• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Group Investigation Berbantuan Media Video pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Group Investigation Berbantuan Media Video pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 3"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

44 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan

siklus I dan II. Pelaksanaan siklus I dan siklus II sama-sama menggunakan empat

langkah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi

yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya dilakukan

melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

pengamatan/observasi, dan refleksi. Langkah pelaksanaan siklus I akan diuraikan

pada perencanaan tindakan mengenai apa yang diperlukan dan akan dilaksanakan

saat pembelajaran. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan dari

rencana yang telah dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil

observasi.

4.1.1.1 Perencanaan

Perencanaan dilaksanakan dari tanggal 17 Februari 2015 sampai 19 Maret

2015. Diawali pada tanggal 17 Februari 2015 yang dilakukan yaitu berkunjung ke

SD Negeri 3 Nambuhan untuk meminjam silabus kelas 4 semester II tahun

pelajaran 2014/2015. Tanggal 21 Februari 2015 mulai dilakukan pembuatan

instrumen penelitian, persiapan bahan ajar, serta persiapan membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan silabus kelas 4

semester II tahun pelajaran 2014/2015. Dari indikator-indikator yang ingin dicapai

dalam pelajaran maka dilakukan persiapan instrumen dengan membuat kisi-kisi

soal, lalu membuat 40 butir soal siklus I dan 40 butir soal siklus II. Setelah

instrumen siap untuk divalidasi, maka pada tanggal 28 Februari 2015

(2)

yang digunakan dalam siklus I adalah soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Tahap

pemilihan 20 soal tersebut menyesuaikan kebutuhan soal dengan indikator yang

hendak dicapai.

Penyusunan RPP siklus I dilakukan sebanyak 3 pertemuan dengan

kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber

daya alam dan potensi di daerahnya. Masing-masing pertemuan memiliki

perbedaan dalam setiap langkah pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam sintaks

model group investigation terdapat langkah melaksanakan investigasi,

menyiapkan laporan akhir, dan mempresentasikan laporan akhir yang

membutuhkan waktu cukup lama. RPP beserta sintaks yang telah selesai dibuat

kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing dan guru kelas 4 SD Negeri 3

Nambuhan pada tanggal 18 dan 19 Maret 2015. Menurut guru kelas, hasil

investigasi yang diwujudkan dalam bentuk laporan akhir berupa majalah dinding

cukup bagus. Hanya saja perlu pengarahan lebih untuk membimbing anak supaya

mau bekerjasama dalam satu kelompok. Guru mudah memahami sintaks yang

digunakan dalam pembelajaran, karena model ini hampir sama dengan diskusi

kelompok. Perbedaannya pada group investigation sebelum berdiskusi, para siswa

melakukan investigasi terlebih dahulu baru berdiskusi lalu hasil dari diskusi

mereka dipresentasikan di depan kelas.

Persiapan perlengkapan pembelajaran sudah dilakukan sejak penyusunan

RPP, termasuk video yang akan ditayangkan saat pembelajaran. Untuk

perlengkapan yang lain seperti soal evaluasi, spidol, lem kertas, kertas pelangi,

dan hvs dipersiapkan setelah konsultasi dengan guru kelas. Pertemuan pertama

siklus I ini dilaksanakan pada hari Jumat 24 April 2015, pertemuan kedua Sabtu

25 April 2015, dan pertemuan ketiga Senin 27 April 2015.

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan hari Jumat 24 April 2015

pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi

yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya. Pada

pertemuan pertama ini terdapat delapan indikator yang disampaikan guru, yaitu

(3)

manusia, memberikan contoh jenis kebutuhan manusia, merumuskan bentuk

kegiatan ekonomi produksi, memberikan contoh bentuk kegiatan ekonomi

produksi, merumuskan bentuk kegiatan ekonomi konsumsi, memberikan contoh

bentuk kegiatan ekonomi konsumsi, dan merumuskan bentuk kegiatan ekonomi

distribusi.

Kegiatan awal pada pertemuan pertama yang dilakukan guru adalah

mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran. Sebelum melaksanakan

pembelajaran, guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu. Guru tidak lupa

memeriksa kesiapan siswa dengan memperingatkan siswa untuk mengeluarkan

buku dan menyiapkan alat tulis. Setelah semuanya siap guru melakukan

apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan garis besar

materi sesuai indikator. Guru memutarkan video yang berhubungan dengan

materi yang sedang diajarkan. Siswa begitu antusias dan tertarik melihat

tayangan video yang diputarkan oleh guru. Hal ini terlihat dari perhatian siswa

yang mengarah ke video dan komentar-komentar siswa saat video tersebut

diputarkan guru. Ada juga siswa yang mengajukan pertanyaan yang berkaitan

dengan video tersebut.

Guru memulai langkah pembelajaran group investigation dengan

mendorong siswa untuk memilih dengan tegas topik permasalahan yang

berhubungan dengan video, kemudian mengarahkan siswa untuk bergabung

dengan kelompoknya secara heterogen sesuai topik yang mereka pilih. Hal ini

dilakukan agar setiap siswa bersungguh-sungguh dalam menyelediki topik yang

mereka pilih, karena topik tersebut sesuai dengan pilihan dan minat mereka.

Kelompok yang dibentuk terdiri dari 5 kelompok, 4 kelompok beranggotakan 5

orang siswa, dan 1 kelompok beranggotakan 6 orang siswa. Guru membimbing

siswa untuk menyimak permasalahan dalam topik serta mengarahkan siswa untuk

membagi tugas bersama anggota kelompoknya. Selain itu, guru berkeliling untuk

membantu kesulitan siswa dalam melaporkan gagasan sesuai topik yang

diselidiki secara tertulis. Setelah gagasan yang akan mereka selidiki

(4)

menyelediki gagasan dari topik sesuai kelompok masing-masing. Mereka dapat

menyelidiki topik tersebut dalam bentuk foto, gambar, dan materi misalnya dari

hasil wawancara, mengamati lingkungan sekitar, atau mencari di buku dan

internet.

Pertemuan kedua pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Sabtu 25 April

2015 merupakan lanjutan dari pertemuan pertama, yaitu melanjutkan langkah

pembelajaran group investigation. Pada pertemuan kedua ini difokuskan pada

dua indikator yang tersisa, yaitu memberikan contoh bidang usaha ekonomi dan

menyebutkan hasil kegiatan ekonomi masyarakat. Dua indikator ini merupakan

garis besar bahan investigasi yang diselidiki oleh para siswa. Sebelum memulai

diskusi, guru mempersiapkan ruang, alat, media pembelajaran, memeriksa

kesiapan siswa, dan melakukan apersepsi. Setelah hasil investigasi atau

penyelidikan didapatkan, maka langkah yang selanjutnya adalah berdiskusi

dengan kelompok masing-masing. Tugas siswa pada siklus I ini adalah membuat

majalah dinding dari hasil investigasi yang telah mereka lakukan. Mereka

dibekali guru berbagai macam peralatan seperti lem kertas, kertas warna-warni,

dan kertas pelangi.

Saat berdiskusi dan memulai membuat majalah dinding, ada kelompok

yang sungguh-sungguh dalam berdiskusi dan bekerjasama. Guru berkeliling

sambil mengecek hasil investigasi dan membantu kesulitan siswa. Hasil

investigasi yang didapatkan oleh siswa berasal dari berbagai sumber. Ada yang

mencari materi dan gambar di koran-koran, buku paket, majalah, dan internet.

Hasil diskusi yang berupa majalah dinding kemudian disimpan dalam lemari

untuk dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari Senin 27 April 2015

merupakan akhir pelaksanaan dari siklus I. Inti pertemuan ketiga yaitu guru

membimbing siswa dalam menunjuk perwakilan dari masing – masing kelompok

untuk mempresentasikan karya yang dibuat di depan kelas. Masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil karya berupa majalah dinding di depan kelas.

(5)

dinding, termasuk membacakan hasil investigasi yang telah mereka lakukan. Guru

memberi tanggapan dan apresiasi karena siswa telah aktif bekerja sama dengan

teman sekelompoknya dalam membuat karya. Setelah semua kelompok presentasi

di depan kelas, guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi dari beberapa

kelompok yang telah disampaikan melalui presentasi majalah dinding di depan

kelas. Pada kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi secara tertulis dan

mengakhiri pelajaran dengan salam.

4.1.1.3 Observasi

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer, dalam hal

ini dibantu oleh guru pengamat pada saat pembelajaran berlangsung pada tiga

pertemuan siklus I. Guru pangamat fokus pada kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru, sedangkan peneliti fokus pada kegiatan yang dilakukan

siswa. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa

selama proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan keterlaksanaan sintaks,

apakah semuanya sudah dilaksanakan ataukah ada yang belum dilaksanakan.

Secara umum, hasil observasi guru dalam melaksanakan sintaks pada siklus I

diperoleh data bahwa dari 6 sintaks group investigation terdapat 5 sintaks yang

sudah dilaksanakan dan ada 1 sintaks yang belum dilaksanakan.

Meskipun ada 5 sintaks yang sudah dilaksanakan, tetapi dalam

pelaksanaannya masih terdapat kekurangan. Sintaks yang sudah dilaksanakan

yaitu guru sudah mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video

yang ditayangkan dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian,

merencanakan investigasi dalam kelompok, melaksanakan investigasi,

menyiapkan laporan akhir, dan mempresentasikan laporan akhir. Sintaks yang

belum terlaksana yaitu evaluasi. Pada tahap ini, guru beserta siswa belum

melakukan evaluasi mengenai kontribusi masing-masing anggota di setiap

kelompok terhadap tugas yang diberikan guru, siswa belum memberikan umpan

balik mengenai hasil investigasi dari topik kelompok lain, dan mengenai

keefektifan pengalaman mereka.

Pertemuan pertama siklus I fokus pada tahap pertama dan kedua group

(6)

guru sudah mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video yang

ditayangkan dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian dan

merencanakan investigasi dalam kelompok. Pembelajaran yang dilakukan sengaja

didesain seperti ini karena pada tahap melaksanakan investigasi, siswa dapat

memanfaatkan berbagai sumber yang tidak dibatasi guru. Misalnya, mengamati

lingkungan sekitar, wawancara pada narasumber, mencari informasi, materi, atau

gambar yang ada di buku dan internet.

Pertemuan kedua siklus I fokus pada dua tahap group investigation yang

selanjutnya, yaitu melaksanakan investigasi dan menyiapkan laporan akhir. Hasil

dari pelaksanaan investigasi didiskusikan ke dalam kelompok masing-masing.

Pada tahap ini guru berkeliling sambil mengarahkan serta membantu kesulitan

yang dialami siswa saat penyusunan hasil diskusi menjadi majalah dinding.

Pertemuan ketiga siklus I fokus pada dua tahap group investigation yang

terakhir, yaitu mempresentasikan laporan akhir dan evaluasi. Saat presentasi, guru

membimbing siswa dalam menunjuk perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan karya yang dibuat di depan kelas. Masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil karyanya secara bergantian. Setelah selesai presentasi

guru memberikan tanggapan terhadap hasil karya yang dibuat siswa. Guru

bersama siswa menyimpulkan hasil presentasi dan diskusi dari semua kelompok

yang ada kemudian memberikan soal evaluasi kepada siswa. Tahap terakhir group

investigation yaitu evaluasi mengenai kontribusi masing-masing anggota di setiap

kelompok terhadap tugas yang diberikan guru dan umpan balik dari siswa belum

dilakukan oleh guru.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I diperoleh data bahwa dari 6

sintaks group investigation, 5 sintaks sudah dilaksanakan guru dan 1 sintaks

belum dilaksanakan oleh guru. Sintaks yang sudah dilaksanakan yaitu guru sudah

mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video yang ditayangkan

dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian, merencanakan

investigasi dalam kelompok, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan

(7)

evaluasi. Keterlaksanaan sintaks group investigation siklus I dapat dilihat pada

Tabel 11:

Tabel 11

Hasil Keterlaksanaan Sintaks Group Investigation Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II

(8)

Dari Tabel 11 dapat dilihat keterlaksanaan sintaks group investigation

pada siklus I. 6 sintaks yang ada pada group investigation, diketahui pada

pertemuan pertama jumlah sintaks yang tidak dilaksanakan ada 4yang

dilaksanakan ada 2. Pada pertemuan kedua, sintaks yang tidak dilaksanakan ada 4

dan yang dilaksanakan ada 2. Sedangkan pada pertemuan ketiga, sintaks yang

tidak dilaksanakan ada 5 dan yang dilaksanakan ada 1. Jumlah keseluruhan

sintaks pada siklus I yang dilaksanakan ada 5 dan hanya ada 1 sintaks yang tidak

terlaksana.

Pada bagian hasil penelitian, berisi uraian tentang data dan analisis data.

Masing-masing akan dijelaskan tentang data hasil belajar IPS pada siklus I. Dari

data yang akan disajikan, dapat kita lihat beberapa kenyataan yang terjadi selama

penelitian berlangsung.Data hasil belajar yang didapat pada kondisi awal dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 26

= 1 + ( 3,3 x 1,4 )

= 1 + 4,62

= 5, 62 ( dibulatkan menjadi 6 )

Jangkauan (Range) = (skor maksimum – skor minimum) + 1

= ( 95 – 45 ) + 1

= 50 + 1

= 51

Interval = Range

Banyaknya Siswa

= 51

(9)

= 8, 5 (dibulatkan menjadi 9)

Setelah kegiatan belajar mengajar pada siklus I dengan

menerapkan 6 langkah group investigation berbantuan media video selesai,

maka dilakukan evaluasi sehingga didapatkan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD

Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan seperti pada

Tabel 12 berikut:

Tabel 12

Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus I

No. Interval Frekuensi Persentase

(%)

1. 45 – 54 5 19, 3

2. 55 – 64 2 7, 7

3. 65 – 74 6 23

4. 75 – 84 6 23

5. 85 – 94 5 19, 3

6. ≥95 2 7, 7

Jumlah 26 100

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran

dengan menerapkan 6 langkah group investigation berbantuan media video, dari

26 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran pada skor nilai antara 45 – 54

frekuensinya 5 dengan persentase sebesar 19,3%, skor nilai antara 55 – 64

frekuensinya 2 dengan persentase sebesar 7,7%, skor nilai antara 65 – 74

frekuensinya 6 dengan persentase sebesar 23%, skor nilai antara 75 – 84

(10)

Berdasarkan data hasil tes IPS siklus I maka dilakukan analisis

dengan membandingkan nilai dengan KKM (65). Siswa yang mendapat

nilai lebih dari sama dengan KKM atau yang tuntas dijumlahkan, begitu

juga siswa yang berada di bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil

belajar IPS siswa siklus I tersaji pada Tabel 13:

Tabel 13

Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan group investigation berbantuan media

video, dari 26 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 19

siswa (73%) tuntas atau mampu mencapai KKM (65), dan 7 siswa (27%)

tidak tuntas atau masih berada di bawah KKM nilai tertinggi yang dapat

dicapai adalah 95, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 45 dengan

rata-rata kelas 70. Ketuntasan hasil belajar IPS siklus I kelas 4 SD Negeri 3

Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II Tahun

(11)

Gambar 2. Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS siklus I kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

4.1.1.4 Refleksi

Berdasarkan observasi siklus I pelaksanaan tindakan dengan penerapan

group investigation berbantuan media video, maka dilakukan refleksi dengan

berdiskusi dengan guru kelas dan guru pengamat. Dari hasil diskusi dapat ditarik

simpulan bahwa kelebihan dari proses pembelajaran dengan penerapan group

investigation berbantuan media video diantaranya siswa menjadi tertarik dan

antusias terhadap video yang diputarkan, dapat menemukan sendiri materi

belajarnya melalui investigasi yang dilakukan, menumbuhkan sikap saling

menghargai dan bekerjasama dalam kelompok saat diskusi dilakukan. Selain

kelebihan masih terdapat beberapa kekurangan selama pembelajaran siklus I,

antara lain sebagai berikut:

Pada pertemuan pertama saat pembagian kelompok sesuai topik yang

dipilih, menimbulkan sedikit kegaduhan di kelas karena siswa cenderung menolak

dan enggan saat mengetahui anggota kelompoknya. Selain itu, saat perencanaan

investigasi guru cukup kerja keras karena membimbing kelompok demi kelompok

secara bergantian. Pada pertemuan kedua saat penyiapan laporan akhir, kerjasama Tuntas

73% Tidak tuntas

(12)

dan diskusi yang dilakukan kurang terjalin dengan baik karena masih ada anggota

kelompok yang pasif, malu-malu, dan cenderung suka bekerja sendiri. Ada juga

kelompok yang saling berlomba untuk menjadi kelompok yang terbaik dengan

cara menyelesaikan dengan cepat hasil investigasi yang diwujudkan dalam bentuk

majalah dinding tanpa memperhatikan tata letak dan isi tulisan yang terkandung

dalam majalah dinding. Waktu 1 jam pelajaran membuat siswa agak tergesa-gesa

dalam pembuatan majalah dinding. Hal ini membuat kelas menjadi gaduh.

Pertemuan ketiga saat presentasi, ada beberapa siswa yang suara kurang lantang

dalam menyampaikan dan membacakan isi majalah dinding yang dibuat. Hal ini

menjadikan siswa yang duduk di belakang kurang mendengar penyampaian hasil

investigasi yang diwujudkan dalam bentuk majalah dinding. Dalam pertemuan

ketiga, guru belum melakukan evaluasi mengenai kontribusi masing-masing

anggota di setiap kelompok terhadap tugas yang diberikan dan belum memberi

kesempatan untuk siswa memberikan umpan balik dari presentasi yang dilakukan

kelompok lain.

Dari kekurangan yang dikemukakan pada siklus I, dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan pada pelaksanaan siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan

agar kekurangan pada siklus I tidak terjadi pada siklus II antara lain:

Memberi pengarahan dan ketegasan pada siswa saat memilih topik,

pembagian kelompok, dan penyiapan laporan. Memperingatkan siswa untuk tidak

ribut dan membuat gaduh kelas saat penyiapan laporan. Menambah waktu untuk

mengerjakan laporan akhir supaya dalam pengerjaan laporan pada siklus

berikutnya siswa dapat mengerjakannya dengan maksimal. Mengadakan evaluasi

mengenai kontribusi masing-masing anggota di setiap kelompok terhadap tugas

yang diberikan dan belum memberi kesempatan untuk siswa memberikan umpan

balik dari presentasi yang dilakukan kelompok lain.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II sama seperti pelaksanaan siklus I yang terdiri dari

empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi,

(13)

aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di

daerahnya. Perbedaan antara siklus I dengan siklus II terletak pada indikator dan

wujud produk hasil investigasi. Bagian pelaksanaan siklus II akan diuraikan pada

perencanaan tindakan mengenai apa yang akan dilaksanakan sebagai perbaikan

dari kekurangan siklus I. Setelah perencanaan dan pelaksanaan, akan diuraikan

refleksi berdasarkan hasil obsevasi.

4.1.2.1Perencanaan

Pada siklus II akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali

pertemuan. Setiap pertemuan memiliki perbedaan lamanya waktu dalam

pembelajaran. Hal ini dikarenakan penyesuaian jadwal pelajaran yang ada di SD

Negeri 3 Nambuhan. Persiapan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan

persiapan yang dilakukan saat siklus I, seperti menelaah indikator-indikator

pelajaran, persiapan instrumen penelitian, persiapan bahan ajar, serta persiapan

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan

silabus kelas 4 semester II tahun pelajaran 2014/2015. RPP yang telah dibuat telah

dikonsultasikan dengan guru kelas sejak akhir pertemuan siklus I yaitu tanggal 27

April 2015. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa 28 April 2015

dengan lamanya waktu pembelajaran 35 menit. Pertemuan kedua pada hari Rabu

29 April 2015 dengan lamanya waktu pembelajaran 70 menit, dan pertemuan

ketiga pada hari Kamis 30 April 2015 dengan lamanya waktu pembelajaran 35

menit.

4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan hari Selasa 28 April 2015

pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi

yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya. Pada

pertemuan pertama ini terdapat tiga indikator yang disampaikan guru, yaitu

merumuskan pengertian sumber daya alam dan jenisnya, memberikan contoh jenis

sumber daya alam biotik dan pemanfaatannya, dan memberikan contoh jenis

(14)

Kegiatan awal pada pertemuan pertama siklus II yang dilakukan guru

adalah mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memulai

pelajaran dengan doa. Guru tidak lupa memeriksa kesiapan siswa dengan

memperingatkan siswa untuk mengeluarkan buku dan menyiapkan alat tulis.

Setelah semuanya siap guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan

pembelajaran, dan menjelaskan garis besar materi sesuai indikator. Guru

memutarkan video tentang kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan potensi lain

di daerah yang berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan lalu

mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Video yang diputarkan

guru nampaknya berhasil menarik minat dan perhatian siswa terhadap materi

yang diajarkan guru. Siswa begitu antusias menyaksikan video yang diputarkan

guru. Mereka memberikan umpan balik berupa pertanyaan dan komentar yang

mereka pikirkan saat menyaksikan video tersebut.

Guru memulai langkah pembelajaran group investigation dengan

mendorong siswa untuk memilih dengan tegas topik permasalahan yang

berhubungan dengan video, kemudian mengarahkan siswa untuk bergabung

dengan kelompoknya secara heterogen sesuai topik yang mereka pilih. Hal ini

dilakukan agar setiap siswa bersungguh-sungguh dalam menyelediki topik yang

mereka pilih, karena topik tersebut sesuai dengan pilihan dan minat mereka.

Guru memberikan nasihat bahwa siapapun anggota kelompoknya tidak menjadi

masalah, yang penting kerjasama dalam kelompoklah yang diutamakan. Pada

siklus II ini terdapat 4 kelompok investigasi, 2 kelompok terdiri 6 orang siswa

dan 2 kelompok terdiri 7 orang siswa. Dalam pembuatan madingtentunya

memerlukan waktu yang lama. Namun hal ini sudah disiasati dengan

penambahan waktu dalam pembuatan mading.

Pertemuan kedua pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Rabu 29

April 2015 merupakan lanjutan dari pertemuan pertama, yaitu melanjutkan

langkah pembelajaran group investigation. Pada pertemuan kedua ini difokuskan

pada empat indikator yang tersisa, yaitu membandingkan sumber daya manusia

berdasarkan sifat dan produktifitasnya, memberikan contoh pengaruh kondisi

(15)

dengan potensi lain di daerah, dan memberikan contoh pengaruh kondisi alam

terhadap kegiatan ekonomi bidang jasa. Empat indikator ini merupakan garis

besar bahan investigasi yang diselidiki oleh para siswa. Sebelum memulai

diskusi, guru mempersiapkan ruang, alat, media pembelajaran, memeriksa

kesiapan siswa, dan melakukan apersepsi. Setelah hasil investigasi atau

penyelidikan didapatkan, maka langkah yang selanjutnya adalah berdiskusi

dengan kelompok masing-masing. Tugas siswa pada siklus II ini pembuatan

mading dari hasil investigasi yang telah mereka lakukan. Guru membekali

mereka dengan memberikan kertas manila dan spidol.

Saat mereka berdiskusi dan mulai mengerjakan mading, guru berkeliling

sambil membantu kesulitan siswa. Dalam pengerjaan laporan akhir yang berupa

mading ini mereka sudah lebih baik dari pada pengerjaan laporan akhir di siklus

I.Mereka saling bekerjasama, saling menghargai, membantu, dan

bertanggungjawab terhadap hasil kelompok masing-masing. Hal ini berdampak

pada mading yang mereka buat sesuai dengan materi, serta dapat terselesaikan

sesuai waktu yang diberikan guru dan hasilnya pun bagus. Setelah pembuatan

mading selesai, maka dilanjutkan dengan presentasi.

Saat presentasi, guru memberikan kesempatan pada siswa dari kelompok

lain untuk mengkritik dari hasil mading dan memberikan tanggapan baik berupa

pertanyaan ataupun komentar mengenai mading yang sedang dipresentasikan.

Guru juga mengevaluasi serta memberi apresiasi berupa pujian dan tepuk tangan

karena siswa telah aktif bekerja dengan teman sekelompoknya dalam berdiskusi

dan membuat hasil karya. Pada akhir pertemuan siklus II guru dan siswa

menyimpulkan hasil presentasi bersama-sama. Siswa pun tidak enggan dalam

menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya pada guru. Pertemuan ketiga siklus

II pada hari Kamis 30 April 2015 yang hanya berlangsung 35 menit fokus kepada

pengulangan materi yang telah diajarkan dan evaluasi secara tertulis.

4.1.2.3Observasi

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer, dalam hal

ini dibantu oleh guru pengamat pada saat pembelajaran berlangsung pada tiga

(16)

dilakukan oleh guru, sedangkan peneliti fokus pada kegiatan yang dilakukan

siswa. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa

selama proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan keterlaksanaan sintaks,

apakah semuanya sudah dilaksanakan ataukah ada yang belum dilaksanakan.

Secara umum, hasil observasi guru dalam melaksanakan sintaks pada siklus II

diperoleh data bahwa dari 6 sintaks group investigation semua sintaks sudah

dilaksanakan guru walaupun pelaksanaannya kurang sempurna. Guru sudah

mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video yang ditayangkan

dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian, merencanakan

investigasi dalam kelompok, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan

akhir, mempresentasikan laporan akhir dan evaluasi.

Pertemuan pertama siklus II fokus pada tahap pertama dan kedua group

investigation. Sintaks yang sudah dilakukan guru pada pertemuan pertama yaitu

guru sudah mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video yang

ditayangkan dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian dan

merencanakan investigasi dalam kelompok. Pembelajaran yang dilakukan sengaja

didesain seperti ini karena pada tahap melaksanakan investigasi, siswa dapat

memanfaatkan berbagai sumber yang tidak dabatasi guru. Misalnya, mengamati

lingkungan sekitar, wawancara pada narasumber, mencari informasi atau materi

yang ada di buku dan internet.

Pertemuan kedua siklus II fokus pada empat tahap group investigation

yang selanjutnya, yaitu melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,

mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi. Hasil dari pelaksanaan investigasi

yang telah dilakukan kemudian didiskusikan ke dalam kelompok masing-masing.

Pada tahap ini guru berkeliling sambil mengarahkan serta membantu kesulitan

yang dialami siswa saat penyusunan hasil diskusi menjadi sebuah karya mading.

Guru membimbing siswa dalam menunjuk perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan karya yang dibuat di depan kelas. Masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil karyanya secara bergantian.

Saat presentasi guru tidak lupa melakukan evaluasi mengenai kontribusi

(17)

dan memberikan kesempatan untuk siswa untuk memberikan umpan balik pada

kelompok yang sedang presentasi. Setelah selesai presentasi guru memberikan

tanggapan terhadap hasil karya yang dibuat siswa. Guru bersama siswa

menyimpulkan hasil presentasi yang telah dilakukan oleh semua kelompok.

Pada pertemuan ketiga siklus II fokus pada pengulangan materi pada

pertemuan sebelumnya. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu, guru memberikan soal

evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara mandiri.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus II diperoleh data bahwa dari

6 sintaks group investigation, keseluruhan sintaks sudah dilaksanakan guru.

Sintaks yang sudah dilaksanakan yaitu guru sudah mengarahkan siswa untuk

mengidentifikasi topik melalui video yang ditayangkan dan mengatur siswa ke

dalam kelompok-kelompok penelitian, merencanakan investigasi dalam

kelompok, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,

mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi. Keterlaksanaan sintaks group

investigation siklus II dapat dilihat pada Tabel 14:

Tabel 14

Hasil Keterlaksanaan Sintaks Group Investigation Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus II

No.

Aspek Keterlaksanaan

(18)

kelompok

3. Melaksanakan investigasi

 

4. Menyiapkan laporan akhir

 

5. Mempresentas ikan laporan akhir

6. Evaluasi

Jumlah 4 2 0

6

Dari Tabel 14 dapat dilihat keterlaksanaan sintaks group investigation

pada siklus II. 6 sintaks yang ada pada group investigation, diketahui pada

pertemuan pertama jumlah sintaks yang tidak dilaksanakan ada 4 dan yang

dilaksanakan ada 2. Pada pertemuan kedua, sintaks yang tidak dilaksanakan ada 2

dan yang dilaksanakan ada 4. Sedangkan pada pertemuan ketiga, sama sekali

tidak dilaksanakan sintaks group investigation. Jumlah keseluruhan sintaks pada

siklus II yang dilaksanakan 6.

Pada bagian hasil penelitian, berisi uraian tentang data dan analisis data.

Masing-masing akan dijelaskan tentang data hasil belajar IPS pada siklus II. Dari

data yang akan disajikan, dapat kita lihat beberapa kenyataan yang terjadi selama

penelitian berlangsung. Data hasil belajar yang didapat pada kondisi awal dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n

(19)

= 1 + ( 3,3 x 1,4 )

= 1 + 4,62

= 5, 62 ( dibulatkan menjadi 6 )

Jangkauan (Range) = (skor maksimum – skor minimum) + 1

= ( 100 – 60 ) + 1

= 40 + 1

= 41

Interval = Range

Banyaknya Siswa

= 41

6

= 6, 83 (dibulatkan menjadi 7)

Data mentah yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan pada

deskripsi data. Pada deskripsi data, akan diuraikan tentang data hasil belajar IPS

pada siklus II.

Setelah kegiatan belajar mengajar pada siklus II yang merupakan

perbaikan siklus I dengan menerapkan 6 langkah group investigation berbantuan

media video selesai, maka dilakukan evaluasi sehingga didapatkan hasil belajar

IPS siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten

(20)

Tabel 15

Ketuntasan Hasil Belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus II

No. Interval Frekuensi Persentase (%)

1 60 – 67 2 7, 7

2 68 – 75 7 26, 9

3 76 – 83 5 19, 3

4 84 – 91 11 42, 26

5 92 – 99 0 0

6 100 1 3, 84

Jumlah 26 100

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran

dengan menerapkan 6 langkah group investigation berbantuan media video, dari

26 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran pada skor nilai antara 60 -

67frekuensinya 2 dengan persentase sebesar 7,7%, skor nilai antara 68 - 75

frekuensinya 7 dengan persentase sebesar 26,9%, skor nilai antara 76 –

83frekuensinya 5 dengan persentase sebesar 19,3%, skor nilai antara 84 -

91frekuensinya 11 dengan persentase sebesar 42,26%, skor nilai antara 92 – 99

frekuensinya 0 dengan persentase 0%, dan skor nilai antara 100 frekuensinya 1

dengan persentase 3,84%.

Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini

akan diuraikan analisis ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus II. Kemudian

dilanjutkan dengan analisis deskriptif komparatif hasil belajar IPS siswa kelas 4

SD Negeri 3 Nambuhan semester II tahun pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan data hasil tes IPS siklus II maka dilakukan analisis dengan

membandingkan nilai dengan KKM (65). Siswa yang mendapat nilai lebih dari

(21)

di bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar IPS siswa siklus II tersaji

pada Tabel 16:

Tabel 16

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus II

Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan group investigation berbantuan media

video, dari 26 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 25

siswa (96%) tuntas atau mampu mencapai KKM (65), dan 1 siswa (4%)

tidak tuntas atau masih berada di bawah KKM nilai tertinggi yang dapat

dicapai adalah 100, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 60 dengan

rata-rata kelas 79,8. Ketuntasan hasil belajar IPS siklus II kelas 4 SD

Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester

II Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada Gambar 3:

Keterangan

Siklus II

Jumlah siswa Persentase (%)

Tuntas 25 96

Tidak tuntas 1 4

Jumlah 26 100

Rata-rata 79,8

Nilai tertinggi 100

(22)

Gambar 3. Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS siklus II kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten

Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

4.1.2.4 Refleksi

Berdasarkan observasi siklus II dengan menggunakan model Group

Investigation berbantuan media video maka dilakukan refleksi dengan cara

berdiskusi dengan guru pengamat dan guru kelas. Dari hasil diskusi dapat

disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan

pembelajaran yang lebih baik dari siklus I. Hal ini terlihat dari keterlaksanaan

sintaks dalam menerapkan Group Investigation. Pada siklus II ini dari 6 sintaks

semuanya telah dilaksanakan oleh guru meskipun masih banyak kendala dalam

pelaksanaannnya, sedangkan pada siklus I hanya 5 sintaks yang dilaksanakan oleh

guru. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa kegiatan pembelajaran

tampak lebih hidup dengan adanya interaksi antara siswa dengan siswa dan guru

dengan siswa. Siswa terlihat lebih aktif saat berdiskusi dan presentasi. Hasil

diskusi siswa yang diwujudkan dalam bentuk mading, mampu menarik minat dan

perhatian siswa saat mempresentasikan mading. Kekurangan pada siklus

sebelumnya sudah diperbaiki pada siklus II ini.

Tuntas 96% Tidak

(23)

4.2 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1, Siklus II

Perbandingan antara hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus II. Hasil

tindakan diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS di kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi

Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015. Perbandingan hasil

belajar IPS siswa disajikan pada Tabel 17 :

Tabel 17

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II

tahun pelajaran 2014/2015

Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II F % F % F % Tuntas 14 54 19 73 25 96

Tidak tuntas 12 46 7 27 1 4

Jumlah

26 100 26 100 26 100

Nilai tertinggi 80 95 100

Nilai terendah 60 45 60

Rata-rata 68,5 70 79,8

Dari Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari

pra siklus sampai siklus II mengalami peningkatan. Tetapi pada nilai terendah

sempat mengalami penurunan pada siklus I kemudian meningkat pada siklus II.

Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 14 siswa (54%), pada siklus I

menjadi 19 siswa (73%), dan pada siklus II menjadi 25 siswa (96%). Sedangkan

siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Saat pra siklus terdapat 12 siswa

(46%) yang belum tuntas, pada siklus I masih 7 siswa (27%) yang belum tuntas,

dan pada siklus II terdapat 1 orang siswa (4%) yang belum tuntas. Nilai tertinggi

(24)

tertinggi siswa 80, pada siklus I naik menjadi 95 kemudian pada siklus II naik

menjadi 100. Nilai terendah pada pra siklus 60, pada siklus I turun menjadi 45

kemudian pada siklus II naik menjadi 60. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus

II juga mengalami peningkatan, dari pra siklus 68,5 menjadi 70 pada siklus I atau

baik sebesar 1,5 dan pada siklus II naik menjadi 79,8 atau naik sebesar 9,8.

Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar IPS dan ketuntasan

belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II disajikan dalam Gambar 4:

Gambar 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015.

Dari Gambar 4 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai

ketuntasan belajar pada pra siklus hingga siklus II mengalami peningkatan. Pada

saat pra siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah 54% menjadi 73%, dari

siklus I ke siklus II adalah dari 73% menjadi 96%. Sedangkan jumlah siswa yang

tidak tuntas mengalami penurunan. Siswa yang belum tuntas pada pra siklus 46%,

(25)

4.3 Pembahasan

Berdasar pada hasil analisis komparatif, terjadi peningkatan

ketuntasan belajar siswa mulai dari pra siklus hingga siklus II. Dari pra

siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah dari 54% menjadi 73%, dari

siklus I ke siklus II adalah dari 73% menjadi 96%. Pada siklus II jumlah

siswa yang tuntas atau lebih dari KKM (65) ada 25 siswa atau sebesar 96%.

Jika dibandingkan dengan indikator kinerja, maka penelitian ini dapat

dikatakan berhasil karena telah melebihi indikator kinerja yang telah

ditentukan dalam penelitian yaitu 90% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥

65. Dengan kata lain, melalui penerapan Group Investigation berbantuan

media video menunjukkan peningkatan hasil belajar karena siswa

benar-benar berpikir dan menemukan sendiri materi belajarnya dari berbagai

sumber, melalui investigasi yang dilakukan dengan sungguh-sungguh

pengetahuan yang mereka dapatkan dapat diserap dengan baik, melatih

kerjasama, tanggung jawab, dan mengembangkan softskiil. Selain itu,

adanya media video dapat menimbulkan rasa senang selama proses

pembelajaran dan memperkuat pemahaman siswa karena siswa melihat

sendiri materi yang mereka pelajari.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Johnson &

Johnson dalam Trianto (2011:57) yang menyatakan bahwa tujuan pokok

belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan

prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok.

Trianto (2011:79) juga menyebutkan tujuan kognitif dari Group

investigation adalah informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan

inkuiri, dan tujuan sosial dari Group investigation adalah kerjasama yang

kompleks dalam kelompok. Slavin (2005) kelebihan model Group

Investigation seperti meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan

keterampilan inkuiri kompleks, kegiatan belajar berfokus pada siswa

sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik, meningkatkan

(26)

lain, meningkatkan pengembangan softskills (kritis, komunikasi, kreatif dan

group process skill (managemen kelompok), menggunakan berbagai

sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah,

mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan, mampu

menumbuhkan sikap saling menghargai, saling menguntungkan,

memperkuat ikatan sosial, tumbuh sikap untuk lebih mengenal kemampuan

diri sendiri, bertanggung jawab dan merasa berguna untuk orang lain, dan

dapat mengembangkan kemampuan professional guru dalam

mengembangkan pikiran kreatif dan inovatif. Kelebihan tersebut

terealisasikan dalam kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan siswa

dapat lebih memahami materi, hasil belajar IPS siswa meningkat dengan nilai ≥ KKM dapat tercapai.

Hasil belajar siklus II terdapat 25 siswa (96%) yang tuntas, hal

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto (2012)

yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Group

Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematikan pada Siswa

Kelas V SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan

Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Sugiyanto diperoleh hasil bahwa ada peningkatan ketuntasan belajar,

yakni dari 39% sebelum siklus, meningkat menjadi 71% pada siklus I, dan

92% pada siklus II. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto memiliki perbedaan dalam

capaian hasil ketuntasan belajar siswa. Dalam penelitian yang dilakukan

oleh Sugiyanto siswa yang tuntas sebesar 92%, dan dalam penelitian ini

siswa yang tuntas mencapai 96%. Hal tersebut disebabkan karena dalam

penelitian ini menggunakan bantuan media video, sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Sugiyanto hanya menggunakan model pembelajaran

Group Investigation. Selain itu, setiap SD mempunyai karakteristik siswa

yang berbeda-beda sehingga hasil penelitian ini berbeda dengan yang

(27)

diperoleh sama yaitu dengan penerapan Group Investigation dapat

meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini mengalami peningkatan yaitu

bisa dilihat pada penelitian siklus 1 memperoleh presentase 83% sedangkan

pada penelitian siklus II mengalami peningkatan dengan presentase 100%.

Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui penerapan model Group

Investigation berbantuan media video dapat meningkatkan hasil belajar IPS

siswa. Tetapi pada siklus II masih terdapat 1 siswa yang belum tuntas.

Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan saat

pembelajaran berlangsung maka dapat diketahui bahwa siswa tersebut

dalam pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang

rendah dalam menyerap materi dibandingkan teman-teman lain di kelasnya.

Untuk mengatasi hal ini, yang mungkin dilakukan guru adalah memberikan

treatment yang bersifat individu. Misalnya dengan memberikan pengayaan

Gambar

Tabel 12 berikut:
Tabel 13     Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan
Gambar 2. Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS siklus I
Hasil Keterlaksanaan Sintaks Tabel 14 Group Investigation Siswa Kelas 4 SD Negeri 3
+6

Referensi

Dokumen terkait

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN SENYAWA METIL PIPERAT DARI EKSTRAK METANOL TUMBUHAN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl. ) ASAL JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia

[r]

Lokasi Tipikal Kerusakan Pile Saat Gempa Besar Terjadi (Antonio

5 : Apabila anda sangat setuju dengan atribut dari dimensi pelayanan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah Propinsi Sumatera Utara. Contoh

Berdasarkan penilaian terendah tanggapan responden pada item pernyataan KPM mengenai kepercayaan responden akan kebutuhan yang terpuaskan dan terpenuhi oleh Yamaha

Pembangkit listrik tenaga air dapat dikatakan bebas dari emisi gas rumah kaca, sedangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya menghasilkan seperenam dari emisi gas rumah

and also perceived quality has a significant direct effect on purchase intention of Yamaha Mio in Surabaya partially.The result showed that insignificant influence of brand

Pemanasan global yang memicu anomali iklim. Sederhananya, iklim menyim-pang dari biasanya. Penyimpangan iklim ini terus meningkat, baik seringnya, gawat-nya, maupun lamanya. Namun