• Tidak ada hasil yang ditemukan

INT120101 Jurnal Inovasi Industri Vol 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INT120101 Jurnal Inovasi Industri Vol 1"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MODEL THE AMERICAN

PRODUCTIVITY CENTER (APC) DAN MARVIN E. MUNDEL

(Studi Kasus pada Bagian Pabrikasi PG. Madubaru Madukismo)

Masharyono, Ira Setyaningsih, Siti Husna Ainu Syukri

Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

ira_darusalam@yahoo.com

2

; ainu_syukri@yahoo.com

3

ABSTRAK

Perusahaan berupaya untuk meningkatkan kinerjanya dan mendapatkan keuntungan

sesuai dengan yang diinginkan, dan salah satu cara yang ditempuh adalah dengan

meningkatkan produktivitas perusahaan. Untuk meningkatkan produktivitas perlu

dilakukan pengukuran produktivitas yang merupakan langkah awal untuk mendapatkan

gambaran bagaimana kondisi produktivitas perusahaan. Untuk mengetahui tingkat

produktivitas perusahaan khususnya bagian Pabrikasi PG. Madubaru Madukismo, apakah

mengalami peningkatan atau penurunan maka perlu dilakukan pengukuran produktivitas

dengan menggunakan model The American Produktivity Center (APC) dan Marvin E.

Mundel. Pada pengukuran ini dilakukan pada input tenaga kerja, material, energi, modal

dan input total. Data yang diperlukan untuk analisa produktivitas ini diambil dari tahun

2009 sebagai periode dasar dan tahun 2010 sebagai periode pengukuran. Dari hasil

perhitungan produktivitas menunjukkan bahwa adanya penurunan dan peningkatan

produktivitas. Dimana dengan menggunakan model APC terjadi penurunan produktivitas

pada semua input perusahaan sehingga menyebabkan produktivitas total perusahaan

menjadi 64,5%(-35,5%) sedangkan dengan menggunakan model mundel tidak semua input

perusahaan mengalami penurunan, akan tetapi terdapat beberapa input perusahaan yang

mengalami peningkatan produktvitas yaitu input material tebu, soda, dan triphos sehingga

menyebabkan produktivitas total perusahaan menjadi 95,41%(-4,59%).Dengan melakukan

perbandingan dengan kedua model tersebut maka perusahaan dapat memilih model

mundel karena dapat memberikan data dan hasil perhitungan lebih spesifik dibandingkan

model The American Productivity Centre (APC).

Kata kunci : Produktivitas, American Produktivity Center (APC), Marvin E. Mundel

1.

PENDAHULUAN

Memasuki era perdagangan bebas dan kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan

berusaha untuk merencanakan dan mengembangkan strategi guna memperbaiki kinerjanya dan

mempertahankan eksistensinya. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk harus melakukan

perbaikan-perbaikan diberbagai sektor agar perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang akan membuat

perusahaan berkembang dan bukan hanya bertahan hidup saja. Perusahaan juga perlu meningkatkan

kinerjanya secara lebih efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh

perusahaan.

(2)

Dalam hal ini produktivitas sangat diperlukan untuk mengukur biaya produksi secara tepat dan akurat.

Dan dari hasil pengukuran dan evaluasi ini akan memberikan informasi kepada perusahaan mengenai

tingkat efisiensi yang berhasil dicapai oleh perusahaan dalam melakukan aktivitasnya, hal ini menjadi

penting agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya dipasar global

yang kompetitif.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa penelitian terhadap produktivitas perusahaan perlu dilakukan

dalam upaya meningkatan profitabilitas perusahaan. Pada penelitian ini akan di digunakan metode

pengukuran produktivitas model APC (American Productivity Center) dan Marvin E. Mundel. Peneliti

ingin membandingkan hasil perhitungan produktivitas dengan menggunakan kedua model pengukuran

produktivitas tersebut. Dengan melakukan perbandingan dengan kedua model tersebut maka perusahaan

dapat memilih model APC atau Mundel yang akan digunakan dalam menghitung produktivitas perusahaan.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Produktivitas

Menurut Sinungan (2005), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil

nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas pada hakikatnya

adalah keinginan dan upaya manusia untuk selalu meningkatkan kualitas di segala bidang. Pengertian

produktivitas tidak terlepas dari kualitas, teknologi, rasio output, dan hal-hal lain dari manajemen

operasi.

2.2. Model APC

Pusat Produktivitas Amerika (The American Productivity Centre- APC) mengemukakan ukuran

produktivitas sebagai berikut (Gupta, 2010) :

Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak bahwa ada hubungan profitabilitas

dengan produktivitas dan faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan suatu indikasi

penggunaan sumber-sumber dalam menghasilkan output perusahaan (Nasution, 2006).

Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun digandakan dengan harga-harga tahun

dasar untuk menghasilkan indeks produktivitas. Harga-harga dan biaya per unit setiap tahun digandakan

dengan kuantitas output dan input pada tahun tertentu sehingga akan menghasilkan indeks perbaikan

harga pada tahun itu. Bila diketahui indeks produktivitas dan indeks perbaikan harga maka indeks

profitabilitas dapat ditentukan dengan jalan (Gupta, 2010).

(3)

(Gasperz, 2002). Dengan demikian input modal untuk suatu periode tertentu sama dengan depresiasi

untuk periode itu ditambah (ROA periode dasar) dikalikan harta sekarang yang dipergunakan.

2.3 Model Mundel

Marvin E. Mundel (1978) mengemukakan dua bentuk pengukuran indeks produktivitas, yaitu

(Mutmainah, 2008) :

Dimana:

IP

= indeks produktivitas

AOMP

= output agregat untuk periode yang diukur

AOBP

= output agregat untuk periode dasar

RIMP

= input-input untuk periode yang diukur

RIBP

= input-input untuk periode dasar

Dari dua bentuk indeks produktivitas yang dikemukakan oleh Marvin E. Mundel tampak bahwa

pada dasarnya kedua bentuk pengukuran itu adalah serupa, dimana kita dapat menggunakan salah satu

formula dalam penerapan pengukuran produktivitas pada tingkat perusahaan. Formula (1) pada

dasarnya merupakan rasio antara indeks performansi untuk periode dasar, sedangkan formula (2) pada

dasarnya merupakan rasio antara indeks output dan indeks input (Nasution, 2006). Dengan demikian

dapat pula dinyatakan sebagai berikut :

3. METODOLOGI

3.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam tugas akhir ini adalah bagian pabrikasi PG. Madubaru Madukismo yang

beralamatkan di Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

3.2 Variabel Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :

1. Data jumlah tenaga kerja

Data jumlah tenaga kerja merupakan data yang menunjukkan jumlah tenaga kerja pada bagian

pabrikasi pada tahun 2009 dan 2010. Data jumlah tenaga kerja meliputi data tenaga kerja tetap dan

data tenaga kerja tidak tetap.

(4)

Data gaji tenaga kerja merupakan data yang menunjukkan gaji atau upah yang diterima tenaga

kerja pada bagian pabrikasi pada tahun 2009 dan 2010. Data gaji tenaga kerja meliputi gaji yang

diberikan pada tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap.

3. Data hasil produksi

Data hasil produksi merupakan data yang menunjukkan keseluruhan jumlah output produk

yang diproduksi selama tahun 2009 dan tahun 2010. Data hasil produksi meliputi data jumlah

produk gula bulk dan data jumlah produk gula kemasan.

4. Data harga produk

Data harga produk merupakan data yang menunjukkan harga jual gula bulk dan gula kemasan

per kwintalnya pada tahun 2009 dan 2010.

5. Data pemakaian Kwh listrik

Data

pemakaian

Kwh

listrik

merupakan data yang menunjukkan jumlah pemakaian listrik

pada bagian pabrikasi tahun 2009 dan 2010.

6. Data jumlah bahan baku

Data jumlah bahan baku merupakan data yang menunjukkan jumlah pemakaian bahan baku

pembuatan gula tahun 2009 dan 2010. Data jumlah bahan baku meliputi data bahan baku utama

(tebu) dan data bahan baku pembantu (kapur tohor, belerang, flokulan, soda, dan triphos).

7. Data harga bahan baku

Data harga bahan baku merupakan data yang menunjukkan harga beli bahan baku utama dan

bahan baku pembantu untuk tahun 2009 dan 2010.

8. Data depresiasi perusahaan

Data

depresiasi

perusahaan

merupakan

data

yang menunjukkan penyusutan yang terjadi di

perusahaan pada tahun 2009 dan 2010.

3.3 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

Dari tabel 1 dapat dilihat indeks produktivitas untuk setiap input perusahaan. Untuk indeks

produktivitas tenaga kerja dalam periode 2 mengalami penurunan sebesar -30,4%. Hal ini disebabkan

karena upah tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja tidak tetap yang meningkat pada periode 2

sedangkan output yang dihasilkan oleh perusahaan menurun. Dimana upah tenaga kerja tetap naik dari

Rp. 3.240.000,- menjadi Rp. 3.600.000,- dan upah tenaga kerja tidak tetap naik dari Rp. 1.485.000,-

menjadi 1.650.000,- sedangkan output gula yang dihasilkan perusahaan menurun baik gula bulk

maupun gula kemasan. Dimana output gula bulk yang dihasilkan menurun dari 115.336,33 kwintal

menjadi 72.648,13 kwintal dan output gula kemasan menurun dari 31.280,85 kwintal menjadi

27.352,46 kwintal.

Untuk indeks produktivitas material mengalami penurunan produktivitas sebesar -2,6% dalam

periode 2. Hal ini disebabkan karena harga material pada periode 2 meningkat dibandingkan periode

1. Dimana harga material baik bahan baku utama naik dari Rp. 40.000,-/kg menjadi Rp. 45.000,-/kg

begitu juga bahan baku pendamping yang mengalami kenaikan harga. Selain itu, penggunaan input

material yang kurang maksimal seperti pada proses pencampuran bahan baku yang dilakukan secara

manual juga mengakibatkan penurunan produktivitas.

Untuk indeks produktivitas energi mengalami penurunan produktivitas sebesar -40,4% dalam

periode 2. Hal ini disebabkan karena harga energi baik listrik maupun solar pada tahun 2010

meningkat dibandingkan tahun 2009. Dimana harga listrik naik dari Rp. 1.480,-/kwh menjadi Rp.

1.576,-/kwh dan harga solar naik dari Rp. 7.860,-/liter menjadi Rp. 8.290,-/liter. Selain faktor harga,

penggunaan energi yang boros juga menyebabkan penurunan produktivitas seperti menghidupkan

lampu pada siang hari.

Untuk indeks produktivitas modal juga mengalami penurunan produktivitas sebesar -41,5%

dalam periode 2. Hal ini disebabkan karena perusahaan harus mengangsur pembayaran pinjaman

jangka pendek dari bank yang mana bunga bank selalu meningkat setiap tahunnya. Selain itu, yang

mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas modal adalah kewajiban lancar perusahaan yang

lebih besar dari aset lancar perusahaan yang mana untuk tahun 2009, total aset lancar perusahaan

hanya Rp. 78.776.065.346,- sedangkan total kewajiban lancar yang harus dibayar mencapai Rp.

85.886.585.419,-. Untuk tahun 2010 total aset lancar perusahaan juga lebih kecil dari total kewajiban

lancar yang harus dibayar. Dengan kondisi seperti ini terjadi penurunan produktivitas total dalam

periode 2 di perusahaan sebesar -34%.

(6)

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa profitabilitas energi (listrik dan solar) mengalami

penurunan yang paling besar. Oleh karena itu pihak manajemen PG. Madubaru Madukismo sebaiknya

memberikan perhatian khusus terhadap profitabilitas yang mengalami penurunan terendah sehingga

dapat meningkatkan profitabilitas total perusahaan.

4.3 Hasil Perhitungan Indeks Perbaikan Harga

Tabel diatas menunjukkan bahwa indeks perbaikan harga (IPH) tenaga kerja meningkat sebesar

+21,4% dalam periode 2. Upah tenaga kerja yang meningkat sebagaimana ditunjukkan oleh besaran

indeks perbaikan harga untuk input tenaga kerja (IPH-L), mengakibatkan penurunan produktivitas

tenaga kerja sebesar -30,4%, sehingga mengurangi profitabilitas perusahaan dari input tenaga kerja

sebesar -15,5%.

Untuk indeks perbaikan harga (IPH) material meningkat sebesar +20,5% dalam periode 2. Harga

material yang meningkat sebagaimana ditunjukkan oleh besaran indeks perbaikan harga untuk input

material (IPH-M), mengakibatkan penurunan produktivitas material sebesar -2,6%, namun untuk

profitabilitas mengalami peningkatan sebesar +17,4%.

Untuk indeks perbaikan harga (IPH) energi meningkat sebesar +27,6% dalam periode 2. Harga

listrik dan solar yang meningkat sebagaimana ditunjukkan oleh besaran indeks perbaikan harga untuk

input energi (IPH-E), mengakibatkan penurunan produktivitas energi sebesar -40,4%, sehingga

mengurangi profitabilitas perusahaan sebesar -23,9%.

(7)

yang cukup besar untuk pengembangan perusahaan berupa penambahan dan pergantian peralatan

yang rusak atau sudah usang sebagaimana ditunjukkan oleh besaran indeks perbaikan harga untuk

input modal (IPH-K), mengakibatkan penurunan produktivitas modal sebesar -41,5%, sehingga

mengurangi profitabilitas perusahaan sebesar -21%.

Dari semua faktor input diatas, dengan IPH dari input total sebesar 1,350, menunjukkan bahwa

input total mengalami penurunan produktivitas total dan profitabilitas total yang masing-masing

sebesar -35,5%, dan -12,9%. Melihat kondisi ini pihak manajemen perusahaan harus lebih

memfokuskan perhatiaannya terhadap efisiensi semua input tenaga kerja, bahan baku, energi dan

modal.

4.4 Hasil indeks Produktivitas Model Mundel

Pengukuran tingkat produktivitas perusahaan dengan mengunakan model Mundel adalah salah

satu metode pengukuran tingkat produktivitas yang membandingkan masukan dan keluaran. Jumlah

masukan adalah nilai uang dari produk yang dihasilkan sedangkan input meliputi nilai tenaga kerja,

material, energi serta modal.

4.5 Analisis Perbandingan Produktivitas Model APC dan Mundel

(8)

peningkatan produktivitas tetapi semua input mengalami penurunan produktivitas.

Dari hasil perhitungan indeks produktivitas total perusahaan menggunakan model APC dan

mundel terdapat perbedaan hasil yang sangat signifikan, dimana dengan menggunakan model APC

didapat indeks produktivitas total perusahaan sebesar 64,5% sedangkan dengan menggunakan model

mundel didapat indeks produktivitas total perusahaan sebesar 95,41%. Hal ini disebabkan karena pada

perhitungan angka indeks produktivitas model APC, kuantitas output dan input setiap tahun

digandakan dengan harga-harga tahun dasar (periode dasar) sedangkan pada perhitungan angka indeks

produktivitas model mundel, kuantitas output dan input setiap tahun digandakan dengan harga-harga

yang berlaku.

Berdasarkan analisis terhadap penurunan produktivitas perusahaan maka dapat dilakukan

perencanaan yang dapat diambil perusahaan untuk memperbaiki atau meningkatkan produktivitas

perusahaan. Beberapa upaya atau strategi perusahaan yang diperlukan untuk meningkatkan

produktivitas perusahaan adalah sebagai berikut :

1.

Peningkatan produktivitas Tenaga Kerja

a.

Melakukan pendidikan dan pelatihan kerja bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan

tentang teknik-teknik peningkatan kualitas dan produktivitas perusahaan.

b.

Memberikan tunjangan tambahan serta bonus dapat memotivasi karyawan agar meningkatkan

kinerjanya.

2.

Peningkatan produktivitas Material

a.

Meningkatkan metode kerja dalam proses pengolahan bahan baku agar diperoleh hasil yang

maksimal.

b.

Meningkatkan kerja sama dengan para petani tebu agar para petani mau menanam tebu di

areal lahannya, sehingga dimungkinkan pasokan tebu tidak lagi mengalami kehabisan selama

masa giling.

3.

Peningkatan produktivitas Energi

a.

Penggunaan listrik dan air seperlunya dapat menghemat biaya yang dikeluarkan perusahaan.

b.

Meningkatkan kualitas perawatan mesin dan peralatan serta melakukan program peremajaan

mesin-mesin dan alat-alat yang sudah tua.

4.

Peningkatan produktivitas Modal

a.

Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva

lancar.

b.

Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang,

sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1.

Dari hasil perhitungan produktivitas dengan menggunakan model APC (American Productivity

Centre) dapat dilihat indeks produktivitas total perusahaan sebesar 64,5% jadi mengalami penurunan

produktivitas sebesar -35,5% pada periode 2. Sedangkan hasil perhitungan produktivitas dengan

menggunakan model mundel didapat indeks produktivitas total perusahaan sebesar 95,41% jadi

mengalami penurunan produktivitas sebesar -4,59% pada periode 2.

2.

Dari kedua model ini terdapat perbedaan indeks produktivitas perusahaan, dimana dengan

menggunakan model APC terjadi penurunan indeks produktivitas pada semua input perusahaan.

Sedangkan, dengan menggunakan model mundel tidak semua input perusahaan mengalami

penurunan, akan tetapi terdapat beberapa input perusahaan yang mengalami peningkatan produktvitas

yaitu input material tebu, soda, dan triphos.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Banker, Datar and Kaplan. 2002.

Productivity Measurement and Management Accounting. Journal Of

Accounting,

Auditing & Finance. Caraegie Mellon University.

Eko, M. H. 2009.

Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan menggunakan Metode

Marvin E. Mundel

. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Gasperz, V. 2002.

Manajemen Produktivitas Tota

l. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Gupta, R. and S. K. Dey. 2010. Development of A Productivity Measurement Model For Tea

Industry.

ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences. Vol. 5, No. 12.

Mutmainah. 2008. Diktat Kuliah Analisa Produktivitas. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB.

Nasution, H. 2006.

Manajemen Industri

. Yogyakarta : Andi.

Pribadiyono. 2006.

Aplikasi Sistem Pengukuran Produktivitas Kaitannya dengan Pengupahan

,

Jurnal

Teknik Industri,

Vol. 8, No. 2.

Pujotomo, D., Haryo Santoso, Halimah Nursanti. 2008.

Analisis Pengukuran Produktivitas pada CV.

Citra Jepara Furniture

, Jurnal UNDIP. Vol. III, No. 1.

Sadikin, X. 2005.

Tip dan Trik Meningkatkan Efisiensi, Produktivitas, dan Profitabilitas

. Yogyakarta

: Andi.

Setiawan, D. A. 2008.

Analisa Produktivitas dengan The American Productivity Center Methods

.

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Sinungan, M. 2005.

Produktivitas Apa dan Bagaimana

. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Tangen, S. 2005. Demystifying productivity and performance.

International Journal of Productivity

and Performance Management, Vol. 54 No. 1.

Wazed, M.A. and Shamsuddin Ahmed. 2008. Multifactor Productivity Measurements Model

(MFPMM) as Effectual Performance Measures in Manufacturing.

Australian Journal of Basic

and Applied Sciences, 2(4): 987-996.

Wibowo. 2010.

Manajemen Kinerja

. Jakarta : Rajawali Press.

Gambar

Gambar 3.1.  Diagram alir penelitian
Tabel diatas menunjukkan bahwa indeks perbaikan harga (IPH) tenaga kerja meningkat sebesar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian pupuk P berpengaruh nyata terhadap bobot polong per sampel tanaman kacang bogor dan pemberian arang sekam padi

Bentuk dan rasa fast disintegrating tablet lebih disukai karena penggunaannya sangat menguntungkan, terutama bagi konsumen yang memiliki kesulitan dalam proses menelan

Data yang terkumpul dari hasil survey tersebut kemudian akan digunakan oleh peneliti untuk menganalisis sikap konsumen yang meliputi proses intepretasi konsumen

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi marketing komunikasi yang digunakan dalam menyelenggarakan pameran mesin jahit juki yaitu untuk mempublikasikan

Menyelesaikan tugas akhir kerja praktik yang merupakan judul Laporan Kerja Praktik ini yaitu menganalisa Hydrate Formation Temperature dan Water Content pada sumber gas Citarik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Job order costing system dalam penetuan harga pokok pesanan untuk penetuan harag jual pada produk di holland

Abses paru yang diakibatkan oleh aspirasi lebih banyak terjadi pada paru kanan (lebih vertikal) daripada paru kiri, serta lebih banyak berupa kavitas tunggal.. Abses

Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penyuluhan telah memberikan perubahan sikap dan pengetahuan khalayak sasaran (kelompok mitra) terhadap pemanfaatan media sosial