• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pembuatan dan Karakterisasi Komposit Polomer dari Polipropilena BerkasOLIPROPILENA BEKAS − SERBUK KULIT Tanduk Kopi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pembuatan dan Karakterisasi Komposit Polomer dari Polipropilena BerkasOLIPROPILENA BEKAS − SERBUK KULIT Tanduk Kopi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

dalam bentuk terikat, dan 15% bahan koloid yang tidak mengandung air. Bagian ini bersifat

koloid hidrofilik yang terdiri dari ±80% pectin dan ±20% gula. Bagian buah yang terletak

antara daging buah dengan biji (endosperm) disebut kulit tanduk. Densitas serbuk kulit kaca

kopi ±0.65 g/m3(Baon, 2005). Berikut komposisi kimia kulit kaca pada biji kopi dapat dilihat

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Persentase komponen–komponen Yang Terkandung Dalam Kulit Kaca Kopi

Komponen Kandungan (%)

Kulit tanduk berperan sebagai pelindung biji kopi dari kerusakan mekanis yang mungkin

terjadi pada waktu pengolahan (Sifat sifat Kopi .pdf. Universitas Negeri Sebelas Maret, 2011).

2.2. Polimer

2.2.1. Sifat–sifat Polimer

Polimer alam umumnya mudah menyerap air, tidak stabil karena pemanasan dan

sukar dijadikan berbagai macam bentuk. Polimer sintetik mempunyai sifat yang berbeda

dengan polimer alam. Polimer sintetik sukar diuraikan mikroorganisme, dan tahan terhadap

air atau tidak menyerap air.

Sifat – sifat polimer ditentukan oleh empat hal, yaitu: panjangnya rantai, gaya antar

molekul, percabangan, dan ikatan silang anatar rantai polimer. Kekuatan dan titik leleh

polimer naik dengan bertambah panjangnya rantai polimer. Bila gaya antar molekul pada

rantai polimer besar, makapolimer menjadi kuat dan sukar meleleh. Rantai polimer yang

(3)

Makin banyak ikatan silang makin kaku polimer dan mudah patah. Polimer yang

mempunyai ikatan silang bersifat termoset artinya hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu

pada saat pembuatannya, selanjutnya apabila pecah tak dapat disambung lagi dengan

pemanasan, karena susunan molekul– molekulnya pada ikatan silang antar rantai akan rusak

apabila dipanaskan lagi. Sebaliknya polimer yang tidak memiliki ikatan silang bersifat

termoplastik artinya dapat dipanaskan berulang – ulang. Ketika dipanaskan, polimer yang

bersifat termoplastik meleleh dan kembali mengeras ketika didinginkan. Jadi apabila pecah

polimer termoplastik dapat disambung kembali dengan cara dipanaskan atau dapat dicetak

ulang dengan cara dipanaskan. Contoh polimer termoset ialah bakelit, sedangkan polimer

termoplastik ialah polietilena dan polipropilena (Hartomo, 1993).

2.3. Hemiselulosa

Hemiselulosa merupakan suatu polisakarida lain yang terdapat dalam tanaman dan

tergolong senyawa organik. Kandungan hemiselulosa pada kulit tanduk kopi sebesar 11,60%.

Hemiselulosa bersifat nonkristalin dan tidak bersifat serat, mudah mengembang karena itu

hemiselulosa sangat berpengaruh terhadap terbentuknya jalinan antara serat pada saat

pembentukan lembaran, lebih mudah larut dalam pelarut alkali dan lebih mudah dihidrolisis

dengan asam menjadi komponen monomernya yang terdiri dari glukosa, Dmanosa,

D-galaktosa, D-silosa dan L-arabinosa (Humala Simanjuntak, 2007).

Hemiselulosa berfungsi sebagai bahan pendukung dalam dinding sel dan berlaku

sebagai perekat antara sel tunggal yang terdapat didalam kulit tanduk kopi dan tanaman

lainnya. Perbedaan Hemiselulosa dengan Selulosa yaitu : Hemiselulosa mudah larut dalam

alkali tapi sukar larut dalam asam, sedangkan selulosa adalah sebaliknya.

Hemiselulosa bukan merupakan serat-serat panjang seperti selulosa. Hasil hidrolisis

selulosa akan menghasilkan D-glukosa, sedangkan hasil hidrolisis hemiselulosa

menghasilkan D-xilosis dan monosakarida. Kandungan hemiselulosa yang tinggi

memberikan kontribusi pada ikatan antara serat, karena hemiselulosa bertindak sebagai

perekat dalam setiap serat tunggal. Hemiselulosa kayu lunak tersusun atas

galaktoglukomanan (15-20%) dan xylan (7-10%).

(4)

Komposit adalah penggabungan dua atau lebih material yang berbeda sebagai suatu

kombinasi yang menyatu. Bahan komposit pada umumnya terdiri dari dua unsur, yaitu serat

(fiber) sebagai pengisi dan bahan pengikat serat yang disebut matrik. Didalam komposit unsur utamanya serat, sedangkan bahan pengikatnya polimer yang mudah dibentuk.

Penggunaan serat sendiri yang utama adalah menentukan karakteristik bahan

komposit, seperti kekakuan, kekuatan serta sifat mekanik lainnya. Sebagai bahan pengisi,

serat digunakan untuk menahan gaya yang bekerja pada bahan komposit, matrik berfungsi

melindungi dan mengikat serat agar dapat bekerja dengan baik terhadap gaya-gaya yang

terjadi. Oleh karena itu untuk bahan serat digunakan bahan yang kuat, kaku dan getas,

sedangkan bahan matrik dipilih bahan-bahan yang liat, lunak dan tahan terhadap perlakuan

kimia.

Pembuatan komposit plastik dengan memanfaatkan polipropilena bekas dari

kumpulan limbah aqua gelas sebagai matriksnya dan serbuk kulit kaca kopi sebagai filler atau

pengisinya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai

substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh febrianto,

2001. Pada proses pembuatan komposit plastik, polipropilena bekas dimodifikasi terlebih

dahulu, kemudian bahan pengisi dicampur secara bersamaan didalam alat pengadon dan

dibentuk menjadi komposit plastik (Han dan Shiraishi, 1990)

2.5. Polipropilena

Polipropilena adalah merupakan suatu komoditas yang menarik dari polimer

termoplastik. Ketertarikan terhadap polipropilena ini ditimbulkan karena adanya aplikasinya

dalam bidang komposit, bioteknologi, teknologi serbuk, bidang elektronik dan pendukung

katalisasi untuk bioreaktor dan pada pengeringan air ( Paik, 2007).

Polipropilena atau polipropilena (PP) adalah sebuah polimer termo plastik yang dibuat

oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil

(contohnya tali, pakaian, dan karpet), alat tulis, berbagai tipe wadah yang dapat dipaki

berulang-ulang, perlengkapan laboratorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan uang

kertas polimer. Polimer adisi yang terbuat dari monomer polipropilena pada permukaannya

tidak rata serta memiliki sifat resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia,

(5)

Polipropilena biasanya didaur ulang, dan symbol daur ulangnya adalah nomor 5.

Pengolahan lelehan polipropilena bisa dicapai melalui ekstruksi dan pencetakkan. Metode

ekstruksi (pelelehan) yang umum menyertakan produksi serat pintal ikat dan tiup (hembus)

leleh untuk membentuk yang panjang buat nantinya diubah menjadi beragam produk yang

berguna sekali dalam kehidupan masyarakat seperti masker muka, penyaring, lap, dan popok

(http://en.wikipedia.org.wiki.Polypropylene).

2.5.1 Sifat-sifat polipropilena

Polipropilena merupakan jenis bahan baku plastik yang ringan,dengan densitas

0,90-0,92g/ml dan memiliki kekerasan dan kerapuhan yang paling tinggi dan bersifat kurang stabil

terhadap panas dikarenakan adanya hidrogen tersier. Penggunaan bahan pengisi dan penguat

memungkinkan polipropilena memiliki mutu kimia yang baik sebagai bahan polimer dan

tahan terhadap pemecahan karena tekanan (strees-cracking) walaupun pada temperatur tinggi.

Kerapuhan Polipropilena dibawah 0oC dapat dihilangkan dengan penggunaan bahan pengisi.

Dengan bantuan pengisi dan penguat, akan terdapat adhesi yang baik (Gacther,1990).

2.6. Asam Akrilat

Asam akrilat (acrylic acid atau prop-2-enoic acid) mempunyai nama lain acroleic

acid, Ethilenecarboxylic acid, Propene acid, propenoic acid dan vinylformic acid. Rumus

molekulnya CH2=CHCOOH dan rumus kimianya C3H4O2. Asam akrilat dapat bercampur

dengan air, alcohol, eter, dan kloroform dan diproduksi dari propena dengan proses

penyulingan.

Massa molar asam akrilat adalah 72,06 g/mol dengan densitas: 1,051 g/mL, titik

leburnya 12oC (285 K, 54oF), titik didihnya 139oC (412 K, 282 oF), konstanta dissosiasinya

5,50 x 10-5, viskositasnya 1,1 cp pada suhu 25oC (Kirk Othmer, 2001).

Asam akrilat merupakan senyawa vinil karboksilat, berbau tajam dan menyengat,

merupakan asam lemah tetapi lebih korosif disbanding asam asetat, sehingga perlu penangan

yang hati – hati, dan harus dihindarikontak langsung dengan kulit. Sama dengan monomer

lainnya, asam akrilat dapat berpolimerisasi dalam keadaan tak terhambat sehingga

penyimpanannya harus dihindari dari banyak monomer pada temperature tertentu. Juga harus

dihindari terjadinya polimerisasi prematur sehingga dalam penyimpanan dan

(6)

2.7. Benzoil Peroksida

Benzoil peroksida mempunyai nama IUPAC: diphenylperoxyanhydride dengan

rumus strukturnya adalah C6H5-COO-OOC-C6H5, PhCO-O-O-COPh, dan (PhCO)2O2,

disingkat dengan Bz2O2. Rumus molekul benzoil peroksida adalah C14H10O4 dan massa

molarnya 242,227 g/mol. Densitasnya 1,334 g/cm3(Kirk Othmer, 2001).

Benzoil peroksida merupakan senyawa peroksida yang berfungsi sebagai inisiator

dalam proses polimerisasi dan dalam pembentukan ikatan silang berbagai polimer dan

materialnya. Senyawa peroksida ini dapat digunakan sebagai pembentuk radikal bebas

(Siriwardena, 2001).

Benzoil peroksida adalah golongan komia peroksida, terdiri dari dua gugus benzoil (asam

benzoic dan H dari asam karboxyl yang dipindahkan) yang dihubungankan oleh gugus

peroksida. Benzoil peroksida ini dapat diproleh dengan mereaksikan sodium peroksida dan

benzoil klorida yang menghasilkan benzoil peroksida dan sodium klorida (Al Malaika, 1997).

2.8. Modifikasi polipropilena

Polimer hidrokarbon jenuh seperti polipropilena dapat terfungsional dengan cara

pencangkokan menggunakan monomer reaktif, misalnya: anhidrida maleat, glisidil

metakrilat, akrilamida dan asam akrilat untuk menghasilkan polimer yang bergugus reaktif,

sehingga dapat bereaksi lebih lanjut dengan polimer yang sesuai (Al malaika, 1997)

Modifikasi polipropilena bertujuan untuk menurunkan hidrofobisitasnya dengan cara

penambahan bahan yang bersifat sebagai bahan pengikat, dilaporkan bahwa anhidrida malat

dapat ditempelkan ke matriks polietilena dan terikat secara kimiawi dengan bantuan inisiator

benzoil peroksida dan juga telah berhasil melakukan melakukan ikatan ester ke dalam matriks

polipropilena yang dapat berikatan kimia dengan serat selulosa (Joli, 1996).

Wirjosentono dan Guritno (1998) telah berhasil menempelkan gugus akrilat pada

matrik polipropilena mengunakan inisiator dikumil peroksida yang terikat secara kimia

sehingga dapat diisi serbuk kulit kaca kopi. Modifikasi polipropilena dapat meningkatkan

kepolarannya sehingga dapat berinteraksi dengan polimer lain yang bersifat polar seperti

(7)

Peroksida membentuk radikal yang memicu reaksi pengikat silangan. Penguraian

peroksida membentuk radikal yang memicu reaksi pengikat silangan dapat dilihat pada reaksi

dasar proses ikat silang sebagai berikut:

Disosiasi termal : I R + R

(atau R1 + R2 )

Penarikan hydrogen : R + PH RH + P

Rekombinasi/gabungan ulang : R + P R — P

Rekombinasi : R + R R —R

Ikat silang : P + P P —P

Dimana :

I =Peroksida

R /R1 / R2 =Radikalperoksida

P =Polimer

H =Hidrogen

P =Radikal polimer

Mekanisme penempelan gugus fungsi pada matriks polipropilena melalui

pembentukan radikal pada atom C tersier dengan adanya inisiator benzoil peroksida maka

atom H terlepas dan terbentuk radikal, selanjutnya akan berinteraksi melalui gugus vinil asam

(8)

Gambar 2.2 Skema Penempelan Gugus Akrilat Pada Polipropilena (Al Malaika, 1997)

2.9. Sifat mekanik Polimer

1. Pengujian Kuat Tarik (Tensile Strength).

Uji tarik adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan mengetahui

kekuatan bahan terhadap gaya tarik. Dengan melakukan uji tarik kita mengetahui bagaimana

bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material

bertambah panjang. Bila kita terus menarik suatu bahan sampai putus, kita akan mendapatkan

profil tarikan yang lengkap berupa kurva. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya

(9)
(10)

σ =

………(1)

Fmaks= Beban yang diberikan arah tegak lurus terhadap penampang spesimen (N)

Ao = Luas penampang mula-mula spesimen sebelum diberikanpembebanan (m2)

σ = Enginering Stress (Nm-2)

Enginering Strain (ε):

ε =

=

………. (2)

ε = Enginering Strain

lo= Panjang mula-mula spesimen sebelum pembebanan

Δ l = Pertambahan panjang

Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:

E = ………..….……. (3)

E = Modulus Elastisitas atau Modulus Young (Nm-2)

σ = Enginering Stress (Nm-2)

ε = Enginering Strain

Dari gambar kurva hubungan antara gaya tarikan dan pertambahan panjang kita dapat

(11)

Gambar 2.5 Kurva Tegangan dan Regangan Hasil Uji Tarik

Daerah Linear(elastic limit)

Bila sebuah bahan diberi beban sampai pada titik A, kemudian bebannya dihilangkan,

maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula (tepatnya hampir kembali ke kondisi semula) yaitu regangan “nol” pada titik O. Tetapi bila beban ditarik sampai melewati titik A, hukum Hooke tidak lagi berlaku dan terdapat perubahan permanen dari bahan tersebut.

Terdapat konvensi batas regangan permamen (permanent strain) sehingga disebut perubahan

elastis yaitu kurang 0.03%, tetapi sebagian referensi menyebutkan 0.005% .

Titik Luluhatau batas proporsional

Titik dimana suatu bahan apabila diberi suatu beban memasuki fase peralihan

deformasi elastis ke plastis. Yaitu titik sampai di mana penerapan hokum Hook masih bisa

ditolerir. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.

Deformasi plastis(plastic deformation)

Yaitu perubahan bentuk yang tidak kembali ke keadaan semula, yaitu bila bahan

ditarik sampai melewati batas proporsional.

Ultimate Tensile Strength (UTS)

Merupakan besar tegangan maksimum yang didapatkan dalam uji tarik.

(12)

Merupakan besar tegangan di mana bahan yang diuji putus atau patah.

2. Pengujian Kuat Lentur (Flexural Strength).

Kekuatan lentur atau kekuatan bending adalah tegangan bending terbesar yang dapat

diterima akibat pembebanan luar tanpa mengalami deformasi besar. Pengujian kuat lentur

dilakukan untuk mengetahui ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan pada titik lentur

dan juga untuk mengetahui keeleksitasan suatu bahan. Cara pengujian kuat lentur ini dengan

memberikan pembebanan tegak lurus terhadap sampel dengan tiga titik lentur dan titik-titik

sebagai penahan berjarak tertentu. Titik pembebanan diletakkan pada pertengahan panjang

sampel. Pada pengujian ini terjadi perlengkungan pada titik tengah sampel dan besarnya

perlengkungan ini dinamakan defleksi (δ). Kemudian dicatat beban maksimum (Wmaks) dan

regangan saat specimen patah. Pada perhitungan untuk menentukan kekuatan lentur/bending,

digunakan persamaan sesuai standar ASTM D-790, yaitu :

K= ………..…… (4)

K = Tegangan lentur maksimum (N/m3)

W = Beban maksimum (N)

b = Lebar dari benda uji (m)

h = Tebal benda uji (m)

l = Jarak antara penyangga (m)

3. Pengujian Kuat Impak (Impact Strength)

Kekuatan impak adalah ketahanan terhadap tegangan yang datang secara tibatiba.

Polimer mempunyai kekuatan impak jika kuat saat dipukul dengan keras secara tiba-tiba.

Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang

berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji

(13)

Gambar

Gambar 2.2 Skema Penempelan Gugus Akrilat Pada Polipropilena (Al Malaika, 1997)
Gambar 2.5 Kurva Tegangan dan Regangan Hasil Uji Tarik

Referensi

Dokumen terkait

White Board 15 menit Mahasiswa dapat menganalisis gaya dalam momen, lintang dan normal pada struktur balok kantilever dan balok sederhana

[r]

Mechanics is the branch of the physical sciences which deals with the state of rest or motion of bodies that are subjected to the action of forces.... a home base

Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan mencuci tangan (posttest) sebagian besar atau 63,2% responden diketahui memiliki perilaku mencuci tangan yang cukup dan

tanpa terpengaruh oleh bentuk tubuhnya sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Serly et.al, (2015) yang menjelaskan bahwa body image positif

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap craving pada mantan pengguna narkoba.. Populasi penelitian ini adalah mantan

Agar suatu situs dapat terus berjalan dengan normal, selain dibutuhkan tindakan pengamanan juga dibutuhkan tindakan monitoring untuk mendeteksi masalah yang terjadi atau masalah

Hasil penelitian menunjukkan dengan intervensi terhadap anak, orang tua dan pemerintah desa serta keterlibatan dari perguruan tinggi terdapat adanya