• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA TEKNIK DENGAN PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA MAHASISWA SEMESTER II JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASYIM ASY’AR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA TEKNIK DENGAN PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA MAHASISWA SEMESTER II JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASYIM ASY’AR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA TEKNIK DENGAN PENERAPAN MODEL TUTOR SEBAYA MAHASISWA SEMESTER II JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI

Humaidillah Kurniadi Wardana Fakultas Teknik

Universitas Hasyim Asy’ari

Abstrak: Telah dilakukan penelitian berkenaan dengan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus sampai indikator keberhasilan terpenuhi. Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada mahasiswa semester 2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasyim Asy’ari yang berjumlah 2 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya pembelajaran pada siklus I menggunakan model tutor sebaya, didapatkan persentase hasil aktivitas belajar siklus I adalah 66,6%. Hasil belajar pada siklus I dilihat dari nilai rata-rata pre tes sebesar 50 dengan persentase ketuntasan 50%, nilai rata-rata pos tes sebesar 90 dengan persentase ketuntasan 90% dan nilai rata-rata tugas 30 dengan persentase ketuntasan 0%. Rendahnya kualitas pembelajaran siklus I pada pre tes disebabkan masih ada mahasiswa yang hadir. Pembelajaran pada siklus II menggunakan model tutor sebaya. Aktivitas belajar pada siklus II adalah 88%. Rata-rata nilai pre tes siklus II adalah 30 dengan persentase ketuntasan 0%, nilai rata-rata pos tes sebesar 80 dengan persentase ketuntasan 80% dan nilai rata-rata tugas 36,5 dengan persentase ketuntasan 0%

Kata kunci: Aktivitas, Hasil, Tutor sebaya

Abstract: Research has been conducted with regard to the class action research (classroomaction research). This research was conducted in two cycles until the indicators of success are met. Class action research is focused on students semester 2 study Program Electrical Engineering Faculty of Engineering University of Hasyim Asy’ari that add up to 2 people. The results showed that the learning cycle model I use peer tutors, obtained the percentage yield learning activities cycle I is 66.6%. ,The results of the study on cycle I seen from the average value of the pre-wedding tests of 50 thoroughly 50%, the average rating of 90 test post with thoroughly percentage of 90% and an average rating of task 30 with thoroughly percentage 0%. Poor quality of the learning cycle I in pre test caused still some students who attend. Study on the cycle of peer tutors using a model II. Learning activities on cycle II is 88%. The average value of the pre-wedding test cycle II was 30 with thoroughly percentage 0%, the average value of the post test of 80 with thoroughly percentage of 80% and an average rating of task 36.5 with thoroughly percentage 0%

Key Word: Activities, The Results, Peer Tutors

PENDAHULUAN

(2)

ilmu mahasiswa dalam menguasai dan memahami bidang keahlian lainnya seperti rangkaian listrik, rangkaian elektronika, elektronika daya, rangkaian digital, mikrokontroler, dan lain-lain. Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran mata kuliah fisika teknik harus efektif, efisien, dan menyenangkan.

Fisika teknik adalah mata kuliah yang memberikan pengetahuan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Karena mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi secara nyata di alam sekitar, sehingga anggapan bahwa fisika sebagai mata kuliah yang sulit, membosankan, menakutkan dapat dihilangkan. Oleh karena itu perlu dikembangkan berbagai cara untuk mengajarkan fisika yang dapat diterima dan diserap oleh mahasiswa. Dosen sebagai pengampuh mata kuliah diharapkan mampu menciptakan model pembelajaran yang menjadikan mahasiswa aktif di kelas, kreatif, melatih tanggung jawab dan kerjasama, serta menyenangkan. Sehingga dengan model pembelajaran tersebut akan memberikan dampak positif bagi perkembangan aspek kognitif, psikomotorik, afektif, dan sosial mahasiswa.

Berdasarkan hasil pengamatan permasalahan mendasar yang mengakibatkan rendahnya minat mahasiswa belajar fisika antara lain: motivasi dan aktivitas belajar mata kuliah fisika rendah (malas), tidak memiliki buku paket atau hand out, malas untuk mencatat materi perkuliahan, mau belajar jika ada tugas dan ujian saja. Selama ini juga metode pembelajaran fisika yang diterapkan bersifat konvensional dengan menerapkan metode ceramah yang bersifat satu arah sehingga mahasiswa bersifat pasif. Serta penugasan-penugasan yang diberikan juga belum efektif, karena belum semua tugas dikumpulkan, dikoreksi dan dinilai.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas dengan menerapkan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Model pembelajaran yang relevan dengan hal tersebut yaitu model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (1995) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan siswa yang bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Menurut Nur dan Wikandari (2000) pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Tutor sebaya merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif (Arends, 1997).

Pengajaran dengan tutor adalah kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan teman sekelas yang mempunyai kemampuan lebih baik untuk membantu temannya dalam melaksanakan suatu kegiatan atau memahami suatu konsep (Winataputra, 1999). Menurut Ischak (1987) tutor sebaya artinya siswa mengalami kesulitan belajar diberi bantuan oleh teman-teman mereka sekelas yang mempunyai umur sebaya dengan dia. Suherman (2003) menjelaskan metode tutor sebaya sebagai metode pembelajaran dimana sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.

(3)

METODE

Pelaksanaan penelitian ini dirancang dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II dimana siklus I dan siklus II merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Rancangan pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Langkah-langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan dalam sekali pertemuan atau 2 jam tatap muka dengan alokasi waktu 2 x 50 menit.

a. Perencanaan

1. Membuat Rancangan Pembelajaran Semester (RPS).

2. Menentukan pokok bahasan atau materi ajar yang akan diajarkan dalam pelaksanaan Siklus I.

3. Pemilihan dan pembuatan media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan sesuai dengan materi pembelajaran.

4. Pemilihan model dan metode pembelajaran.

5. Membuat pedoman observasi mahasiswa, dosen, dan lingkungan.

6. Menyusun instrumen tes hasil belajar yaitu pre tes, pos tes, dan tugas yang dikerjakan di rumah serta rubrik lembar penilaian.

b. Pelaksanaan

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rancangan Pembelajaran Semester (RPS) yang diseting 1 pertemuan pada pokok bahasan dan model pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Memantau keaktifan dan kesungguhan mahasiswa dalam pembelajaran. 3. Membahas materi diskusi kelompok ke dalam diskusi kelas.

c. Pengamatan

1. Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Semua kejadian dicatat oleh pengamat dengan menggunakan format observasi yang telah disusun. 2. Hal-hal yang menjadi perhatian pengamatan diantaranya:

(4)

terhadap dosen selama proses belajar berlangsung yaitu: kehadiran, kedisplinan, keberanian mengemukakan pendapat dan bertanya serta menanggapi jawaban mahasiswa lain, keberanian mengerjakan soal di papan tulis dan hal-hal lain yang dapat menunjang peningkatan hasil belajar mahasiswa.

b. Pengamatan terhadap aktifitas dosen meliputi: semua aktivitas dosen dalam kegiatan pembelajaran sesuai metode pembelajaran yang digunakan.

c. Pengamatan terhadap lingkungan meliputi: kondisi kelas, suasana kelas dalam pembelajaran, dan sarana prasarana yang menunjang dalam kegiatan pembelajaran.

3. Memberikan evaluasi tes hasil belajar dan motivasi pada mahasiswa pada akhir siklus.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh selama pengamatan dan evaluasi hasil belajar dilakukan proses analisis. Berdasarkan hasil tersebut dilakukan refleksi untuk melakukan pengkajian terhadap hasil-hasil yang diperoleh. Pengkajian yang dilakukan antara lain melakukan penghitungan untuk mempersentasekan tingkat hasil belajar mahasiswa, persentase aktivitas mahasiswa dalam proses diskusi. Pada siklus I hasil dari refleksi dijadikan pedoman dalam menyusun rencana perbaikan pada pelaksanaan penelitian siklus II.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari hasil siklus I. Dilakukan dalam sekali pertemuan atau 2 jam tatap muka dengan alokasi waktu 2 x 50 menit. Langkah-langkah yang ditempuh kurang lebih sama dengan siklus I.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pre tes, post tes dan tugas di akhir siklus. 2. Data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari aktivitas mahasiswa dalam proses diskusi kelompok selama proses pembelajaran berlangsung, yang dirangkum dalam lembar observasi.

Data kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif dengan melakukan perbandingan nilai pre tes dan pos tes. Nantinya nilai pre tes, pos tes, dan tugas rumah dihitung nilai rata-ratanya menggunakan teknik analisis statistik (mean). Rumus untuk menghitung nilai rata-rata adalah :

= Σ

Σ Keterangan: x = Nilai rata-rata

ΣX = Jumlah semua nilai mahasiswa ΣN = Jumlah mahasiswa

Untuk indikator ketuntasan belajar mahasiswa memenuhi minimal B yaitu 70. Jika kurang dari 70 maka mahasiswa dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran.

Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan rumus:

= skor yang diperoleh

(5)

HASIL

Pokok bahasan pada penelitian ini akan dipaparkan tentang: a) hasil pelaksanaan siklus I, b) hasil pelaksanaan II dan c) pembahasan.

A. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan, pada tanggal 29 Februari 2016. Pada pelaksanaan siklus I pengampu memberikan pembelajaran dengan menggunakan tutor sebaya dengan materi pembahasan muatan listrik dan hukum Coulomb. Hasil penelitian tindakan kelas siklus I dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut.

1. Perencanaan

Hasil perencanaan pada pembelajaran siklus I berupa RPS dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model tutor sebaya. Yang secara keseluruhan memaparkan kegiatan dosen dan mahasiswa serta realisasinya.

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan RPS yang telah dibuat yaitu melaksanakan semua hal yang telah direncanakan pada tiap-tiap tahapan yang telah disusun menggunakan model tutor sebaya. Siklus I dilakukan 1 kali tatap muka di kelas., berlangsung 2 x 50 menit.

3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan, pengampu melakukan observasi seluruh kegiatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas mahasiswa tertera pada tabel 1 dan hasil tes hasil belajar mahasiswa pada tabel 2.

Tabel 1 Aktivitas Belajar Siklus I

Berdasarkan Tabel 1 aktivitas mahasiswa dalam siklus I diperoleh sebesar 66,6%.

(6)

Sementara hasil belajar mahasiswa pada siklus I pada Tabel 2 untuk nilai pre tes nilai rata yang dicapai adalah 50 dan persentase ketuntasan 50%. Untuk nilai pos tes nilai rata-rata yang dicapai adalah 90 dan persentase ketuntasan 100% sehingga dalam hal ini dinyatakan penelitian dengan menggunakan model tutor sebaya berhasil meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Sedangkan nilai rata-rata tugas di rumah sebesar 30 sehingga tidak tuntas untuk penugasan di rumah.

4. Refleksi

Hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus I, pengampu menemukan hal-hal yang perlu dicatat dan dikaji diantaranya:

a. Mahasiswa sebagai tutor masih belum percaya diri untuk memimpin diskusi.

b. Mahasiswa masih malu bertanya dan mengemukan pendapat sehingga kurang aktif dalam pembelajaran.

c. Masih ada mahasiswa yang datang terlambat sehingga ada yang tidak mengikuti pre tes. d. Dosen sebagai pengampu dalam menjawab persoalan sangat cepat sehingga mahasiswa

mengalami kesulitan dalam mencerna penjelasan persoalan.

B. Pelaksanaan Siklus II

Siklus II dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan, pada tanggal 7 Maret 2016. Pada pelaksanaan siklus II pengampu memberikan pembelajaran dengan menggunakan tutor sebaya dengan materi pembahasan Medan listrik dan Hukum Gauss. Hasil penelitian tindakan kelas siklus II dipaparkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Perencanaan

Untuk hasil perencanaan pada pembelajaran siklus II berupa RPS dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model tutor sebaya. Yang secara keseluruhan memaparkan kegiatan dosen dan mahasiswa serta realisasinya.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan dalam pembelajaran disesuaikan dengan RPS yang telah dibuat yaitu melaksanakan semua hal yang telah direncanakan pada tiap-tiap tahapan yang telah disusun menggunakan model tutor sebaya. Siklus II dilakukan 1 kali tatap muka di kelas., berlangsung 2 x 50 menit..

3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan, pengampu melakukan observasi seluruh kegiatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas mahasiswa tertera pada tabel 3 dan hasil tes hasil belajar mahasiswa pada tabel 4.

Tabel 3 Aktivitas Belajar Siklus II

Variabel Persentase (%)

Aktif mencatat 75

Keberanian berpendapat 85

Keberanian bertanya 80

Kerjasama kelompok 90

Ketepatan pengumpulan tugas 60

Aktivitas Mahasiswa 78

(7)

Tabel 4 Nilai Pre Tes, Pos Tes, dan Tugas di Rumah Siklus II

Sementara hasil belajar mahasiswa pada siklus II untuk nilai pre tes nilai rata-rata yang dicapai adalah 30 dan persentase ketuntasan 0%. Untuk nilai pos tes nilai rata-rata yang dicapai adalah 80 dan persentase ketuntasan 100% sehingga dalam hal ini dinyatakan penelitian berhasil meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Sedangkan nilai rata-rata tugas di rumah sebesar 36,5 sehingga tidak tuntas untuk penugasan di rumah.

4. Refleksi

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, beberapa catatan pada pelaksanaan pembelajaran diantaranya:

a. Mahasiswa sebagai tutor memiliki kepercayaan diri untuk memimpin diskusi.

b. Mahasiswa sudah berani bertanya dan mengemukan pendapat saat mengalami kesulitan dalam memahami materi.

PEMBAHASAN

Pembelajaran menggunakan model tutor sebaya adalah metode pembelajaran yang dipimpin oleh tutor sebaya yaitu mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih di dalam kelas untuk mengajarkan materi atau latihan kepada teman yang memiliki kemampuan yang kurang atau yang belum memahami materi. Keberhasilan pelaksanaan penelitian dengan tutor sebaya ditentukan oleh meningkatnya aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.

Pelaksanaan pembelajaran fisika teknik dengan materi pembahasan pada siklus I adalah muatan listrik dan hukum Coulomb dan pada siklus II berupa medan listrik dan hukum Gauss, melalui metode tutor sebaya pada mahasiswa prodi teknik elektro semester II berjalan lancar dan sesuai dengan RPS yang ada. Langkah – langkah pembelajaran dengan metode tutor sebaya diantaranya yaitu pendahuluan (terdiri dari pembukaan, pre tes, dan menyampaikan tujuan pembelajaran), kegiatan inti (dosen membagi kelompok, peserta didik yang pandai menjadi tutor, dosen memberikan permasalahan, kelompok belajar mendiskusikan dan mencatat hasil diskusi, tutor atau perwakilan mengemukakan pendapat), penutup (dosen memberika penguatan mengenai materi dan menyimpulkan, pos tes, dosen memberikan tugas di rumah, penutup). Soal pre tes dan pos tes berupa soal pilihan benar – salah yang terdiri dari 5 soal. Sedangkan tugas rumah berupa tes soal uraian.

(8)

memberi kesempatan pada setiap anggota kelompok untuk bertanya dan berpendapat. Memberi motivasi pada tutor dan anggotanya untuk aktif berdiskusi serta dosen memberikan penjelasan dan pemahaman yang belum dimengerti oleh mahasiswa secara perlahan tahap demi tahap. Untuk menyelesaikan tugas rumah yang belum tuntas dosen sebagai pengampuh akhirnya memecahkan dan menjawab permasalahan soal bersama – sama dengan mahasiswa di kelas sehingga mahasiswa mengetahui sampai dimana mereka bisa menjawab dan hal apa yang tidak dipahami.

Pada siklus II semua rencana tindakan dapat terlaksana dengan baik, ini ditandai dengan naiknya persentase aktivitas mahasiswa sebesar 78% dan meningkatnya hasil belajar mahasiswa dilihat dari naiknya hasil persentase pre tes ke pos tes sehingga persentase ketuntasan meningkat dari 0% ke 100%. Tugas rumah belum tuntas. Untuk menyelesaikan tugas rumah yang belum tuntas dosen sebagai pengampuh akhirnya memecahkan dan menjawab permasalahan soal bersama – sama dengan mahasiswa di kelas sehingga mahasiswa mengetahui sampai dimana mereka bisa menjawab dan hal apa yang tidak dipahami.

Berdasarkan dampak perlakuan terhadap aktivitas belajar dan pencapaian kompetensi menunjukkan penerapan pembelajaran dengan model tutor sebaya memiliki nilai tambah dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto dalam Rachmiati tentang kelebihan metode tutor sebaya yaitu kemudahan penyampaian informasi karena menggunakan bahasa yang kurang lebih sama dengan teman sebayanya. Hasil belajar yang tinggi disebabkan kepercayaan diri yang sudah dimiliki mahasiswa sebagai tutor dan sebagai anggota dalam melaksanakan aktivitas pada proses pembelajaran. Sebab menurut Rachman (2010) rasa percaya diri sangat berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar mahasiswa di perkuliahan. Hasil akhir penelitian tindakan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moh. Machfud Syaifudin (2008) menunjukkan terjadinya peningkatan minat belajar siswa serta peningkatan prestasi belajar siswa, Istianah Qudsi (2014) bahwa pembelajaran kelompok tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas siswa mengindikasikan pembelajaran fisika lebih menyenangkan, Sujatmi (2015) dan Musdalifah, A.J. Patandean, Nurhayati (2011) dengan model tutor sebaya bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan model tutor sebaya mahasiswa semester 2 prodi Teknik Elektro FT Unhasy dapat ditingkatkan, hal ini dilihat dari kualitas pembelajaran yaitu:

1. Hasil aktivitas belajar siklus I dengan persentase sebesar 66,6% dan aktivitas belajar siklus II sebesar 78%.

Dengan demikian mahasiswa yang sebagai pembelajar dengan menggunakan model tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas proses pembelajaran.

(9)

DAFTAR RUJUKAN

Arends, R.I. 1997. Classroom Instruction and Manegement. New York: McGraw-Hill Companies.

Aziz, Abdul Sholeh & Abdul Aziz Abdul Majid. 1968. Al Tarbiyah wa Thuruqu al Taddrs, Juz 1. Mesir: Dar al-Ma’arif.

Ischak & Warji. 1987. Pengajaran Tutor Sebaya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Iska, Zeni Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brothers.

Hakim, Thursan. 2008. Belajar Secara Evektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadana Nusantara.

Jaedun, Amat dan Nuryadin ER. 2014. Penerapan Model Tutor Sejawat Berbasis Internet Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Fisika. Laporan Penelitian UNY.

Musdalifah dkk. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Diskusi Kelompok Terbimbing Oleh Tutor Sebaya dalam Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Negeri 2 Watansoppeng. Jurnal JSPF Vol.7 No. 1 April 2011. ISSN 1858-330X

Nur, M. Dan Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivistik dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rachmiati, Tri. 2010. Penggunaan Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta. Skripsi UNS Solo.

Sawali. 2007. Pengajaran dengan Metode Tutor Sebaya. Jakarta: Rajawali Press. Semiawan, Conny. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning, Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and

Bacon.

Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumu Aksara.

Suherman, E dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. Sujatmi. 2015. Penggunaan Metode Peer Tutoring dengan Kassitu untuk Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar IPA Fisika. Jurnal JRKPF UAD Vol. 2 No. 2 oktober 2015.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumarli dan Eka Murdani. 2015. Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Tutor Sebaya pada Pokok Bahasan Rangkaian Seri-Paralel Hambatan Listrik STKIP Singkawang Kalimantan Barat.Jurnal JRKPF UAD Vol. 1 No. 2 Oktober 2015.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Supriyono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(10)

Syaifudin, Moh. Machfud. 1987. Pembelajaran Model Peer Tutoring Berparadigma Integrasi-Interkoneksi untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Fisika. Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan KaliJaga Yogyakarta.

Tim MKPBM. 2000. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan.

Qudsi, Istianah. 2014. Pembelajaran Tutor Sebaya Materi Besaran dan Satuan. Jurnal Dinamika Vol. 4, No. 3. Januari 2014. ISSN 0854-2172.

Gambar

Gambar 1. Rancangan Penelitian(Suharsimi Arikunto, 2007 )
Tabel 1 Aktivitas Belajar Siklus I
Tabel 3 Aktivitas Belajar Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “ Hubungan Dukungan Keluarga dengan Interaksi Sosial pada Klien Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas

Dengan ucapan syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Kemampuan Menulis Narasi Berdasarkan Teks Wawancara Pada Siswa Kelas VII A

Respon Tanaman Tembakau Deli ( Nicotiana tabacum L. ) Pada Beberapa Tingkat Pemberian Air.. Dengan pH

Dari beberapa sumber yang didapat pabrik dengan produksi herbisida glifosat siap pakai belum ada di indonesia.. Di Indonesia senyawa glifosat diformulasikan oleh

Kegiatan Tim Peningkatan Mutu Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang dilakukan melalui Pemantauan dan Peningkatan Indikator Klinis dan Keselamatan pasien.. Pemantaun

Terbentuknya metode Asosiasi dengan algoritma apriori merupakan sebuah sistem pencarian aturan asosiasi melalui pengolahan data, kemudian dicari hubungan antar nasabah

Uang Muka Pembelian adalah pengeluaran uang yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka pengadaan bahan baku yang karena persyaratan pembayarannya, mengharuskan

Oleh karena itu, melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) Ipteks bagi Masyarakat diharapkan untuk dapat mengimplementasikan proses rancang-bangun mesin