekanisme guna menjalarkan gaya Spread Effect (penjalaran
perkembangan dari daerah maju) dan memperbesar Forward effect (daya
dorog) orientasi terhadap pusat Kabupaten adalah dengan pembuatan sistem
hirarki kota (orde kota). Salah satu metode untuk menentukan titik tumbuh
yang berguna untuk meningkatkan mekanisme penjalaran spread effect dapat
berlangsung efektif, adalah dengan menggunakan perhitungan metode
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 4
RPIJM
untuk menentukan wilayah pengaruh (hinterland) dari suatu kota, dalam hal
ini Ibu kota Kabupaten Bengkulu Utara (Arga Makmur) diambil sebagai titik
nolnya (disebabkan karena Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara terletak di
Arga Makmur), selain itu dengan mempergunakan model tersebut dapat juga
diperhitungkan tingkat potensi pengembangan suatu daerah. Perhatian utama
dari model ini adalah daya tarik relatif dari pusat kota (pusat ekonomi,
pemerintah dan jasa) terhadap penduduk yang berada pada kota-kota yang
lebih kecil.
Tabel 4.1
Parameter Teknis Wilayah di Kabupaten Bengkulu Utara
NO. URAIAN BESARAN KETERANGAN
1 Penetapan Kota Arga Makmur sebagai titik/pusat yang positif dengan asumsi :
1. Kota tersebut merupakan tempat kedudukan Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara yang mempunyai wilayah pengaruh terhadap Kecamatan sekitarnya (terdapat dalam RTRW Pulau dan RTRW Provinsi serta secaa historis sejak dahulu Kota Arga Makmur mengemban tugas sebagai daerah yang melayani beberapa wilayah lain) 2. Pertumbuhan dari Kota Arga Makmur
sebagai pusat yang melayani beberapa kabupaten diharapkan menjadi motor penggerak bagi perekonomian wilayah sekitarnya serta menjadi pusat
pelayanan bagi beberapa kabupaten. 3. Terdapatnya berbagai fasilitas
perekonomian dan sosial di Kota Arga Makmur dalam lingkup regional seperti sekolah sampai jenjang perguruan tinggi, fasilitas perbankan untuk
kegiatan transaksi, fasilitas perdagangan skala regional serta fasilitas transportasi skala regioal (terminal type B).
4. Pertumbuhan dan perkembangan dari Kota Arga Makmur khusunya serta Kecamatan Arga Makmu umumnya diharapkan dapat memberikan spread effect (penjalaran efek kegiatan tertentu)
bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Bengkulu Utara serta
Luas wilayah dan jumlah penduduk
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 5
RPIJM
kabupaten-kabupaten sekitarnya.
2. Adapun berhubung jauhnya jarak tempuh dari Kota Arga Makmur dengan kecamatan lain, maka diperlukan suatu sub pusat dari Kota Arga Makmur yang dapat membawa pengaruh perkembangan dari Kota Arga Makmur yaitu Ketahun dengan
pertimbangan selain telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten juga atas dasar
pertimbangan :
1. Kecamatan Ketahun diharapkan dapat berperan sebagai cunter magnet bagi kecamatan-kecamatan di kabupaten bengkulu utara agar tidak
beroriantasi/tertarik kearah Arga Makmur.
2. Kecamatann Ketahun juga dapat
berperan sebagai pembawa spread effect (penjalaran kegiatan tertentu) dari peran Kabupaten Bengkulu Utara terhadap kecamatan lain, maupun dengan hinterlandnya.
3. Telah tersedianya fasilitas sosial ekonomi dan perbankan di Kecamatan Ketahun.
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
Kecamatan sebagai sub pusat dari Kabupaten Bengkulu Utara
4.1.2.1.4. Aspek Pendanaan
Pendanaan pembangunan PSD permukiman sebagian besar masih menjadi
tanggungan pemerintah pusat dan daerah baik provinsi maupun kabupaten.
Pada wilayah perumahan yang dibangun pengembang swasta ditanggung
oleh masyarakat. Daya beli masyarakat rendah untuk diperlukan penyediaan
rumah sehat yang terjangkau daya beli masyarakat.
4.1.2.1.5. Aspek Kelembagaan
Kelembagaan pembangunan PSD Permukiman saat ini adalah:
1. SNVT Pengembangan Permukiman Ditjen. Keciptakaryaan Departemen
Pekerjaan Umum mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai
APBN
2. Bidang Keciptakaryaan Dinas Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 6
RPIJM
3. Bidang Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Utara
mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBD Kabupaten.
4.1.2.2. Sasaran
Sasaran menjelaskan target yang harus dicapai dalam pembangunan PSD
Permukiman terdiri dari target nasional dan target daerah. Selanjutnya bagian
ini menguraikan besaran masalah yang harus diselesaikan melalui PSD
Permukiman, dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan
sasaran pembangunan PSD Permukiman baik dari segi teknis, kelembagaan
dan keuangan.
Tabel 4.2
Permasalahan yang dihadapi Komponen Pembangunan PSD Permukiman Kota Kabupaten Bengkulu Utara
Kondisi Sistem yang
Ada Target Nasional
Rencana Strategi tidak layak huni 46%
Terfasilitasinya prasaran dan sarana permukiman yang layak huni dan terjangkau sebanyak 1,3 juta unit dan dukungan Rusunawa 60 ribu unit dan Rusunami 65 ribu unit dn meningkatkan permukiman di perdesaan di 665 kawasan serta
terentaskannya kemiskinan 6 ribu KK (Renstra PU 2005-2009)
Kondisi rumah di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2011 yang layak huni mencapai 90% dari seluruh rumah yang ada (RPJMD
Kabupaten Bengkulu Utara 2006-2011) Backlog ketersediaan rumah 5%.
Ketersediaan rumah kurang
Keterbatasan lahan
4.1.3. Permasalahan Pembangunan Permukiman
4.1.3.1. Analisis Permasalahan
Masalah utama dalam bidang perumahan dan permukiman di wilayah
perkotaan adalah kebutuhan fasilitas perumahan di perkotaan yang semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Sementara itu ketersediaan lahan di
wilayah perkotaan menjadi semakin langka. Kelangkaan ini telah
menyebabkan semakin mahalnya harga lahan di wilayah perkotaan. Adanya
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 7
RPIJM
telah menyebabkan kenaikan harga lahan perumahan yang luar biasa di
wilayah perkotaan. Tingginya harga lahan perumahan di wilayah perkotaan
telah mendorong masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk
tinggal di kawasan pinggiran kota yang jauh dari tempat kerja. Kondisi ini
menyebabkan meningkatnya biaya transportasi, waktu tempuh, dan pada
akhirnya akan menurunkan mobilitas dan produktivitas masyarakat.
Menengah ke bawah tersebut.
Sedangkan sebagian masyarakat tetap berupaya untuk tinggal di kawasan
yang tidak jauh dari pusat aktivitas ekononomi, sehingga menyebabkan
ketidak-teraturan tata ruang kota dan dapat menumbuhkan kawasan kumuh
baru di perkotaan. Masalah ini diperparah dengan pertumbuhan penduduk
perkotaan yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan pertambahan
penduduk di perdesaan, yang disebabkan karena fenomea urbanisasi aktif,
yaitu berpindahnya penduduk desa ke wilayah perkotaan, terutama di
wilayah kumuh perkotaan. Urbanisasi di wilayah perkotaan di Kabupaten
Bengkulu Utara juga disebabkan oleh fenomena urbanisasi pasif yaitu
penduduk pedesaan yang tiba-tiba menjadi penduduk perkotaan yang
disebabkan terjadinya pemekaran wilayah perkotaan. Pemekaran wilayah
perkotaan ini telah menimbulkan kawasan-kawasan kumuh baru.
Hal ini telah menyebabkan kondisi kemasyarakatan di kawasan perkotaan
menjadi lebih kompleks berikut permasalahan yang timbul. Terutama
dengan bertambahnya jumlah masyarakat kawasan permukiman yang tidak
layak huni, kurang sarana – prasarana, dan tidak teratur (kumuh).
Permukiman kumuh tersebut cenderung berada pada kawasan yang tidak
diperuntukan sebagai kawasan hunian seperti pinggir kali, pinggir rel kereta
api, dan areal tidak resmi lainnya. Akibatnya berbagai dampak lingkungan
lanjutan seperti banjir, penyakit menular dan keamanan lingkungan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 8
RPIJM
Permasalahan lainnya adalah ketersediaan rumah terbatas backlog
kebutuhan rumah 27,50%. Sedangkan tiap tahun kebutuhan akan rumah
layak terus bertambahnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk.
Permasalahan backlog kebutuhan rumah akan terus bertambah besar jika
tidak pengembangan perumahan tidak dilakukan. Berdasarkan gap analisis
berikut akan terlihat kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah
akan semakin besar jika tidak melakukan pengembangan perumahan lima
tahun ke depan.
4.1.3.2. Alternatif Pemecahan
Keterbatasan kemampuan pemerintah daerah merupakan hambatan utama
bagi penyediaan kawasan pemukiman penduduk yang layak di Kabupaten
Bengkulu Utara. Karena itu pemerintah daerah harus didorong untuk
menjadi motor dalam mengkondisikan penduduk agar dapat memahami
pentingnya menjaga lingkungan permukiman mereka secara swadaya.
Selain itu pemerintah daerah juga harus mengupayakan penyediaan
kawasan permukiman beserta fasilitas inftrastruktur yang memadai,
terutama di wilayah hinterland di sekitar pusat pertumbuhan di pinggiran
wilayah perkotaan. Hal ini diharapkan akan terjadi pemerataan dalam hal
ketersediaan area perumahan dan permukiman antar wilayah di Kabupaten
Bengkulu Utara, sehingga akan mengurangi ketimpangan kepadatan
penduduk antar wilayah di Kabupaten Bengkulu Utara.
Pemerintah daerah juga harus mampu mendorong inovasi teknologi yang
dapat diadaptasikan kepada lingkungan perumahan dan permukiman serta
melakukan penyebarannya. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan
kualitas lingkungan perumahan dan permukiman. Melihat adanya
keterbatasan keuangan daerah, maka pemerintah daerah juga diharapkan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 9
RPIJM
dan permukiman sederhana yang sehat beserta fasilitas pendukungnya bagi
masyarakat luas.
Tabel 4.3
Alternatif Pemecahan Masalah PSD Permukiman Kabupaten Bengkulu Utara
No. Parameter yang
Diperbandingkan Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
1 Kualitas bangunan M2 Mengikuti ukuran
standar
Berdasarkan Standar Layak Fungsi Bangunan
Tradisional
2 Kualitas jalan lingkungan Meter Aspal penetrasi Jalan Penetrasi Koral
3 Sanitasi Bersih Bersih Bersih
4 Air Bersih % PDAM PDAM+Air
Sumur
Air Sumur
5 Drainase M2 Tertutup Gorong-gorong Tertutup+
Gorong-gorong
4.1.3.3 Rekomendasi
Rencana Kebijakan Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan
Perumahan dan Pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara yang diusulkan
dalam lima tahun mendatang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
fokus program, yaitu:
Penataan kawasan permukiman kumuh
Pencegahan penyimpangan penggunaan lahan
Pembangunan fasilitas infrastruktur perumahan dan permukiman
Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
Penyediaan lahan-lahan untuk pembangunan perumahan seserhana
untuk mengatasi permalsahan backlock perumahan sederhana
Proses legalitas dan sosialisasi kebijakan pengembangan program
perumahan dan pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara
4.1.4. Usulan Pembangunan Permukiman
4.1.4.1. Sistem Infrastruktur Permukiman Yang Diusulkan
Sistem infrastruktur permukiman yang diusulkan adalah pembangunan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 10
RPIJM
kehidupan dan penghidupan masyarakat. Sistem infrastruktur yang
diusulkan yaitu:
a. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan PSD permukiman.
b. Peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan peremajaan PSD
permukiman.
4.1.4.2. Usulan dan Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman
Usulan program Pembangunan Perumahan dan Pemukiman di Kabupaten
Bengkulu Utara adalah Rumah Nyaman Huni. Program bidang perumahan
dan permukiman yang diusulkan dalam lima tahun mendatang meliputi
kegiatan-kegiatan :
Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH
Penataan dan Peremajaan Kawasan Permukiman (Urban Renewal)
Pembangunan Rumah Susun Sederhana
Pengembangan Kawasan Permukiman
4.1.4.3 Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan PSD Permukiman
Usulan prioritas rencana program dan kegiatan pembangunan PS
Pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara lima tahun kedepan (2013-2017)
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 11
RPIJM
4.1.4.4 Contoh Kerangka Dasar Pengembangan Permukiman
No Isu Permasalahn Per
Kawasan Tujuan/Sasaran
Pendekatan/ Strategi Pembangunan
Kebijakan Program Ruang Lingkup Kegiatan
1 Pengembangan Prasarana dan Sarana Lingkungan
Pemenuhan Prasarana dan Sarana
- Pembangunan Jalan Poros Desa - Pembangunan
saluran air hujan - Pembangunan kios
dan los terbuka
Output : prasarana dan sarana
2. Pengembangan kawasan pula terpencil
Penataan lingkungan permukiman kawasan pulau terpencil
Penataan permukiman
Peningkatan prasarana dan sarana
Penataan dan perbaikan PSD Permukiman
Pembangunan jalan lingkungan, sarana air bersih dan pelabuhan
Output : prasarana dan sarana
Penataan dan perbaikan PSD Permukiman
Pembangunan jalan lingkungan, sarana air bersih dan pelabuhan
Output :
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 12
RPIJM
4.2. Rencana Investasi Penataan Bangunan Lingkungan
4.2.1. Petunjuk Umum
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang
diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaaatn ruang,
terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan
maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan
lingkungannya. Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah
terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan
berjati diri, sedangkan misinya adalah: (1) Memberdayakan masyarakat
dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati
diri, serasi dan selaras, dan (2) Memberdayakan masyarakat agar mandiri
dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.
4.2.1.1. Penataan Bangunan dan Lingkungan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan dan
lingkungan antara lain:
1. Peran dan fungsi Kabupaten,
2. Rencana pembangunan Kabupaten,
3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten bersangkutan,
seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,
4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan,
5. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk
(Masterplan) Pengembangan Kota,
6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan pengembangan,
7. Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan sektor lain dilaksanakan
pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya
dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana
induk maupun dalam perencanaan teknik,
8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 13
RPIJM
9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan
dan lingkungan pada kota bersangkutan,
10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan
masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan,
11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat
maupun swasta,
12. Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan,
13. Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama
dalam hal pemulihan biaya investasi,
14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan
lingkungan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut,
15. Safeguard sosial dan lingkungan,
16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung
analisis disertakan dalam bentuk lampiran.
4.2.1.1.1. Permasalahan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Dalam penatan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan
dan tantangan yang antara lain :
1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi
dan kurang mendapat perhatian
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah
serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan
2. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan
bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.
Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 14
RPIJM
Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga,
dan lain-lain kurang diperhatikan hampir di semua wilayah.
3. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak
fungsi pada tahun 2010.
Komitmen terhadap kesepakatan intemasional MDGs, bahwa pada
tahun 2015, 200 Kabupaten bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua
Kabupaten bebas kumuh
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta
pedoman pelaksanaan lebih detail dibawahnya mengamanatkan bahwa
penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah
Daerah Kabupaten dan hanya bangunan gedung negara dan rumah negara
yang merupakan kewenangan pusat.
Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih
banyak daerah yang belum menindak lanjutinya sebagaimana mestinya,
sebagaimana terlihat dari:
1. Masih banyaknya Kabupaten yang belum menyesuaikan Perda Bangunan
Gedung yang dimilikinya agar sesuai dengan UUBG, atau terutama
Kabupaten hasil pemekaran masih belum memiliki Perda Bangunan Gedung;
2. Masih banyak Kabupaten ; terutama Kabupaten hasil pemekaran yang
belum memiliki atau melembagakan institusi/kelembagaan dan Tim Ahli
Bangunan Gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan
lingkungan;
3. Masih banyak Kabupaten yang belum memulai pelaksanaan pendataan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 15
RPIJM
4. Masih banyak Kabupaten yang belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi
(SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang
baru hasil pembangunan sejak 2003-2006;
5. Masih banyak Kabupaten yang belum menyusun manajemen pencegahan
kebakaran Kabupaten atau belum melakukan pemeriksaan berkala terhadap
prasarana dan sarana penanggulangan bahaya kebakaran agar selaku siap
pakai setiap saat;
6. Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan
prasarana bagi penyandang cacat;
7. Masih banyak Kabupaten pengembangannya belum berdasarkan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan;
8. Masih banyak Kabupaten yang mempunyai kawasan yang terdegradasi dan
belum ditata ulang;
9. Masih banyak daerah yang belum memiliki rencana penanganan kawasan
kumuh, kawasan nelayan, kawasan tradisional, dan kawasan bersejarah yang
secara kewenangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Kabupaten ;
10. Masih banyak Kabupaten belum melaksanakan pembangunan lingkungan
permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian
masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang
berkelanjutan.
4.2.1.1.2. Landasan Hukum
Departemen Pekerjaan Urnum sebagai lembaga pembina teknis Penataan
Bangunan dan Lingkungan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan
kemampuan Kabupaten agar mampu melaksanakan amanat UU No
28/2002 tentang Bangunan Gedung. Untuk tahun anggaran 2013-20017,
sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, perlu
melanjutkan dan memperbaiki serta mempertajam kegiatannya agar lebih
cepat memampukan Kabupaten .
Disamping hal tersebut, Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 16
RPIJM
lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
bertahap, mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
sebagai penjabaran rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang harus disusun
oleh pemerintah daerah secara komprehensive, akomodatif dan responsif.
Selaras dengan upaya pencapaian target Millenium (MDGs), yakni:
mengurangi sampai setengahnya, sampai dengan tahun 2017, proporsi
penduduk miskin tahun 1990 (target 1); dan mengurangi sampai setengahnya,
sampai dengan tahun 2017, proporsi penduduk tanpa akses terhadap air
minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, maka peningkatan kualitas
lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensive dengan melibatkan
masyarakat setempat, kelompok peduli dan dunia usaha secara
aktif.Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu
dilakukan secara komprehensive dengan berbasis konsep tridaya melalui
proses pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.
4.2.1.2. Kebijakan Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Kebijakan 1: Menyelenggarakan Penataan Bangunan Gedung Agar Tertib,
Fungsional, Andal, dan Efisien
Tujuan :
Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, serta serasi dan selaras
dengan lingkungannya.
Sasaran :
Tersusunnya Perda bangunan gedung untuk kota/kabupaten di seluruh
Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2013.
Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi pada tahun
2017.
Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang
efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 17
RPIJM
Terlaksananya sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis dan wasdal
kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di seluruh Kabupaten pada
tahun 2017.
Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan di tingkat
Propinsi/Kabupaten yang didukung oleh SDM dan prasarana dan sarana
kerja pendukungnya pada tahun 2012 dan dilanjutkan pada tahun berikutnya.
Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara, propinsi, kabupaten dan kota
berupa tanah dan bangunan gedung pada tahun 2013 dan dilanjutkan pada
tahun berikutnya.
Terlaksananya Rencana Induk Kebakaran (RISPK) di Propinsi Bengkulu,
Kabupaten Bengkulu Utara hingga tahun 2013.
Kebijakan 2: Menyelenggarakan Penataan Lingkungan Permukiman Agar
Produktif dan Berjatidiri
Tujuan :
Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan pada lingkungan yang sehat,
aman, serasi, teratur, produktif dan berkelanjutan.
Sasaran :
Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional di kawasan
Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2013.
Terperbaikinya dan terpenuhinya sarana parsarana kawasan permukiman
kumuh dan nelayan di kawasan Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2017
Terlaksananya pengelolaan RTH di Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2013
Kebijakan 3: Menyelenggarakan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Bangunan
Agar Dapat Memberi Nilai Tambah Fisik, Sosial, dan Ekonomi
Tujuan:
Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai
tambah bagi kualitas fisik, sosial, ekonomi masyarakat yang menjadi penunjang
bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 18
RPIJM
Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis pada tahun 2017.
Terlaksananya pemberdayaan bagi masyarakat untuk
menyelenggarakan revitalisasi kawasan.
Kebijakan 4: Menyelenggarakan Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk
Mewujudkan Arsitektur Perkotaan dan Pelestarian Arsitektur Bangunan Gedung
yang Dilindungi dan Dilestarikan untuk Menunjang Kearifan Lokal
Tujuan:
Terwujudnya bangunan gedung yang memiliki kualitas fungsional, visual dan
kualitas lingkungan yang seimbang, serasi, dan selaras dengan memunculkan
ciri arsitektur kota yang berwawasan budaya lokal yang menjadi teladan bagi
lingkungannya, serta yang dapat secara arif mengakomodasikan nilai-nilai luhur
budaya bangsa.
Sasaran :
Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian bangunan
bersejarah yang mendukung terwujudnya kualitas arsitektur perkotaan di
Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2017.
Kebijakan 5: Mengembangkan Teknologi dan Rekayasa Arsitektur Bangunan
Gedung untuk Menunjang Regional/Internasional yang Berkelanjutan
Tujuan:
Terwujudnya perencanaan fisik bangunan dan lingkungan yang
mengedepankan teknologi dan rekayasa arsitektur yang memenuhi standar
internasional untuk menarik masuknya investasi di bidang bangunan gedung
dan lingkungan secara internasional.
Sasaran :
Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi
dan rekayasa arsitektur melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 19
RPIJM
4.2.2. Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
4.2.2.1. Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Bangunan-bangunan di wilayah Kota Kabupaten Bengkulu Utara secara
umum saat ini diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan
yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, pemukiman,
perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak kota, bangunan-bangunan
memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas. Untuk lebih detailnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4
Fungsi Bangunan di Kota Kabupaten Bengkulu Utara
Fungsi Bangunan Lokasi
Perdagangan dan Jasa Kecamatan Arga Makmur, Ketahun dan Putri Hijau
Pemukiman Ibukota-ibukota Kecamatan
Pendidikan dan Kantor Arga Makmur
Bangunan Tradisional Bersejarah Kecamatan Napal Putih
Dari sisi usia atau umur bangunan dapat diklasifikasikan menjadi bangunan
berumur muda,sedang dan tua. Bangunan berumur muda relatif banyak
terdapat pada bangunan perdagangan dan jasa serta pemukiman. Sedangkan
bangunan berumur sedang dan tua banyak terdapat pada bangunan
perkantoran, pendidikan dan pemukiman. Selain itu bangunan berumur tua
juga banyak terdapat pada kawasan-kawasan wisata tradisional. Namun
dikarenakan bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Bengkulu Utara
beberapa waktu yang lalu, bangunan yang berumur sedang dan tua banyak
hancur dan tergantikan dengan bangunan baru dengan fungsi bangunan tetap.
Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian
dari bangunan yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos,
kantor dinas pemadam kebakaran dan lain-lain. Secara umum di Kabupaten
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 20
RPIJM
fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan
keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan
pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena
perkembangan pembangunan kabupaten yang kurang terkendali dan
cenderung tidak terencana. Dari sisi historis banyak bangunan – bangunan
dan kawasan di Kabupaten Bengkulu Utara yang memiliki nilai historis tinggi
karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah baik itu
kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan.
Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan
perdagangan dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional
tentu saja memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa
didasarkan pada lokasi bangunan, fungsi bangunan, umur atau usia
bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang berada di kawasan
perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada
yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdaganan biasanya
memilki nilai ekonomi yang kebih tinggi dari pada bangunan perkantoran,
pendidikan ataupun pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis
sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya dari bangunan biasa
dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan
bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan
tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.
4.2.2.2 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.
Secara umum bangunan-bangunan yang berada di wilayah Kabupaten
Bengkulu Utara disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan,
keamanan dan kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun
lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada aturan
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 21
RPIJM
misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, maka disyaratkan
bangunan-banguna tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi
tehadap ancaman bencana tersebut.
2. Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran
Hidran adalah cadangan air pada media tertentu sebagai sarana
penaggulangan bencana kebakaran. Sarana hidran ini biasanya berbentuk
tabung dan selang pemadaman, seharsunya dimilki oleh setiap bangunan
terutama yang rawan bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik, gudang,
bangunan bertingkat, perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan
dan lain-lain.
Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas
memiliki sarana hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai
dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak.
Keberadan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan
pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara
serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh
karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini dengan membuat rencana
induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh
pemerintah daerah ataupun dinas terkait.
3. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan
Beberapa daerah kawasan di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara memang
telah memiliki rencana tata bangunan dan lingkungan, namun belum
terdapat penegakan aturan tata bangunan dam lingkungan tersebut karena
RTBL yang ada belum disahkan yang berarti belum memiliki landasan
hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu
proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan.
Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 22
RPIJM
yang tidak sesuai dengan fungsi lahan/kawasan. Akhirnya ini berdampak
pada tidak tertibnya kawasan yang telah direncanakan dan akan
menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan
serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan
baik.
4.2.3. Permasalahan yang Dihadapi
4.2.3.1. Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Sasaran dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah
penegakan aturan tata bangunan gedung dan lingkungan yaitu dengan
menyusun peraturan dan legeslasi. Dari sasaran ini maka dibutuhkan
kemantapan kelembagaan penataan bangunan gedung dan lingkungan serta
peningkatan sarana parasarana pemeliharaan bangunan dan lingkungan.
Sasaran selanjutnya adalah ketercapaian indeks kenyamanan lingkungan
(IKL) sebesar 10%.
4.2.3.2. Rumusan Masalah
Dari kondisi yang ada dan sasaran yang akan dicapai pada penataan
bangunan gedung dan lingkungan di Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara,
maka dapat diidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut:
a) Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan
b) Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
c) Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/
bersejarah
d) Belum tersedianya ruang terbuka hijau
e) Tidak ada penataan dan pembangunan sarana prasarana permukiman
kumuh
f) Belum tertibnya sarana reklame, belum terkelolanya sarana parkir dan Belum
tertanya perijinan Bangunan Telepon Selular (BTS)
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 23
RPIJM
4.2.4. Analisis Kebutuhan dan Rekomendasi
4.2.4.1. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Setelah mengetahui beberapa permasalahan di atas selanjutnya dilakukan
analisis kebutuhan dengan kerangka fikir analisis yaitu :
1. Mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi
2. Mengetahui urgensitas permasalahan
3. Menawarkan solusi alternatif pemecahan masalah (rekomendasi)
Dari tiga aspek analisis kebutuhan di atas maka dapat dianalisis
penyebab permasalahan sebagai berikut :
1. Permasalahan di Bidang Bangunan Gedung
Permasalahan yang muncul pada penataan bangunan yang tidak tertib
karena belum memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan(RTBL)
yang lengkap terutama pada kawasan-kawasan perkotaan. Salah satu
bentuk ketidak tertiban ini adalah munculnya overlapping pada fungsi
lahan di perkotaan. Di sisi yang lain permasalahan kota terus berkembang
dan semakin kompleks sehingga menuntut adanya penataan baik pada
bangunan maupun lingkungan kota. Di samping itu adanya penataan
bangunan dan lingkungan secara baik dan terkendali dapat mengurangi
konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang kota, misalnya penggunaan
untuk usaha-usaha informal.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah tidak tertangani bencana
kebakaran secara maksimal pada bangunan gedung baik di lingkungan
perdagangan, perkantoran dan pemukiman. Ini disebabkan karena semua
Kabupaten hingga saat ini belum memiliki Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran. Adanya rencana induk ini tentu saja akan mengatur tentang
penyediaan kebutuhansarana penaggulangan bencana kebakaran yang
harus dimiliki oleh bangunan gedung dan sesuai dengan kepadatan dan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 24
RPIJM
2. Permasalahan di bidang penataan lingkungan
a. Penataan Lingkungan
Permukiman kumuh merupakan fenomena yang sering muncul di daerah
perkotaan termasuk di Kabupaten Bengkulu Utara. Di daerah perkotaan,
kondisi ini tidak lepas dari ketidakseimbangan pendapatan
perekonomian masyarakat kota dan desa sehingga memunculkan arus
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Perpindahan ini tidak
diimbangi dengan penataan ruang perkotaan yang baik dan peningkatan
sumberdaya manusia yang terampil. Hal ini mendukung munculnya
daerah-daerah kumuh perkotaan. Sedangkan di daerah perdesaan, faktor
kemiskinan dan ketidakpahaman masyarakat pedesaan terhadap pola
hidup sehat memicu munculnya kawasan permukiman kumuh dan tidak
layak huni perdesaan.
Saat ini telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas ruang terbuka kota
yang diakibatkan perubahan fungsi lahan sehingga membutuhkan
penanganan yang cepat terhadap pengadaan dan penataan ruang terbuka
kota demi meningkatnya citra kawasan kota. Ini juga disebabkan karena
belum adanya sistem pengendalian pemanfaatan ruang terbuka kota , tata
bangunan dan lingkungan.
b. Ruang Terbuka Hijau
Keberadaan ruang terbuka kota sangat dibutuhkan karena mempunyai
fungsi :
1. media dan sarana sosial, misalnya sebagai ruang berkumpulnya
individu-individu masyarakat untuk kegiatan-kegiatan informal
2. estetika, yaitu menambah keindahan dan keasrian kota.
3. Lingkungan, yaitu mengurangi dampak polusi kota, pemanasan bumi
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 25
RPIJM
Selain itu pula kondisi jalan dan lingkungan belum tertata secara baik
karena tidak ada perencanaan yang detail terhadap penataan lingkungan
jalan khususnya taman jalan. Akibatnya beberapa sarana lingkungan
jalan seperti taman sebagai pendukung fungsi jalan tidak terfungsikan
secara baik. Dengan adanya pengadaan taman jalan yang terdiri
pohon-pohon pelindung dan sarana taman lainnya dapat membantu
memberikan fungsi :
1. lingkungan, yaitu menyerap polusi udara jalan dan mengurangi panas
bumi
2. estetika, yaitu menciptakan suasana indah dan asri/sejuk ruangdan
dapat meningkatkan citra kawasan
3. kenyamanan pengguna jalan, yaitu peneduhan
Untuk pemeliharaan taman jalan sampai saat belum dimiliki tenaga
operasional yang handal di bidang perawatan taman jalan beserta sarana
pendukung operasionalnya menyebabkan sarara lingkungan jalan yang
telah ada mudah rusak dan tidak terawat.
c. Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS)
Sarana reklame, seperti papan iklan, baliho, spandulk dll, merupakan salah
satu sarana yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk memberikan dan
memperoleh informasi. Sampai saat ini sarana tersebut belum tertata secara
baik. Dalam melakukan pengadaan maupun penataan sarana reklame pada
ruang publik diperlukan masterplan sarana reklame. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan lokasi penempatan sarana reklame.
Sering penempatan sarana reklame tidak tertata atau tertib dengan asal
menempatkan sesuai dengan keinginan sponsor, akibatnya sarana reklame ini
sering mengganggu pengguna jalan dan dalam jangka panjang dapat
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 26
RPIJM
Di sisi lain terbatasnya ruang publik untuk lokasi sarana reklame mengurangi
tingkat kenyamanan masyarakat untuk memberikan atau mendapatkan
informasi yang berkualitas. Selain itu informasi yang diharapkan tidak
tersampaikan secara baik kepada masyarakat dikarenakan posisi atau lokasi
sarana reklame yang tidak strategis dam mudah terbaca oleh masyarakat.
Keterbatasan ruang publik untuk lokasi sarana reklame juga berakibat
munculnya sarana reklame ilegal dan menyajikan informasi yang tidak
berkualitas. Dengan demikian diperlukan penataan sarana reklame di ruang
publik kota.
Persoalan parkir juga perlu menjadi perhatian karena selalu menjadi keluhan
bagi pengguna jalan dan parkir itu sendiri. Sampai saat ini penempatan parkir
yang berada di kawasan perdagangan wilayah Kota Kabupaten Bengkulu
Utara masih banyak menggunakan ruang publik yaitu trotoar dan badan jalan.
Ini tentu saja berdampak kepada fungsi jalan sebagai sarana sirkulasi yang
tidak berjalan baik. Kemacetan lalu lintas, Kecelakaan lalu lintas dan
ketidaknyamanan pejalan kaki dalam menggunakan trotoar merupakan
dampak negatif dari ketidaktertiban parkir selama ini. Sehingga ini menuntut
penyediaan kantong parkir yang kondusif yang disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan kawasan yang ada. Kawasan perdagangan merupakan kawasan
yang sangat ramai dikunjugi oleh masyarakat sehingga tentu saja
membutuhkan kantong parkir yang memadai
Saat ini di kota Kabupaten Bengkulu Utara telah berkembang banyak
provider/operator telepon seluler. Kota Kabupaten Bengkulu Utara telah
menjadi pangsa pasaryang menjanjikan perkembangan telepon seluler karena
keberadaan mahasiswa yang menjadi pengguna telepon seluler tersebut.
Persaingan untuk memberikan pelayanan yang terbaik di antara
masing-masing operator telepon seluler salah satunya diwujudkan dengan perluasan
jangkauan area sinyal. Untuk mendukung hal ini pendirian BTS terus
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 27
RPIJM
dengan baik karena berada pada kawasan permukiman kota. Tentu saja hal
ini memiliki dampak yang negatif pada sektor sosial, kesehatan maupun
kualitas lingkungan atau kawasan
4.2.4.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang diusulkan untuk pembangunan PSD permukiman
dipilah menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Penataan Bangunan Gedung
1. Untuk menangani permasalahan penataan bangunan gedung maka
diperlukan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan bagi daerah
yang belum memilikinya.
2. Untuk menegakkan hukum pada sektor penataan bangunan gedung perlu
dilakukan legalisasi rencana tata bangunan dan lingkungan yang telah
disusun.
3. Perlu ada sosialisasi RTBL yang telah disusun kepada masyarakat secara
umum
4. Perlu ada langkah-langkah penguatan fungsi kelembagaan dalam penegakan
hukum di bidang penataan bangunan dan lingkungan.
5. Untuk menanggulangi bencana kebakaran perlu disusun Rencana Induk
Sistem Proteksi Kebakaran
b. Penataan Lingkungan
1. Pelestarian Bangunan Tradisional Bersejarah
Untuk melestarikan dan merevitalisasi kawasan wisata dan bangunan
tradisonal bersejarah perlu disusun program penataan dan revitalisasi
khusus untuk kawasan wisata dan tradisional bersejarah
2. Permukiman Kumuh
Untuk meningkatkan kualitas pemukiman penduduk di kawasan kumuh
perlu dilakukan penataan dan peningkatan sarana prasarana misalnya:
perkerasan jalan, pembuatan con block, pembuatan talud dan lain-lain.
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 28
RPIJM
a Perlu dilakukan pemetaan dan studi karakter ruang kota sehingga dapat
diketahui pola, tingkat kebutuhan dan lokasi pengadaan ruang terbuka
kota tiap kabupaten/ kota
b Perlu ada penyusunan masterplan taman jalan dan ruang terbuka
hijausebagai acuan pemerintah Kabupaten
c Perlu ada pemberdayaan SDM di bidang perawatan taman jalan dan
pengadaan ataupun penambahan sarana pendukung perawatan taman
jalan. Keberadaan tenaga opersional dibidang perawatan taman jalan
harus ditunjang dengan sarana pendukung perawatan, misalnya mobil
penyiram tanaman, mesing pemotong rumput dll.
4. Sarana Reklame, Parkir dan BTS
a Untuk menertibkan sarana reklame perlu dibuat master plane penataan
sarana reklame di ruang publik
b Untuk menertibkan kawasan parkir perlu dilakukan manajemen dan
pengelolan kawasan parkir
c Diperlukan penataan pendirian bis transmisi system dengan terlebih
dahulu melakukan studi dampak keberadaan bis transmisi system di
kawasan permukiman kota. Studi ini akan dilanjutkan dengan
penyusunan regulasi pendirian dan penataan BTS.
4.2.5. Program yang Diusulkan
4.2.5.1. Usulan dan Prioritas Program
Setelah mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dan menganalisis
terhadap permasalahan yang ditemui selanjutnya ditentukan alternatif
pemecahan masalah, maka usulan prioritas program tata bangunan lingkungan
lima tahun ke depan (2013-2017) adalah Program Bengkulu Utara Tertib
Lingkungan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
a. Program Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung, dengan kegiatan yaitu:
1. Kegiatan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 29
RPIJM
Tabel 4.5
Usulan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
No
Penyelenggara Diseminasi/Sosialisasi
Usulan
Kegiatan Keterangan Instansi
Penyelenggaran
Waktu
Penyelenggaraan Sasaran
Materi
Tahun 2013 a. Meningkatkan peran pemerintah daerah
Kabupaten dapat menyeleraskan peraturan
perundangan tentang bangunan gedung di wilayahnya agar memenuhi
persyaratan
administratif dan teknis
2. Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
Tabel 4.6
Usulan Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
NO Instansi Penyelenggara
Waktu
Penyelenggaraan Sasaran
Usulan
2017 tersedianya panduan
pencegahan dan
penanggulangan kebakaran di Kabupaten , dalam rangka meningkatkan kemampuan kelembagaan pemadam kebakaran/Dinas Pemadam kebakaran dan masyarakat dalam pelaksanaan tugas
pencegahan dan
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 30
RPIJM
3. Kegiatan Penyusunan RAPERDA Bangunan Gedung
Tabel 4.7
Usulan Penyusunan Raperda
NO Instansi Penyelenggara
Waktu
Penyelenggaraan Sasaran
Usulan
Kegiatan Keterangan
1 Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara
2013 tersedianya panduan penyelenggaraan bangunan gedung yang layak fungsi, sehingga
mengurangi kerusakan akibat bencana gempa
4. Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Tabel 4.8
Usulan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
No Nama Lokasi
1 Kawasan Perkantoran 10 Kecamatan Arga
Makmur
b. Program Penataan Lingkungan, dengan kegiatan antara lain: 1. Kegiatan Dukungan Sarana dan Prasarana Permukiman Kumuh
Tabel 4.9
Usulan Bantuan Sarana dan Prasarana Permukiman Kumuh Nelayan
No Nama Lokasi
Cakupan Wilayah Administrasi
Karakter Lokasi
1 Kawasan Ketahun, Kecamatan
Ketahun
Kawasan Permukiman
Kumuh Nelayan
2 Desa Selolong Kecamatan
Ketahun
4 Desa Pal 30 Kecamatan Lais Kawasan Permukiman
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 31
RPIJM
2. Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Tabel 4.10
Usulan Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
No Nama Lokasi
Luas Lingkungan
(Ha)
Karakter Lokasi
1 Kawasan Perkotaan Arga
Makmur
60 Kawasan Perkotaan
2 Kawasan Perkantoran
Ketahun
60 Kawasan Perkotaan
3 Kawasan Perkantran Lais 60 Kawasan Perkantoran
3. Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Reklame
Tabel 4.11
Usulan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Reklame
No Nama Lokasi
Luas Lingkungan
(Ha)
Cakupan Wilayah
Administrasi Karakter Lokasi
1 Kawasan Pasar Purwodadi 30 Kec. Arga Makmur Kawasan
Perkotaan
2 Kawasan Pusat Perkantoran 30 Kec. Arga Makmur Kawasan
Perkotaan
4. Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Parkir
Tabel 4.12
Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Parkir
No Nama Lokasi Cakupan Wilayah
Administrasi (Ha) Karakter Lokasi
1 Kawasan Pasar Purwodadi
10 Kawasan Perkotaan
5. Kegiatan Bantuan Teknis Penataan Bis Transmisi System (BTS)
Tabel 4.13
Bantuan Teknis Penataan Bis Transmisi System (BTS)
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 32
RPIJM
4.2.5.2. Usulan dan Prioritas Proyek Penataan Bangunan Gedung dan
Lingkungan
Usulan dan prioritas kegiatan-kegiatan/proyek program investasi jangka
menengah dan rencana pembiayaan sub bidang Tata Bangunan Lingkungan
lima tahun kedepan (2013-2017) disajikan dalam lampiran.
4.2.5.3 Pembiayaan Proyek Penyediaan Pengelolaan Pengembangan
Pemukiman
Pembiayaan program/kegiatan pengembangan pemukiman di Kabupaten
Bengkulu Utara, terdiri dari sumber :
SNVT Pengembangan Pemukiman Ditjen Keciptakaryaan Kementerian
Pekerjaan Umum mengelola proyek pengembangan permukiman yang
dibiayai APBN.
Bidang Keciptakaryaan Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bengkulu
mengeloa proyek pengembangan permukiman yang dibiaya APBD Provinsi.
Dinas Pekerjaan Umum Kabuoaten Bengkulu Utara mengelola proyek
pengembangan permukiman yang dibiayai APBD Kabupaten.
4.3. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG AIR LIMBAH
4.3.1. Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah
4.3.1.1. Umum
Sub Bidang Air Limbah pada Bidang Keciptakaryaan Departemen Pekerjaan
Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai
kondidi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas
dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah
air limbah permukiamn (municipal wastetare) yang terdiri dari limbah
domestik (rumah tangga) yang berasal dari sisa mandi, cuci dapur, dan tinja
manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah dari industri rumah
tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 33
RPIJM
seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko
menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain.
4.3.1.2. Kebijakan, Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Dalam
Rencana Kota
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Bengkulu Utara (2013-2017) kondisi yang
diharapkan pada tahun 2011 pembuangan limbah yang dilayani melalui
sambungan rumah (SR) mengalami peningkatan dari 10.000 SR menjadi
13.000 SR yang didukung dengan pembangunan jaringan primer dan
sekunder bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi dan Pusat. Bagi
penduduk yang belum terjangkau sambungan rumah akan dilayani melalui
IPAL Komunal atau membuat IPAL rumah tangga yang memenuhi
persyaratan teknis.
Kebijakan yang akan tercantum dalam RPJMD Kota Kabupaten Bengkulu
Utara 2012-2016 untuk mencapai misi ke-4 Mewujudkan Kota Kabupaten
Bengkulu Utara yang Nyaman dan Ramah Lingkungan adalah Memperbaiki
mutu lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Sedangkan
program yan akan dilaksanakan adalah Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Limbah dengan sasaran program : meningkatnya cakupan
layanan air limbah sebesar 33%.
4.3.2. Profil Rinci Pengelolaan Air Limbah
4.3.2.1. Gambaran Umum Pengelolaan Air Limbah Saat Ini
Bagian ini menyajikan gambaran secara umum tentang sistem pengelolaan air
limbah permukiman pada saat ini. Pengelolaan air limbah permukiman
dilakukan dengan sistem on-site dan sistem off-site serta kombinasi dari
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 34
RPIJM
4.3.2.1.1. Tingkat Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Derajat kesehatan di Kota Kabupaten Bengkulu Utara dapat dilihat dari
indikator antara lain : angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka
kematian balita per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per
100.000 kelahiran hidup, rata-rata usia harapan hidup penduduk dan status
gizi. Kemajuan penting dalam pembangunan kesehatan di Bengkulu Utara,
yaitu meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat yang dapat dilihat melalui
pencapaian indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Harapan
Hidup (AHH) meningkat. Namun demikian permasalahan kesehatan akan
selalu timnbul seiring dengan perubahan politik, ekonomi dan sosial sehingga
hal ini merupakan tantangan kedepan untuk dapat dipecahkan dalam upaya
menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun
2012 adalah meningkatnya derajad kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
melalui peningkatan jangkauan/akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang antara lain tercermin dari beberapa indikator sebagai berikut :
1. Meningkatnya Angka Harapan Hidup dari 64,50 tahun menjadi 67,75 tahun
untuk laki-laki dan dari 60,7 tahun menjadi 64,3 tahun untuk perempuan;
2. Menurunya ankga kematian bayi dari 58,6 menjadi 45,2 per 1.000 kelahiran
hidup;
3. Menurunnya preveransi gizi kurang pada anak balita dari 25% menjadi 18%.
Cakupan peserta aktif KB dari 86,59% menjadi 90%. Cakuopan Air Bersih
dari 39,9% menjadi 48%. Peningkatan Mutu SDM kesehatan yang
terakreditasi menjadi 50%. Meningkatnya akses sistem informasi kesehatan
dari 40% menjadi 80%.
4.3.2.1.2. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Kebutuhan sanitasi masyarakat telah dilayani lewat fasilitas sanitasi
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 35
RPIJM
Limbah cair industri (dari industri besar maupun kecil) masih sering
dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan.
Pelayanan pengurasan tanki septik atau cubluk biasanya dilakukan oleh
swasta dengan truk tinja atau secara manual. Biasanya lumpur dari tanki
septik/cubluk baru disedot kalau fasilitasnya sudah buntu (dan sudah lama
tidak berfungsi). Lumpur limbah ini dapat diolah di IPAL, tetapi masih
sering langsung dibuang ke lingkungan.
4.3.2.2. Kondisi Sistem Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah
Membuang limbah air mandi, cuci dan dapur langsung ke saluran
drainase masih sering dijumpai. Tanggung jawab terhadap
pembangunan fasilitas sanitasi setempat berada pada tingkat keluarga.
Untuk menghemat biaya, masyarakat sering melibatkan diri dalam
pembangunan fasilitas tersebut.
Di bawah ini beberapa kondisi eksisting pelayanan sanitasi di Kota
Kabupaten Bengkulu Utara:
Pembuangan limbah domestik di Kabupaten Bengkulu Utara sebagian besar
(80%) dibuang melalui septic tank (milik sendiri). Sedangkan sisanya 20 %
dilakukan melalui Lobang tanah, sungai, dan lain-lain.
Untuk pelayanan penyedotan lumpur tinja, Kabupaten Bengkulu Utara
belum memiliki truk penyedotan tinja.
Jumlah timbulan lumpur tinja dapat dihitung dengan pendekatan formulasi
atau asumsi bahwa lumpur tinja yang dihasilkan adalah 30 liter/jiwa/tahun
(0,03 m3/jiwa/tahun). Tabel berikut ini merupakan produksi lumpur tinja di
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 36
RPIJM
Tabel 4.14
Produksi Lumpur Tinja Kota Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2012
No. Kecamatan Jumlah Penduduk
(jiwa)
Jumlah 261.665 7.277,61
Sumber : BPS Kota Kabupaten Bengkulu Utara dan Hasil Perhitungan
Tabel 4.15
Cakupan Pelayanan Air Limbah Sistem On-Site Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2012
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 37
RPIJM
Tabel 4.16
Parameter Teknis Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara
NO. URAIAN BESARAN KETERANGAN
A. Karakteristik Fisik Kota
1. Jumlah Penduduk 261,665Jiwa
Tingkat Kepadatan
* Tinggi (> 200 jiwa/ha) Ha
* Sedang (100-200 jiwa/ha)
Ha
* Rendah (50-100 jiwa/ha)
Ha
2. Tipe Bangunan
* Permanen 16.463 unit
* Semi Permanen 32.515 unit
* Tidak Permanen 27.774 unit
3. Jenis Tanah Aluvial Hasil uji tanah
4. Permeabilitas Tanah
5. Tinggi Muka Air Tanah 2 – 3 M
6. Badan Air
* Nama Sungai Sungai Nokan
* Peruntukan Air Minum
* Debit Liter/detik
* Kualitas BOD mg/liter
COD mg/liter
B Tingkat Penyediaan Air
Bersih
1. Perpipaan 80%
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 38
RPIJM
4.3.2.3. Aspek Pendanaan
Pendanaan untuk penyediaan sarana dan prasarana air limbah diarahkan
dengan kebijakan sebagai berikut.
Penyediaan fasilitas sanitasi merupakan inisiatif murni dari
masyarakat dan sektor swasta.
Fungsi pemerintah daerah adalah untuk memberikan kemudahan,
mendorong dan mengatur.
Arahan dan standar yang berlaku akan digunakan sebagai
instrumen/alat utama untuk memenuhi peran dan tanggung jawab dari sektor
publik.
Investasi langsung dari sektor publik dalam fasilitas sanitasi akan
dipertahankan seminim mungkin. Sedapat mungkin investasi tersebut
memberikan pemulihan biaya
5. Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah
Organisasi pengelola sektor air limbah (fasilitas sanitasi) di Kabupaten
Bengkulu Utara adalah Dinas Pekerjaan Umum. Tugas DPU ini adalah
melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan
sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi
urusan-urusan air bersih, air buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan
pemakaman.
6. Aspek Peraturan Perundangan Pelayanan Air Limbah
Peraturan yang ada sekarang ini belum berfungsi secara efektif karena
aparat khusus yang bertugas mengawasi pelaksanaan peraturan daerah dan
penerapan belum berjalan sebagaimana mestinya (baru batasan rencana)
7. Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan Air Limbah
Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam
RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 39
RPIJM
masyarakat bahwa pengelolaan air limbah adalah tanggung jawab
Pemerintah Daerah.
Peran serta masyarakat kurang terarah dan bersifat identil seperti kerja bakti.
Kurangnya personil yang mampu memberikan arahan, sosialisasi, dan
menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat terhadap penanganan
masalah air limbah.
8. Aspek Lingkungan
Faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam penanganan
limbah dalam kaitannya dengan sanitasi lingkungan antara lain adalah
jumlah penduduk, cara kehidupan masyarakat, corak dan besaran kegiatan
industri, iklim, topografi dan daya serap tanah. Untuk memperoleh hasil
yang maksimal, maka penanganan limbah tidak hanya memperhatikan
aspek taknis dan manajemen saja, tetapi menyangkut juga aspek lainnya
yaitu :
Peran Masyarakat
Peraturan dan perundang-undangan
Kelembagaan
Keuangan
Teknis
Seperti diketahui, bahwa pertambahan penduduk begitu pesat dan
keterbatasan dana menyebabkan tertinggalnya pengadaan sarana, oleh
keran itu telah diterbitkan Keppres No. 8 Tahun 1998, mengenai kemitraan
pemerintah dan swasta dalam pengadaan sarana untuk masyarakat dengan
cara yang lebih efesien dan memihak kepada masyarakat.
Dalam penerapan pengelolaan air limbah diatas, pada prinsipnya melalui 3
(tiga) macam pengolahan yaitu fisik, biologi dan kimiawi, atau dipakai
istilah Primer/primery, unruk fisik, Sekunder/secondary untuk kimiawi dan
biologi, serta Tertiary (adcance) untuk gabungan atau kombinasi. Yang