• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN Anali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN Anali"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Analisa Kesehatan Bank

(Laporan Keuangan Bank Yang Diteliti Menggunakan Metode CAMELS)

Tim Penyaji :

1. Dianitasari Pratiwi 2012410383 2. Rahmadi Wijoyo Kusumo 2012410850

3. Ismia Sholiha 2012410886

4. Firda Yuniartiwi 2012410923 5. Ika Ratna Ardini 2012410927 6. Rian Tri Widianto 2012410945

D3 Akuntansi

STIE PERBANAS SURABAYA

(2)

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Analisa Kesehatan Bank

(Laporan Keuangan Bank Yang Diteliti Menggunakan Metode CAMELS)

Tim Penyusun :

1. Aulia Rahliyani Wairooy 2012410330 2. Astri Dyah Widyarini 2012410828 3. Nisa Nailur Rahmah 2012410883 4. Cita Ratnawati 2012410888 5. Elly Rizky Fitriyani 2012410889 6. Meriensya Candra N. 2012410929

7. Dara Ninggar 2012410934

8. Adella Setya Purwa S. 2012410941 9. Dita Oktafiani 2012410946 10.Achmad Yunianto Dwi P. 2012410965 11.Nur Laili Arfianti 2012410963 12.Putri Selvianda Dwi Prihatini 2012410976 13.Rizki Meiawan 2012410985 14.Zulhad Abdurrahim Usyel 2012410988

D3 Akuntansi

STIE PERBANAS SURABAYA

(3)

i

K

ATA

P

ENGANTAR

Alhamdulillah puja dan puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan kita rahmat, berkah serta hidayahnya kepada kami, sehingga kita dapat berkumpul kembali dalam perencanaan membuat tugas Analisa Laporan Keuangan yang telah mencapai materi pembuatan Makalah yang bertemakan Analisa Kesehatan Bank

(Laporan Keuangan Bank Yang Diteliti Menggunakan Metode CAMELS).

Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan Nabi besar ialah Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yaitu zaman Hijriah. Dimana zaman ini telah membawa berkah buat kita karena penuh dengan hikmah dan barokah yang bisa kita ambil dari tauladan, dan sikap kebijakan baik beliau.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tidak hanya berupa kegiatan di dalam kelas. Kegiatan di luar perkuliahan sehari – hari pun dapat di laksanakan, salah satunya dengan kegiatan siswa yang nyata. Bentuk kegiatan yang nyata dapat di lakukan berupa pengerjaan tugas dari dosen pembimbing dengan melakukan pembuatan tentang tugas makalah yang telah diberikan.

Kehidupan takkan pernah berhenti memerlukan manusia – manusia baru dengan semangat dan pemahaman baru atas realitas yang terus berkembang dengan dinamis. Manusia baru inilah yang akan meneruskan kebenaran ketika yang tua meninggalkannya. Manusia baru inilah yang akan memelihara keberanian ketika yang tua bersembunyi. Manusia baru inilah yang bergerak ketika yang tua lumpuh. Merekalah yang akan memahami realitas ketika yang tua tersesat. Merekalah yang akan tetap lantang bersuara ketika yang tua terperosok dalam psimisme dan terhanyut dalam pragmatisme.

Surabaya, 11 Desember 2013

(4)

ii

d. Rentabilitas (Earning) ... 6

e. Likuiditas (Liquidity) ... 6

f. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk) ... 7

E. TEKNIK PENILAIAN DENGAN METODE CAMELS ... 7

Tabel Bobot CAMEL ... 7

1. Capital ... 8

2. Assets Quality ... 9

1) Rasio Aktiva Produktif diklasifikasikan terhadap AktivaProduktif (KAP 1). ... 9

2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva ... 9

3. Management ... 10

4. Earning ... 10

1) Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA / Earning 1). ... 10

2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Earning 2). ... 10

5. Liquidity ... 11

1) Rasio Jumlah Kewajiban Bersih Call Money Terhadap Aktiva Lancar ... 11

2) Rasio Antara Kredit Terhadap Dana Yang Diterima Oleh Bank ... 11

F. TATA CARA PENILAIAN KESEHATAN BANK ... 14

Matriks perhitungan/analisis komponen faktor permodalan (capital) versi CAMELS ... 15

Matriks kriteria penetapan peringkat komponen permodalan versi CAMELS ... 15

Contoh matriks kriteria penetapan peringkat faktor permodalan ... 16

Matriks penetapan peringkat komposit bank umum versi CAMELS ... 17

Format laporan hasil penilaian tingkat kesehatan bank umum versi CAMELS ... 17

KESIMPULAN ... 18

KATA PENUTUP ... IV

(5)

iii

P

ENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hal yang penting di dalam berbagai bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang sehat akan meningkatkan gairah kerja dan kemampuan kerja serta kemampuan lainnya.

Dengan pesatnya perkembangan perbankan di Indonesia yang antara lain ditandai dengan banyaknya bank-bank yang bermunculan, maka sangat diperlukan suatu pengawasan terhadap bank-bank tersebut. Dalam hal ini Bank Indonesia sebagai bank sentral memerlukan suatu kontrol terhadap bank-bank untuk mengetahui bagaimana keadaan keuangan serta kegiatan usaha masing-masing bank. Oleh karena itu secara berkala Bank Indonesia mengadakan suatu standar pengawasan dengan melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan suatu bank berdasarkan informasi antara lain dari laporan-laporan seperti neraca beserta rekening administratif, daftar rincian surat berharga yang dimiliki dan diterbitkan, daftar rincian kredit yang diberikan, daftar rincian penyertaan, daftar rincian laba/rugi dan lain-lain yang secara rutin harus dilaporkan kepada Bank Indonesia.

Melihat begitu pentingnya suatu kesehatan bank, maka dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Analisis Kesehatan Bank dengan Metode CAMELS. Untuk membatasi pembicaraan, maka penulis hanya membahas tentang:

1) Apa itu pengertian dan tujuan kesehatan bank ?

(6)

I

SI

A.

Pengertian dan Tujuan Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi Bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja Bank atau dalam pengertian lain tingkat kesehatan Bank adalah suatu cerminan bahwa sebuah bank dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Dalam pengertian lain, tingkat kesehatan bank merupakan hasil penelitian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank dan saat ini Bank Indonesia juga memiliki metode penilaian kesehatan secara keseluruhan baik dari segi kualitatif dan kuantitatif.

Budisantoso dan Triandaru (2005:51) mengartikan kesehatan bank sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank di atas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi :

a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri.

b. Kemampuan mengelola dana.

c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat.

d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain.

e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.

Dengan kata lain, tingkat kesehatan bank juga erat kaitannya dengan pemenuhan peraturan perbankan (kepatuhan pada Bank Indonesia).

(7)

dengan memperhatikan aspek Permodalan, Kualitas Asset, Kualitas Manajemen, Kualitas Rentabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas dan profil risiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari operasional bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha diwaktu yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain digunakan sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank Indonesia.

Penilaian Tujuan kesehatan Bank adalah untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank yang sakit untuk segera mengobati penyakitnya.

B.

Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Kesehatan Bank

Kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, karena kegagalan perbankan akan berakibat buruk terhadap perekonomian. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan terdiri dari pihak eksternal dan pihak internal.

Pihak internal terdiri dari:

a. Pihak manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling),

pengoordinasian (coordinating) dan perencanaan (planning) suatu perusahaan. b. Pemilik perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangannya pemilik dapat

menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan.

Pihak eksternal terdiri dari:

a. Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah tingkat imbalan hasil (return)dari modal yang telah atau akan ditanam dalam suatu perusahaan tersebut.

b. Kreditur, merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja keuangan jangka pendek (likuiditas) dan profitabilitas dari perusahaan.

c. Pemerintah, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan juga oleh lembaga yang lain seperti Statistik.

(8)

C.

Mekanisme Penilaian Kesehatan Bank Umum Dan BPR

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia, menetapkan bahwa:

a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan

modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

b. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan

melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada Bank. c. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan dan penjelasan

mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

d. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan bagi

pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas milik bank tersebut, serta wajib memberikan bantuan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen, dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank tersebut.

e. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun

setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan publik untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.

f. Bank wajib untuk menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan laba rugi

tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan laporan laba rugi tahunan tesebut wajib terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik.

g. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Peraturan kesehatan bank menekankan bank di Indonesia memiliki kewajiban untuk melakukan aturan-aturan yang telah disebutkan di atas. Keadaan bank yang tidak sehat akan merusak keadaan perbankan secara keseluruhan dan mengurangi rasa kepercayaan masyarakat. Bank Indonesia sebagai bank sentral mempunyai hak untuk selalu mengawasi jalannya kegiatan operasional bank dengan mengetahui posisi keuangan perbankan agar keadaan perbankan di Indonesia dalam keadaan sehat untuk senantiasa melakukan kegiatannya.

(9)

selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait.

Berdasarkan hasil penilaian itu, Bank Indonesia dapat meminta agar bank menyampaikan rencana tindakan (action plan) yang memuat langkah-langkah perbaikan yang wajib dilaksanakan dalam target waktu penyelesaian selama periode tertentu, selambat-lambatnya sepuluh hari kerja setelah pelaksanaan action plan. Action plantersebut meliputi:

a. Penambahan modal (fresh money) dari pemegang saham bank atau pihak lainnya

apabila bank mengalami permasalahan faktor permodalan.

b. Penanganan kredit bermasalah secara intensif dan efektif apabila bank mengalami

permasalahan faktor kualitas asset.

c. Peningkatan fungsi audit internal, penyempurnaan pemisahan tugas, dan peningkatan

efektivitas tindakan korektif berdasarkan temuan audit.

d. Peningkatan efisiensi bank apabila bank mengalami permasalahan rentabilitas.

e. Peningkatan akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan

lainnya apabila bank mengalami permasalahan likuiditas.

f. Penambahan modal (fresh money) dari pemegang saham bank atau pihak lainnya atau

penataan kembali portofolio bank apabila bank mengalami permasalahan sensitivitas terhadap risiko pasar.

Bank Indonesia mewajibkan setiap bank menyampaikan laporan keuangan berkala kepada Bank Sentral dan mempublikasikan laporan itu melalui media cetak: surat kabar dan majalah. Bentuk dan isi laporan itu ditetapkan seragam. Laporan keuangan ini dipakai oleh Bank Sentral dan publik untuk menilai kesehatan bank yang bersangkutan.

 Laporan perhitungan kewajiban penyediaan kepital minimum  Laporan tentang perhitungan rasio-rasio keuangan

 Laporan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya  Laporan transaksi valuta asing dan derivatives

 Laporan komitmen dan kontinjensi  Laporan pengurus dan pemilik bank.

Apabila terdapat penyimpangan terhadap aturan tentang kesehatan bank, Bank Indonesia dapat mengambil tindakan-tindakan tertentu dengan tujuan agar bank bersangkutan menjadi sehat dan tidak membahayakan kinerja perbankan secara umum. Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:

(10)

b. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan atau direksi bank.

c. Bank menghapus bukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang

macet, dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya. d. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain.

e. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban.

f. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian bank kepada pihak lain.

g. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan kewajiban bank atau pihak lain.

Apabila tindakan tersebut belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank, atau menurut penilaian Bank Indonesia keadaan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan, maka pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham guna membubarkan badan hukum bank dan membentuk tim likuiditas. Apabila direksi bank tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, maka pimpinan Bank Indonesia meminta kepada pengadilan untuk mengeluarkan penetapan yang berisikan pembubaran badan hukum bank tersebut, penunjukan tim likuiditas, dan perintah pelaksanaan likuiditas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

D.

Faktor Penilaian Kesehatan Berdasarkan Metode CAMELS

Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk menilai keberhasilan perbankan dalam perekonomian Indonesia dan industri perbankan serta dalam menjaga fungsi intermediasi. Pada krisis ekonomi global, bank-bank menengah dan kecil yang tidak menerima bantuan likuiditas dari pemerintah mengalami penurunan dana simpanan masyarakat. Menurunnya dana simpanan masyarakat membuat industri perbankan berusaha mempertahankan dana-dana yang mereka miliki untuk menjaga likuiditas bank dengan cara memberikan tingkat suku bungan yang tinggi.

Bank Indonesia menilai tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu bank. Metode atau cara penilaian tersebut kemudian dikenal dengan metode CAMELS yaitu Capital, Asset quality, Management, Earnings, Liquidity, dan Sensitivity to

Market Risk. Kriteriasensitivity to market risk merupakan aspek tambahan dari metode

penilaian kesehatan bank yang sebelumnya, yaitu CAMEL. CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya Paket Februari 1991 mengenai sifat-sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut dikeluarkan sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 1988). CAMEL berkembang menjadi CAMELS pertama kali pada tanggal 1 Januari 1997 di Amerika. CAMELS berkembang di Indonesia pada akhir tahuan 1997 sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter.

(11)

Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari:

a. Permodalan (Capital)

Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi komponen-komponen berikut ini : 1) Kecukupan modal

2) Komposisi modal

3) Proyeksi (trend ke depan) permodalan

4) Kemampuan modal dalam mengcover aset bermasalah

5) Kemampuan bank yang bersangkutan memelihara kebutuhan tambahan modal

yang berasal dari laba

6) Rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha, dan

7) Akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk

meningkatkan permodalan bank yang bersangkutan.

b. Kualitas Aset (Asset quality)

Penilaian kualitas aset meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini : 1) Kualitas aktiva produktif

2) Konsentresi eksposur risiko kredit

3) Perkembangan risiko kredit bermasalah

4) Kecukupan PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif)

5) Kecukupan kebijakan dan prosedur

6) Sistem kaji ulang (review) internal

7) Sistem dikomentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah

c. Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini :

1) Kualitas manajemen umum dam penerapan manajemen risiko

2) Keputusan bank atas ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada bank

Indonesia dan atau pihak lain.

d. Rentabilitas (Earning)

Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian atas komponen-komponen berikut ini :

1) Pencapaian return on asset (ROA)

2) Pencapaian return on equity (ROE)

3) Pencapaian NIM (Net Interest Margin)

4) Tingkat efisiensi

5) Perkembangan laba operasional

6) Diversifiksi pendapatan

7) Penerapan prinsip akuntansi dan pengakuan pendapatan dan biaya

8) Prospek laba operasional

e. Likuiditas (Liquidity)

(12)

1) Rasio aktiva/pasiva yang likuid

2) Potensi maturity mismatch

3) Kondisi loan to deposit ratio (LDR)

4) Proyeksi cash flow (arus kas)

5) Konsentresi pendanaan

6) Kecukupan kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liability

management)

7) Akses kepada sumber pendanaan

8) Stabilitas pendanaan

f. Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk)

Penilaian sensitivitas terhadap risiko pasar meliputi :

1) kemampuan modal bank dalam meng-cover potensi kerugian sebagai akibat

fluktuasi (adverse movement) suku bunga dan nilai tukar 2) kecukupan penerapan manajemen risiko pasar

E.

Teknik Penilaian Dengan Metode CAMELS

Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL. Seiring dengan penerapan risk based supervision, penilaian tingkat kesehatan juga memerlukan penyempurnaan. Saat ini BI tengah mempersiapkan penyempurnaan sistem penilaian bank yang baru, yang memperhitungkan sensitivity to market risk atau risiko pasar.

Sebagai contoh, suatu bank yang mengalami masalah likuiditas (meskipun bank tersebut modalnya cukup, selalu untung, dikelola dengan baik, kualitas aktiva produktifnya baik) maka apabila permasalahan tidak segera dapat diatasi maka dapat dipastikan bank tersebut akan menjadi tidak sehat. Pada waktu terjadi krisis perbankan di Indonesia sebetulnya tidak semua bank dalam kondisi tidak sehat, tetapi karena terjadi rush dan mengalami kesulitan likuiditas, maka sejumlah bank yang sebenarnya sehat menjadi tidak sehat.

(13)

Perbedaan penilaian tingkat kesehatan antara bank umum dan BPR hanya pada bobot masing-masing faktor CAMEL. Pelaksanaan penilaian selanjutnya dilakukan sama tanpa ada pembedaan antara bank umum dan BPR. Dalam uraian berikut, yang dimaksud dengan penilaian bank adalah penilaian bank umum dan BPR.

Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan dengan melakukan kuantifikasi atas komponen dari masing-masing factor tersebut. Faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi suatu bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesahatan suatu bank.

Selanjutnya, penilaian faktor dan komponen dilakukan dengan system kredit yang dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai 100. Hasil penilaian atas dasar bobot dan nilai kredit selanjutnya dikurangi dengan nilai kredit atas pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain sanksinya dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan kuantifikasi atas komponen-komponen sebagaimana diuraikan diatas, selanjutnya masih dievaluasi lagi dengan memperhatikan informasi dan aspek-aspek lain yang secara materiil dapat berpengaruh terhadap perkembangan masing-masing faktor. Pada akhirnya, akan diperoleh suatu angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat.

Berikut ini penjelasan metode CAMEL:

1. Capital

Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-bank di negara-negara berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari dua hal, yang pertama adalah karena modal yang jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk. Dengan demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup, baik jumlah maupun kualitasnya. Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus benar-benar bertanggungjawab atas modal yang sudah ditetapkan.

(14)

jumlah modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Pada saat ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, CAR suatu bank sekurang-kurangnya sebesar 8%.

2. Assets Quality

Dalam kondisi normal sebagian besar aktiva suatu bank terdiri dari kredit dan aktiva lain yang dapat menghasilkan atau menjadi sumber pendapatan bagi bank, sehingga jenis aktiva tersebut sebagai aktiva produktif. Dengan kata lain, aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Di dalam menganalisis suatu bank pada umumnya perhatian difokuskan pada kecukupan modal bank karena masalah solvensi memang penting. Namun demikian, menganalisis kualitaas aktiva produktif secara cermat tidaklah kalah pentingnya. Kualitasa aktiva produktif bank yang sangat jelek secara implisit akan menghapus modal bank.

Walaupun secara riil bank memiliki modal yang cukup besar, apabila kualitaas aktiva produktifnya sangat buruk dapat saja kondisi modalnya menjadi buruk pula. Hal ini antara lain terkait dengan berbagai permasalahan seperti pembentukan cadangan, penilaian asset,pemberian pinjaman kepada pihak terkait, dan sebagainya. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif di dalam ketentuan perbankan di indonesia didasarkan pada dua rasio yaitu:

1) Rasio Aktiva Produktif diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif (KAP 1).

Aktiva produktif diklasifikasikan menjadi Lancar, kurang lancar, Diragukan dan Macet. Rumusnya adalah:

Penilaian rasio KAP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk rasio sebesar 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0

2. Untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,49% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Aktiva

Produktif yang diklasifikasikan (KAP 2). Rumusnya adalah:

(15)

3. Management

Manajemen atau pengelolaan suatu bank akan menentukan sehat tidaknya suatu bank. Mengingat hal tersebut, maka pengelolaan suatu menejemen sebuah bank mendapatkan perhatian yang besar dalam peneliaian tingkat kesehatan suatu bank diharapkan dapat menciptakan dan memelihara kesehatannya.

Penilaian faktor menejemen dalam penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap pengelolaan terhaadap bank yang bersangkutan. Penilaian tersebut dilakukan dengan mempergunakan sekitar seratus kuesioner yang dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu kelompok menejemen umum dan kuesioner menejemen risiko. Kuesioner kelompok menejemen umum selanjutnya dibagi ke dalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, sumber daya manusia, kepemimpinan, budaya kerja. Sementara itu, untuk kuesioner menejemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus.

4. Earning

Salah satu parameter untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Perlu diketahui bahwa apabila bank selalu mengalami kerugian dalam kegiatan operasinya maka tentu saja lama kelamaan kerugian tersebut akan memakan modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat dikatakan sehat.

Penilaian didasarkan kepada rentabilitas atau earning suatu bank yaitu melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan pada dua macam, yaitu :

1) Rasio Laba terhadap Total Assets (ROA / Earning 1).

Rumusnya adalah :

Penilaian rasio earning 1 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah dengan nilai maksimum 100.

2) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (Earning 2).

(16)

Penilaian earning 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan setiap penerunan sebesar 0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

5. Liquidity

Penilaian terhadap likuiditas dilakukan dengan nilai dua buah rasio, yaitu rasio Kewajiban Bersih Antar Bank terhadap Modal inti dan rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank yang dimaksud Kewajiban Bersih Antar Bank adlah selisih antara kewajiban bank dengan tagihan kepada bank lain. Sementara itu yang termasuk Dana yang Diterima adalah Kredit Likuiditas Bank Indonesia, Giro, Deposito, dan Tabungan Masyarakat, Pinjaman bukan dari bsnk yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan (tidak termasuk pinjaman subordina), Deposito dan Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan, dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari tiga bulan.

Liquidity yaitu rasio untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank didasarkan atas dua maca rasio, yaitu :

1) Rasio Jumlah Kewajiban Bersih Call Money Terhadap Aktiva Lancar.

Rumusnya adalah : Penilaian likuiditas dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio sebesar 100% atau lebih diberi nilai kredit 0, dan untuk setiap penurunan sebesar 1% mulai dari nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

2) Rasio Antara Kredit Terhadap Dana Yang Diterima Oleh Bank. Rumusnya adalah :

Penilaian likuiditas 2 dapat dilakukan sebagai berikut untuk rasio 115 atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit ditambah 4 dengan nilai maksimum 100.

Tingkat kesehatan bank umum bisa dilihat dari dua sisi yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dari sisi kualitatif dilihat dari pengelolanya, sejarahnya, pemiliknya. Sisi kuantitatif dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, kecukupan modal (capital adequency ratio) dan Loan Deposit Ratio.

a. Rasio Likuiditas

(17)

=

Semakin tinggi nilai rasio likuiditas menunjukkan kondisi kesehatan bank yang semakin baik.

b. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam mengembalikan (membayar) utang jangka pnjang.

=

Semakin tinggi nilai rasio solvabilitas makasemakin baik kondisi kesehatan bank.

c. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Ada dua pendekatan yang bisa digunakan untuk mengetahui ukuran ini :

Return on Asset (ROA)

ROA mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membagi laba sebelum pajak dengan aktiva.

= ℎ

Return on Equity (ROE)

ROE mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan membandingkan laba sebelum pajak dengan equity.

� = ℎ

d. Capital Adequency Ratio (CAR)

CAR mengukur kecukupan modal dengan membandingkan kcapital (modal) dengan asset berisiko.

=

e. Loan Deposit ratio (LDR)

(18)

51-<66

baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan.

2. Peringkat komposit 2 (PK-2) mencerminkan bahwa bank tergolong baik dan mampu

mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun bank yang bersangkutan masih mempunyai kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi dengan tindakan rutin.

3. Peringkat komposit 3 (PK-3) mencerminkan bahwa bank cukup baik, namun terdapat

beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif.

4. Peringkat komposit 4 (PK-4) mencerminkan bahwa kondisi bank tergolong kurang

baik. Sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan. Apabila tidak segera dilakukan tindakan korektif yang efektif akan berpotensi untuk membahayakan kelangsungan usahanya.

No Faktor yang

dinilai Komponan yang dinilai Bobot %

1 C Capital

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk

(19)

F.

Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank

Struktur atau komponen penilaian bank yang lama tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia

nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 serta ketentuan pelaksanaannya sesuai Surat Edaran Bank

Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Semua komponen pada CAMELS 2004 lebih mengarah

pada ukuran-ukuran kinerja perusahaan secara internal, mulai dari Asset Quality, Management, Earning

Power, dan Liquidity, serta Sensitivity to Market Risk. Sistem penilaian dengan 5 faktor tersebut sering

(20)

Pertama, hitunglah nilai indikator atau komponen penilaian untuk setiap faktor sesuai dengan

rumus yang telah ditetapkan pada Peraturan Bank Indonesi berikut Surat Edarannya.

Matriks perhitungan/analisis komponen faktor permodalan (capital) versi CAMELS

Kedua, berdasarkan nilai komponen tersebut, misalnya CAR, lihatlah pada matriks penilaian

komposit untuk faktor permodalan yang telah disediakan oleh BI. Dari matriks tersebut kita akan

mengetahui nilai peringkatnya jika diketahui nilai CAR. Misalnya, bank dengan CAR = 8% akan memperoleh nilai “Komposit 3”.

(21)

Ketiga, hitunglah nilai komposit untuk seluruh komponen dari mulai faktor “C” sampai “S” Sebagai contoh, faktor “C” terdiri dari 8 indikator/komponen penilaian. Jadi kita harus menilai kedelapan indikator pada faktor “C” tersebut dengan cara yang sama seperti dijelaskan pada langkah 1

dan 2 di atas.

Keempat, tetapkan nilai komposit faktor berdasarkan nilai peringkat untuk masing-masing

indikator parameter penyusunnya. Jadi kita akan menetapkan nilai komposit untuk masing-masing faktor, yaitu “C”, “A”, “M”, “E”, “L” dan “S”. Di sinilah perlu “expert judgement”, terutama pada saat menilai faktor yang nilai indikatornya bervariasi. Misalnya, berapa nilai “faktor C” jika nilai enam

indikatornya berbeda-beda. Berikut matriks penilaian peringkat faktor permodalan.

Contoh matriks kriteria penetapan peringkat faktor permodalan

Terakhir, setelah mengetahui nilai komposit untuk 6 Faktor (CAMELS), langkah terakhir

adalah menentukan nilai komposit akhir dari bank tersebut. Misalnya, jika sebuah bank memperoleh nilai komposit 1 untuk faktor “C”, komposit 2 untuk “A”, komposit 2 untuk “M”, komposit 3 untuk “E”, komposit 1 untuk “L”, dan Komposit 3 untuk “S”, maka berapa nilai Komposit akhir dari bank tersebut? Sekali lagi, tidak ada rumus matematik yang menghubungkan nilai komposit masing-masing

faktor dengan nilai komposit akhir dari bank tersebut. Berikut matriks penetapan peringkat komposit

(22)

Matriks penetapan peringkat komposit bank umum versi CAMELS

Dalam SE edarannya, BI sudah menyediakan petunjuk pelaksanaan teknis yang rinci, baik

dalam bentuk rumus atau penjelasan indikator, matriks penetapan kriteria penilaian, dan lembar kerja

isian. Muara akhirnya adalah laporan akhir kesehatan bank umum.

(23)

K

ESIMPULAN

1. Kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Sedangkan tujuan kesehatan bank adalah untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat.

2. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kesehatan bank terdiri dari dua pihak yaitu, pihak internal dan eksternal.

3. Mekanisme penilaian kesehatan bank diatur dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dan peraturan bank indonesia nomor: 6/10/pbi/2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum.

4. Faktor-faktor camels terdiri dari permodalan (capital), kualitas asset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earning), liquiditas (liquidity), dan sensitifitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk).

(24)

iv

K

ATA

P

ENUTUP

Demikian Makalah yang telah kami buat. Oleh karena itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan atau kata didalam Makalah kami ini. Semoga nantinya dapat bermanfaat bagi kami sebagai ilmu tambahan dalam setiap kegiatan yang akan datang.

Sekali lagi kami mohon maaf apabila ada salah kata atau penulisan kami, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan YME. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang ikut andil dan berpartisipasi dalam pembuatan Laporan dan kegiatan yang telah dilaksanakan ini berupa mengidentifikasi tentang

Analisa Kesehatan Bank (Laporan Keuangan Bank Yang Diteliti Menggunakan Metode

CAMELS) yang dikemas dalam bentuk suatu makalah.

Surabaya, 11 Desember 2013

(25)

v

D

AFTAR

P

USTAKA

Drs. Djumingan. SE., M.M., M.Si. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. Penerbit: Bumi Aksara

Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2004

Subagyo. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, Edisi 2. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta. 2002

Herman Darmawi. Manajemen Perbankan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. 2011

Totok Budi Santoso dkk. Bank dan Lembaga Keuangan lain, Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta. 2006

http://nukhanku.wordpress.com/2011/06/15/analisis-tingkat-kesehatan-bank-dengan-metode-camel/

http://lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20184677.pdf

http://yantiruby.blogspot.com/2013/05/analisis-kesehatan-bank-dengan-metode.html

http://ayuupurnama.blogspot.com/2012/12/penilaian-kesehatan-bank-dengan.html

http://jerinnurazizah.wordpress.com/2012/10/19/mengukur-kesehatan-bank-umum-dan-bpr/

http://www.slideshare.net/ariefselalutersenyum/tata-cara-penilaian-tingkat-kesehatan-bank http://www.scribd.com/doc/61916837/Proyeksi-Cash-Flow

Gambar

Tabel Bobot CAMEL ........................................................................................................................................
Tabel Bobot CAMEL

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban : Alat Pencuci Ikan berjalan dengan lancar, dimulai dari daging ikan yang di letakkan pada Conveyor sampai masuk pada Spin Whaser untuk melakukan proses pemisahan sisik

Pengusaha-pengusaha tambang di Australia bergerak melalui komunitas pertambangan yang ada di Australia melalui saluran-saluran seperti misalnya demonstrasi, media massa serta

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh varietas kedelai berukuran besar dan sedang terhadap daya hantar listrik dan berbagai peubah vigor benih

Gambar 27.. Hasil pengujian perbandingan suhu didapatkan rata-rata error sebesar 1,44% sedangkan rata-rata kelembaban yang dihasilkan pada perbandingan pembacaan tersebut adalah

Jumlah pendamping kp yang meningkat daya saingnya dalam rangka pemberdayaan masyarakat mendukung peningkatan produksi usaha perikanan

Simulasi ini bertujuan mengetahui jika sistem ini dapat digunakan dengan baik sebagai sumber STS, kerena profil tegangan pada kedua sumber yaitu 13,8 kV.Baik sumber-A maupun

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa telah ditemukan cacing Fasciola gigantica dengan karakteristik ukuran rata-rata panjang cacing 25,5

Hero Digital Printing juga bergerak di bidang penjualan alat-alat percetakan. Menjalin kerjasama dengan perusahan yang bergerak di bidang yang sama sehingga Hero