• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA 2.1. Lokasi Desa dan Akses Jalan Menuju Desa Sukanalu 2.1.1. Lokasi Desa Sukanalu - Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk (Studi Etnografi Petani Jeruk di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM DESA 2.1. Lokasi Desa dan Akses Jalan Menuju Desa Sukanalu 2.1.1. Lokasi Desa Sukanalu - Pengetahuan Petani tentang Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk (Studi Etnografi Petani Jeruk di Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA

2.1. Lokasi Desa dan Akses Jalan Menuju Desa Sukanalu 2.1.1. Lokasi Desa Sukanalu

Desa Sukanalu berada di Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Provinsi

Sumatera Utara. Luas daerah Desa Sukanalu sekitar 15,22 Km2 atau 11,89 % dari

totol luas keseluruhan Kecamatan Barus Jahe yang terdiri dari 19 Desa. Desa

Sukanalu merupakan desa yang paling luas di Kecamatan Barus Jahe dan merupakan

peringkat ke 4 desa terluas di Kabupaten Karo21

Sarana angkutan umum dari Kota Medan menuju Desa Sukanalu dapat

ditempuh dengan menggunakan angkutan umum seperti bus Antar Kota Dalam .

Jarak desa dengan kota kecamatan berjarak 6 Km, sedangkan jarak desa

dengan ibukota Kabupaten berjarak sekitar 12 Km dan jarak Desa dengan ibukota

provinsi berjarak sekitar 75 Km. Batas wilayah Desa Sukanalu yaitu pada sisi Utara

berbatasan dengan Desa Sukajulu dan Desa Kubu Colia. Sebelah Selatan berbatasan

dengan Desa Bulan Jahe dan Sinaman. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa

Seberaya dan Kecamatan Tiga Panah. Dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa

Bulanjahe dan Bulan Julu.

2.1.2. Akses Jalan Menuju Desa Sukanalu

21

(2)

Provinsi (AKDP) Po. Borneo, Cv. Murni Express, Po. Sumatera Transport, Po.

Aronta dan Cv. Sinabung Jaya. Umumnya bus AKDP ini menggunkan bus

berkapasitas 30 orang. Rute perjalanan bus AKDP dimulai dari Terminal Pinang

Baris Kota Medan dan dapat juga melalui pool bus masing-masing di Simpang Kuala

yang menuju Kota Kabanjahe. Rute perjalanan ini melewati: Pancur Batu, Sibolangit,

Bandar Baru, Ndolu, Tahura, Peceren, Berastagi dan Kabanjahe tepatnya Terminal

Tigabaru Kabanjahe. Waktu tempuh perjalanan Medan-Kabanjahe mencapai 2-3 jam

perjalanan22

Kondisi jalan Medan-Kabanjahe tergolong cukup baik. Karena mengingat

jalan ini juga menuju daerah objek wisata Berastagi dan Resort Taman Simalem

Aekpopo. Namun yang perlu diwaspadai adalah sering terjadi longsor karena curah

hujan dan keadaan topografi jalan yang berbukit. Begitu juga topografi jalan

Medan-Kabanjahe memiliki tanjakan dan tikungan yang tajam. Bahkan tidak jarang juga

terjadi kabut, sehingga jarak pandang hanya 10 M. Namun meskipun demikian,

sepanjang perjalanan kita dapat menikmati pemandangan pegunungan yang indah.

Sepanjang perjalanan kita juga dapat menikmati aneka wisata kuliner dan hasil

buah-buahan berupa, durian, manggis, jambu, pepaya, dll .

23

Setibanya di Kota Kabanjahe, untuk menuju Desa Sukanalu kita harus

melanjutkan perjalanan dari Terminal Bawah Tiga Baru Kabanjahe dengan .

22

Jika keadaan jalan tidak macet. Dan rata rata kecepatan 60 Km/jam.

23

(3)

menggunakan minibus angkutan pedesaan Cv. Gaya Baru atau Cv. Sinar Tani. Untuk

sampai di Desa Sukanalu perjalanan akan menempuh jarak 12 Km dan lama

perjalanan sekitar waktu 15-30 menit perjalanan. Setiap harinya ada sekitar 30

angkutan pulang-pergi Kabanjahe – Sukanalu dan beroprasi mulai dari jam 06.00

wib s/d 20.00 wib.

Desa yang dilewati untuk menuju Desa Sukanalu yakni Desa Bunuraya Baru

dan Desa Tigapanah. Persisnya di Pasar Tigapanah jalan Pematang Siantar –

Kabanjahe kita akan belok kiri. Di pasar ini umumnya angkutan akan berhenti

sejenak untuk menunggu penumpang dari Pasar Tigapanah. Begitu melewati Desa

Tigapanah, kita akan memasuki perbatasan antara Desa Sukanalu dan Desa

Tigapanah. Di sini mulai terlihat perladangan warga yang umumnya merupakan

perladangan jeruk. Satu perladangan dengan perladangan lain dibatasi dengan pagar

kawat serta pagar dari pohon kembang sepatu. Umumnya setiap ladang memiliki

pagar yang cukup rapi dan tinggi untuk menghindari pencurian.

(4)

Begitu tiba di Desa Sukanalu, kita dapat langsung melihat Desa secara

keseluruhan. Karena jalannya datang dari perbukitan menuju ke dataran.

Bentuk Desa berbentuk lingkaran dan terpusat. Desa tertata dengan rapi,

karena menurut cerita tetua Desa, setelah pembakaran rumah adat pada masa

perjuangan kemerdekaan, kepala Desa membuat regulasi secara ketat setiap

penduduk yang hendak membangun rumah. Jadi meskipun ini Desa, dari awal tata

Desanya sudah cukup baik.

Kondisi jalan menuju Desa Sukanalu tergolong sangat baik. Badan jalan

kabupaten ini sudah dilapisi aspal beton dengan lebar jalan 5 meter. Karena jalan ini

merupakan jalan alternatif Aceh/Dairi menuju ke Kota Medan. Karena itulah, menuju

Desa Sukanalu dari Kota Medan kita juga dapat melalui jalan alternatif yakni masuk

kanan dari Taman Hutan Raya (Tahura) Desa Tongkeh. Jalur ini biasanya dilalui oleh

angkutan yang menuju Kota Sidikalang dan Aceh.

Rute alternatif ini, umumnya dilewati dengan menggunakan kendaraan

pribadi. Meskipun demikian bisa juga menggunakan AKDP minibus yang menuju

Sidikalang, Sumbul, Tongging dan Pematang Siantar. Namun alangkah baiknya

sebelum kita menggunakan minibus ini kita bertanya terlebih dahulu rute perjalanan

yang dilewati, karena bisa saja minibusnya via Kabanjahe. Minibus yang biasa lewat

adalah Po. Bintang Tani (BTN), Po. Samosir Pribumi (Sampri), Po. Dairi Transport

(Datra) atau Cv. Himpak. Rute ini akan melewati jalan, Medan-Tahura- Desa

(5)

Sepanjang Tahura-Sukanalu, kita juga akan melihat perladangan jeruk penduduk

yang sangat luas.

Gambar 2.2: Lau Biang Sukanalu, dan susana pertama Jika melalui jalan alternatif.

Sumber: Foto lapangan

Begitu tiba di Desa Sukanalu kita akan melewati persawahan penduduk Desa

Sukanalu terlebih dahulu. Di daerah persawaahan ini, kita juga akan melewati sebuah

sungai Lau Biang. Dari sungai inilah, dulunya penduduk Desa memenuhi kebutuhan

air setiap hari – mandi, mencuci, dsb, disebut tapin – sebelum Perusahan Dagang Air

Minum Daerah (PDAMD) Kecamatan Barujahe mengalirkan saluran air bersih untuk

warga Desa Sukanalu. Daerah persawahan ini disebut gertak. Jarak dari gertak

dengan desa hanya sekitar 300 M.

2.2. Sejarah Desa Sukanalu

Tidak ada catatan sejarah berkenaan kapan Desa Sukanalu berdiri. Desa

(6)

kuta24. Seperti Desa Tanah Karo lainnya, Desa Sukanalu juga dihuni oleh sangkep

nggeluh25

Berikut ini adalah keturunan klan-klan

Marga Sitepu dengan senina. Lalu, sangkep nggeluh lain yang terdiri dari

anak beru yaitu Marga Tarigan Tambak. Pada awalnya, Desa ini dihuni beberapa

keluarga dari Marga Sitepu Rumah Julun namun dalam perkembangannya desa ini

dihuni oleh keturunan Marga Sitepu dan kelompok marga lainnya yang merantau ke

desa ini.

26

- Kesain Rumah Julun yang merupakan pendiri Desa Sukanalu miliki anak

marga atau disebut dengan ripei antara lain:

Marga Sitepu yang disebut dengan

ripei:

Sitepu Rumah Mbelin, Sitepu Rumah Dudu, Sitepu Rumah Ganjang, Sitepu

Rumah Pulungen, Sitepu Rumah Teras, Sitepu Rumah Galuh dan Sitepu

Rumah Anjung.

- Kesain Rumah Ukir juga memiliki ripei. Disebut rumah ukir karena kesain ini

memiliki rumah ada yang memiliki ukiran, sehingga disebut kesain rumah

ukir dan ripei rumah ukir antara lain:

Sitepu Rumah Ukir, Sitepu Rumah Berneh, Sitepu Rumah Gendek, Sitepu

Rumah Deher Lesung, Sitepu Rumah Sangka Manuk, Sitepu Rumah Sibelang

Ayo, Sitepu Rumah Suki.

24

Simatek kuta adalah pendiri desa(orang pertama yang membangun/tinggal di desa itu).

25

Sakep ngeluh adalah saudara baik dari hubungan darah dan perkawinan, anak beru kalimbubu, senina dan teman meriah merupakan sangkep geluh di dalam adat karo.

26

(7)

- Kesain Rumah Mecu juga memiliki repei yang antara lain:

Sitepu Rumah Mecu, Sitepu Rumah Mbaru dan Sitepu Rumah Gajah27

Selain dari Marga Sitepu dengan sangkep geluhnya yang datang ke Desa

Sukanalu terdapat juga marga lain yang datang merantau ke sukanalu yang bukan

merupakan ripei dari marga Sitepu antara lain seperti marga Barus, Tarigan,

Perangin-angin dan Sembiring namun marga ini akan dijadikan sangkep geluh sesuai

dengan tutur

.

28

Sebelum kedatangan penjajahan Belanda ke Tanah Karo, wilayah ini

merupakan wilayah kerajaan yang dipimpin oleh klan Marga Sitepu. Sejak

kedatangan Belanda, maka pada tahun 1906 Desa Sukanalu Menjadi wilayah Raja

Urung Si Enem Kuta (raja yang membawahi enam desa) yang dipimpin oleh Marga

Sitepu. Desa yang dipimpin oleh Raja Urung Sukanalu pada masa penjajahan

Belanda adalah Desa Sinaman, Bulan Jahe, Semangat, Rumamis, Suka Julu dan

Sukanalu sendiri. Pada saat pemerintahan Belanda berkuasa, desa ini dipimpin oleh

dua orang pimpinan desa yaitu pengulu dan raja urung. Raja urung bertugas

mengurusi hubungan ke enam desa tersebut dengan pihak Belanda. Sedangkan .

2.3. Sistem Pemerintahan Desa

27

Kesain adalah lingkungan tempat tinggal atau daerah yang dihuni oleh orang tertentu. Kesain terdiri dari tiga di Desa Sukanalu: kesain rumah julun, rumah ukir, dan rumah mecu.

28

(8)

pengulu mengurusi urusan di Desa Sukanalu seperti urusan tanah, perselisihan antar

warga dan urusan adat lainnya.

Setelah Indonesia menjadi Negara Republik yang merdeka, maka secara

administratif Desa Sukanalu bukan lagi menganut sistem raja urung. Desa Sukanalu

pada akhirnya menjadi sebuah desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa atau

dalam sebutan lokalnya adalah pengulu yang berada dibawah wilayah administratif

Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo. Saat ini pemerintahan dengan sistem Raja

Urung tidak dipakai lagi oleh masyarakat tanah karo.

Untuk menjadi Kepala Desa memiliki perjuangan yang besar, dimana setiap

calon kepala desa harus mendapatkan simpati darai masyarakat, dari tingkah laku dan

sumbangsihnya terhadap Desa Sukanalu. Pada umumnya marga kepala desa di

sukanalu adalah marga Sitepu, namun di masyrakat desa sistem demokrasi mulai

berkembang sehingga setiap marga memiliki peluang yang sama untuk menduduki

kursi sebagai kepala desa. Adapun nama-nama yang pernah menjabat kepala desa di

Desa Sukanalu adalah:

1. Sebelum merdeka sampai dengan tahun 1968 dijabat oleh Bapak Rup-Rup

Sitepu

2. Tahun 1968-1983 dijabat oleh Bapak Pangkat Sitepu (selama 15 tahun, tiga

periode)

3. Tahun 1983-1988 dijabat oleh Bapak Merhat Tarigan selama satu periode

4. Tahun 1988-1993 dijabat oleh Bapak Raman Sitepu yang telah menjabat

(9)

5. Tahun 1993-1998 dijabat oleh Bapak Mangsi Sembiring yang menjabat

selama satu periode

6. Tahun 1998-2003 dijabat oleh Bapak Thomas Kancan Sitepu selama satu

periode.

7. Tahun 2003 sampai sekarang dijabat oleh Bapak Inganta Sitepu.

Adapun susunan pemerintahan Desa Sukanalu pada tahun 2012 adalah

sebagai berikut:

Kepala Desa : Inganta Sitepu

Sekretaris Desa : Albred S. Tarigan

Kepala urusan pemerintahan : -

Kepala urusan Pembangunan : Sada Arih Sitepu

Kepala urusan umum : Krista Ginting

Kepala urusan keuangan : Rasminta Br. Sembiring

2.4. Pemilikan Tanah

Sistem pemilikan lahan pada masyarakat adalah berdasarkan adat yaitu sistem

pewarisan kepada anak laki-laki. Pada awalnya pengaturan kepemilikan lahan

pertanian diatur oleh pengulu. Sistem kepemilikan lahan ini berdasarkan keturunan

Marga Sitepu sebagai pemilik tanah. Kepemilikan lahan bagi klan marga lain

merupakan pemberian dari klan Marga Sitepu yang dapat diwariskan turun-temurun

kepada keturunan penerima tanah. Selain itu terdapat juga tanah adat bersama yang

dinamakan kerangen kuta (hutan desa). Sistem ini berakhir setelah berakhirnya masa

(10)

kepemilikan tanah menjadi hak milik perorangan dan dapat diperjualbelikan tanpa

ada urusan yang berhubungan dengan marga pemilik tanah.

Pada perkembangannya, Desa Sukanalu tidak hanya dihuni oleh Suku Karo

saja. Pekerjaan penduduk yang mayoritas adalah petani membutuhkan tenaga kerja

dilahan pertanian mereka. Suku Batak Toba mapun Batak Simalungun, Suku Nias,

dan Suku Jawa sebagai suku perantau juga terdapat di desa ini. Awalnya mereka

adalah para pekerja dilahan pertanian warga kemudian menetap sebagai penduduk di

desa ini. Selain itu kedatangan suku-suku lainnya juga disebabkan oleh faktor

perkawinan eksogami.

2.5. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo

pada Desember 2008 adalah 3547 jiwa. Terdiri dari laki-laki berjumlah 1598 orang

dan perempuan berjumlah 1949 orang. Jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1055

KK. Seluruh penduduk di desa ini adalah warga Negara Indonesia atau penduduk

pribumi. Kepadatan penduduk Desa Sukanalu tahun 2011 sekitar 236,467/ km.

Secara terperinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Penduduk Desa Sukanalu sebagian besar menganut agama Kristen Protestan

62 % (GBKP 35% GPDI 20%, GKII 10%, GSJA 7%); Katolik 25% dan beragama

Islam 3%. Mayoritas penduduk desa adalah Suku Karo 2.929 jiwa, Jawa 426 jiwa,

Batak Toba 124 jiwa, Nias 68 orang. Modus kelompok pendatang ke Desa Sukanalu

bermacam-macam. Sebagian karena menikah dengan warga Desa, sedangkan yang

(11)

Pendatang dijadikan warga desa jika menetap selama 3 tahun berturut turut

dan meminta ijin pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setelah memiliki KTP,

pada umumnya pendatang membuat keluarga (ayah angkat) yang biasanya

berdasarkan kesamaan marga atau diberikan marga oleh salah satu klan marga yang

ada di desa ini. Setelah sah menjadi keluarga angkat, pendatang ini akan terlibat

dalam acara acara adat dan acara keluarga dari ayah angkatnya tersebut. Hal ini lazim

terjadi untuk menjalin hubungan baik antara warga setempat dan pendatang.

Pendatang ini biasanya bekerja di ladang jeruk dan tinggal di ladang pemilik

lahan di mana dia bekerja. Biasanya, selain merawat jeruk dia diberi lahan untuk

dikelola supaya bisa menambah gaji bulanan dari pemilik jeruk. Umumnya para

pendatang mau bekerja keras dan mau menabung uang, maka sebagian besar mereka

hidup sejahtera di Desa Sukanalu. Karena desa ini tergolong kekurangan tenaga kerja.

Sehingga jika tidak ada pekerjaan di ladang yang mengajinya per bulan, maka si

pekerja juga bisa bekerja di ladang orang lain dan gaji yang diperoleh menjadi

tambahan gaji bulanan itu.

Pada umumnya pendatang yang datang ke Desa Sukanalu akan tinggal

menetap, karena lapangan kerja yang luas. Bahkan mereka umumnya membawa serta

saudara dari tempat asal untuk sama-sama bekerja di Desa Sukanalu. Model seperti

ini umumnya merupakan pendatang yang datang dari Suku Jawa. Sedangkan untuk

Batak Toba umumnya, datang karena perkawinan campur (menikah dengan orang

(12)

Pendidikan di Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo

tergolong baik dilihat dari banyaknya jumlah penduduk yang telah memenuhi wajib

belajar sembilan tahun. Dari total penduduk di desa ini, jumlah penduduk yang

berpendidikan berjumlah 2.282 orang dan sebanyak 1.777 orang telah menamatkan

pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah

penduduk yang mendapatkan pendidikan terakhir SD/sederajat sebanyak 909 orang.

Jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan terakhir SMP/sederajat sebanyak

868 orang. Jumlah penduduk yang memiliki pendidikan SMA/sederajat sebanyak 410

orang. Sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan diploma sebanyak 65 orang

dan tamat pendidikan strata satu/sederajat sebanyak 30 orang. Secara lebih terperinci

dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Mata pencaharian utama Desa Sukanalu adalah menjadi petani. Di mana

1.299 jiwa warga Desa merupakan petani. Sisanya bekerja sebagai buruh tani 610

jiwa, PNS 52 jiwa, TNI/POLRI 1 jiwa, wiraswasta 23 jiwa dan pensiunan 48 jiwa.

Meskipun mata pencaharian pokok seseorang bukan petani, namun mereka pada

umumnya memiliki lahan pertanian yang di kerjakan sepulang dari bekerja misalnya

PNS. Jadi meski pun mereka memiliki pekerjaan pokok PNS mereka juga di sebut

petani.

Sebagai mata pencaharian tambahan warga Desa Sukanalu biasanya

memelihara hewan ternak seperti babi, lembu, kambing, bebek, ayam dan ikan emas.

(13)

kebutuhan protein keluarga. Meskipun demikian, ada juga untuk kebutuhan

dikonsumsi pada saat pesta dan dijual ke pasar.

Sebagian kecil, ada juga warga desa yang berwiraswasta dalam bidang

perdagangan hasil bumi, baik untuk tingkat lokal maupun nasional. Ditingkat lokal

perdagangan dilakukan di Desa Sukanalu dan Kota Kecamatan seperti Tigapanah,

Pasar Tigasinga Kabanjahe dan Kota Berastagi. Kelompok pedagang ini biasanya

berasal dari kalangan perempuan yang sering disebut dengan bahasa lokal adalah

peregerege/perpajak pagi.

Di tingkat provinsi, perdagangan dilakukan untuk kota besar seperti Medan,

Pakan Baru, Rantauparapat, Jambi, Kandis dan lain sebagainya. Untuk perdagangan

antar pulau atau nasional biasanya untuk daerah tujuan seperti Jakarta, Bandung, dan

dan Kota Solo. Untuk tingkat provinsi dan nasional, biasanya komoditas barang yang

dijual adalah jeruk.

Tabel 2.1 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukanalu

No Subsektor Jumlah

1 Petani 1.299 jiwa

2 Buruh tani 610 jiwa

3 PNS 52 jiwa

4 TNI/POLRI 1 jiwa

5 Pegawai swasta 22 jiwa

6 Pensiunan 48 jiwa

Jumlah 2.032 jiwa

Sumber : Monografi Desa Sukanalu 2008

2.6. Topografi Desa

Tanah yang berada di Desa Sukanalu memiliki tekstur yang subur. Jenis tanah

(14)

Tanah Karo pada umumnya, yaitu gembur dan berwarna hitam. Jenis tanah ini sangat

cocok dijadikan untuk lahan pertanian dan memang Kabupaten Tanah Karo sangat

dikenal sebagai daerah yang sangat subur.

Tanaman yang cocok ditanam di dalam jenis tanah seperti ini adalah sayur

sayuran, tomat, cabe, jeruk, kacang kacangan dan lain sebagainya. Namun tidak

semua tempat memiliki tanah yang subur di Desa Sukanalu pada umumnya daerah

yang dekat dengan aliran sungai kurang subur karena berwarna coklat dan berpasir.

Dengan bantuan pupuk yang lebih, biasanya lahan yang seperti itu juga tetap dipakai

oleh masyarakat setempat karena lahan yang sedikit dibandingkan dengan banyaknya

penduduk.

Kondisi topografi tanah di pemukiman Desa Sukanalu pada umumnya rata,

namun ada sedikit ketinggian yang juga ditempati yang disebut kesain (lingkungan)

rumah gugung. Susunan rumah di Desa Sukanalu sangat bagus karena konsep petudal

dapur sangat dipatuhi di Desa Sukanalu ini sehingga setiap rumah saling

berhadap-hadapan dan memiliki gang yang pada umumnya dapat dilalui mobil sehingga

susunan rumah terlihat rapi. Ini dapat dilakukan karena topografi desa pada umumnya

rata. Hal ini juga diperkuat dengan keputusan yang tegas oleh kepala desa harus

mematuhi konsep petudal dapur (maksutnya petudal dapur adalah dapur rumah saling

bertemu atau depan dengan depan). Dan jalan menuju perladangan warga pada

umunya telah dipasang batu sehingga akses jalan menuju lahan pertanian dapat dilalui

(15)

Suhu udara Desa Sukanalu hampir sama dengan suhu pada umumnya yang

ada di Tanah Karo yakni berada pada suhu (180C sampai dengan 240C dengan kelembapan udara (85.68%), tersebar antara (83.7%) sampai dengan (89,6%).

Wilayah Desa Sukanalu berada di ketinggian 1.200 di atas permukaan laut. Desa

Sukanalu memiliki dua musim sama dengan di Kabupaten Karo pada umumnya,

yakni musim kemarau dan musim penghujan. Menurut masyarakat desa musim

penghujan dapat dibagi dua yakni musim penghujan pertama dan musim penghujan

kedua ini dapat dibagi berdasarkan ketinggian curah hujan. Di musim penghujan

pertama biasanya curah hujan tidak terlalu tinggi, musim hujan pertama ini biasanya

terjadi di bulan Januari sampai Agustus. Sedangkan musim hujan sebenarnya berada

di bulan September sampai Desember. Yang disebut musim penghujan kedua adalah

dari penuturan warga bahwa musim penghujan sekarang ini tidak bisa lagi diprediksi

karena perubahan iklim atau cuaca. Karena sekarang ini bulan Desember juga tidak

hujan sehingga tidak dapat diprediksi kapan musim kemarau dan penghujan.

Peralihan musim dari musim kemarau ke musim penghujan biasanya

masyarakat Desa takut terjadi udan baho. Udan baho adalah hujan yang disertai ES

sebesar anggur, sehingga mengakibatkan tanaman petani gagal panen, karena setiap

tanaman yang terkena hujan ES akan busuk sehingga tidak bisa dijual lagi. Baho

merupakan hal yang paling ditakuti petani karena tidak dapat diatasi dengan

kemampuan manusia. Karena baho merupakan kejadian alam, namun berdasarkan

tradisi, masyarakat Desa Sukanalu menebarkan garam pada saat terjadi hujan ES

(16)

serangan baho seperti ini memang tidak dapat dijelaskan secara ilmu pengetahuan

namun hal ini masih tetap dilakukan.

2.7. Tata Ruang Desa dan Pemukiman

Tata ruang Desa Sukanalu tergolong baik karena konsep petudal dapur sangat

dipatuhi di desa ini. Sehingga susunan pemukiman terlihat sangat teratur dan rapi.

Susunan permukiman Desa Sukanalu terpusat dan melingkar. Namun tetap ada jalan

dan tatanan rumah yang sangat rapi. Konsep petudal dapur ini di pelopori oleh

Kepala Desa Merhat Tarigan pada tahun 83 yang kepala desa ini sangat loyal29. Sehingga masyarakat sangat menghargai, jika ada instruksi gotong royong oleh

kepala desa semua masyarakat pasti melakukan. Jika kita tidak membersihkan

sampah di depan rumah kita, kepala desa ini akan turun langsung membersihkan

halaman rumah penduduk. Sehingga karena itulah, apa yang diinstruksikan oleh

kepala desa selalu diikuti oleh seluruh warga, sehingga kosep petudal dapur ini juga

tetap dikuti sampai sekarang sehingga Desa Sukanalu terlihat rapi. Karena setiap

rumah saling berhadapan dan di antara rumah yang berhadapan terdapat gang yang

memisahkan rumah.

29

(17)

Gambar2.3 Kesain Gambar 2.4 Kesain Gambar2.5 Kesain rumah gugung.

rumah mecu rumah ukir

. .

Gang rumah yang ada di Desa Sukanalu semua dapat dilalui oleh roda empat

dan rumah saling berhadapan dan kondisi jalan juga tergolong baik. Gang yang

menghubungkan, kesain satu dengan kesain lain telah diaspal dan ukuran jalan lebar 3

M setiap gangnya juga telah dipasang batu. Sehingga serasa di areal perumahan jika

kita berkunjung ke Desa Sukanalu. Karena susunan rumahnya begitu rapi

masing-masing rumah harus menghadap ke jalan utama dan gang. Sehingga rumah saling

berhadapan di antara jalan dan gang.

Luas wilayah keseluruhan Desa Sukanalu 15,22 km. Untuk tanah sawah 230

Ha, untuk tanah kering atau pertanian dan hutan rakyat 1.280 Ha, untuk bangunan

dan perkarangan 21,5 Ha. Jumlah rumah/pemukiman warga Desa Sukanalu dari hasil

pengamatan sekitar 1000 rumah dan pada umumnya permanen dan baik. Rumah yang

permanen sekitar 70% dan semi permanen dan terbuat dari kayu sekitar 30%. Rumah

yang permanen biasanya memiliki ladang jeruk. Dan pada umumnya rumah yang

permanen memiliki alat elektonik seperti TV, radio, dan HP.

Tabel 2.2. Penyebaran Luas Wilayah Desa Sukanalu

No Penggunaan Luas (ha)

1 Pemukiman umum

21,5 2 Perkantoran

3 Tempat peribadatan

4 Pemakaman

(18)

6 Jalan

7 Pertanian Sawah

- Sawah pengairan teknis/ irigasi - Sawah nonirigasi

10 Perikanan air tawar

Luas seluruhnya 1.522

Sumber : Monografi Desa Sukanalu 2008.

2.8. Sampah, Drainase dan Sanitasi

Tempat pembuangan sampah pada umumnya disembarangan tempat. Namun

biasanya dibuat lobang di sisi pinggir belakang atau di sisi pinggir halaman rumah

yang akan dijadikan tempat buang sampah, namun ada juga yang membuat keranjang

jeruk yang digunakan untuk tong sampah. Masalah yang sebenarnya adalah tidak

adanya tempat pembungan sampah massal. Sehingga adapun keranjang tempat

sampah namun tidak dapat dibuang, sehingga sampah tetap bertebaran. Pada tahun 80

ternak babi juga masih berkeliaran bebas di perkarangan rumah. Tetapi sekarang

sudah ada aturan, ternak peliharan dilarang berkeliaran bebas di perkarangan desa.

Air bersih menjadi kendala di Desa Sukanalu. Akan tetapi karena adanya

sumur bor milik pribadi, masalah air tidak terlalu mengkhawatirkan dan juga dengan

keberadaan lau biang (sungai) yang biasanya dipakai untuk mandi oleh masyarakat

Desa. Saat ini ada angin segar bagi masyarakat Desa Sukanalu karena pembangunan

di Desa Sukanalu tergolong tinggi, saat ini saja pembangunan parit sedang

berlangsung untuk menghindari banjir dan dibangun tong penampung air umun oleh

(19)

dengan gratis. Ini juga tidak terlepas dari swadaya donatur desa yang ingin

membangun desa, sehingga pembangunan ini semua dapat terjadi.

2.9.Sarana dan Prasarana Desa

Sarana umum yang tersedia di Desa Sukanalu meliputi: sarana pendidikan

yakni, 2 SD Negeri, sebelumnya SD di Sukanalu ada tiga sekolah. Namun SDN 2,

ditutup akibat rendahnya kualitas sehingga tidak ada murid yang mau sekolah di sana

dan ditutup pada tahun 2008 yang lalu. Hingga sekarang SD Negeri ada 2 yang aktif.

Dan ada sekolah SLTP Negeri 3 Barusjahe yang ada di Desa Sukanalu. Sarana

kesehatan ada 1 unit Puskesmas dan 3 praktek bidan.

Sarana pendidikan yang memadai telah berdiri sejak tahun 1950, pada tahun

1950 hanya ada satu SD dan pada tahun 1960 SD menjadi 2 yakni SD Negeri 1 dan

SD Negeri 2. Dan pada tahun 1976 dibangun SD Inpres. Dan sampai saat ini SD

negeri 2 ditutup, sehingga SD yang bertahan sampai sekarang adalah SD negeri 1 dan

SD Inpres, dan pada tahun 2000 di buka SLTP Negeri 3 Barus Jahe di Desa

Sukanalu. Dan sekarang menjadi SLTP yang bagus karena pada umumnya

masyarakat Desa Sukanalu sekolah di SLTP ini dan tidak sedikit dari desa lain seperti

Kabanjahe, Bulanjahe, Tigajumpa, Sukajulu, Barusjahe yang sekolah ke SLTP yang

ada Sukanalu. Walapun SLTP ada di Kecamatan Tigajumpa dan Kabanjahe, namun

ada siswa dari daerah tersebut, ini membuktikan bahwa SLTP ini tergolong baik.

Sarana ibadah yaitu lima buah gereja dan sebuah mesjid. Sarana umum

lainnya adalah sebuah perpustakaan desa dan lost sada perarih (balai Desa), serta

(20)

adalah tempat permandian warga di sungai. Ketiga tapin ini mewakili setiap kesai.

Kesain Rumah Mecu pada umumnya mandi di Tapin Batahari. Sedangkan

tapingertak biasanya orang yang mandi adalah masyarakat kasain Rumah Julun. Dan

yang Tapin Rumah Ukir biasanya digunakan warga kesian Rumah Ukir dan Rumah

Gugung. Bentuk sungai yang ada di sukanalu melingkar sehingga dibuat tapin masing

masing sehingga dekat untuk menjangkau tapin tersebut.

Balai Desa Sukanalu juga merupakan salah satu balai desa terbesar di

Kabupaten Tanah Karo yakni berkapasitas 1000 orang. Balai desa ini merupakan

kebanggan penduduk Desa Sukanalu. Nama balai Desa ini adalah Balai Desa Sada

Perarih. Selain balai Desa Sukanalu juga memiliki perpustakaan Desa yang dapat

digunakan setiap hari dan mulai buka pada malam hari jam 19.00 sampai dengan jam

22.00. Biasanya yang membaca di perpustakan desa adalah anak SD dan orang tua

yang ingin tau masalah pertanian dan perternakan mereka. Perpustakan ini mulai

dibuka pada tahun 2011.

Selain perpustakaan dan balai desa, Desa Sukanalu juga merupakan daerah

wisata di mana ada mariam puntung atau sering di sebut nini mariam yang

merupakan pecahan Kerajaan Haru dan sebagai saudara laki-laki dari putri hijau,

putri Kerajaan Deli. Pecahan mariam terbagi dua, satu berada di Desa Sukanalu dan

pecahan satu lagi di Istana Maimun Kota Medan. Mariam ini telah terdaftar sebagai

daerah wisata Tanah Karo. Mariam ini juga sering digunakan masyarakat untuk

tempat berdoa supaya pertanian atau permasalahan hidup diberi jalan terbaik oleh nini

(21)

sesajennya. Namun pemandangan seperti ini sekarang ini jarang terlihat karena

terkikis oleh agama.

Sarana mengakses informasi juga tergolong baik karena telah ada warung

internet milik perorangan yang browsing per jamnya sebesar 3000 per jam. Warnet

ini ada dua, satu di kesain Rumah Mecu dan satu lagi di kesain Rumah Ukir. Balai

desa dan mariam puntung berada di kesain Rumah Ukir, perpustakan berada di kesain

Rumah Julun. Sedangkan pendidikan SD, SLTP dan Gereja berada di kesain Rumah

Mecu. Sarana kesehatan terdiri dari, sebuah Puskesmas Pembantu, 2 Polindes, 1

Posyandu, 1 Poliklinik Swasta, dan 1 Pengobatan Tradisional. Selain itu, biasanya

bidan desa juga mengunjungi ke rumah warga yang sakit, jika ada warga yang tidak

sanggup berjalan dan rawat inap bagi yang melahirkan.

Untuk sarana dan prasarana desa dapat dilihat di tabel dibawah ini:

Tabel.2.3 Sarana dan Perasarana Desa Sukanalu

NO Prsarana Jumlah Keadaan

12 Puskesmas/pengobatan tradisional 6 BAIK

13 Balai Desa 1 BAIK

14 Sumur bor milik pemerintah 1 BAIK

(22)

2.10 Tata Ruang Pertanian

Luas areal pertanian Desa Sukanalu 1280 Ha, dalam bahasa karo lahan

pertanian ini disebut perjumaan atau sering disingkat juma. Ada beberapa nama

pertanian dibuat oleh warga Desa Sukanalu; perjuman juma beren, perjuan penngel

besi, perjuman rahu, perjuman kerangen bulu babo, perjuman juma kersik,juma

parik, perjumnan bapit, perjuman perira, dan perjuman juma purba. Perjuman

penggelbesi, perjuman rahu pada umumnya dikelola oleh masyarakat kesain Rumah

Ukir dan Rumah Gugung. Perjumanjuma berneh, juma prik, juma kersik dan juma

kerangen buluh babo dikelola oleh warga kesain Rumah Mecu, sedangkan perjumaan

perira, perjuman bampit danperjuman juma purba pada umumnya dikelola oleh

masyarakat kesain rumah julun.

Jalan menuju perjumaan Desa Sukanalu tergolong baik, karena setiap jalan

menuju perjuman warga telah dipasang batu. Kondisi perjuman mengelilingi Desa

Sukanalu sehingga setiap kesain memiliki lahan pertanian yang pada umumnya dekat

dengan kesainnya. Misalnya juma kersik, bulu babo dan parik dikelola oleh

masyarakat kesain rumah mecu karena ini merupakan lokasi yang dekat degan

pemukimannya yang berada di sebelah utara Desa Sukanalu. Sedangkan, perjumaan

penggel besi dan juma rahu berada di sisi timur Desa Sukanalu yang dikelola oleh

kesain Rumah Ukir. Perjuman bampit dan juma purba sebelah selatan dan barat Desa

yang dikelola kesain rumah juluan dan sebelah barat desa merupakan jalur air lau

(23)

Tanaman yang paling banyak ditanami oleh petani Desa Sukanalu adalah

jeruk. Namun tidak sedikit juga menanam tanaman muda seperti sayuran, tomat dan

cabe. Sekarang ini terlihat dilapangan bahwa banyak masyarakat Desa Sukanalu

mengkompersikan tanaman jeruk mereka ke tanaman kopi karena serangan hama dan

karena tanamman jeruk telah menua sehingga produksi menurun. Pada musim hujan

biasanya masyarakat menanam padi atau merdang dan dibawah padi pada umumnya

ditanam cabe, tanaman tumpang tindih seperti ini akan menguntungkan petani karena

tangkai padi nantinya akan dipakai menjadi pupuk untuk kesuburan tanah tanaman

cabe dan keberadaan cabe tidak merugikan bagi padi, malah menguntungkan karena

sebelum padi di potong pupuk dari cabe bisa menjadi sumber makanan padi.

Selain itu jika musim hujan biasa juga masyarakat menanam kol atau sayuran

di bawah pokok jeruk mereka. Pada umumnya lahan di Desa Sukanalu selalu

ditanami oleh tanaman sehingga tanah pertanian Desa Sukanalu tergolong capek

karena tiada hentinya ditanami oleh tanaman petani baik tanaman tua dan muda.

Selain itu lokasi pertanian tergolong sempit dibanding dengan kepadatan penduduk.

Terlihat bahwa petani sebanyak 1299 jiwa sedangkan lahan pertanian 1280 hanya rata

rata 1 Ha/ rumah tangga. Pertumbuhan penduduk semakin pesat hingga keadaan

pertanian Desa ini sangat mengkhawatirkan jika dilihat dari perbandingan lahan

dengan jumlah petani.

Pengairan yang digunakan petani pada umumnya tadah hujan, karena setiap

petani pada umumnya memiliki bak penampungan air yang besar sehingga air

(24)

untuk dipergunakan sepanjang pertanian berlangsung. Biasa digunakan hanya untuk

memompa saja, sedangkan untuk menyiram tanaman biasanya petani hanya

menunggu hujan turun.

Selain itu petani juga pada umumnya menanam pisang di tengah ladang dan di

pinggir pinggir ladang untuk pasokan air jika keadaan kemarau. Ini merupakan

pengetahuan para petani Desa Sukanalu mengenai pengelolaan lahan pertanian.

Kerana dari penuturan warga jika menanam pisang ditengah dan di pinggir ladang

kelembapan tanah akan tetap terjaga meskipun pada musim kemarau. Lahan pertanian

di Desa Sukanalu pada umumnya berada di tanah datar, sehingga memudahkan petani

untuk mengelola lahan pertanian mereka.

2.11 Kelembagaan Desa Sukanalu

2.11.1 Identifikasi Lembaga Formal dan Non Formal Desa Sukanalu

Kelembagaan di Desa Sukanalu dapa dibagi mejadi dua yakni kelembagaan

formal dan kelembagaan non formal. Lembaga formal meliputi lembaga

pemerintahan Desa, BPD (Badan Perwakilan Desa), LKMD (Lembaga Ketahanan

Masyarakat Desa), Koperasi, Kelompok Tani, Karang Taruna, Puskesmas, Persatuan

Muda Mudi Medan sekitarnya (Persadan Sada Penggejapen).

Terdapat juga organisasi sukarela atas dasar kesamaan kepentingan, agama,

atau kesamaan latar belakang klan marga. Seperti persadan rumah berneh ras anak

beruna, Club sepakbola portis FC, Sukanalu muda FC. Lembaga formal dan non

formal dapat kita lihat di dalam tabel berikut:

(25)

NO Desa Lembaga formal Lembaga non

Sumber : Monografi Desa Sukanalu 2008.

2.11.2. Pesta Tahunan (Kerja Tahun)

Setiap lembaga Desa ini keberadaannya sangat dibutuhkan karena

keseluruhan kelembagaan ini bertujuan memajukan Desa Sukanalu baik segi sosial

dan ekonomi. Sehingga berbagai kegiatan telah dilakukan salah satunya pesta tahunan

(kerja tahun). Acara ini merupakan acara rakyat yang dilaksanakan satu tahun sekali.

Biasanya yang mengerjakan program ini adalah panitia dari karang taruna Desa

Sukanalu serta didukung oleh setiap organisasi baik non formal dan formal dukungan

baik tenaga dan dana. Sehingga acara tahunan seperti kerja tahun ini bisa berlangsung

setiap tahun. Kerja tahun ini merupakan salah satu ritual setelah menanam padi.

Acara ini dibuat bertujuan supaya padi yang ditanam subur dan berhasil.

Sekarang ini landasan mengapa dilakukan kerja tahun banyak dilupakan.

Sekarang, kerja tahun hanya menjadi ajang anak muda menari-nari dan mencari

pasangan hidup. Bagi orang tua kerja tahun berguna sebagai mburo ate tedeh yang

(26)

tahunlah biasanya keluarga berkumpul. Acara kerja tahun ini biasanya dilakukan

setiap satu tahun sekali dan biasanya bulan Oktober pada minggu ke tiga.

2.12 Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan faktor yang sangat penting dan

berpotensi untuk dikelola. SDA Desa Sukanalu terdiri dari dua faktor pertanian dan

perternakan. Pada sektor pertanian di Desa Sukanalu biasanya di kelola dengan

menanam palawija, sayur sayuran, kacang kacangan dan jeruk. Jeruk merupakan

tanaman utama pertanian Desa Sukanalu. Untuk sektor perternakan ternak lembu,

babi, ikan, ayam, bebek dan kambing.

Dalam bidang pertanian merupakan SDA karena Desa Sukanalu memiliki

tanah yang subur sehingga sangat cocok dijadikan lahan pertanian dan memiliki debet

air yang cukup untuk dijadikan perternakan ikan. Berbagi jenis sumber daya alam

yang ada di Desa Sukanalu bisa kita lihat di dalam table berikut ini:

Table 2.5 Sumber Daya Alam yang dihasilkan dari Desa Sukanalu

Sektor Bahasa lokal Bahasa Indonesia

(27)

Mbertik Gadung

Papaya Ubi Sektor peternakan Lembu

Kerbau Babi Kambing Ikan jair Manuk Bebek

Sapi Kerbau Babi Kambing Ikan mujair Ayam Bebek

Gambar

Gambar 2.1: Foto/ gambaran awal memasuki Desa Sukanalu. Sumber: Foto lapangan.
Gambar 2.2: Lau Biang Sukanalu, dan susana pertama Jika melalui jalan alternatif. Sumber: Foto lapangan
Tabel 2.1 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukanalu
Tabel 2.2. Penyebaran Luas Wilayah Desa Sukanalu
+2

Referensi

Dokumen terkait

Masalah ekonomi rumah tangga merupakan satu masalah yang cukup pelik yang menjadikan kebanyakan pihak suami tidak sanggup dalam memenuhi tuntutan ini apalagi bila ia memepunayi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan pria terhadap penggunaan alat kontrasepsi di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten

Sitepu: Distribusi Pendapatan Petani Jeruk Di Kecamatan Barus Jahe-Tanah Karo, 2001... Sitepu: Distribusi Pendapatan Petani Jeruk Di Kecamatan Barus Jahe-Tanah

Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009..

Tujuan penelitian untuk menganalisis peranan penyuluh pertanian mempengaruhi tingkat adopsi petani di Desa Sukanalu, Untuk menganalisis perbedaan pendapatan sebelum dan

Total Biaya, Intensitas Panen, Penerimaan, Pendapatan Keluarga, dan Pendapatan Per Petani Sampel Di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilakukan di Desa Barus Jahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Desa Barus jahe merupakan ibu kota dari kecamatan Barus

Hal ini mengingat dari segi lingkungan (tanah, iklim, ketinggian tempat dan suhu) yang sangat mendukung pertumbuhan kopi. Tidak hanya itu, petani kopi pun semakin