• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK (3) KODE ETIK (3) KODE ETIK (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KODE ETIK (3) KODE ETIK (3) KODE ETIK (3)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi jembatan emas bagi bangsa Indonesia untuk mencapai masyarakat yang bersatu, berdaulat adil dan makmur. Bahwa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara hingga memasuki milenium ketiga di abad 21, masih mewariskan beban psikologis yang disebabkan oleh kekerasan dan konflik yang berlarut-larut, pelanggaran hak asasi manusia, perdagangan manusia yang semakin banyak terjadi baik secara lokal, regional maupun internasional.

Komunitas psikologi Indonesia sebagai bagian dari rakyat dan bangsa Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan melalui karya, pengabdian, pemikiran yang kreatif dan inovatif, melalui profesionalisme dan keilmuan psikologi demi terwujudnya kesejahteraan bagi umat manusia dan masyarakat Indonesia pada khususnya tanpa membedakan latar belakang suku, ras, agama, kepercayaan, gender, dan status sosial. berdasarkan pertimbangan tersebut, komunitas psikologi di Indonesia menyatakan berhimpun dalam satu Himpunan Organisasi Profesi sebagai kelanjutan dari Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia melalui peningkatan kapasitas, kompetensi dan perlindungan terhadap anggota maupun pengguna jasa secara mendasar, kontekstual, dan berdayaguna, baik secara lokal, dan regional atau internasional

Maka seiring dengan berkembangnya Organisasi Profesi Himpunan Psikologi Indonesia maka penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Psikologi Indonesia hasil Kongres VIII tahun 2000 terasa sangat diperlukan. maka dibuatlah rancangan penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMPSI.

Dalam makalah ini kami mencoba menyajikan kajian tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Psikologi Indonesia mulai Bab I sampai Bab V, sehingga pembaca dapat mengerti lebih dalam mengenai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Himpunan Psikologi Indonesia.

(2)

PEMBAHASAN

BAB I

NAMA, JANGKA WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

Organisasi ini bernama Himpunan Psikologi Indonesia, selanjutnya disingkat HIMPSI, yang merupakan perubahan dari Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia (ISPsI).

Penjelasan:

Organisasi ini pada awalnya adalah Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia (ISPsI) didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1959. Sejalan dengan perubahan sistem pendidikan tinggi di Indonesia Organisasi ini berubah nama menjadi HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) dari Ikatan Sarjana Psikologi (ISPsi) pada tahun 1988 melalui Kongres Luar Biasa pada tahun 1988 di Jakarta, organisasi ini mengubah nama menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Perubahan dari ISPsI ke HIMPSI dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan pendidikan psikologi sehingga Kongres Luar Biasa ISPsI di Jakarta tanggal 28 April 1998 memutuskan ISPsI diubah menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)

Pasal 2

HIMPSI adalah satu-satunya organisasi profesi independen, sebagai wadah berhimpunnya ahli dalam bidang praktik psikologi (Psikolog) dan keilmuan psikologi (Ilmuwan Psikologi) se Indonesia, yang berpegang teguh pada Kode Etik Psikologi Indonesia.

Penjelasan:

Organisasi yang bebas dan hanya tunduk pada hal yang benar secara hukum ataupun secara agama. Jadi sekalipun dimaknai sebagai kebebasan namun dalam hal ini kebebasan adalah kebebasan yang sesuai dengan agama atau hukum. Orang atau Badan yang independen harus berjalan mengikuti aturan yang berlaku, tidak seenaknya sendiri. Independen harus mengarah kepada hal yang benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku

(3)

Pasal 3

HIMPSI didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas Penjelasan:

HIMPSI merupakan organisasi profesi psikologi di Indonesia, didirikan di Jakarta tanggal 1 Juli 1959 dengan nama ikatan Sarjana Psikologi, disingkat menjadi ISPsi. Sejalan dengan perubahan sistim pendidikan tinggi di Indonesia, melalui Kongres Luar Biasa pada tahun 1998 di Jakarta, Organisasi ini mengubah nama menjadi Himpunann Psikologi Indonesia, disingkat menjadi HIMPSI.

Profesi Psikologi yang diakui secaara Nasional maupun Internasional dan berperan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat serta menjadi sebuah pengembangan keilmuan dan profesi di Indonesia. Saat ini HIMPSI memiliki 25 wilayah di provinsi yang tersebar di seluruh Indoesia dengan jumlah anggota lebih dari 11.500 orang. Anggota HIMPSI yang memiliki minat dan praktik sama telah bergabung dalam 13 buah organisasi ikatan Minat/Asosiasi. Dengan gambaran secara umum dapat terlihat HIMPSI didirikan bukan hanya sekedar percobaan saja akan tetapi untuk jangka waktu yang terbatas.

Pasal 4

Pusat organisasi HIMPSI berkedudukan di Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penjelasan:

(4)

Pasal 5

1) HIMPSI Wilayah berkedudukan di ibu kota propinsi. Penjelasan :

Struktur kepengurusan HIMPSI dibagi atas HIMPSI Pusat dan HIMPSI Wilayah. HIMPSI Wilayah brada di Ibukota Propinsi.

2) HIMPSI Wilayah dapat didirikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penjelasan:

HIMPSI Wilayah dapat didirikan di seluruh 34 Propinsi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

3) Persyaratan untuk mendirikan HIMPSI Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) psikolog dan/atau ilmuwan psikologi.

Penjelasan:

Komposisi jumlah Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi merupakan syarat berdiriya HIMPSI Wilayah.

4) HIMPSI Wilayah dapat mendirikan Cabang sebagai pengembangan tugas dan fungsinya serta merupakan bagian tak terpisahkan dari HIMPSI Wilayah. Penjelasan:

Bahwa HIMPSI wilayah dapat mendirikan cabang sebagai tugas dan fungsinya meskipun demikian HIMPSI cabang tidak dapat terpisahkan dari HIMPSI Wilayah

5) Dalam hal pada suatu propinsi belum memenuhi persyaratan untuk didirikan 1 (satu) wilayah, maka pada propinsi tersebut dapat dibentuk Unit Kerja

Wilayah. Penjelasan:

Dapat kita pahami bahwa suatu propinsi yang belum memenuhi persyaratan untuk satu wilyah maka propinsi tersebut dapat membentuk Unit Kerja Wilayah.

(5)

BAB II

ASAS DAN LANDASAN

Pasal 6

HIMPSI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 beserta perubahan-perubahannya, serta tidak berafiliasi pada organisasi politik tertentu.

Penjelasan:

HIMPSI tidak terkait dengan organisasi politik manapun.

BAB III

VISI, MISI dan TUJUAN Pasal 7

Visi

Menjadi organisasi profesi Psikologi yang diakui secara nasional maupun internasional dan berperan dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Penjelasan :

Pasal 8 Misi Misi HIMPSI adalah:

a. memantapkan eksistensi HIMPSI dalam lingkup nasional dan internasional. b. mengembangkan kualitas profesional psikolog dan ilmuwan psikologi yang

setara dengan standar kompetensi nasional maupun Internasional dengan berpegang teguh pada Kode Etik Psikologi Indonesia.

c. membina dan mengembangkan Psikologi sebagai ilmu terapan, selaras dengan realitas kemajemukan kehidupan masyarakat Indonesia.

Penjelasan :

(6)

membina dan mengembangkan psikologi sebagai ilmu terapan, selaras dengan realitas kemajemukan kehidupan masyarakat Indonesia.

Pasal 9 Tujuan (1) Tujuan HIMPSI adalah:

a. mengupayakan diperolehnya pengakuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. mewadahi kerja sama, komunikasi dan informasi antar anggota maupun organisasi profesi lain pada tingkat nasional, regional dan internasional. c. memajukan dan mengembangkan psikologi baik sebagai ilmu pengetahuan

maupun terapannya secara profesional.

d. mewadahi pembinaan dan peningkatan kompetensi profesional anggota. e. memberi perlindungan kepada anggota dan pengguna jasa dalam menjalankan

menerima kegiatan profesi dan keilmuan.

f. memberikan informasi kepada masyarakat tentang standar layanan psikologi. g. melakukan pengawasan dan pembinaan guna menjaga kualitas kegiatan

profesi dan keilmuan.

h. menunjukan kepedulian sosial pada masyarakat dalam berbagai masalah. Penjelasan :

(7)

HIMPSI juga memberikan perlindungan kepada anggota dan pengguna jasa dalam menerima kegitan profesi dan keilmuan serta memberikan informasi, pengawasan, pembinaan dan kepedulian sosial kepada masyarakat. Impelmentasi dari peduli sosial sangat mudah misalnya memberikan senyuma saat memproses kliennya, karena dengan seperti itu saja klien merasa sudah diterima oleh psikolog dan sedikit mengurangi rasa takut dan cemasnya.

(2) Tujuan HIMPSI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan dalam perencanaan kegiatan yang dibahas dalam rapat kerja.

Penjelasan :

Maka visi, misi dan tujuan merupakan satu kesatuan arah perilaku Psikolog dan Ilmuwan Psikologi Indonesia.

BAB IV KEANGGOTAAN

Pasal 10 Kategori Anggota HIMPSI, adalah:

a. Anggota Biasa, terdiri dari Psikolog danIlmuwan Psikologi.

b. Anggota Luar Biasa, terdiri dari pemerhati psikologi dan psikolog warga negara asing.

c. Anggota Kehormatan terdiri dari individu- individu yang diangkat karena jasa-jasanya yang luar biasa dalam bidang ilmu dan praktik spesialisasi psikologi atau memiliki kontribusi pada sistem pendidikan psikologi.

Penjelasan :

1. Ilmuwan Psikologi memberikan layanan dalam bentuk mengajar, melakukan penelitiandan/atau intervensi sosial dalam area sebatas kompetensinya, berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

(8)

setelah memperoleh ijin praktik sebatas kompetensi yang berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman terbimbing, konsultasi, telaah dan/atau pengalaman profesional sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam menangani berbagai isu atau cakupan kasus-kasus khusus, misalnya terkait penanganan HIV/AIDS, kekerasan berbasis gender, orientasi seksual, ketidakmampuan (berkebutuhan khusus), atau yang terkait dengan kekhususan ras, suku, budaya, asli kebangsaan, agama, bahasa atau kelompok marginal, penting untuk mengupayakan penambahan pengetahuan dan ketrampilan melalui berbagai cara seperti pelatihan, pendidikan khusus, konsultasi atau supervisi terbimbing untuk memastikankompetensi dalam memberikan pelayanan jasa dan/ atau praktik psikologi yang dilakukan kecuali dalam situasi darurat sesuai dengan pasal yang membahas tentang itu.

4. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyiapkan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan dalam area-area yang belum memiliki standar baku penanganan, guna melindungi pengguna jasa layanan psikologi serta pihak lain yang terkait.

5. Ditinjau dari anggota HIMPSI terdapat 3 bagian , anggota biasa, anggota luar biasa, dan terdiri dari pemerhati psikologi dan psikolog warga negara asing, serta anggota kehormatan.

b. Anggota Luar Biasa, terdiri dari pemerhati psikologi dan psikolog warga negara asing dengan memenuhi persyaratan menjadi anggota luar biasa pemerhati psikologi yakni, calon diusulkan oleh pengurus asosiasi/ikatanminat keilmuan atau praktik spesialisasi psikologi untuk dibahas dan mendapat persetujuan dalam rapat kerja. Apabila mendapat persetujuan calon mengisi formulir anggota baik untuk pengurus tingkat wilayah dan cabang terdekat tempat ia berdomisili.

(9)

a. Memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang terakreditasi dan dilegalisir oleh pemerintah Republik Indonesia.

b. Memiliki referensi dari 2 (dua) orang anggota majelis atau psikologi senior yang sekurang-kurangnya telah 10 (tahun) menjadi psikolog.

c. Memperoleh persetujuan HIMPSI terkait dengan kompetensi propesi psikologi.

d. Memiliki izin bekerja di Indonesia. e. mampuberbahasa Indonesia secaraakif

f. Calondiusulkanoleh HIMPSI wilayah atau Asosiasi/Ikatan minat keilmuan dan atau praktek spesialisasi psikologi untuk mendapat persetujuan dalam rapat kerja.

g. Apabila mendapat persetujuan, calon wajib mengisi formulir kenggotaan yang disediakan pengurus wilayah/ pengurus cabang tempat yang bersangkutan berdomisili.

7. Adapun formulir keanggotan dan Kartu Tanda Anggota yaitu :

a. Formulir keanggotaan sebagaimana yang akan diteruskan oleh pengurus wilayah kepada pengurus pusat sesuai tatacara administrasi yang berlaku. b. Bagi calon anggota yang keanggotaannya telah disetujui oleh pengurus

wilayah, pengurus pusat menerbitkan Kartu Tanda Anggota HIMPSI. c. Masa berlaku HIMPSI selama 4 Tahun dapat diperpanjang

8. Kategori anggota kehormatan merupakan individu- individu yang diangkat karena jasa-jasanyayang luar biasa dalam bidang ilmu dan praktik spesialisasi psikologi atau memiliki kontribusi pada sistem pendidikan psikologi. Persyaratan menjadi anggota kehormatan yaitu :

a. Calon diusulkan oleh pengurus pusat/ pengurus wilayah atau pengurus asosiasi/ikatan minat keilmuan atau spesialisasi psikologi untuk dibahas dan mendapat persetujuan dari rapat kerja

(10)

c. Dalam hal persyaratan terpenuhi maka pengurus pusat menerbitkan surat keputusan pengangkatan bagi yang bersangkutan dan menerbitkan Kartu Tanda Anggota.

d. Kartu Tanda Anggota ditinjau secara periodik.

e. Kreteria jasa dan konstribusi serta prosedur pengusulan untuk menjadi anggota kehormatan diatur dalam peraturan HIMPSI

Pasal 11

Hak dan Kewajiban Anggota (1) Setiap anggota HIMPSI mempunyai hak dan kewajiban.

(2) Hak dan kewajiban anggota diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Penjelasan :

Setiap anggota HIMPSI mempunyai hak dan kewajiban yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga, yaitu :

1. Hak Anggota

a. Hak anggota biasa yaitu :

1) Mendapat perlindungan dan pembelaan dalam melaksanakan tugas keorganisasian dan/atau kegiatan propesi maupun kegiatan keilmuwan sesuai dengan kode etik.

2) Memperoleh pembinaan dan peningkatan kompetensi propesional anggota. 3) Memilih dan dipilih

4) Menyampaikan pendapat baik lisan atau tertulis kepada pengurus 5) Mengikuti semua kegiatan organisasi

b. Hak anggota luar biasa dan anggota kehormatan adalah :

1) Mendapat perlindungan dan pembelaan dalam melaksankan tugas keorganisasian

(11)

2. Kewajiban Anggota

Tentang kewajiaban anggota biasa, dan anggota luar biasa serta anggota kehormatan kewajiaban anggota luar biasa juga anggota kehormatan mempunyai kewajiban antara lain:

1) Menjunjung tinggi kode etik psikologi 2) Setia kepada organisasi

3) Tunduk dan patuh kepada keputusan dan peraturan organisasi 4) Menjaga nama baik organisasi

5) Berpartisipasi dan mendukung kegiatan organisasai BAB V

KODE ETIK PSIKOLOGI INDONESIA Pasal 12

Pengertian dan Fungsi

(1) Kode Etik Psikologi Indonesia adalah panduan normatif tentang perilaku yang harus dipatuhi dalam melaksanakan kegiatan profesi bagi psikolog dan ilmuwan psikologi.

(2) Kode Etik Psikologi Indonesia berfungsi memberikan jaminan pelayanan profesional psikolog dan ilmuwan psikologi bagi pengguna jasa layanan psikologi.

(3) Kode Etik Psikologi Indonesia diatur tersendiri dan menjadi landasan bagi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMPSI.

Penjelasan : Pengertian dan Fungsi

1. Kode Etik Psikologi Indonesia adalah panduan normatif tentang perilaku yang harus dipatuhi dalam melaksanakan kegiatan profesi bagi psikolog dan ilmuwan psikologi.

(12)

Misalnya para psikolog tidak sembarangan memberikan tes psikologi untuk hal hal yang menyalahi aturan, menjaga azas kerahasian kode etik psikologi, begitu juga dalam merekomedasikan hasil tes psikologi benar benar berdasarakan akuratan hasil tes psikologi.

2. Kode Etik Psikologi Indonesia berfungsi memberikan jaminan pelayanan profesional psikolog dan ilmuwan psikologi bagi pengguna jasa layanan psikologi.

Setiap penyedia jasa pelayanan profesional psikolog dan ilmuan psikologi mesti terdaftar di HIMPSI, dan memiliki izin praktek menyelenggarakan Biro Jasa Psikologi. Hal ini bertujuan agar penyedia jasa psikologi benar-benar memilki kompetensi dalam bidang penyelenggaraan biro psikologi sehingga pengguna jasa layanan psikologi memdapat kepuaasan dalam layanan yang di berikan. Selama ini dapat kita lihat untuk para penyedia jasa biro psikologi harus memiliki pendidikan sarjana psikologi dan magister profesi psikologi.

3. Kode Etik Psikologi Indonesia diatur tersendiri dan menjadi landasan bagi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMPSI.

(13)

PENUTUP

1. Nama HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) dari Ikatan Sarjana Psikologi Organisasi ini pada awalnya adalah Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia (ISPsI) didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1959. Perubahan dari ISPsI ke HIMPSI dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan pendidikan psikologi sehingga Kongres Luar Biasa ISPsI di Jakarta tanggal 28 April 1998 memutuskan ISPsI diubah menjadi Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) 2. HIMPSI adalah satu-satunya organisasi profesi independen, struktur

kepengurusan HIMPSI dibagi atas HIMPSI Pusat dan HIMPSI Wilayah. HIMPSI Wilayah brada di Ibukota Propinsi.

3. HIMPSI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 beserta perubahan-perubahannya, serta tidak berafiliasi pada organisasi politik tertentu.

4. HIMPSI memiliki misi dan tujuan yang merupakan suatu kesatuan arah prilaku Psikolog dan Ilmuwan Psikolog Indonesia. Kategori anggota HIMPSI adalah anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan

5. Setiap anggota HIMPSI mempunyai hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban anggota diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

4. Kode Etik Psikologi Indonesia adalah panduan normatif tentang perilaku yang harus dipatuhi dalam melaksanakan kegiatan profesi bagi psikolog dan ilmuwan psikologi dan Kode Etik Psikologi Indonesia diatur tersendiri dan menjadi landasan bagi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMPSI.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menjunjung tinggi profesi Konsultan dan menghormati Kode Etik IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA sebagai dasar yang dinamis untuk melayani sesama manusia, maka tiap anggota

2) Melakukan aktivitas profesi atau kegiatan terkait dengan perkumpulan atau organisasi yang tidak diakui oleh Pemerintah dan dapat menimbulkan benturan kepentingan dan/atau

Menurut Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang Kode Etika Profesi, Pasal 13 ayat (1) menyatakan: “Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan melakukan penelahaan atas kode etik dari 3 organisasi profesi, yakni: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Institut Akuntan Publik Indonesia

Terdapat 11 pasal dalam Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers yang harus dipatuhi, diantaranya adalah pertama, Pasal 1 berisi tentang Wartawan Indonesia bersikap independen,

pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi; dan.

Setidaknya ada sebeles 11 pasal kode etik jurnalistik yang telah ditetapkan oleh Dewan Pers sebagai pedoman dalam menjalankan profesi sebagai jurnalistik.. Sebelas 11 pasal tersebut

Pasal 64 Informed Consent dalam Asesmen • Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memperoleh persetujuan untuk melaksanakan asesmen, evaluasi, intervensi atau jasa diagnostik lain