• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL TEORI AKUNTANSI ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PT. TIMAH (PERSERO) TBK TAHUN 2015 Diajukan sebagai salah satu bagian tugas ujian akhir semester Disusun oleh Michelle Paramitha Rotinsulu 142130004 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ARTIKEL TEORI AKUNTANSI ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PT. TIMAH (PERSERO) TBK TAHUN 2015 Diajukan sebagai salah satu bagian tugas ujian akhir semester Disusun oleh Michelle Paramitha Rotinsulu 142130004 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL TEORI AKUNTANSI

ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG

MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PT.

TIMAH (PERSERO) TBK TAHUN 2015

Diajukan sebagai salah satu bagian tugas ujian akhir semester

Disusun oleh

Michelle Paramitha Rotinsulu 142130004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL

PT. TIMAH (PERSERO) TBK TAHUN 2015

ABSTRACT

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu pengaruh profitabilitas, likuiditas, struktur aset ,pertumbuhan, risiko pada perusahaan ukuran dan bussines struktur ibukota keputusan industri pengolahan di indonesia forafter krisis moneter periode. Data dikumpulkan dari PT TIMAH TBK yang terdaftar di modal stock exchange indonesia .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas adalah negatif dan likuiditas dan dampak signifikan rasio untuk mempengaruhi yang sesuai dengan baik untuk penjelasan dari mematuk rangka teori .Sementara sebuah hubungan positif yang signifikan terdeteksi bagi perusahaan ukuran .Namun , hubungan tidak meaningfull struktur aset ditemukan keluar dari antara , pertumbuhan , risiko untuk mempengaruhi bussines rasio .

Keywords: pecking order theory, capital structure and leverage ratio

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Struktur modal merupakan

masalah penting bagi setiap

perusahaan karena mempunyai

efek langsung terhadap posisi

keuangan perusahaan sehingga

manajer keuangan harus

mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal agar

dapat memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham

perusahaan. Ada tiga teori struktur

modal yaitu: Trade-of Theory, Agency Theory dan

(3)

Theory menyatakan bahwa hubungan antara struktur modal

dengan nilai perusahaan terdapat

suatu POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1

Maret 2011 Pengujian Pecking. . .

57 tingkat leverage yang optimal.

adalah teori yang berhubungan

dengan problem agency. Menurut

teori ini potensi konfik antara

agenagen yang terlibat dalam

perusahaan baik itu manajer,

bondhomder maupun sharehomder

menentukan struktur modal

optimal yang akan meminimalkan

egency costs

(Santi, [2002]). Pecking Order Theory menyatakan bahwa perusahaan melakukan keputusan

pendanaan secara hierarki dari

pendanaan internal ke eksternal,

dari pendanaan yang bersumber

pada laba ditahan, hutang sampai

padapenerbitan ekuitas baru

dimulai dari sumber dana dengan

biaya

termurah (Frank dan Goyal,

[2007]). Pecking Order Theory

menganut keputusan pendanaan

dengan urutan preferensi logis

(4)

berbagai jenis dan sumber modal

yang digunakan

oleh perusahaan untuk membiayai

perusahaannya (Brealey dan

Myers, 2002: 473). Faktor-faktor

yang mempengaruhi struktur

modal menurut Riyanto [2001]

adalah: POLITEKNOSAINS VOL. X NO.

1 Maret 2011 Pengujian Pecking. . .

58

1. Susunan dari aktiva Perusahaan

manufaktur sebagian besar

modalnya tertanam dalam aktiva

tetap, akan mengutamakan

pemenuhan kebutuhan modalnya

dari modal sendiri.

2. Kadar risiko dari aktiva Semakin

panjang jangka waktu penggunaan

suatu aktiva semakin besar

risikonya.

3. Besarnya suatu perusahaan

Perusahaan yang lebih besar lebih

berani mengeluarkan saham untuk

mengandalkan modal eksternal

(hutang).

dirumuskan oleh Myers and Majluf

(5)

menjelaskan mengapa perusahaan

akan menentukan keputusan

pendanaan mengikuti suatu

hierarki sumber dana yang paling

disukai.

Pecking Order Theory

mengasumsikan bahwa:

1. Perusahaan cenderung memilih

pembiayaan internal untuk

mendanai proyekproyeknya.

2. Perusahaan menyesuaikan

target devidend pay-out ratio

dengan kesempatan melakukan

investasi.

3. Kebijakan deviden yang kaku,

fuktuasi proftabilitas dan

kesempatan berinvestasi yang

unpredictabme menyebabkan dana yang dihasilkan dari

POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret

2011

Pengujian Pecking. . . 59 kegiatan internal kadang lebih besar atau

lebih kecil dari capitam expenditure. Apabila dana internal lebih besar

maka perusahaan akan

menggunakannya

untuk melunasi hutang atau

berinvestasi pada marketabme securities. Sebaliknya apabila perusahaan mengalami defsit,

maka perusahaan akan

menurunkan saldo kas atau

menjual marketabme securities. 4. Ketika perusahaan memerlukan

sumber daya tambahan, mereka

berpengaruh negatif signifkan

(6)

2. Likuiditas

Ha2 : Likuiditas diduga mempunyai

pengaruh negative signifkan

terhadap rasio leverage.

3. Struktur aktiva

Ha3 : Struktur aktiva diduga

mempunyai pengaruh negative

signifkan terhadap rasio leverage.

4. Pertumbuhan perusahaan

Ha4 : Pertumbuhan diduga

mempunyai

pengaruh negative signifkan

terhadap rasio leverage.

5. Ukuran perusahaan

Ha5 : Ukuran diduga mempunyai

mempunyai pengaruh negative

signifkan terhadap rasio leverage.

6. Risiko bisnis

Ha6 : Risiko bisnis diduga

mempunyai pengaruh negative

signifkan terhadap rasio leverage.

X1 = Proftabilitas.

X2 = Likuiditas.

X3 = Struktur aktiva.

X4 = Pertumbuhan

perusahaan.

X5 = Ukuran perusahaan.

(7)

Nilai P dari F untuk periode setelah

krisis sebesar 0.0000 < 0.05 (_)

sehingga model tersebut signifkan

menentukan variabilitas variable

independent. Sedangkan nilai R

square 0,397 berarti hanya 39,7% dari variasi rasio leverage yang

dapat dijelaskan oleh proftabilitas,

likuiditas, struktur aktiva,

pertumbuhan perusahaan, ukuran

perusahaan dan risiko bisnis dan

sisanya 60,3% dijelaskan oleh

variabel – variabel lain yang tidak

diteliti sehingga persamaan regresi

hipotesis yang menyatakan

proftabilitas diduga berpengaruh

negatif signifkan terhadap rasio

leverage diterima (didukung data).

Indikasi dari hasil ini adalah

semakin tinggi proftabilitas

perusahaan akan semakin kecil

pinjaman perusahaan dan

sebaliknya ketika proftabilitas

perusahaan rendah, maka aktivitas

investasi laba akan berkurang

sehingga

perusahaan lebih bergantung pada

pendanaan hutang. Hasil ini sesuai

dengan teori Myers dan Majluf

dalam Sitorus [2005], Tong dan

Green [2004], Indrawati dan

Suhendro [2006], Saeed [2007],

Mehmet dan Eda [2008] serta Yau

(8)

pengaruh negatif signifkan

terhadap struktur modal.

2. Likuiditas (X2) Koefsien regresi

likuiditas periode setelah krisis

sebesar 2,24 dengan tingkat

signifkansi 0.000 < 0.05 (_). Hal ini

membuktikan bahwa hipotesis

yang menyatakan likuiditas diduga

mempunyai pengaruh negatif

signifkan terhadap rasio leverage

diterima (didukung data). Hasil ini

mendukung penelitian

Shyam-Sunder dan Myers [1999] serta

Mehmet dan Eda [2008] yang

menyatakan perusahaan yang

mengalami defsit kas penggunaan

hutang sangat diperlukan untuk

membiayai aktivitas perusahaan

POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret

2011 Pengujian Pecking. . . 63

sebaliknya perusahaan yang

mengalami surplus kas maka

penggunaan sumber dana

eksternal (dalam hal ini hutang)

tidak diperlukan.

3. Struktur aktiva (X3) Struktur

aktiva untuk periode setelah krisis

-1,71 dengan tingkat signifkansi

0.983 > 0.05 (_). Hal ini

membuktikan bahwa hipotesis

yang menyatakan struktur aktiva

diduga berpengaruh negative

signifkan terhadap rasio leverage

tidak diterima. Hasil ini tidak sesuai

dengan penelitian Frank dan Goyal

[2007] serta Saeed [2007] yang

menyatakan bahwa perusahaan

yang mempunyai proporsi struktur

aktiva lebih besar akan lebih

mudah penilaian asetnya sehingga

permasalahan informasi asimetri

menjadi semakin rendah dan hal

itu akan membuat equity mess costmy sehingga terdapat hubungan negatif antara struktur aktiva dan

(9)

4. Pertumbuhan perusahaan (X4)

Untuk pertumbuhan perusahaan,

nilai koefsien regresi periode

setelah krisis - 1,21 dengan tingkat

signifkansi 0.995 > 0.05 (_). Hal ini

membuktikan bahwa hipotesis

yang menyatakan bahwa

pertumbuhan diduga berpengaruh

negatif signifkan terhadap rasio

leverage tidak diterima. Pengaruh

negatif dan tidak signifkan

menunjukkan bahwa pertumbuhan

perusahaan tidak mempengaruhi

rasio leverage. Hasil ini tidak

mendukung Myers yang

mengemukakan bahwa perusahaan

dengan future growth yang tinggi akan mengurangi penggunaan

hutangnya dan seharusnya

menggunakan jumlah ekuitas yang

lebih besar disebabkan adanya

masalah under investment

(Hutagaol, [2002]) serta tidak

sesuai dengan penelitian Rajan dan

Zingales [1995].

5. Ukuran perusahaan (X5)

Ukuran perusahaan periode setelah

krisis 4,267 dengan tingkat

signifkansi 0.003 < 0.05 (_). Hal ini

membuktikan ukuran perusahaan

berpengaruh positif signifkan

terhadap rasio leverage, sehingga

hipotesis yang menyatakan bahwa

ukuran diduga berpengaruh

negative signifkan terhadap rasio

leverage ditolak (tidak didukung

data). Hasil penelitian ini

mengindikasikan adalah semakin

besar penjualan bersih suatu

perusahaan akan semakin besar

pula hutang perusahaan tersebut

dan hal ini tidak mendukung

POLITEKNOSAINS VOL. X NO. 1 Maret

2011

(10)

Theory, yang mengemukakan bahwa perusahaan besar pada

umumnya mempunyai

kemungkinan bangkrut yang relatif

kecil

dibandingkan perusahaan kecil

sehingga lebih mudah untuk

melakukan pinjaman ke bank. Hasil

ini tidak mendukung penelitian

Mehhmed dan Eda [2008] namun

sesuai dengan penelitian Diamond

dalam Sitorus [2005], Indrawati

dan Suhendro [2006] serta Yau

etam., [2008] yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif

signifkan antara ukuran

perusahaan dengan rasio leverage.

6. Risiko bisnis (X6)

Untuk risiko bisnis pada periode

setelah krisis -5,61 dengan tingkat

signifkansi 0.112 > 0.05 (_). Hal ini

membuktikan bahwa hipotesis

yang menyatakan risiko bisnis

diduga berpengaruh negatif

signifkan terhadap rasio leverage

tidak diterima (tidak didukung

data). Hasil ini tidak mendukung

penelitian Yuniningsih [2002] yang

menyatakan bahwa perusahaan

dengan risiko yang tinggi akan

menggunakan hutang dalam

jumlah yang lebih sedikit

dibandingkan perusahaan yang

berisiko rendah.

PENUTUP

1. Proftabilitas berpengaruh

(11)

apabila proftabilitas perusahaan

semakin tinggi maka akan

meningkatkan sumber dana

internal sehingga POLITEKNOSAINS

VOL. X NO. 1 Maret 2011 Pengujian

Pecking. . . 65 penggunaan hutang menjadi semakin rendah.

2. Likuiditas mempunyai pengaruh

negative signifkan terhadap rasio

leverage pada periode sebelum

dan setelah krisis. Artinya semakin

besar likuiditas perusahaan maka

akan semakin kecil penggunaan

hutang dikarenakan adanya

kemampuan perusahaan untuk

membayar hutangnya. Hasil ini

konsisten dengan penelitian

Mehmet & Eda [2008].

3. Ukuran perusahaan berpengaruh

positif signifkan terhadap rasio

leverage untuk periode sebelum

dan setelah krisis, dimana hal ini

bertentangan dengan Pecking Order Theory.

4. Variabel struktur aktiva,

pertumbuhan perusahaan dan

risiko bisnis tidak mempunyai

pengaruh signifkan terhadap rasio

leverage perusahaan baik pada

periode sebelum maupun setelah

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Brealey Richard A. dan Myers Stewart C. (2002) “Principmes of Corporate Finance“, 6thEdition, McGraw- Hill Companies, Inc. New York.

Brigham, Eugene F. dan Houston Joel F. (2001) “Manajemen Keuangan“,

Edisi VIII, Erlangga, Jakarta. Chirinko, R. dan Singha, A. (2000) “Testing Static Trade Of Against

Pecking Order Modems of Capitam Structure: A Criticam Comment“, Journal of Financial Economics, Vol. 58 pp. 412-425.

Christianti Ari (2008) “Pengujian Pecking Order Theory (POT): Pengaruh

Leverage terhadap Pendanaan Surplus dan Defsit pada Industri Manufaktur

di Bursa Efek Indonesia“, The 2nd Nationam Conference UKWMS, Surabaya 6

Sepetember 2008.

(13)

Frank M.Z., dan K.V. Goyal (2007) “Trade-Of and Pecking Order Theories of

Debt “, Handbook of Corporate Finance: Empiricam Corporate Finance, Vol.2, pp. 1- 82.

Gujarati, Damodar N. ( 2005 ) “Basic Econometrics“, 4th Edition, International

Edition,

Referensi

Dokumen terkait

Secara lebih spesifik, tulisan ini menelisik karakteristik dan paradigma tafsir ahkam karya al-Shabuniy dan perbedaannya dengan tafsir-tafsir ahkam yang muncul pada

Berdasarkan kriteria diatas, maka daerah yang dapat dikembangkan sebagai lahan pertanian lahan basah adalah sebagian wilayah Kecamatan Bantimurung, sebagian wilayah

Kurikulum merupakan faktor utama dalam proses belajar dan merupakan kunci dalam pemilihan materi pembelajaran. Sampai saat ini menurut pengamatan penulis kurikulum khusus

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti akan memanfaatkan kulit buah pisang sebagai inhibitor korosi dengan metode ekstraksi maserasi, refluks dan infundasi yang

Berdasarkan hasil pengujian tabung kolimator pesawat sinar-X merk Toshiba type E2739, dapat disimpulkan bahwa hasil uji iluminensi lampu kolimator adalah 124,75 lux,

Ukuran perusahaan berkaitan dengan pengungkapan yang dilakukannya dalam rangka penawaran umum ( go public ) secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan

Based on the discussions that have been described, it can be concluded that the formation process of the adjective derivational affixation, the amount of affixes that can

Perang ini diakhiri dengan kekalahan Cina, karena persenjataan barat yang lebih canggih 15 dan makin melemahnya kekuatan Qing (pada periode sebelum Perang Candu