• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN TEKNIK PERAMALAN DAN PENENTUAN KESALAHAN PERAMALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMILIHAN TEKNIK PERAMALAN DAN PENENTUAN KESALAHAN PERAMALAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEMILIHAN TEKNIK PERAMALAN

DAN PENENTUAN KESALAHAN PERAMALAN

A. Teknik-teknik Peramalan

Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan teknik peramalan adalah

identifikasi dan mengetahui pola dari data. Beberapa teknik peramalan yang dapat

digunakan

1. Teknik peramalan untuk data stasioner

Data stasioner dapat didefinisikan data yang nilai rata-ratanya tidak

berubah dari waktu ke waktu atau dapat dikatakan data bersifat stabil. Seperti

situasi yang berkembang ketika ada peningkatan pola data yang mempengaruhinya

maka teknik ini akan relatif stabil.

 Teknik peramalan stasioner digunakan jika

 data stabil, lingkungan yg berpengaruh relatif tetap

Misalnya angka kerusakan perminggu pada pemasangan bagian-bagian

perakitan mesin memiliki rata-rata produksi yang sama, kumpulan

penjualan produk atau layanan dalam perkembangan proses kehidupan dan

jumlah hasil penjualan dari tingkat usaha yang konstan.

 butuh model yang sangat sederhana karena keterbatasan data, atau memudahkan dalam penjelasan dan pelaksanaan

Contoh: ketika bisnis atau organisasi itu baru dan hanya sedikit data

historis yang tersedia

 adanya asumsi tertentu sehingga data menjadi lebih stabil

Contoh: mengganti pendapatan ke pendapatan perkapita atau mengganti

penjualan dolar ke jumlah dolar konstan.

 adanya transformasi data sehingga menjadi stabil

Contoh: mentransformasi rangkaian dengan menggunakan logaritma, akar

(2)

 data adalah himpunan eror dari teknik peramalan yang dianggap cukup baik (memadai).

 Teknik yang bisa digunakan  Naïve

Simple averaging Moving average

Autoregressive moving average (ARMA)

2. Teknik peramalan untuk data trend

Rangkaian Trend ditandai dengan adanya kecenderungan arah data

bergerak naik (growth) atau turun (decline) pada jangka panjang. Dengan kata lain runtun waktu dikatakan mempunyai Trend jika nilai rata-ratanya berubah

sewaktu-waktu sehingga diharapkan untuk menambah atau mengurangi selama periode

untuk ramalan yang mana yang diinginkan.

 Teknik peramalan untuk data trend digunakan jika

 daya produksi yang meningkat atau kemajuan teknologi yang mendorong perubahan gaya hidup (misal: permintaan barang elektronik)

Contoh: permintaan komponen elektronik, yang meningkat dengan adanya

komputer dan pemakaian jalan kereta api yang menurun karena adanya

pesawat terbang.

 pertambahan jumlah penduduk yang mendorong pada permintaan barang dan jasa.

Contoh: pajak penjualan barang-barang konsumsi, permintaan konsumsi

energi, dan penggunaan bahan mentah.

 daya beli dolar yang mempengaruhi perekonomian( inflasi ) Contoh: gaji,biaya produksi dan harga

 penerimaan pasar meningkat.

Contoh: periode pertumbuhan dalam putaran produk baru.

(3)

Holt’ linear exponential smoothingSimple regression

Growth curve Exponential

Autoregressive integrated moving average

3. Teknik peramalan untuk data musiman

Rangkaian musiman didefinisikan sebelumnya sebagai runtun waktu

dengan pola pergantian yang berulang dari tahun ke tahun. Satu cara untuk

mengembangkan peramalan musiman melibatkan pemilihan metode dekomposisi

perkalian atau pembagian dan kemudian mengestimasi indeks musiman dari sejarah

/ histori rangkaian. Indeks ini kemudian digunakan untuk memasukkan musiman

pada ramalan atau menghilangkan efek dari nilai yang diobservasi. Proses terakhir

diarahkan sebagai pengaturan data musiman.

 Teknik peramalan untuk data musiman digunakan jika  musim mempengaruhi variabel minat

Contoh: konsumsi yang berhubungan dengan listrik, kegiatan musim panas

dan musim dingin (seperti olaharaga: ski), pakaian, musim tanam.  kalender tahunan (hari libur, hari besar) mempengaruhi variabel minat

Contoh: penjualan tiket masuk obyek wisata dipengaruhi musim libur, 3

hari liburan, dan kalender sekolah.  Teknik yang bisa digunakan

Clasical decomposition Census X-12

Winter’s exponential smoothingMultiple regression

Autoregressive integrated moving average

4. Teknik peramalan untuk data siklis

Efek siklis didefinisikan sebelumnya sebagai fluktuasi bergelombang

disekitar Trend. Pola siklis sulit untuk dimodelkan karena pola mereka secara

(4)

Trend jarang terulang di interval waktu yang tetap dan besarnya fluktuasi

cenderung bervariasi. Metode dekomposisi dapat diperluas untuk menganalisis data

siklis. Akan tetapi, karena sifat yang tidak teratur dari siklus,penganalisaan

komponen siklis dari rangkaian sering memerlukan penemuan kejadian yang

kebetulan atau kepemimpinan indikator ekonomi.  Teknik peramalan untuk data siklis digunakan jika

 putaran bisnis mempengaruhi variabel minat Contoh : ekonomi, pasar dan faktor persaingan.  adanya pergantian selera,mode, dll

Contoh : fashion,musik,makanan,dll.  terjadinya perubahan dalam penduduk.

Contoh : perang, kelaparan, wabah penyakit dan bencana alam  adanya pergantian siklus produk

Contoh : pengenalan, pertumbuhan, kematangan dan kejenuhan pasar, dan

penurunan.

 Teknik yang bisa digunakan  Clasical decompotition Economic indicator Econometrics model Multiple regression ARIMA

Pengkategorian pemilihan teknik peramalan untuk suatu data tertentu dapat dilihat pada

(5)

Tabel 1. Pemilihan teknik peramalan

Method Pattern of

data Variabel : V, jumlah variabel

B. PENGUKURAN KESALAHAN PERAMALAN

Sebuah notasi matematika dikembangkan untuk menunjukkan periode waktu

yang lebih spesifik karena metode kuantitatif peramalan sering kali memperlihatkan

(6)

waktu meskipun ada lebih dari satu variabel yang ditunjukkan. Periode waktu

bergabung dengan observasi yang ditunjukkan sebagai tanda. Oleh karena itu, Yt menunjukkan nilai dari runtun waktu pada periode waktu t.

Notasi matematika juga harus dikembangkan untuk membedakan antara

sebuah nilai nyata dari runtun waktu dan nilai ramalan. 𝐴 akan diletakkan di atas

sebuah nilai untuk mengindikasi bahwa hal tersebut sedang diramal. Nilai ramalan

untuk Yt adalah Ŷt . Ketepatan dari teknik peramalan sering kali dinilai dengan membandingkan deret asli Y1 , Y2 , … dengan deret nilai ramalan Ŷ1 ,Ŷ2 ,…

NOTASI DASAR PERAMALAN

Notasi peramalan dapat diringkas sebagai berikut:

Yt : nilai data time series pada periode t Ŷt : nilai ramalan dari Yt

𝑒𝑡 =𝑌𝑡 − 𝑌 𝑡 : sisa atau kesalahan ramalan.

Beberapa metode lebih ditentukan untuk meringkas kesalahan (error) yang

dihasilkan oleh fakta (keterangan) pada teknik peramalan. Sebagian besar dari

pengukuran ini melibatkan rata-rata beberapa fungsi dari perbedaan antara nilai aktual

dan nilai peramalannya. Perbedaan antara nilai observasi dan nilai ramalan ini sering

dimaksud sebagai residual.

Persamaan di bawah ini digunakan untuk menghitung error atau sisa untuk

tiap periode peramalan.

𝑒𝑡 =𝑌𝑡 − 𝑌 𝑡

Dimana :

et : error ramalan pada periode waktu t. Yt : nilai aktual pada periode waktu t. Ŷt : nilai ramalan untuk periode waktu t.

Satu metode untuk mengevaluasi metode peramalan menggunakan jumlah

(7)

masing-masing kesalahan). MAD paling berguna ketika orang yang menganalisa ingin

mengukur kesalahan ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli.

𝑀𝐴𝐷 =1

𝑛 |𝑌𝑡 − 𝑌 𝑡| 𝑛

𝑡=1

The Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk mengevaluasi metode peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan. Kemudian

dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah observasi. Pendekatan ini mengatur kesalahan

peramalan yang besar karena kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Suatu teknik yang

menghasilkan kesalahan moderat mungkin lebih baik untuk salah satu yang memiliki

kesalahan kecil tapi kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang sangat besar. Berikut

ini rumus untuk menghitung MSE :

𝑀𝑆𝐸 = 1

𝑛 (𝑌𝑡 − 𝑌 𝑡)2 𝑛

𝑡=1

Ada kalanya persamaan ini sangat berguna untuk menghitung

kesalahan-kesalahan peramalan dalam bentuk presentase daripada jumlah. The Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung dengan menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian,

merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut. Pendekatan ini berguna ketika ukuran atau

besar variabel ramalan itu penting dalam mengevaluasi ketepatan ramalan. MAPE

mengindikasi seberapa besar kesalahan dalam meramal yang dibandingkan dengan

nilai nyata pada deret. Metode MAPE digunakan jika nilai Yt besar. MAPE juga dapat digunakan untuk membandingkan ketepatan dari teknik yang sama atau berbeda dalam

dua deret yang sangat berbeda dan mengukur ketepatan nilai dugaan model yang

dinyatakan dalam bentuk rata-rata persentase absolut kesalahan. MAPE dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

𝑀𝐴𝑃𝐸 = 1

𝑛

|𝑌𝑡 − 𝑌 𝑡|

𝑌𝑡 𝑛

(8)

Ada kalanya perlu untuk menentukan apakah suatu metode peramalan bias

(peramalan tinggi atau rendah secara konsisten). The Mean Percentage Error (MPE) digunakan dalam kasus ini. MPE dihitung dengan mencari kesalahan pada tiap periode

dibagi dengan nilai nyata untuk periode itu. Kemudian, merata-rata kesalahan

persentase ini. Jika pendekatan peramalan tak bias, MPE akan menghasilkan angka

yang mendekati nol. Jika hasilnya mempunyai presentase negatif yang besar, metode

peramalannya dapat dihitung. Jika hasilnya mempunyai persentase positif yang besar,

metode peramalan tidak dapat dihitung. MPE dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

𝑀𝑃𝐸= 1

𝑛

(𝑌𝑡− 𝑌 𝑡)

𝑌𝑡 𝑛

𝑡=1

Bagian dari keputusan untuk menggunakan teknik peramalan tertentu

melibatkan penentuan apakah teknik ini akan menghasilkan kesalahan peramalan yang

dinilai cukup kecil.

Metode khusus yang digunakan dalam peramalan meliputi perbandingan

metode mana yang akan menghasilkan kesalahan-kesalahan ramalan yang cukup kecil.

Metode ini baik untuk memprediksi metode peramalan sehingga menghasilkan

kesalahan ramalan yang relatif kecil dalam dasar konsisten.

Fungsi keempat ukuran ketepatan peramalan adalah sebagai berikut:

a) Membandingkan ketepatan dua atau lebih metode yang berbeda.

b) Sebagai alat ukur apakah teknik yang diambil dapat dipercaya atau tidak.

c) Membantu mencari sebuah metode yang optimal

Berikut ini contoh yang menggambarkan bagaimana cara menghitung ukuran

kesalahan.

Tabel 2 menunjukkan data jumlah pelanggan harian yang mensyaratkan

(9)

pada periode sebelumnya sebagai peramalan untuk periode saat ini. Perhitungan

berikut digunakan untuk mengevaluasi model ini dengan menggunakan MAD, MSE,

MAPE , dan MPE.

Tabel 2. Perhitungan untuk metode evaluasi peramalan

Time

MAD mengindikasikan bahwa masing-masing ramalan disimpangkan oleh

rata-rata 4.3 pelanggan. MSE = 23.5 dan MAPE = 6.95% akan dibandingkan dengan

MSE dan MAPE untuk metode lain yang digunakan untuk meramalkan data ini. MPE

kecil yaitu 2.03% mengindikasikan bahwa teknik ini tidak bias. Karena hasilnya

mendekati nol, teknik ini tidak selamanya konsisten atau mengabaikan jumlah

(10)

C. PENENTUAN KECUKUPAN TEKNIK PERAMALAN

Sebelum meramal dengan suatu teknik tertentu kecukupannya perlu

dievaluasi. Peramal harus menjawab pertanyaan berikut ini

1. apakah koefisien korelasi dari residual indikatif dari deret random?

Pertanyaan ini dapat dijawab dengan memeriksa fungsi autokorelasi untuk residual.

2. apakah residual mendekati distribusi normal?

Pertanyaan ini dapat dijawab dengan menganalisa histogram dari residual atau plot

normal.

3. apakah semua estimasi parameter mempunyai rasio t yang signifikan?

4. apakah teknik mudah digunakan dan mudah dipahami untuk membuat kesimpulan?

Persyaratan dasar pola residual adalah random diverifikasi dengan memeriksa

koefisien korelasi residual. Yang di sana tidak ada koefisien autokorelasi yang

signifikan.

Contoh :

Maggie Trymane, seorang analisis di Sears, ditugaskan untuk melakukan operasi

peramalan untuk 2001. Dia mengambil data dari tahun 1955-2000 yang

ditunjukkan pada Tabel 3. Pertama,Maggie mencoba meramal data menggunakan

five-month moving average. Residual, selisih antara data aktual dengan data ramalan dihitung dan disimpan. Koefisien korelasi untuk residual ini disajikan pada

Gambar 1. Suatu pemeriksaan dari koefisien autokorelasi mengindikasikan

keduanya tidak sama dengan nol, r1 = 0.77 dan r2 = 0.63. Koefisien autokorelasi

yang signifikan mengindikasikan beberapa pola pada residual. Selanjutnya, fungsi

autokorelasi sendiri mempunyai pola menurun. Dengan memeriksa 10 autokorelasi

sebagai suatu kelompok, statistik Q untuk 10 lag pertama adalah 72.26, jauh lebih

besar di atas variabel chi-square dengan derajat bebas 10 dan α=0.05 yaitu 18.3.

Hipotesis bahwa 10 autokorelasi pertama konsisten untuk deret random jelas

ditolak pada taraf 5%. Karena salah satu persyaratan dasar untuk suatu teknik

(11)

Tabel 3. Data Maggie

Gambar 1. Fungsi autokorelasi untuk five-month moving average Lag

(12)

Gambar 2. Fungsi autokorelasi untuk Holt residual

Sekarang Maggie mencoba menggunakan Holt’s linear exponential

smoothing. Fungsi autokorelasi untuk deret residual yang dilakukan dengan teknik ini ditunjukkan pada Gambar 2. Pemeriksaan koefisien autokorelasi

mengindikasikan bahwa hanya lag 3 yang mempunyai koefisien korelasi 0.34 tidak

sama dengan nol ( pada taraf 5% ). Statistik Q untuk 10 waktu lag juga diperiksa.

Nilai LBQ = 7.63 pada output minitab kurang dari nilai chi-square dengan derajat

bebas 8 dan α= 5% yaitu 15.5 (pada kasus ini derajat bebas sama dengan jumlah lag yang diuji dikurangi jumlah parameter pada model linear exponential smoothing yang telah disesuaikan dengan data). Meskipun residual autokorelasi pada lag 3

bisa dikatakan besar, sebagai suatu kelompok 10 lag pertama residual autokorelasi

tidak seperti itu untuk suatu deret random yang lengkap. Maggie memutuskan

untuk menggunakan Holt’s linear exponential smoothing sebagai model yang

mungkin untuk meramalkan pendapatan operasi pada tahun 2001 untuk Sears.

D. Kesimpulan

1. Beberapa teknik yang dapat digunakan

a) teknik yang dapat digunakan untuk data stasioner adalah Naïve, Simple averaging,Moving average, Autoregressive moving average (ARMA).

Lag

(13)

b) teknik yang dapat digunakan untuk data trend adalah Moving average, Holt’

linear exponential smoothing, Simple regression, Growth curve, Exponential, Autoregressive integrated moving average.

c) teknik yang dapat digunakan untuk data musiman adalah Clasical decomposition, Census X-12, Winter’s exponential smoothing, Multiple regression, Autoregressive integrated moving average.

d) teknik yang dapat digunakan untuk data siklis adalah Clasical decompotition, Economic indicator, Econometrics model, Multiple regression, ARIMA.

2. Ada empat ukuran peramalan sebagai berikut

a) Mean Absolute Deviation (MAD)

MAD digunakan untuk mengukur ketepatan nilai dugaan model yang

dinyatakan dalam bentuk rata-rata absolute kesalahan.

b) Mean Squared Error (MSE)

MSE digunakan untuk mengukur ketepatan nilai dugaan model yang

dinyatakan dalam rata-rata kuadrat dari kesalahan

c) Mean Absolute Percentage Error (MAPE)

MAPE digunakan untuk mengukur ketepatan nilai dugaan model yang

dinyatakan dalam bentuk rata-rata persentase absolute kesalahan

d) Mean Percentage Error

MPE digunakan untuk menentukan metode peramalan mana yang bias

(peramalan tinggi atau rendah). Jika peramalan mendekati tak bias, MPE akan

menghasilkan angka yang mendekati nol.

3. Semakin kecil nilai-nilai MAPE, MAD, MSE, MPE maka semakin kecil nilai

kesalahannya. Oleh karena itu, dalam menetapkan model yang akan digunakan

dalam peramalan, pilihlah model dengan nilai MAPE, MAD, MSE, MPE yang

paling kecil.

4. Fungsi MAD, MSE, MAPE, MPE adalah sebagai berikut:

a) Membandingkan ketepatan dari dua atau lebih metode yang berbeda.

b) Sebagai alat ukur apakah teknik yang diambil dapat dipercaya atau tidak.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Hanke, John E.1992. Business Forecasting.Edisi ke-8. New Jersey: Pearson Education International.

Santoso, Singgih.2009.Business Forecasting Metode Peramalan Bisnis Masa Kini dengan Minitab dan SPSS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.
Tabel 1. Pemilihan teknik peramalan
Tabel 2. Perhitungan untuk metode evaluasi peramalan
Tabel 3.  Data Maggie
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bagi para pembina, pelatih, atlet tenis dan pembaca pada umumnya agar menggunakan instrumen atau alat ukur tes groundstroke accuracy untuk ketepatan pukulan

Kalibrasi adalah proses dalam membandingkan suatu acuan lokal kepada standar yang berlaku untuk memastikan ketelitian suatu alat ukur atau menyetandarkan keadaan ukur

Kualitas hasil praktek dapat dijadikan sebagai alat ukur apakah hasil belajar yang dicapai peserta didik sudah optimal atau belum, karena peserta didik diarahkan untuk

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil penentuan volume dari 2 alat ukur dengan teknologi berbeda, Total Station (TS) dan Terrestrial Laser Scanner

Pada praktikum ini dibutuhkan alat-alat yang akan di identifikasi baik itu fungsinya ataupun tergolong alat umum atau khusus seperti : Gelas ukur, gelas kimia, batang pengaduk,

keterpercayaan hasil ukur (skor) yang diperoleh dari subyek yang diukur dengan alat yang sama, atau ukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda. Uji

73 Untuk mencari perubahan permukaan tanah dengan membandingkan satu model dengan model yang diambil pada waktu yang berbeda, nilai ketelitian harus diperhitungkan

101 GKB-Gresik 61121, Jawa Timur, Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan dampak ketepatan dari hasil pemilihan Alat Ukur khususnya