• Tidak ada hasil yang ditemukan

sejarah maritm dan analisinya docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sejarah maritm dan analisinya docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MARITIM

Nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarung luas samudra.

Penggalan syair yang ditulis oleh ibu Sud (1940) menggambarkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut, tafsiran tersebut terbukti dari berbagai relief pada candi maupun prasati-prasati yang tersebar di Indonesia. jauh sebelum Indonesia merdeka semangat kemaritman itu sudah menggelora dibumi pertiwi tercinta, bahkan beberapa kerajaan zaman itu misalnya saja Sriwijaya dan Majapahit mampu menguasai lautan bahkan hampir seluruh Asia Tenggara dengan armada perang dan dagang yang besar. Namun kemudian watak maritim tersebut mengalami pergeseran taktala bangsa kolonial Barat terutama Balanda datang menguasai bumi pertiwi. pola dan orientasi bangsa dibelokkan dari maritim ke agraris.

Pergeseran Watak Maritim bangsa Indonesia dikarenakan tidak dipenuhinya prakondisi menuju visi maritim. Hal ini telah ditunjukkan oleh banyaknya literatur yang menyatakan bahwa startegi adu domba (devide at Impera) yang dilakukan oleh kolonialis pada masa itu terbukti mampu memperlemah kekuatan pertahanan kerajaan-kerajaan Nusantara disamping budaya “main mata” para raja yang melindungi kepentingan para pemodal asing.

Pada saat pertama kali bangsa-bangsa barat datang di perairan nusantara batas wilyah laut belum merupakan persoalan penting diantara kekuatan-kekuatan lokal di Nusantara sebab mereka menggunakan prinsip perairan bebas (mare liberum). Sehingga pada periode ini selalu diwarnai dengan persaingan, konflik dan peperangan laut yang prinsipnya adalah monopoli perdagangan. Yang pada akhirnya VOC memperoleh kemenangan gemilang dan menguasai titik-titik penting ekonomi Nusantara termasuk Malaka. Sementara itu untuk menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa lainya, VOC melakukan monopoli pembelian produk-produk dari penduduk pribumi. Bahkan juga VOC melakukan sistem tanam paksa Pranger Stelsel yang mewajibkan rakyat priangan untuk menanam kopi, yang kemudian lebih ganas lagi adalah cultur stelsel dibawah pemerintah Hindia-Belanda yang kemudian benar-benar membelokkan watak Maritim rakyat Nusantara.

Ketika VOC bangkrut pada tahun 1799, Nusantara diambil alih oleh pemerintah kolonila Belanda dan juga tetap mempertahankan sistem monopoli yang dilakukan oleh VOC. Monopoli kemudian semakin berkembang ketika Belanda mampu mengembangkan jaringan Kapal Domestik dengan kapal uap yang tergabung dalam perusahaan pelayaran paket KPM (Koninklijeke Paketvaart Maattschappij) Perusahaan Pelayaran Paket Kerajaan) tahun 1888.

(2)

Memasuki Zaman kemerdekaan, Undang-Undang tersebut masih diberlakukan oleh oleh pemerintah Repulik Indonesia yang diatur dalam Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 2. Pemerintah waktu itu belum sempat membuat produk-produk hukum untuk mengganti hukum kolonial karena belum selesainya hubungan Indonesia dan Belanda yang hendak menguasai kembali Indonesia.

Untuk melumpuhkan kekuatan Indoensia diwilayah-wilayah yang dikuasainya, disamping melakukan blokade darat NICA juga melakukan blokade laut. Yang menyebabkan aktivitas perdagangan RI lumpuh, sehigga tidak mampu membiayai perang griliya melawan Belanda. Blokade ini sangat dimungkinkan karena Belanda memiliki angkatan laut yang lebih kuat dibanding RI waktu itu, yang sebagaian besar merupakan dukungan rakyat, juga dikarenakan hukum laut Indonesia masih menggunakan asas pulau demi pulau dengan perairan teritorial 3 mil. Konflik ini akhirnya berujung pada KMB di Denhag, Belanda pada 27 desember 1949 dimana Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk RIS.

Namun KMB juga belum menyelsaikan masalah terutama karena Papua Barat yang belum diserahkan pada Indonesia sesuai dengan kesepakatan KMB, disamping itu ada isu bahwa Belanda menyokong pemberontakan-pemberontakan RMS lewat kapal-kapal KPM milik perusahaan Belanda, yang kemudian mendorong mentri Perhubungan mengumumkan pengambil alihan KPM pada 6 Desember 1957.

konflik dan ketegangan antara Indonesia dan Belanda mendorng pemerintah untuk meninjau kembali hukum laut Indonesia, dimana sistem Ordonasi yang diciptakan Belanda telah memunculkan kantong-kantong lautan bebas di tengah wilayah negara. Yang menyebabkan kapal-kapal asing bebas berlayar termasuk kapal-kapal perang Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. karena desakan inilah maka pada tanggal 17 oktober 1956 Perdana Mentri Ali Sastroamidjojo memutuskan untuk membentuk suatu panitia interdeparmental yang ditugaskan untuk merancang RUU wilayah Perairan Indonesia dan Lingkungan Maritim. Namun hanya menambah wilayah dari 3 mill menjadi 12 mill.

Kabinet Ali bubar digantikan dengan kabinet Djuanda, Ir. Djuanda mengangkat Mr. Mochtar Kusumaamatdjanya untuk mencari dasar hukum guna mengamankan keutuhan wilayah RI. Akhirnya ia memberikan dasar asas archipelago state (asas negara kepulauan) yang kemudian dalam sidang dewan mentri 13 maret desember 1957 diputuskan untuk digunakan dalam tata hukum Indonesia.

Tercatat bahwa luas laut yang dimiliki oleh Indonesia yang mencapai 5,8 juta km2.dari jumlah tersebut, 2,7 juta km2-nya merupakan wilayah Zona Ekonomi Ekslusif(ZEE) yang mempunyai sumber daya alam melimpah dan belum dimanfaatkan. Wilayah laut yang dimiliki oleh Indonesia juga diperkaya dengan jumlah pulau yang dimiliki oleh Indonesia sekitar 17.500 pulau dengan keindahan alam, panorama alam serta kekayaan hayati yang melimpah yang merupakan potensi pariwisata bila dimanfaatkan. Jadi di dalam daerah yang sangat luas ini terkandung keanekaragaman baik secara secara geografis, ras maupun kultural yang seringkali menjadi kendala bagi proses intgrasi nasional. Dengan konstruksi kewilayahan yang semacam itu laut merupakan unsur yang dominan dalam sejarah Indonesia.

(3)

seluas-luasnya. Bukan sekedar jongos-jongos dikapal, bukan. Tetapi bangsa pelaut dalam arti cakrawala samudra. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang memiliki armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri”. Namun dalam implementasi kebijakan pembangunan khusus dibidang laut sepertinya tidak serius, namun paling tidak sudah ada upaya menggelorakan semangat maritim.

Soekarno runtuh Soeharto naik tahta, berganti pemimpin berganti kebijakan. Seokarno runtuh meniggalkan kondisi ekonomi Negara yang amburadul, dengan inflasi yang luar biasa besarnya kurang lebih 600%, bertolak belakang dari keadaan tersebut Soeharto dalam kebijakannya hendak memulihkan kondisi ekonomi tersebut, salah satunya adalah dengan pembukaan penanaman modal asing dengan izin yang mudah yang pada era Soekarno izinnya sangat selektif dan ketat, selain itu untuk mendukung percepatan pembangunan, pemerintah melakukan peminjaman utang ke luar negri dengan kontrak-kontrak politik tertentu.

Yang menjadi kritik pembangunan pada orde baru adalah bahwa orintasi pembangunanya lebih pada land base development atau biasa disebut agraris, melupakan sumber kekayaan utama Indonesia yang berasal pada basis maritm, Disamping utang yang dikorupsi oleh Soeharto dan kroninya yang kemudian melahirkan borjuis-borjuis nasional, dengan impor teknologi dari luar negri karena dalam negri dorongan terhadap R&D untuk melahirkan teknologi karya anak bangsa tidak dilakukan secara masif.

Kebijakan Orde Baru ini sejalan dengan perlakuan pemerintah kolonial Belanda saat menjajah bangsa Indonesia. Orientasi dan semangat maritim bangsa Indonesia dibelokkan dari orientasi maritime ke orientasi daratan untuk mengahasilkan komoditas perdagangan rempah-rempah yang saat itu merupakan primadona dunia yang sangat menguntungkan pihak penjajah. Bahkan pemerintah orde baru dengan bangga Indonesia dideklarasikan sebagai negara agraris penghasil produk rempah-rempah dan produksi pertanian yang spektakuler. Yang sampai saat ini belum tau kejelasan alasan pembelokan orientasi kemaritiman ke arah agraris. Asumsinya adalah bahwa pengelolaan sektor laut terutama minyak bumi diserahkan pada pihak investor asing.

Kekonyolan tersebut terus berlanjut tatkala memasuki era Reformasi, dimana orientasi kebijakan pembangunan nasional semakin tidak jelas. sektor maritim masih ditempatkan di halaman belakang sebagai sektor yang termarjinalkan. Agar laut bisa menjadi halaman depan, perlu kesadaran politik yang kuat. Sebenarnya langkah ini sudah dirintis saat pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan mendirikan Departemen Eksplorasi Laut yang kini menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Adapun masalah krusial sektor maritim adalah rendahnya komitmen pemerintah membangun sektor ini. Semua aktivitas maritim belum terpusat dalam satu departemen atau kementerian, sehingga fokus pengembangan sektor ini belum optimal karena hanya sebagai sub-sub sektor saja. Harusnya dibentuk satu departemen yang lebih fokus dan menjadikan maritim menjadi satu sektor tersendiri dengan sistem panganggaran dan kebijakan yang lebh terfokus dengan sebuah payung Maritime Policy.

(4)

Menurut Jokowi, percepatan ekonomi bangsa harus dialektis dengan irama percepatan ekonomi internasional, baik dikawasan ASEAN atau lebih luas lagi, seperti Asia Pasifik dan Ekonomi dunia. Untuk mencapai pertumbuhan itu, menurut Jokowi, agenda tol lautlah jawaban pertama. Pemerintah tentu saja membutuhkan dana dan investasi yang besar untuk mewujutkan visi ini, hal inilah yang kemudian mendorong Jokowi mempromosikan maritim Indonsia ke dunia internasional.dan salah satu cara yang ditempuh agar minat investasi menigkat adalah dengan membuat regulasi baru terkait skema kerjasama, sumber pendanaan hingga payung hukum guna menjamin investasi asing dan swasta Indonesia, terutama persoalan pembebasan lahan (yang sekarang membuat konflik besar-besaran di Jambi), perizinan kerjasama hingga kerjasama yang ditawarkan sperti kata kepala badan pembinaan konstruksi Kementrian PU Hediyanto Husiani.

Ekonomi Maritim menyimpan potensi menggerakkan perekonomian nasional. Total potensi ekonomi maritim diperkirakan mencapai Rp. 7.200 triliun per tahun atau hampir dua kali lipat PDB saat ini (Rp. 5000 triliun). Ditaksir lapangan kerja yang tersedia 30 juta orang. Ditambah lagi dengan pergeseran pusat ekonomi dunia dari bagian Atlantik ke Asia Pasifik sekitar 70% perdagangan dunia berlansung di Asia-Pasifik, dengan 75 persen produk dan komoditas yang diperdagangkan melalui laut Indonesia dengan nilai1.300 triliun dolar AS per tahun (sumber: PT. Pelabuhan Indonesia) yang membuat Indonesia semakin strategis. Potensi pertambangan dan energi, 70% minyak dan gas bumi diproduksi di kawasan pesisir laut.

Indonesia saat ini tercatat berada diperingkat 16 Perekonomian dunia dengan PDB sekitar 1.2 trilun dolar AS. Namun Sejak merdeka 69 tahun yang lalu, Indonesia masih tetap menjadi negara berkembang dengan tingkat kemiskinan (11,25 % dengan indeks kedalaman 1,89%) dan penganguran yang sangat tinggi. GNP perkapita kecil (3.391 dolar AS), serta daya saing ekonomi rendah. Bahkan Indonesia ditempatkan oleh UNDP pada peringkat 121(per 2013) untuk Indeks Pembangunan Manusia. Sungguh Ironis sebenarnya dengan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa besarnya. Faktor terpuruknya perekonomian Indonesia adalah paradigma pembangunan yang berorintasi ke daratan (land-based development) sementara laut hanya diperlakukan sebagai tempat eksploitasi sumber daya alam, pembungan limbah dan kegiatan. Potensi yang luar sangatlah luar bisa bila dimaksimalkan pengolaannya untuk kepentingan rakyat, namun ada beberapa hal yang patut ditinjau dari politik maritim Jokowi.

Pertama, Upaya merubah regulasi maupun memperbaharui skema kerjasama untuk menarik investor merupakan kesalahan yang sangat fatal, sebab upaya ini akan mengantarkan Indonesia pada kemiskinan bukan kesejahteraan. Sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bagaimana hutang luar negri menghasilkan kekacauan ekonomi dan kemiskinan karena memaksakan proyek-proyek tertentu dengan syarat tertentu. Contoh kasusnya adalah perpanjangan kontrak antara Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Petikemas Koja oleh PT. Pelindo II kepada investor asing Hutchison Port Holding (HPH) hingga 2039 disnyalir karena poin ini merupakan selah satu persyaratan pencairan pinjaman yang dilakukan oleh PT. Pelindo II sebesar 1 miliar dolar AS dari sindikasi perbankan nasional dan asing yang dimotori Deutch yang keseluruhannya ada enam bank. Karena sumber pendapatan terbesar dolar AS berasal dari pelindo adalah terminal petikemas JICT dan TPK Koja.

(5)

juga baru-baru ini mentri kelautan menerbitkan Permen pelarangan penggunaan pukat dengan pertimbangan kelastarian alam, yang menyebabkan nelayan-nelayan kecil tidak beroperasi permasalahnya adalah solusinya seperti apa, sebab nantinya kapal-kapal yang beroperasi adalah kapal berteknologi canggih, nah nelayan-nelayan kecil ini dikemanakan, apakah dibiarkan mati kelaparan.

Permasalahan yang ketiga adalah adanya kemungkinan pembukaan ALKI barat dan timur Indonesia, yang selama ini telah di incar oleh banyak negara-negara besar terutama Amerika Serikat, Inggris dan Australia yang sampai saat ini belum meratifikasi ALKI . Pembukaan ALKI ini dimungkinkan karena dengan dibangunnya Tol laut ini untuk mewujutkan konektifitas dan pemerataan pembangunan ekonomi dari barat hingga timur Indonesia maka diperlukan integrasi jalur laut, dengan integrasi jalur laut ini maka pendistribusian barang ke timur Indonesia terutama papua bisa diporong hingga 500%, namun yang menjadi permasalahan adalah ketika dibukanya jalur laut ini akan berpotensi besar mengancam kedalautan dan keamanan Indonesia, sebab dengan penetapan ALKI ini maka seluruh kapal dan pesawat yang akan melintasi kepulauan Indonesia dan akan menggunakan hak-haknya dalam pelayaran alur laut kepulauan yang sudah umum digunakan. Hal ini jelas-jelas merugikan keamanan nasional, apalagi yang melintas adalah adalah pesawat tempur, kapal induk maupun kapal perang. Jadi tidak ada gunanya tahun 1957 Indonesia memagari lautnya dengan deklarasi Djuanda kalau nyatanya sekarang dibongkar kembali.

Referensi

Dokumen terkait

Secara lebih spesifik, tulisan ini juga bertujuan untuk menganalisis bentuk sanksi hukum internasional kepada Myanmar atas perlakuan diskriminatif terhadap Etnis

Pertama-tama saya ucapakan terima kasih buat alm.opungdoli (Kakek), alm.papa, opungboru (Nenek), kedua adikku (sahala dan Sylvia), mama, mamatua dan keluarga

Survei yang dilakukan adalah survey kondisi lingkungan, geometri jalan, volume kendaraan yang melewati simpang, waktu sinyal tiap simpang dan waktu tempuh antar

Sesuai pasal 3 ayat (2) PBI 17/15/PBI/2015, Underlying Transaksi meliputi antara lain seluruh kegiatan investasi berupa direct investment , portfolio investment ,

Data analysis used was descriptive analysis, classical assumption test, multiple linear regression analysis, simultaneous test (F), and partial test (t).. Jurnal Administrasi Bisnis

Total phenolicic content of the six seeded pummelo cultivars were 1.24 to 2.28 mg GAE ml -1 , Banyuwangi cultivar had the highest total phenolic content followed

Pentingnya Antropologi dalam mempelajari Gizi Masyarakat, untuk mengatasi permasalahan Gizi Masyarakat pada saat ini seperti banyaknya anak-anak yang mengalami Gizi

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan, menunjukkan bahwa penerapan model Make a Match berhasil meningkatkan pemahaman konsep IPS ten- tang