• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok 9 Gempa Bumi berbasis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kelompok 9 Gempa Bumi berbasis "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENANGGULANGAN BENCANA PERINGATAN DINI GEMPA BUMI

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Ozikmal Omcatra 21010112140066

Hario Surya Pratama 21010112130106

Nadia Tiaramita 21010112130107

Dwi Rahayu Ratnaningsih 21010112130109

Alvin Aditya 21010112130114

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

PERINGATAN DINI GEMPA BUMI 1. Sistem Peringatan Dini

Tujuan dari pengembangan sistem peringatan dini yang terpusat ke

masyarakat adalah untuk memberdayakan individu dan masayarakat yang

terancam bahaya agar mampu bertindak dalam waktu yang cukup dan dengan cara – cara yang tepat untuk mengurangi kemungkinan terjadinya korban. Suatu sistem peringatan dini yang lengkap dan efektif terdiri atas empat unsur yang saling

terkait, mulai dari pengetahuan tentang bahaya dan kerentanan, hingga kesiapan

dan kemampuan untuk menanggulangi. Pengalaman baik dari sistem peringatan

dini juga memiliki hubungan antar-ikatan yang kuat dan saluran komunikasi yang

efektif di antara semua unsur tersebut.

Gambar 1. Elemen Kunci dalam Sistem Peringatan Dini

Penjelasan Gambar:

a. Pengetahuan tentang resiko

Risiko akan muncul dari kombinasi adanya bahaya dan kerentanan di lokasi

tertentu. Kajian terhadap risiko bencana memerlukan pengumpulan dan analisis

(3)

kerentanan yang muncul dari berbagai proses seperti perubahan pemanfaatan

lahan, penurunan kualitas lingkungan, dan perubahan iklim.

b. Pemantauan dan Layanan

Pemantauan dan Layanan Peringatan Layanan peringatan merupakan inti

dari sistem. Dalam hal ini diperlukan adanya dasar-dasar ilmiah yang kuat untuk

dapat memperkirakan dan meramalkan munculnya bahaya, serta harus ada sistem

peramalan dan peringatan yang andal untuk dioperasikan 24 jam sehari.

c. Penyebarluasan dan Komunikasi

Peringatan harus menjangkau semua orang yang terancam bahaya. Pesan

yang jelas dan berisi empat unsur kunci dari sistem peringatan dini yang terpusat

pada masyarakat. Informasi sederhana namun berguna sangatlah penting untuk

melakukan tanggapan yang tepat, dimana akan membantu menyelamatkan jiwa

dan kehidupan. Sistem komunikasi tingkat regional, nasional dan masyarakat

harus diidentifikasi dahulu serta pemegang kewenangan yang sesuai harus

terbentuk. Penggunaan berbagai saluran komunikasi sangat perlu untuk

memastikan agar sebanyak mungkin orang yang diberi peringatan, guna

menghindari terjadinya kegagalan di suatu saluran, dan sekaligus untuk

memperkuat pesan peringatan.

d. Kemampuan Merespon

Beberapa hal yang dianggap penting bahwa masyarakat harus memahami

bahaya yang mengancam mereka dan mereka harus mamatuhi layanan peringatan

serta mengetahui bagaimana mereka harus bereaksi. Program pendidikan dan

kesiapsiagaan juga memainkan peranan penting disini. Selanjutnya juga penting

bahwa rencana penanganan bencana dapat dilaksanakan secara tepat, serta sudah

dilakukan dengan baik dan sudah teruji. Masyarakat harus mendapat informasi

selengkapnya tentang pilihan-pilihan untuk perilaku yang aman, ketersediaan rute

atau jalur penyelamatan diri, dan cara terbaik untuk menghindari kerusakan dan

kehilangan harta benda.

2. Mekanisme / Alur Perngatan Dini Gempa Bumi dan Tsunami

Dalam sistem peringatan dini nasional untuk bencana gempa bumi dan

tsunami, telah di rancang alur penyebaran sistem peringatan dini gempa bumi dan

(4)

Peringatan resmi akan datangnya gempa bumi dan tsunami dikeluarkan

oleh pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini adalah Badan Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui televisi, stasiun radio, maupun sirine.

Untuk beberapa wilayah pesisir di Indonesia telah dibangun sirine sebagai tanda

peringatan.

Ganbar 2. Alur Peringatan Dini Gempa dan Tsunami

Saat ini, di dunia telah ada lima sistem peringatan dini gempa di dunia,

masing-masing dirancang sesuai dengan topografi khusus negara tempatnya

berada. Di Meksiko, sensor-sensor di pesisir Pasifik mendeteksi gempa yang

bermula dari zona subduksi lepas pantai dan memicu alarm di Mexico City,

sebuah megapolis berisi 20 juta orang yang dibangun di atas lengseran guncang.

Begitu juga di Romania, sistem dirancang untuk memberikan kota Bucharest

peringatan dini gempa yang bermula dari Pegunungan Carpathia tenggara 100 mil

jauhnya. Pasca gempa 1995 di Kobe yang membunuh 6000 orang, Jepang telah

membangun 2000 stasiun gempa untuk memberikan peringatan ke seluruh bagian

negara ini. Ia sekarang memiliki sistem peringatan dini paling maju di Planet

Bumi. Dua sistem lainnya ada di Turki dan Taiwan, dan lima lagi sedang diuji di

China, Swiss, Italia, Hawaii dan California.

Sistem peringatan dini gempa bertopang pada fakta ilmiah kalau gempa

sebenarnya datang dalam dua bagian: kejutan mendadak berkecepatan tinggi dan

(5)

gelombang pertama yang cepat, memicu alarm sebelum gelombang kedua yang

lambat datang. Gelombang cepat ini disebut gelombang P atau gelombang primer.

Ia bergerak seperti pegas dengan daerah renggang dan rapat. Gelombang kedua

yang lambat disebut gelombang lengser (gelombang S). Gelombang ini seperti

gelombang air dengan daerah puncak dan lembah. Ratusan gempa kecil terjadi

setiap hari di Bumi, jadi sistem peringatan dini gempa cukup mendeteksi gempa

besar dengan memeriksa bentuk gelombang P.

Gambar 3. Gelombang P dan Gelombang S

Tapi fakta diatas hanya pada bentuk gelombang, sistem peringatan gempa

sebenarnya berbentuk jaringan, bukan satu stasiun tunggal, ia menggabungkan

sinyal dari sejumlah stasiun gempa untuk mengkorelasikan kejutan besarnya dan

menemukan episenter gempa. Sistem ini kemudian mengirimkan peringatan

elektronik sebelum gelombang S tiba. Semakin banyak jumlah stasiun, semakin

baik prediksi besar dan lokasi episenter diperoleh.

Begitu stasiun mengeluarkan peringatan, sejumlah prosedur keamanan

terhadap gempa akan segera berlaku. Dalam sistem yang di uji coba di California,

begitu terjadi peringatan, sistem kendaraan yang menggunakan rel akan berhenti

secepatnya, sehingga mengurangi kemungkinan keluar dari rel. Lift di gedung

tinggi akan berhenti pada lantai terdekat dan membuka pintunya. Sekolah-sekolah

akan menyalakan alarm nyaring sehingga siswa dapat langsung berlindung ke

bawah mejanya. Pesawat yang mendekat ke daerah bandara akan mendapat sinyal

untuk berputar. Ponsel dan PC akan menyala dengan peringatan pribadi. Lokasi

konstruksi akan memperingatkan para pekerja untuk keluar dari daerah paling

(6)

Dengan teknologi sekarang, waktu antara peringatan dan saat datangnya

gelombang S mungkin paling lama hanya satu menit, dan daerah yang terlalu

dekat dengan episenter bahkan tidak mungkin mendapatkan peringatan, tapi ini

sudah cukup untuk meningkatkan jumlah korban yang selamat dan menurunkan

kerugian yang mungkin timbul.

3. Peralatan Peringatan atau Pendeteksi Gempa Bumi

Seismograf adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan

untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman

dari alat ini disebut seismogram.

Prinsip kerja dari alat ini adalah memiliki instrumen sensitif yang dapat

mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang

seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada

seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran

gempa.

Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat

ini seismograf sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral.

Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik dan elektromagnetik

seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik

gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari pendular yang

digunakan apakah vertikal atau horizontal.

Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk

memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis.

Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui

(7)

4. Sistem Informasi Peringatan Dini

Sistem peringatan dini gempa bumi dan tsunami dilakukan sebelum hingga

beberapa saat setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami. Pada tingkat nasional

dan daerah, peringatan dini sebelum terjadi bencana dilakukan dengan membagi

menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Operasional alat peringatan (oleh BMKG, BAKOSURTANAL, dan BPPT).

2. Penyebaran informasi kesiapsiagaan dan pelatihan (oleh PEMDA, TNI AL

dan LIPI).

3. Pembuatan peta, jalur, rambu, sirine, shelter dan peta tata ruang (oleh

PEMDA dan LIPI).

Selanjutnya untuk menyebarkan seluruh informasi peringatan dini hingga

sampai kepada masyarakat di daerah, dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari

institusi lainnya sebagai penghubung seperti TNI AU, TNI AD, TNI AL, POLRI,

KEMENDAGRI, BASARNAS, BNPB (PUSDALOPS), KEMKOMINFO,

STASIUN TV, TELKOM, RADIO RRI, RAPI dan ORARI. Kemudian institusi

penghubung tersebut akan melanjutkan informasi dan peringatan dini ke daerah

melalui jalur koordinasi yang telah ada.

5. Level – Level dan Tahapan Peringatan Dini Gempa Bumi

BMKG memiliki prosedur standar dalam menyampaikan peringatan dini ke

berbagai institusi perantara tersebut di atas, dimana dalam penyampaian

peringatan dini di bagi menjadi 4 tahap, yaitu:

(8)

Klasifikasi gempa bumi berdasarkan skala richter

Gambar

Gambar 1. Elemen Kunci dalam Sistem Peringatan Dini
Gambar 3. Gelombang P dan Gelombang S

Referensi

Dokumen terkait

Bencana gempa bumi tektonik merupakan salah satu dari bencana alam yang kadang memicu bencana lain (yaitu tsunami, gunung meletus, gempa bumi volkanik, kebakaran dan tanah

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner sebelum dan setelah penyuluhan/sosialisasi tentang bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami, maka dapat disimpulkan bahwa

● Pembelajaran Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi Lombok Pembelajaran Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi Lombok Halaman ini sengaja dikosongkan 2 Pembelajaran Penanganan

parameter, yaitu pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana gempa bumi, Rencana tanggap darurat bencana gempa bumi, sistem peringatan bencana gempa bumi, dan

Bencana alam Gempa bumi yang terjadi pukul 11 malam ini menyebabkan beberapa korban di kepulauan Nias dan menyebabkan kepanikan yang luar biasa karena ada isu tsunami dan

Pada tugas akhir ini, sistem deteksi dan klasifikasi gempa bumi berdasarkan nilai SI(Spectral Intensity) akan memberikan peringatan dini untuk evakuasi dengan menggunakan

Berdasarkan model simulasi stock and flow diagram, diketahui bahwa variabel perencanaan kontinjensi bencana gempa bumi dan tsunami yang memberikan pengaruh paling

Makalah mengenai konsep bencana gempa