• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sectio Caesarea 2.1.1 Defenisi - Gambaran Determinan Permintaan Persalinan Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis Di RSU X Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sectio Caesarea 2.1.1 Defenisi - Gambaran Determinan Permintaan Persalinan Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis Di RSU X Tahun 2014"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Sectio Caesarea

2.1.1 Defenisi

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta ) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui

jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri (Manuaba, 2004).

Sectio caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk

mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran

melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi medis. Kendati cara ini

semakin umum sebagai pengganti kelahiran normal (Yusmiati,2007).

Bedah caesar (bahasa Inggris: caesarean section). Disebut juga dengan

c-sectio (disingkat dengan CS) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu untuk mengeluarkan bayi (Juditha,2009).

2.1.2. Sebab-sebab operasi sectio caesarea

Sectio caesarea terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Sectio caesarea berencana dan tidak berencana.

1. Sectio caesarea berencana

Sectio caesarea berencana adalah tindakan operasi caesar yang dilakukan karena adanya alasan medis. Apabila persalinan dipaksakan untuk dilakukan secara

alami, akan mengancam keselamatan ibu dan bayi. Hal ini terjadi pada kesulitan

kehamilan yang sudah terdeteksi sejak dini, misalnya karena keadaan panggul ibu

(2)

terdeteksi dari pemeriksaan kehamilan akhir semester tiga. Inilah yang disebut dengan

operasi caesar yang direncanakan atau caesar primer.

2.Sectio caesarea tidak berencana

Sectio caesarea tidak berencana adalah bedah caesar yang baru diputuskan pada saat atau ketika persalinan berlangsung. Contohnya tidak terjadi kemajuan dalam

persalinan, sehingga kepala bayi tidak dapat keluar dan ibu sudah kehabisan tenaga.

Apabila persalinan alami tetap dipaksakan untuk dilakukan, dapat membahayakan

nyawa bayi atau mengalami gangguan otak karena kehabisan oksigen. Walaupun

dipaksakan dengan persalinan alami yang ditunjang dengan alat bantu, misalnya

dengan sendok cunam atau alat vakum, kemungkinan berhasilnya juga kecil. Denyut

jantung janin dapat tiba-tiba melemah, sementara proses persalinan masih

berlangsung lama (Kasdu,2003).

2.1.3. Penyebab operasi sectio caesarea 1. Faktor Janin

Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin, seperti janin besar dan

pertumbuhannya terhambat berat.

1.1. Bayi terlalu besar

Berat bayi lahir sekitar 4.000 gram atau lebih, menyebabkan bayi sulit keluar

dari jalan lahir. Umumnya pertumbuhan janin yang berlebihan karena ibu menderita

kencing manis. Apabila dibiarkan terlalu lama di jalan lahir dapat membahayakan

keselamatan janinnya.

Namun bisa saja berat 4.000 gram dilahirkan dengan operasi. Dengan berat

janin yang diperkirakan sama, tetapi terjadi pada ibu yang berbeda maka tindakan

(3)

sempit, berat badan janin 3.000 gram sudah dianggap besar karena bayi tidak dapat

lewat jalan lahir. Demikian pula pada posisi sungsang dengan berat janin lebih dari

3,6 kg sudah bisa dianggap besar sehingga perlu dilakukan kelahiran dengan operasi.

1.2. Kelainan letak bayi

Ada dua kelainan letak janin dalam rahim, yaitu letak sungsang dan letak

lintang.

1.2.1. Letak sungsang

Sekitar 3-5% atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang.

Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam rahim memanjang dengan kepala

berada di bagian atas rahim, sementara bokong berada di bagian bawah rongga rahim,

sedangkan yang dimaksud dengan “posisi” adalah keadaan bagian terendah bayi.

Resiko bayi lahir sungsang pada persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar

dibandingkan lahir dengan letak kepala yang normal. Oleh karena itu biasanya

langkah terakhir untuk mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan

akibat janin sungsang adalah operasi. Namun tindakan operasi untuk melahirkan janin

sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu posisi janin yang

beresiko terjadinya “macet” di tengah proses persalinan.

1.2.2 Letak lintang

Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring

(oblique). Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai dengan arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi yang satu dan bokong pada sisi

yang lain. Pada umumnya, bokong akan berada sedikit lebih tinggi daripada kepala

janin, sementara bahu berada pada bagian atas panggul. Konon, punggung dapat

berada di depan, belakang, atas, maupun bawah. Kelainan letak lintang ini hanya

(4)

menggantung atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya. Penanganan untuk

kelainan letak lintang ini juga sifatnya sangat individual. Apabila dokter memutuskan

untuk melakukan tindakan operasi, sebelumnya ia sudah memperhitungkan sejumlah

faktor demi keselamatan ibu dan bayinya.

1.3. Ancaman gawat janin (fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter

memutuskan untuk segera melakukan operasi. Apalgi jika ditunjang oleh kondisi ibu

yang kurang menguntungkan. Seperti diketahui, sebelum lahir, janin mendapat

oksigen dari ibunya melauli ari ari dan tali pusat. Apabila terjadi gangguan pada ari

ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi atau kejang rahim), serta gangguan

pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang

disalurkan ke bayi pun menjadi berkurang. Akibatnya, janin akan tercekik karena

kehabisan nafas. Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak,

bahkan tidak jarang meninggal dalam rahim.

1.4. Janin abnormal

Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetik dan

hidrosephalus (kepala besar karena otak berisi cairan) dapat menyebabkan dokter memutuskan dilakukan operasi.

1.5. Faktor plasenta

Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat

pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi.

1.5.1. Plasenta previa

Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah plasenta previa.

Posisi plasenta terletak di bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh jalan

(5)

masuk ke jalan lahir. Janin dengan plasenta previa, umumnya juga akan memilih letak

sungsang atau letak melintang. Keadaan ini menyulitkan janin lahir secara alami.

Sebenarnya, angka kejadian plasenta previa sangat rendah, yaitu kurang dari 1%.

1.5.2. Solutio plasenta

Kondisi ini merupakan keadaan palsenta yang lepas lebih cepat dari dinding

rahim sebelum waktunya. Apabila plasenta sudah lepas, sementara janin masih lama

lahir atau dalam tahapan tertentu maka operasi harus segera dilakukan. Persalinan

dengan operasi dilakukan untuk menolong janin segera lahir sebelum ia megalami

kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban. Proses terlepasnya plasenta ditandai

dengan perdarahan yang banyak, yang bisa keluar melalui vagina, tetapi bisa juga

tersembunyi di dalam rahim.

1.5.3. Plasenta accreta

Plasenta accreta merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot rahim. Hal ini jarang terjadi, tetapi pada umumnya di alami ibu yang mengalami persalinan yang

berulang kali, ibu berusia rawan untuk hamil (diatas 35 tahun), dan ibu yang pernah

operasi (operasinya meninggalkan bekas yang menyebabkan menempelnya plasenta).

1.5.4. Vasa previa

Keadaan pembuluh darah di selaput ketuban berada di mulut rahim (ostium uteri) jika pecah dapat menimbulkan perdarahan banyak yang membahayakan janin dan ibunya. Untuk mengurangi resiko pada ibu dan janin maka persalinan dilakukan

dengan operasi.

1.6. Kelainan tali pusat

(6)

1.6.1. Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)

Adalah keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat. Pada keadaan

ini, tali pusat berada didepan atau disamping bagian terbawah janin atau tali pusat

sudah berada di jalan lahir sebelum bayi. Prolapsus tali pusat dapat mengancam kehidupan janin (gawat janin). Apabila tali pusat berdenyut, berarti janin masih hidup

dan persalinan masih dapat berlangsung. Pada kala 1 (periode pembukaan mulut

rahim) akan segera dilakukan operasi saecar untuk menolong janin. Pada kala 2 bisa lewat vagina dengan bantuan alat agar lebih cepat lahir.

1.6.2. Terlilit tali pusat

Dalam rahim, tali pusat ikut “berenang” bersama janin dalam kantung

ketuban. Ketika janin bergerak, letak dan posisi tali pusat pun biasanya ikut bergerak

dan berubah. Kadang akibat gerak janin dalam rahim, letak dan posisi tali pusat

membelit tubuh janin, baik di bagian kaki, paha, perut, lengan atau lehernya.

Sebenarnya lilitan tali pusat ke tubuh janin tidak selalu berbahaya. Selama tali pusat

tidak terjepit atau terpelintir maka aliran oksigen dan nutrisi dari plasenta ke tubuh

janin tetap aman. Lilitan tali pusat ke tubuh janin baru berbahaya apabila kondisi tali

pusat terjepit atau terpelintir yang menyebabkan aliran oksigen dan nutrisi ke tubuh

janin tidak lancar.

1.7. Bayi kembar

Tidak selamanya bayi kembar di lahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada

kelahiran satu bayi. Misalnya, lahir prematur atau lebih cepat dari waktunya. Sering

kali terjadi preeklampsi pada ibu yang hamil kembar karena stres. Selain itu karena bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau letak lintang sehingga sulit untuk

(7)

2. Faktor ibu

Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya tindakan operasi misalnya

panggul sempit atau abnormal, disfungsi kontraksi rahim, riwayat kematian prenatal,

pernah mengalami trauma persalinan dan ingin dilakukannya tindakan sterilisasi.

Berikut faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan operasi :

2.1 Usia

Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun, memiliki

resiko melahirkan dengan operasi. Apalagi dengan wanita usia 40 tahun ke atas. Pada

usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko misalnya tekanan darah

tinggi, penyakit jantung, kencing manis dan preeklampsia. Eklampsia dapat menyebabkan bayi kejang sehingga sering kali menyebabkan dokter memutuskan

persalinan dengan operasi caesar.

2.2 Tulang panggul

Cephalopelvic disproportion adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat

melahirkan secara alami. Tulang panggul sangat menentukan mulus tidaknya proses

persalinan. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang

membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin

ketika akan lahir secara alami.

2.3. Persalinan sebelumnya dengan operasi caesar

Sebenarnya, persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak. Apabila memang ada indiaksi

yang mengharuskan dilakukannya tindakan pembedahan, seperti bayi terlalu besar,

(8)

dilakukan. Umumnya, operasi caesar akan dilakukan lagi pada persalinan kedua

apabila operasi sebelumnya menggunakan sayatan vertikal. Namun, operasi kedua

bisa terjadi jika pada operasi sebelumnya dengan teknik sayatan melintang, tetapi ada

hambatan pada persalinan pervaginam, seperti janin tidak maju, tidak bisa lewat

panggul, atau letak lintang.

2.4. Faktor hambatan jalan lahir

Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku sehingga

tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada

jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernafas. Gangguan pada jalan lahir bisa

juga terjadi karena ada miom atau tumor. Keadaan ini menyebabkan persalinan

terhambat atau macet, yang biasa disebut distosia

2.5. Kelainan kontraksi rahim

Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi atau tidak elastisnya leher

rahim sehingga tidak dapat melebar pada proses persalinan, menyebabkan kepala bayi

tidak terdorong dan tidak dapat melewati jalan lahir dengan lancar.

2.6. Ketuban pecah dini

Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi harus

segera dilahirkan. Kondisi ini membuat air ketuban merembes keluar sehingga tinggal

sedikit atau habis. Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi janin dalam rahim.

Apabila air ketuban habis sama sekali, padahal bayi masih belum waktunya lahir,

biasanya dokter akan berusaha mengeluarkan bayi dari dalam kandungan, baik

melalui kelahiran biasa maupun operasi caesar. Air ketuban yang pecah sebelum waktunya akan membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri lewat

(9)

2.2Determinan permintaan persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), determinan adalah faktor

penentu. Jadi determinan permintaan persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis adalah faktor-faktor penentu dalam permintaan persalinan sectio caesarea

yang dilakukan tanpa adanya indikasi medis.

Berikut merupakan determinan permintaan persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis :

1. Nyeri persalinan

Association for the study of pain menyatakan nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan

jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya kerusakan.

Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang

dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan

darah, denyut jantung, pernafasan, dan warna kulit, dan apabila tidak segera diatasi

maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stres (Bobak, 2004).

Rasa nyeri jelas merupakan persepsi yang ada hubungan dengan kesehatan.

Nyeri adalah persepsi yang sangat subjektif sehingga sebenarnya tidak dapat

diferifikasi atau dibuktikan. Nyeri dikomunikasikan kepada orang lain dengan

berbagai cara, umpama dengan berkata-kata, mata berkedip-kedip atau ditutup

rapat, menyentak-nyentak, merintih, mengerang (Willy,2006).

Ibu-ibu yang akan bersalin berespon terhadap nyerinya dengan cara yang

berbeda-beda. Beberapa ibu mungkin merasa takut dan cemas, sementara yang

lainnya bersikap toleran dan optimis. Beberapa ibu ada yang menangis, merintih,

menjerit, menolak bantuan atau bergerak tanpa arah pada saat mengalami nyeri

(10)

tempat tidur dan mungkin hanya menutup matanya, menggertakkan giginya,

menggigit bibirnya, mengepalkan tangannya, atau bercucuran keringatnya pada

waktu mengalami nyeri persalinan (Maryunani, 2010).

Umumnya, seseorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami

proses sakit, yaitu berupa rasa mulas disertai rasa sakit pinggang dan pangkal paha

yang semakin kuat dan menggigit. Hal ini terjadi karena ketika berkontraksi,

otot-otot rahim berkerut sebagai upaya membuka mulut rahim dan mendorong kepala

bayi ke arah panggul. Kondisi tersebut karena keadaan yang pernah atau baru akan

terjadi dan sering menyebabkan seorang wanita yang akan melahirkan merasa takut

dan cemas menjalaninya. Akibatnya, untuk menghilangkan itu semua ibu bersalin

berpikir melahirkan dengan cara operasi (Kasdu,2003).

2. Kebudayaan

Dilihat dari sudut bahasa Indonesia, budaya berasal dari bahasa sansekerta

“buddhayah” yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Budaya

adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, dan kebudayaan adalah

hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut (Widagdho,2010). Menurut Notoatmodjo

(2003), kebudayaan juga diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal.

Adanya masyarakat yang mengaitkan budaya dengan mempercayai untuk

memilih tanggal dan waktu persalinan tertentu yang dipercayakan membawa hoki

(keberuntungan) (Dewi,2010).

Kebudayaan juga dapat mempengaruhi seluruh pandangan hidup, dan kebudayaan

(11)

3. Kesepakatan suami istri

Peran pasangan dapat sebagai orang yang memberi asuhan dan sebagai orang

yang berespon terhadap perasaan pasangannya, baik pada aspek biologis maupun

psikologis. Dukungan pria menunjukkan keterlibatannya dalam kehamilan

pasangannya dan persiapan untuk terikat dengan anaknya (Bobak,2005).

Seperti halnya kehamilan yang merupakan hasil kerjasama suami dan istri,

maka kerjasama ini juga sebaiknya terus berlangsung sampai janin dilahirkan.

Kerjasama juga dibutuhkan dalam pemilihan proses persalinan nantinya. Dimana

pemilihan proses persalinan ini penting dilakukan perencanaan karena menyangkut

kesehatan fisik dan psikis ibu dalam menghadapinya dan kesehatan janin

(Kasdu,2003).

Hasil penelitian di Brazil menyatakan bahwa dokter melakukan tindakan

sectio caesarea karena adanya tekanan dan dorongan dari pasien, suami dan keluarga (Sarmana,2004).

4. Pekerjaan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kerja adalah sesuatu yang

sengaja dilakukan untuk mendapatkan imbalan. Kecenderungan memilih persalinan

sectio caesarea karena para ibu khususnya di kota-kota besar banyak yang bekerja. Mereka sangat terikat dengan waktu dan sudah memiliki jadwal tertentu kapan

mereka harus kembali bekerja (Kasdu,2003).

5. Kosmetik sex

Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva, vagina dan

uterus. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, yang berat berupa suatu robekan

yang disertai perdarahan hebat. Pada primigravida yang melahirkan bayi cukup

(12)

penelitian diketahui pula bahwa para ibu yang mendapat jahitan akan menunggu

lebih lama untuk melakukan senam nifas dibandingkan dengan yang tanpa jahitan

(Anies,2007).

Dilakukannya bedah caesar sebagai salah satu alasan permintaan, dimana seorang ibu ingin mempertahankan tonus vaginanya seperti anak remaja

(Wagner,2000).

Melahirkan melalui vagina dianggap bisa mengendurkan otot-otot vagina

sehingga dipercaya akan mengurangi kenikmatan saat coitus (hubungan intim). Hal ini menyebabkan ibu memilih tindakan persalinan sectio caesarea karena ibu ingin mempertahankan tonus vagina, alasannya demi menjaga keharmonisan hubungan

suami istri agar tetap mesra (Dewi,2010).

6. Ekonomi

Dalam menghadapi persalinan dengan bedah Caesar penting dilakukan

perencanaan karena menyangkut kesehatan ibu dalam menghadapinya.

Perencanaan ini juga menyangkut perencanaan ekonomi karena biaya yang harus

dikeluarkan tidak kecil. Persalinan dengan operasi akan mengahiskan biaya 3-5

kali lebih besar daripada persalinan normal. Oleh karena itu kemampuan keuangan

menjadi salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan melahirkan dengan

bedah Caesar (Kasdu, 2003).

Masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas cenderung

memilih pelayanan kesehatan yang baik dan canggih (Maramis, 2006). Menurut

Kasdu (2003) operasi Caesar merupakan hal yang tidak asing lagi terutama

masyarakat golongan menengah ke atas sehingga sebagian mereka memilih

(13)

7. Sosial

Manusia selalu dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan ia juga dituntut

untuk dapat beradaptasi dan bertingkah laku sesuai norma yang ada (Mubarak,

2009). Menurut Varghes (2004) disebutkan bahwa pengaruh sosial sangat

kompleks salah satunya adalah pengaruh orang lain atau sugesti teman. Sedangkan

menurut Arrow (1993) karena informasi yang dilakukan oleh para ahli kepada

masyarakat sehingga masyarakat terpengaruh untuk melakukan permintaan dan

penggunaan pelayanan kesehatan.

Dalam membuat keputusan medis biasanya merupakan keputusan

kelompok dan peranan-peranan tradisional. Di Indonesia dalam keluarga adanya

keputusan yang besar dan dianggap penting ternyata dibuat oleh suami dan

pendapat para kakek dan nenek juga penting sekali. (Foster Anderson, 1986). Dan

menurut Kasdu (2003) operasi Caesar yang mulai memasyarakat sehingga

persalinan dengan operasi cenderung meningkat tiap tahunnya.

8. Ingin Sterilisasi

Paradigma baru program keluarga berencana nasional yang telah merubah

visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”.

Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, madiri,

memiliki jumlah anak yang ideal, barwawasan kedepan, bertanggungjawab,

harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sectio Caesarea dipilih karena ingin sekalian dilakukan sterilisasi, hal ini dilakukan karena adanya faktor praktis yang mana jika melahirkan secara alami

akan membutuhkan proses yang lama, yang kemudian harus masuk kamar bedah

kembali untuk dilakukan sterilisasi yang tentu dapat meninggalkan dua bekas luka,

(14)

Caesarea merupakan jalan yang dianggap praktis, aman serta menghemat waktu dan tenaga ibu bersalin (Sarmana,2004).

9. Time Delivery

Masih banyak diantara penduduk kota-kota besar yang mengaitkan waktu

kelahiran dengan peruntungan nasib anak. Tentunya tindakan ini dilakukan dengan

harapan apabila anak dilahirkan pada tanggal dan jam sekian maka akan

memperoleh rejeki dan kehidupan yang lebih baik (Kasdu,2003).

Alasan lain para wanita lebih memilih operasi sectio caesarea adalah ingin melahirkan pada hari, tanggal dan waktu yang ditentukannya sendiri

Referensi

Dokumen terkait

Grafik Tingkat Kemampuan Guru PKN dalam menerapkan situasi nyata yang terjadi di lingkungan pada pembelajaran PKN.

murid memilih jasa pendidikan MTs di KKM MTsN Pamulang secara parsial.. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi terhadap keputusan orang tua murid memilih jasa pendidikan

Saran yang diberikan kepada perusahaan adalah surat rujukan dokter harus lebih diperketat, memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang absen tanpa keterangan

Spostrzeżenie powyższe zdaje się znajdować swoje uzasadnienie zwłaszcza wo- bec faktu, że liczba pozycji bibliografii załącznikowej artykułów naukowych nie jest niczym

keagamaan masyarakat di Kabupaten Bangka Tengah yang terdiri dari. partisipasi dalam ibadah wajib, partisipasi dalam ibadah sunah,

Tidak hanya melengkapi persyaratan saja akan tetapi juga harus mengikuti prosedur yang diterapkan oleh lembaga untuk mendapatkan persetujuan dalam pemberian

Berdasarkan hasil penelitin dan simpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat menyarankan beberapa hal berikut, bagi investor, agar dapat mempertimbangkan

diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil