• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universita"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan (ansietas / axienty) adalah gangguan alam perasaan (affective)

yang di tandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan

berkelanjutan,tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing

Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh atau tidak mengalami

keretakan kepribadian (Spilitting of Personality),prilaku dapat terganggu tetapi

masih dalam atas - batas normal (Hawari, 2011, hal. 19).

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan

merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,

pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan

identitas diri dan arti kehidupan. Kecemasan memiliki karakteristik berupa

munculnya perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas

dan tidak menyenangkan. Kecemasan seringkali disertai dengan gejala fisik

seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, atau

tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. Gejala - gejala kecemasan yang muncul

dapat berbeda pada masing - masing orang (Widury, 2008, hal. 73 - 74).

2. Gejala Klinis Kecemasan

Keluhan - keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami

gangguan kecemasan antara lain yaitu cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan

pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah,

(2)

pola tidur, mimpi - mimpi yang menegangkan gangguan konsentrasi dan daya

ingat, keluhan - keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,

pendengaran berdenging (tinitus), berdebar - debar, sesak nafas, gangguan

pencernaan dan sakit kepala (Hawari, 2011).

3. Tipe Kepribadian Pencemas

Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang,memandang masa

depan dengan rasa was - was atau khawatir, Kurang percaya diri, gugup apabila

tampil di muka umum,Sering merasa tidak bersalah atau menyalahkan orang

lain,tidak mudah mengalah gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk,

gelisah,seringkali mengeluh ini dan itu atau keluhan somatik, khawatir berlebihan

terhadap penyakit,mudah tersinggung, suka membesarkan - besarkan masalah

yang kecil,dalam mengambil keputusan sering di liputi rasa bimbang dan

ragu,kalau sedang emosi sering bertindak dengan histeris ( Hawari, 2011).

4. Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart (2007) tingkat kecemasan dibagi menjadi :

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari -

hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivikasi belajar dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah

kelelahan, kesadaran tinggi, mampu belajar, motivasi meningkat dan tingkah

(3)

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah

yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu terarah. Manifestasi yang terjadi

pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan

pernafasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume

tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,

kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah

lupa, marah dan menangis.

c. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang

dengan kecemasan berat dan cenderung untuk memusatkan pada suatu area

lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit

kepala, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, dan tidak mau

belajar secara efektif.

d. Kecemasan panik

Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal

terinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali,

individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun

dengan arahan. Panik mencakup diorganisasikan kepribadian dan

menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain. Persepsi yang menyimpang, dan kehilangan

pemikiran rasional. Tingkat ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika

berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kematian dan

(4)

5. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari (2011,hal. 79) Untuk mengetahui sejauh mana derajat

kecemasan seseorang apakah ringan,sedang,berat atau berat sekali orang

menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton

Rating Scale For Anxiety. Masing - masing kelompok gejala diberi penilaian

angka (score) antar lain 0 - 4 yang artinya adalah :

Nilai 0 = tidak ada gejala

Nilai 1 = gejala ringan

Nilai 2 = gejala sedang

Nilai 3 = gejala berat

Nilai 4 = gejala berat sekali

Masing - masing nilai angka score dari 14 kelompok gejala tersebut di

jumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat

kecemasan seseorang, yaitu Total nilai score :

kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

14 – 20 = kecemasan ringan

21 – 27 = kecemasan sedang

28 – 41 = kecemasan berat

(5)

B. Pola Menstruasi 1. Pengertian

Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah pada dinding rahim

(endometrium) yang terjadi secara rutin setiap bulannya yang keluar melalui

vagina. Menstruasi juga merupakan proses mempersiapkan tubuh wanita untuk

mengandung anak atau hamil. Panjang siklus haid adalah antara tanggal

mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan

disebut hari pertama siklus, karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan

tepatnya waktu keluar haid dari ostinum uteri eksternum tidak dapat diketahui,

maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari (Pudiastuti, 2012, hal.38)

Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi yang meliputi

siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan

waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode

berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya 28 hari, tetapi variasinya

cukup luas. Rata - rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun adalah 25

hari, pada perempuan usia 43 tahun panjang siklus haidnya 27 hari dan pada

perempuan usia 55 tahun siklus haidnya adalah 51 hari. Panjang siklus haid yang

biasa pada manusia antara 21 - 35 hari, dan sekitar 97% perempuan yang

berovulasi siklus haidnya berkisar antar 18 - 42 hari. Jika siklusnya kurang atau

lebih 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi

(Wiknjosastro, 2005 ; Octaria, 2009) di dalam jurnal mulyanti 2012 di peroleh

pada tanggal 18 november 2013.

Lamanya haid biasanya antara 3 - 5 hari, ada yang 1 -2 hari diikuti darah

sedikit - sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 - 8 hari. Pada umunya lamanya

(6)

biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata - rata 33,2 ± 16 cc.

Pada perempuan yang lebih tua biasanya darah yang keluar yang banyak

(Dasty, 2010).

2. Siklus Menstruasi

Menurut (Llewellyn, 2002, hal. 12-13) Stimulus berasal dari hipotalamus

dengan pelepasan gonadotrophic releasing hormone (GnRH) ke dalam pembuluh

darah portal hipofisis. GnRH yang di lepaskan secara berdenyut mencapai

kelenjar hipofisis. Di sini GnRH merangsang pertumbuhan dan maturasi

gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 10 - 20 folikel

primer dengan berkaitan sel granulosa teka yang mengelilinginya. Efek

meningginya jumlah FSH ialah sekresi cairan ke dalam rongga folikel. Salah satu

di antaranya tumbuh lebih cepat dari pada yang lain. Pada saat yang sama sel

granulosa teka yang mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak

estradiol, yang memasuki sirkulasi darah.

Efek endokrinologik peningkatan kadar estradiol ini adalah menimbulkan

umpan balik negatif hipofisisnanterior dan hipotalamus. Akibatnya sekresi FSH

menurun sedangkan sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Kira - kira 24

jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi LH dan lonjakan sekresi FSH yang

lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari

folikel yang paling besar. Maka terjadilah ovulasi.

Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel

granulosa teka berproliferasi dan menjadi berwarna kuning (luteinized) dan di

sebut sel lutein - teka. Folikel korpus luteum menghasilkan progesteron mencapai

puncak datar (plateu) kira - kira empat hari setelah ovulasi, kemudian

(7)

implantasi ke dalam endometrium. Sel - sel trofoblastik embrio yang telah

tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang

memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan progesteron terus

berlanjut. Sebaliknya jika tidak terjadi kehamilan, sel lutein teka berdegenerasi

sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron lebih sedikit. Ini mengurangi

umpan balik negatif pada gonadotropin yang disertai dengan meningkatnya

sekresi FSH. Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah

menyebabkan perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya

menstruasi.

Menurut Pudiastuti (2012, hal.43 - 46) Ada tiga masa utama siklus menstruasi

yaitu :

a. Masa menstruasi selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu

endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon - hormon ovarium

paling rendah. Pada fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan

disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh. Fase ini berlangsung selama

3 - 4 hari.

b. Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium

tumbuh kembali di sebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara

hari kedua belas dan keempat belas terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang

disebut ovulasi. Setelah luka sembuh akan terjadi penebalan pada

endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari kelima sampai hari ke

(8)

Fase proliferasi di bagi menjadi 3 tahap yaitu :

1) Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini

dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi

epitel. Pemukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.

2) Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini

merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang

berbentuk torak yang tinggi.

3) Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke 11 sampai hari ke 14.

c. Masa sekresi. Saat itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang

mengeluarkan progesteron. Di bawah pengeruh progesteron ini kelenjar

endometrium yang tumbuh berlekuk - lekuk mulai bersekresi dengan

mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa

ini stroma endometrium berubah ke arah sel - sel desidua terutama yang

berada di seputar pembuluh - pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan

adanya nidasi.

Fase ini berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Fase ini endometrium

kira - kira tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang

berkelok - kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin

nyata.bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang

diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.

Fase sekresi dibagi 2 tahap yaitu :

1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase

(9)

2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium

berkembang dan menjadi lebih berkelok - kelok dan sekresi mulai

mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.

3. Gangguan Saat Menstruasi

Menurut Pudiastuti (2012) Apabila menstruasi terjadi pada saat yang

seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi masa

menstruasi yang tidak teratur atau tidak mendapat menstruasi sering merupakan

keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan menstruasi

dan bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan

emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi.

Gangguan pola menstruasi yang berhubungan dengan siklus menstruasi

digolongkan menjadi 3 macam yaitu Polimenorea merupakan siklus menstruasi

lebih pendek dari normal yaitu kurang dari 21 hari. Sedangkan jumlah

perdarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan gangguan hormonal, dengan

umur korpus luteum memendek, sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih

pendek.

Oligomenorea yaitu menstruasi dengan siklus yang lebih panjang dari

normal yaitu lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan

wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya

juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.

Amenorea yaitu Suatu keadaan tidak keluarnya darah haid sedikitnya 3

bulan berturut - turut. Amenorea primer apabila keadaan seorang perempuan

berusia 18 tahun atau lebih dan belum pernah haid. Adanya amenorea sekunder

(10)

Gangguan pola menstruasi berdasarkan lama perdarahan menstruasi

yaitu hipomenorea adalah perdarahan yang lebih pendek serta kurang dari

biasanya. Hipomenorea tidak menggagu fertilitas. Siklus menstruasi tetap, tetapi

lama perdarahan memendek kurang dari 3 hari. Hipomenorea dapat disebabkan

kesuburan endometrium kurang karena keadaan gizi penderita yang rendah,

penyakit menahun, dan gangguan hormonal dan hipermenorea adalah

perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal

(lebih dari 8 hari). Terjadinya hipermenorea berkaitan dengan kelainan pada

rahim yaitu mioma uteri, polip endometrium dan gangguan pelepasan

endometrium.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi

Menurut Pieter (2010) ada beberapa hal faktor - faktor yang mempengaruhi

menstruasi dan perubahan - perubahan psikologis pada saat menstruasi :

a. Faktor Perkembangan Hormonal

Perkembangan hormonal adalah estrogen dan hormon progesteron.

Hormon estrogen adalah hormon yang berfungsi merangsang

pertumbuhan rahim, payudara, puting susu, dan lapisan vagina yang

semuanya memperlancarkan kehamilan dan persalinan. Adapun hormon

progesteron adalah hormon yang berfungsi dalam menyiapkan dinding

rahim, membuat lingkungan rahim nyaman, dan memproduksi air susu

ibu.

b. Faktor Perkembangan Kelenjar

Dalam hal ini efek perkembangan kelenjar pituitary dn gonad. Dampang

kelenjar pituitary yaitu mengeluarkan hormon pertumbuhan dan hormon

(11)

besarnya ukuran individu. Pengaruh hormon gonadotropik adalah untuk

merangsang gonad agar mampu meningkatkan aktivitas. Adapun dampak

gonad adalah memicu ciri - ciri seks primer dan sekunder lebih matang.

c. Faktor Enzim

Faktor enzim adalah enzim hidrolitik yang terdapat pada endometrium.

Fungsi enzim hidrolitik ialah merusak sel - sel dan mensitesis protein

dalam proses metabolisme. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya

regresi endometrium dan pendarah.

d. Faktor Vascular

Mulai dari fase proliferasi pembentukan sistem vaskularisasi dalam

lapisan fungsional endometrium, maka pertumbuhan endometrium ikut

serta bersama arteri dan vena. Dengan regresi endometrium ikut

menyebabkan timbulnya stagnasi pada vena dan saluran yang

menghubungkannya dengan arteri. Akhir dari proses adalah nekrosis dan

perdarahan.

e. Faktor Prostaglandin

Endometrium yang mengandung prostaglandin E2 dan F2 dengan

desintegrasi endometrium menyebakan pelepasan prostaglandin.

Pelepasan prostaglandin lebih dikenal dengan myom. Myom

menyebabkan terjadinya perdarahan pada waktu haid. Pada awal

menstruasi rasa nyeri haid sering dirasakan wanita. Hal ini diakibat

prostaglandin yaitu suatu zat yang menyebabkan otot – otot rahim

mengalami kontraksi. Pada sebagian wanita, rasa nyeri haid dirasakan

(12)

Namun ada pula pada sebagian orang tidak mengalami keadaan yang

begitu menyakitkan.

f. Faktor Psikologis

Perubahan emosional menyebabkan terganggunya pengendalian neoro

hormonal pada glandula piruitaria anterior oleh hipotalamus, sehingga

stimulasi terhadap gonadotropin juga akan terganggu (Veralls, 2003, di

dalam Rizka Himawan, 2011 diperoleh pada tanggal 31 januari 2014).

5. Perubahan - Perubahan Psikologis pada Menstruasi

Menurut Pieter (2010) ada beberapa perubahan - perubahan psikologis

pada saat menstruasi yaitu :

a. Anoreksia Nervosa

Anoreksi berarti hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang bersifat patologis.

Sedangkan anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang

disebabkan oleh faktor penyimpangan emosional. Keadaan ini menjadi serius

bila tidak ditangani, karena bis menyebabkan kematian akibat kelaparan.

Gejala - gejala anoreksia nervosa ini adalah hilangnya nafsu makan, pura -

pura tidak mau makan, tidak mau makan sama sekali, kehilangan berat badan

dan kelelahan. Komplikasinya adalah kerusakan organ tubuh, gangguan

menstruasi, tiroid, gagal ginjal dan kematian.

b. Bulimia

Bulimia merupakan salah satu kelainan emosional yang ditandai pola makan

yang berlebihan dan berbahaya. Keadaan ini sering terjadi pada remaja atau

orang dewasa. Gejala – gejala bulimia adalah yaitu rasa kekhawatiran yang

luar biasa terhadap berat badan, sehingga siklus makannya tidak terkontrol

(13)

lagi dalam siklus yang tak terkontrol juga. Efek sampingnya yaitu sakit

tenggorokan, asam lambung, luka anus, pembengkakan pada kelenjar ludah

dan dehidrasi.

c. Cemas

Cemas merupakan hal normal dan wajar ketika menghadapi sesuatu tekanan.

Namun rasa cemas menjadi tak wajar apabila cemas terhadap hal – hal

sebenarnya bukan objek perhatian khusus, ketidakmampuan untuk

menyelesaikan masalah dan selalu menganggap masalahnya tidak alistis.

Cemas yang lama bisa menyebabkan gangguan fisik dab psikologis.

d. Depresi

Depresi merupakan salah satu bagian gangguan emosi yang sering terjadi

pada wanita. Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih yang

berkepanjangan, kehilangan fokus perhatian, tidak mampu dalam kensentrasi,

ingin bunuh diri, sulit tidur, cemas, nafsu makan berkurang, berat badan

menurun, merasa lelah dan kesepian, tidak berharga, rasa bersalah, tidak mau

bicara dengan orang lain dan menutup diri.

e. Stres

Stres merupakan keadaan yang membuat tubuh untuk memproduksi hormon

adrenalin yang berfungsi mempertahankan diri. Stres adalah keadaan

tertekan. Namun stress ringan dapat berfungsi mendorong orang berfikir dan

berusa lebih cepat sehingga bisa menjawab tantangan hidup sehari - hari.

Stres ringan bisa memberikan gairah dalam kehidupan yang membosankan

atau rutinitas. Namun apabila stresnya dalam kategori berat dapat

(14)

f. Ketidakmatangan Emosi

Ketidakmatangan emosi ini sering kali dipengaruhi oleh faktor hormonal dan

situasional miasalnya saat datang haid, dimana wanita cenderung menjadi

pemarah, mudah tersinggung, atau cepat merasa lelah.

g. Ambivalen dan Insomnia

Kondisi ambivalen sering terjadi pada wanita, di mana dia selalu kesulitan

untuk mengambil satu sikap atau setiap perubahan yang terjadi pada dirinya.

Sikap ambivalen ini juga berhubungan dengan perubahan hormon. Adapun

pada insomnia adalah kesulitan memejamkan mata, kesulitan tidur, dan selalu

terjaga malam hari dan sering dialami wanita hamil dan menoupose.

C. Tugas Akhir 1. Pengertian

Tugas akhir adalah suatu karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan oleh

setiap mahasiswa sebagai penugasan akhir sebelum menyelesaikan pendidikan di

Program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra

Utara. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Sains Terapan (SST). Karya tulis ini bertujuan untuk memahami suatu

fenomena dalam asuhan kebidanan sehingga karya tulis ilmiah yang di susun

mencerminkan penguasaan penulis tentang substansi dan metode penelitian.

Pemahaman fenomena ini penting untuk membekali mahasiswa dalam mengatasi

masalah kebidanan yang ada di masyarakat. Fenomena ini dapat diteliti dengan

(15)

D. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir.

Kecemasan merupakan keadaan dimana seseorang mengalami perasaan

gelisah dan aktivitas sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman

yang tidak jelas dan tidak spesifik. Sehingga kecemasan tidak pernah terlepas

dari kehidupan setiap mahasiswa. Banyak hal yang dapat menjadi sumber

kecemasan bagi mahsiswa, sumber kecemasan mahasiswa tersebut antara lain

Pembuatan bermacam tugas, laporan, dan makalah harus dikerjakan mahasiswa

serta ujian sebagai evaluasi dilakukan secara ruti. Salah satu sumber kecemasan

bagi mahasiswa tingkat akhir adalah kewajiban menyusun tugas akhir

(Carpenito, 2000; Zulkarnain, 2009) di dalam jurnal Rustiana, 2009 di peroleh

tanggal 16 November 2013.

Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita,

karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh

(Saryono, 2008).

Gangguan emosional sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan

ke susunan saraf pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui

tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonomy (simpatis atau parasimpatis)

akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan

secret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui system prontal guna

mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing hormone)

dan LH (Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon ini adalah dibawah

pengaruh RH (Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke

hipofisis. Pengeluaran Rh sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik

(16)

psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi atau

haid (Prawirohardjo, 2008).

Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi

intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh

termasuk otak dan psikologis.pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi

melalui jalur hipotalamus-hipofisi-ovarium yang meliputi multiefek dan

mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi pada sistem

limbik. Sistem ini akan menstimulasi pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu

corticotropic releasing hormone (CRH). Hormon ini secra langsung akan

menghambat sekresi GnRH hipotalamus dari tempat produksinya di nukleus

arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi melalui penambahan sekresi opionid

endogen. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan

adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri

diketahui merupakan endogen yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa

nyeri. Peningkatan kadar ACTH akan menyebabkan peningkatan pada kadar

kortisol darah. Pada wanita dengan gejala amenore hipotalamik menunjukkan

keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan adanya peningkatan CRH dan

ACTH. Hormon - hormon tersebur secara langsung dan tidak langsung

menyebabkan penurunan kadar GnRH, di mana melalui jalan ini maka stres dan

rasa cemas menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Dari tadinya siklus

menstruasinya normal menjadi oligomenorea, polimenorea atau amenorea.

Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada GnRH.

Gejala - gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kepada TUHAN Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL

Indikator kemandirian yang diamati adalah kemampuan siswa menyelesaikan sendiri tanpa bantuan teman tugas dari guru, siswa memiliki rasa tanggung jawab atas

Yang dimaksud dengan kontraktor dalam peraturan dan syarat-syarat adalah yang diserahi tugas pelaksanaan pekerjaan, yang disebut sebagai pihak kedua dalam surat

Tujuan dari kebijakan ini adalah memastikan penggunaan yang tepat dari email perusahaan dan membuat karyawan menyadari apa yang dilakukan sudah baik dan diterima

Nilai-nilai karakter bangsa itu berkaitan erat dengan hajat hidup dan kehidupan manusia Indonesia yang tidak hanya mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi juga berkaitan

Penulis lain seperti Surin Pitsuwan 53 dalam tesisnya melihat kepada sejarah latar belakang konflik, usaha orang Melayu untuk mendapatkan status autonomi, aturan-aturan

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

Hasil-hasil penelitian yang dipaparkan dalam bab ini termasuk respons imun terhadap susu sapi, susu kambing dan produknya (bubuk susu kambing, yoghurt, dan kefir susu kambing),