44 4.1 Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan
siklus I dan II. Pelaksanaan siklus I dan siklus II sama-sama menggunakan empat
langkah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
4.1.1 Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi
yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya dilakukan
melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan/observasi, dan refleksi. Langkah pelaksanaan siklus I akan diuraikan
pada perencanaan tindakan mengenai apa yang diperlukan dan akan dilaksanakan
saat pembelajaran. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan dari
rencana yang telah dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil
observasi.
4.1.1.1 Perencanaan
Perencanaan dilaksanakan dari tanggal 17 Februari 2015 sampai 19 Maret
2015. Diawali pada tanggal 17 Februari 2015 yang dilakukan yaitu berkunjung ke
SD Negeri 3 Nambuhan untuk meminjam silabus kelas 4 semester II tahun
pelajaran 2014/2015. Tanggal 21 Februari 2015 mulai dilakukan pembuatan
instrumen penelitian, persiapan bahan ajar, serta persiapan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan silabus kelas 4
semester II tahun pelajaran 2014/2015. Dari indikator-indikator yang ingin dicapai
dalam pelajaran maka dilakukan persiapan instrumen dengan membuat kisi-kisi
soal, lalu membuat 40 butir soal siklus I dan 40 butir soal siklus II. Setelah
instrumen siap untuk divalidasi, maka pada tanggal 28 Februari 2015
yang digunakan dalam siklus I adalah soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Tahap
pemilihan 20 soal tersebut menyesuaikan kebutuhan soal dengan indikator yang
hendak dicapai.
Penyusunan RPP siklus I dilakukan sebanyak 3 pertemuan dengan
kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber
daya alam dan potensi di daerahnya. Masing-masing pertemuan memiliki
perbedaan dalam setiap langkah pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam sintaks
model group investigation terdapat langkah melaksanakan investigasi,
menyiapkan laporan akhir, dan mempresentasikan laporan akhir yang
membutuhkan waktu cukup lama. RPP beserta sintaks yang telah selesai dibuat
kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing dan guru kelas 4 SD Negeri 3
Nambuhan pada tanggal 18 dan 19 Maret 2015. Menurut guru kelas, hasil
investigasi yang diwujudkan dalam bentuk laporan akhir berupa majalah dinding
cukup bagus. Hanya saja perlu pengarahan lebih untuk membimbing anak supaya
mau bekerjasama dalam satu kelompok. Guru mudah memahami sintaks yang
digunakan dalam pembelajaran, karena model ini hampir sama dengan diskusi
kelompok. Perbedaannya pada group investigation sebelum berdiskusi, para siswa
melakukan investigasi terlebih dahulu baru berdiskusi lalu hasil dari diskusi
mereka dipresentasikan di depan kelas.
Persiapan perlengkapan pembelajaran sudah dilakukan sejak penyusunan
RPP, termasuk video yang akan ditayangkan saat pembelajaran. Untuk
perlengkapan yang lain seperti soal evaluasi, spidol, lem kertas, kertas pelangi,
dan hvs dipersiapkan setelah konsultasi dengan guru kelas. Pertemuan pertama
siklus I ini dilaksanakan pada hari Jumat 24 April 2015, pertemuan kedua Sabtu
25 April 2015, dan pertemuan ketiga Senin 27 April 2015.
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan hari Jumat 24 April 2015
pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi
yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya. Pada
pertemuan pertama ini terdapat delapan indikator yang disampaikan guru, yaitu
manusia, memberikan contoh jenis kebutuhan manusia, merumuskan bentuk
kegiatan ekonomi produksi, memberikan contoh bentuk kegiatan ekonomi
produksi, merumuskan bentuk kegiatan ekonomi konsumsi, memberikan contoh
bentuk kegiatan ekonomi konsumsi, dan merumuskan bentuk kegiatan ekonomi
distribusi.
Kegiatan awal pada pertemuan pertama yang dilakukan guru adalah
mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran. Sebelum melaksanakan
pembelajaran, guru bersama siswa berdoa terlebih dahulu. Guru tidak lupa
memeriksa kesiapan siswa dengan memperingatkan siswa untuk mengeluarkan
buku dan menyiapkan alat tulis. Setelah semuanya siap guru melakukan
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan garis besar
materi sesuai indikator. Guru memutarkan video yang berhubungan dengan
materi yang sedang diajarkan. Siswa begitu antusias dan tertarik melihat
tayangan video yang diputarkan oleh guru. Hal ini terlihat dari perhatian siswa
yang mengarah ke video dan komentar-komentar siswa saat video tersebut
diputarkan guru. Ada juga siswa yang mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan video tersebut.
Guru memulai langkah pembelajaran group investigation dengan
mendorong siswa untuk memilih dengan tegas topik permasalahan yang
berhubungan dengan video, kemudian mengarahkan siswa untuk bergabung
dengan kelompoknya secara heterogen sesuai topik yang mereka pilih. Hal ini
dilakukan agar setiap siswa bersungguh-sungguh dalam menyelediki topik yang
mereka pilih, karena topik tersebut sesuai dengan pilihan dan minat mereka.
Kelompok yang dibentuk terdiri dari 5 kelompok, 4 kelompok beranggotakan 5
orang siswa, dan 1 kelompok beranggotakan 6 orang siswa. Guru membimbing
siswa untuk menyimak permasalahan dalam topik serta mengarahkan siswa untuk
membagi tugas bersama anggota kelompoknya. Selain itu, guru berkeliling untuk
membantu kesulitan siswa dalam melaporkan gagasan sesuai topik yang
diselidiki secara tertulis. Setelah gagasan yang akan mereka selidiki
menyelediki gagasan dari topik sesuai kelompok masing-masing. Mereka dapat
menyelidiki topik tersebut dalam bentuk foto, gambar, dan materi misalnya dari
hasil wawancara, mengamati lingkungan sekitar, atau mencari di buku dan
internet.
Pertemuan kedua pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Sabtu 25 April
2015 merupakan lanjutan dari pertemuan pertama, yaitu melanjutkan langkah
pembelajaran group investigation. Pada pertemuan kedua ini difokuskan pada
dua indikator yang tersisa, yaitu memberikan contoh bidang usaha ekonomi dan
menyebutkan hasil kegiatan ekonomi masyarakat. Dua indikator ini merupakan
garis besar bahan investigasi yang diselidiki oleh para siswa. Sebelum memulai
diskusi, guru mempersiapkan ruang, alat, media pembelajaran, memeriksa
kesiapan siswa, dan melakukan apersepsi. Setelah hasil investigasi atau
penyelidikan didapatkan, maka langkah yang selanjutnya adalah berdiskusi
dengan kelompok masing-masing. Tugas siswa pada siklus I ini adalah membuat
majalah dinding dari hasil investigasi yang telah mereka lakukan. Mereka
dibekali guru berbagai macam peralatan seperti lem kertas, kertas warna-warni,
dan kertas pelangi.
Saat berdiskusi dan memulai membuat majalah dinding, ada kelompok
yang sungguh-sungguh dalam berdiskusi dan bekerjasama. Guru berkeliling
sambil mengecek hasil investigasi dan membantu kesulitan siswa. Hasil
investigasi yang didapatkan oleh siswa berasal dari berbagai sumber. Ada yang
mencari materi dan gambar di koran-koran, buku paket, majalah, dan internet.
Hasil diskusi yang berupa majalah dinding kemudian disimpan dalam lemari
untuk dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada hari Senin 27 April 2015
merupakan akhir pelaksanaan dari siklus I. Inti pertemuan ketiga yaitu guru
membimbing siswa dalam menunjuk perwakilan dari masing – masing kelompok
untuk mempresentasikan karya yang dibuat di depan kelas. Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil karya berupa majalah dinding di depan kelas.
dinding, termasuk membacakan hasil investigasi yang telah mereka lakukan. Guru
memberi tanggapan dan apresiasi karena siswa telah aktif bekerja sama dengan
teman sekelompoknya dalam membuat karya. Setelah semua kelompok presentasi
di depan kelas, guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi dari beberapa
kelompok yang telah disampaikan melalui presentasi majalah dinding di depan
kelas. Pada kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi secara tertulis dan
mengakhiri pelajaran dengan salam.
4.1.1.3 Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer, dalam hal
ini dibantu oleh guru pengamat pada saat pembelajaran berlangsung pada tiga
pertemuan siklus I. Guru pangamat fokus pada kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, sedangkan peneliti fokus pada kegiatan yang dilakukan
siswa. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan keterlaksanaan sintaks,
apakah semuanya sudah dilaksanakan ataukah ada yang belum dilaksanakan.
Secara umum, hasil observasi guru dalam melaksanakan sintaks pada siklus I
diperoleh data bahwa dari 6 sintaks group investigation terdapat 5 sintaks yang
sudah dilaksanakan dan ada 1 sintaks yang belum dilaksanakan.
Meskipun ada 5 sintaks yang sudah dilaksanakan, tetapi dalam
pelaksanaannya masih terdapat kekurangan. Sintaks yang sudah dilaksanakan
yaitu guru sudah mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video
yang ditayangkan dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian,
merencanakan investigasi dalam kelompok, melaksanakan investigasi,
menyiapkan laporan akhir, dan mempresentasikan laporan akhir. Sintaks yang
belum terlaksana yaitu evaluasi. Pada tahap ini, guru beserta siswa belum
melakukan evaluasi mengenai kontribusi masing-masing anggota di setiap
kelompok terhadap tugas yang diberikan guru, siswa belum memberikan umpan
balik mengenai hasil investigasi dari topik kelompok lain, dan mengenai
keefektifan pengalaman mereka.
Pertemuan pertama siklus I fokus pada tahap pertama dan kedua group
guru sudah mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video yang
ditayangkan dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian dan
merencanakan investigasi dalam kelompok. Pembelajaran yang dilakukan sengaja
didesain seperti ini karena pada tahap melaksanakan investigasi, siswa dapat
memanfaatkan berbagai sumber yang tidak dibatasi guru. Misalnya, mengamati
lingkungan sekitar, wawancara pada narasumber, mencari informasi, materi, atau
gambar yang ada di buku dan internet.
Pertemuan kedua siklus I fokus pada dua tahap group investigation yang
selanjutnya, yaitu melaksanakan investigasi dan menyiapkan laporan akhir. Hasil
dari pelaksanaan investigasi didiskusikan ke dalam kelompok masing-masing.
Pada tahap ini guru berkeliling sambil mengarahkan serta membantu kesulitan
yang dialami siswa saat penyusunan hasil diskusi menjadi majalah dinding.
Pertemuan ketiga siklus I fokus pada dua tahap group investigation yang
terakhir, yaitu mempresentasikan laporan akhir dan evaluasi. Saat presentasi, guru
membimbing siswa dalam menunjuk perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan karya yang dibuat di depan kelas. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil karyanya secara bergantian. Setelah selesai presentasi
guru memberikan tanggapan terhadap hasil karya yang dibuat siswa. Guru
bersama siswa menyimpulkan hasil presentasi dan diskusi dari semua kelompok
yang ada kemudian memberikan soal evaluasi kepada siswa. Tahap terakhir group
investigation yaitu evaluasi mengenai kontribusi masing-masing anggota di setiap
kelompok terhadap tugas yang diberikan guru dan umpan balik dari siswa belum
dilakukan oleh guru.
Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I diperoleh data bahwa dari 6
sintaks group investigation, 5 sintaks sudah dilaksanakan guru dan 1 sintaks
belum dilaksanakan oleh guru. Sintaks yang sudah dilaksanakan yaitu guru sudah
mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video yang ditayangkan
dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian, merencanakan
investigasi dalam kelompok, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan
evaluasi. Keterlaksanaan sintaks group investigation siklus I dapat dilihat pada
Tabel 11:
Tabel 11
Hasil Keterlaksanaan Sintaks Group Investigation Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II
Dari Tabel 11 dapat dilihat keterlaksanaan sintaks group investigation
pada siklus I. 6 sintaks yang ada pada group investigation, diketahui pada
pertemuan pertama jumlah sintaks yang tidak dilaksanakan ada 4yang
dilaksanakan ada 2. Pada pertemuan kedua, sintaks yang tidak dilaksanakan ada 4
dan yang dilaksanakan ada 2. Sedangkan pada pertemuan ketiga, sintaks yang
tidak dilaksanakan ada 5 dan yang dilaksanakan ada 1. Jumlah keseluruhan
sintaks pada siklus I yang dilaksanakan ada 5 dan hanya ada 1 sintaks yang tidak
terlaksana.
Pada bagian hasil penelitian, berisi uraian tentang data dan analisis data.
Masing-masing akan dijelaskan tentang data hasil belajar IPS pada siklus I. Dari
data yang akan disajikan, dapat kita lihat beberapa kenyataan yang terjadi selama
penelitian berlangsung.Data hasil belajar yang didapat pada kondisi awal dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + ( 3,3 x 1,4 )
= 1 + 4,62
= 5, 62 ( dibulatkan menjadi 6 )
Jangkauan (Range) = (skor maksimum – skor minimum) + 1
= ( 95 – 45 ) + 1
= 50 + 1
= 51
Interval = Range
Banyaknya Siswa
= 51
= 8, 5 (dibulatkan menjadi 9)
Setelah kegiatan belajar mengajar pada siklus I dengan
menerapkan 6 langkah group investigation berbantuan media video selesai,
maka dilakukan evaluasi sehingga didapatkan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD
Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan seperti pada
Tabel 12 berikut:
Tabel 12
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus I
No. Interval Frekuensi Persentase
(%)
1. 45 – 54 5 19, 3
2. 55 – 64 2 7, 7
3. 65 – 74 6 23
4. 75 – 84 6 23
5. 85 – 94 5 19, 3
6. ≥95 2 7, 7
Jumlah 26 100
Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan 6 langkah group investigation berbantuan media video, dari
26 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran pada skor nilai antara 45 – 54
frekuensinya 5 dengan persentase sebesar 19,3%, skor nilai antara 55 – 64
frekuensinya 2 dengan persentase sebesar 7,7%, skor nilai antara 65 – 74
frekuensinya 6 dengan persentase sebesar 23%, skor nilai antara 75 – 84
Berdasarkan data hasil tes IPS siklus I maka dilakukan analisis
dengan membandingkan nilai dengan KKM (65). Siswa yang mendapat
nilai lebih dari sama dengan KKM atau yang tuntas dijumlahkan, begitu
juga siswa yang berada di bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil
belajar IPS siswa siklus I tersaji pada Tabel 13:
Tabel 13
Dari Tabel 13 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan group investigation berbantuan media
video, dari 26 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 19
siswa (73%) tuntas atau mampu mencapai KKM (65), dan 7 siswa (27%)
tidak tuntas atau masih berada di bawah KKM nilai tertinggi yang dapat
dicapai adalah 95, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 45 dengan
rata-rata kelas 70. Ketuntasan hasil belajar IPS siklus I kelas 4 SD Negeri 3
Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II Tahun
Gambar 2. Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS siklus I kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
4.1.1.4 Refleksi
Berdasarkan observasi siklus I pelaksanaan tindakan dengan penerapan
group investigation berbantuan media video, maka dilakukan refleksi dengan
berdiskusi dengan guru kelas dan guru pengamat. Dari hasil diskusi dapat ditarik
simpulan bahwa kelebihan dari proses pembelajaran dengan penerapan group
investigation berbantuan media video diantaranya siswa menjadi tertarik dan
antusias terhadap video yang diputarkan, dapat menemukan sendiri materi
belajarnya melalui investigasi yang dilakukan, menumbuhkan sikap saling
menghargai dan bekerjasama dalam kelompok saat diskusi dilakukan. Selain
kelebihan masih terdapat beberapa kekurangan selama pembelajaran siklus I,
antara lain sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama saat pembagian kelompok sesuai topik yang
dipilih, menimbulkan sedikit kegaduhan di kelas karena siswa cenderung menolak
dan enggan saat mengetahui anggota kelompoknya. Selain itu, saat perencanaan
investigasi guru cukup kerja keras karena membimbing kelompok demi kelompok
secara bergantian. Pada pertemuan kedua saat penyiapan laporan akhir, kerjasama Tuntas
73% Tidak tuntas
dan diskusi yang dilakukan kurang terjalin dengan baik karena masih ada anggota
kelompok yang pasif, malu-malu, dan cenderung suka bekerja sendiri. Ada juga
kelompok yang saling berlomba untuk menjadi kelompok yang terbaik dengan
cara menyelesaikan dengan cepat hasil investigasi yang diwujudkan dalam bentuk
majalah dinding tanpa memperhatikan tata letak dan isi tulisan yang terkandung
dalam majalah dinding. Waktu 1 jam pelajaran membuat siswa agak tergesa-gesa
dalam pembuatan majalah dinding. Hal ini membuat kelas menjadi gaduh.
Pertemuan ketiga saat presentasi, ada beberapa siswa yang suara kurang lantang
dalam menyampaikan dan membacakan isi majalah dinding yang dibuat. Hal ini
menjadikan siswa yang duduk di belakang kurang mendengar penyampaian hasil
investigasi yang diwujudkan dalam bentuk majalah dinding. Dalam pertemuan
ketiga, guru belum melakukan evaluasi mengenai kontribusi masing-masing
anggota di setiap kelompok terhadap tugas yang diberikan dan belum memberi
kesempatan untuk siswa memberikan umpan balik dari presentasi yang dilakukan
kelompok lain.
Dari kekurangan yang dikemukakan pada siklus I, dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan pada pelaksanaan siklus II. Hal-hal yang dapat dilakukan
agar kekurangan pada siklus I tidak terjadi pada siklus II antara lain:
Memberi pengarahan dan ketegasan pada siswa saat memilih topik,
pembagian kelompok, dan penyiapan laporan. Memperingatkan siswa untuk tidak
ribut dan membuat gaduh kelas saat penyiapan laporan. Menambah waktu untuk
mengerjakan laporan akhir supaya dalam pengerjaan laporan pada siklus
berikutnya siswa dapat mengerjakannya dengan maksimal. Mengadakan evaluasi
mengenai kontribusi masing-masing anggota di setiap kelompok terhadap tugas
yang diberikan dan belum memberi kesempatan untuk siswa memberikan umpan
balik dari presentasi yang dilakukan kelompok lain.
4.1.2 Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II sama seperti pelaksanaan siklus I yang terdiri dari
empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi,
aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di
daerahnya. Perbedaan antara siklus I dengan siklus II terletak pada indikator dan
wujud produk hasil investigasi. Bagian pelaksanaan siklus II akan diuraikan pada
perencanaan tindakan mengenai apa yang akan dilaksanakan sebagai perbaikan
dari kekurangan siklus I. Setelah perencanaan dan pelaksanaan, akan diuraikan
refleksi berdasarkan hasil obsevasi.
4.1.2.1Perencanaan
Pada siklus II akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali
pertemuan. Setiap pertemuan memiliki perbedaan lamanya waktu dalam
pembelajaran. Hal ini dikarenakan penyesuaian jadwal pelajaran yang ada di SD
Negeri 3 Nambuhan. Persiapan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan
persiapan yang dilakukan saat siklus I, seperti menelaah indikator-indikator
pelajaran, persiapan instrumen penelitian, persiapan bahan ajar, serta persiapan
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan
silabus kelas 4 semester II tahun pelajaran 2014/2015. RPP yang telah dibuat telah
dikonsultasikan dengan guru kelas sejak akhir pertemuan siklus I yaitu tanggal 27
April 2015. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa 28 April 2015
dengan lamanya waktu pembelajaran 35 menit. Pertemuan kedua pada hari Rabu
29 April 2015 dengan lamanya waktu pembelajaran 70 menit, dan pertemuan
ketiga pada hari Kamis 30 April 2015 dengan lamanya waktu pembelajaran 35
menit.
4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan hari Selasa 28 April 2015
pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi
yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi di daerahnya. Pada
pertemuan pertama ini terdapat tiga indikator yang disampaikan guru, yaitu
merumuskan pengertian sumber daya alam dan jenisnya, memberikan contoh jenis
sumber daya alam biotik dan pemanfaatannya, dan memberikan contoh jenis
Kegiatan awal pada pertemuan pertama siklus II yang dilakukan guru
adalah mempersiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran. Guru memulai
pelajaran dengan doa. Guru tidak lupa memeriksa kesiapan siswa dengan
memperingatkan siswa untuk mengeluarkan buku dan menyiapkan alat tulis.
Setelah semuanya siap guru melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan menjelaskan garis besar materi sesuai indikator. Guru
memutarkan video tentang kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan potensi lain
di daerah yang berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan lalu
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Video yang diputarkan
guru nampaknya berhasil menarik minat dan perhatian siswa terhadap materi
yang diajarkan guru. Siswa begitu antusias menyaksikan video yang diputarkan
guru. Mereka memberikan umpan balik berupa pertanyaan dan komentar yang
mereka pikirkan saat menyaksikan video tersebut.
Guru memulai langkah pembelajaran group investigation dengan
mendorong siswa untuk memilih dengan tegas topik permasalahan yang
berhubungan dengan video, kemudian mengarahkan siswa untuk bergabung
dengan kelompoknya secara heterogen sesuai topik yang mereka pilih. Hal ini
dilakukan agar setiap siswa bersungguh-sungguh dalam menyelediki topik yang
mereka pilih, karena topik tersebut sesuai dengan pilihan dan minat mereka.
Guru memberikan nasihat bahwa siapapun anggota kelompoknya tidak menjadi
masalah, yang penting kerjasama dalam kelompoklah yang diutamakan. Pada
siklus II ini terdapat 4 kelompok investigasi, 2 kelompok terdiri 6 orang siswa
dan 2 kelompok terdiri 7 orang siswa. Dalam pembuatan madingtentunya
memerlukan waktu yang lama. Namun hal ini sudah disiasati dengan
penambahan waktu dalam pembuatan mading.
Pertemuan kedua pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Rabu 29
April 2015 merupakan lanjutan dari pertemuan pertama, yaitu melanjutkan
langkah pembelajaran group investigation. Pada pertemuan kedua ini difokuskan
pada empat indikator yang tersisa, yaitu membandingkan sumber daya manusia
berdasarkan sifat dan produktifitasnya, memberikan contoh pengaruh kondisi
dengan potensi lain di daerah, dan memberikan contoh pengaruh kondisi alam
terhadap kegiatan ekonomi bidang jasa. Empat indikator ini merupakan garis
besar bahan investigasi yang diselidiki oleh para siswa. Sebelum memulai
diskusi, guru mempersiapkan ruang, alat, media pembelajaran, memeriksa
kesiapan siswa, dan melakukan apersepsi. Setelah hasil investigasi atau
penyelidikan didapatkan, maka langkah yang selanjutnya adalah berdiskusi
dengan kelompok masing-masing. Tugas siswa pada siklus II ini pembuatan
mading dari hasil investigasi yang telah mereka lakukan. Guru membekali
mereka dengan memberikan kertas manila dan spidol.
Saat mereka berdiskusi dan mulai mengerjakan mading, guru berkeliling
sambil membantu kesulitan siswa. Dalam pengerjaan laporan akhir yang berupa
mading ini mereka sudah lebih baik dari pada pengerjaan laporan akhir di siklus
I.Mereka saling bekerjasama, saling menghargai, membantu, dan
bertanggungjawab terhadap hasil kelompok masing-masing. Hal ini berdampak
pada mading yang mereka buat sesuai dengan materi, serta dapat terselesaikan
sesuai waktu yang diberikan guru dan hasilnya pun bagus. Setelah pembuatan
mading selesai, maka dilanjutkan dengan presentasi.
Saat presentasi, guru memberikan kesempatan pada siswa dari kelompok
lain untuk mengkritik dari hasil mading dan memberikan tanggapan baik berupa
pertanyaan ataupun komentar mengenai mading yang sedang dipresentasikan.
Guru juga mengevaluasi serta memberi apresiasi berupa pujian dan tepuk tangan
karena siswa telah aktif bekerja dengan teman sekelompoknya dalam berdiskusi
dan membuat hasil karya. Pada akhir pertemuan siklus II guru dan siswa
menyimpulkan hasil presentasi bersama-sama. Siswa pun tidak enggan dalam
menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya pada guru. Pertemuan ketiga siklus
II pada hari Kamis 30 April 2015 yang hanya berlangsung 35 menit fokus kepada
pengulangan materi yang telah diajarkan dan evaluasi secara tertulis.
4.1.2.3Observasi
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer, dalam hal
ini dibantu oleh guru pengamat pada saat pembelajaran berlangsung pada tiga
dilakukan oleh guru, sedangkan peneliti fokus pada kegiatan yang dilakukan
siswa. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan keterlaksanaan sintaks,
apakah semuanya sudah dilaksanakan ataukah ada yang belum dilaksanakan.
Secara umum, hasil observasi guru dalam melaksanakan sintaks pada siklus II
diperoleh data bahwa dari 6 sintaks group investigation semua sintaks sudah
dilaksanakan guru walaupun pelaksanaannya kurang sempurna. Guru sudah
mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video yang ditayangkan
dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian, merencanakan
investigasi dalam kelompok, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan
akhir, mempresentasikan laporan akhir dan evaluasi.
Pertemuan pertama siklus II fokus pada tahap pertama dan kedua group
investigation. Sintaks yang sudah dilakukan guru pada pertemuan pertama yaitu
guru sudah mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik melalui video yang
ditayangkan dan mengatur siswa ke dalam kelompok-kelompok penelitian dan
merencanakan investigasi dalam kelompok. Pembelajaran yang dilakukan sengaja
didesain seperti ini karena pada tahap melaksanakan investigasi, siswa dapat
memanfaatkan berbagai sumber yang tidak dabatasi guru. Misalnya, mengamati
lingkungan sekitar, wawancara pada narasumber, mencari informasi atau materi
yang ada di buku dan internet.
Pertemuan kedua siklus II fokus pada empat tahap group investigation
yang selanjutnya, yaitu melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,
mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi. Hasil dari pelaksanaan investigasi
yang telah dilakukan kemudian didiskusikan ke dalam kelompok masing-masing.
Pada tahap ini guru berkeliling sambil mengarahkan serta membantu kesulitan
yang dialami siswa saat penyusunan hasil diskusi menjadi sebuah karya mading.
Guru membimbing siswa dalam menunjuk perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan karya yang dibuat di depan kelas. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil karyanya secara bergantian.
Saat presentasi guru tidak lupa melakukan evaluasi mengenai kontribusi
dan memberikan kesempatan untuk siswa untuk memberikan umpan balik pada
kelompok yang sedang presentasi. Setelah selesai presentasi guru memberikan
tanggapan terhadap hasil karya yang dibuat siswa. Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil presentasi yang telah dilakukan oleh semua kelompok.
Pada pertemuan ketiga siklus II fokus pada pengulangan materi pada
pertemuan sebelumnya. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu, guru memberikan soal
evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara mandiri.
Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus II diperoleh data bahwa dari
6 sintaks group investigation, keseluruhan sintaks sudah dilaksanakan guru.
Sintaks yang sudah dilaksanakan yaitu guru sudah mengarahkan siswa untuk
mengidentifikasi topik melalui video yang ditayangkan dan mengatur siswa ke
dalam kelompok-kelompok penelitian, merencanakan investigasi dalam
kelompok, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,
mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi. Keterlaksanaan sintaks group
investigation siklus II dapat dilihat pada Tabel 14:
Tabel 14
Hasil Keterlaksanaan Sintaks Group Investigation Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus II
No.
Aspek Keterlaksanaan
kelompok
3. Melaksanakan investigasi
4. Menyiapkan laporan akhir
5. Mempresentas ikan laporan akhir
6. Evaluasi
Jumlah 4 2 0
6
Dari Tabel 14 dapat dilihat keterlaksanaan sintaks group investigation
pada siklus II. 6 sintaks yang ada pada group investigation, diketahui pada
pertemuan pertama jumlah sintaks yang tidak dilaksanakan ada 4 dan yang
dilaksanakan ada 2. Pada pertemuan kedua, sintaks yang tidak dilaksanakan ada 2
dan yang dilaksanakan ada 4. Sedangkan pada pertemuan ketiga, sama sekali
tidak dilaksanakan sintaks group investigation. Jumlah keseluruhan sintaks pada
siklus II yang dilaksanakan 6.
Pada bagian hasil penelitian, berisi uraian tentang data dan analisis data.
Masing-masing akan dijelaskan tentang data hasil belajar IPS pada siklus II. Dari
data yang akan disajikan, dapat kita lihat beberapa kenyataan yang terjadi selama
penelitian berlangsung. Data hasil belajar yang didapat pada kondisi awal dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Banyaknya Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + ( 3,3 x 1,4 )
= 1 + 4,62
= 5, 62 ( dibulatkan menjadi 6 )
Jangkauan (Range) = (skor maksimum – skor minimum) + 1
= ( 100 – 60 ) + 1
= 40 + 1
= 41
Interval = Range
Banyaknya Siswa
= 41
6
= 6, 83 (dibulatkan menjadi 7)
Data mentah yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan pada
deskripsi data. Pada deskripsi data, akan diuraikan tentang data hasil belajar IPS
pada siklus II.
Setelah kegiatan belajar mengajar pada siklus II yang merupakan
perbaikan siklus I dengan menerapkan 6 langkah group investigation berbantuan
media video selesai, maka dilakukan evaluasi sehingga didapatkan hasil belajar
IPS siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Tabel 15
Ketuntasan Hasil Belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus II
No. Interval Frekuensi Persentase (%)
1 60 – 67 2 7, 7
2 68 – 75 7 26, 9
3 76 – 83 5 19, 3
4 84 – 91 11 42, 26
5 92 – 99 0 0
6 100 1 3, 84
Jumlah 26 100
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan 6 langkah group investigation berbantuan media video, dari
26 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran pada skor nilai antara 60 -
67frekuensinya 2 dengan persentase sebesar 7,7%, skor nilai antara 68 - 75
frekuensinya 7 dengan persentase sebesar 26,9%, skor nilai antara 76 –
83frekuensinya 5 dengan persentase sebesar 19,3%, skor nilai antara 84 -
91frekuensinya 11 dengan persentase sebesar 42,26%, skor nilai antara 92 – 99
frekuensinya 0 dengan persentase 0%, dan skor nilai antara 100 frekuensinya 1
dengan persentase 3,84%.
Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini
akan diuraikan analisis ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus II. Kemudian
dilanjutkan dengan analisis deskriptif komparatif hasil belajar IPS siswa kelas 4
SD Negeri 3 Nambuhan semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan data hasil tes IPS siklus II maka dilakukan analisis dengan
membandingkan nilai dengan KKM (65). Siswa yang mendapat nilai lebih dari
di bawah KKM (65). Analisis ketuntasan hasil belajar IPS siswa siklus II tersaji
pada Tabel 16:
Tabel 16
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester II
Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus II
Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan group investigation berbantuan media
video, dari 26 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 25
siswa (96%) tuntas atau mampu mencapai KKM (65), dan 1 siswa (4%)
tidak tuntas atau masih berada di bawah KKM nilai tertinggi yang dapat
dicapai adalah 100, dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 60 dengan
rata-rata kelas 79,8. Ketuntasan hasil belajar IPS siklus II kelas 4 SD
Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Semester
II Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada Gambar 3:
Keterangan
Siklus II
Jumlah siswa Persentase (%)
Tuntas 25 96
Tidak tuntas 1 4
Jumlah 26 100
Rata-rata 79,8
Nilai tertinggi 100
Gambar 3. Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS siklus II kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
4.1.2.4 Refleksi
Berdasarkan observasi siklus II dengan menggunakan model Group
Investigation berbantuan media video maka dilakukan refleksi dengan cara
berdiskusi dengan guru pengamat dan guru kelas. Dari hasil diskusi dapat
disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan
pembelajaran yang lebih baik dari siklus I. Hal ini terlihat dari keterlaksanaan
sintaks dalam menerapkan Group Investigation. Pada siklus II ini dari 6 sintaks
semuanya telah dilaksanakan oleh guru meskipun masih banyak kendala dalam
pelaksanaannnya, sedangkan pada siklus I hanya 5 sintaks yang dilaksanakan oleh
guru. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa kegiatan pembelajaran
tampak lebih hidup dengan adanya interaksi antara siswa dengan siswa dan guru
dengan siswa. Siswa terlihat lebih aktif saat berdiskusi dan presentasi. Hasil
diskusi siswa yang diwujudkan dalam bentuk mading, mampu menarik minat dan
perhatian siswa saat mempresentasikan mading. Kekurangan pada siklus
sebelumnya sudah diperbaiki pada siklus II ini.
Tuntas 96% Tidak
4.2 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1, Siklus II
Perbandingan antara hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus II. Hasil
tindakan diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS di kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi
Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015. Perbandingan hasil
belajar IPS siswa disajikan pada Tabel 17 :
Tabel 17
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II
tahun pelajaran 2014/2015
Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II F % F % F % Tuntas 14 54 19 73 25 96
Tidak tuntas 12 46 7 27 1 4
Jumlah
26 100 26 100 26 100
Nilai tertinggi 80 95 100
Nilai terendah 60 45 60
Rata-rata 68,5 70 79,8
Dari Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari
pra siklus sampai siklus II mengalami peningkatan. Tetapi pada nilai terendah
sempat mengalami penurunan pada siklus I kemudian meningkat pada siklus II.
Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar adalah 14 siswa (54%), pada siklus I
menjadi 19 siswa (73%), dan pada siklus II menjadi 25 siswa (96%). Sedangkan
siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun. Saat pra siklus terdapat 12 siswa
(46%) yang belum tuntas, pada siklus I masih 7 siswa (27%) yang belum tuntas,
dan pada siklus II terdapat 1 orang siswa (4%) yang belum tuntas. Nilai tertinggi
tertinggi siswa 80, pada siklus I naik menjadi 95 kemudian pada siklus II naik
menjadi 100. Nilai terendah pada pra siklus 60, pada siklus I turun menjadi 45
kemudian pada siklus II naik menjadi 60. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus
II juga mengalami peningkatan, dari pra siklus 68,5 menjadi 70 pada siklus I atau
baik sebesar 1,5 dan pada siklus II naik menjadi 79,8 atau naik sebesar 9,8.
Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar IPS dan ketuntasan
belajar siswa dari pra siklus sampai siklus II disajikan dalam Gambar 4:
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas 4 SD Negeri 3 Nambuhan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Dari Gambar 4 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai
ketuntasan belajar pada pra siklus hingga siklus II mengalami peningkatan. Pada
saat pra siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah 54% menjadi 73%, dari
siklus I ke siklus II adalah dari 73% menjadi 96%. Sedangkan jumlah siswa yang
tidak tuntas mengalami penurunan. Siswa yang belum tuntas pada pra siklus 46%,
4.3 Pembahasan
Berdasar pada hasil analisis komparatif, terjadi peningkatan
ketuntasan belajar siswa mulai dari pra siklus hingga siklus II. Dari pra
siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah dari 54% menjadi 73%, dari
siklus I ke siklus II adalah dari 73% menjadi 96%. Pada siklus II jumlah
siswa yang tuntas atau lebih dari KKM (65) ada 25 siswa atau sebesar 96%.
Jika dibandingkan dengan indikator kinerja, maka penelitian ini dapat
dikatakan berhasil karena telah melebihi indikator kinerja yang telah
ditentukan dalam penelitian yaitu 90% dari jumlah siswa mendapat nilai ≥
65. Dengan kata lain, melalui penerapan Group Investigation berbantuan
media video menunjukkan peningkatan hasil belajar karena siswa
benar-benar berpikir dan menemukan sendiri materi belajarnya dari berbagai
sumber, melalui investigasi yang dilakukan dengan sungguh-sungguh
pengetahuan yang mereka dapatkan dapat diserap dengan baik, melatih
kerjasama, tanggung jawab, dan mengembangkan softskiil. Selain itu,
adanya media video dapat menimbulkan rasa senang selama proses
pembelajaran dan memperkuat pemahaman siswa karena siswa melihat
sendiri materi yang mereka pelajari.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Johnson &
Johnson dalam Trianto (2011:57) yang menyatakan bahwa tujuan pokok
belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok.
Trianto (2011:79) juga menyebutkan tujuan kognitif dari Group
investigation adalah informasi akademik tingkat tinggi dan keterampilan
inkuiri, dan tujuan sosial dari Group investigation adalah kerjasama yang
kompleks dalam kelompok. Slavin (2005) kelebihan model Group
Investigation seperti meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
keterampilan inkuiri kompleks, kegiatan belajar berfokus pada siswa
sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik, meningkatkan
lain, meningkatkan pengembangan softskills (kritis, komunikasi, kreatif dan
group process skill (managemen kelompok), menggunakan berbagai
sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah,
mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan, mampu
menumbuhkan sikap saling menghargai, saling menguntungkan,
memperkuat ikatan sosial, tumbuh sikap untuk lebih mengenal kemampuan
diri sendiri, bertanggung jawab dan merasa berguna untuk orang lain, dan
dapat mengembangkan kemampuan professional guru dalam
mengembangkan pikiran kreatif dan inovatif. Kelebihan tersebut
terealisasikan dalam kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan siswa
dapat lebih memahami materi, hasil belajar IPS siswa meningkat dengan nilai ≥ KKM dapat tercapai.
Hasil belajar siklus II terdapat 25 siswa (96%) yang tuntas, hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto (2012)
yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Group
Investigation dapat meningkatkan hasil belajar matematikan pada Siswa
Kelas V SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Sugiyanto diperoleh hasil bahwa ada peningkatan ketuntasan belajar,
yakni dari 39% sebelum siklus, meningkat menjadi 71% pada siklus I, dan
92% pada siklus II. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto memiliki perbedaan dalam
capaian hasil ketuntasan belajar siswa. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Sugiyanto siswa yang tuntas sebesar 92%, dan dalam penelitian ini
siswa yang tuntas mencapai 96%. Hal tersebut disebabkan karena dalam
penelitian ini menggunakan bantuan media video, sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Sugiyanto hanya menggunakan model pembelajaran
Group Investigation. Selain itu, setiap SD mempunyai karakteristik siswa
yang berbeda-beda sehingga hasil penelitian ini berbeda dengan yang
diperoleh sama yaitu dengan penerapan Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini mengalami peningkatan yaitu
bisa dilihat pada penelitian siklus 1 memperoleh presentase 83% sedangkan
pada penelitian siklus II mengalami peningkatan dengan presentase 100%.
Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui penerapan model Group
Investigation berbantuan media video dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa. Tetapi pada siklus II masih terdapat 1 siswa yang belum tuntas.
Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan saat
pembelajaran berlangsung maka dapat diketahui bahwa siswa tersebut
dalam pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang
rendah dalam menyerap materi dibandingkan teman-teman lain di kelasnya.
Untuk mengatasi hal ini, yang mungkin dilakukan guru adalah memberikan
treatment yang bersifat individu. Misalnya dengan memberikan pengayaan