Etiket Berinteraksi dengan Penyandang Cacat
Judul asli : DISABILITY ETIQUETTE
Tips on Interacting with People with Disabilities
Penerjemah : Indro Suprobo Ilustrator : Iwank
Lay out : Tri Yudianto Diedit oleh :
Produksi Materi ini didukung oleh:
Departemen Bantuan Kemanusiaan Komisi Eropa (ECHO), merupakan salah satu pemberi dana terbesar di dunia untuk kegiatan-kegiatan operasi bantuan kemanusiaan. Melalui program kesiapan bencananya ( DIPECHO) Uni Eropa membantu masyarakat miskin yang tinggal di kawasan-kawasan yang rentan terhadap bencana di dunia dalam upaya untuk mengurangi dampak dari bencana-bencana alam terhadap kehidupan dan penghidupan mereka.
Buku panduan ini diterjemahkan dari buku Disability Etiquette: Tips on Interacting with People with Disabilities yang diterbitkan oleh United Spinal Association. United Spinal Association adalah organisasi nirlaba yang berpusat di New York, USA. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup semua individu yang mengalami cidera sumsum tulang belakang, penyakit pada sistem syaraf yang mempengaruhi otak dan
sumsum tulang belakang, sindrom pasca polio, Spina Biida, dan Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). Untuk informasi lebih lanjut silahkan mengunjungi website: www.
unitedspinal.org.
Diadaptasi dan diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia oleh Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) dan Handicap International-Indonesia (HI). ASB dan HI memprakarsai produksi ulang. Adaptasi dan penggunaan terjemahan ini untuk
kepentingan pendidikan dan non-proit hanya dengan seizin ASB dan/atau HI serta
PENDAHULUAN
P
enyandang cacat dari semua kelompok umur hidup di setiap wilayah dan kelompok masyarakat di Indonesia. Merekamerupakan bagian dari semua suku, kelas sosial, budaya, dan agama di negara ini. Dalam lingkungan masyarakatnya, mereka seharusnya memanfaatkan fasilitas umum di sekolah-sekolah, tempat kerja, pusat perbelanjaan, lingkungan rumah, transportasi umum dan kantor-kantor pemerintah. Pengguna
kursi roda, pengguna tongkat, dan pengguna bahasa isyarat, serta orang-orang yang mengalami cacat mental (atau tunagrahita) seharusnya menjadi bagian yang wajar dari dunia kita.
Dalam kenyataannya, sebagian besar penyandang cacat tak terlihat di masyarakat. Kendala lingkungan
isik menghalangi akses orang-orang dengan
pendengaran (atau tunarungu) dan cacat penglihatan (atau tunanetra) untuk berkomunikasi. Kendala sosial dalam bentuk sikap dan tindakan menunjukkan,
secara eksplisit ataupun implisit, bahwa kehadiran penyandang cacat tidak diterima ataupun bahwa
mereka dianggap kurang mampu dibanding orang lain. Pada tanggal 30 Maret 2007, pemerintah Indonesia mengambil langkah penting dalam memperkuat komitmen bangsa Indonesia untuk memajukan hak-hak asasi penyandang cacat dengan
menandatangani naskah Konvensi PBB tentang Hak-hak Penyandang Cacat (Convention on the Rights of Persons with Disabilities). Konvensi tersebut
mengakui bahwa:
“... Kecacatan adalah hasil dari interaksi antara
orang-orang yang tidak sempurna secara isik dan
mental dengan hambatan-hambatan lingkungan
yang menghalangi peran serta (partisipasi) mereka di dalam masyarakat…”
Kami berharap buku panduan ini akan membantu pemecahan hambatan-hambatan sikap yang
sehari-harinya. Buku panduan ini menyajikan
beberapa kiat-kiat yang dapat Anda lakukan untuk memajukan partisipasi penyandang cacat dalam masyarakat Anda. Jika Anda tidak yakin terhadap apa yang harus dilakukan. Dan jika Anda tidak yakin mengenai apa yang harus Anda lakukan atau katakan kepada seorang penyandang cacat, bertanyalah padanya secara langsung bagaimana mereka ingin diperlakukan.
MeMastikan adanya aksesibilitas
Disamping bagaimana kita bersikap terhadap
penyandang cacat, aksesibilitas isik dan komunikasi
akan sangat membantu interaksi antara penyadang cacat dengan mereka yang bukan penyandang
cacat. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan penyandang cacat dengan berbagai jenis kecacatan ketika mencoba memeriksa dan memastikan apakah situasi atau lokasi tertentu aksesibel. Ingatlah bahwa penyadang cacat dengan suatu jenis kecacatan
kecacatan yang lain. Apa yang aksesibel bagi
tunanetra tidak akan aksesibel bagi seseorang yang menggunakan kursi roda. Kebutuhan dari seorang
penyandang cacat sering kali sangat spesiik bukan
karena jenis kecacatannya, tetapi juga karena
tingkat kecacatannya dan juga jenis alat bantu yang digunakan, sehingga mungkin kebutuhan antara
penyandang cacat dengan jenis kecacatan yang sama akan memiliki kebutuhan yang berbeda. Seseorang yang tidak dapat menggunakan lengannya akan memiliki kebutuhan yang berbeda dengan mereka yang tidak dapat menggunakan kakinya. Seseorang dengan polio akan memiliki kebutuhan yang berbeda tergantung kepada tingkat polionya, dan apakah dia memakai kruk atau kursi roda.
Setiap kecacatan mungkin membatasi kemampuan seseorang untuk bergerak atau berkomunikasi
dengan cara yang berbeda. Cara untuk mengatasi keterbatasan tersebut adalah dengan menanyakan langsung kepada orang tersebut kebutuhan seperti apa yang diperlukannya untuk bergerak atau
DAftAr IsI
Pendahuluan...3
Hal-hal Dasar...8
Petunjuk Penggunaan Istilah...12
Pengguna Kursi Roda atau Orang dengan Keterbatasan Mobilitas... ...17
Tunanetra atau Orang dengan Kesulitan Penglihatan...24
Tunarungu atau Orang dengan Kesulitan Pendengaran ...31
Orang yang Mengalami Kesulitan Bicara (Tunawicara)...39
Orang Bertubuh Pendek...40
Orang dengan Kelayuhan Otak (Cerebral Palsy) ....42
Gagap Wicara (Tourette Syndrome)...44
Orang yang Tampak ‘Berbeda’ ...45
Kelainan yang Tidak Terlihat...46
Epilepsi (Seizure Disorder) ...47
HIV dan AIDS...50
Kelainan Psikis (Gangguan Mental)...51
Kelainan Kognitif: • Tunagrahita...53
• Kesulitan Belajar...55
Prosedur Tanggap Darurat...57
HAL-HAL DAsAr
beRtanyalaH dUlU sebelUM anda
MeMbantU
Hanya karena seseorang tersebut adalah
penyandang cacat, janganlah beranggapan bahwa ia membutuhkan pertolongan. Apabila lingkungannya aksesibel, penyandang cacat biasanya dapat
melakukan segala sesuatu dengan baik. Seorang penyandang cacat dewasa mengharapkan dirinya diperlakukan sebagai pribadi yang mandiri. Tawarkan bantuan hanya ketika Anda melihat seseorang
tersebut tampak membutuhkannya. Apabila ia
memerlukan bantuan, bertanyalah bagaimana Anda dapat membantunya sebelum Anda melakukannya.
Peka teRHadaP kOntak Fisik
Beberapa penyandang cacat bergantung kepada
kedua tangan mereka untuk menjaga keseimbangan. Memegang kedua tangannya – walaupun
Anda bermaksud membantunya – justru dapat
menepuk kepala seseorang atau memegangi kursi rodanya, skuter atau tongkatnya. Penyandang cacat menganggap alat bantu mereka sebagai bagian dari hal personal mereka.
PeRtiMbanGkanlaH
sebelUM anda beRbiCaRa
Hendaknya Anda berbicara langsung kepada
penyandang cacat, bukan kepada pendampingnya atau penerjemah bahasa isyaratnya.
Bercakap-cakap ringan dengan penyandang cacat merupakan hal yang baik, berbicaralah kepadanya sebagaimana apa yang Anda lakukan juga kepada orang lain.
Berbicaralah langsung kepada penyandang
cacat, bukan kepada pendampingnya atau
penerjemah bahasa isyaratnya.
“Jadi Paul akan masuk universitas pikir jika saya mulai mendaftar
sekarang, saya semestinya berada di sana
JanGan beRasUMsi
Para penyandang cacat adalah pengambil keputusan terbaik mengenai apa yang dapat maupun yang
tidak dapat mereka lakukan. Janganlah mengambil keputusan untuk mereka mengenai bagaimana mereka terlibat dalam aktivitas tertentu. Dalam situasi tertentu, mengabaikan seseorang karena berasumsi tentang keterbatasannya dapat menjadi pelanggaran terhadap hak penyandang cacat.
MenanGGaPi PeRMintaan
denGan RaMaH
Ketika seorang penyandang cacat menanyakan suatu pelayanan di perusahaan Anda, itu bukanlah sebuah keluhan. Itu justru menunjukkan bahwa ia merasa cukup nyaman di perusahaan Anda untuk menyatakan apa yang ia butuhkan. Apabila ia
PetUnJUk tentanG
PenGGUnaan istilaH
Bahasa berkembang terus-menerus, dan hal itu termasuk bahasa yang berhubungan dengan para
penyandang cacat/difabel. Mengikuti perkembangan
bahasa yang terakhir penting, hal ini tidak berarti menunjukkan bahwa Anda “benar secara politis” tetapi untuk menggunakan bahasa tersebut dalam komunikasi secara efektif dan dengan benar. Apa yang Anda ucapkan dan tulis bisa meningkatkan martabat penyandang cacat atau sebaliknya tanpa
sengaja mencerminkan prilaku/sikap dengan
pandangan miring dan negatif.
Beberapa kata dan frasa tidak mengenal cakupan yang luas mengenai kemampuan penyandang cacat. Para penyandang cacat tidak butuh atau tidak ingin dikasihani, tidak seharusnya mereka dianggap
“berani” atau “istimewa” apabila mereka berhasil menyelesaikan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari.1
1 King County, Kantor Hak Asasi Manusia, Etiket dan Bahasa
Gunakanlah istilah “penyandang cacat” daripada “orang cacat” atau “para penyandang cacat”
daripada “mereka yang cacat”. Untuk jenis kecacatan tertentu, akan lebih baik apabila menggunakan istilah “tunanetra” daripada “orang buta”. Namun, setiap orang memiliki kenyamanannya sendiri. Apabila Anda tidak yakin tentang istilah apa yang sebaiknya digunakan, silahkan bertanya.
Hindarilah istilah-istilah lama seperti “orang cacat” atau “orang pincang”. Perlu disadari bahwa para penyandang cacat tidak menyukai istilah-istilah eufemisme (‘memperhalus’) seperti “terhalang
secara isik” dan “kemampuan berbeda”.
Gunakanlah istilah “pengguna kursi roda” daripada “yang tak bisa meninggalkan kursi roda” atau
Berkaitan dengan bentuk kecacatan apapun, hindarilah istilah yang negatif atau menjatuhkan seperti “korban” atau “penderita”. Gunakanlah kata “orang dengan AIDS (ODHA)” daripada “korban AIDS” atau “penderita AIDS”.
Boleh saja menggunakan ekspresi-ekspresi idiomatik ketika berbicara dengan penyandang cacat. Misalnya mengatakan “sungguh senang berjumpa dengan
Anda” atau “sampai jumpa lagi” kepada tunanetra merupakan hal yang sangat dapat diterima; mereka juga menggunakan eksperesi-ekspresi seperti
percakapan dengan istilah “sulit mendengarkan” dan untuk orang yang kehilangan pendengaran sama sekali dengan istilah “tunarungu”.
Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan istilah:
Istilah yang tidak sesuai
Orang normal, sehat, sempurna
Terikat dengan kursi roda, terbatas geraknya
pada sebuah kursi roda
Tempat parkir bagi orang cacat
Korban cerebral palsy, kejang
Istilah yang sesuai
Orang tanpa kecacatan Pengguna kursi roda, orang yang menggunakan sebuah kursi roda, orang dengan
kursi roda
Tempat parkir yang aksesibel bagi penyandang cacat Orang yang mengalami kelayuhan otak (cerebral
Penderita Epilepsi
Orang terbelakang, orang tolol, idiot Penderita Down’s person, mongoloid
Pelajar yang mengalami keterbelakangan
Orang kerdil, cebol
Penderita “paraplegi” ,
“quadraplegi”
Cacat lahir
Orang yang mengalami epilepsi, orang yang
mengalami gangguan/
serangan mendadak Orang yang mengalami
gangguan intelektual Orang yang mengalami
Down Syndrome
Pelajar yang mengalami kesulitan khusus dalam
belajar
Orang yang pendek, orang yang kecil, orang
bertubuh pendek Orang yang mengalami
paraplegi, orang yang mengalami cedera
tulang belakang
OrANG YANG MENGGUNAKAN KUrsI rODA
AtAU YANG MEMILIKI KEsULItAN MOBILItAs
O
rang-orang yang menggunakan kursi roda memiliki jenis kecacatan yang berbeda-beda serta kemampuan yang beragam pula. Beberapa di antara mereka dapat menggunakan lengan dan tangan mereka. Beberapa lagi dapat turun dari kursi roda bahkan dapatberjalan untuk jarak yang dekat.
Para pengguna kursi roda adalah orang, bukan alat. Janganlah bersandar pada pengguna kursi roda untuk berjabat tangan dengan orang lain atau meminta pengguna kursi roda untuk membawakan mantel Anda. Meletakkan gelas minuman pada meja yang ada pada kursi roda merupakan hal yang jelas-jelas tabu.
Jangan meminta pengguna kursi roda untuk
memegangkan sesuatu bagi Anda. Hormatilah
menunggu petunjuk, barangkali Anda justru akan menjatuhkannya dari kursi roda. Anda dapat
menyebabkan bagian dari kursi itu terlepas apabila Anda mengangkatnya pada bagian pegangan
tangan atau bagian pijakan kaki.
Usahakanlah agar ramp2 dan pintu yang dapat
dilewati kursi roda pada bangunan tidak terkunci dan terhalangi. Demi penyandang cacat, penataan barang sebaiknya tidak berada di depan pintu
masuk, keranjang sampah sebaiknya tidak berada di tengah gang dan kotak
barang sebaiknya tidak ditempatkan di jalan.
Perhatikanlah keterbatasan jangkauan pengguna
kursi roda. Usahakanlah agar barang-barang
diletakkan pada tempat
yang terjangkau oleh pengguna kursi roda. Dan pastikanlah bahwa terdapat jalur jalan yang
2 Sumber: Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
Ramp adalah jalur
sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu, sebagai alternatif bagi orang
Usahakanlah agar jalur yang digunakan untuk
bebas hambatan menuju rak buku atau tempat penyimpanan barang. Ketika berbicara dengan seorang pengguna kursi roda, ambilah kursi Anda sendiri dan duduklah setara dengannya. Apabila hal ini tidak memungkinkan, berdirilah pada jarak tertentu, sehingga ia tidak perlu menengadahkan kepalanya untuk dapat melakukan kontak mata dengan Anda.
Apabila tempat pelayanan di perusahaan Anda terlalu tinggi bagi pengguna kursi roda, hampirilah ia untuk memberikan pelayanan kepadanya.
Sediakanlah papan alas yang dapat dipegang apabila dibutuhkan pengisian formulir atau penandatanganan.
Apabila gedung Anda memiliki banyak jalur yang bisa dilewati, pastikanlah bahwa petunjuk-petunjuk yang ada mengarahkan para pengguna kursi roda untuk melalui jalan yang paling mudah dilewati.
barangkali lebih mudah bagi mereka daripada ramp. Pastikanlah bahwa petugas keamanan dan
resepsionis dapat memberitahu jalan yang paling aksesibel di kompleks gedung dan lantai dasar. Apabila kamar kecil umum yang paling dekat
tidak aksesibel atau terletak di lantai yang tidak aksesibel, ijinkanlah pengguna kursi roda untuk menggunakan kamar kecil karyawan atau kamar kecil bukan untuk umum yang aksesibel bagi pengguna kursi roda.
Orang yang menggunakan tongkat atau kruk membutuhkan lengan mereka untuk menjaga keseimbangan, maka jangan pernah memegang lengan mereka. Orang yang memiliki kesulitan mobilitas barangkali akan bersandar pada pintu ketika mereka hendak membukanya. Mendorong pintu dari belakang atau membukanya secara tiba-tiba dapat membuat mereka jatuh. Bahkan, menarik maupun mendorong masuk sebuah kursi bagi
Apabila Anda menawarkan tempat duduk kepada mereka yang memikili kesulitan mobilitas, ingatlah bahwa kursi dengan pegangan lengan atau dengan tempat duduk yang lebih tinggi lebih mudah
digunakan oleh beberapa dari mereka.
Terjatuh merupakan masalah yang besar bagi orang dengan kesulitan mobilitas. Pastikanlah untuk memberikan tanda peringatan yang jelas setelah mengepel lantai. Sediakanlah pula keset pada musim hujan untuk menjaga agar lantai tetap kering (pastikanlah bahwa keset-keset itu tidak menggumpul di satu tempat yang sama sehingga menghalangi jalan pengguna kursi roda)
Orang yang tidak secara jelas tampak memiliki kesulitan mobilitas barangkali memerlukan
Sebagian orang memiliki keterbatasan fungsi tangan, pergelangan tangan atau lengan. Karena itu, bantulah mereka untuk mengambil, memegang atau mengangkat barang, serta membuka etalase dan pintu.
tUNANEtrA AtAU
OrANG DENGAN KEsULItAN PENGLIHAtAN
t
unanetra mengetahui bagaimana mereka mengarahkan diri mereka sendiri dan berjalan-jalan di jalanan. Mereka mampu untuk berjalan tanpa bantuan, meskipun barangkali mereka akan menggunakan tongkat atau anjing penunjuk jalan. Seseorang mungkin memiliki keterbatasan penglihatan yang tidak kentara. Bersiaplah untuk membantu mereka – misalnya dalam membacakan sesuatu – ketika diminta.Perkenalkanlah diri Anda terlebih dahulu sebelum
Anda melakukan kontak isik dengan seorang
apa pekerjaan Anda jika diperlukan, misalnya petugas keamanan, penjaga pintu, penerima tamu atau teman sekolah. Pastikan pula untuk memperkenalkannya kepada yang ada di sekitar Anda, sehingga ia tidak merasa asing.
Apabila seorang pelanggan atau karyawan baru Anda adalah tunanetra atau memiliki kesulitan penglihatan, ajaklah ia untuk berkeliling di tempat kerja Anda.
Tunanetra membutuhkan lengan mereka untuk menjaga keseimbangan, maka ulurkanlah tangan Anda – jangan memegang tangannya – apabila ia membutuhkan bantuan untuk dituntun. (Namun, perlu untuk membantu mengarahkan tangan tuna netra untuk memegang sandaran tangga atau punggung kursi ketika menaiki anak tangga atau duduk).
Apabila seorang tunanetra memerlukan tuntunan,
setengah terbuka, dan benda-benda setinggi kepala yang menonjol pada dinding seperti tanaman yang tergantung atau lampu. Apabila Anda akan memberikan peringatan, sebaiknya jelas dan rinci. Dengan berteriak “Awas!” tidaklah memberitahu orang tersebut apakah ia seharusnya berhenti, berlari, membungkuk atau melompat.
Apabila Anda harus memberikan petunjuk arah, berilah informasi yang rinci dan non-visual. Jika mengatakan,”Berbeloklah ke kanan setelah Anda sampai di bagian informasi” berarti Anda menganggap bahwa orang tersebut mengetahui
di mana letak bagian informasi itu. Lebih baik
katakanlah,”Berjalanlah lurus sampai ke ujung gang ini lalu berbeloklah ke kanan”.
Berikanlah petunjuk atau peringatan yang jelas
kepada tuna netra atau orang yang memiliki
kesulitan penglihatan.
AWAS!!!
“Awas apanya?!”
Jangan ke kanan.
Lantainya licin. Agak
ke kiri saja...
Ke kiri sedikit ya.. sip...sip... “Oow ke
kiri om”
AWAS
LANTAI LICIN
AWAS
Janganlah memegang tongkat tunanetra. Tongkat itu merupakan bagian dari wilayah pribadinya. Apabila ia meletakkan tongkatnya, janganlah memindahkan tongkat tersebut. Biarlah ia mengetahui bahwa tongkatnya berada pada tempatnya.
Tawarkanlah bantuan untuk membacakan informasi tertulis – seperti menu, merk barang atau catatan bank – kepada pelanggan yang tuna netra. Suarakanlah penghitungan uang kembalian sehingga mereka tahu setiap nilai uang yang
dikembalikan padanya.
Apabila Anda menyajikan makanan untuk
Seorang yang memiliki kesulitan penglihatan membutuhkan bahan-bahan tertulis dalam huruf yang besar. Jenis huruf yang jelas dengan spasi yang sesuai sama pentingnya dengan ukuran huruf yang digunakan. Petunjuk dan tanda-tanda hendaknya ditulis dengan jelas dalam warna yang kontras. Bagi kebanyakan orang dengan kesulitan penglihatan, membaca tulisan dengan huruf putih yang ditebalkan dengan latar belakang hitam
merupakan hal yang paling mudah.
Pencahayaan yang baik itu penting, namun hendaknya jangan terlalu terang. Warna kertas atau dinding yang terlalu terang justru akan menyilaukan mata mereka.
Jagalah agar jalan terbebas dari segala sesuatu yang dapat menghalangi. Apabila tunanetra
tUNArUNGU AtAU OrANG DENGAN
KEsULItAN PENDENGArAN
bahasa isyarat
d
i Indonesia belum ada keseragaman dalam penggunaan bahasa isyarat. Tunarungu di Indonesia ada yang menggunakan Isyarat Amerika (American Sign Language) tapi ada banyak yang masih menggunakan Home Sign (Isyarat Rumah). Bahasa isyarat memiliki aturankalimat tersendiri. Membaca bahasa bibir merupakan hal yang sulit bagi tunarungu yang bahasa sehari-harinya menggunakan bahasa isyarat karena sebagian besar kata dalam Bahasa Indonesia di suarakan dari dalam mulut.
Terdapat berbagai acuan atau gaya berkomunikasi dalam komunitas tuna rungu yang tidak dapat
dijelaskan secara singkat. Perlu diketahui
bahwa sebagian besar tunarungu dewasa tidak
Bahasa Indonesia atau beberapa alat bantu tulis atau alat bantu pendengaran untuk berkomunikasi dengan baik. Seperti halnya orang yang mengalami hambatan dalam pendengaran lainnya, orang
yang menggunakan selaput telinga cangkokan, pada umumnya akan memberitahukan pada Anda bagaimana cara berkomunikasi yang cocok dengan mereka.
Ketika melakukan transfer informasi yang
sangat kompleks, misalnya dalam wawancara kerja, kunjungan dokter, atau pelaporan sebuah kejahatan, menggunakan penerjemah bahasa isyarat yang baik merupakan cara yang paling efektif untuk berkomunikasi dengan seseorang yang bahasa utamanya adalah bahasa isyarat. Untuk interaksi yang sederhana, misalnya
memesan makanan di restoran atau memesan kamar hotel, cukup hanya dengan saling
Berikanlah petunjuk atau peringatan yang jelas.
kalau kamu parkir kendaraan dikunci ya,
supaya aman. kalau bisa helmnya dititikan ke
Ketika Anda berbicara dengan seorang tunarungu, perhatikan isyarat yang ditunjukkannya untuk
mengetahui apakah ia lebih nyaman menggunakan bahasa isyarat, gerak tubuh, tulisan, atau dengan lisan. Jika Anda mengalami kesulitan untuk
memahami kata yang diucapkan oleh seorang yang tunarungu, beritahukan padanya.
Ketika Anda menggunakan bantuan penerjemah bahasa isyarat, pandanglah secara langsung terhadap lawan bicara Anda yang tunarungu tersebut, perhatikan kontak mata Anda untuk
menjaga kesopanan. Lebih baik tanyakan
kepadanya langsung (“ apa yang Anda sukai?”), daripada menanyakan kepada penerjemah Anda (“Tanyakan padanya, apa yang ia sukai”).
Komunitas tunarungu harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan mereka; jangan memutuskan sendiri mengenai apa yang terbaik untuk mereka.
pendengaran, pastikan bahwa orang tersebut memperhatikan Anda. Anda dapat melebarkan lengan, melambaikan tangan, menepuk bahunya, atau mengelipkan cahaya untuk menarik
perhatiannya.
Lebih baik Anda mengulangi kalimat dengan
ungkapan yang berbeda, daripada mengulangi kalimat yang sama yang tidak dimengerti oleh lawan bicara Anda yang tunarungu.
Ketika Anda berbicara dengan tunarungu, tatap wajahnya. Ruang dengan pencahayaan yang baik merupakan tempat yang paling kondusif untuk berkomunikasi secara efektif. Jika Anda berada di depan sumber pencahayaan, misalnya jendela, halangi jendela tersebut dengan bahu Anda karena cahaya silaunya dapat mengaburkan wajah Anda dan mempersulit orang yang mengalami kesulitan pendengaran untuk membaca bibir Anda.
merokok, atau menutupi mulut Anda dengan tangan ketika berbicara pada mereka.
Anda tidak perlu berteriak ketika berbicara pada tunarungu atau orang yang mengalami kesulitan mendengar. Jika orang tersebut menggunakan alat bantu dengar, suara Anda akan disesuaikan dengan level normal sehingga teriakan Anda hanya akan mengganggu saja.
Jangan menutupi wajah Anda ketika Anda
berbicara kepada orang yang memiliki
JIka Anda masih belum memahami apa yang
dia ucapkan, jangan sungkan untuk meminta
mengulang kembali ucapannya.
aaa..ku zzssuukka mmakkanann... peddazze, kkakalau
kakammmu...?
waaduh.. hmm... senyum
dan pura-pura mengerti aja
ahh...hi..hi..
aaa..ku zzssuukka mmakkanann... peddazze, kkakalau
kakammmu...?
peddazze...
maaf, makanan apa?
OrANG YANG MENGALAMI KEsULItAN BICArA
O
rang yang pernah mengalami stroke, mengalami kesulitan pendengaran akut, gagap bicara, orang yang menggunakan prostesis, atau orang dengan kesulitan bicara lainnya biasanya mengalami kesulitan untuk memahamipembicaraan orang lain.
Perhatikan dengan seksama lawan bicara Anda yang mengalami kesulitan untuk bicara. Janganlah memotong atau menghentikan pembicaraan. Jika Anda mengalami kesulitan untuk memahaminya, jangan mengangguk. Minta saja lawan bicara Anda tersebut untuk mengulangi perkataannya. Pada umumnya, orang tersebut tidak merasa keberatan, bahkan ia akan menghargai usaha Anda untuk memahami apa yang ia katakan.
OrANG BErtUBUH PENDEK
Jika setelah mencoba Anda tetap tidak dapatmemahami, mintalah lawan bicara Anda untuk menuliskan kalimatnya atau memberikan cara alternatif lain untuk memfasilitasi komunikasi yang baik.
Suasana yang tenang memudahkan terjadinya komunikasi yang baik.
Janganlah menggoda atau menertawai orang dengan kesulitan bicara. Kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dan untuk ditanggapi secara serius adalah hal yang penting bagi kita semua.
t
erdapat 200 jenis gangguan pertumbuhanyang telah teridentiikasi dapat
pendek. Bagi orang dewasa, dianggap masih seperti anak kecil yang lucu merupakan hal yang tidak
menyenangkan.
Tempatkanlah barang-barang penting seperti telepon, tempat buang air dan peralatan lain
pada ketinggian yang dapat dijangkau oleh orang bertubuh pendek.
Ingatlah bahwa orang yang berbadan pendek hanya dapat menggunakan peralatan yang
ditempatkan pada ketinggian yang dapat dijangkau oleh mereka.
Sama halnya orang dengan kecacatan lain,
janganlah mengusap atau mencium pada bagian kepala orang yang bertubuh pendek.
Komunikasi akan lebih mudah apabila kita
a
kibat dari luka pada sistem pusat syaraf, orang dengan kelayuhan otak (CP)memiliki kesulitan dalam mengendalikan otot-otot mereka.
Dalam berinteraksi dengan orang yang mengalami kelayuhan otak (CP), ikutilah petunjuk berinteraksi dengan orang yang mengalami kesulitan bicara yang telah dijelaskan di halaman sebelumnya.
Sebagian besar orang dengan kelayuhan otak (CP) menelan kata atau suku kata yang diucapkannya dan seringkali menggerakkan anggota tubuh di luar
OrANG DENGAN KELAYUHAN OtAK
(CErEBrAL PALsY)
memaksa lawan bicara anda yang berbadan
kesadarannya. Biasanya Anda cenderung untuk mengabaikan apa yang ingin mereka katakan
dikarenakan oleh penampilan mereka. Kendalikan sikap Anda dan berinteraksilah dengan orang
yang mengalami kelayuhan otak (CP) seperti Anda berinteraksi dengan orang lain.
Seseorang yang kelihatan seperti mabuk, sakit, atau mempunyai penyakit akut mungkin mengalami kelayuhan otak (CP). Pastikan Anda mengetahui keadaan orang itu yang sebenarnya sebelum Anda mengambil tindakan atas kesan pertama yang Anda dapatkan baik itu dalam konteks bisnis, sosial,
GAGAP WICArA (tOUrEttE sYNDrOME)
O
rang dengan tourette syndrome sering mengeluarkan suara atau memberikan isyarat semacam kerenyit di luarkendalinya. Beberapa orang yang mengalami gagap wicara juga sering mengucapakan umpatan atau kata-kata jorok di luar kesadaran mereka. Seorang karyawan yang mengalami gagap wicara akan
sangat terbantu dengan pengertian dan penerimaan rekan sekerjanya atau orang disekitarnya.
Jika Anda sedang berinteraksi dengan orang yang mengalami gagap wicara, tunggulah orang tersebut untuk menyelesaikan pembicaraanya, baru Anda menanggapi secara perlahan.
OrANG YANG tAMPAK ‘BErBEDA’
H
al yang berbeda terjadi pada orang-orang yang mungkin tidak mengalami keterbatasan dalam kehidupan mereka sehari-hari namun diperlakukan seperti halnya mereka menyandang suatu jenis kecacatanhanya dikarenakan oleh penampilan mereka yang ‘berbeda’. Orang yang wajahnya terlihat ‘berbeda’ misalnya karena sumbing atau terdapat belahan pada langit-langit mulutnya, memiliki kelainan
bentuk tengkorak wajah, kelainan kulit, orang yang sangat tinggi atau sebaliknya sangat pendek, orang yang sangat gemuk atau sangat kurus, orang yang menunjukkan efek samping penggunaan obat seperti gemetaran, dan sebagainya sering mendapati orang lain memandang, memalingkan muka, atau bahkan menatap aneh mereka seakan-akan mereka tidak ada.
KELAINAN YANG tIDAK tErLIHAt
t
idak semua jenis kelainan terlihat jelas. Orang yang mengalami kecacatan jenis ini mungkin saja membuat permintaan atau bertindak yang tampak aneh bagi Anda. Permintaan atau tindakannya itu barangkali berhubungan dengan kecacatan yang dimilikinya. Misalnya, ketika Anda memberikan pengarahan sederhana secara verbal pada seseorang, namun orang tersebut meminta Anda untuk menuliskan apa yang telah Andaucapkan. Kemungkinan orang tersebut mengalami sebagai bagian dari masyarakat. Janganlah Anda sekali-sekali memberikan citra negatif kepada orang lain yang tampak ‘berbeda’.
Jika Anda bertemu dengan orang yang tampak ’berbeda’, berilah mereka senyuman yang ramah. Jika situasinya memungkinkan, mulailah
kesulitan belajar dan komunikasi tertulis dirasa lebih mudah baginya. Contoh lain adalah orang yang
kelihatannya sehat namun lebih memilih duduk dari pada ikut berdiri dalam antrian. Orang tersebut mungkin saja merasa kelelahan karena mengalami penyakit misalnya kanker, atau merasakan efek obat-obatan. Walaupun kelainan semacam ini tidak terlihat jelas namun hal ini nyata. Jadi, hormatilah kebutuhan dan permintaan orang tersebut apabila memungkinkan.
EPILEPsI (sEIZUrE DIsOrDEr)
e
pilepsi adalah sebuah gangguan syaraf yang ditandai dengan serangan yangterjadi ketika sistem listrik pada otak tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Serangan tersebut bisa terjadi dalam bentuk kejang-kejang, atau sampai tak sadarkan diri. Selama terjadinya serangan
Jika orang yang mengalami epilepsi mendapatkan serangan, Anda tidak dapat melakukan apa-apa untuk memberhentikannya. Apabila ia terjatuh, pastikan kepalanya terlindungi dan tunggulah hingga serangan itu berakhir.
Apabila serangannya telah berakhir, orang tersebut mungkin merasa hilang arah atau merasa malu. Cobalah untuk meyakinkan bahwa rahasianya terjaga.
Sadarilah bahwa kerlipan dan kilatan cahaya dapat mengakibatkan kejang-kejang pada sebagian
Sini saya bantu... sudaah nyante ajalah... gak usah
malu-malu. sini...
Iiiih!! Ngapain sih orang ini...
idih...
Apakah Anda butuh bantuan?
Oh... tidak usah terimakasih atas
HIV & AIDs
O
rang dengan HIV (Human Immunodeiciency Virus) atau AIDS (Autoimmune DeiciencySyndrome) memiliki daya tahan tubuh yang
lemah sehingga tubuh mereka tidak dapat melawan berbagai infeksi yang masuk.
HIV tidak menular melalui jabatan tangan, sehingga janganlah takut untuk menyentuh atau disentuh
oleh orang dengan HIV.
Orang dengan HIV atau AIDS sangat rentan terhadap infeksi yang terkandung dalam udara. Berhati-hatilah untuk tidak membahayakan
orang lain. Jika Anda sedang mengalami infeksi pernafasan atau penyakit menular lainnya,
perhatikanlah pelanggan dan karyawan Anda. Jika memungkinkan tinggallah di rumah.
KELAINAN PsIKIs (GANGGUAN MENtAL)
O
rang dengan gangguan mental pada saat tertentu akan mengalami kesulitan untuk menjalankan kegiatan atau berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan yang mereka alami berkaitan dengan kemampuanmereka untuk merasa, berpikir atau berhubungan dengan orang lain. Sebagaian besar orang dengan gangguan mental tidaklah selalu bertindak kasar. Salah satu masalah utama yang mereka hadapi adalah sikap sebagian orang terhadap mereka. Karena merupakan satu jenis kecacatan yang tidak terlihat jelas, Anda bahkan tidak menyadari bahwa seseorang mengalami gangguan mental.
Stress dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak dapat melakukan kegiatan. Cobalah untuk menjaga tingkat tekanan seminimun mungkin.
Orang dengan gangguan mental memiliki berbagai kepribadian dan cara yang berbeda dalam
akan sangat tidak peduli dengan masalah-masalah sosial yang terjadi namun sebagian besar lain
mungkin akan menjadi sangat sensitif. Sebagian terlihat sangat bersemangat sekali, sebagian lain terlihat sangat tidak bergairah menjalani hidup. Perlakukanlah setiap orang dengan gangguan mental seperti halnya manusia. Tanyakan hal apa yang dapat membuat mereka merasa nyaman dan hormatilah kebutuhan mereka sebisa mungkin.
KELAINAN KOGNItIf: tUNAGrAHItA
t
unagrahita atau sering disebut orang dengan gangguan perkembanganmenjalani proses belajar dengan lambat. Mereka mengalami kesulitan untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari.
Berbicaralah dengan tunagrahita dengan menggunakan kalimat yang jelas, kata-kata
sederhana dan konkrit bukan kata-kata abstrak. Bantulah ia memahami ide yang sangat sulit dengan cara membagi ide tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana.
Jangan menggunakan kata-kata yang biasa Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan anak bayi atau sebaliknya janganlah menggunakan kata yang meremehkan mereka. Sesuaikanlah kompleksitas kata yang Anda gunakan terhadap kemampuan mereka. Ingatlah bahwa mereka juga orang dewasa yang
Tunagrahita sangat bersemangat untuk menye-nangkan orang lain. Selama wawancara, seorang tunagrahita mungkin, dia akan mengatakan semua hal yang ia kira Anda ingin dengarkan. Dalam
situasi tertentu, misalnya dalam pengadilan atau pemeriksaan dokter, teknik wawancara yang tidak efektif akan menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk. Pertanyaan yang dilemparkan haruslah
disampaikan secara netral guna mendapatkan informasi yang akurat. Yakinkanlah jawabannya dengan mengulang pertanyaan dalam cara yang berbeda-beda.
Sangat sulit bagi tunagrahita untuk membuat
keputusan dalam waktu singkat. Bersabarlah dan berikan waktu kepada mereka untuk berpikir.
Penggunan tanda-tanda dengan menggunakan piktogram akan membantu seorang tunagrahita dalam sebuah percakapan.
Tunagrahita bergantung pada kebiasaan yang ia kenal dalam mengatur tugas atau kegiatannya
KELAINAN KOGNItIf: KEsULItAN BELAJAr
k
esulitan belajar merupakan gangguan yang terjadi selama hidup yangmenghambat seseorang untuk menerima, mengungkapkan, dan memproses informasi.
Walaupun orang yang mengalami kecacatan ini memiliki keterbatasan dalam hal-hal tertentu, namun sebagian besar dari mereka memiliki kecerdasan rata-rata atau bahkan di atas rata-rata-rata-rata. Anda mungkin tidak menyadari bahwa seseorang mengalami kesulitan belajar dikarenakan Anda melihat bahwa mereka bekerja dengan sangat baik. Atau mungkin Anda akan bertanya-tanya mengapa orang yang berkerja dengan sangat baik namun menemukan kesulitan pada satu bidang dalam pekerjaannya.
Janganlah heran apabila Anda menyampaikan informasi yang sangat sederhana namun lawan bicara Anda meminta Anda untuk menuliskan informasi yang baru saja disampaikan padanya. Hal ini dikarenakan informasi lisan yang
Anda sampaikan menjadi ‘kacau’ ketika ia
mendengarkan. Orang dengan kesulitan belajar seperti gangguan proses pendengaran memerlukan informasi tertulis atau informasi yang langsung
diperagakan.
Tanyakan pada lawan bicara Anda, apa cara
yang paling tepat untuk menyampaikan informasi kepadanya. Janganlah bertele-tele dalam
berkomunikasi karena orang dengan kesulitan belajar mengalami hambatan dalam memahami ‘basa-basi’ dalam berkomunikasi.
Suasana yang tenang tanpa gangguan
PrOsEDUr tANGGAP DArUrAt
Penyandang cacat harus selalu diperhatikan dalam perencanaan tanggap darurat.
Susunlah daftar secara sukarela mengenai penyan-dang cacat yang berada disekitar Anda misalnya karyawan, murid, atau tetangga anda. Ketika Anda menyusun daftar ini beritahukanlah para penyan-dang cacat tersebut. Walaupun mereka sendiri ti-dak menganggap diri mereka sebagai “penyandang cacat,” mereka harus dilibatkan jika mereka mem-butuhkan pertolongan pada saat darurat. Misalnya, orang yang memiliki asma akan sangat terganggu
dengan adanya asap. Teruslah memperbaharui/
merevisi daftar ini, masukkan juga daftar orang yang mengalami hambatan mobilitas sementara, misalnya perempuan hamil atau orang yang patah kaki.
bingung dan membutuhkan bantuan untuk petunjuk arah. Walaupun seorang tunanetra terbiasa
dengan lingkungan sekitarnya, ia membutuhkan pendamping pada saat darurat terutama ketika banyak kerumunan orang.
Buatlah sebuah perencanaan. Daftarkan pula orang yang menjadi pelanggan atau tamu Anda yang juga penyandang cacat, misalnya pengunjung bioskop, pasien, dan lain-lain.
Lakukanlah praktek simulasi evakuasi tanggap darurat dan teruslah memperbaharui/merevisi
perencanaan Anda.
PenJelasan MenGenai keRaHasiaan
PENUtUP
Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) merupakan salah satu organisasi kesejahteraan sosial tertua dan terbesar di Jerman. Dibentuk untuk menyediakan pelayanan kesehatan dan pelatihan bagi pekerja pabrik selama revolusi industri. ASB mulai berkarya di Indonesia sejak terjadi bencana gempa bumi pada Bulan Mei 2006 di Yogyakarta dan Jawa Tengah. ASB menjadi pemain kunci dalam usaha penyediaan layanan informasi dengan program outreach radio dan pelatihan kesehatan dan pencegahan penyakit, rekonstruksi aman gempa, kesiapan sekolah dalam menghadapi bencana dan pengembangan bisnis. Bidang kunci dari ASB termasuk bekerja secara dekat dengan penyandang cacat untuk memastikan mereka bisa lebih baik dalam mengantisipasi,
Handicap International bukan organisasi
pemerintahan, bukan organisasi yang berbasiskan agama, politik, dan bukan organisasi yang
menghasilkan keuntungan, dengan program di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Kami bekerjasama dengan penyandang cacat dalam berbagai konteks, menawarkan kepada mereka pendampingan dan dukungan dalam upaya untuk menjadi mandiri. Sejak tahun 2005 HI telah bekerja di Indonesia, untuk mengikutsertakan penyandang cacat dalam upaya tanggap darurat terhadap bencana tsunami di Aceh dan gempa bumi di Yogyakarta, dengan
menyediakan layanan rehabilitasi isik dan training.
asb indonesia
Jl. sukoharjo no. b Manukan,
Condongcatur, yogyakarta indonesia tel: (0) 00 / (0) 00
Fax: (0) 0