• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 1

RPIJM

BAB 4

RENCANA PROGRAM INVESTASI

INFRASTRUKTUR

4.1. RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

4.1.1. Petunjuk Umum

Pengembangan Permukiman adalah rangkaian kegiatan yang bersifat

multisektor meliputi kegiatan pengembangan permukiman baru dan

peningkatan kualitas permukiman lama baik di perkotaan (kecil, sedang,

besar dan metropolitan), di perdesaan (termasuk daerah-daerah tertinggal

dan terpencil) maupun kawasan-kawasan tertentu (perbatasan, pulau-pulau

kecil/terluar)

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di

Daerah (RP4D)

 Sebagai skenario pelaksanaan koordinasi dan keterpaduan rencana sektor

terkait bidang perumahan dan permukiman (pertanahan, perumahan,

pembiayaan, prasarana/sarana, dll)

 Sebagai payung atau acuan baku bagi seluruh pelaku dan penyelenggara

perumahan dan permukiman (pemerintah, swasta, dan masyarakat)

 Sebagai cerminan aspirasi / tuntutan masyarakat terhadap perumahan dan

permukiman

Rincian Kegiatan Pembangunan

1. Pengembangan Kawasan Permukiman Baru

 Rincian alokasi lahan (kasiba/lisiba, ijin lokasi developer, dll)

 Rencana pengembangan jaringan prasarana dasar (mis. air bersih, sanitasi,

drainase, sampah) meliputi lokasi, konstruksi, fungsi dan kapasitas

 Rencana investasi jaringan prasarana

(2)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 2

RPIJM

2. Peningkatan Kualitas Permukiman (yang sudah ada)

 Rincian lokasi, yg mencakup luas, penduduk, bentuk penanganan (mis.

premajaan, KIP, revitalisasi, dll)

 Rincian Lisiba BS

 Rencana peningkatan dan perluasan prasarana dan sarana (fungsi,

kapasitas, dll)

 Rencana fasilitas umum (jenis, jumlah, waktu, pihak yang membangun)

4.1.2. Profil Pembangunan Permukiman

4.1.2.1. Kondisi Umum

4.1.2.1.1. Gambaran Umum

Arga Makmur merupakan pusat pertumbuhan Kabupaten Bengkulu Utara.

Urbanisasi masuk terkonsentrasi di kawasan Kota Kabupaten Bengkulu

Utara. Para pekerja urban di sektor informal yang datang dari berbagai

penjuru Kabupaten Bengkulu Utara dalam radius lebih dari sepuluh

kilometer dari pusat kota, sebagian menghuni rumah secara sewa dalam

jangka waktu terbatas. Perkampungan dengan pola hubungan sosial

paguyuban yang khas menjadi penyedia rumah bagi masyarakat yang

menggantungkan hidupnya di kawasan komersial Kota Kabupaten

Bengkulu Utara.

Kawasan Kota Kabupaten Bengkulu Utara merupakan pusat pertumbuhan

perkotaan. Di kawasan tersebut terdapat beragam pusat aktivitas kota mulai

perkantoran, komersial, kebudayaan sampai sebagian fungsi pendidikan. Di

sektor perumahan, penyediaan perumahan kampung tradisional secara

langsung menjadi pendukung tumbuhnya beragam fungsi ditengah kota.

4.1.2.1.2. Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

Penyampaian pelayanan sarana prasarana dasar mikro telah mencakup

(3)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 3

RPIJM

pengelolaan dan pemeliharaan menyebabkan kinerja sarana prasarana tidak

berjalan optimal. Rendahnya pengelolaan limbah serta pelayanan saluran

drainasi menimbulkan ancaman pencemaran bagi lingkungan permukiman

juga kualitas sumberdaya air, yang lebih jauh akan berdampak negatip

terhadap kualitas kesehatan masyarakat. Kuantitas dan kualitas penyediaan

air perpipaan tidak konstan, terkadang keruh. Dilain pihak kualitas pelayanan

sumur dangkal kurang terjamin dari pencemaran limbah domestik.

Kepadatan permukiman tinggi disisi lain kualitas penanganan limbah

domestik yang tidak memadai cenderung memperburuk lingkungan

permukiman.

Daya bayar masyarakat terhadap abonemen yang rendah menyebabkan tidak

semua rumah tangga mampu mengakses pelayanan komunal kota. Kriteria

tidak layak huni didasarkan pada: a) Kualitas sarana prasarana dasar mikro

yang rendah, b) Kerawanan kawasan permukiman terhadap bencana alam

maupun sumber pencemaran dan, c) Tidak ada legalitas hak pengelolaan

kawasan yang sangat jelas (slum areas).

4.1.2.1.3. Parameter Teknis Wilayah

Paramatar teknis wilayah Kabupaten Bengkulu Utara ini merupakan skenario

positif. Dimana ibukota Kabupaten Bengkulu Utara (Arga Makmur) telah

ditetapkan dalam RTRW Provinsi Bengkulu sebagai pusat dari kegiatan

wilayah kabupaten.

Adapun mekanisme guna menjalarkan gaya Spread Effect (penjalaran

perkembangan dari daerah maju) dan memperbesar Forward effect (daya

dorog) orientasi terhadap pusat Kabupaten adalah dengan pembuatan sistem

hirarki kota (orde kota). Salah satu metode untuk menentukan titik tumbuh

yang berguna untuk meningkatkan mekanisme penjalaran spread effect dapat

berlangsung efektif, adalah dengan menggunakan perhitungan metode

(4)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 4

RPIJM

untuk menentukan wilayah pengaruh (hinterland) dari suatu kota, dalam hal

ini Ibu kota Kabupaten Bengkulu Utara (Arga Makmur) diambil sebagai titik

nolnya (disebabkan karena Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara terletak di

Arga Makmur), selain itu dengan mempergunakan model tersebut dapat juga

diperhitungkan tingkat potensi pengembangan suatu daerah. Perhatian utama

dari model ini adalah daya tarik relatif dari pusat kota (pusat ekonomi,

pemerintah dan jasa) terhadap penduduk yang berada pada kota-kota yang

lebih kecil.

Tabel 4.1

Parameter Teknis Wilayah di Kabupaten Bengkulu Utara

NO. URAIAN BESARAN KETERANGAN

1 Penetapan Kota Arga Makmur sebagai titik/pusat yang positif dengan asumsi :

1. Kota tersebut merupakan tempat kedudukan Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara yang mempunyai wilayah pengaruh terhadap Kecamatan sekitarnya (terdapat dalam RTRW Pulau dan RTRW Provinsi serta secaa historis sejak dahulu Kota Arga Makmur mengemban tugas sebagai daerah yang melayani beberapa wilayah lain) 2. Pertumbuhan dari Kota Arga Makmur

sebagai pusat yang melayani beberapa kabupaten diharapkan menjadi motor penggerak bagi perekonomian wilayah sekitarnya serta menjadi pusat

pelayanan bagi beberapa kabupaten. 3. Terdapatnya berbagai fasilitas

perekonomian dan sosial di Kota Arga Makmur dalam lingkup regional seperti sekolah sampai jenjang perguruan tinggi, fasilitas perbankan untuk

kegiatan transaksi, fasilitas perdagangan skala regional serta fasilitas transportasi skala regioal (terminal type B).

4. Pertumbuhan dan perkembangan dari Kota Arga Makmur khusunya serta Kecamatan Arga Makmu umumnya diharapkan dapat memberikan spread effect (penjalaran efek kegiatan tertentu)

bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Bengkulu Utara serta

Luas wilayah dan jumlah penduduk

(5)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 5

RPIJM

kabupaten-kabupaten sekitarnya.

2. Adapun berhubung jauhnya jarak tempuh dari Kota Arga Makmur dengan kecamatan lain, maka diperlukan suatu sub pusat dari Kota Arga Makmur yang dapat membawa pengaruh perkembangan dari Kota Arga Makmur yaitu Ketahun dengan

pertimbangan selain telah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten juga atas dasar

pertimbangan :

1. Kecamatan Ketahun diharapkan dapat berperan sebagai cunter magnet bagi kecamatan-kecamatan di kabupaten bengkulu utara agar tidak

beroriantasi/tertarik kearah Arga Makmur.

2. Kecamatann Ketahun juga dapat

berperan sebagai pembawa spread effect (penjalaran kegiatan tertentu) dari peran Kabupaten Bengkulu Utara terhadap kecamatan lain, maupun dengan hinterlandnya.

3. Telah tersedianya fasilitas sosial ekonomi dan perbankan di Kecamatan Ketahun.

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk

Kecamatan sebagai sub pusat dari Kabupaten Bengkulu Utara

4.1.2.1.4. Aspek Pendanaan

Pendanaan pembangunan PSD permukiman sebagian besar masih menjadi

tanggungan pemerintah pusat dan daerah baik provinsi maupun kabupaten.

Pada wilayah perumahan yang dibangun pengembang swasta ditanggung

oleh masyarakat. Daya beli masyarakat rendah untuk diperlukan penyediaan

rumah sehat yang terjangkau daya beli masyarakat.

4.1.2.1.5. Aspek Kelembagaan

Kelembagaan pembangunan PSD Permukiman saat ini adalah:

1. SNVT Pengembangan Permukiman Ditjen. Keciptakaryaan Departemen

Pekerjaan Umum mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai

APBN

2. Bidang Keciptakaryaan Dinas Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu

(6)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 6

RPIJM

3. Bidang Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Utara

mengelola pengembangan permukiman yang dibiayai APBD Kabupaten.

4.1.2.2. Sasaran

Sasaran menjelaskan target yang harus dicapai dalam pembangunan PSD

Permukiman terdiri dari target nasional dan target daerah. Selanjutnya bagian

ini menguraikan besaran masalah yang harus diselesaikan melalui PSD

Permukiman, dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan

sasaran pembangunan PSD Permukiman baik dari segi teknis, kelembagaan

dan keuangan.

Tabel 4.2

Permasalahan yang dihadapi Komponen Pembangunan PSD Permukiman Kota Kabupaten Bengkulu Utara

Kondisi Sistem yang

Ada Target Nasional

Rencana Strategi tidak layak huni 46%

Terfasilitasinya prasaran dan sarana permukiman yang layak huni dan terjangkau sebanyak 1,3 juta unit dan dukungan Rusunawa 60 ribu unit dan Rusunami 65 ribu unit dn meningkatkan permukiman di perdesaan di 665 kawasan serta

terentaskannya kemiskinan 6 ribu KK (Renstra PU 2005-2009)

Kondisi rumah di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2011 yang layak huni mencapai 90% dari seluruh rumah yang ada (RPJMD

Kabupaten Bengkulu Utara 2006-2011) Backlog ketersediaan rumah 5%.

 Ketersediaan rumah kurang

 Keterbatasan lahan

4.1.3. Permasalahan Pembangunan Permukiman

4.1.3.1. Analisis Permasalahan

Masalah utama dalam bidang perumahan dan permukiman di wilayah

perkotaan adalah kebutuhan fasilitas perumahan di perkotaan yang semakin

meningkat dari waktu ke waktu. Sementara itu ketersediaan lahan di

wilayah perkotaan menjadi semakin langka. Kelangkaan ini telah

menyebabkan semakin mahalnya harga lahan di wilayah perkotaan. Adanya

(7)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 7

RPIJM

telah menyebabkan kenaikan harga lahan perumahan yang luar biasa di

wilayah perkotaan. Tingginya harga lahan perumahan di wilayah perkotaan

telah mendorong masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk

tinggal di kawasan pinggiran kota yang jauh dari tempat kerja. Kondisi ini

menyebabkan meningkatnya biaya transportasi, waktu tempuh, dan pada

akhirnya akan menurunkan mobilitas dan produktivitas masyarakat.

Menengah ke bawah tersebut.

Sedangkan sebagian masyarakat tetap berupaya untuk tinggal di kawasan

yang tidak jauh dari pusat aktivitas ekononomi, sehingga menyebabkan

ketidak-teraturan tata ruang kota dan dapat menumbuhkan kawasan kumuh

baru di perkotaan. Masalah ini diperparah dengan pertumbuhan penduduk

perkotaan yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan pertambahan

penduduk di perdesaan, yang disebabkan karena fenomea urbanisasi aktif,

yaitu berpindahnya penduduk desa ke wilayah perkotaan, terutama di

wilayah kumuh perkotaan. Urbanisasi di wilayah perkotaan di Kabupaten

Bengkulu Utara juga disebabkan oleh fenomena urbanisasi pasif yaitu

penduduk pedesaan yang tiba-tiba menjadi penduduk perkotaan yang

disebabkan terjadinya pemekaran wilayah perkotaan. Pemekaran wilayah

perkotaan ini telah menimbulkan kawasan-kawasan kumuh baru.

Hal ini telah menyebabkan kondisi kemasyarakatan di kawasan perkotaan

menjadi lebih kompleks berikut permasalahan yang timbul. Terutama

dengan bertambahnya jumlah masyarakat kawasan permukiman yang tidak

layak huni, kurang sarana – prasarana, dan tidak teratur (kumuh).

Permukiman kumuh tersebut cenderung berada pada kawasan yang tidak

diperuntukan sebagai kawasan hunian seperti pinggir kali, pinggir rel kereta

api, dan areal tidak resmi lainnya. Akibatnya berbagai dampak lingkungan

lanjutan seperti banjir, penyakit menular dan keamanan lingkungan

(8)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 8

RPIJM

Permasalahan lainnya adalah ketersediaan rumah terbatas backlog

kebutuhan rumah 27,50%. Sedangkan tiap tahun kebutuhan akan rumah

layak terus bertambahnya sejalan dengan pertumbuhan penduduk.

Permasalahan backlog kebutuhan rumah akan terus bertambah besar jika

tidak pengembangan perumahan tidak dilakukan. Berdasarkan gap analisis

berikut akan terlihat kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan rumah

akan semakin besar jika tidak melakukan pengembangan perumahan lima

tahun ke depan.

4.1.3.2. Alternatif Pemecahan

Keterbatasan kemampuan pemerintah daerah merupakan hambatan utama

bagi penyediaan kawasan pemukiman penduduk yang layak di Kabupaten

Bengkulu Utara. Karena itu pemerintah daerah harus didorong untuk

menjadi motor dalam mengkondisikan penduduk agar dapat memahami

pentingnya menjaga lingkungan permukiman mereka secara swadaya.

Selain itu pemerintah daerah juga harus mengupayakan penyediaan

kawasan permukiman beserta fasilitas inftrastruktur yang memadai,

terutama di wilayah hinterland di sekitar pusat pertumbuhan di pinggiran

wilayah perkotaan. Hal ini diharapkan akan terjadi pemerataan dalam hal

ketersediaan area perumahan dan permukiman antar wilayah di Kabupaten

Bengkulu Utara, sehingga akan mengurangi ketimpangan kepadatan

penduduk antar wilayah di Kabupaten Bengkulu Utara.

Pemerintah daerah juga harus mampu mendorong inovasi teknologi yang

dapat diadaptasikan kepada lingkungan perumahan dan permukiman serta

melakukan penyebarannya. Hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan

kualitas lingkungan perumahan dan permukiman. Melihat adanya

keterbatasan keuangan daerah, maka pemerintah daerah juga diharapkan

(9)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 9

RPIJM

dan permukiman sederhana yang sehat beserta fasilitas pendukungnya bagi

masyarakat luas.

Tabel 4.3

Alternatif Pemecahan Masalah PSD Permukiman Kabupaten Bengkulu Utara

No. Parameter yang

Diperbandingkan Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

1 Kualitas bangunan M2 Mengikuti ukuran

standar

Berdasarkan Standar Layak Fungsi Bangunan

Tradisional

2 Kualitas jalan lingkungan Meter Aspal penetrasi Jalan Penetrasi Koral

3 Sanitasi Bersih Bersih Bersih

4 Air Bersih % PDAM PDAM+Air

Sumur

Air Sumur

5 Drainase M2 Tertutup Gorong-gorong Tertutup+

Gorong-gorong

4.1.3.3 Rekomendasi

Rencana Kebijakan Program dan Rencana Kegiatan Pembangunan

Perumahan dan Pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara yang diusulkan

dalam lima tahun mendatang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa

fokus program, yaitu:

 Penataan kawasan permukiman kumuh

 Pencegahan penyimpangan penggunaan lahan

 Pembangunan fasilitas infrastruktur perumahan dan permukiman

 Peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman

 Penyediaan lahan-lahan untuk pembangunan perumahan seserhana

untuk mengatasi permalsahan backlock perumahan sederhana

 Proses legalitas dan sosialisasi kebijakan pengembangan program

perumahan dan pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara

4.1.4. Usulan Pembangunan Permukiman

4.1.4.1. Sistem Infrastruktur Permukiman Yang Diusulkan

Sistem infrastruktur permukiman yang diusulkan adalah pembangunan

(10)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 10

RPIJM

kehidupan dan penghidupan masyarakat. Sistem infrastruktur yang

diusulkan yaitu:

a. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan PSD permukiman.

b. Peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan peremajaan PSD

permukiman.

4.1.4.2. Usulan dan Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman

Usulan program Pembangunan Perumahan dan Pemukiman di Kabupaten

Bengkulu Utara adalah Rumah Nyaman Huni. Program bidang perumahan

dan permukiman yang diusulkan dalam lima tahun mendatang meliputi

kegiatan-kegiatan :

 Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH

 Penataan dan Peremajaan Kawasan Permukiman (Urban Renewal)

 Pembangunan Rumah Susun Sederhana

 Pengembangan Kawasan Permukiman

4.1.4.3 Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan PSD Permukiman

Usulan prioritas rencana program dan kegiatan pembangunan PS

Pemukiman di Kabupaten Bengkulu Utara lima tahun kedepan (2013-2017)

(11)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 11

RPIJM

4.1.4.4 Contoh Kerangka Dasar Pengembangan Permukiman

No Isu Permasalahn Per

Kawasan Tujuan/Sasaran

Pendekatan/ Strategi Pembangunan

Kebijakan Program Ruang Lingkup Kegiatan

1 Pengembangan Prasarana dan Sarana Lingkungan

Pemenuhan Prasarana dan Sarana

- Pembangunan Jalan Poros Desa - Pembangunan

saluran air hujan - Pembangunan kios

dan los terbuka

Output : prasarana dan sarana

2. Pengembangan kawasan pula terpencil

Penataan lingkungan permukiman kawasan pulau terpencil

Penataan permukiman

Peningkatan prasarana dan sarana

Penataan dan perbaikan PSD Permukiman

Pembangunan jalan lingkungan, sarana air bersih dan pelabuhan

Output : prasarana dan sarana

Penataan dan perbaikan PSD Permukiman

Pembangunan jalan lingkungan, sarana air bersih dan pelabuhan

Output :

(12)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 12

RPIJM

4.2. Rencana Investasi Penataan Bangunan Lingkungan

4.2.1. Petunjuk Umum

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang

diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaaatn ruang,

terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan

maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan

lingkungannya. Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah

terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan

berjati diri, sedangkan misinya adalah: (1) Memberdayakan masyarakat

dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati

diri, serasi dan selaras, dan (2) Memberdayakan masyarakat agar mandiri

dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

4.2.1.1. Penataan Bangunan dan Lingkungan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan dan

lingkungan antara lain:

1. Peran dan fungsi Kabupaten,

2. Rencana pembangunan Kabupaten,

3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten bersangkutan,

seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,

4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan

dan berwawasan lingkungan,

5. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk

(Masterplan) Pengembangan Kota,

6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan pengembangan,

7. Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan sektor lain dilaksanakan

pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya

dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana

induk maupun dalam perencanaan teknik,

8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang

(13)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 13

RPIJM

9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan

dan lingkungan pada kota bersangkutan,

10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan

masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan,

11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat

maupun swasta,

12. Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan,

13. Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama

dalam hal pemulihan biaya investasi,

14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan

lingkungan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut,

15. Safeguard sosial dan lingkungan,

16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung

analisis disertakan dalam bentuk lampiran.

4.2.1.1.1. Permasalahan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Dalam penatan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan

dan tantangan yang antara lain :

1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana

 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi

dan kurang mendapat perhatian

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah

serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan

2. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan

 Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan

bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.

 Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi

(14)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 14

RPIJM

 Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga,

dan lain-lain kurang diperhatikan hampir di semua wilayah.

3. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

 Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak

fungsi pada tahun 2010.

 Komitmen terhadap kesepakatan intemasional MDGs, bahwa pada

tahun 2015, 200 Kabupaten bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua

Kabupaten bebas kumuh

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta

pedoman pelaksanaan lebih detail dibawahnya mengamanatkan bahwa

penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah

Daerah Kabupaten dan hanya bangunan gedung negara dan rumah negara

yang merupakan kewenangan pusat.

Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih

banyak daerah yang belum menindak lanjutinya sebagaimana mestinya,

sebagaimana terlihat dari:

1. Masih banyaknya Kabupaten yang belum menyesuaikan Perda Bangunan

Gedung yang dimilikinya agar sesuai dengan UUBG, atau terutama

Kabupaten hasil pemekaran masih belum memiliki Perda Bangunan Gedung;

2. Masih banyak Kabupaten ; terutama Kabupaten hasil pemekaran yang

belum memiliki atau melembagakan institusi/kelembagaan dan Tim Ahli

Bangunan Gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan

lingkungan;

3. Masih banyak Kabupaten yang belum memulai pelaksanaan pendataan

(15)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 15

RPIJM

4. Masih banyak Kabupaten yang belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi

(SLF) bagi seluruh bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang

baru hasil pembangunan sejak 2003-2006;

5. Masih banyak Kabupaten yang belum menyusun manajemen pencegahan

kebakaran Kabupaten atau belum melakukan pemeriksaan berkala terhadap

prasarana dan sarana penanggulangan bahaya kebakaran agar selaku siap

pakai setiap saat;

6. Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan

prasarana bagi penyandang cacat;

7. Masih banyak Kabupaten pengembangannya belum berdasarkan Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan;

8. Masih banyak Kabupaten yang mempunyai kawasan yang terdegradasi dan

belum ditata ulang;

9. Masih banyak daerah yang belum memiliki rencana penanganan kawasan

kumuh, kawasan nelayan, kawasan tradisional, dan kawasan bersejarah yang

secara kewenangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Kabupaten ;

10. Masih banyak Kabupaten belum melaksanakan pembangunan lingkungan

permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian

masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang

berkelanjutan.

4.2.1.1.2. Landasan Hukum

Departemen Pekerjaan Urnum sebagai lembaga pembina teknis Penataan

Bangunan dan Lingkungan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan

kemampuan Kabupaten agar mampu melaksanakan amanat UU No

28/2002 tentang Bangunan Gedung. Untuk tahun anggaran 2013-20017,

sebagai kelanjutan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, perlu

melanjutkan dan memperbaiki serta mempertajam kegiatannya agar lebih

cepat memampukan Kabupaten .

Disamping hal tersebut, Undang-undang No. 4 Tahun 1992 tentang

(16)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 16

RPIJM

lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan

bertahap, mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

sebagai penjabaran rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang harus disusun

oleh pemerintah daerah secara komprehensive, akomodatif dan responsif.

Selaras dengan upaya pencapaian target Millenium (MDGs), yakni:

mengurangi sampai setengahnya, sampai dengan tahun 2017, proporsi

penduduk miskin tahun 1990 (target 1); dan mengurangi sampai setengahnya,

sampai dengan tahun 2017, proporsi penduduk tanpa akses terhadap air

minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan, maka peningkatan kualitas

lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensive dengan melibatkan

masyarakat setempat, kelompok peduli dan dunia usaha secara

aktif.Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu

dilakukan secara komprehensive dengan berbasis konsep tridaya melalui

proses pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP.

4.2.1.2. Kebijakan Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Kebijakan 1: Menyelenggarakan Penataan Bangunan Gedung Agar Tertib,

Fungsional, Andal, dan Efisien

Tujuan :

Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan

keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, serta serasi dan selaras

dengan lingkungannya.

Sasaran :

 Tersusunnya Perda bangunan gedung untuk kota/kabupaten di seluruh

Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2013.

 Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi pada tahun

2017.

 Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang

efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan

(17)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 17

RPIJM

 Terlaksananya sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis dan wasdal

kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di seluruh Kabupaten pada

tahun 2017.

 Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan di tingkat

Propinsi/Kabupaten yang didukung oleh SDM dan prasarana dan sarana

kerja pendukungnya pada tahun 2012 dan dilanjutkan pada tahun berikutnya.

 Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara, propinsi, kabupaten dan kota

berupa tanah dan bangunan gedung pada tahun 2013 dan dilanjutkan pada

tahun berikutnya.

 Terlaksananya Rencana Induk Kebakaran (RISPK) di Propinsi Bengkulu,

Kabupaten Bengkulu Utara hingga tahun 2013.

Kebijakan 2: Menyelenggarakan Penataan Lingkungan Permukiman Agar

Produktif dan Berjatidiri

Tujuan :

Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan pada lingkungan yang sehat,

aman, serasi, teratur, produktif dan berkelanjutan.

Sasaran :

 Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional di kawasan

Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2013.

 Terperbaikinya dan terpenuhinya sarana parsarana kawasan permukiman

kumuh dan nelayan di kawasan Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2017

 Terlaksananya pengelolaan RTH di Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2013

Kebijakan 3: Menyelenggarakan Penataan dan Revitalisasi Kawasan Bangunan

Agar Dapat Memberi Nilai Tambah Fisik, Sosial, dan Ekonomi

Tujuan:

Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai

tambah bagi kualitas fisik, sosial, ekonomi masyarakat yang menjadi penunjang

bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

(18)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 18

RPIJM

 Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis pada tahun 2017.

 Terlaksananya pemberdayaan bagi masyarakat untuk

menyelenggarakan revitalisasi kawasan.

Kebijakan 4: Menyelenggarakan Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk

Mewujudkan Arsitektur Perkotaan dan Pelestarian Arsitektur Bangunan Gedung

yang Dilindungi dan Dilestarikan untuk Menunjang Kearifan Lokal

Tujuan:

Terwujudnya bangunan gedung yang memiliki kualitas fungsional, visual dan

kualitas lingkungan yang seimbang, serasi, dan selaras dengan memunculkan

ciri arsitektur kota yang berwawasan budaya lokal yang menjadi teladan bagi

lingkungannya, serta yang dapat secara arif mengakomodasikan nilai-nilai luhur

budaya bangsa.

Sasaran :

Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian bangunan

bersejarah yang mendukung terwujudnya kualitas arsitektur perkotaan di

Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun 2017.

Kebijakan 5: Mengembangkan Teknologi dan Rekayasa Arsitektur Bangunan

Gedung untuk Menunjang Regional/Internasional yang Berkelanjutan

Tujuan:

Terwujudnya perencanaan fisik bangunan dan lingkungan yang

mengedepankan teknologi dan rekayasa arsitektur yang memenuhi standar

internasional untuk menarik masuknya investasi di bidang bangunan gedung

dan lingkungan secara internasional.

Sasaran :

Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi

dan rekayasa arsitektur melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten

(19)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 19

RPIJM

4.2.2. Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

4.2.2.1. Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Bangunan-bangunan di wilayah Kota Kabupaten Bengkulu Utara secara

umum saat ini diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan

yang telah direncanakan yaitu perdagangan dan jasa, pemukiman,

perkantoran dan pendidikan. Dari sisi tata letak kota, bangunan-bangunan

memiliki fungsi sebagaimana disebutkan di atas. Untuk lebih detailnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4

Fungsi Bangunan di Kota Kabupaten Bengkulu Utara

Fungsi Bangunan Lokasi

Perdagangan dan Jasa Kecamatan Arga Makmur, Ketahun dan Putri Hijau

Pemukiman Ibukota-ibukota Kecamatan

Pendidikan dan Kantor Arga Makmur

Bangunan Tradisional Bersejarah Kecamatan Napal Putih

Dari sisi usia atau umur bangunan dapat diklasifikasikan menjadi bangunan

berumur muda,sedang dan tua. Bangunan berumur muda relatif banyak

terdapat pada bangunan perdagangan dan jasa serta pemukiman. Sedangkan

bangunan berumur sedang dan tua banyak terdapat pada bangunan

perkantoran, pendidikan dan pemukiman. Selain itu bangunan berumur tua

juga banyak terdapat pada kawasan-kawasan wisata tradisional. Namun

dikarenakan bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Bengkulu Utara

beberapa waktu yang lalu, bangunan yang berumur sedang dan tua banyak

hancur dan tergantikan dengan bangunan baru dengan fungsi bangunan tetap.

Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian

dari bangunan yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos,

kantor dinas pemadam kebakaran dan lain-lain. Secara umum di Kabupaten

(20)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 20

RPIJM

fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi bangunan lainnya sehingga lokasi dan

keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan lainnya terurama kawasan

pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik karena

perkembangan pembangunan kabupaten yang kurang terkendali dan

cenderung tidak terencana. Dari sisi historis banyak bangunan – bangunan

dan kawasan di Kabupaten Bengkulu Utara yang memiliki nilai historis tinggi

karena merupakan bangunan dan kawasan peninggalan sejarah baik itu

kerajaan maupun perjuangan kemerdekaan.

Bangunan-bangunan tersebut di atas berdasarkan fungsinya baik bangunan

perdagangan dan jasa, perkantoran dan pendidikan, bangunan tradisional

tentu saja memiliki nilai ekonomi yang berbeda-beda. Nilai perbedaan ini bisa

didasarkan pada lokasi bangunan, fungsi bangunan, umur atau usia

bangunan dan nilai historis bangunan. Bangunan yang berada di kawasan

perkotaan tentu saja mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada

yang berda di pedesaan. Begitupula bangunan fungsi perdaganan biasanya

memilki nilai ekonomi yang kebih tinggi dari pada bangunan perkantoran,

pendidikan ataupun pemukiman. Bangunan yang memiliki nilai historis

sejarah dan berumur tua lebih tinggi nilai ekonominya dari bangunan biasa

dan berumur muda. Berkaitan dengan pendapatan atau penerimaan

bangunan-bangunan tersebut sangat dipengaruhi oleh fungsi bangunan

tersebut serta nilai sejarah/historis bangunan.

4.2.2.2 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.

Secara umum bangunan-bangunan yang berada di wilayah Kabupaten

Bengkulu Utara disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan,

keamanan dan kenyamanan baik bagi pengguna bangunan maupun

lingkungan sekitarnya. Aturan-aturan ini antara lain terdapat pada aturan

Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan

(21)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 21

RPIJM

misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, maka disyaratkan

bangunan-banguna tersebut harus tahan dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi

tehadap ancaman bencana tersebut.

2. Kondisi Prasarana dan Sarana Hidran

Hidran adalah cadangan air pada media tertentu sebagai sarana

penaggulangan bencana kebakaran. Sarana hidran ini biasanya berbentuk

tabung dan selang pemadaman, seharsunya dimilki oleh setiap bangunan

terutama yang rawan bencana kebakaran, seperti bangunan pabrik, gudang,

bangunan bertingkat, perkantoran, supermarket/plaza, pusat perbelanjaan

dan lain-lain.

Namun sampai saat ini belum semua gedung yang disebutkan di atas

memiliki sarana hidran tersebut, atau kalau pun ada kondisinya belum sesuai

dengan standar yang telah ditentukan bahkan ada yang dalam kondisi rusak.

Keberadan hidran ini sangat penting untuk menjadi sarana pertolongan

pertama pada bencana kebakaran yang tentu saja bila tidak ditangani secara

serius akan mengakibatkan kerugian baik materi maupun korban jiwa. Oleh

karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini dengan membuat rencana

induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh

pemerintah daerah ataupun dinas terkait.

3. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan

Beberapa daerah kawasan di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara memang

telah memiliki rencana tata bangunan dan lingkungan, namun belum

terdapat penegakan aturan tata bangunan dam lingkungan tersebut karena

RTBL yang ada belum disahkan yang berarti belum memiliki landasan

hukum untuk ditegakkan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu

proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan.

Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung

(22)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 22

RPIJM

yang tidak sesuai dengan fungsi lahan/kawasan. Akhirnya ini berdampak

pada tidak tertibnya kawasan yang telah direncanakan dan akan

menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan

serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan

baik.

4.2.3. Permasalahan yang Dihadapi

4.2.3.1. Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Sasaran dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah

penegakan aturan tata bangunan gedung dan lingkungan yaitu dengan

menyusun peraturan dan legeslasi. Dari sasaran ini maka dibutuhkan

kemantapan kelembagaan penataan bangunan gedung dan lingkungan serta

peningkatan sarana parasarana pemeliharaan bangunan dan lingkungan.

Sasaran selanjutnya adalah ketercapaian indeks kenyamanan lingkungan

(IKL) sebesar 10%.

4.2.3.2. Rumusan Masalah

Dari kondisi yang ada dan sasaran yang akan dicapai pada penataan

bangunan gedung dan lingkungan di Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara,

maka dapat diidentifikasi rumusan masalah sebagai berikut:

a) Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan

b) Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

c) Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/

bersejarah

d) Belum tersedianya ruang terbuka hijau

e) Tidak ada penataan dan pembangunan sarana prasarana permukiman

kumuh

f) Belum tertibnya sarana reklame, belum terkelolanya sarana parkir dan Belum

tertanya perijinan Bangunan Telepon Selular (BTS)

(23)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 23

RPIJM

4.2.4. Analisis Kebutuhan dan Rekomendasi

4.2.4.1. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Setelah mengetahui beberapa permasalahan di atas selanjutnya dilakukan

analisis kebutuhan dengan kerangka fikir analisis yaitu :

1. Mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi

2. Mengetahui urgensitas permasalahan

3. Menawarkan solusi alternatif pemecahan masalah (rekomendasi)

Dari tiga aspek analisis kebutuhan di atas maka dapat dianalisis

penyebab permasalahan sebagai berikut :

1. Permasalahan di Bidang Bangunan Gedung

Permasalahan yang muncul pada penataan bangunan yang tidak tertib

karena belum memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan(RTBL)

yang lengkap terutama pada kawasan-kawasan perkotaan. Salah satu

bentuk ketidak tertiban ini adalah munculnya overlapping pada fungsi

lahan di perkotaan. Di sisi yang lain permasalahan kota terus berkembang

dan semakin kompleks sehingga menuntut adanya penataan baik pada

bangunan maupun lingkungan kota. Di samping itu adanya penataan

bangunan dan lingkungan secara baik dan terkendali dapat mengurangi

konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang kota, misalnya penggunaan

untuk usaha-usaha informal.

Permasalahan lain yang dihadapi adalah tidak tertangani bencana

kebakaran secara maksimal pada bangunan gedung baik di lingkungan

perdagangan, perkantoran dan pemukiman. Ini disebabkan karena semua

Kabupaten hingga saat ini belum memiliki Rencana Induk Sistem Proteksi

Kebakaran. Adanya rencana induk ini tentu saja akan mengatur tentang

penyediaan kebutuhansarana penaggulangan bencana kebakaran yang

harus dimiliki oleh bangunan gedung dan sesuai dengan kepadatan dan

(24)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 24

RPIJM

2. Permasalahan di bidang penataan lingkungan

a. Penataan Lingkungan

Permukiman kumuh merupakan fenomena yang sering muncul di daerah

perkotaan termasuk di Kabupaten Bengkulu Utara. Di daerah perkotaan,

kondisi ini tidak lepas dari ketidakseimbangan pendapatan

perekonomian masyarakat kota dan desa sehingga memunculkan arus

perpindahan penduduk dari desa ke kota. Perpindahan ini tidak

diimbangi dengan penataan ruang perkotaan yang baik dan peningkatan

sumberdaya manusia yang terampil. Hal ini mendukung munculnya

daerah-daerah kumuh perkotaan. Sedangkan di daerah perdesaan, faktor

kemiskinan dan ketidakpahaman masyarakat pedesaan terhadap pola

hidup sehat memicu munculnya kawasan permukiman kumuh dan tidak

layak huni perdesaan.

Saat ini telah terjadi penurunan kuantitas dan kualitas ruang terbuka kota

yang diakibatkan perubahan fungsi lahan sehingga membutuhkan

penanganan yang cepat terhadap pengadaan dan penataan ruang terbuka

kota demi meningkatnya citra kawasan kota. Ini juga disebabkan karena

belum adanya sistem pengendalian pemanfaatan ruang terbuka kota , tata

bangunan dan lingkungan.

b. Ruang Terbuka Hijau

Keberadaan ruang terbuka kota sangat dibutuhkan karena mempunyai

fungsi :

1. media dan sarana sosial, misalnya sebagai ruang berkumpulnya

individu-individu masyarakat untuk kegiatan-kegiatan informal

2. estetika, yaitu menambah keindahan dan keasrian kota.

3. Lingkungan, yaitu mengurangi dampak polusi kota, pemanasan bumi

(25)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 25

RPIJM

Selain itu pula kondisi jalan dan lingkungan belum tertata secara baik

karena tidak ada perencanaan yang detail terhadap penataan lingkungan

jalan khususnya taman jalan. Akibatnya beberapa sarana lingkungan

jalan seperti taman sebagai pendukung fungsi jalan tidak terfungsikan

secara baik. Dengan adanya pengadaan taman jalan yang terdiri

pohon-pohon pelindung dan sarana taman lainnya dapat membantu

memberikan fungsi :

1. lingkungan, yaitu menyerap polusi udara jalan dan mengurangi panas

bumi

2. estetika, yaitu menciptakan suasana indah dan asri/sejuk ruangdan

dapat meningkatkan citra kawasan

3. kenyamanan pengguna jalan, yaitu peneduhan

Untuk pemeliharaan taman jalan sampai saat belum dimiliki tenaga

operasional yang handal di bidang perawatan taman jalan beserta sarana

pendukung operasionalnya menyebabkan sarara lingkungan jalan yang

telah ada mudah rusak dan tidak terawat.

c. Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS)

Sarana reklame, seperti papan iklan, baliho, spandulk dll, merupakan salah

satu sarana yang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk memberikan dan

memperoleh informasi. Sampai saat ini sarana tersebut belum tertata secara

baik. Dalam melakukan pengadaan maupun penataan sarana reklame pada

ruang publik diperlukan masterplan sarana reklame. Hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui tingkat kebutuhan dan lokasi penempatan sarana reklame.

Sering penempatan sarana reklame tidak tertata atau tertib dengan asal

menempatkan sesuai dengan keinginan sponsor, akibatnya sarana reklame ini

sering mengganggu pengguna jalan dan dalam jangka panjang dapat

(26)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 26

RPIJM

Di sisi lain terbatasnya ruang publik untuk lokasi sarana reklame mengurangi

tingkat kenyamanan masyarakat untuk memberikan atau mendapatkan

informasi yang berkualitas. Selain itu informasi yang diharapkan tidak

tersampaikan secara baik kepada masyarakat dikarenakan posisi atau lokasi

sarana reklame yang tidak strategis dam mudah terbaca oleh masyarakat.

Keterbatasan ruang publik untuk lokasi sarana reklame juga berakibat

munculnya sarana reklame ilegal dan menyajikan informasi yang tidak

berkualitas. Dengan demikian diperlukan penataan sarana reklame di ruang

publik kota.

Persoalan parkir juga perlu menjadi perhatian karena selalu menjadi keluhan

bagi pengguna jalan dan parkir itu sendiri. Sampai saat ini penempatan parkir

yang berada di kawasan perdagangan wilayah Kota Kabupaten Bengkulu

Utara masih banyak menggunakan ruang publik yaitu trotoar dan badan jalan.

Ini tentu saja berdampak kepada fungsi jalan sebagai sarana sirkulasi yang

tidak berjalan baik. Kemacetan lalu lintas, Kecelakaan lalu lintas dan

ketidaknyamanan pejalan kaki dalam menggunakan trotoar merupakan

dampak negatif dari ketidaktertiban parkir selama ini. Sehingga ini menuntut

penyediaan kantong parkir yang kondusif yang disesuaikan dengan tingkat

kebutuhan kawasan yang ada. Kawasan perdagangan merupakan kawasan

yang sangat ramai dikunjugi oleh masyarakat sehingga tentu saja

membutuhkan kantong parkir yang memadai

Saat ini di kota Kabupaten Bengkulu Utara telah berkembang banyak

provider/operator telepon seluler. Kota Kabupaten Bengkulu Utara telah

menjadi pangsa pasaryang menjanjikan perkembangan telepon seluler karena

keberadaan mahasiswa yang menjadi pengguna telepon seluler tersebut.

Persaingan untuk memberikan pelayanan yang terbaik di antara

masing-masing operator telepon seluler salah satunya diwujudkan dengan perluasan

jangkauan area sinyal. Untuk mendukung hal ini pendirian BTS terus

(27)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 27

RPIJM

dengan baik karena berada pada kawasan permukiman kota. Tentu saja hal

ini memiliki dampak yang negatif pada sektor sosial, kesehatan maupun

kualitas lingkungan atau kawasan

4.2.4.2 Rekomendasi

Rekomendasi yang diusulkan untuk pembangunan PSD permukiman

dipilah menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Penataan Bangunan Gedung

1. Untuk menangani permasalahan penataan bangunan gedung maka

diperlukan penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan bagi daerah

yang belum memilikinya.

2. Untuk menegakkan hukum pada sektor penataan bangunan gedung perlu

dilakukan legalisasi rencana tata bangunan dan lingkungan yang telah

disusun.

3. Perlu ada sosialisasi RTBL yang telah disusun kepada masyarakat secara

umum

4. Perlu ada langkah-langkah penguatan fungsi kelembagaan dalam penegakan

hukum di bidang penataan bangunan dan lingkungan.

5. Untuk menanggulangi bencana kebakaran perlu disusun Rencana Induk

Sistem Proteksi Kebakaran

b. Penataan Lingkungan

1. Pelestarian Bangunan Tradisional Bersejarah

Untuk melestarikan dan merevitalisasi kawasan wisata dan bangunan

tradisonal bersejarah perlu disusun program penataan dan revitalisasi

khusus untuk kawasan wisata dan tradisional bersejarah

2. Permukiman Kumuh

Untuk meningkatkan kualitas pemukiman penduduk di kawasan kumuh

perlu dilakukan penataan dan peningkatan sarana prasarana misalnya:

perkerasan jalan, pembuatan con block, pembuatan talud dan lain-lain.

(28)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 28

RPIJM

a Perlu dilakukan pemetaan dan studi karakter ruang kota sehingga dapat

diketahui pola, tingkat kebutuhan dan lokasi pengadaan ruang terbuka

kota tiap kabupaten/ kota

b Perlu ada penyusunan masterplan taman jalan dan ruang terbuka

hijausebagai acuan pemerintah Kabupaten

c Perlu ada pemberdayaan SDM di bidang perawatan taman jalan dan

pengadaan ataupun penambahan sarana pendukung perawatan taman

jalan. Keberadaan tenaga opersional dibidang perawatan taman jalan

harus ditunjang dengan sarana pendukung perawatan, misalnya mobil

penyiram tanaman, mesing pemotong rumput dll.

4. Sarana Reklame, Parkir dan BTS

a Untuk menertibkan sarana reklame perlu dibuat master plane penataan

sarana reklame di ruang publik

b Untuk menertibkan kawasan parkir perlu dilakukan manajemen dan

pengelolan kawasan parkir

c Diperlukan penataan pendirian bis transmisi system dengan terlebih

dahulu melakukan studi dampak keberadaan bis transmisi system di

kawasan permukiman kota. Studi ini akan dilanjutkan dengan

penyusunan regulasi pendirian dan penataan BTS.

4.2.5. Program yang Diusulkan

4.2.5.1. Usulan dan Prioritas Program

Setelah mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dan menganalisis

terhadap permasalahan yang ditemui selanjutnya ditentukan alternatif

pemecahan masalah, maka usulan prioritas program tata bangunan lingkungan

lima tahun ke depan (2013-2017) adalah Program Bengkulu Utara Tertib

Lingkungan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

a. Program Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung, dengan kegiatan yaitu:

1. Kegiatan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan

(29)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 29

RPIJM

Tabel 4.5

Usulan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No

Penyelenggara Diseminasi/Sosialisasi

Usulan

Kegiatan Keterangan Instansi

Penyelenggaran

Waktu

Penyelenggaraan Sasaran

Materi

Tahun 2013 a. Meningkatkan peran pemerintah daerah

Kabupaten dapat menyeleraskan peraturan

perundangan tentang bangunan gedung di wilayahnya agar memenuhi

persyaratan

administratif dan teknis

2. Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)

Tabel 4.6

Usulan Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

NO Instansi Penyelenggara

Waktu

Penyelenggaraan Sasaran

Usulan

2017 tersedianya panduan

pencegahan dan

penanggulangan kebakaran di Kabupaten , dalam rangka meningkatkan kemampuan kelembagaan pemadam kebakaran/Dinas Pemadam kebakaran dan masyarakat dalam pelaksanaan tugas

pencegahan dan

(30)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 30

RPIJM

3. Kegiatan Penyusunan RAPERDA Bangunan Gedung

Tabel 4.7

Usulan Penyusunan Raperda

NO Instansi Penyelenggara

Waktu

Penyelenggaraan Sasaran

Usulan

Kegiatan Keterangan

1 Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara

2013 tersedianya panduan penyelenggaraan bangunan gedung yang layak fungsi, sehingga

mengurangi kerusakan akibat bencana gempa

4. Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Tabel 4.8

Usulan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

No Nama Lokasi

1 Kawasan Perkantoran 10 Kecamatan Arga

Makmur

b. Program Penataan Lingkungan, dengan kegiatan antara lain: 1. Kegiatan Dukungan Sarana dan Prasarana Permukiman Kumuh

Tabel 4.9

Usulan Bantuan Sarana dan Prasarana Permukiman Kumuh Nelayan

No Nama Lokasi

Cakupan Wilayah Administrasi

Karakter Lokasi

1 Kawasan Ketahun, Kecamatan

Ketahun

Kawasan Permukiman

Kumuh Nelayan

2 Desa Selolong Kecamatan

Ketahun

4 Desa Pal 30 Kecamatan Lais Kawasan Permukiman

(31)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 31

RPIJM

2. Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Tabel 4.10

Usulan Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

No Nama Lokasi

Luas Lingkungan

(Ha)

Karakter Lokasi

1 Kawasan Perkotaan Arga

Makmur

60 Kawasan Perkotaan

2 Kawasan Perkantoran

Ketahun

60 Kawasan Perkotaan

3 Kawasan Perkantran Lais 60 Kawasan Perkantoran

3. Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Reklame

Tabel 4.11

Usulan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Reklame

No Nama Lokasi

Luas Lingkungan

(Ha)

Cakupan Wilayah

Administrasi Karakter Lokasi

1 Kawasan Pasar Purwodadi 30 Kec. Arga Makmur Kawasan

Perkotaan

2 Kawasan Pusat Perkantoran 30 Kec. Arga Makmur Kawasan

Perkotaan

4. Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Parkir

Tabel 4.12

Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Parkir

No Nama Lokasi Cakupan Wilayah

Administrasi (Ha) Karakter Lokasi

1 Kawasan Pasar Purwodadi

10 Kawasan Perkotaan

5. Kegiatan Bantuan Teknis Penataan Bis Transmisi System (BTS)

Tabel 4.13

Bantuan Teknis Penataan Bis Transmisi System (BTS)

(32)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 32

RPIJM

4.2.5.2. Usulan dan Prioritas Proyek Penataan Bangunan Gedung dan

Lingkungan

Usulan dan prioritas kegiatan-kegiatan/proyek program investasi jangka

menengah dan rencana pembiayaan sub bidang Tata Bangunan Lingkungan

lima tahun kedepan (2013-2017) disajikan dalam lampiran.

4.2.5.3 Pembiayaan Proyek Penyediaan Pengelolaan Pengembangan

Pemukiman

Pembiayaan program/kegiatan pengembangan pemukiman di Kabupaten

Bengkulu Utara, terdiri dari sumber :

 SNVT Pengembangan Pemukiman Ditjen Keciptakaryaan Kementerian

Pekerjaan Umum mengelola proyek pengembangan permukiman yang

dibiayai APBN.

 Bidang Keciptakaryaan Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bengkulu

mengeloa proyek pengembangan permukiman yang dibiaya APBD Provinsi.

 Dinas Pekerjaan Umum Kabuoaten Bengkulu Utara mengelola proyek

pengembangan permukiman yang dibiayai APBD Kabupaten.

4.3. RENCANA INVESTASI SUB-BIDANG AIR LIMBAH

4.3.1. Petunjuk Umum Pengelolaan Air Limbah

4.3.1.1. Umum

Sub Bidang Air Limbah pada Bidang Keciptakaryaan Departemen Pekerjaan

Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai

kondidi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas

dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah

air limbah permukiamn (municipal wastetare) yang terdiri dari limbah

domestik (rumah tangga) yang berasal dari sisa mandi, cuci dapur, dan tinja

manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah dari industri rumah

tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air

(33)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 33

RPIJM

seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko

menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain.

4.3.1.2. Kebijakan, Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Dalam

Rencana Kota

Berdasarkan RPJMD Kabupaten Bengkulu Utara (2013-2017) kondisi yang

diharapkan pada tahun 2011 pembuangan limbah yang dilayani melalui

sambungan rumah (SR) mengalami peningkatan dari 10.000 SR menjadi

13.000 SR yang didukung dengan pembangunan jaringan primer dan

sekunder bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi dan Pusat. Bagi

penduduk yang belum terjangkau sambungan rumah akan dilayani melalui

IPAL Komunal atau membuat IPAL rumah tangga yang memenuhi

persyaratan teknis.

Kebijakan yang akan tercantum dalam RPJMD Kota Kabupaten Bengkulu

Utara 2012-2016 untuk mencapai misi ke-4 Mewujudkan Kota Kabupaten

Bengkulu Utara yang Nyaman dan Ramah Lingkungan adalah Memperbaiki

mutu lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan

mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Sedangkan

program yan akan dilaksanakan adalah Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Air Limbah dengan sasaran program : meningkatnya cakupan

layanan air limbah sebesar 33%.

4.3.2. Profil Rinci Pengelolaan Air Limbah

4.3.2.1. Gambaran Umum Pengelolaan Air Limbah Saat Ini

Bagian ini menyajikan gambaran secara umum tentang sistem pengelolaan air

limbah permukiman pada saat ini. Pengelolaan air limbah permukiman

dilakukan dengan sistem on-site dan sistem off-site serta kombinasi dari

(34)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 34

RPIJM

4.3.2.1.1. Tingkat Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

Derajat kesehatan di Kota Kabupaten Bengkulu Utara dapat dilihat dari

indikator antara lain : angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka

kematian balita per 1.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per

100.000 kelahiran hidup, rata-rata usia harapan hidup penduduk dan status

gizi. Kemajuan penting dalam pembangunan kesehatan di Bengkulu Utara,

yaitu meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat yang dapat dilihat melalui

pencapaian indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Harapan

Hidup (AHH) meningkat. Namun demikian permasalahan kesehatan akan

selalu timnbul seiring dengan perubahan politik, ekonomi dan sosial sehingga

hal ini merupakan tantangan kedepan untuk dapat dipecahkan dalam upaya

menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Bengkulu Utara pada tahun

2012 adalah meningkatnya derajad kesehatan masyarakat setinggi-tingginya

melalui peningkatan jangkauan/akses masyarakat terhadap pelayanan

kesehatan yang antara lain tercermin dari beberapa indikator sebagai berikut :

1. Meningkatnya Angka Harapan Hidup dari 64,50 tahun menjadi 67,75 tahun

untuk laki-laki dan dari 60,7 tahun menjadi 64,3 tahun untuk perempuan;

2. Menurunya ankga kematian bayi dari 58,6 menjadi 45,2 per 1.000 kelahiran

hidup;

3. Menurunnya preveransi gizi kurang pada anak balita dari 25% menjadi 18%.

Cakupan peserta aktif KB dari 86,59% menjadi 90%. Cakuopan Air Bersih

dari 39,9% menjadi 48%. Peningkatan Mutu SDM kesehatan yang

terakreditasi menjadi 50%. Meningkatnya akses sistem informasi kesehatan

dari 40% menjadi 80%.

4.3.2.1.2. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah

Kebutuhan sanitasi masyarakat telah dilayani lewat fasilitas sanitasi

(35)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 35

RPIJM

Limbah cair industri (dari industri besar maupun kecil) masih sering

dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan.

Pelayanan pengurasan tanki septik atau cubluk biasanya dilakukan oleh

swasta dengan truk tinja atau secara manual. Biasanya lumpur dari tanki

septik/cubluk baru disedot kalau fasilitasnya sudah buntu (dan sudah lama

tidak berfungsi). Lumpur limbah ini dapat diolah di IPAL, tetapi masih

sering langsung dibuang ke lingkungan.

4.3.2.2. Kondisi Sistem Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah

Membuang limbah air mandi, cuci dan dapur langsung ke saluran

drainase masih sering dijumpai. Tanggung jawab terhadap

pembangunan fasilitas sanitasi setempat berada pada tingkat keluarga.

Untuk menghemat biaya, masyarakat sering melibatkan diri dalam

pembangunan fasilitas tersebut.

Di bawah ini beberapa kondisi eksisting pelayanan sanitasi di Kota

Kabupaten Bengkulu Utara:

 Pembuangan limbah domestik di Kabupaten Bengkulu Utara sebagian besar

(80%) dibuang melalui septic tank (milik sendiri). Sedangkan sisanya 20 %

dilakukan melalui Lobang tanah, sungai, dan lain-lain.

 Untuk pelayanan penyedotan lumpur tinja, Kabupaten Bengkulu Utara

belum memiliki truk penyedotan tinja.

Jumlah timbulan lumpur tinja dapat dihitung dengan pendekatan formulasi

atau asumsi bahwa lumpur tinja yang dihasilkan adalah 30 liter/jiwa/tahun

(0,03 m3/jiwa/tahun). Tabel berikut ini merupakan produksi lumpur tinja di

(36)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 36

RPIJM

Tabel 4.14

Produksi Lumpur Tinja Kota Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2012

No. Kecamatan Jumlah Penduduk

(jiwa)

Jumlah 261.665 7.277,61

Sumber : BPS Kota Kabupaten Bengkulu Utara dan Hasil Perhitungan

Tabel 4.15

Cakupan Pelayanan Air Limbah Sistem On-Site Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2012

(37)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 37

RPIJM

Tabel 4.16

Parameter Teknis Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara

NO. URAIAN BESARAN KETERANGAN

A. Karakteristik Fisik Kota

1. Jumlah Penduduk 261,665Jiwa

Tingkat Kepadatan

* Tinggi (> 200 jiwa/ha) Ha

* Sedang (100-200 jiwa/ha)

Ha

* Rendah (50-100 jiwa/ha)

Ha

2. Tipe Bangunan

* Permanen 16.463 unit

* Semi Permanen 32.515 unit

* Tidak Permanen 27.774 unit

3. Jenis Tanah Aluvial Hasil uji tanah

4. Permeabilitas Tanah

5. Tinggi Muka Air Tanah 2 – 3 M

6. Badan Air

* Nama Sungai Sungai Nokan

* Peruntukan Air Minum

* Debit Liter/detik

* Kualitas BOD mg/liter

COD mg/liter

B Tingkat Penyediaan Air

Bersih

1. Perpipaan 80%

(38)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 38

RPIJM

4.3.2.3. Aspek Pendanaan

Pendanaan untuk penyediaan sarana dan prasarana air limbah diarahkan

dengan kebijakan sebagai berikut.

 Penyediaan fasilitas sanitasi merupakan inisiatif murni dari

masyarakat dan sektor swasta.

 Fungsi pemerintah daerah adalah untuk memberikan kemudahan,

mendorong dan mengatur.

 Arahan dan standar yang berlaku akan digunakan sebagai

instrumen/alat utama untuk memenuhi peran dan tanggung jawab dari sektor

publik.

 Investasi langsung dari sektor publik dalam fasilitas sanitasi akan

dipertahankan seminim mungkin. Sedapat mungkin investasi tersebut

memberikan pemulihan biaya

5. Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah

Organisasi pengelola sektor air limbah (fasilitas sanitasi) di Kabupaten

Bengkulu Utara adalah Dinas Pekerjaan Umum. Tugas DPU ini adalah

melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan

sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi

urusan-urusan air bersih, air buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan

pemakaman.

6. Aspek Peraturan Perundangan Pelayanan Air Limbah

Peraturan yang ada sekarang ini belum berfungsi secara efektif karena

aparat khusus yang bertugas mengawasi pelaksanaan peraturan daerah dan

penerapan belum berjalan sebagaimana mestinya (baru batasan rencana)

7. Peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan Air Limbah

Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam

(39)

RENCANA POGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH

KABUPATEN BENGKULU UTARA (2013 – 2017) IV - 39

RPIJM

masyarakat bahwa pengelolaan air limbah adalah tanggung jawab

Pemerintah Daerah.

Peran serta masyarakat kurang terarah dan bersifat identil seperti kerja bakti.

Kurangnya personil yang mampu memberikan arahan, sosialisasi, dan

menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat terhadap penanganan

masalah air limbah.

8. Aspek Lingkungan

Faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam penanganan

limbah dalam kaitannya dengan sanitasi lingkungan antara lain adalah

jumlah penduduk, cara kehidupan masyarakat, corak dan besaran kegiatan

industri, iklim, topografi dan daya serap tanah. Untuk memperoleh hasil

yang maksimal, maka penanganan limbah tidak hanya memperhatikan

aspek taknis dan manajemen saja, tetapi menyangkut juga aspek lainnya

yaitu :

 Peran Masyarakat

 Peraturan dan perundang-undangan

 Kelembagaan

 Keuangan

 Teknis

Seperti diketahui, bahwa pertambahan penduduk begitu pesat dan

keterbatasan dana menyebabkan tertinggalnya pengadaan sarana, oleh

keran itu telah diterbitkan Keppres No. 8 Tahun 1998, mengenai kemitraan

pemerintah dan swasta dalam pengadaan sarana untuk masyarakat dengan

cara yang lebih efesien dan memihak kepada masyarakat.

Dalam penerapan pengelolaan air limbah diatas, pada prinsipnya melalui 3

(tiga) macam pengolahan yaitu fisik, biologi dan kimiawi, atau dipakai

istilah Primer/primery, unruk fisik, Sekunder/secondary untuk kimiawi dan

biologi, serta Tertiary (adcance) untuk gabungan atau kombinasi. Yang

Gambar

Tabel 4.1 Parameter Teknis Wilayah di Kabupaten Bengkulu Utara
Tabel 4.4 Fungsi Bangunan di Kota Kabupaten Bengkulu Utara
Tabel 4.5 Usulan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan
Tabel 4.9  Usulan Bantuan Sarana dan Prasarana Permukiman Kumuh Nelayan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi pemasok adalah masalah keputusan yang kompleks karena konsep strukturnya relatif sulit, data yang digunakan tidak hanya data kuantitatif tapi juga data kualitatif dan

- Harga atau biaya produksi relatif mahal. - Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua penonton mampu mengikuti informasi yang

(2) Setiap orang dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan kegiatan penambangan bahan galian golongan C wajib melakukan kegiatan pencegahan pencemaran dan

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Αν είναι κόμμα των καπιταλιστών, έχει επίσης τους σκοπούς του : νά'χουν φτηνή εργατική δύναμη να ξεζουμίζουν τους εργάτες των εργοστασίων,

1) Berdo’a atau bersyukur. Berdo’a merupakan ungkapan syukur secara langsung kepada Tuhan. Ungkapan syukur dapat pula diwujudkan dalam relasi atau hubungan seseorang

Bagi investor yang menambahkan modalnya pasti mengharapkan return atau pengembalian dalam bentuk keuntungan. Investor perlu mempergunakan berbagai pertimbangan untuk

serta dalam melakukan akad pembiayaan murabahah kedua belah pihak melakukan negosiasi margin keuntungan dan waktu pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah