• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran dan Fungsi Instansi di Luar Imigra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran dan Fungsi Instansi di Luar Imigra"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Metode Penelitian Sosial

Disusun oleh:

BRAMANTYO ANDHIKA PUTRA

NRS. 220

(2)

“PERAN DAN FUNGSI INSTANSI DI

LUAR IMIGRASI DALAM TIM

PENGAWASAN ORANG ASING

(TIMPORA) DI KANTOR IMIGRASI

(3)

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Digunakan ... 7

2.1.1 Peran ... 7

2.1.2 Fungsi ... 9

2.1.3 Pengawasan Orang Asing... 10

2.1.4 Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) ... 12

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat. dan karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Perorangan ini tepat waktu. Maksud dan tujuan penulisan ini adalah sebagai tugas Ujian Tengah Semester II Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial.

Adapun judul Kertas Kerja Perorangan kali ini adalah “PERAN DAN

FUNGSI TIM PENGAWASAN ORANG ASING (TIMPORA) DI KANTOR IMIGRASI KELAS III BEKASI”. Hal yang akan dikemukakan dalam

penulisan ini adalah mengenai pelaksanaan peran dan fungsi instansi terkait di luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi.

Penulis menyadari bahwa Kertas Kerja Perorangan ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik dari segi materi maupun teknis penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun terkait penulisan ini sangat penulis harapkan.

Tangerang, Februari 2016 Hormat Saya,

(5)

iv

ABSTRAK

Penyederhenaan prosedur Keimigrasian dan kemudahan bagi orang asing untuk masuk wilayah Indonesia salah satunya yakni kebijakan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015, mengakibatkan arus kedatangan orang asing semakin banyak. Tidak menutup kemungkinan banyak juga orang asing yang menyalahgunakan Izin Tinggal yang diberikan.

Orang asing yang berada di wilayah Indonesia, khususnya Bekasi mayoritas adalah tenaga kerja asing. Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi sebagai Unit Pelaksana Teknis mempunyai fungsi imigrasi dalam menjaga keamanan negara. Implementasinya dengan melakukan pengawasan orang asing yang bekerja sama dengan Tim Pengawasan Orang Asing. Pelaksanaan Tim Pengawasan Orang Asing di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi memerlukan koordinasi dengan intansi lain yang tidak lepas dari kekurangan dan kelebihan. Dituntut adanya peran dan fungsi dari instansi terkait tersebut agar Tim Pengawasan Orang Asing bisa berjalan maksimal.

Kendala yang dihadapi di lapangan seperti belum berjalannya koordinasi antar instansi dengan baik, kurangnya pemahaman pembagian tugas masing-masing instansi, kurang adanya sosialisasi dalam tugas dan fungsi pelaksanaan pengawasan orang asing terhadap masyarakat dan instansi lain.

Peran dan fungsi instansi terkait di luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi belum berjalan maksimal. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan adalah diperlukan adanya sosialisasi dan pemahaman mengenai tugas dan fungsi masing-masing instansi tersebut, sharing ilmu lintas instansi, serta penguatan regulasi Tim Pengawasan Orang Asing.

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin pesat di bidang teknologi, transportasi, dan komunikasi telah

membawa jarak antar satu negara ke negara lain menjadi lebih dekat.

Sehingga manusia sekarang ini dengan mudah dapat melakukan

perjalanan dari satu negara ke negara lain dalam waktu yang relatif

singkat.

Orang asing yang memasuki wilayah suatu negara akan tunduk pada

hukum negara tersebut sebagaimana halnya warga negara dari negara itu

sendiri. Namun, sebagian besar negara menempatkan orang-orang asing

di bawah semacam ketidakmampuan atau pembatasan-pembatasan

dengan tingkat keketatan yang berlainan. Seringkali orang-orang asing

tersebut tidak diberi hak suara atau hak untuk menjalankan profesi-profesi

tertentu atau kekuasaan untuk memiliki barang tidak bergerak.1

Indonesia sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat juga

mempunyai suatu Konstitusi, yaitu Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan untuk berpijak dalam

1

(7)

2

membuat kebijaksanaan pemerintahan. Oleh karena itu diperlukan suatu

aturan atau hukum yang mengatur mengenai lalu lintas orang masuk dan

keluar wilayah Indonesia, atau biasa disebut hukum imigrasi.

Keimigrasian sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 angka 1

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, adalah hal

ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Wilayah Indonesia

serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan

negara. Hukum Keimigrasian sendiri merupakan bagian dari sistem

hukum yang berlaku di Indonesia, bahkan merupakan sub sistem dari

Hukum Administrasi Negara.2 Karena keimigrasian merupakan bagian dari penyelenggaraan kekuasaan eksekutif, yakni penyelenggaraan

administrasi pemerintahan.

Akhir-akhir ini adanya penyederhanaan prosedur Keimigrasian dan

kemudahan bagi orang asing untuk memasuki wilayah Indonesia

mengakibatkan banyaknya orang asing yang keluar masuk wilayah

Indonesia dengan leluasa. Salah satu contohnya kebijakan pemerintah

dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2015 yang

memberikan fasilitas Bebas Visa Kunjungan Wisata kepada 90 negara.

Oleh karenanya pengawasan terhadap orang asing juga harus

ditingkatkan untuk menanggulangi atau mengatasi permasalahan yang

akan ditimbulkan oleh kegiatan orang asing tersebut selama berada di

wilayah Indonesia. Pengawasan terhadap orang asing tidak hanya

2

Santoso, Iman. Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan

(8)

3

dilakukan pada saat mereka masuk, tetapi juga selama mereka berada di

wilayah Indonesia, termasuk kegiatannya.3

Orang asing yang berada di wilayah Indonesia, khususnya Bekasi

mayoritas adalah tenaga kerja asing. Tidak tertutup kemungkinan banyak

orang asing yang menggunakan visa tidak sesuai peruntukannya untuk

masuk wilayah Indonesia dan melakukan kegiatan yang menyalahi Izin

Tinggal yang diberikan.

Pelaksanaan fungsi imigrasi sangat penting artinya dalam menjaga

kedaulatan Republik Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara

kepulauan terbesar di dunia. Salah satu fungsi imigrasi adalah di bidang

penegakan hukum dan keamanan negara. Dimana salah satu

implementasinya dibentuk Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) di

Kantor imigrasi Kelas III Bekasi untuk melakukan pengawasan orang

asing.

Tugas pengawasan orang asing di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi

dilakukan oleh Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian. Dalam

melakukan pengawasan Seksi Pengawasan dan Penindakan

Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi bekerja sama dengan Tim

Pengawasan Orang Asing, dimana dalam pelaksanaannya tidak lepas dari

kelebihan dan kekurangan.

Pelaksanaan Timpora di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi dalam

melakukan pengawasan orang asing memerlukan kerjasama dengan

3

(9)

4

intansi lain. Peran dan fungsi instansi di luar Imigrasi ini lah yang

membuat penulis tertarik untuk mengangkat judul “Peran dan Fungsi

Instansi di Luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing

(TIMPORA) di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Peran Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi sebagai Unit Pelaksana

Teknis sangat penting dalam rangka pengawasan orang asing di wilayah

Bekasi dan sekitarnya, yang implementasinya dibentuk Tim Pengawasan

Orang Asing (TIMPORA). Namun dalam pelaksanaannya banyak kendala

yang dihadapi. Penulis membagi kendala-kendala tersebut menjadi 3

indikator, yaitu sumber daya manusia, fasilitatif, serta mekanisme kerja.

Dimana masing-masing indikator telah diidentifikasi masalah yang

dihadapi sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia

a) Kurangnya jumlah sumber daya manusia di Seksi Pengawasan

dan Penindakan Keimigrasian untuk melakukan pengawasan.

b) Kurangnya kompetensi pegawai dalam melakukan pengawasan.

2. Fasilitatif

a) Kurangnya sarana prasarana guna mendukung pelaksanaan

pengawasan.

b) Kurangnya anggaran untuk mengadakan rapat Timpora dalam

(10)

5

3. Mekanisme Kerja

a) Belum berjalannya koordinasi antar instansi dengan baik.

b) Kurangnya pemahaman pembagian tugas masing-masing

instansi dalam pengawasan orang asing.

c) Kurang adanya sosialisasi dalam tugas dan fungsi pelaksanaan

pengawasan orang asing terhadap masyarakat dan instansi lain.

Dalam hal ini penulis hanya membatasi masalah yang akan diteliti

adalah mengenai mekanisme kerja peran dan fungsi instansi di luar

Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing. Dari uraian identifikasi

masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran dan fungsi instansi di luar Imigrasi dalam Tim

Pengawasan Orang Asing di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi ?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan peran dan

fungsi intansi di luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing

di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka tujuan kegiatan penulisan yang ingin dicapai adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran dan fungsi instansi di luar Imigrasi dalam

(11)

6

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

peran dan fungsi intansi di luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan

(12)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori yang Digunakan

Dengan Judul Kertas Kerja Perorangan “Peran dan Fungsi Instansi

di Luar Imigrasi dalam Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) di

Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi”, maka tinjauan pustaka akan melihat

teori yang digunakan dari dua sudut pandang. Yang pertama yaitu sudut

pandang tinjauan berdasarkan teoritis, dan yang kedua akan menjabarkan

tinjauan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2.1.1 Peran

Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai

arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong,

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat. Menurut Abu Ahmadi (1982) peran

adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya

individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang

berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Pengertian peran menurut

Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis

(13)

8

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan

suatu peranan.

Dari hal diatas lebih lanjut dapat kita lihat pendapat lain Soerjono

Soekanto tentang peranan, yakni peranan normatif dan peranan ideal.

Peranan normatif diartikan dalam hubungannya dengan tugas dan

kewajiban suatu organisasi formal dalam penegakan hukum, yang

mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu

penegakan hukum secara penuh (Soerjono Soekanto 1987: 220).

Sedangkan peranan ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang

diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya

instansi Kepolisian Republik Indonesia sebagai suatu organisasi formal

tertentu yang diharapkan berfungsi dalam penegakan hukum, dapat

bertindak sebagai pengayom bagi masyarakat dalam rangka

mewujudkan ketertiban, keamanan yang mempunyai tujuan akhir

kesejahteraan masyarakat, artinya peranan yang nyata.

Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa

peran adalah suatu sikap atau perilaku seseorang atau suatu

organisasi formal tertentu yang memiliki status atau kedudukan tertentu

untuk menjalankan peranan normatif dan peranan idealnya.

Berdasarkan hal-hal diatas dapat diartikan bahwa apabila dihubungkan

dengan intansi di luar Imigrasi, peran merupakan tugas dan wewenang

(14)

9

2.1.2 Fungsi

Pengertian fungsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

merupakan kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang

dilakukan. Menurut para ahli, definisi fungsi adalah rincian tugas yang

sejenis atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh

seorang pegawai tertentu yang masing-masing berdasarkan

sekelompok aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya,

Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal (2008:22). Sedangkan pengertian

singkat dari definisi fungsi menurut Moekijat dalam Nining Haslinda

Zainal (2008:22), yaitu fungsi adalah sebagai suatu aspek khusus dari

suatu tugas tertentu.

Adapun menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain dalam

Kamus Umum Bahasa Indonesia, mengemukakan fungsi adalah

jabatan atau kedudukan. (Badudu dan Sutan, 1996: 412). Sejalan

pendapat tersebut di atas, menurut Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan

Saefullah mendefinisikan fungsi-fungsi manajemen sebagai

serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan

fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu

dalam pelaksanaannya (Sule, 2006:8). Pendapat tersebut

mengemukakan, bahwa fungsi-fungsi manajemen merupakan kegiatan

yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi untuk mencapai

(15)

10

diberikan kepada yang menjalankan kegiatan fungsi manajemen

tersebut.

Berdasarkan pengertian masing-masing dari kata fungsi di atas,

maka dapat disimpulkan penulis bahwa definisi fungsi tersebut adalah

kegiatan yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi untuk

mencapai tujuan tertentu sesuai jabatan atau kedudukannya yang

memiliki aspek khusus serta saling berkaitan satu sama lain menurut

sifat atau pelaksanaannya.

2.1.3 Pengawasan Orang Asing

Pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar

pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang

ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki (Ranupandojo, 2000: 109).

Sedangkan Sondang P.Siagian dalam Ulbert Silalahi (2002:175)

mengemukakan pengertian pengawasan yaitu proses pengamatan dari

pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar

semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan.

Dari beberapa definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa pengawasan adalah keseluruhan proses kegiatan untuk

mengontrol atau mengawasi agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

rencana atau aturan yang telah ditentukan. Atas dasar itu makna

(16)

11

yang ditujukan untuk mengontrol atau mengawasi agar kegiatan masuk

keluarnya serta keberadaan orang asing di Indonesia sesuai dengan

ketentuan keimigrasian yang berlaku.

Pengawasan orang asing sendiri merupakan bagian dari

Pengawasan Keimigrasian. Sebagaimana ketentuan Pasal 66 ayat (2)

huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011, bahwa “Pengawasan

Keimigrasian meliputi pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing

yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap

keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia.”

Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing dilakukan pada

saat :4

a. permohonan Visa;

b. masuk atau keluar Wilayah Indonesia;

c. pemberian Izin tinggal; dan

d. berada dan melakukan kegiatan di Wilayah Indonesia.

Pelaksanaan Pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 172 dilakukan oleh :5

a. Direktur Jenderal, untuk melaksanakan Pengawasan

Keimigrasian di pusat;

4

Pasal 172 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

5

(17)

12

b. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia, untuk melaksanakan Pengawasan Keimigrasian di

provinsi;

c. Kepala Kantor Imigrasi, untuk melaksanakan Pengawasan

Keimigrasian di kabupaten/kota atau kecamatan;

d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk atau Pejabat Dinas Luar Negeri,

untuk melaksanakan Pengawasan Keimigrasian di luar

Wilayah Indonesia.

2.1.4 Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA)

Untuk melakukan pengawasan keimigrasian terhadap kegiatan

Orang Asing di wilayah Indonesia, Menteri membentuk Tim

Pengawasan Orang Asing yang anggotanya terdiri atas badan atau

instansi pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah.6

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 mengamanatkan bahwa

Tim Pengawasan Orang Asing terdiri dari berbagai unsur. Unsur-unsur

Tim Pengawasan Orang Asing terdiri dari :

1) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Ditjen Imigrasi,

Kanwil Kemenkumham, Kantor Imigrasi);

2) Pemerintahan Daerah (Kesbangpolinmas, Disnakertrans,

Dinsos, Dishubkominfo, Disdukcapil masing-masing daerah);

3) Penegak Hukum (Polri dan Kejaksaan Agung);

6

(18)

13

4) Pengamanan Negara (TNI dan BIN);

5) Intansi Vertikal Lainnya (Kemenlu, Kemenag, Kemendagri).

Tujuan pembentukan Tim Pengawasan Orang Asing ini tidak lain

agar pengawasan orang asing dilakukan secara terkoordinasi.7 Tim Pengawasan Orang Asing dapat dibentuk di pusat dan daerah

(provinsi, kabupaten/kota, atau kecamatan) yang beranggotakan

perwakilan dari instansi dan/atau lembaga pemerintahan baik di pusat

maupun daerah.8

Tim Pengawasan Orang Asing tingkat pusat dibentuk dengan

Keputusan Menteri yang diketuai oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi

yang ditunjuk. Tim Pengawasan Orang Asing tingkat provinsi dibentuk

dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia yang diketuai oleh Kepala Divisi Keimigrasian

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tim

Pengawasan Orang Asing tingkat kabupaten/kota dan kecamatan

dibentuk dengan Keputusan Kepala Kantor Imigrasi yang diketuai oleh

Kepala Kantor Imigrasi.9

Tim Pengawasan Orang Asing bertugas memberikan saran dan

pertimbangan kepada instansi dan/atau lembaga pemerintahan

terkait, mengenai hal yang berkaitan dengan pengawasan Orang

7

Pasal 194 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

8

Pasal 195 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

9

(19)

14

Asing. Tim Pengawasan Orang Asing juga dapat melakukan operasi

gabungan jika diperlukan, baik itu bersifat khusus maupun insidental.10

2.2 Kerangka Pemikiran Penulisan

Dalam penulisan Kertas Kerja Perorangan ini, penulis menggunakan

alur pemikiran sebagaimana tergambar dalam bagan berikut :

10

Pasal 200 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Peraturan Presiden No. 104 Th. 2015

Peningkatan Arus Masuk Orang Asing ke Wilayah Indonesia

Kemungkinan Orang Asing Menyalahgunakan Izin Tinggal yangDiberikan, Khususnya Bekasi

Pengawasan Orang Asing melalui TIMPORA dengan Instansi Terkait

Peran dan Fungsi Instansi Terkait dalam

(20)

PERSETUJUAN NILAI

Setelah memeriksa substansi dari Kertas Kerja Perorangan yang ditulis guna memenuhi Ujian Tengah Semester II Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial, oleh:

Nama : Bramantyo Andhika Putra NRS : 220

Judul : Peran dan Fungsi Instansi di Luar Imigrasi dalam Tim

Pengawasan Orang Asing di Kantor Imigrasi Kelas III Bekasi

Maka terhadap yang bersangkutan, diberikan nilai sebagai berikut: Nilai

Demikian persetujuan ini diberikan.

Tangerang,

Dosen Metode Penelitian Sosial

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan kualitas layanan berarti melakukan kompromi dengan harapan pelanggan dengan tata cara yang konsisten.” Peningkatan kualitas layanan akan berdampak

Autotransplantasi dipilih pada kasus ini mengingat teknik ini efektif untuk merehabilitasi gigi di usia pertumbuhan karena berkontribusi untuk merangsang pertumbuhan

Sistem pertahanan tubuh penjamu terhadap invasi bakteri merupakan suatu proses yang rumit yang bertujuan untuk melokalisasi dan mengontrol infeksi

Sehingga bila kecepatan naik atau turun sangat besar, maka untuk penyesuaian tekanan antara rongga sinus dan udara background image luar tidak cukup waktu, sehingga akan timbul

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada dua keluarga yang memiliki anak autis (narasumber), diketahui bahwa dalam membimbing dan memberi bantuan anak-anaknya

Hasil pengujian waktu enkripsi algoritma Hybrid pada tabel 3 dapat ditarik kesimpulan bahwa panjang bit bilangan prima dan panjang karakter yang digunakan berpengaruh pada waktu

Di Indonesia, tugas pengawasan orang asing dilakukan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI. Untuk membantu pengawasan orang asing di wilayah Indonesia,

2) Tim pengawasan Orang Asing tingkat pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk..