• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Olimpiade Minggu ke 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembahasan Olimpiade Minggu ke 2"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

“Failure is an option. If things are

not failing, you are not innovating

enough”

(Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang

anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya

anda tidak cukup melakukan inovasi)

(2)

Olimpiade Mingguan

Minggu ke-2Periode 14-21 Maret 2018

Sebelum memulai jangan lupa berdoa dulu ya menurut agama dan keyakinannya masing-masing , bagi yang muslim baca doa mau belajar ya 

ِ ب

“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami ridho

Allah SWT sebagai tuhanku, islam sebagai Agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang

baik ”

Number 1

Suatu silinder bermassa 𝑚 dan jari-jari 𝑅 berada di atas permukaan kasar suatu bidang miring yang tidak dapat bergerak dengan sudut kemiringan 𝜃. Koefisien gesek antara silinder dan bidang miring sangat besar sehingga silinder tidak dapat slip terhadap bidang miring. Kemudian suatu batang tegar bermassa 𝑀 = 3𝑚 sepanjang 𝐿 = 5𝑅 diletakkan di atas bidang miring dan bersentuhan dengan silinder. Ujung bawah batang ini di pasang pada poros licin yang menempel di permukaan bidang miring. Koefisien gesek antara batang dan silinder adalah 𝜇. Asumsikan pusat massa batang berada di antara poros licin dan titik sentuh batang dengan silinder.

Jika sudut yang dibentuk antara batang tegar dan bidang miring adalah 𝜙, tentukanlah : a. Percepatan pusat massa silinder sebagai fungsi 𝜙!

b. Percepatan sudut batang terhadap poros licin sebagai fungsi 𝜙!

c. Percepatan pm batang komponen sejajar bidang miring sebagai fungsi 𝜙! d. Percepatan pm batang komponen tegak lurus bidang miring sebagai fungsi 𝜙! e. Vektor percepatan pusat massa batang!

(3)

Keterangan : pm adalah pusat massa Pembahasan :

a. Perhatikan gambar di bawah ini!

Tinjau gerak rotasi batang terhadap poros licin. Gaya dari poros tidak perlu kita pertimbangkan di sini karena lengan momennya nol. Misalkan percepatan sudut papan adalah 𝛼. Karena silinder slip terhadap batang maka akan berlaku 𝑓1 = 𝜇𝑁1.

𝑀𝑔 cos(𝜙 − 𝜃)𝐿2 − 𝑁1𝑑 =13 𝑀𝐿2𝛼

3𝑚𝑔 cos(𝜙 − 𝜃)5𝑅2 − 𝑁1𝑑 = 13 𝑀(5𝑅)2𝛼

15

2 𝑚𝑔𝑅 cos(𝜙 − 𝜃) − 𝑁1𝑑 = 25𝑚𝑅2𝛼 … (1)

Sekarang tinjau gerak translasi dan rotasi silinder Gerak translasi (arah sejajar bidang miring)

𝑚𝑔 sin 𝜃 − 𝑓2 − 𝑓1cos 𝜙 + 𝑁1sin 𝜙 = 𝑚𝑎

𝑚𝑔 sin 𝜃 − 𝑓2 + 𝑁1(sin 𝜙 − 𝜇 cos 𝜙) = 𝑚𝑎 … (2)

Gerak rotasi

Misalkan percepatan sudut silinder adalah 𝛽. Karena silinder menggelinding tanpa slip di atas lantai akan berlaku 𝑎 = 𝑅𝛽.

(𝑓2− 𝑓1)𝑅 =12 𝑚𝑅2𝛽 ⟹ 𝑓2 = 𝜇𝑁1+12 𝑚𝑎 … (3)

Sekarang perhatikan titik sentuh antara batang dan silinder. Titik ini tidak ikut berotasi bersama silinder melainkan hanya ikut dipercepat pada arah sejajar bidang miring sehingga akan berlaku

𝑎 = 𝛼𝑑 sin 𝜙 ⟹ 𝑑𝛼 =sin 𝜙 … (4)𝑎

Sekarang perhatikan bangun layang-layang yang dibentuk oleh batang dan silinder. Dari sini akan kita dapatkan bahwa

tan𝜙2 =𝑅𝑑 ⟹ 𝑑 = 𝑅

tan 𝜙2… (5)

𝑑 𝛼

𝑀𝑔 𝜙

𝑁1

𝑓1

𝑠

𝛼𝑑 𝛼𝑑 cos 𝜙

𝜙 𝛼𝑑 sin 𝜙

𝑎

𝑚𝑔 𝑁1

𝑓1

𝑁2

𝑓2

(4)

Subtitusi persamaan (5) ke (4)

Subtitusi persamaan (6) dan (5) ke (1)

15

Subtitusi persamaan (3) ke (2)

𝑚𝑔 sin 𝜃 − 𝜇𝑁1−12 𝑚𝑎 + 𝑁1(sin 𝜙 − 𝜇 cos 𝜙) = 𝑚𝑎

c. Percepatan pusat massa batang sejajar bidang miring adalah

𝑎∥ =𝛼𝐿2 sin 𝜙 =52 𝛼𝑅 sin 𝜙

(5)

𝑎⊥ =𝛼𝐿2 cos 𝜙 =52 𝛼𝑅 cos 𝜙

e. Vektor percepatan pusat massa batang adalah

𝑎⃗B =𝛼𝐿2 sin(𝜙 − 𝜃) 𝑖̂ −𝛼𝐿2 cos(𝜙 − 𝜃) 𝑗̂

𝑎⃗B =52 𝛼𝑅 sin(𝜙 − 𝜃) 𝑖̂ −52 𝛼𝑅 cos(𝜙 − 𝜃) 𝑗̂

Dengan 𝛼 adalah percepatan sudut batang seperti jawaban pada bagian b. Number 2

Diberikan suatu sistem balok-katrol seperti gambar di bawah ini.

Masing-masing katrol bermassa 𝑚0 dan memiliki jari-jari 𝑅. Setiap katrol tidak dapat slip terhadap tali. Di ujung kiri sistem diletakkan beban yang bermassa 𝑚 dan diujung kanan sistem diletakkan balok beban bermassa 𝑀. Pada sistem terdapat sejumlah balok bermassa 𝑚 (𝑀 > 4𝑚). Arah percepatan gravitasi 𝑔 adalah ke bawah. Jika terdapat

𝑁 buah balok 𝑚, tentukanlah :

a. Jumlah katrol yang terdapat pada sistem!

Untuk kondisi pertama, asumsikan lantai licin. Tentukanlah : b. Percepatan sistem!

c. Jika percepatan sistem sama dengan sepertiga percepatan gravitasi, tentukan massa

𝑀 dinyatakan dalam 𝑚 dan 𝑚0!

Untuk kondisi kedua, asumsikan lantai kasar dengan koefisien gesek kinetik 𝜇. Tentukanlah :

d. Percepatan sistem!

e. Sama seperti sebelumnya, jika percepatan sistem sama dengan sepertiga percepatan gravitasi, tentukan massa 𝑀 dinyatakan dalam 𝑚 dan 𝑚0!

Selanjutnya, beban di ujung kanan sistem diganti dengan kotak berisi air yang massa totalnya adalah 𝑀. Setelah selang waktu 𝑇 air habis dan massa beban yang tersisa adalah

(6)

𝑀/4. Abaikan kecepatan air ketika keluar dari kotak. Jika pada awalnya sistem diam, tentukanlah :

f. Kecepatan sistem sebagai fungsi waktu saat air belum habis untuk kondisi pertama! g. Kecepatan sistem tepat ketika air habis untuk kondisi pertama!

h. Kecepatan sistem sebagai fungsi waktu saat air belum habis untuk kondisi kedua! i. Kecepatan sistem tepat ketika air habis untuk kondisi kedua!

Pembahasan :

a. Untuk mengerjakan soal ini, sebaiknya kita cari pola yang mempermudah kita, bukan malah meninjau setiap bagian sistem. Baik, kita tinjau sebagian sistem seperti gambar di bawah ini.

Kita tinjau fraksi sistem yang terdiri dari 4 katrol dan sebuah balok. Kita hitung balok paling kiri sebagai balok 1 dan kita sebut fraksi sistem yang di dalamnya terdapat balok 1 ini sebagai fraksi sistem 1. Untuk fraksi sistem yang terdapat balok 2 di dalamnya kita namakan fraksi sistem 2 dan seterusnya. Setiap katrol pada fraksi sistem kita beri nama dengan huruf romawi dengan urutan seperti gambar di atas. Karena ada 𝑁 fraksi sistem, maka jumlah katrol dalam sistem adalah 3𝑁 + 1 buah katrol.

b. Selanjutnya karena tali tidak slip terhadap katrol maka akan berlaku 𝑎 = 𝑅𝛼. Kita tinjau benda benda pada fraksi sistem 1 akan kita dapatkan

(𝑇𝐼,1− 𝑇0)𝑅 =12 𝑚0𝑅2(𝑅) ⟹ 𝑇𝑎 𝐼,1− 𝑇0 = 12 𝑚0𝑎

Sehingga dengan cara yang sama

𝑇𝐼𝐼,1− 𝑇𝐼,1 = 12 𝑚0𝑎

𝑇𝐼𝐼𝐼,1− 𝑇𝐼𝐼,1′ = 12 𝑚0𝑎

𝑇𝐼,2− 𝑇𝐼𝐼𝐼,1 = 12 𝑚0𝑎

Untuk balok 𝑚

𝑇𝐼𝐼,1′ − 𝑇𝐼𝐼,1= 𝑚𝑎

Dengan menjumlahkan semua persamaan yang tadi kita dapatkan akan kita peroleh

𝑘𝐼𝐼𝐼,1

𝑚 𝑘𝐼𝐼,1

𝑘𝐼,1 𝑘𝐼𝑉,1

𝑚 𝑇0

𝛼

𝑇𝐼,1 𝑇𝐼𝐼𝐼,1

𝛼

𝑇𝐼,2

𝑇𝐼,1

𝛼 𝑇𝐼𝐼,1 𝑇𝐼𝐼,1′ 𝛼

𝑇𝐼𝐼𝐼,1

𝑇𝐼𝐼,1 𝑇𝐼𝐼,1′

(7)

𝑇𝐼,1− 𝑇0 = 12𝑚0𝑎

𝑇𝐼𝐼,1− 𝑇𝐼,1 = 12𝑚0𝑎

𝑇𝐼𝐼,1′ − 𝑇𝐼𝐼,1 = 𝑚𝑎

𝑇𝐼𝐼𝐼,1− 𝑇𝐼𝐼,1′ = 12𝑚0𝑎

𝑇𝐼𝐼𝐼,1− 𝑇0 = (32𝑚0+ 𝑚) 𝑎

+

𝑇𝐼𝐼𝐼,1 = 𝑇0+ (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎

Maka untuk fraksi berikutnya akan kita peroleh

𝑇𝐼𝐼𝐼,2 = 𝑇𝐼𝐼𝐼,1+ (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎 = 𝑇0+ 2 (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎

𝑇𝐼𝐼𝐼,3 = 𝑇𝐼𝐼𝐼,2+ (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎 = 𝑇0+ 3 (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎

Sehingga pada fraksi ke 𝑁 akan kita dapatkan

𝑇𝐼𝐼𝐼,𝑁 = 𝑇0+ 𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎

Mengikuti pola yang ada

𝑇 = 𝑇𝐼𝐼𝐼,𝑁+12 𝑚0𝑎

𝑇 = 𝑇0+ [𝑁 (32 𝑚0 + 𝑚) +12 𝑚0] 𝑎

Tinjau beban 𝑚

𝑇0− 𝑚𝑔 = 𝑚𝑎 ⟹ 𝑇0 = 𝑚𝑔 + 𝑚𝑎

Tinjau beban 𝑀

𝑀𝑔 − 𝑇 = 𝑀𝑎

𝑀𝑔 − 𝑇0− [𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) +12 𝑚0] 𝑎 = 𝑀𝑎

𝑀𝑔 − 𝑚𝑔 − 𝑚𝑎 − [𝑁 (32 𝑚0 + 𝑚) +12 𝑚0] 𝑎 = 𝑀𝑎

(𝑀 − 𝑚)𝑔 = [𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) +12 𝑚0+ 𝑀 + 𝑚] 𝑎

𝑀 𝑚

𝑇𝐼𝐼𝐼,𝑁

𝛼

𝑇 𝑇0

𝑚𝑔

𝑇

𝑀𝑔

(8)

𝑎 = (𝑀 − 𝑚)𝑔

𝑁 (32𝑚0+ 𝑚) + 12𝑚0+ 𝑀 + 𝑚

c. Jika percepatan 𝑎 = 𝑔/3 maka

𝑔 3 =

(𝑀 − 𝑚)𝑔

𝑁 (32𝑚0+ 𝑚) + 12𝑚0+ 𝑀 + 𝑚

𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) +12 𝑚0+ 𝑀 + 𝑚 = 3𝑀 − 3𝑚

2𝑀 = 𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) +12 𝑚0+ 4𝑚

𝑀 =𝑁2 (32 𝑚0+ 𝑚) +14 𝑚0+ 2𝑚

d. Untuk kasus lantai kasar, kita hanya perlu mengubah persamaan gerak balok menjadi Untuk balok 𝑚

𝑇𝐼𝐼,1′ − 𝑇𝐼𝐼,1− 𝑓k= 𝑚𝑎

𝑇𝐼𝐼,1′ − 𝑇𝐼𝐼,1= 𝜇𝑚𝑔 + 𝑚𝑎

Sehingga akan kita dapatkan dengan cara yang sama seperti bagian b yaitu

𝑇𝐼𝐼𝐼,1 = 𝑇0+ 𝜇𝑚𝑔 + (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎

Pada fraksi sistem berikutnya

𝑇𝐼𝐼𝐼,2 = 𝑇𝐼𝐼𝐼,1+ 𝜇𝑚𝑔 + (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎 = 𝑇0+ 2𝜇𝑚𝑔 + 2 (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎

𝑇𝐼𝐼𝐼,3 = 𝑇𝐼𝐼𝐼,2+ 𝜇𝑚𝑔 + (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎 = 𝑇0+ 3𝜇𝑚𝑔 + 3 (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎

𝑇𝐼𝐼𝐼,𝑁 = 𝑇0+ 𝑁𝜇𝑚𝑔 + 𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) 𝑎

Mengikuti pola yang ada

𝑇 = 𝑇𝐼𝐼𝐼,𝑁+12 𝑚0𝑎

𝑇 = 𝑇0+ 𝑁𝜇𝑚𝑔 + [𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) +12 𝑚0] 𝑎

Tinjau beban 𝑚

𝑇0− 𝑚𝑔 = 𝑚𝑎 ⟹ 𝑇0 = 𝑚𝑔 + 𝑚𝑎

Tinjau beban 𝑀

𝑀𝑔 − 𝑇 = 𝑀𝑎

𝑀𝑔 − 𝑇0− 𝑁𝜇𝑚𝑔 − [𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) +12 𝑚0] 𝑎 = 𝑀𝑎

(9)

(𝑀 − (1 + 𝜇𝑁)𝑚)𝑔 = [𝑁 (32 𝑚0+ 𝑚) +12 𝑚0+ 𝑀 + 𝑚] 𝑎

Maka beban kanan sebagai fungsi waktu adalah

𝑀(𝑡) = 𝑀 −3𝑀4𝑇 𝑡

Dengan menggunakan hasil dari bagian b akan kita peroleh

(10)

𝑣(𝑡) = 𝑔 [4𝑇𝐴 − 4𝑇(𝑀 − 𝑚)3𝑀 ln (1 −3𝑀𝑡4𝑇𝐴) + 𝑡]

g. Saat 𝑡 = 𝑇

𝑣(𝑇) = 𝑔 [4𝑇𝐴 − 4𝑇(𝑀 − 𝑚)

3𝑀 ln (1 − 3𝑀

4𝐴 ) + 𝑇]

h. Dengan cara yang sama seperti bagian f akan kita peroleh

𝑣(𝑡) = 𝑔 [4𝑇𝐴 − 4𝑇(𝑀 − (1 + 𝜇𝑁)𝑚)3𝑀 ln (1 −3𝑀𝑡4𝑇𝐴) + 𝑡]

i. Pada saat 𝑡 = 𝑇

𝑣(𝑇) = 𝑔 [4𝑇𝐴 − 4𝑇(𝑀 − (1 + 𝜇𝑁)𝑚)3𝑀 ln (1 −3𝑀4𝐴 ) + 𝑇]

Number 3 Diberikan sistem balok katrol seperti gambar di bawah.

Pada kedua sistem tersebut, massa semua katrol dapat diabaikan dan anggap katrol licin. Massa 𝑚1 = 𝑚, 𝑚2 = 2𝑚, 𝑚3 = 3𝑚, 𝑚4 = 4𝑚, … , 𝑚𝑁 = 𝑁𝑚.

Untuk sistem A tentukanlah : a. Percepatan balok 𝑚1! b. Percepatan balok 𝑚2! c. Percepatan balok 𝑚3! d. Percepatan balok 𝑚4!

𝑚1

𝑚2

𝑚3 𝑚 4

𝑚1

𝑚2

𝑚3

𝑚4 …

(11)

Untuk sistem B

e. Jika terdapat 𝑁 balok, tentukan percepatan balok 𝑚1!

f. Jika terdapat sangat banyak balok di sebelah kanan sistem (𝑁 → ∞), tentukan percepatan balok 𝑚1!

Keterangan : untuk soal bagian e dan f, penulis tidak berhasil menemukan solusinya, jadi di pembahasan hanya ada solusi bagian a sampai d. Silahkan bagi yang ingin mencoba menemukan solusinya, penulis berharap semoga ada yang berhasil menemukannya agar solusi soal ini bisa sempurna. Sekian dan terima kasih ... 

Pembahasan :

a. Pertama kita tinjau sistem katrol sebelah kiri yang teradapat massa 𝑚1 dan 𝑚2 di dalamnya. Misalkan percepatan kedua katrol ini terhadap katrol kiri adalah 𝑎L, maka percepatan pusat massa sistem terhadap katrol kiri adalah (jadikan arah ke atas

Sekarang misalkan percepatan katrol kiri dan kanan terhadap katrol tetap adalah 𝑎0. Kita tinjau gerak sistem kiri dan kanan terhadap tanah.

Sistem kiri

Jumlahkan persamaan (1) dan (2) akan kita dapatkan

4𝑚𝑔 = 10𝑚𝑎0− 𝑚(𝑎L+ 𝑎R)

4𝑔 = 10𝑎0− (𝑎L+ 𝑎R) … (3)

Karena katrol tidak bermassa, tegangan tali pada tali kiri dan kanan yang melilit katrol bergerak akan sama besarnya. Di sini juga berlaku 𝑇0 = 2𝑇. Tinjau gerakan masing-masing massa terhadap tanah.

Balok 𝑚1

𝑇 − 𝑚1𝑔 = 𝑚1(𝑎0+ 𝑎L)

𝑇 − 𝑚𝑔 = 𝑚(𝑎0+ 𝑎L) … (4)

(12)

𝑚2𝑔 − 𝑇 = 𝑚2(−𝑎0+ 𝑎L)

2𝑚𝑔 − 𝑇 = 2𝑚(−𝑎0+ 𝑎L) … (5)

Balok 𝑚3

𝑇 − 𝑚3𝑔 = 𝑚3(−𝑎0+ 𝑎R)

𝑇 − 3𝑚𝑔 = 3𝑚(−𝑎0+ 𝑎R) … (6)

Balok 𝑚4

𝑚4𝑔 − 𝑇 = 𝑚4(𝑎0 + 𝑎R)

4𝑚𝑔 − 𝑇 = 4𝑚(𝑎0+ 𝑎R) … (7)

Dari penjumlahan persamaan (4) dan (5) serta (6) dan (7) akan kita peroleh

𝑚𝑔 = −𝑚𝑎0+ 3𝑚𝑎L⟹ 𝑎L =13(𝑔 + 𝑎0) … (8)

𝑚𝑔 = 𝑚𝑎0 + 7𝑚𝑎R ⟹ 𝑎R =17(𝑔 − 𝑎0) … (9)

Subtitusi persamaan (8) dan (9) ke persamaan (3)

4𝑔 = 10𝑎0− (13(𝑔 + 𝑎0) +17(𝑔 − 𝑎0))

4𝑔 = 10𝑎0−1021 𝑔 −21 𝑎4 0

94 21 𝑔 =

206

21 𝑎0 ⟹ 𝑎0 = 47 103 𝑔

Subtitusi 𝑎0ke persamaan (8) dan (9)

𝑎L= 13 (𝑔 +103 𝑔) ⟹ 𝑎47 L= 103 𝑔50

𝑎R =17 (𝑔 −103 𝑔) ⟹ 𝑎47 R =103 𝑔8

Tadi kita sudah mendapat nilai atau besar dari 𝑎0, 𝑎L, dan 𝑎R. Berikutnya kita jadikan arah atas sebagai arah positif dan arah bawah sebagai arah negatif sehingga nanti, jika nilai percepatan balok terhadap adalah negatif, berarti arahnya ke bawah dan jika positif, berarti arahnya ke atas.

Percepatan balok 𝑚1 terhadap tanah adalah

𝑎1 = 𝑎0+ 𝑎𝐿

𝑎1 =103 𝑔 +47 103 𝑔 ⟹ 𝑎50 1 = 103 𝑔97

b. Percepatan balok 𝑚2 terhadap tanah adalah

𝑎2 = 𝑎0− 𝑎𝐿

𝑎2 = 103 𝑔 −47 103 𝑔 ⟹ 𝑎50 2 = −103 𝑔 (3 arahnya ke bawah)

c. Percepatan balok 𝑚3 terhadap tanah adalah

(13)

𝑎3 = −103 𝑔 +47 103 𝑔 ⟹ 𝑎8 3 = −103 𝑔 (39 arahnya ke bawah)

d. Percepatan balok 𝑚4 terhadap tanah adalah

𝑎4 = −𝑎0− 𝑎𝑅

𝑎3 = −103 𝑔 −47 103 𝑔 ⟹ 𝑎8 3 = −103 𝑔 (55 arahnya ke bawah)

Kalau udah selesai jangan lupa doa lagi ya, bagi yang muslim baca

ُِني م

لا ع

َ

لاِ ِّب رِ ه

ْ

ل لِ ُد م ح

َّ

لَا

ْ

Referensi

Dokumen terkait

$" Pelaksanaan rujukan kasus lansia ke institusi pelayanan lanjutan &" Pembuatan 1skep lansia di wilayah kerja Puskesmas Karangampel 6" Pelaksanaan pengobatan

Hadis-hadis di atas menjadi dalil bagi mereka yang menyatakan kebolehan ber- kurban seekor kambing, domba, atau biri-biri untuk orang yang berkurban dan keluarganya dengan

Perkembangan yang memberikan fokus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut manajemen neoklasik yang di tandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih

Mayjen Haryono 167, Malang 65145, Indonesia JURUSAN TEKNIK

Lampiran 3 Sebaran suhu permukaan laut di Selat Bali tahun 2010... Januari

Dalam penelitian ini, system terpadu rekam medik rumah sakit dibuat dengan teknologi smart card sebagai media penimpanan data Tujuan dari penelitian ini adalah

Maxwell dalam buku "The Winning Attitude" menggambarkan, "orang berubah ketika mereka cukup sakit sehingga harus berubah; cukup belajar sehingga

Berdasarkan penelaahan terhadap dokumen yuridis terkait dengan sistem pendidikan nasional; standar nasional pendidikan; praktik kedokteran; kesehatan; registrasi