BAB II
GAMBARAN UMUM DESA
2.1. Lokasi Desa dan Akses Jalan Menuju Desa Sukanalu 2.1.1. Lokasi Desa Sukanalu
Desa Sukanalu berada di Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara. Luas daerah Desa Sukanalu sekitar 15,22 Km2 atau 11,89 % dari
totol luas keseluruhan Kecamatan Barus Jahe yang terdiri dari 19 Desa. Desa
Sukanalu merupakan desa yang paling luas di Kecamatan Barus Jahe dan merupakan
peringkat ke 4 desa terluas di Kabupaten Karo21
Sarana angkutan umum dari Kota Medan menuju Desa Sukanalu dapat
ditempuh dengan menggunakan angkutan umum seperti bus Antar Kota Dalam .
Jarak desa dengan kota kecamatan berjarak 6 Km, sedangkan jarak desa
dengan ibukota Kabupaten berjarak sekitar 12 Km dan jarak Desa dengan ibukota
provinsi berjarak sekitar 75 Km. Batas wilayah Desa Sukanalu yaitu pada sisi Utara
berbatasan dengan Desa Sukajulu dan Desa Kubu Colia. Sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Bulan Jahe dan Sinaman. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Seberaya dan Kecamatan Tiga Panah. Dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Bulanjahe dan Bulan Julu.
2.1.2. Akses Jalan Menuju Desa Sukanalu
21
Provinsi (AKDP) Po. Borneo, Cv. Murni Express, Po. Sumatera Transport, Po.
Aronta dan Cv. Sinabung Jaya. Umumnya bus AKDP ini menggunkan bus
berkapasitas 30 orang. Rute perjalanan bus AKDP dimulai dari Terminal Pinang
Baris Kota Medan dan dapat juga melalui pool bus masing-masing di Simpang Kuala
yang menuju Kota Kabanjahe. Rute perjalanan ini melewati: Pancur Batu, Sibolangit,
Bandar Baru, Ndolu, Tahura, Peceren, Berastagi dan Kabanjahe tepatnya Terminal
Tigabaru Kabanjahe. Waktu tempuh perjalanan Medan-Kabanjahe mencapai 2-3 jam
perjalanan22
Kondisi jalan Medan-Kabanjahe tergolong cukup baik. Karena mengingat
jalan ini juga menuju daerah objek wisata Berastagi dan Resort Taman Simalem
Aekpopo. Namun yang perlu diwaspadai adalah sering terjadi longsor karena curah
hujan dan keadaan topografi jalan yang berbukit. Begitu juga topografi jalan
Medan-Kabanjahe memiliki tanjakan dan tikungan yang tajam. Bahkan tidak jarang juga
terjadi kabut, sehingga jarak pandang hanya 10 M. Namun meskipun demikian,
sepanjang perjalanan kita dapat menikmati pemandangan pegunungan yang indah.
Sepanjang perjalanan kita juga dapat menikmati aneka wisata kuliner dan hasil
buah-buahan berupa, durian, manggis, jambu, pepaya, dll .
23
Setibanya di Kota Kabanjahe, untuk menuju Desa Sukanalu kita harus
melanjutkan perjalanan dari Terminal Bawah Tiga Baru Kabanjahe dengan .
22
Jika keadaan jalan tidak macet. Dan rata rata kecepatan 60 Km/jam.
23
menggunakan minibus angkutan pedesaan Cv. Gaya Baru atau Cv. Sinar Tani. Untuk
sampai di Desa Sukanalu perjalanan akan menempuh jarak 12 Km dan lama
perjalanan sekitar waktu 15-30 menit perjalanan. Setiap harinya ada sekitar 30
angkutan pulang-pergi Kabanjahe – Sukanalu dan beroprasi mulai dari jam 06.00
wib s/d 20.00 wib.
Desa yang dilewati untuk menuju Desa Sukanalu yakni Desa Bunuraya Baru
dan Desa Tigapanah. Persisnya di Pasar Tigapanah jalan Pematang Siantar –
Kabanjahe kita akan belok kiri. Di pasar ini umumnya angkutan akan berhenti
sejenak untuk menunggu penumpang dari Pasar Tigapanah. Begitu melewati Desa
Tigapanah, kita akan memasuki perbatasan antara Desa Sukanalu dan Desa
Tigapanah. Di sini mulai terlihat perladangan warga yang umumnya merupakan
perladangan jeruk. Satu perladangan dengan perladangan lain dibatasi dengan pagar
kawat serta pagar dari pohon kembang sepatu. Umumnya setiap ladang memiliki
pagar yang cukup rapi dan tinggi untuk menghindari pencurian.
Begitu tiba di Desa Sukanalu, kita dapat langsung melihat Desa secara
keseluruhan. Karena jalannya datang dari perbukitan menuju ke dataran.
Bentuk Desa berbentuk lingkaran dan terpusat. Desa tertata dengan rapi,
karena menurut cerita tetua Desa, setelah pembakaran rumah adat pada masa
perjuangan kemerdekaan, kepala Desa membuat regulasi secara ketat setiap
penduduk yang hendak membangun rumah. Jadi meskipun ini Desa, dari awal tata
Desanya sudah cukup baik.
Kondisi jalan menuju Desa Sukanalu tergolong sangat baik. Badan jalan
kabupaten ini sudah dilapisi aspal beton dengan lebar jalan 5 meter. Karena jalan ini
merupakan jalan alternatif Aceh/Dairi menuju ke Kota Medan. Karena itulah, menuju
Desa Sukanalu dari Kota Medan kita juga dapat melalui jalan alternatif yakni masuk
kanan dari Taman Hutan Raya (Tahura) Desa Tongkeh. Jalur ini biasanya dilalui oleh
angkutan yang menuju Kota Sidikalang dan Aceh.
Rute alternatif ini, umumnya dilewati dengan menggunakan kendaraan
pribadi. Meskipun demikian bisa juga menggunakan AKDP minibus yang menuju
Sidikalang, Sumbul, Tongging dan Pematang Siantar. Namun alangkah baiknya
sebelum kita menggunakan minibus ini kita bertanya terlebih dahulu rute perjalanan
yang dilewati, karena bisa saja minibusnya via Kabanjahe. Minibus yang biasa lewat
adalah Po. Bintang Tani (BTN), Po. Samosir Pribumi (Sampri), Po. Dairi Transport
(Datra) atau Cv. Himpak. Rute ini akan melewati jalan, Medan-Tahura- Desa
Sepanjang Tahura-Sukanalu, kita juga akan melihat perladangan jeruk penduduk
yang sangat luas.
Gambar 2.2: Lau Biang Sukanalu, dan susana pertama Jika melalui jalan alternatif.
Sumber: Foto lapangan
Begitu tiba di Desa Sukanalu kita akan melewati persawahan penduduk Desa
Sukanalu terlebih dahulu. Di daerah persawaahan ini, kita juga akan melewati sebuah
sungai Lau Biang. Dari sungai inilah, dulunya penduduk Desa memenuhi kebutuhan
air setiap hari – mandi, mencuci, dsb, disebut tapin – sebelum Perusahan Dagang Air
Minum Daerah (PDAMD) Kecamatan Barujahe mengalirkan saluran air bersih untuk
warga Desa Sukanalu. Daerah persawahan ini disebut gertak. Jarak dari gertak
dengan desa hanya sekitar 300 M.
2.2. Sejarah Desa Sukanalu
Tidak ada catatan sejarah berkenaan kapan Desa Sukanalu berdiri. Desa
kuta24. Seperti Desa Tanah Karo lainnya, Desa Sukanalu juga dihuni oleh sangkep
nggeluh25
Berikut ini adalah keturunan klan-klan
Marga Sitepu dengan senina. Lalu, sangkep nggeluh lain yang terdiri dari
anak beru yaitu Marga Tarigan Tambak. Pada awalnya, Desa ini dihuni beberapa
keluarga dari Marga Sitepu Rumah Julun namun dalam perkembangannya desa ini
dihuni oleh keturunan Marga Sitepu dan kelompok marga lainnya yang merantau ke
desa ini.
26
- Kesain Rumah Julun yang merupakan pendiri Desa Sukanalu miliki anak
marga atau disebut dengan ripei antara lain:
Marga Sitepu yang disebut dengan
ripei:
Sitepu Rumah Mbelin, Sitepu Rumah Dudu, Sitepu Rumah Ganjang, Sitepu
Rumah Pulungen, Sitepu Rumah Teras, Sitepu Rumah Galuh dan Sitepu
Rumah Anjung.
- Kesain Rumah Ukir juga memiliki ripei. Disebut rumah ukir karena kesain ini
memiliki rumah ada yang memiliki ukiran, sehingga disebut kesain rumah
ukir dan ripei rumah ukir antara lain:
Sitepu Rumah Ukir, Sitepu Rumah Berneh, Sitepu Rumah Gendek, Sitepu
Rumah Deher Lesung, Sitepu Rumah Sangka Manuk, Sitepu Rumah Sibelang
Ayo, Sitepu Rumah Suki.
24
Simatek kuta adalah pendiri desa(orang pertama yang membangun/tinggal di desa itu).
25
Sakep ngeluh adalah saudara baik dari hubungan darah dan perkawinan, anak beru kalimbubu, senina dan teman meriah merupakan sangkep geluh di dalam adat karo.
26
- Kesain Rumah Mecu juga memiliki repei yang antara lain:
Sitepu Rumah Mecu, Sitepu Rumah Mbaru dan Sitepu Rumah Gajah27
Selain dari Marga Sitepu dengan sangkep geluhnya yang datang ke Desa
Sukanalu terdapat juga marga lain yang datang merantau ke sukanalu yang bukan
merupakan ripei dari marga Sitepu antara lain seperti marga Barus, Tarigan,
Perangin-angin dan Sembiring namun marga ini akan dijadikan sangkep geluh sesuai
dengan tutur
.
28
Sebelum kedatangan penjajahan Belanda ke Tanah Karo, wilayah ini
merupakan wilayah kerajaan yang dipimpin oleh klan Marga Sitepu. Sejak
kedatangan Belanda, maka pada tahun 1906 Desa Sukanalu Menjadi wilayah Raja
Urung Si Enem Kuta (raja yang membawahi enam desa) yang dipimpin oleh Marga
Sitepu. Desa yang dipimpin oleh Raja Urung Sukanalu pada masa penjajahan
Belanda adalah Desa Sinaman, Bulan Jahe, Semangat, Rumamis, Suka Julu dan
Sukanalu sendiri. Pada saat pemerintahan Belanda berkuasa, desa ini dipimpin oleh
dua orang pimpinan desa yaitu pengulu dan raja urung. Raja urung bertugas
mengurusi hubungan ke enam desa tersebut dengan pihak Belanda. Sedangkan .
2.3. Sistem Pemerintahan Desa
27
Kesain adalah lingkungan tempat tinggal atau daerah yang dihuni oleh orang tertentu. Kesain terdiri dari tiga di Desa Sukanalu: kesain rumah julun, rumah ukir, dan rumah mecu.
28
pengulu mengurusi urusan di Desa Sukanalu seperti urusan tanah, perselisihan antar
warga dan urusan adat lainnya.
Setelah Indonesia menjadi Negara Republik yang merdeka, maka secara
administratif Desa Sukanalu bukan lagi menganut sistem raja urung. Desa Sukanalu
pada akhirnya menjadi sebuah desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa atau
dalam sebutan lokalnya adalah pengulu yang berada dibawah wilayah administratif
Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo. Saat ini pemerintahan dengan sistem Raja
Urung tidak dipakai lagi oleh masyarakat tanah karo.
Untuk menjadi Kepala Desa memiliki perjuangan yang besar, dimana setiap
calon kepala desa harus mendapatkan simpati darai masyarakat, dari tingkah laku dan
sumbangsihnya terhadap Desa Sukanalu. Pada umumnya marga kepala desa di
sukanalu adalah marga Sitepu, namun di masyrakat desa sistem demokrasi mulai
berkembang sehingga setiap marga memiliki peluang yang sama untuk menduduki
kursi sebagai kepala desa. Adapun nama-nama yang pernah menjabat kepala desa di
Desa Sukanalu adalah:
1. Sebelum merdeka sampai dengan tahun 1968 dijabat oleh Bapak Rup-Rup
Sitepu
2. Tahun 1968-1983 dijabat oleh Bapak Pangkat Sitepu (selama 15 tahun, tiga
periode)
3. Tahun 1983-1988 dijabat oleh Bapak Merhat Tarigan selama satu periode
4. Tahun 1988-1993 dijabat oleh Bapak Raman Sitepu yang telah menjabat
5. Tahun 1993-1998 dijabat oleh Bapak Mangsi Sembiring yang menjabat
selama satu periode
6. Tahun 1998-2003 dijabat oleh Bapak Thomas Kancan Sitepu selama satu
periode.
7. Tahun 2003 sampai sekarang dijabat oleh Bapak Inganta Sitepu.
Adapun susunan pemerintahan Desa Sukanalu pada tahun 2012 adalah
sebagai berikut:
Kepala Desa : Inganta Sitepu
Sekretaris Desa : Albred S. Tarigan
Kepala urusan pemerintahan : -
Kepala urusan Pembangunan : Sada Arih Sitepu
Kepala urusan umum : Krista Ginting
Kepala urusan keuangan : Rasminta Br. Sembiring
2.4. Pemilikan Tanah
Sistem pemilikan lahan pada masyarakat adalah berdasarkan adat yaitu sistem
pewarisan kepada anak laki-laki. Pada awalnya pengaturan kepemilikan lahan
pertanian diatur oleh pengulu. Sistem kepemilikan lahan ini berdasarkan keturunan
Marga Sitepu sebagai pemilik tanah. Kepemilikan lahan bagi klan marga lain
merupakan pemberian dari klan Marga Sitepu yang dapat diwariskan turun-temurun
kepada keturunan penerima tanah. Selain itu terdapat juga tanah adat bersama yang
dinamakan kerangen kuta (hutan desa). Sistem ini berakhir setelah berakhirnya masa
kepemilikan tanah menjadi hak milik perorangan dan dapat diperjualbelikan tanpa
ada urusan yang berhubungan dengan marga pemilik tanah.
Pada perkembangannya, Desa Sukanalu tidak hanya dihuni oleh Suku Karo
saja. Pekerjaan penduduk yang mayoritas adalah petani membutuhkan tenaga kerja
dilahan pertanian mereka. Suku Batak Toba mapun Batak Simalungun, Suku Nias,
dan Suku Jawa sebagai suku perantau juga terdapat di desa ini. Awalnya mereka
adalah para pekerja dilahan pertanian warga kemudian menetap sebagai penduduk di
desa ini. Selain itu kedatangan suku-suku lainnya juga disebabkan oleh faktor
perkawinan eksogami.
2.5. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo
pada Desember 2008 adalah 3547 jiwa. Terdiri dari laki-laki berjumlah 1598 orang
dan perempuan berjumlah 1949 orang. Jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1055
KK. Seluruh penduduk di desa ini adalah warga Negara Indonesia atau penduduk
pribumi. Kepadatan penduduk Desa Sukanalu tahun 2011 sekitar 236,467/ km.
Secara terperinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Penduduk Desa Sukanalu sebagian besar menganut agama Kristen Protestan
62 % (GBKP 35% GPDI 20%, GKII 10%, GSJA 7%); Katolik 25% dan beragama
Islam 3%. Mayoritas penduduk desa adalah Suku Karo 2.929 jiwa, Jawa 426 jiwa,
Batak Toba 124 jiwa, Nias 68 orang. Modus kelompok pendatang ke Desa Sukanalu
bermacam-macam. Sebagian karena menikah dengan warga Desa, sedangkan yang
Pendatang dijadikan warga desa jika menetap selama 3 tahun berturut turut
dan meminta ijin pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setelah memiliki KTP,
pada umumnya pendatang membuat keluarga (ayah angkat) yang biasanya
berdasarkan kesamaan marga atau diberikan marga oleh salah satu klan marga yang
ada di desa ini. Setelah sah menjadi keluarga angkat, pendatang ini akan terlibat
dalam acara acara adat dan acara keluarga dari ayah angkatnya tersebut. Hal ini lazim
terjadi untuk menjalin hubungan baik antara warga setempat dan pendatang.
Pendatang ini biasanya bekerja di ladang jeruk dan tinggal di ladang pemilik
lahan di mana dia bekerja. Biasanya, selain merawat jeruk dia diberi lahan untuk
dikelola supaya bisa menambah gaji bulanan dari pemilik jeruk. Umumnya para
pendatang mau bekerja keras dan mau menabung uang, maka sebagian besar mereka
hidup sejahtera di Desa Sukanalu. Karena desa ini tergolong kekurangan tenaga kerja.
Sehingga jika tidak ada pekerjaan di ladang yang mengajinya per bulan, maka si
pekerja juga bisa bekerja di ladang orang lain dan gaji yang diperoleh menjadi
tambahan gaji bulanan itu.
Pada umumnya pendatang yang datang ke Desa Sukanalu akan tinggal
menetap, karena lapangan kerja yang luas. Bahkan mereka umumnya membawa serta
saudara dari tempat asal untuk sama-sama bekerja di Desa Sukanalu. Model seperti
ini umumnya merupakan pendatang yang datang dari Suku Jawa. Sedangkan untuk
Batak Toba umumnya, datang karena perkawinan campur (menikah dengan orang
Pendidikan di Desa Sukanalu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo
tergolong baik dilihat dari banyaknya jumlah penduduk yang telah memenuhi wajib
belajar sembilan tahun. Dari total penduduk di desa ini, jumlah penduduk yang
berpendidikan berjumlah 2.282 orang dan sebanyak 1.777 orang telah menamatkan
pendidikan wajib belajar sembilan tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah
penduduk yang mendapatkan pendidikan terakhir SD/sederajat sebanyak 909 orang.
Jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan terakhir SMP/sederajat sebanyak
868 orang. Jumlah penduduk yang memiliki pendidikan SMA/sederajat sebanyak 410
orang. Sedangkan penduduk yang memiliki pendidikan diploma sebanyak 65 orang
dan tamat pendidikan strata satu/sederajat sebanyak 30 orang. Secara lebih terperinci
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Mata pencaharian utama Desa Sukanalu adalah menjadi petani. Di mana
1.299 jiwa warga Desa merupakan petani. Sisanya bekerja sebagai buruh tani 610
jiwa, PNS 52 jiwa, TNI/POLRI 1 jiwa, wiraswasta 23 jiwa dan pensiunan 48 jiwa.
Meskipun mata pencaharian pokok seseorang bukan petani, namun mereka pada
umumnya memiliki lahan pertanian yang di kerjakan sepulang dari bekerja misalnya
PNS. Jadi meski pun mereka memiliki pekerjaan pokok PNS mereka juga di sebut
petani.
Sebagai mata pencaharian tambahan warga Desa Sukanalu biasanya
memelihara hewan ternak seperti babi, lembu, kambing, bebek, ayam dan ikan emas.
kebutuhan protein keluarga. Meskipun demikian, ada juga untuk kebutuhan
dikonsumsi pada saat pesta dan dijual ke pasar.
Sebagian kecil, ada juga warga desa yang berwiraswasta dalam bidang
perdagangan hasil bumi, baik untuk tingkat lokal maupun nasional. Ditingkat lokal
perdagangan dilakukan di Desa Sukanalu dan Kota Kecamatan seperti Tigapanah,
Pasar Tigasinga Kabanjahe dan Kota Berastagi. Kelompok pedagang ini biasanya
berasal dari kalangan perempuan yang sering disebut dengan bahasa lokal adalah
peregerege/perpajak pagi.
Di tingkat provinsi, perdagangan dilakukan untuk kota besar seperti Medan,
Pakan Baru, Rantauparapat, Jambi, Kandis dan lain sebagainya. Untuk perdagangan
antar pulau atau nasional biasanya untuk daerah tujuan seperti Jakarta, Bandung, dan
dan Kota Solo. Untuk tingkat provinsi dan nasional, biasanya komoditas barang yang
dijual adalah jeruk.
Tabel 2.1 Struktur Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukanalu
No Subsektor Jumlah
1 Petani 1.299 jiwa
2 Buruh tani 610 jiwa
3 PNS 52 jiwa
4 TNI/POLRI 1 jiwa
5 Pegawai swasta 22 jiwa
6 Pensiunan 48 jiwa
Jumlah 2.032 jiwa
Sumber : Monografi Desa Sukanalu 2008
2.6. Topografi Desa
Tanah yang berada di Desa Sukanalu memiliki tekstur yang subur. Jenis tanah
Tanah Karo pada umumnya, yaitu gembur dan berwarna hitam. Jenis tanah ini sangat
cocok dijadikan untuk lahan pertanian dan memang Kabupaten Tanah Karo sangat
dikenal sebagai daerah yang sangat subur.
Tanaman yang cocok ditanam di dalam jenis tanah seperti ini adalah sayur
sayuran, tomat, cabe, jeruk, kacang kacangan dan lain sebagainya. Namun tidak
semua tempat memiliki tanah yang subur di Desa Sukanalu pada umumnya daerah
yang dekat dengan aliran sungai kurang subur karena berwarna coklat dan berpasir.
Dengan bantuan pupuk yang lebih, biasanya lahan yang seperti itu juga tetap dipakai
oleh masyarakat setempat karena lahan yang sedikit dibandingkan dengan banyaknya
penduduk.
Kondisi topografi tanah di pemukiman Desa Sukanalu pada umumnya rata,
namun ada sedikit ketinggian yang juga ditempati yang disebut kesain (lingkungan)
rumah gugung. Susunan rumah di Desa Sukanalu sangat bagus karena konsep petudal
dapur sangat dipatuhi di Desa Sukanalu ini sehingga setiap rumah saling
berhadap-hadapan dan memiliki gang yang pada umumnya dapat dilalui mobil sehingga
susunan rumah terlihat rapi. Ini dapat dilakukan karena topografi desa pada umumnya
rata. Hal ini juga diperkuat dengan keputusan yang tegas oleh kepala desa harus
mematuhi konsep petudal dapur (maksutnya petudal dapur adalah dapur rumah saling
bertemu atau depan dengan depan). Dan jalan menuju perladangan warga pada
umunya telah dipasang batu sehingga akses jalan menuju lahan pertanian dapat dilalui
Suhu udara Desa Sukanalu hampir sama dengan suhu pada umumnya yang
ada di Tanah Karo yakni berada pada suhu (180C sampai dengan 240C dengan kelembapan udara (85.68%), tersebar antara (83.7%) sampai dengan (89,6%).
Wilayah Desa Sukanalu berada di ketinggian 1.200 di atas permukaan laut. Desa
Sukanalu memiliki dua musim sama dengan di Kabupaten Karo pada umumnya,
yakni musim kemarau dan musim penghujan. Menurut masyarakat desa musim
penghujan dapat dibagi dua yakni musim penghujan pertama dan musim penghujan
kedua ini dapat dibagi berdasarkan ketinggian curah hujan. Di musim penghujan
pertama biasanya curah hujan tidak terlalu tinggi, musim hujan pertama ini biasanya
terjadi di bulan Januari sampai Agustus. Sedangkan musim hujan sebenarnya berada
di bulan September sampai Desember. Yang disebut musim penghujan kedua adalah
dari penuturan warga bahwa musim penghujan sekarang ini tidak bisa lagi diprediksi
karena perubahan iklim atau cuaca. Karena sekarang ini bulan Desember juga tidak
hujan sehingga tidak dapat diprediksi kapan musim kemarau dan penghujan.
Peralihan musim dari musim kemarau ke musim penghujan biasanya
masyarakat Desa takut terjadi udan baho. Udan baho adalah hujan yang disertai ES
sebesar anggur, sehingga mengakibatkan tanaman petani gagal panen, karena setiap
tanaman yang terkena hujan ES akan busuk sehingga tidak bisa dijual lagi. Baho
merupakan hal yang paling ditakuti petani karena tidak dapat diatasi dengan
kemampuan manusia. Karena baho merupakan kejadian alam, namun berdasarkan
tradisi, masyarakat Desa Sukanalu menebarkan garam pada saat terjadi hujan ES
serangan baho seperti ini memang tidak dapat dijelaskan secara ilmu pengetahuan
namun hal ini masih tetap dilakukan.
2.7. Tata Ruang Desa dan Pemukiman
Tata ruang Desa Sukanalu tergolong baik karena konsep petudal dapur sangat
dipatuhi di desa ini. Sehingga susunan pemukiman terlihat sangat teratur dan rapi.
Susunan permukiman Desa Sukanalu terpusat dan melingkar. Namun tetap ada jalan
dan tatanan rumah yang sangat rapi. Konsep petudal dapur ini di pelopori oleh
Kepala Desa Merhat Tarigan pada tahun 83 yang kepala desa ini sangat loyal29. Sehingga masyarakat sangat menghargai, jika ada instruksi gotong royong oleh
kepala desa semua masyarakat pasti melakukan. Jika kita tidak membersihkan
sampah di depan rumah kita, kepala desa ini akan turun langsung membersihkan
halaman rumah penduduk. Sehingga karena itulah, apa yang diinstruksikan oleh
kepala desa selalu diikuti oleh seluruh warga, sehingga kosep petudal dapur ini juga
tetap dikuti sampai sekarang sehingga Desa Sukanalu terlihat rapi. Karena setiap
rumah saling berhadapan dan di antara rumah yang berhadapan terdapat gang yang
memisahkan rumah.
29
Gambar2.3 Kesain Gambar 2.4 Kesain Gambar2.5 Kesain rumah gugung.
rumah mecu rumah ukir
. .
Gang rumah yang ada di Desa Sukanalu semua dapat dilalui oleh roda empat
dan rumah saling berhadapan dan kondisi jalan juga tergolong baik. Gang yang
menghubungkan, kesain satu dengan kesain lain telah diaspal dan ukuran jalan lebar 3
M setiap gangnya juga telah dipasang batu. Sehingga serasa di areal perumahan jika
kita berkunjung ke Desa Sukanalu. Karena susunan rumahnya begitu rapi
masing-masing rumah harus menghadap ke jalan utama dan gang. Sehingga rumah saling
berhadapan di antara jalan dan gang.
Luas wilayah keseluruhan Desa Sukanalu 15,22 km. Untuk tanah sawah 230
Ha, untuk tanah kering atau pertanian dan hutan rakyat 1.280 Ha, untuk bangunan
dan perkarangan 21,5 Ha. Jumlah rumah/pemukiman warga Desa Sukanalu dari hasil
pengamatan sekitar 1000 rumah dan pada umumnya permanen dan baik. Rumah yang
permanen sekitar 70% dan semi permanen dan terbuat dari kayu sekitar 30%. Rumah
yang permanen biasanya memiliki ladang jeruk. Dan pada umumnya rumah yang
permanen memiliki alat elektonik seperti TV, radio, dan HP.
Tabel 2.2. Penyebaran Luas Wilayah Desa Sukanalu
No Penggunaan Luas (ha)
1 Pemukiman umum
21,5 2 Perkantoran
3 Tempat peribadatan
4 Pemakaman
6 Jalan
7 Pertanian Sawah
- Sawah pengairan teknis/ irigasi - Sawah nonirigasi
10 Perikanan air tawar
Luas seluruhnya 1.522
Sumber : Monografi Desa Sukanalu 2008.
2.8. Sampah, Drainase dan Sanitasi
Tempat pembuangan sampah pada umumnya disembarangan tempat. Namun
biasanya dibuat lobang di sisi pinggir belakang atau di sisi pinggir halaman rumah
yang akan dijadikan tempat buang sampah, namun ada juga yang membuat keranjang
jeruk yang digunakan untuk tong sampah. Masalah yang sebenarnya adalah tidak
adanya tempat pembungan sampah massal. Sehingga adapun keranjang tempat
sampah namun tidak dapat dibuang, sehingga sampah tetap bertebaran. Pada tahun 80
ternak babi juga masih berkeliaran bebas di perkarangan rumah. Tetapi sekarang
sudah ada aturan, ternak peliharan dilarang berkeliaran bebas di perkarangan desa.
Air bersih menjadi kendala di Desa Sukanalu. Akan tetapi karena adanya
sumur bor milik pribadi, masalah air tidak terlalu mengkhawatirkan dan juga dengan
keberadaan lau biang (sungai) yang biasanya dipakai untuk mandi oleh masyarakat
Desa. Saat ini ada angin segar bagi masyarakat Desa Sukanalu karena pembangunan
di Desa Sukanalu tergolong tinggi, saat ini saja pembangunan parit sedang
berlangsung untuk menghindari banjir dan dibangun tong penampung air umun oleh
dengan gratis. Ini juga tidak terlepas dari swadaya donatur desa yang ingin
membangun desa, sehingga pembangunan ini semua dapat terjadi.
2.9.Sarana dan Prasarana Desa
Sarana umum yang tersedia di Desa Sukanalu meliputi: sarana pendidikan
yakni, 2 SD Negeri, sebelumnya SD di Sukanalu ada tiga sekolah. Namun SDN 2,
ditutup akibat rendahnya kualitas sehingga tidak ada murid yang mau sekolah di sana
dan ditutup pada tahun 2008 yang lalu. Hingga sekarang SD Negeri ada 2 yang aktif.
Dan ada sekolah SLTP Negeri 3 Barusjahe yang ada di Desa Sukanalu. Sarana
kesehatan ada 1 unit Puskesmas dan 3 praktek bidan.
Sarana pendidikan yang memadai telah berdiri sejak tahun 1950, pada tahun
1950 hanya ada satu SD dan pada tahun 1960 SD menjadi 2 yakni SD Negeri 1 dan
SD Negeri 2. Dan pada tahun 1976 dibangun SD Inpres. Dan sampai saat ini SD
negeri 2 ditutup, sehingga SD yang bertahan sampai sekarang adalah SD negeri 1 dan
SD Inpres, dan pada tahun 2000 di buka SLTP Negeri 3 Barus Jahe di Desa
Sukanalu. Dan sekarang menjadi SLTP yang bagus karena pada umumnya
masyarakat Desa Sukanalu sekolah di SLTP ini dan tidak sedikit dari desa lain seperti
Kabanjahe, Bulanjahe, Tigajumpa, Sukajulu, Barusjahe yang sekolah ke SLTP yang
ada Sukanalu. Walapun SLTP ada di Kecamatan Tigajumpa dan Kabanjahe, namun
ada siswa dari daerah tersebut, ini membuktikan bahwa SLTP ini tergolong baik.
Sarana ibadah yaitu lima buah gereja dan sebuah mesjid. Sarana umum
lainnya adalah sebuah perpustakaan desa dan lost sada perarih (balai Desa), serta
adalah tempat permandian warga di sungai. Ketiga tapin ini mewakili setiap kesai.
Kesain Rumah Mecu pada umumnya mandi di Tapin Batahari. Sedangkan
tapingertak biasanya orang yang mandi adalah masyarakat kasain Rumah Julun. Dan
yang Tapin Rumah Ukir biasanya digunakan warga kesian Rumah Ukir dan Rumah
Gugung. Bentuk sungai yang ada di sukanalu melingkar sehingga dibuat tapin masing
masing sehingga dekat untuk menjangkau tapin tersebut.
Balai Desa Sukanalu juga merupakan salah satu balai desa terbesar di
Kabupaten Tanah Karo yakni berkapasitas 1000 orang. Balai desa ini merupakan
kebanggan penduduk Desa Sukanalu. Nama balai Desa ini adalah Balai Desa Sada
Perarih. Selain balai Desa Sukanalu juga memiliki perpustakaan Desa yang dapat
digunakan setiap hari dan mulai buka pada malam hari jam 19.00 sampai dengan jam
22.00. Biasanya yang membaca di perpustakan desa adalah anak SD dan orang tua
yang ingin tau masalah pertanian dan perternakan mereka. Perpustakan ini mulai
dibuka pada tahun 2011.
Selain perpustakaan dan balai desa, Desa Sukanalu juga merupakan daerah
wisata di mana ada mariam puntung atau sering di sebut nini mariam yang
merupakan pecahan Kerajaan Haru dan sebagai saudara laki-laki dari putri hijau,
putri Kerajaan Deli. Pecahan mariam terbagi dua, satu berada di Desa Sukanalu dan
pecahan satu lagi di Istana Maimun Kota Medan. Mariam ini telah terdaftar sebagai
daerah wisata Tanah Karo. Mariam ini juga sering digunakan masyarakat untuk
tempat berdoa supaya pertanian atau permasalahan hidup diberi jalan terbaik oleh nini
sesajennya. Namun pemandangan seperti ini sekarang ini jarang terlihat karena
terkikis oleh agama.
Sarana mengakses informasi juga tergolong baik karena telah ada warung
internet milik perorangan yang browsing per jamnya sebesar 3000 per jam. Warnet
ini ada dua, satu di kesain Rumah Mecu dan satu lagi di kesain Rumah Ukir. Balai
desa dan mariam puntung berada di kesain Rumah Ukir, perpustakan berada di kesain
Rumah Julun. Sedangkan pendidikan SD, SLTP dan Gereja berada di kesain Rumah
Mecu. Sarana kesehatan terdiri dari, sebuah Puskesmas Pembantu, 2 Polindes, 1
Posyandu, 1 Poliklinik Swasta, dan 1 Pengobatan Tradisional. Selain itu, biasanya
bidan desa juga mengunjungi ke rumah warga yang sakit, jika ada warga yang tidak
sanggup berjalan dan rawat inap bagi yang melahirkan.
Untuk sarana dan prasarana desa dapat dilihat di tabel dibawah ini:
Tabel.2.3 Sarana dan Perasarana Desa Sukanalu
NO Prsarana Jumlah Keadaan
12 Puskesmas/pengobatan tradisional 6 BAIK
13 Balai Desa 1 BAIK
14 Sumur bor milik pemerintah 1 BAIK
2.10 Tata Ruang Pertanian
Luas areal pertanian Desa Sukanalu 1280 Ha, dalam bahasa karo lahan
pertanian ini disebut perjumaan atau sering disingkat juma. Ada beberapa nama
pertanian dibuat oleh warga Desa Sukanalu; perjuman juma beren, perjuan penngel
besi, perjuman rahu, perjuman kerangen bulu babo, perjuman juma kersik,juma
parik, perjumnan bapit, perjuman perira, dan perjuman juma purba. Perjuman
penggelbesi, perjuman rahu pada umumnya dikelola oleh masyarakat kesain Rumah
Ukir dan Rumah Gugung. Perjumanjuma berneh, juma prik, juma kersik dan juma
kerangen buluh babo dikelola oleh warga kesain Rumah Mecu, sedangkan perjumaan
perira, perjuman bampit danperjuman juma purba pada umumnya dikelola oleh
masyarakat kesain rumah julun.
Jalan menuju perjumaan Desa Sukanalu tergolong baik, karena setiap jalan
menuju perjuman warga telah dipasang batu. Kondisi perjuman mengelilingi Desa
Sukanalu sehingga setiap kesain memiliki lahan pertanian yang pada umumnya dekat
dengan kesainnya. Misalnya juma kersik, bulu babo dan parik dikelola oleh
masyarakat kesain rumah mecu karena ini merupakan lokasi yang dekat degan
pemukimannya yang berada di sebelah utara Desa Sukanalu. Sedangkan, perjumaan
penggel besi dan juma rahu berada di sisi timur Desa Sukanalu yang dikelola oleh
kesain Rumah Ukir. Perjuman bampit dan juma purba sebelah selatan dan barat Desa
yang dikelola kesain rumah juluan dan sebelah barat desa merupakan jalur air lau
Tanaman yang paling banyak ditanami oleh petani Desa Sukanalu adalah
jeruk. Namun tidak sedikit juga menanam tanaman muda seperti sayuran, tomat dan
cabe. Sekarang ini terlihat dilapangan bahwa banyak masyarakat Desa Sukanalu
mengkompersikan tanaman jeruk mereka ke tanaman kopi karena serangan hama dan
karena tanamman jeruk telah menua sehingga produksi menurun. Pada musim hujan
biasanya masyarakat menanam padi atau merdang dan dibawah padi pada umumnya
ditanam cabe, tanaman tumpang tindih seperti ini akan menguntungkan petani karena
tangkai padi nantinya akan dipakai menjadi pupuk untuk kesuburan tanah tanaman
cabe dan keberadaan cabe tidak merugikan bagi padi, malah menguntungkan karena
sebelum padi di potong pupuk dari cabe bisa menjadi sumber makanan padi.
Selain itu jika musim hujan biasa juga masyarakat menanam kol atau sayuran
di bawah pokok jeruk mereka. Pada umumnya lahan di Desa Sukanalu selalu
ditanami oleh tanaman sehingga tanah pertanian Desa Sukanalu tergolong capek
karena tiada hentinya ditanami oleh tanaman petani baik tanaman tua dan muda.
Selain itu lokasi pertanian tergolong sempit dibanding dengan kepadatan penduduk.
Terlihat bahwa petani sebanyak 1299 jiwa sedangkan lahan pertanian 1280 hanya rata
rata 1 Ha/ rumah tangga. Pertumbuhan penduduk semakin pesat hingga keadaan
pertanian Desa ini sangat mengkhawatirkan jika dilihat dari perbandingan lahan
dengan jumlah petani.
Pengairan yang digunakan petani pada umumnya tadah hujan, karena setiap
petani pada umumnya memiliki bak penampungan air yang besar sehingga air
untuk dipergunakan sepanjang pertanian berlangsung. Biasa digunakan hanya untuk
memompa saja, sedangkan untuk menyiram tanaman biasanya petani hanya
menunggu hujan turun.
Selain itu petani juga pada umumnya menanam pisang di tengah ladang dan di
pinggir pinggir ladang untuk pasokan air jika keadaan kemarau. Ini merupakan
pengetahuan para petani Desa Sukanalu mengenai pengelolaan lahan pertanian.
Kerana dari penuturan warga jika menanam pisang ditengah dan di pinggir ladang
kelembapan tanah akan tetap terjaga meskipun pada musim kemarau. Lahan pertanian
di Desa Sukanalu pada umumnya berada di tanah datar, sehingga memudahkan petani
untuk mengelola lahan pertanian mereka.
2.11 Kelembagaan Desa Sukanalu
2.11.1 Identifikasi Lembaga Formal dan Non Formal Desa Sukanalu
Kelembagaan di Desa Sukanalu dapa dibagi mejadi dua yakni kelembagaan
formal dan kelembagaan non formal. Lembaga formal meliputi lembaga
pemerintahan Desa, BPD (Badan Perwakilan Desa), LKMD (Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa), Koperasi, Kelompok Tani, Karang Taruna, Puskesmas, Persatuan
Muda Mudi Medan sekitarnya (Persadan Sada Penggejapen).
Terdapat juga organisasi sukarela atas dasar kesamaan kepentingan, agama,
atau kesamaan latar belakang klan marga. Seperti persadan rumah berneh ras anak
beruna, Club sepakbola portis FC, Sukanalu muda FC. Lembaga formal dan non
formal dapat kita lihat di dalam tabel berikut:
NO Desa Lembaga formal Lembaga non
Sumber : Monografi Desa Sukanalu 2008.
2.11.2. Pesta Tahunan (Kerja Tahun)
Setiap lembaga Desa ini keberadaannya sangat dibutuhkan karena
keseluruhan kelembagaan ini bertujuan memajukan Desa Sukanalu baik segi sosial
dan ekonomi. Sehingga berbagai kegiatan telah dilakukan salah satunya pesta tahunan
(kerja tahun). Acara ini merupakan acara rakyat yang dilaksanakan satu tahun sekali.
Biasanya yang mengerjakan program ini adalah panitia dari karang taruna Desa
Sukanalu serta didukung oleh setiap organisasi baik non formal dan formal dukungan
baik tenaga dan dana. Sehingga acara tahunan seperti kerja tahun ini bisa berlangsung
setiap tahun. Kerja tahun ini merupakan salah satu ritual setelah menanam padi.
Acara ini dibuat bertujuan supaya padi yang ditanam subur dan berhasil.
Sekarang ini landasan mengapa dilakukan kerja tahun banyak dilupakan.
Sekarang, kerja tahun hanya menjadi ajang anak muda menari-nari dan mencari
pasangan hidup. Bagi orang tua kerja tahun berguna sebagai mburo ate tedeh yang
tahunlah biasanya keluarga berkumpul. Acara kerja tahun ini biasanya dilakukan
setiap satu tahun sekali dan biasanya bulan Oktober pada minggu ke tiga.
2.12 Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber Daya Alam (SDA) merupakan faktor yang sangat penting dan
berpotensi untuk dikelola. SDA Desa Sukanalu terdiri dari dua faktor pertanian dan
perternakan. Pada sektor pertanian di Desa Sukanalu biasanya di kelola dengan
menanam palawija, sayur sayuran, kacang kacangan dan jeruk. Jeruk merupakan
tanaman utama pertanian Desa Sukanalu. Untuk sektor perternakan ternak lembu,
babi, ikan, ayam, bebek dan kambing.
Dalam bidang pertanian merupakan SDA karena Desa Sukanalu memiliki
tanah yang subur sehingga sangat cocok dijadikan lahan pertanian dan memiliki debet
air yang cukup untuk dijadikan perternakan ikan. Berbagi jenis sumber daya alam
yang ada di Desa Sukanalu bisa kita lihat di dalam table berikut ini:
Table 2.5 Sumber Daya Alam yang dihasilkan dari Desa Sukanalu
Sektor Bahasa lokal Bahasa Indonesia
Mbertik Gadung
Papaya Ubi Sektor peternakan Lembu
Kerbau Babi Kambing Ikan jair Manuk Bebek
Sapi Kerbau Babi Kambing Ikan mujair Ayam Bebek