• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAYASA LALU LINTAS LITERATUR : MKJI, {IHCM}, HCM(wshington) Pedoman perencanaan wil. perkotaan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REKAYASA LALU LINTAS LITERATUR : MKJI, {IHCM}, HCM(wshington) Pedoman perencanaan wil. perkotaan)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

REKAYASA LALU LINTAS

LITERATUR : MKJI, {IHCM}, HCM(wshington)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

.

(7)

REKAYASA LALU LINTAS

BAHAN MKJI

SEGMEN JALAN, PERSIMPANGAN, BAGIAN JALINAN

Segmen jalan:

Jalan perkotaan Jalan luar kota

Jalan bebas hambatan (Tol)

Pada suatu jalan dilewati oleh arus lalu lintas yang disebut ;

Volume (Q), dan daya tampung jalan disebut: Capasitas

Volume (Arus Lalu lintas) Q. adalah:

Jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada segmen jalan pada satuan waktu dan pada waktu tertentu.(kend/jam),(SMP/j)

Capasitas (Capasity) C. ; Arus maximum yang dapat dipertahankanPada suatu bagian jalan pada waktu tertentu. Atau daya tampung suatu segmen jalan thd arus lalu litas dan pada waktu tertentu.(SMP/Jam)

(8)

Perhitungan Volume (Q)

Q

Q = Jumlah Kend/jam = Jl. Lv + Jl.Hv + Jl.Mc = SMP/jam

Jam

Lv (MP) = kendaraan ringan , Hv =kend berat. Mc = sepeda motor

SMP = Satuan Mobil Penumpang

Lv = 1, Hv = 1,3, Mc = 0,2 ..0,4

Lv =kendaraan ringan adalah kend bermotor ber as dua dengan 4 roda dan jarak as 2 – 3m(meliputi mobil penumpang, oplet, mikro bis, pck-up, dan truk kecil)

HV=kend. Berat adalah kendaraan bermotor dengan lebih 4 roda( meliputi truk, bis, truk 2as, truk 3as, dan truk kombinasi)

Mc =Motor cycle = kend. Bermotor dengan 2 da 3 roda ( meliputi sepeda motor dan kend.roda tiga) Um = kendaraan tidak bermotor / kendaraan lambat adalah kendaraan dengan roda yang digerakan oleh

(9)

Capasitas jalan perkotaan

C = Co x Fcw x Fc.sp x Fc.sf x Fc.cs

C = capasitas sebenarnya

Co= capasitas dasar ( smp/jam )

Fc.w = Factor pengaruh lebar lajur

Fc.sp= Factor pengaruh pemisah arah

Fc.sf=factor pengaruh hambatan

samping

(10)

Kapasitas dasar/Co

Jalan perkotaan

Type jalan

Kapasitasdasa

r/Co

smp/jam

catatan

*Empat lajur terbagi

Jln. Satu arah

Empat lajur tak

terbagi

Dua lajur tak terbagi

1650

1500

2900

Perlajur

Perlajur

(11)

Tipe jalan Lebar jalur lalu-lintas efektif (Wc) (m) FCw

Empat lajur terbagi atau Jalan satu arah

Per lajur Empat lajur tak terbagi Per lajur

3,00 Dua lajur tak terbagi Total dua arah

5

FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS FC

w

UNTUK LEBAR JALUR

(12)

FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS FC

sp

UNTUK PEMISAHAN

ARAH jalan Perkotaan

Pemisahan arah SP %-% 50-50 60-40 70-30 80-20 90-10 100-0 FCsp Dua lajur 2/2 1,00 0,94 0,88 0,82 0,76 0,70

Empat lajur 4/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88 0,85

FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS FC

cs

UNTUK UNTUK

UKURAN KOTA

Ukuran kota (Juta penduduk) Faktor penyesuaian untuk ukuran kota FCcs

< 0,1 0,1 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 3,0

> 3

(13)

Tipe jalan Kelas Hambatan Samping

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu FCsf

Lebar bahu Ws

Jalan satu arah

FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS FC

sf

UNTUK HAMBATAN

SAMPING

(14)

Tipe jalan Kelas Hambatan Samping

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu FCsf

Lebar kerebWk

≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0

(15)

CONTOH PERHITUNGAN

Diketahui : Jalan perkotaan 4/.2ud

dengan lebar bahu 1,10 m lebar perlajur = 3 m

Jumlah penduduk = 900.000 jiwa.

Jumlah arus (Volume) : Lv= 1000 buah ( 1 )

Hv = 800 buah ( 1,3 )

Mc = 1500 buah ( 0,2 )

Arus 50/50.

Data Hambatan samping : Ped = 45 orang, parkir=18 bh.

Um = 15 buah

Hitung DS

Penyelesaian : Volume (Q) = (1000 X1) + (800 x 1,3) +

(1500x0,2) = 2340 smp/jam

Jumlah Hambatan samping = (45x0,5)+(18x1)+(15x0,4)= 46,5 klas Hs =VL

C = Co x Fsp x Fw x Fsf x Fcs =

(4 x 1500) x 1 x 0,91x 0,994x0,94 = 5102 smp/jam

DS = Q/C = 2340 / 5102 = 0,458 < 0,85 tidak jenuh

FV(lv) = (FVo + FVw) x FFVsf x FFVcs = (53 – 4)x 1,03 x0,95 = 52,6 Km/j

DS & FV(lv) dengan Grafik didapat V rata-rata = 48 km/j.

(16)

Diketahui : Jalan perkotaan 2/2ud lebar eff jalan =5m

Lebar bahu = 1,5m. Jumlah penduduk 900.000jiwa

data lalu lintas : Hv = 400 kend.(1,3), Lv = 625 kend(1,0)

Mc= 1000 kend (0,2)

Jumlah arus 2 arah 50/50

data hambatan samping = Ped= 45 orang, Um = 15 kend

Parkir = 18 kend.

Penyelesaian : Q= (400x1,3) + (625x1)+ (1000x0,2)=

1345 smp/jam

C= 2900 x 0,56 x 1 x 0,99 x 0,94 = 1511 smp/jam

DS = Q/C = 1345 / 1511 = 0,89 > 0,85 jenuh

Fv(lv) = (FVo + FVw) x FVsf x FVcs =

(44- 9,5)x0,99x0,95=32,45 km/jam

(17)

Jalan Luar kota

C = Co x Fc.w x Fc. Sp x Fc.sf

Jalan Bebas Hambatan ( Tol)

(18)

Tipe jalan/ Tipe alinyemen

Kapasitas dasar (smp/jam)

Catatan Empat-lajur terbagi

- Datar

- Bukit

- Gunung

Empat-lajur tak-terbagi

- Datar

- Bukit - Gunung

Dua-lajur tak-terbagi

- Datar

- Bukit - Gunung

1900 1850 1800 1700 1650 1600 3100 3000 2900

Per lajur

Per lajur

Total kedua arah

(19)

Tipe jalan Lebar efektif jalur lalu lintas (Wc)

(m)

FCw

Empat-lajur terbagi Enam-lajur terbagi

Per lajur

3,0 0,91

3,25 0,96

3,50 1,00

3,75 1,03

Empat-lajur tak Terbagi

Per lajur

3,00 0,91

3,25 0,96

3,50 1,00

3,75 1,03

Dua-lajur tak terbagi Total kedua arah

5 0,69

6 0,91

7 1,00

8 1,08

9 1,15

10 1,21

11 1,27

(20)

Tipe jalan Kelas Hambatan Samping

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu FCsf

Lebar bahu Ws

≤ 0,5 1,0 1,5 ≥ 2,0

4/2 UD VL 0,99 1,00 1,01 1,03

L 0,96 0,97 0,99 1,01

M 0,93 0,95 0,96 0,99

H 0,90 0,92 0,95 0,97

VH 0,88 0,90 0,93 0,96

2/2 UD 4/2 UD

VL 0,97 0,99 1,00 1,02

L 0,93 0,95 0,97 1,00

M 0,88 0,91 0,94 0,98

H 0,84 0,87 0,91 0,95

VH 0,80 0,83 0,88 0,93

FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS FC

SF

AKIBAT HAMBATAN

(21)

Pemisahan arah SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30 FCSP Dua-lajur 2/2 1.00 0.97 0.94 0.91 0.88

Empat-lajur 4/2 1.00 0.96 0.92 0.88 0.84

FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS FC

SP

AKIBAT PEMISAHAN ARAH

(22)

Tipe jalan bebas hambatan / Tipe alinyemen

Kapasitas Dasar

(smp / jam)

Catatan

Empat- ddan enam-lajur terbagi

- Datar

- Bukit

- Gunung

Dua-lajur tak-terbagi

- Datar

- Bukit

- Gunung

2300 2250 2150 3400 3300 3200

Per lajur

Total di kedua arah

(23)

Tipe jalan bebas hambatan

Lebar efektif jalur Lalu-lintas Wc

(m)

FCw

Empat-lajur terbagi Enam-lajur terbagi

Per lajur

3,25 0,95

3,50 0,98

3,6 1,00

3,75 1,03

Dua-lajur tak-terbagi Total kedua arah

6,5 0,96

7 1,00

7,5 1,03

(24)

Pemisahan arah SP %-% 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30 FCSP Jalan tak terbagi 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88

FAKTOR PENYESUAIAN KAPASITAS AKIBAT PEMISAHAN ARAH

JALAN BEBAS HAMBATAN

Panjang kelandaian / % kelandaian

Kapasitas dasar Smp/jam

Panjang ≤ 0,5 km / Seluruh kelandaian Panjang ≤ 0,8 km / Kelandaian ≤ 4,5% Keadaan-keadaan lain

3300 3250 3000

(25)

DS Degree of Saturation

DS > 0,85 MKJI) ….Jenuh …. Macet

DS = Q/C ….usaha memperkecil Q

atau memperbesar C.

Memperkecil Q (mengefektifkan Q)

contoh mengurangi kendr pribadi dan

berpindah keangkutan umum)

(26)

Type jalan

2/2ud .. Dua lajur dua arah tanpa median

4/2ud .. Empat lajur dua arah tanpa

median

4/2d .. Empat lajur dua arah dengan

median

(27)

1. KECEPATAN ARUS BEBAS SEBENARNYA / FV

pada jalan perkotaan

FV = (FVo + FVw) x FFVsf x FFVcs

FVo = kecepatan arus bebas kendaraan ringan (Km/jam)

FVw = Penyasuaian lebar jalur lebar efektif (km/jam)

FFVsf = faktor penyesuaian kondisi hambatan samping(perkalian)

FFVcs= factor penyesuaian ukuran kota (perkalian)

2. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan sebenarnya

Pada jalan luar kota

FV = ( FVo + FVw ) x FFVsf x FFVrc

FFVrc = factor penyesuaian untuk fungsi jalan

3. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan sebenarnya

Pada jalan Bebas hambatan

(28)

Tipe jalan Kecepatan arus bebas dasar FV0 (km/jam) Enam lajur terbagi

(6/2 D) atau

Tiga lajur satu arah (3/1)

Empat lajur terbagi (4/2 D) atau

Dua lajur satu arah (2/1)

Empat lajur tak terbagi (4/2) UD)

Dua lajur tak terbagi (2/2 UD)

(29)

Tipe jalan Lebar jalur lalu-lintas efektif (Wc)

(m)

FVw (km/jam)

Empat lajur terbagi atau Jalan satu arah

Per lajur Empat lajur tak terbagi Per Lajur

3,00 Dua lajur tak terbagi Total

5

PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS FV

W

UNTUK LEBAR JALUR

(30)

Tipe jalan Kelas Hambatan Samping (SFC)

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu Jarak: kereb - penghalang WS (m) Empat lajur

tak terbagi Dua lajur tak

terbagi

2/2 UD Atau Jalan satu arah

FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS FV

sf,

UNTUK HAMBATAN

SAMPING jalan Perkotaan

(31)

Tipe jalan Kelas Hambatan Samping (SFC)

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu Lebar bahu Wk (m) Empat lajur

tak terbagi Dua lajur tak

terbagi

(32)

Ukuran kota (Juta penduduk) Faktor penyusuaian untuk ukuran kota < 0,1

0,1 – 0,5 0,5 – 1,0 1,0 – 3,0

> 3,0

0,90 0,93 0,95 1,00 1,03

FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS FV

c s

UNTUK UKURAN

(33)

Kinerja jalan

DS = Q/C

FV (Grafik) maka didapat V lv rata-rata

Atau

DS (tabel) akan didapat:

(34)

Kecepatan arus bebas dari kendaraan ringan

Pada jalan Luar Kota :

(35)

Tipe jalan/

Tipe alinyemen/

(Kelas jarak pandang)

Kecepatan arus bebas dasar FV0 (km/jam)

Kendaraan

Dua-lajur tak terbagi

- Datar SDC: A

(36)

Tipe jalan Lebar efektif

PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS FV

w

AKIBAT LEBAR JALUR

(37)

Tipe jalan Kelas Hambatan Samping (SFC)

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu Lebar bahu efektip rata rataWs (m)

≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥ 2 m Empat lajur

tak terbagi Dua lajur tak

terbagi

2/2 UD Atau Jalan satu arah

PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS FFV

sf

AKIBAT HAMBATAN

(38)

Naik + Turun (m/km)

Kecepatan arus bebas dasar (LV), jalan dua-lajur dua-arah Lengkung horisontal rad/km

< 0,5 0,5 – 1 1 – 2 2 – 4 4 – 6 6 – 8 8 – 10

(39)

Tipe jalan Faktor penyesuaian FFVRC

Pengembangan samping jalan

0 25 50 75 100

FAKTOR PENYESUAIAN KECEPATAN ARUS BEBAS FfV

RC

AKIBAT KELAS

(40)

Contoh :Jalan luar kota(jl. Kolektor) pada daerah datar

Type jalan 4/2d, lebar lajur=3,75m,

lebar bahu=3m. Diketahui total arus =300 smp/jam

data hambatan samping : Ped=100 orang, Um=23

Kend .keluar masuk=40 kend.parkir/stop=10 kend.

Penyelesaian:

Jumlah hambatan samping

=(100x0,6)+(23x0,4)+(10x0,8)=117,20 > 50 Kelas hambtan

samping= L (rendah).

C= CoxFcsxFcwxFcsf= (1500x4)x1x1,03x1,01=

7906 smp/jam

DS=300/7906 = 0,37 < 0,85 …Normal

Fv(lv)= ( Fvo+FVw) x FFVsfxFFVrc = (78+2)x0,99x0,98=

77,616 km/jam

(41)

Contoh : jalan bebas hambatan 4/2d pada daerah datar

lebar lajur= 3,75m

lebar bahu= 3m. Q = 500 smp/jam, Arus 50/50

tentukan nilai DS dan Vrata-rata

C= Co x Fcw x Fsp =(4x2300 ) x1,03x 1 = 9476 smp/jam

Ds= Q/C = 0,052 < 0,85 Normal.

(42)

PERSIMPANGAN

PERSIMPANGAN TANPA SINYAL & PERSIMPANGAN DENGAN

SINYAL

Syarat persimpangan tanpa sinyal

1. Arus lalu lintas kecil dibandingkan dengan lebar pendekat

2. DS < 0,85

3. Cycle time < 40 detik

Syarat persimpangan dengan sinyal

1. Arus lalu lintas besar dibandingkan dengan lebar pendekat

2. DS > 0,85

(43)

.

Persimpangan tanpa sinyal

Q,

C,

DS

Setiap kaki simpang ada Q & C …. DS

Q=∑Hv +∑Lv+∑Mc

C= Co x Fw x Fm x Fcs x Frsu xFlt x Frt x Fsp

Co tergantung type persimpangan

Fw tergantung lebar pendekat& type

persimpangan

Fm tergantung lebar median

Fcs tergantung jl. Penduduk

Frsu tergantung type

lingkungan&prosentase kend tak

bermotor

Flt tergantung prosentase belok kr

Frt tergantung prosentase belok

kanan

(44)

Perhitungan Volume (Q) dan kapasitas (C)

Volume = Jlh.Kendr/jam = Jlh.Lv + Jlh.Hv + Jlh.Mc

jam

= SMP/jam

Capasitas (C) = Co x Fw x Fm x Fcs x Frsu x Flt x Frt x Fmi

Co= nilai kapasitas dasar (tergantung tipe persimpangan)

Fw = factor koreksi lebar masuk Fm =factor koreksi median jalanutama

fcs = factor koreksi ukuran kota Frsu = factor koreksi type

link.&hambatan samping. Flt = factor pengaruh arus belok kiri

Frt = factor pengaruh arus belok kanan

Fmi=factor koreksi pemisah arah

(45)

Tundaan pada persimpangan tanpa lampu( D )

D = 2 + 8,2078 DS ….. Jika DS <= 0,6

D = 1,0504 / 0,2742 – 0,2042 DS …..0,6 < DS < 1,34

Atau dengan menggunakan Gambar E.1

Tundaan rata rata untuk jalan utama Dma

Dma = 1 / ( 0,346 – 0,246 DS )

Tundaan rata rata untuk jalan simpang Dmi

ditentukan berdasarkan tundaan rata rata seluruhsimpang dan

tundaan rata rata untuk jalan utama

(46)

PERSIMPANGAN DENGAN LAMPU / SINYAL

Secara analitis nilai DS > 0,85

atau c ( cycle time > 40 detik )

c = ( 1,5 x LT) + 5

---

( 1 + ∑ FR crit )

LT lost time ( sudah ditentukan tergantung besar kecil sipang ) ,

FR = Q/S, ∑FR crit Jumlah FR crit.

Q volume setiap kaki , S = saturation flow setiap kaki

S = 600w

Waktu hijau (gi)

gi = ( c – LT ) x FR crit

∑ FR crit

(47)

U

T

B

S

Phase = jumlah pergantian lampu

2 phase mis. Utara selatan bergerak

dan barat timur berenti.

Barat dan timur bergerak

selatan utara berenti.

3 phase mis. Utara selatan bergerak

dan barat dan timur berenti.

Barat begerak utara selatan

dan timur berenti.

(48)

BUNDARAN / JALINAN

Mamfaat bundaran untuk lalu lintas:

Penerapan bundaran lalu lintas mempunyai beberapa mamfaat didalam meningkakan

keselamatan dan kelancaran lau lintas.

1. Memaksa kendaraan untuk untuk mengurangi kecepatan karena kendaraan dipaksa

untuk membelok mengikuti jalan yang mengelilingi bundaran.

2. Menghilangkan komplik berpotongan ( crossing complick) dan diganti dengan komplik

yang bersilangan ( weaving complick) yang dapat berlangsung dengan lebih lancar,

tanpa harus berhenti bila arus tidak begitu besar

3. Tidak ada hambatan tetap , karena dihentikan oleh lampu merah , tetapi dapat

langsung memasuki persimpangan dengan prioritas pada kendaraan yang berada

dibundaran

Mudah untuk meningkatkan kapasitas persimpangan dengan memperlebar kaki kaki

persimpangan.

KAPAN BUNDARAN LALU LINTAS DIPILIH:

1. Arus lalu lintas belok kanan tinggi 2. Terdapat 4 kaki lebih dari persimpangan

3, Arus lalu lintas yang datang dari masing masing kaki hampir sama besar

(49)
(50)

Lw

w1

w2

Ww 1 2 3

4

C=135xWw x (1+We/Ww) x (1-Pw/3)x(1+Ww/Lw) x FcsxFrsu

1,3 1,5 0,5 -1,8

BUNDARAN / JALINAN

Q= 1 + 2 + 3 + 4 =arus total

Pw=(2+3)/Q

2 dan 3 arus

menjalin

DS= Q/C

DS rata rata

4 jalinan

(51)

Lw = panjang jalinan

Ww = lebar jalinan

We = (W1 +W2)/2

Pw = rasio jalinan arus= (2 + 3)/1+2+3+4

Q = arus = 1+2+3+4

Fcs = factor pengaruh ukuran kota(tabel)

Frsu = factor lingkungan dan kendaraan tidak bermotor(tabel)

D = Tundaan =detik/ SMP

DS rata rata didapat Dratarata

DS = < 0,6 maka D = 2 + 8,2078 DS

(52)

Lw

W1

W2

Ww

1

2

3

4

(53)

W1 W2

Ww

Lw

2 Jalinan

Ds = Q/C ….. DS<0,6 maka Tundaan(D) =2+ 8,2078 DS

(54)

MENENTUKAN NILAI SMP. KENDARAAN

SMP ( Satuan Mobil Penumpang) adalah satuan arus lalu lintas dari berbagai

type kendaraan yang dirubah menjadi kendaraan ringan(termasuk mobil

penumpang) dengan menggunakan EMP.(Ekivalen Mobil Penumpang)

merupakan factor dari berbagai type kendaraan .

Arus menyatakan lalu lintas bukan dalam jumlah kendaraan melainkan jumlah

SMP perjam

Telah disebutkan dengan jelas bahwa sebuah bus besar menyita jauh lebih

luas permukaan jalan dibandingkan dengan apa yang diperlukan luas

permukaan jalan oleh kendaran ringan .

MC

HV

Lv

(55)

Pada arus lalu lintas seperti tersebut sebelumnya dapat dibuat

berdasarkan SMP/jam . Unit ukuran ini (smp/jam) akan menjadi

pertimbangan dalam mendesain jalan

Nilai SMP. Pada persimpangan dari beberapa penelitian

Jenis

kendaraan

Webster&

Cobbe

1966

Chang

chien

1978

Soegondo

Et al

1983

Djohar

1983

IHCM

1992

Mobil

panumpang

1,0

1,0

1,0

1,0

1,0

Bus

2,25

-

2,25

2,62

-Mini bus/angkot 1,00

1,65

-

1,25

-Kend.berat

1,75

-

1,75

2,25

1,3

Sepeda motor

0,33

0,24

0,20

0,20

0,2/0,4*

Bemo/bajai

-

0,71

-

0,52

(56)

Catatan: * Nilai SMP. Darikendaraan tidak bermotor mencakup becak,

delman,sepeda, dll.

** Nilai untuk persimpangan untuk arus yang berlawanan

Faktor SMP. Kendaraan yang membelok kekanan bercampur dengan

kendaraan yang berjalan lurus. Saturation flow pada jalur tersebut dihitung

dengan anggapan bahwa semua kendaraan berjalan lurus, tetapi

kendaraan yang membelok kekanan ditambah 75%.

Dua aspek utama yang mempengaruhi penetapan factor SMP. Dapt

dikelompokan sebagai berikut

1. Aspek fisik

a. Dimensi/ukuran dari kendaraan

b. Tenaga/energy

c. Karakteristik persimpangan

Sebagai contoh kendaraan berat memerlukan ruang dan waktu yang

lebih dalam meninggalkan persimpangan dibanding dengan mobil

(57)

2.

Aspek non fisik

a. fungsi kendaraan

b. kelajuan kendaraan

Sebagai contoh kendaraan oplet memerlukan perbedaan waktu dalam meninggalkan

persimpangan, walaupun ukuran dimensi/ ukuran kendaraan sam dengan mobil

penumpang. (kend. Ringan)

1.

Menentukan fator SMP. kendaraan

Metode Headway

( Seragegs.1964 )

Pada metode ini yang dihitung adalah SMP. ( Satuan Mobil Penumpang) kendaraan pada

rus stu jalur persimpangan dengan lampu lalu lintas

Perkiraan kendaraan 1, 2, …. i tunggal pada rangkaian waktu t1, t2, ..ti dihitung dari

kendaran didepan menyentuh stopline sampai kendaraan dibelakangnya ,enyentuh stop

line.

Scraggs memperlihatkan suatu kebutuhan dan kondisi yang cukup untuk ini :

ĥ

cc +

ĥ

HH =

ĥ

cH +

ĥ

Hc

ĥ

cc = Headway ratarata untuk sebuah mobil penumpang mengikuti sebuah mobil

penumpang

ĥ

HH = Headway ratarata sebuah kendaraan berat mengikuti kendaraan berat(detik)

ĥ

cH = Headway ratarata untuk sebuah mobil penumpang mengikuti sebuah kendaraan

berat.

(58)

Headway adalah waktu

Mulai ban depan

kend.didepanmenyentuh

stopline sp.ban depan kend

dibelakangnya menyentuh

stop-line

(59)

Nilai headway yang dikoreksi sbb:

ĥcc’ = ĥcc - Q/ Ncc

ĥHc’ = ĥHc + Q/ NcH

ĥcH’ = ĥcH + Q/ NcH

ĥHH’ = ĥHH - Q / NHH

Dimana factor koreksi Q

Q = Ncc. nHc.NHH. (ĥcc – ĥHc – ĥcH+ĥHH)

Ncc.NHc.NcH+Ncc.NHH+Ncc.NcH.NHH+NHc.NcH.NHH

Nilai SMP Kend.Berat (HV) /H

SMP.HV= ĥHH –Q/NHH

ĥcc - Q / Ncc

(60)

SMP Angkot = ĥAA’/ ĥcc’

SMP.Bajai = ĥbb’/ ĥcc’

SMP.sepeda motor =ĥsm.sm’/ ĥcc’

ĥHH’ = Headway rata rata kend berat mengikuti kend. Berat yang

sudah dikoreksi

Ĥcc’ = headway rata rata kend ringan mengikuti kend. Ringan

yang sudah dikoreksi

(61)

ANALISA BIAYA KEMACETAN LALU LINTAS

Kemacetan masalah yang umum dalam Transportasi, Hal ini terjadi akibat adanya

tambahan waktu perjalanan, baik yang disebabkan oleh tundaan lalu lintas maupun

tambahan volume kendaraan yang mendekati atau melebihi capasitas pada ruas jalan.

Tundaan ini berakibat pada penembahan biaya perjalanan terutama pada komponen Biaya

operasi kendaraan dan nilai waktu perjalanan.

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan sarana transportasi mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas, tundaan

dan antrian, peningkatan waktu perjalanan, yang pada akhirnya meningkatkan

biaya

perjalanan. Maka tundaan dan antrian ini berakibat pada penambahan ini berakibat pada

penambahan biaya perjalanan karena peningkatan BOK dan pengaruh nilai waktu

perjalanan.

WAKTU TUNDAAN DAN WAKTU ANTRIAN

Rumusan waktu tundaan (R ) adalah : R = L - L

X Y

R = waktu tundaan yang dialami kend(jam)

(62)

Rumusan waktu antrian (T) adalah :

T = R

{ 1/ X - 1/Y } X

R = waktu tundaan yang dialami kendaraan ( jam)

Model Perhitungan Biaya kemacetan

A. Tzedakis (1980), dalam makalah Different Vehicle Speed and Congestion Cost,

mengatakan bahwa rendahnya kecepatan kendaraan adalah penyebab utama kemacetan.

Rumusan model C = N { ( BOK) X + 1 - [X/B ] V’ } T

Dimana : C = Biaya kemacetan ( rupiah)

N = Jumlah kendaraan (kendaraan )

X = kendaraan pada kecepayan lambat ( Km/jam)

B = Kendaraan pada kecepatan tinggi/ bebas hambatan(Km/jam)

V’ =Nilai waktu perjalanan kendaraan (Rp/Kend. Jam )

T = Jumlah waktu antrian ( jam)

Biaya Operasi Kendaraan ( BOK)

Metode untuk menghitung Biaya Operasi Kendaraanmengadopsi persamaan pendekatan

yang dilakukan DLLAJ Prof Bali.(1999) dalam Public Transport Study Consultant dengan

persamaan BOK = a + b/v + c x

BOK= Biaya Operasi Kendaraan , a= constanta

b,c = Koef regresi. V = nilai waktu

(63)

MENGHITUNG TINGKAT PELAYANAN DAN KINERJA JALAN MKJI

Kecepatan

Menurut Hobbs (Clarrkson, H. Obglesby dan R. Garry hick, 1988)

Kecepatan adalah laju perjalananyang besarnya dinyatakan kilometer perjam(Km/jam) dan

umummenjadi 3 jenis:

1. Kecepatan setempat (spot speed)

2. Kecepatan bergerak ( running speed)

3. Kecepatan perjalanan ( Journey speed)

kecepatan bergerak = Jauh perjalanan

Waktu tempuh – waktu henti

Kecepatan setempat = jauh perjalanan

Waktu tempuh

Volume = smp/ jam

Capasitas

= smp /jam

C = Co x fw x fsp x fsf x fcs

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan teknik pembelajaran tennis verbal ataupun yang menggunakan pembelajaran

Model numeris yang dipakai dalam analisis ditentukan berdasarkan data lapangan dengan penyederhanaan tertentu disesuaikan dengan keterbatasan program. Hal- hal yang terkait

Dengan demikian, jawaban dari hipotesis penelitian adalah “Pelatihan Rocking chair dapat Berperan dalam Membentuk Kemampuan Pengendalian Gerak pada Anak Usia 8-9 Tahun yang

Hal-hal yang belum di atur dalam ketentuan di atas, akan diatur dan ditetapkan di kemudian waktu sesuai dengan kebutuhan... TATA CARA/KETENTUAN SYARHIL QURAN RIAB FAIR

Serta mengganti suatu bukti, dari jenis yang tidak jelas, dengan bukti lain yang sama-sama sah dan memiliki kekuatan penjelas, kekuatan untuk mengeluarkan pesan matematika

Khusus untuk bajak, roda kanan (untuk pengolahan biasa) harus masuk ke dalam alur hasil pembajakan sebelumnya. 11)Setelah selesai pembajakan, bawa traktor ke tepi lahan

Keluarga berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi

Hal ini juga selaras dengan Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan No perjanjian 308000585112, tertanggal 04 Juni 2012 dalam Putusan Pengadilan Tinggi Bandung