• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Kesinambungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah SD Di Tegalrejo Magelang T2 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Kesinambungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah SD Di Tegalrejo Magelang T2 BAB IV"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala SD di Tegalrejo

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo penting guna peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik. Pelaksanaan supervisi ini dilaksanakan layaknya supervisi pada sekolah lain. Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala sekolah tiap dabin atau gugus, juga bisa dilaksanakan oleh pengawas sebagai supervisor.

(2)

melaksanakan supervisi akademik dengan teratur, terencana sesuai dengan harapannya.

Langkah-langkah kepala sekolah dalam peren-canaan supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo Magelang mengacu pada aturan teknis untuk mempermudah di lapangan yang dari penyusunan instrumen dan dilanjutkan dengan jadwal program pelak-sanaan supervisi. Beberapa aspek/materi yang menjadi sasaran kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Tegalrejo menca-kup proses pembelajaran baik dari awal perencanaan, pengelolaan kelas hingga evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut.

Sasaran pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo pada semua guru di sekolah, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Super-visi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo juga ditujukan pada guru baik PNS maupun non PNS. Hal ini untuk menyamakan tujuan dan target kompetensi semua guru sehingga peningkatan mutu pembela-jaran dapat terealisasi secara maksimal. Pelaksanaan supervisi akademik ini tidak cukup dilaksanakan satu kali pertemuan saja melainkan kepala sekolah sebagai supervisor melaksanakan supervisi akademik pada semua guru yang ideal tiga kali pertemuan.

(3)

Tabel 4.1

PROSENTASE HASIL WAWANCARA DENGAN 8 KEPALA SEKOLAH SEBAGAI RESPONDEN

NO PertanyaanInstrumen Pernyataan untuk Jawaban

Frekuensi akademik oleh kepala sekolah akan sangan berpengaruh terhadap keberhasilan supervisi akademik secara berkesinambungan, jika tanpa perencanaan supervisi maka tidak akan dapat terlaksana kegiatan supervisi akademik si sekolah itu.

8 100 0 0

Faktor kebijakan dari atasan adalah merupakan hal yang sangat penting untuk dilaksanakannya supervisi akademik sebagai acuan atau pedoman pelaksannaan keaktifan guru untuk selalu menerima bimbingan dari atasannya atau dari kepala sekolah.

(4)

Pada pertanyaan pertama, Apa yang kepala sekolah lakukan agar pelaksanan supervisi akademik berjalan secara berkesinambungan di wilayah Sekolah Dasar di Kecamatan Tegalrejo dari kepala sekolah yang diwawancarai oleh peneliti dari delapan kepala sekolah semua menjawab ya berarti setuju dengan jawabannya yaitu kepala sekolah terlebih dahulu harus membuat perencanaan supervisi akademik prosentasenya mendapatkan 100%.

Pada pertanyaan kedua, mengenai kapan kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik dari delapan kepala sekolah sebagai responden semua menjawab ya setuju dengan jawabanya yaitu supervisi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan maka prosentasenya adalah 100% dan yang menjawab tidak frekuensinya 0 %.

Pertanyaan ketiga Bagaimana kepala sekolah mengatur waktu pelaksanaan supervisi akademik kepada guru jawabannya dari delapan kepala sekolah menjawab ya setuju dengan jawaban jadwal yang sudah direncanakan disosialisasikan kepada semua guru atau disosialisasikan kepada guru kemudian guru disupervisi minimal satu kali dalam satu semester. Prosentase jawabanya adalah 100% sedangkan frekuensi yang menjawab tidak adalah 0 %.

(5)

responden semua menjawab ya berarti prosentasenya 100% sedangkan yang menjawab tidak adalah 0%.

Pertanyaan kelima mengenai siapa sajakah yang disupervisi oleh kepala sekolah delapan kepala sekolah sebagai responden menjawab setuju dengan jawaban-nya yaitu kepala sekolah mensupervisi pada semua guru baik pns maupun non pns guru kelas dan guru mata pelajaran. Maka diperoleh frekuensi delapan dengan prosentase jawaban 100% sedangkan jawaban tidak memperoleh prosentase 0%.

Pertanyaan keenam mengenai berapa kali kepala sekolah menemui guru untuk melakukan supervisi, jawabanya dari delapan responden adalah Kepala sekolah menjawab kepala sekolah melakukan supervisi kepada guru minimal satu kali dalam satu semester idealnya adalah tiga kali, yaitu kunjungan kelas, reflek-si, tindak lanjut supervisi. Diperoleh frekuensi delapan jika diprosentasekan adalah 100%, yang menjawab tidak setuju dengan jawaban tersebut adalah 0 %.

Pertanyaan apa yang mendukung pelaksanan supervisi akademik secara berkesinambungan jawaban-nya adalah guru yang siap menerima tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tupoksinya sebagai guru. Dari jawaban tersebut responden yang menjawab ya frekuensinya delapan secara prosentasenya adalah 100% sedang yang menjawab tidak adalah 0 %

(6)

Pada pertanyaan Bagaimana Kepala Sekolah mengatur waktu pelaksanaan supervisi akademik kepada guru agar berjalan secara berkesinambungan, jawabanya adalah Kepala Sekolah menemui guru untuk supervisi minimal satu kali dalam satu semester, sebaiknya yang ideal tiga kali dalam satu semester yaitu pertama supervisi kelas, kedua refleksi hasil supervisi kelas, ketiga tindak lanjut

(7)

dengan demikian jawaban dari delapan kepala sekolah tersebut setuju dengan jawaban yang diharapkan.

Pertanyaan nomor kode 1.2 telah dijawab dengan jawaban ya semua berarti bahwa dari perta-nyaan tersebut dijawab dengan setuju sesuai dengan jawabannya dengan demikian diperoleh seratus persen (100%) setuju dengan jawaban tersebut.

Pada pertanyaan 1.3 oleh delapan kepala seko-lah teseko-lah dijawab dengan jawaban ya semua berarti bahwa pertanyaan tersebut sesuai dengan harapan dari peneliti dan dijawab dengan jawaban ya dengan demikian dapat diartikan bahwa setuju dengan jawaban yang telah dijawabnya. Prosentase jawaban ya adalah seratus persen ( 100% ).

Pertanyaan 1.4 telah dijawab dengan jawaban ya yang dapat diartikan setuju dengan jawaban yang dilontarkan oleh delapan kepala sekolah secara keseluruhan dipersentase mendapatkan seratus persen (100%).

Keseluruhan dari keempat poin pertanyaan dari pertanyaa 1.1 (6 pertanyaan), pertanyaan 1.2, perta-nyaan 1.3, pertaperta-nyaan 1.4 telah dijawab dengan jawaban ya demikian jika dipersentasekan jumlah semua =1.1 (100%) + 1.2 ( 100%) + 1.3 (100%) + 1.4 (100) = jumlah reratanya = 100 %.

(8)

secara berkesinambungan. Dari delapan kepala seko-lah semua menjawab ya maka diperoleh 100% jawab-an setuju dengjawab-an hasil jawabjawab-anya. Alasjawab-an mengapa kepala sekolah menjawab ya karena Kepala sekolah merupakan ujung tombak dari semua program dalam hal ini khususnya program supervisi Akademik.

Kepemimpinan kepala sekolah menjadi faktor utama karena kepala sekolah yang mampu membuat program supervisi akademik kemudian melaksanakan-nya berarti kepala sekolah tersebut memiliki sifat se-orang pemimpin yang disiplin, pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukannya sesuai dengan berkesi-nambungan kepala sekolah yang demikian memiliki sikap seorang pemimpin yang tegas berkomitmen yang tinggi itulah yang diharapkan oleh atasan sesuai dengan tupoksinya sebagai kepala sekolah yang ber-tanggung jawab. Kedisiplinan seorang Kepala sekolah dalam melaksanakan program supervisi akademik akan memperlancar pelaksanaannya supervisi akademik yang berkesinambungan. Sesuai dengan jawaban pertanyaan 1.4 dari delapan kepala sekolah menjawab ya diperoleh 100% dengan jawaban ya artinya setuju dengan pertanyaan bahwa faktor kepemimpinan kepa-la sekokepa-lah merupakan faktor penentu suksesnya pelaksanaan supervisi akademik secara berkesinam-bungan.

(9)

sekolah menyetujui dengan jawaban ya yang berarti setuju dengan pertanyaan peneliti bahwa faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo Magelang adalah dari faktor program perencanaan supervisi akademik yang dibuat oleh kepala sekolah, dengan perencanaan supervisi yang baik maka keberhasilan supervisi akademik di sekolah tersebut mestinya akan tercapai.

Faktor ketiga penyeban kesinambungan supervisi akademik kepala sekolah adalah faktor kebijakan dari atasan, atasan membawa dampak yang sangat tinggi terhadap pelaksanaan sebuah program karena atasan memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mempengaruhi bawahan jika atasan memiliki kebijakan senantiasa akan diikuti oleh jajaran di bawahnya, struktur atasan mempunyai kekuatan vertikal untuk bisa menekan semua kebijakannya untuk dilaksanakan oleh bawahannya begitupun dengan supervisi akademik akan sangat berpengaruh jika atasan memberikan acuan pelaksanaan bagi terlaksananya program supervisi akademik yang harus dijalankan oleh bawahannya, kepala sekolah akan mematuhi semua aturan kebijakan atasan, berhasil tidaknya pelaksanan supervisi akademik akan sangat dipenga-ruhi juga oleh kebijakan dari atasan yang merujuk kepada pelaksanan supervisi akademik untuk dilaksa-nakan oleh kepala sekolah.

(10)

walaupun persentasenya tidak begitu tinggi bila dibanfingkan dengan ketiga faktor diatas namun itu merupakan bentuk suatau cara agar pelaksanan supervisi akademik berjalan secara berkesinambungan. Pada dasarnya guru yang memohon dilaksanakannya supervisi akademik karena merasa sangat butuh akan bimbingan dari kepala sekolah yang sudah beberapa waktummungkin tidak dilakukan karena mutasi kepala sekolah yang terlalu lama, atau kepla sekolah sudah sekian lama tidak melakukan supervisi akademik karena suatu hal sehingga memungkinkan tidak dilakukannya kegiatan supervisi di sekolah itu.

(11)

4.2 Pembahasan Pelaksanaan Supervisi

Aka-demik Kepala Sekolah SD di Tegalrejo

Magelang Secara Berkesinambungan

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo Magelang Ada dua kelompok, satu kelompok yang melaksanakan supervisi secara berkesi-nambungan, kelompok lain adalah kelompok kepala sekolah yang tidak melaksanakan supervisi akademik secara tidak berkesinambungan yang. Yang menjadi subyek penelitian adalah kepala sekolah yang telah melaksanakan supervisi secara berkesinambungan.

Peneliti tidak memfokuskan penelitian kepala sekolah yang melaksanakan supervisi tidak berkesi-nambungan melainkan meneliti sekolah yang melak-sanakan supervisi secara berkesinambungan karena bukan hal yang menjadi titik tujuan penelitian Kepala SD di Tegalrejo Magelang melaksanakan supervisi dengan mempersiapkan instrumen supervisi akademik sebagai panduan pelaksanaan.

(12)

Alasan beberapa kepala sekolah mengapa mela-kukan kegiatan supervisi akademik secara berkesi-nambungan antara lain disebabkan karena:

Model kepemimpinan kepala sekolah berbeda ada kepala sekolah yang disiplin, tegas, komitmen berkompeten, namun juga masih ada kepala sekolah yang sebaliknya. Harapan peneliti adalah kepala sekolah yang menjadi tempat penelitian sekaligus sebagai responden kepala sekolah yang memiliki sikap tegas namun lembut, disiplin dan komitmen dengan tupoksinya sebagai kepala sekolah. Keteladanan kepala sekolah yang menjadi panutan di sekolah memegang peranan sangat penting dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah.

Program kegiatan supervisi akademik di SD di Tegalrejo Magelang dilaksanakan oleh kepala sekolah pada setiap akhir semester ganjil, serta akhir semester genap. Bagi sekolah yang telah berjalan supervisi akademiknya. Adapun supervisi akademik di SD di Tegalrejo Magelang, masih ada yang belum dapat melaksanakannya sesuai yang diharapkan karena beberapa hal yang menjadi hambatannya antara lain ada beberapa faktor:

(13)

Aspek/materi yang menjadi sasaran kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah SD di Tegalrejo. Sasaran supervisi mencakup proses pembelajaran baik dari awal perencanaan, pengelolaan kelas hingga evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut. Dalam hal ini kepala sekolah mensuper-visi pada aspek pokok yang meliputi administrasi perangkat (silabus dan RPP), pengelolaan kegiatan pembelajaran di kelas, pelaksanaan evaluasi pembela-jaran dan mengakhiri dengan pemberian pembinaan kepada masing-masing guru secara pribadi dan kelompok.

Sasaran pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo pada semua guru di sekolah, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo juga ditujukan pada guru baik PNS maupun non PNS. Hal ini untuk menyamakan tujuan dan target kompe-tensi semua guru sehingga peningkatan mutu pem-belajaran dapat terealisasi secara maksimal.

Kepala sekolah menemui guru dalam pelaksa-naan supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo Magelang sebanyak minimal satu kali dalam satu tahap supervisi. Tahap sosialisasi program supervisi, tahap kunjungan kepala sekolah pada guru, tahap evaluasi/refleksi.

(14)

Tegalrejo mengelola pembelajaran untuk mendu-kung program supervisi akademik mengacu pada perangkat pembelajaran yang telah dipersiapkan sehingga penge-lolaan pembelajaran berlangsung dengan maksimal. Guru mengelola program pembelajaran dengan menyesuaikan silabus, RPP dan materi ajar, sehingga bisa memilih metode pembelajaran yang sesuai.

Guna mendukung kelas yang kondusif guru kelas mengkondisikan kelas baik dari sarana prasa-rana, materi ajar, maupun metode pembelajaran sesuai dengan kondisi kemampuan siswa.

4.2.1 Faktor-faktor Penyebab Supervisi Akademik Dilaksanakan secara Berkesinambungan oleh Kepala Sekolah Dasar di Tegalrejo Magelang?

Dalam pelaksanaan supervisi akademik Kepala sekolah Dasar di Tegalrejo Magelang yang dilaksana-kan oleh supervisor seperti kepala sekolah layaknya pelaksanaan program supervisi pada sekolah lain. Beberapa pendukung pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo Magelang ini berupa: (1) aturan dinas pendidikan tentang perintah pelak-sanaan supervisi oleh kepala sekolah; (2) posisi kepala sekolah lebih tinggi daripada guru; (3) sikap guru yang tunduk dan patuh pada pelaksanaan supervisi.

(15)

yang diadakan oleh dinas pendidikan maupun lokal guna peningkatan kemampuan kompetensi mengajar; (2) Kepala sekolah memberikan pantauan tiap seming-gu sekali pada akhir pekan untuk mengecek persiapan administrasi yang akan dilaksanakan pada jaran berikutnya dan mengevaluasi program pembela-jaran pada minggu yang telah lalu; (3) Guru memberi-kan bimbingan baik secara pribadi maupun kelompok.

Adapun faktor faktor lain penyebab kesinam-bungan pelaksanaan supervisi akademik SD Tegalrejo Magelang adalah: (1) Faktor kepemimpinan kepala sekolah; (2) Faktor perencanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah; (3) kebijakan dari atasan yang mendorong dilaksanakannya kegiatan supervisi akademik; (4) permintaan sendiri oleh guru untuk dilakukan supervisi akademik.

4.3 Evaluasi Supervisi Akademik Kepala

Sekolah SD di Tegalrejo Magelang

(16)

Tujuan utama diadakan evaluasi Supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo Magelang adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran sehingga kepala sekolah mampu memberikan solusi guna peningkatan kompetensi guru. Manfaat diadakannya evaluasi Supervisi akademik kepala sekolah cukup banyak di antaranya: (1) kepala sekolah menjadi lebih tahu kelebihan dan kelemahan guru dalam proses penge-lolaan pembelajaran; (2) kepala sekolah bisa dengan segera mencari solusi untuk meningkatkan kompe-tensi guru profesional.

Format penilaian Supervisi akademik kepala sekolah SD di Tegalrejo Magelang disusun oleh kepala sekolah dalam guna memudahkan kriteria keberhasil-an supervisi sebagaima ykeberhasil-ang diharapkkeberhasil-an. Format tersebut mengacu pada aspek-aspek yang menjadi obyek supervisi keterkaitan dengan kinerja guru. Format yang digunakan untuk penilaian meliputi: (1) kolom aspek kegiatan perencanaan guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran; (2) kolom aspek kegiatan guru dalam pengelolaam pembelajaran; (3) kolom aspek kegiatan guru dalam evaluasi pem-belajaran; (4) kolom aspek kegiatan guru dalam program tindak lanjut pembeajaran.

(17)

penge-lolaan pembelajaran di kelas, aspek penilaian dan aspek program tindak lanjut.

Seusai pelaksanaan evaluasi supervisi, Kepala Sekolah mengukur peningkatan kompetensi akademik guru sebelum dan sesudah diadakan supervisi. Dengan kriteria keberhasilan standar minimal 80%. Jika sudah mencapai minimal 80% maka dianggap sudah cukup baik dan berhasil.

Hasil wawancara dengan responden delapan kepala sekolah sebagai berikut:

Kepala sekolah SD Negeri Wonosuko Tegalrejo, mengatakan bahwa kepala sekolah hendaknya mem-buat suatu peren-canaan supervisi terlebih dahulu, dari supervisi tersebut tercantum jadwal kegiatan supervisi yang akan dilaksanakan.

Sebagaimana juga dijelaskan oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Dawung, beliau juga mengatakan bahwa Tiap Awal Tahun pelajaran Kepala Sekolah seha-rusnya membuat perencanaan supervisi akademik serta jadwal pelaksanaan supervisi akademik yang akan dilakukan setahun yang akan datang;

(18)

pelaksanaan kegiatan supervisi akademik secara berkesinambung-an. Supervisi akademik akan bisa dilakukan secara berkesinambungan apabila sebelum-nya telah ada perencanaan yang matang.

Mengenai pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru oleh kepala sekolah SD di Tegalrejo Magelang, dari delapan Kepala Sekolah yang peneliti wawancarai, beberapa di antaranya menyatakan sebagai berikut:

Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo mengatakan bahwa Kepala Sekolah menyupervisi guru dilakukan dua kali dalam setahun yaitu supervisi vormatif dan supervisi sumatif. Sedangkan Kepala Sekolah SD Negeri Japan mengatakan bahwa Supervisi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh Kepala Sekolah dalam perencanaan Supervisi dari Kepala Sekolah yang telah disepakati dengan guru .

Dari dua jawaban kepala sekolah tersebut sedikit ada perbedaan antara kepala sekolah Tegalrejo dengan Kepala Sekolah Japan yang menjelaskan bahwa supervisi akademik di sekolah dilakukan dua kali dalam setahun yaitu supervisi formatif dengan super-visi sumatif. Menurut peneliti bahwa apa yang disam-paikan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo itu adalah kegiatan Penilaian Kinerja Guru (PKG). Dalam pelaksa-naan PKG memang ada kesamaan antara supervisi akademik dengan PKG karena keduanya sama sama menilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

(19)

sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh kepala sekolah dengan kesepakatan guru kapan akan dilaksanakaan supervisi, tidak terpancang oleh waktu apakah formatif atau sumatif, tapi supervisi kepala sekolah dila-kukan kapan saja sesuai dengan kesepakatan. Adapun untuk kegiatan PKG sudah ada jadwal dari atasan yaitu dari pengawas satuan pendidikan yang menentukan.

Dari enam kepala sekolah SD di Kecamatan Tegalrejo yaitu Kepala SD Negeri Wonosuko, Kepala SD Negeri Kebonagung, Kepala SD Negeri Purwosari, Kepala SD Negeri Dawung, Kepala SD Negeri Klopo 1, Kepala SD Negeri Girirejo, mengatakan persamaan semua menjawab Supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati dengan guru.

Mengenai pengaturan waktu pelaksanaan super-visi akademik guru SD di Tegalrejo Magelang agar berjalan secara berkesinambungan, terdapat kesamaan jawaban dari kedelapan kepala sekolah yang peneliti wawancara, yaitu: bahwa jadwal yang sudah direncanakan oleh kepala sekolah dalam perencanaan supervisi akademik dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan guru, kemudian dikomunikasikan kepada guru dilaksanakan minimal satu kali dalam satu semester.

(20)

Kepala Sekolah SD Negeri Dawung, Kepala Sekolah SD Negeri Japan, Kepala SD Negeri Klopo 1 mengatakan ada kesamaan yaitu bahwa langkah-langkah Kepala Seko-lah dalam mensupervisi guru adalah: pertama, mem-buat jadwal perencanaan supervisi, melaksanakan supervisi, mensosialisasikan kepada guru, mengada-kan kerjasama kapan akan bersedia disupervisi, melaksanakan supervisi kunjungan kelas. Kedua, merefleksi kegiatan supervisi yang telah dilakukan kepada guru. Ketiga, melakukan tindak lanjut hasil supervisi kepada guru.

Sedangkan kepala sekolah yang lain seperti Kepala Sekolah SD Negeri Purwosari, Kepala SD Negeri Girirejo, Kepala Sekolah SD Negeri Kebonagung, Kepala SD Negeri Wonosuko, Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo, masing masing berbeda namun hanya belum lengkap tidak sampai ke tindak lanjut supervisi. Namun semua inti-nya sama bahwa langkah-langkah supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah: pertama, membuat perencanaan supervisi, menjadwalkan kegi-atan supervisi, mensosialisasikan pelaksanaan super-visi kepada guru, ada kesepakatan antara kepala sekolah dengan guru, melaksanakan kunjungan kelas. Kedua, merefleksi kegiatan supervisi.

Ketiga, melakukan tindak lanjut hasil supervisi kepada guru.

(21)

jawabanya ada kesamaan bahwa Kepala Sekolah mensupervisi semua guru baik PNS maupun non PNS.

Pada pertanyaan ke enam mengenai berapa kali kepala sekolah menemui guru dalam pelaksanaan supervisi akademik SD di Tegalrejo Magelang, jawaban dari kedelapan Kepala Sekolah mengatakan minimal kepala sekolah menemui guru untuk kegiatan super-visi satu kali dalam satu semester, sebaiknya sampai tiga kali yang ideal, pertama kunjungan kelas, kedua merefleksi hasil kunjungan kelas, ketiga menindak lanjuti hasil supervisi akademik. Jika nilai belum maksimal atau belum memenuhi standar dapat dilakukan kunjungan kelas ulang.

(22)

Mengenai faktor penghambat supervisi akademik SD di Tegalrejo Magelang secara berkesinam-bungan, kedelapan Kepala Sekolah mengatakan ada kesamaan yaitu: guru yang tidak memiliki tanggung jawab sesuai dengan tupoksinya sebagai guru, guru dengan motivasi rendah, guru yang tidak memiliki semangat kerja tinggi itulah yang akan menghambat kegiatan supervisi akademik berkesinambungan di sekolah.

Sedangkan faktor kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh dalam pelaksanaan supervisi akademik SD di Tegalrejo Magelang secara berkesi-nambungan, Kepala Sekolah SD Negeri Japan, Kepala Sekolah SD Negeri Wonosuko, Kepala Sekolah SD Negeri Tegalrejo, Kepala Sekolah SD Negeri Dawung mengatakan, faktor kesinambungan supervisi akademik Kepala Sekolah terletak pada model kepemimpinan kepala sekolah yang memegang peranan sangat penting, jika kepala sekolah tegas tekun dan disiplin akan ber-pengaruh terhadap pelaksanaan supervisi akademik tersebut dilaksanakan di sekolah itu.

Adapun Kepala Sekolah SD Negeri Girirejo, Kepala Sekolah Japan, Kepala Sekolah SD Negeri Klopo 1, Kepala Sekolah SD Negeri Kebonagung mengatakan, faktor model kepemimpinan kepala sekolah yang baik sesuai dengan aturan yang berlaku dan yang fleksibel dalam menjalankan kepemimpinanya akan berpenga-ruh besar terhadap pelaksanaan supervisi akademik secara berkesinambungan.

(23)

menja-di faktor pertama berhasil tidaknya kegiatan dan pelak-sanaan supervisi akademik secara berkesinambungan di sekolah itu. Dengan kata lain bahwa keteladanan dari kepala sekolah sangat memgang peran penting di dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah.

Mengenai faktor perencanaan supervisi akademik apakah mempengaruhi pelaksanaan supervisi akade-mik secara berkesinambungan, dari delapan kepala sekolah yang penulis wawancarai mengatakan sama, yaitu bahwa jika suatu kegiatan tidak dilakukan perencanaan secara baik, maka kegiatan tersebut tidak akan bisa berjalan dengan baik pula.

Peneliti menyimpulkan dari jawaban kepala sekolah di atas, bahwa faktor perencanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah meme-gang peranan sangat penting dalam kegiatan supervisi akademik agar dapat berjalan secara berkesinam-bungan.

Kesinambungan pelaksanaan supervisi akademik ini dimaksudkan bahwa dari perencanaan super-visi yang dibuat oleh Kepala Sekolah harus dilaksanakan oleh kepala sekolah pengganti jika suatu saat kepala sekolah tersebut dimutasi atau diganti orang lain. Supervisi akademik di sekolah itu akan tetap berkelanjutan dilaksanakan oleh kepala sekolah yang menggantinya, dengan demikian ada kesinambungan kegiatan pelaksanaan supervisi akademik di sekolah tersebut.

(24)

akademik Kepala sekolah SD di Tegalrejo adalah sebagai berikut:

1. Faktor Kepemimpinan kepala sekolah, memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan supervisi akademik di suatu sekolah; atau faktor keteladanan dari kepala sekolah memegang peran sangat penting dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah.

2. Faktor Perencanaan supervisi akademik yang di-buat oleh kepala sekolah dilaksanakan oleh peng-ganti Kepala sekolah jika suatu saat dimutasi sehingga kegiatan pelaksanaan supervisi akademik tidak terputus atau tetap berkesinambungan.

3. Kebijakan atasan yang mengharuskan supervisi akademik dilaksanakan.

(25)

4.4 Trianggulasi Data

TRI ANGGULASI DATA ANTARA WAWANCARA, OBSERVASI (NARA SUMBER) DAN STUDI

DOKUMENTASI

Judul Tesis : Faktor Penyebab Kesinambungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah SD di Tegalrejo Magelang

Gambar

Tabel 4.1

Referensi

Dokumen terkait

Proses Pencarian Makna Hidup Lansia Lajang yang Tinggal di Panti Werdha Karitas Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Abstract: The antimicrobial activities of the methanolic extracts of Euphorbia hirta L leaves, flowers, stems and roots were evaluated against some medically important bacteria

Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan.Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang

Keluarga Pr juga meiliki kekhasan tersendiri dimana anak tidak hanya diikutsertakan dalam kegiatan ibadah keluarga bersama tetapi orang tua selalu merangkul anak sehingga anaknya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya faktor – faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention. Karena pada perkembangan bisnis yang dinamis ini

Dalam beradaptasi dengan lingkungan, berkomunikasi secara efektif, dan empatik, santun berkomunikasi beliau cukup baik hal ini terbukti ketika peneliti meminta izin untuk

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIALUNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI EMOSIONAL SOSIAL PESERTA DIDIK BERBAKAT.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Hubungan dalam rumah tangga (dukungan suami, keluarga lain, lingkungan terhadap kehamilan)3. Dukungan psikologis: apakah