• Tidak ada hasil yang ditemukan

PESTISIDA DAN PERLINDUNGAN TANAMAN padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PESTISIDA DAN PERLINDUNGAN TANAMAN padi "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PESTISIDA DAN PERLINDUNGAN TANAMAN

MAKALAH

Dibuat Untuk Memenuhi Penilaian Mata Kuliah Pestisida Dan Teknik Aplikasi

Program Studi S1 Agroteknologi

Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian

OLEH

HALID MOBI

NIM. 613 411 153

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI S1 AGROTEKNOLOGI

(2)

ABSTRAK

Di Indonesia, disamping perusahaan perkebunan, petani yang paling banyak menggunakan berbagai jenis pestisida ialah petani sayuran, petani tanaman pangan dan petani tanaman hortikultura buah-buahan. Khusus petani sayuran, kelihatannya sulit melepaskan diri dari ketergantungan penggunaan pestisida. Bertanam sayuran tanpa pestisida dianggap tidak aman, dan sering kali pestisida dijadikan sebagai garansi keberhasilan berproduksi.

Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan, pestisida merupakan sarana yang penting. Terutama digunakan dalam melindungi manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad tertentu maupun tidak langsung oleh berbagai vektor penyakit menular. Berbagai serangga vektor yang menularkan penyakit berbahaya bagi manusia, telah berhasil dikendalikan dengan bantuan pestisida. Dan berkat pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari ancaman berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah, tiphus dan lain-lain.

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidaya-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PESTISIDA DAN PERLIDUNGAN TANAMAN”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing pada mata kuliah Pestisida Dan Teknik Aplikasinya.

Upaya serta usaha telah penulis berikan untuk makalah ini, namun penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan waktu dan keadaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Atas bantuan dan bimbingan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi pembacanya.

Gorontalo, 13 November 2013 Penyusun

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Hari / Tanggal : Jumat, 15 November 2013

Waktu : 12.15 S/d Selesai

Ir. Rida Iswati, M.Si Muhammad Tahir, S.TP

Nip. 196706231994032002 Nip.197211142005011002

Gorontalo, 15 November 2013 DEKAN

FAKULTAS ILMU ILMU PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Dr. Ir. Mahludin H.Baruadi,MP

DAFTAR ISI

Abstrak...2

(5)

Halaman Pengesahan...4

Daftar Isi...5

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang...6

1.2 Tujuan...6

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1Pengertian dan Fungsi Pestisida...7

2.2Pengertian Perlindungan Tanaman...10

2.3 Kegiatan Perlindungan Tanaman...11

2.4 Peranan Perlindungan Tanaman...13

BAB III PENUTUP 3.1 kesimpulan...15

3.2 saran...15

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATARA BELAKANG

Pestisida telah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanian di Indonesia. Penggunaan pestisida telah dilakukan sejak tahun 1965. Pada saat itu, jenis pestisida yang banyak digunakan adalah jenis organoklorin, contohnya antara lain DDT (Dichloro Diphenyl Trichloroethane) dan lindan. Pada tahun 1970-an penggunaan jenis organoklorin dilarang digunakan, karena tingkat toksisitas dan persistensinya yang tinggi (tahan lama hingga berpuluh-puluh tahun bahkan bisa mencapai seratus tahun). Sejak saat itu, barulah dimulai era jenis pestisida organofosfat dan karbamat. Pada tahun 2002 tercatat sebanyak 813 formulasi dan 341 bahan aktif. Penggunaan pestisida tertinggi adalah di lahan hortikultura dan diikuti pada lahan tanaman pangan. Frekuensi aplikasi pestisida bisa mencapai 3-5 kali dalam seminggu. Dan jenis pestisida yang digunakan bisa lebih dari 2 jenis pestisida, bahkan bisa mencapai 7 jenis pestisida yang digunakan sekaligus/dioplos.

Perlindungan tanaman terhadap penyakit baru dimulai pada awal abad ke-10.Semenjak itu, banyak perkembangan teknik-teknik baru yang digunakan dalam perlindungan tanaman. Suatu teknik perlindungan dapat dimodifikasi menjadi teknik perlindungan yang baru dan dapat dikombinasikan dari beberapa teknik perlindungan.Berdasarkan waktu timbulnya gangguan

1.2 TUJUAN

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Fungsi Pestisida

Pestisida (Inggris : pesticide), berasal dari kata pest yang berarti hama dan

cide yang berarti mematikan/racun. Jadi, pestisida adalah racun hama. Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititikberatkan untuk perundang – undangan di dalam negeri sesuai dengan peraturan Pemerintah No. 7 th. 1973, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad pernik dan virus yang dipergunakan untuk :

· Memberantas hama.

· Memberantas rerumputan tetentu yang tidak dikehendaki.

· Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak di inginkan. · Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman, bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.

(8)

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu bersifat biosoda yang tidak saja beracun pada organisme pengganggu tetapi dapat juga meracuni manusia dan lingkungannya.

Dalam meningkatkan/pencegahan pencemaran perlu dilakukan usaha-usaha pencegahan masalah pestisida :

- Peningkatan SDM pengguna maupun pengawas pestisida.

- Peningkatan kepedulian dan dedikasi dalam pengawasan pestisida. - Peningkatan kerjasama lintas sektoral.

- Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada pengguna pestisida

Salah satu dampak dari penggunaan pestisida adalah tertinggalnya residu pestisida di dalam produk pertanian dan di dalam tanah. Walaupun telah lama jenis organoklorin dilarang/tidak digunakan, namun residunya masih ditemukan hingga kini baik di dalam tanah maupun pada produk pertanian.

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang (Faizal, 2010).

(9)

pupuk kimia, pemberantasan hama dan penyakit dengan obat-obatan kimia (Setyono, 2009).

Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa (Faizal, 2010):

 tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya

 hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan

 pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu

 tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.

Pestisida berguna untuk mengendalikan berbagai hama serta mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman sehingga dapat memaksimalkan hasil pertanian. Namun residu dari pestisida tersebut berbahaya bagi lingkungan. Pestisida mengandung berbagai senyawa kimia yang dapat menggangu kestabilan komposisi kimia tanah. Pestisida yang banyak digunakan sekarang adalah dari golongan hidrokarbon berklor. Pestisida ini mempunyai efek menahun atau bioakumulatif dan sulit terurai.

(10)

gamma BHC. Dampak penggunaan pestisida tidak akan terlihat langsung, namun akan terasa pada tahun-tahun akan datang. Beberapa pestisida telah diteliti dapat bersifat carsinogenic agent, mutagenic agent, teratogenic agent dan menimbulkan penyakit. Selain itu pestisida dapat menyebabkan pengaruh resisten pada tumbuhan / hama pengganggu.

2.2 . Pengertian Perlindungan Tanaman

Perlindungan Tanaman mempunyai makna yang sangat penting didalam menentukan keberhasilan tujuan membudidayakan tanaman. Secara harfiah, perlindungan adalah sesuatu yang diberikan untuk melindungi sesuatu atau seseorang yang tak kuat atau lemah terhadap suatu ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal.

Sedangkan, tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan atau ditanam oleh manusia untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut, selain untuk konsumsi, adalah untuk mencapai hasil atau produksi tanaman yang berkuantitas tinggi dan berkualitas baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi yang membudidayakan.

Dengan demikian, Perlindungan Tanaman adalah usaha untuk melindungi tanaman dari ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal, sejak pra-tanam sampai pasca tanam

(Djafaruddin, 1996)

Gangguan atau ancaman pada tanaman dapat berupa jasad penganggu atau organisme penganggu tanaman (OPT), keadaan cuaca/iklim, keadaan tanah, maupun kesalahan dalam budidaya tanaman pertanian. Akan tetapi, mata kuliah Perlindungan Tanaman hanya membahas sebatas OPT pertanian; sedangkan, pengganggu tanaman lainnya dibahas pada kuliah lain, diantaranya klimatologi, ilmu tanah, dan agronomi.

(11)

1. Pencegahan (Preventive)

Pencegahan berarti melindungi tanaman, baik bahan perbanyakan (benih/bibit, dan sebagainya), tanaman di lapangan (baik di pesemaian, maupun di areal tanam/pertanaman/di kebun), maupun hasil panen (yang masih di lapangan sesudah di panen, selama pengangkutan, pengolahan/pengerjaan hasil, penyimpanan, ataupun selama pemasaran) dari segala macam gangguan yang disebabkan oleh OPT.

Sasaran pada kegiatan ini adalah tanaman yang belum (diduga belum) terganggu, atau dalam istilah penyakitnya dikatakan masih sehat, dengan yang memperlakukan atau mengusahakan tindakan tertentu agar ia tidak terganggu, terserang, terinfeksi, atau rusak oleh OPT yang mungkin datang atau berkontak dengannya. Misalnya, kita memperlakukan benih (seed treatment) padi sebelum disemaikan dengan fungisida Dithane M-45, untuk mencegah bibit penyakit atau patogen jamur Helminthosporium oryzae yang menyebabkan penyakit becak.

Pencegahan dapat dilakukan pada berbagai jenis OPT (patogen, hama, maupun gulma). Perlakuannya pun tidak hanya secara kimia (dengan fungisida atau pestisida saja), tetapi juga dapat dengan cara lain, seperti mekanis, fisis, ataupun biologi, dan sebagainya.

(12)

Sasaran kegiatan ini adalah hama yang sedang menyerang dan merusak tanaman atau bagian tertentu tanaman; dan tumbuhan penganggu tanaman (gulma) yang menimbulkan persaingan negatif terhadap tanaman budidaya. Tujuannya adalah untuk mematikan atau memusnahkan, atau sekurang-kurangnya mengurangi jumlah OPT tersebut, sekaligus mengurangi atau menghentikan kerusakan yang ditimbulkannya pada tanaman. Pemberantasan dilakukan secara kimia, mekanik, maupun fisik.

B. Pengobatan

Pengobatan berarti melindungi (mengobati) tanaman yang sakit akibat terinfeksi patogen. Sasarannya adalah tanaman yang sakit atau bagian tertentu tanaman yang telah terinfeksi patogen. Tujuannya untuk menyembuhkan tanaman dari penyakit. Pengobatan dapat dilakukan dengan memakai obat atau bahan kimia lainnya, seperti pestisida. Misalnya, untuk menyembuhkan penyakit bercak coklat pada tanaman padi kita menggunakan fungisida. Dengan demikian, tanaman tersebut dapat pulih dan memberikan hasil yang baik.

Berbagai tindakan pemberantasan maupun pengobatan, tergantung dari jasad pengganggunya, dan tingkatan atau stadia tumbuh dari tanaman (baik bahan perbanyakan, bibit di pesemaian, tanaman di lapangan, ataupun hasil panen yang masih di lapangan, selama pengangkutan, pengerjaannya, penyimpanan, bahkan selama pemasarannya, sampai kepada konsumen yang mempergunakannya).

3. Pengendalian atau Pengelolaan (Controlling atau Managing)

(13)

untuk untuk menekan populasi OPT di bawah ambang ekonomi atau ambang populasi OPT yang tidak menimbulkan kerusakan ekonomis atau merugikan.

Pengendalian dilakukan dengan memadukan berbagai teknik pengendalian OPT yang ada atau strategi dari metode atau cara-cara budidaya sejak awal hingga pasca panen, di mana satu sama lainnya tidak bertentangan. Jadi di sini, mulai dari bahan perbanyakan, benih, bibit di pesemaian, tanaman di lapangan, hasilnya, sampai pemasaran, bahkan juga jasad hidup lainnya selain tanaman dan OPT diantisipasikan, juga faktor cuaca/iklim sejauh memungkinkan untuk dikelola secara terpadu atau dikenal dengan istilah Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Mengenai Pengendalian Hama Terpadu akan dibahas pada Pokon Bahasan IX.

2.4. Peranan Perlindungan Tanaman

Seperti yang dikemukakan sebelumnya, perlindungan tanaman mempunyai peranan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari usaha peningkatan produksi tanaman atau produksi pertanian. Dengan demikian,

perlindungan tanaman berperan didalam menjamin kepastian hasil dan memperkecil resiko berproduksi suatu tanaman, karena walaupun langkah-langkah lainnya dari budidaya suatu tanaman sudah dilakukan, seperti penggunaan varietas unggul, cara penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan, pemanenan dan pasca panen telah dilaksanakan dengan baik, tetapi pengendalian OPT diabaikan, maka apa yang diberikan tidak berarti atau hilang.

(14)

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perlindungan tanaman

merupakan alat penunjang yang sangat penting dari sistem produksi dan usaha tani tanaman. Bahkan dikatakan bahwa perlindungan tanaman merupakan

asuransi yang menjamin keberhasilan setiap usaha tani dan pembangunan pertanian dari kerugian sebagai akibat dari gangguan, baik oleh jasad penganggu, bencana alam maupun kesalahan dalam budi daya tanaman pertanian itu. Kegiatan perlindungan tanaman, mulai dari awal kegiatan budidaya tanaman sampai pasca panen harus selalu berorientasikan pada upaya memperkecil kerusakan oleh gangguan yang mungkin timbul.

Perlindungan Tanaman mempunyai makna yang sangat penting didalam menentukan keberhasilan tujuan membudidayakan tanaman. Secara harfiah, perlindungan adalah sesuatu yang diberikan untuk melindungi sesuatu atau seseorang yang tak kuat atau lemah terhadap suatu ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal. Sedangkan, tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan atau ditanam oleh manusia untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut, selain untuk konsumsi, adalah untuk mencapai hasil atau produksi tanaman yang berkuantitas tinggi dan berkualitas baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi yang membudidayakan.

Gangguan atau ancaman pada tanaman dapat berupa jasad penganggu atau organisme penganggu tanaman (OPT), keadaan cuaca/iklim, keadaan tanah, maupun kesalahan dalam budidaya tanaman pertanian. Akan tetapi, mata kuliah Perlindungan Tanaman hanya membahas sebatas OPT pertanian; sedangkan, pengganggu tanaman lainnya dibahas pada kuliah lain, diantaranya klimatologi, ilmu tanah, dan agronomi.

(15)

Tanpa dilakukan Perlindungan Tanaman pada budidaya tanaman sulit dipastikan bahwa petani akan mampu panen sesuai dengan harapan mereka.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPLAN

Pestisida (Inggris : pesticide), berasal dari kata pest yang berarti hama dan

cide yang berarti mematikan/racun. Jadi, pestisida adalah racun hama. Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia.

Perlindungan tanaman terhadap OPT perlu dilakukan untuk mengeliminasi gangguan tersebut sehingga tidak berdampak pada kerugian ekonomik. Berbagai cara dapat dilakukan baik secara preventif (mencegah masuknya gangguan) maupun kuratif (mengendalikan gangguan yang ada). Taktik non-pestisida meliputi taktik mekanis, fisis, kultur teknis, penanaman varietas tahan, taktik pemanfaatan musuh alami (biologis), taktik pemanfaatan senyawa atraktan, repellen, tatik rekayasa genetik, dan taktik regulasi (peraturan, perundang-undangan).

3.2 SARAN

Dengan demikian, Perlindungan Tanaman adalah usaha untuk melindungi tanaman dari ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal, sejak pra-tanam sampai pasca tanam (Djafaruddin, 1996)

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/73175828/perlindungan-tanaman

: http://agroteknologi-08.blogspot.com/2013/07/pengertian-pestisida-perkembangan-dan.html

Akhriwal Yulandra. 2010. Kunjungan Lapangan Di Merapi Golf Cangkringan Sleman. Online (http://www.lingkunganbumi.blogspot.com). Diakses tanggal 8 Januari 2011.

Asep Nugraha. 2008. Teknologi Arang Aktif untuk Pengendali Residu Pestisida di Lingkungan Pertanian. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Online (http://www.asena.blogdrive.com). Diakses tanggal 8 Januari 2011.

Diana Sofia. 2010. Pengaruh Pestisida dalam Lingkungan Pertanian. Makalah Lingkungan. Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara. Sumatra Utara.

Nina Hermayani. 2009. Biokatalis Amobil Untuk Mengatasi Limbah Pestisida.

Online (http://www.limnologi.lipi.go.id). Diakses tanggal 8 Januari 2011.

Referensi

Dokumen terkait

pembangunan rumah berbasis keswadayaan masyarakat belum terbangun Terbentuknya pola pembiayaan untuk perbaikan dan pembangunan rumah baru yang berbasis

Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan pengenalan berhitung pada anak kelompok B2 TK Aisyiyah Baron karena

Sehingga kita merencanakan bangunan dengan elemen-elemen struktur tidak dibuat sama kuat terhadap gaya yang direncanakan, tetapi ada elemen-elemen struktur atau titik pada

Bapak dan Ibu dosen, serta para staf Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEISIA) Surabaya yang telah memberikan banyak bekal dan ilmu dan teladan yang berarti

MEKANISME MIGRASI &AN AKUMULASI MEKANISME MIGRASI &AN AKUMULASI MIGAS MIGAS

"istem Pengendalian <nternal untuk pengajuan pembiayaan murabahah pada !#* #aslahah "idogiri 7abang Pembantu Kebonagung sudah cukup baik dan cukup memadai dalam

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis serta didukung data-data yang diperoleh dari hasil penelitian dan kemudian dianalisa bagaimana pengaruh variasi

DBL INDONESIA (Studi tentang Implementasi Integrated Marketing Communications dalam Komunikasi Pemasaran PT. DBL Indonesia 2014) ini disusun sebagai bentuk