BAB 6
.
Dinamika
12/30/18 2
Dinamika (cabang mekanika), mempelajari menga-pa benda menjadi bergerak (diam) dan jika ber-gerak bagaimana lintasan ber-gerak benda tersebut.
Dinamika, membicarakan mengapa benda di sekitar permukaan bumi selalu jatuh menuju bumi, benda bergerak lurus, melingkar dan lain sebagainya.
Di alam benda selalu berinteraksi dengan benda la-in.
Hasil interaksi, menyebabkan benda bergerak dan pada umumnya lintasannya lengkung.
Konsep interaksi antar benda memunculkan kon-sep gaya (notasi F).
F inilah yang menjadi dasar pembicaraan dalam
di-namika.
Gerakan benda-benda langit, akibat interaksi antar benda langit yang satu dengan yang lain, hasil ge-rakannya berupa garis lengkung.
Bumi mengelilingi matahari dengan lintasan elips (lengkung tertutup).
Bumi mengelilingi matahari merupakan hasil inter- aksi antara bumi-matahari.
12/30/18 4
Sir Isaac N
ewton (1642 - 1727)
ilmuwan
ber-kebangsaa
n
Inggris, banyak j
asanya dalam
mengemba
ngkan mekanika.
reaksi)
-(aksi
III,
)
(
II,
n)
(kelembama
I,
gerak)
(tentang
Newton
Hukum
m a
12/30/18 6
Partikel bebas (partikel yang berdiri sendiri, kon-sep ideal) dianggap partikel yang tidak melaku-kan (tidak memiliki) interaksi dengan partikel lain.
Hukum Pertama Newton.
Benda bebas dibuat dengan cara benda/partikel dilindungi agar tidak melakukan interaksi dengan benda lain (kita mengabaikan interaksinya).
Sir Isaac Newton mendefinisikan hukum pertama dengan pernyataan partikel (zarah) bebas selalu mempertahankan keberadaannya.
Sehingga, jika diam (v = 0) akan tetap diam dan
jika bergerak (v ≠ 0) akan bergerak lurus dengan
kecepatan tetap (atau a = 0).
Hukum pertama Newton disebut juga hukum kelem-baman (hukum inersial).
z z
y y
x x
mv
p
mv
p
mv
p
kartesian)
koordinat
(dalam
komponen
p
p
12/30/18 8
Momentum (= p) besaran vektor.
Momentum
p
.
Benda yang bergerak selalu memiliki p.
Benda massa m bergerak dengan kecepatan (v)
memiliki p yang didefinisikan, sebagai,
Satuan p, kg m s-1 dan dimensinya [MLT-1].
Besaran mv disebut p linier partikel untuk
(mem-bedakan dengan p anguler).
p dihubungkan dengan hukum inersial,
parti-kel bebas selalu bergerak dengan p tetap.
p menyatakan kualitas gerak benda dalam
sis-tem.
p, sebuah partikel dapat dipandang sebagai
ukur-an kesulitukur-an untuk mendiamkukur-an benda.
12/30/18 10
Benda m = 4 kg, memiliki v = 50 i m s-1.
Berapa-kah p-nya juga besar p benda tersebut ?
Contoh.
p = m v
= (4 kg)( 50 i m s-1) = 200 i kg m s-1
Penyelesaian.
dt
dm
dt
d
m
dt
m
d
dt
d
v
v
v
p
F
(
)
Seandainya benda, memiliki p berubah, benda
akan memiliki a (percepatan penyebab
perubah-an v).
Hukum Kedua Newton.
Perubahan momentum (p) tiap satuan waktu
(t) disebut F.
Pernyataan F (besaran vektor) dimunculkan oleh
Newton sebagai hukum kedua.
Satuan (F), kg m s-2 atau newton (N) dimensi [M L
2
2
1
t
m
t
t
m
o o
o
F
v
R
R
F
v
v
12/30/18 12
Sistem klasik (m tetap), dm/dt = 0 dan
dv/dt = a, sehingga
F = m a
Persm (F = m a), dikenal sebagai hukum
Newton kedua.
Jika pada benda bekerja banyak F, (F lebih dari satu tetapi setitik tangkap) sehingga formulasi
hu-kum Newton kedua menjadi, F = m a.
2 1
2 1
a
a
m
m
Massa memperlihatkan karakteristik sifat benda pada suatu F.
Bila F, bekerja pada benda m1 memperoleh
per-cepatan a1, maka F tersebut dikerjakan pada benda
m2 memperoleh percepatan a2. Sehingga diperoleh
persm F = m1 a1 = m2 a2 atau,
Massa benda dapat didefinisikan dengan
menerap-kan F (sama) yang bekerja pada masing-masing
benda dan membandingkan a-nya.
Perbandingan tersebut tidak tergantung pada jenis
12/30/18 14
F yang digunakan (misal gaya pegas, atraksi
2
(
5
s
)
s
m
5
,
2
0
,
Kecepatan
t
m
F
v
v
o2
s
m
5
,
2
kg
2
5
,
Percepatan
N
m
F
a
Benda m = 2 kg dikenai F = 5 N. Hitunglah besar
a yang dihasilkan oleh F tersebut ? Jika pada mulanya benda diam pada sistem kerangka acuan
tertentu. Hitunglah perpindahan dan v yang
di-peroleh saat t = 5 detik !
Contoh.
m
12/30/18 16
kg
4
,
0
N
)
6
,
0
(
i
j
F
a
m
Contoh.
Sebuah partikel m = 0,4 kg dikenai dua F yaitu F1
= (2 i - 4 j) N dan F2 = (- 2,6 i + 5 j) N. Jika
partikel mulai dari keadaan diam (t = 0) berada di
titik asal, tentukan posisi dan v-nya pada t = 1,6
detik.
Gaya total (jumlahan dua F) akan menjadi,
F = F1 + F2 = (2 i - 4 j) N + (- 2,6 i + 5 j) N
= (- 0,6 i + j) N. Penyelesaian.
12/30/18 18
Komponen percepatan,
ax = - 1,5 m s-2 dan
ay = 2,5 m s-2.
Partikel saat t = 0, mula-mula diam, di titik asal koordinat (x, y) setelah t = 1,6 detik menjadi,
x = ½ ax t2 = ½ (- 1,5 m s-2)(1,6 s)2
= - 1,92 m,
y = ½ ay t2 = ½ (2,5 m s-2)(1,6 s)2 = 3,20 m
Posisi partikel setelah 1,6 detik (- 1,92 ; 3,20) m.
Komponen vx = ax t = (-1,5 m s-2)(1,6 s)
= - 2,40 m s-1 dan
vy = ay t = (2,5 m s-2)(1,6 s) = 4,0 ms-1.
Dengan notasi vektor r dan v ber-persm:
Posisi, r = (- 1,92 i + 3,20 j) m
Kecepatan, v = (- 2,40 i + 4,00 j) m s-1.
12/30/18 20
Nama Gaya
Jenis nama a memberikan bermacam jenis nama F.
Benda melakukan gerak melingkar padanya akan bekerja dua gaya yaitu,
Contoh.
Gaya sentripetal (FN = m aN karena percepatan sentripetal)
Gaya Sistem Koordinat.
Kartesian, F = m (ax + ay + az)
Kutub, F = m (ar + aθ)
dt
12/30/18 22
Contoh.
Partikel ditarik menuju pusat sistem koordinat oleh
F radial. Tunjukkan ω berbanding terbalik dengan
jarak kuadrat !
Dalam koordinat kutub terdapat dua a (dua jenis F
yaitu radial (Fr) dan tangensial (FT) dinyatakan seba-gai,
12/30/18 24
0rang berada dalam lift berdiri di atas neraca pe-gas terbaca 120 N. Lift yang dinaiki tersebut ber-gerak (dapat naik maupun turun) dengan
perce-patan ¼ g. Berapakah w orang tersebut (yang
ter-baca oleh skala neraca saat lift naik maupun tu-run) ?
Contoh.
m g + m Ao = m a! atau g + A
o = a!
Penyelesaian. Saat lift naik.
Diketahui percepatan Ao = ¼ g, atau a! = 1,25 g.
m g – m Ao = m a! atau g - A
o = a!
Saat lift turun.
Sehingga, a! = 0,75 g.
Berat orang saat turun, (120 N)(0,75) = 90 N
12/30/18 26
Contoh.
Dua buah benda massa m dan M, (m < M) di-hubungkan dengan tali dilewatkan pada piringan. Piringan dapat berputar pada sumbunya segala se-suatu yang berhubungan dengan piringan
diabai-kan. Hitunglah a kedua benda tersebut, dan berapa
besar tegangan talinya ! Penyelesaian.
Benda M bergerak turun (m naik), dengan
perce-patan sama (a). Hukum Newton yang digunakan
Fi = m! a . Fi dalam hal ini diwakili oleh M g – m g dan m! dalam hal ini diwakili oleh M + m
sehingga berlaku,
g
Percepatan,
Cara lain.
M
Kedua persm dijumlahkan dihasilkan,
g
m
M
m
M
g
m
M
m
M
M
g
M
T
2
1
12/30/18 28
Benda M turun dengan percepatan a berlaku,
M g – T1 = M a sehingga menghasilkan,
)
Perhatikan gambar di samping. Batang bermassa M dan bola m, (M > m). Pada awalnya bola berada pada ujung bawah
batang. Setelah t detik, bola sejajar
ujung atas batang. Bila panjang batang
L tentukan tegangan tali (ideal).
Penyelesaian.
L
M
m T
Percepatan relatif m, terhadap M,
g
12/30/18 30
Panjang batang ditempuh oleh m, dengan waktu t
sehingga,
L = ½ A t2 = a t2.
g
f
a
m
w
f
a
1
Contoh.
Sebuah batu berat w dilemparkan vertikal ke atas di
udara dari lantai dengan kecepatan awal v0. Jika,
ada gaya konstan f akibat gesekan/hambatan udara
selama melayang dan asumsikan percepatan gra-vitasi bumi (a). tinggi maksimum yang dicapai (nyatakan dalam: g) konstan, maka tentukan :
vo, g, f dan w )
b). laju batu saat menyentuh lantai kembali (nyata- kan dalam: vo, f dan w)
Penyelesaian:
a). Batu ke atas, a
a
12/30/18 32
v
Tinggi maksm dicapai batu:
h = vo t – ½ a t2 ,
Kecepatan saat menyentuh lantai :
f
w
f
w
v
v
f
w
f
w
v
v
o
2 02
12/30/18 34
12/30/18 36
Sebuah sistem terdiri atas dua buah balok masing-
masing bermassa m dan M (lihat gambar). Koefisien
gesekan antara kedua balok µs dan balok M tidak
ada gesekan dengan lantai. Tentukan besar gaya F
yang harus diberikan pada balok m agar tidak turun
ke bawah (nyatakan dalam : m, M, g dan µs)
Contoh.
Penyelesaian.
Teori yang mendasari hukum Newton tentang gerak
Tinjau benda massa m.
Arah vertikal,
Lanjutan.
M
m f
F
N
Licin
Σ Fy = 0
m g = f = μs N
.
s
g
m
N
Tinjau benda massa M.
Arah mendatar, Σ Fx = M ax N = M ax
M
N
a
x
.
1
M
m
g
m
F
s
Contoh.
Perhatikan sistem di bawah ini
L
M m F
μ2
μ1
Ada dua balok, masing-masing
bermassa m dan M. Koefisien
ge-sekan antara balok M dengan
lantai µ1, sedangkan koefisien
gesekan antara balok m dengan
balok M adalah μ2 .
Balok m diberi gaya mendatar F yang cukup besar
sehingga balok m akan bergerak dipunggung balok
M. Balok M juga bergerak akibat gaya F ini (asumsi
µ2 cukup besar). Jika balok m berpindah sejauh L
relatif terhadap balok M, maka berapa usaha yang
dilakukan gaya F ? Untuk memudahkan hitungan
12/30/18 40 Lanjutan.
M = 2 m, F = λ m g = 5,6 m g, μ2 = 0,5 dan μ1 = 0,1
Teori yang mendasari: Hukum Newton tentang gerak, GLBB, Usaha
mg N2
F
m
f2
a2
N2 = gaya normal pada m karena M
balok m,
Σ Fy = 0 dan N2 = m g dan Σ Fx = m a2
m
mg
F
a
22
F – f2 = m a2 ; f2 = μ2 N2
F - μ2 m g = m a2 = μ2 m g
m
(m M )
Lanjutan.
mg
M N2!
N1
a1
f1 f2
N2! = reaksi dari N
2 = m g
Σ Fy = 0
N1 – N2! – M g = 0
N1 = (m + M) g
Σ Fx = M a1
f2 – f1 = M a1 , f2 = μ2 m g
( )
12/30/18 42
Lanjutan.
Total pergeseran massa m terhadap kerangka lab
se-telah selang waktu t,
Selisih jarak,
12/30/18 44
Usaha yang dilakukan oleh gaya F :