BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan (ansietas / axienty) adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang di tandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan,tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing
Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh atau tidak mengalami
keretakan kepribadian (Spilitting of Personality),prilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam atas - batas normal (Hawari, 2011, hal. 19).
Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan
merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan
identitas diri dan arti kehidupan. Kecemasan memiliki karakteristik berupa
munculnya perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas
dan tidak menyenangkan. Kecemasan seringkali disertai dengan gejala fisik
seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, atau
tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. Gejala - gejala kecemasan yang muncul
dapat berbeda pada masing - masing orang (Widury, 2008, hal. 73 - 74).
2. Gejala Klinis Kecemasan
Keluhan - keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami
gangguan kecemasan antara lain yaitu cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah,
pola tidur, mimpi - mimpi yang menegangkan gangguan konsentrasi dan daya
ingat, keluhan - keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar - debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan dan sakit kepala (Hawari, 2011).
3. Tipe Kepribadian Pencemas
Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang,memandang masa
depan dengan rasa was - was atau khawatir, Kurang percaya diri, gugup apabila
tampil di muka umum,Sering merasa tidak bersalah atau menyalahkan orang
lain,tidak mudah mengalah gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk,
gelisah,seringkali mengeluh ini dan itu atau keluhan somatik, khawatir berlebihan
terhadap penyakit,mudah tersinggung, suka membesarkan - besarkan masalah
yang kecil,dalam mengambil keputusan sering di liputi rasa bimbang dan
ragu,kalau sedang emosi sering bertindak dengan histeris ( Hawari, 2011).
4. Tingkat Kecemasan
Menurut Stuart (2007) tingkat kecemasan dibagi menjadi :
a. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari -
hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivikasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
kelelahan, kesadaran tinggi, mampu belajar, motivasi meningkat dan tingkah
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah
yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu terarah. Manifestasi yang terjadi
pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan
pernafasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume
tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,
kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah
lupa, marah dan menangis.
c. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
dengan kecemasan berat dan cenderung untuk memusatkan pada suatu area
lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit
kepala, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, dan tidak mau
belajar secara efektif.
d. Kecemasan panik
Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal
terinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali,
individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik mencakup diorganisasikan kepribadian dan
menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain. Persepsi yang menyimpang, dan kehilangan
pemikiran rasional. Tingkat ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika
berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kematian dan
5. Alat Ukur Kecemasan
Menurut Hawari (2011,hal. 79) Untuk mengetahui sejauh mana derajat
kecemasan seseorang apakah ringan,sedang,berat atau berat sekali orang
menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton
Rating Scale For Anxiety. Masing - masing kelompok gejala diberi penilaian
angka (score) antar lain 0 - 4 yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala
Nilai 1 = gejala ringan
Nilai 2 = gejala sedang
Nilai 3 = gejala berat
Nilai 4 = gejala berat sekali
Masing - masing nilai angka score dari 14 kelompok gejala tersebut di
jumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan seseorang, yaitu Total nilai score :
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
B. Pola Menstruasi 1. Pengertian
Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah pada dinding rahim
(endometrium) yang terjadi secara rutin setiap bulannya yang keluar melalui
vagina. Menstruasi juga merupakan proses mempersiapkan tubuh wanita untuk
mengandung anak atau hamil. Panjang siklus haid adalah antara tanggal
mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan
disebut hari pertama siklus, karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan
tepatnya waktu keluar haid dari ostinum uteri eksternum tidak dapat diketahui,
maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari (Pudiastuti, 2012, hal.38)
Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi yang meliputi
siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan
waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode
berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya 28 hari, tetapi variasinya
cukup luas. Rata - rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun adalah 25
hari, pada perempuan usia 43 tahun panjang siklus haidnya 27 hari dan pada
perempuan usia 55 tahun siklus haidnya adalah 51 hari. Panjang siklus haid yang
biasa pada manusia antara 21 - 35 hari, dan sekitar 97% perempuan yang
berovulasi siklus haidnya berkisar antar 18 - 42 hari. Jika siklusnya kurang atau
lebih 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi
(Wiknjosastro, 2005 ; Octaria, 2009) di dalam jurnal mulyanti 2012 di peroleh
pada tanggal 18 november 2013.
Lamanya haid biasanya antara 3 - 5 hari, ada yang 1 -2 hari diikuti darah
sedikit - sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 - 8 hari. Pada umunya lamanya
biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata - rata 33,2 ± 16 cc.
Pada perempuan yang lebih tua biasanya darah yang keluar yang banyak
(Dasty, 2010).
2. Siklus Menstruasi
Menurut (Llewellyn, 2002, hal. 12-13) Stimulus berasal dari hipotalamus
dengan pelepasan gonadotrophic releasing hormone (GnRH) ke dalam pembuluh
darah portal hipofisis. GnRH yang di lepaskan secara berdenyut mencapai
kelenjar hipofisis. Di sini GnRH merangsang pertumbuhan dan maturasi
gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 10 - 20 folikel
primer dengan berkaitan sel granulosa teka yang mengelilinginya. Efek
meningginya jumlah FSH ialah sekresi cairan ke dalam rongga folikel. Salah satu
di antaranya tumbuh lebih cepat dari pada yang lain. Pada saat yang sama sel
granulosa teka yang mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak
estradiol, yang memasuki sirkulasi darah.
Efek endokrinologik peningkatan kadar estradiol ini adalah menimbulkan
umpan balik negatif hipofisisnanterior dan hipotalamus. Akibatnya sekresi FSH
menurun sedangkan sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Kira - kira 24
jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi LH dan lonjakan sekresi FSH yang
lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari
folikel yang paling besar. Maka terjadilah ovulasi.
Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel
granulosa teka berproliferasi dan menjadi berwarna kuning (luteinized) dan di
sebut sel lutein - teka. Folikel korpus luteum menghasilkan progesteron mencapai
puncak datar (plateu) kira - kira empat hari setelah ovulasi, kemudian
implantasi ke dalam endometrium. Sel - sel trofoblastik embrio yang telah
tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang
memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan progesteron terus
berlanjut. Sebaliknya jika tidak terjadi kehamilan, sel lutein teka berdegenerasi
sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron lebih sedikit. Ini mengurangi
umpan balik negatif pada gonadotropin yang disertai dengan meningkatnya
sekresi FSH. Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah
menyebabkan perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya
menstruasi.
Menurut Pudiastuti (2012, hal.43 - 46) Ada tiga masa utama siklus menstruasi
yaitu :
a. Masa menstruasi selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu
endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon - hormon ovarium
paling rendah. Pada fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh. Fase ini berlangsung selama
3 - 4 hari.
b. Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium
tumbuh kembali di sebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara
hari kedua belas dan keempat belas terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang
disebut ovulasi. Setelah luka sembuh akan terjadi penebalan pada
endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari kelima sampai hari ke
Fase proliferasi di bagi menjadi 3 tahap yaitu :
1) Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini
dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi
epitel. Pemukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
2) Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang
berbentuk torak yang tinggi.
3) Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke 11 sampai hari ke 14.
c. Masa sekresi. Saat itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang
mengeluarkan progesteron. Di bawah pengeruh progesteron ini kelenjar
endometrium yang tumbuh berlekuk - lekuk mulai bersekresi dengan
mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa
ini stroma endometrium berubah ke arah sel - sel desidua terutama yang
berada di seputar pembuluh - pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
adanya nidasi.
Fase ini berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Fase ini endometrium
kira - kira tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang
berkelok - kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin
nyata.bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang
diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi 2 tahap yaitu :
1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium
berkembang dan menjadi lebih berkelok - kelok dan sekresi mulai
mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.
3. Gangguan Saat Menstruasi
Menurut Pudiastuti (2012) Apabila menstruasi terjadi pada saat yang
seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi masa
menstruasi yang tidak teratur atau tidak mendapat menstruasi sering merupakan
keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan menstruasi
dan bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan
emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi.
Gangguan pola menstruasi yang berhubungan dengan siklus menstruasi
digolongkan menjadi 3 macam yaitu Polimenorea merupakan siklus menstruasi
lebih pendek dari normal yaitu kurang dari 21 hari. Sedangkan jumlah
perdarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan gangguan hormonal, dengan
umur korpus luteum memendek, sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih
pendek.
Oligomenorea yaitu menstruasi dengan siklus yang lebih panjang dari
normal yaitu lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan
wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya
juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.
Amenorea yaitu Suatu keadaan tidak keluarnya darah haid sedikitnya 3
bulan berturut - turut. Amenorea primer apabila keadaan seorang perempuan
berusia 18 tahun atau lebih dan belum pernah haid. Adanya amenorea sekunder
Gangguan pola menstruasi berdasarkan lama perdarahan menstruasi
yaitu hipomenorea adalah perdarahan yang lebih pendek serta kurang dari
biasanya. Hipomenorea tidak menggagu fertilitas. Siklus menstruasi tetap, tetapi
lama perdarahan memendek kurang dari 3 hari. Hipomenorea dapat disebabkan
kesuburan endometrium kurang karena keadaan gizi penderita yang rendah,
penyakit menahun, dan gangguan hormonal dan hipermenorea adalah
perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari). Terjadinya hipermenorea berkaitan dengan kelainan pada
rahim yaitu mioma uteri, polip endometrium dan gangguan pelepasan
endometrium.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi
Menurut Pieter (2010) ada beberapa hal faktor - faktor yang mempengaruhi
menstruasi dan perubahan - perubahan psikologis pada saat menstruasi :
a. Faktor Perkembangan Hormonal
Perkembangan hormonal adalah estrogen dan hormon progesteron.
Hormon estrogen adalah hormon yang berfungsi merangsang
pertumbuhan rahim, payudara, puting susu, dan lapisan vagina yang
semuanya memperlancarkan kehamilan dan persalinan. Adapun hormon
progesteron adalah hormon yang berfungsi dalam menyiapkan dinding
rahim, membuat lingkungan rahim nyaman, dan memproduksi air susu
ibu.
b. Faktor Perkembangan Kelenjar
Dalam hal ini efek perkembangan kelenjar pituitary dn gonad. Dampang
kelenjar pituitary yaitu mengeluarkan hormon pertumbuhan dan hormon
besarnya ukuran individu. Pengaruh hormon gonadotropik adalah untuk
merangsang gonad agar mampu meningkatkan aktivitas. Adapun dampak
gonad adalah memicu ciri - ciri seks primer dan sekunder lebih matang.
c. Faktor Enzim
Faktor enzim adalah enzim hidrolitik yang terdapat pada endometrium.
Fungsi enzim hidrolitik ialah merusak sel - sel dan mensitesis protein
dalam proses metabolisme. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya
regresi endometrium dan pendarah.
d. Faktor Vascular
Mulai dari fase proliferasi pembentukan sistem vaskularisasi dalam
lapisan fungsional endometrium, maka pertumbuhan endometrium ikut
serta bersama arteri dan vena. Dengan regresi endometrium ikut
menyebabkan timbulnya stagnasi pada vena dan saluran yang
menghubungkannya dengan arteri. Akhir dari proses adalah nekrosis dan
perdarahan.
e. Faktor Prostaglandin
Endometrium yang mengandung prostaglandin E2 dan F2 dengan
desintegrasi endometrium menyebakan pelepasan prostaglandin.
Pelepasan prostaglandin lebih dikenal dengan myom. Myom
menyebabkan terjadinya perdarahan pada waktu haid. Pada awal
menstruasi rasa nyeri haid sering dirasakan wanita. Hal ini diakibat
prostaglandin yaitu suatu zat yang menyebabkan otot – otot rahim
mengalami kontraksi. Pada sebagian wanita, rasa nyeri haid dirasakan
Namun ada pula pada sebagian orang tidak mengalami keadaan yang
begitu menyakitkan.
f. Faktor Psikologis
Perubahan emosional menyebabkan terganggunya pengendalian neoro
hormonal pada glandula piruitaria anterior oleh hipotalamus, sehingga
stimulasi terhadap gonadotropin juga akan terganggu (Veralls, 2003, di
dalam Rizka Himawan, 2011 diperoleh pada tanggal 31 januari 2014).
5. Perubahan - Perubahan Psikologis pada Menstruasi
Menurut Pieter (2010) ada beberapa perubahan - perubahan psikologis
pada saat menstruasi yaitu :
a. Anoreksia Nervosa
Anoreksi berarti hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang bersifat patologis.
Sedangkan anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang
disebabkan oleh faktor penyimpangan emosional. Keadaan ini menjadi serius
bila tidak ditangani, karena bis menyebabkan kematian akibat kelaparan.
Gejala - gejala anoreksia nervosa ini adalah hilangnya nafsu makan, pura -
pura tidak mau makan, tidak mau makan sama sekali, kehilangan berat badan
dan kelelahan. Komplikasinya adalah kerusakan organ tubuh, gangguan
menstruasi, tiroid, gagal ginjal dan kematian.
b. Bulimia
Bulimia merupakan salah satu kelainan emosional yang ditandai pola makan
yang berlebihan dan berbahaya. Keadaan ini sering terjadi pada remaja atau
orang dewasa. Gejala – gejala bulimia adalah yaitu rasa kekhawatiran yang
luar biasa terhadap berat badan, sehingga siklus makannya tidak terkontrol
lagi dalam siklus yang tak terkontrol juga. Efek sampingnya yaitu sakit
tenggorokan, asam lambung, luka anus, pembengkakan pada kelenjar ludah
dan dehidrasi.
c. Cemas
Cemas merupakan hal normal dan wajar ketika menghadapi sesuatu tekanan.
Namun rasa cemas menjadi tak wajar apabila cemas terhadap hal – hal
sebenarnya bukan objek perhatian khusus, ketidakmampuan untuk
menyelesaikan masalah dan selalu menganggap masalahnya tidak alistis.
Cemas yang lama bisa menyebabkan gangguan fisik dab psikologis.
d. Depresi
Depresi merupakan salah satu bagian gangguan emosi yang sering terjadi
pada wanita. Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih yang
berkepanjangan, kehilangan fokus perhatian, tidak mampu dalam kensentrasi,
ingin bunuh diri, sulit tidur, cemas, nafsu makan berkurang, berat badan
menurun, merasa lelah dan kesepian, tidak berharga, rasa bersalah, tidak mau
bicara dengan orang lain dan menutup diri.
e. Stres
Stres merupakan keadaan yang membuat tubuh untuk memproduksi hormon
adrenalin yang berfungsi mempertahankan diri. Stres adalah keadaan
tertekan. Namun stress ringan dapat berfungsi mendorong orang berfikir dan
berusa lebih cepat sehingga bisa menjawab tantangan hidup sehari - hari.
Stres ringan bisa memberikan gairah dalam kehidupan yang membosankan
atau rutinitas. Namun apabila stresnya dalam kategori berat dapat
f. Ketidakmatangan Emosi
Ketidakmatangan emosi ini sering kali dipengaruhi oleh faktor hormonal dan
situasional miasalnya saat datang haid, dimana wanita cenderung menjadi
pemarah, mudah tersinggung, atau cepat merasa lelah.
g. Ambivalen dan Insomnia
Kondisi ambivalen sering terjadi pada wanita, di mana dia selalu kesulitan
untuk mengambil satu sikap atau setiap perubahan yang terjadi pada dirinya.
Sikap ambivalen ini juga berhubungan dengan perubahan hormon. Adapun
pada insomnia adalah kesulitan memejamkan mata, kesulitan tidur, dan selalu
terjaga malam hari dan sering dialami wanita hamil dan menoupose.
C. Tugas Akhir 1. Pengertian
Tugas akhir adalah suatu karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan oleh
setiap mahasiswa sebagai penugasan akhir sebelum menyelesaikan pendidikan di
Program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra
Utara. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Sains Terapan (SST). Karya tulis ini bertujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam asuhan kebidanan sehingga karya tulis ilmiah yang di susun
mencerminkan penguasaan penulis tentang substansi dan metode penelitian.
Pemahaman fenomena ini penting untuk membekali mahasiswa dalam mengatasi
masalah kebidanan yang ada di masyarakat. Fenomena ini dapat diteliti dengan
D. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir.
Kecemasan merupakan keadaan dimana seseorang mengalami perasaan
gelisah dan aktivitas sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman
yang tidak jelas dan tidak spesifik. Sehingga kecemasan tidak pernah terlepas
dari kehidupan setiap mahasiswa. Banyak hal yang dapat menjadi sumber
kecemasan bagi mahsiswa, sumber kecemasan mahasiswa tersebut antara lain
Pembuatan bermacam tugas, laporan, dan makalah harus dikerjakan mahasiswa
serta ujian sebagai evaluasi dilakukan secara ruti. Salah satu sumber kecemasan
bagi mahasiswa tingkat akhir adalah kewajiban menyusun tugas akhir
(Carpenito, 2000; Zulkarnain, 2009) di dalam jurnal Rustiana, 2009 di peroleh
tanggal 16 November 2013.
Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita,
karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh
(Saryono, 2008).
Gangguan emosional sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan
ke susunan saraf pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui
tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonomy (simpatis atau parasimpatis)
akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan
secret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui system prontal guna
mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing hormone)
dan LH (Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon ini adalah dibawah
pengaruh RH (Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke
hipofisis. Pengeluaran Rh sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik
psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi atau
haid (Prawirohardjo, 2008).
Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi
intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh
termasuk otak dan psikologis.pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi
melalui jalur hipotalamus-hipofisi-ovarium yang meliputi multiefek dan
mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi pada sistem
limbik. Sistem ini akan menstimulasi pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu
corticotropic releasing hormone (CRH). Hormon ini secra langsung akan
menghambat sekresi GnRH hipotalamus dari tempat produksinya di nukleus
arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi melalui penambahan sekresi opionid
endogen. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan
adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri
diketahui merupakan endogen yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa
nyeri. Peningkatan kadar ACTH akan menyebabkan peningkatan pada kadar
kortisol darah. Pada wanita dengan gejala amenore hipotalamik menunjukkan
keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan adanya peningkatan CRH dan
ACTH. Hormon - hormon tersebur secara langsung dan tidak langsung
menyebabkan penurunan kadar GnRH, di mana melalui jalan ini maka stres dan
rasa cemas menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Dari tadinya siklus
menstruasinya normal menjadi oligomenorea, polimenorea atau amenorea.
Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada GnRH.
Gejala - gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali