• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Herbisida Glifosat dari NPMIDA dan Hidrogen Peroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Herbisida Glifosat dari NPMIDA dan Hidrogen Peroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun A."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Seperti yang kita ketahui bersama peran herbisida kini sangat penting dalam mengurangi jumlah populasi gulma yang mengganggu tanaman utama.

Penggunaan herbisida dalam produktivitas pertanian dunia masih dominan (49,6%) dibandingkan dengan jenis pestisida lainnya. Tiga bahan aktif herbisida paling luas digunakan adalah glifosat (N-phosnomethyl glycine),paraquat (paraquat dichloride), dan 2,4-D (dichloro phenoxyaceticacid). Herbisida Glifosat adalah herbisida yang dipakai diseluruh dunia. Nilai ekonomi herbisida pada sektor pertanian sangat besar. Glifosat yang pertama ditemukan pada tahun 1970 oleh John E.Franz, yang bekerja untuk Monsanto. Herbisida glifosat sudah populer sejak dipasarkan pertama kali pada tahun 1974 (Cox,2004). Glifosat bekerja menghambat metabolisme tanaman dan beberapa hari setelah penyemprotantumbuhan menjadi layu, kuning dan mati. Herbisida Glifosat juga mengandung bahan kimia yang membuat herbisida untuk menempel pada daun glifosat dapat bergerak dari permukaan tumbuhan ke dalam sel tumbuhan (Lang,2005). Glifosat membunuh gulma dengan menghambat aktivitas dari enzim 5–asam enolpyruvylshikimic - 3- synthase fosfat (EPSPS), yaitu penting bagi sintesa dari asam amino yaitu tyrosine, tryptopan, dan phenylalanine. Diperkirakan kebutuhan senyawa glifosat di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya seperti dalam data impor glifosat pada gambar 1.

(2)

Gambar 1.Data Jumlah Impor Glifosat Indonesia per Tahun

Dari beberapa sumber yang didapat pabrik dengan produksi herbisida glifosat siap pakai belum ada di indonesia. Di Indonesia senyawa glifosat diformulasikan oleh PT. Nufarm dan PT. Petrosid, formulasi glifosat adalah proses pengenceran herbisida (glifosat) teknis menjadi konsentrasi tertentu yang siap dijual sebagai end product (siap pakai). Dari berbagai pertimbangan dan kecenderungan yang diperlihatkan dalam gambar 2 tersebut maka akan dibuat pabrik herbisida glifosat dengan kapasitas 25000 ton/tahun.

Pemilihan lokasi pabrik bergantung pada berbagai pertimbangan, diantaranya ketersediaan bahan baku, transportasi (bahan baku maupun produk), kondisi geografis wilayah terkait, faktor gempa, dan faktor-faktor lain. Berikut ini akan diuraikan pertimbangan pemilihan pabrik di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik

1. Bahan Dasar/Baku

Bahan baku yang digunakan adalah N-phosponomethyliminodiacetic acid (NPMIDA) dan hidrogen peroksida. NPMIDA diperoleh dengan mengimpor dari China karena belum ada yang memproduksi di Indonesia. Hidrogen peroksida diperoleh dari PT. Samator Inti Peroksida yang berada di Gresik.

2. Transportasi

Sebagai salah satu pusat industri, pemerintah kabupaten Gresik sangat memperhatikan kemudahan transportasi bagi pengangkutan bahan baku maupun produk industri. Seperti tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gresik nomor 8

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Ju m lah im p o r gl ifosat, kg Tahun Glifosat

(3)

meliputi kawasan di sepanjang jalan arteri primer yang masing-masing menghubungkan Kabupaten Gresik dengan Kabupaten Lamongan dan Kota Surabaya. Selain itu, Kabupaten Gresik terletak tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan direncanakan akan dibangun pelabuhan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) di sekitar Kecamatan Manyar dan Kecamatan Ujung Pangkah. Karena kemudahan dalam akses transportasi darat dan laut itulah yang menjadi pertimbangan lain dalam memilih lokasi pabrik di Gresik.

3. Air

Air sangat diperlukan untuk kebutuhan proses reaksi, pendingin, dan lain sebagainya. Pentingnya peranan air dalam kelangsungan proses pada pabrik juga digunakan sebagai pertimbangan memilih lokasi pabrik di Gresik. Di kabupaten Gresik terdapat sumber air yang dapat digunakan, yaitu dari sungai Bengawan Solo. 4. Bahan Bakar dan Listrik

Kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi dengan adanya PT. Pertamina yang ada di kawasan industri yang berada di Gresik sedangkan kebutuhan listrik dari PT. PLN area pelayanan dan jaringan Gresik.

5. Tenaga Kerja

Penyediaan engineer di wilayah Jawa cukup mudah didapat. Untuk tenaga kerja tidak terlatih dapat diserap dari masyarakat di Gresik.

6. Kondisi Geografis, Iklim, dan Gempa

Topografi daerah Gresik cenderung landai. Secara umum daerah ini termasuk dalam zona gempa 3 (skala 1 sampai dengan 5).

7. Kemungkinan Perluasan Pabrik

Rencana kementerian perindustrian yaitu ingin membangun kawasan industri baru untuk mengembangkan pusat industri yanng sudah lebih dulu ada di Gresik dengan luas tanah yang disediakan 4285 hektar (Rapat Kerja Kementerian Perindustrian 2013). Rencana pengembangan ini dapat mendukung kegiatan perluasan pabrik di masa depan karena tersedianya tanah.

(4)

Pemerintah kabupaten Gresik mendukung penuh pengembangan industri di Gresik melalui adanya penetapan kawasan industri baru oleh kementerian perindustrian.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Bahan baku utama pembuatan senyawa glifosat ada 2 macam yaitu dibuat dari glycine dan IDA (Iminodiacetic Acid). Perbandingan dari kedua proses pembuatan glifosat tersebut dinyatakan dalam Tabel (Biro Litbang PT Petrosida, 2003)

Tabel 1. Perbandingan Proses Pembuatan Senyawa Glifosat

Kriteria Rute

Glycine IDA

Yield Rendah Tinggi

Effluent treatment Sangat kompleks Sederhana

Tinjauan ekonomi Marginal Profit

Peralatan Normal Sederhana

Bahan baku Glycine IDA/NPMIDA

Berbagai macam proses telah dikembangkan dalam pembuatan glifosat dari NPMIDA (N-phosphonomethylminodiacetic acid) dengan pelarut air, diantaranya:

a. Mereaksikan NPMIDA dengan hidrogen peroksida (H2O2) menggunakan katalis asam (US Patent No. 3954848, 4002672, 498376). Katalisator asam yang digunakan bisa asam organik maupun anorganik antara lain asam sulfat, formiat, hidroflorat, fosfat, florosulfat, nitrat, asetat, propionat, para-toluen sulfonat, benzene sulfonat dll. Suhu reaksi yang dipakai adalah 70-1000C dan tekanan atmosferis atau lebih tinggi. Perbandingan reaktan H2O2/ NPMIDA yang digunakan 4,2-4,5 mol/mol dan jumlah katalisator asam adalah 0,2-0,3 mol per mol produk yang dihasilkan.

b. Mereaksikan NPMIDA dengan hidrogen peroksida (H2O2) menggunakan katalis logam (Mo, Fe, Zn, V, Pt, Pd, Rho) (US Patent No. 3950402, 5043475, 5095140). Kondisi operasi yang digunakan adalah suhu 60-1250C.

c. Mereaksikan NPMIDA dengan hidrogen peroksida (H2O2) menggunakan katalis karbon aktif. Kondisi operasi yang digunakan adalah suhu 60-800C dan tekanan atmosferis. Perbandingan reaktan H2O2/NPMIDA yang digunakan 2-2,5 mol/mol,

(5)

yang digunakan adalah 0,1-0,4 berat NPMIDA yang direaksikan. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

(1) Seperti terlihat pada uraian di atas, terdapat berbagai macam cara untuk membuat glifosat dari NPMIDA. Tentunya setiap teknik memiliki kelebihan dan kelemahannya.

Pada proses a digunakan asam sebagai katalis sehingga peralatan proses dapat mengalami korosi dan banyak waktu dibutuhkan untuk membuang asam yang terpakai. Suhu dan tekanan operasi sedikit lebih tinggi dibanding proses c. Pada proses b, dipakai senyawa logam dan suhu operasi yang relatif sama dengan proses c tetapi kisaran suhunya lebih tinggi. Beberapa senyawa logam merupakan zat yang berbahaya, akan terdapat kesulitan dalam pembuangan senyawa logam terpakai karena bahaya yang akan ditimbulkan jika dibuang langsung ke lingkungan.

Dari beberapa proses produksi glifosat, proses yang dipilih adalah proses c, karena selain kondisi operasi yang tidak ekstrem (suhu 600-800C dan tekanan atmosferis) harga katalis karbon aktif juga lebih murah dibanding katalis lain. Selain itu, keekonomisan penggunaan karbon aktif dapat dilihat dari kemampuannya untuk digunakan berulang-ulang dalam reaksi tanpa mengalami penurunan aktivitas sebagai katalis (US 5948938). Jumlah hidrogen peroksida yang digunakan sekitar 5 mol, paling baik pada kisaran 2-2,5 mol (basis N-PMIDA 1 mol) (US 5948938).

Gambar

Gambar 1.Data Jumlah Impor Glifosat Indonesia per Tahun
Tabel 1. Perbandingan Proses Pembuatan Senyawa Glifosat

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembuatan Gliserol dari Alil Alkohol dan Hidrogen Peroksida termasuk dalam reaksi hidroksilasi atau oksidasi yang berlangsung dalam fase cair, pada suhu 70 o C,

Dalam proses produksi pabrik sangat tergantung pada keberadaan bahan baku, keuntungan yang didapat akan lebih besar apabila lokasi pabrik dekat dengan sumber bahan baku.

Bahan baku adalah faktor utama dalam penentuan lokasi pabrik.. Cilegon dekat dengan sumber bahan baku propylene

Benzene banyak digunakan sebagai bahan pelarut dalam ekstraksi maupun distilasi, juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa lain seperti.. styrene , phenol ,

Lokasi pendirian pabrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam perancangan pabrik, karena sangat mempengaruhi kegiatan industri, baik di dalam kegiatan produksi

Dalam pembuatan sorbitol dari bahan baku pati dari tepung melalui dua tahap proses utama yaitu konversi pati atau starch menjadi glukosa dengan proses hidrolisis dan sintesis

Bahan baku pembuatan hexamine yaitu amoniak akan diperoleh dari PT Pupuk Sriwidjaja di kota Palembang yang mempunyai kapasitas produksi 4,0 juta ton/tahun, kebutuhan

Oleh karena itu, mengingat kebutuhan impor yang sangat tinggi di Indonesia akan produk asam benzen sulfonat, maka dengan berdirinya pabrik ini diharapkan semakin