• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontras batuan sedimen silisiklastik dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kontras batuan sedimen silisiklastik dan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Kontras batuan sedimen silisiklastik

dan karbonat dalam karakteristik

reservoar?

Harman Dwi Rachmadhan*

Batuan sedimen

Batuan sedimen atau batuan yang terbentuk hasil rombakan batuan sebelumnya yang menempati 75% dari permukaan bumi. berdasarkan persebarannya tipe batuan sedimen dibagi menjadi batupasir, konglomerat yang merupakan detritus kasar menempati 11%, batulanau, lumpur, dan batulempung detritus halus sebesar 75%, dan batugamping serta dolomit menempati 13%.

Pengantar

Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50% yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986). Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50%. Sedangkan batugamping menurut definisi Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95%. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah batugamping.

(2)

(klastik) tersusun dari butiran-butiran yang berasal dari transportasi dan pengendapan batuan yang telah ada sebelumnya (pre-existing rocks) dalam suatu lingkungan pengendapan.

Aplikasi Petrologi Silisiklastik Dan Karbonat

Batuan Reservoir adalah wadah permukaan yang diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gas bumi. Ruangan penyimpanan minyak dalam reservoir berupa rongga-rongga atau pori-pori yang rendah. Setiap batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan melepaskan minyak bumi. Dalam hal ini batuan reservoir harus menyandang dua sifat fisik penting yaitu harus mempunyai porositas yang memberikan kemampuan untuk menyimpan, dan juga kelulusan atau permeabilitas. Jadi secara singkat dapat disebut bahwa batuan reservoir harus berongga-rongga atau berpori-pori yang berhubungan. Porositas dan permeabilitas sangat erat hubungannya, sehingga dapat dikatakan permeabilitas tidak mungkin tanpa adanya porositas, walaupun sebaliknya belum tentu demikian. Batuan dapat bersifat porous tetapi tidak permeabel.

Perbedaan antara porositas dan permeabilitas adalah bahwa porositas menentukan jumlah cairan yang terdapat, sedangkan permeabilitas menentukan jumlahnya yang dapat diproduksikan. Syarat-syarat untuk disebut reservoir minyak bumi adalah

Batuan yang menyandang sifat porositas dan permeabilitas yang baik adalah batupasir dan karbonat (batugamping dan dolomit). Karena itu minyak dan gas bumi 61% didapat dari batupasir, 39% dari batuan karbonat dan sisanya 1% dari reservoir lain, misalnya rekahan-rekahan pada batuan beku.

Kontras propertis batuan berdasarkan ukuran dan sortasi

Batuan sedimen silisiklastik memiliki beberapa perbedaan dengan batuan karbonat karna proses sedimentasi dan proses proses diagenesa yang berbeda, secara garis besar dapat dilihat dari propertis batuan dalam hal ini ukuran dan sortasinya.

Silisiklastik

- Menunjukkan bukti transportasi yang dapat dilihat dari ukuran butir, deposisi dan kematangan tektur.

- Kedua hal diatas akan berhubungan dengan porositas, bentuk poros dan permeabilitas

- Setelah proses diagenesa porositas dan permeabilitas akan mengikuti pada saat pengendapan batuan.

(3)

- Tergantung dari kondisi lingkungan dan produktifitas organik pada daerah pengendapan

- Ukuran butir dan bentuk butiran saat pengendapan tidak berpengaruh pada nilai porositas dan permeabilitas

- Proses – proses diagenesa sangat berpengaruh mengubah tekstur maupun tekstur pengendapan

Asal-usul sedimen dan lingkungan pengendapan

Sedimen batuan silisiklastik umumnya berasal dari luar cekungan tempat pengendapan batuan yang ditransportasikan ke dalam cekungan. Mekanisme transportasinya dapat melalui angin, arus sungai, arus pasang surut, gelombang, aliran massa, longsoran es, dan arus turbit (Tucker, 1991).

Mekanisme pengendapan batuan silisiklastik

Berbeda halnya dengan sedimen batuan karbonat yang pada umumnya diendapkan di atau dekat dengan tempat asal pembentukannya. Lebih dari 90% sedimen karbonat yang ditemukan saat ini dianggap terbentuk secara biologi dan pada lingkungan laut (Milliman, 1974; Wilson, 1975; Sellwood, 1978; Tucker & Wright, 1990).

Distribusi dari kebanyakan sedimen karbonat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dari organisme penghasil kalsium karbonat. Parameter ini termasuk temperatur, salinitas, dan kehadiran sedimen silisiklastik (Lees, 1975).

(4)

Lingkungan pengendapan batuan karbonat terutama di laut tropis dengan kondisi air dangkal, hangat, dan bersih. Kondisi ini dapat ditemukan di utara dan selatan khatulistiwa antara garis lintang 30 derajat utara dan selatan. Sedangkan untuk batuan silisiklastik tidak terpengaruh iklim, dapat ditemukan dimana-mana, melimpah di semua kedalaman, baik di air tawar maupun lingkungan laut.

Mekanisme pengendapan batuan karbonat Kontrol biologis terhadap tekstur dan fabrik sedimen

Pembentukan batuan karbonat banyak didominasi oleh aktifitas organisme karna hal tersebut sedimen karbonat memiliki perbedaan yang cukup unik dibanding silisiklastik dilihat dari analisis tekstur dan fabrik pada sedimen dan batuan karbonat.

Ukuran dan sorting sedimen silisiklastik umumnya dapat dijadikan indikator jenis dan besar energi fisik (seperti angin, gelombang, arus, dan intensitasnya) yang mempengaruhi tekstur sedimen di lokasi pengendapan (Folk, 1968). Ukuran dan sorting dalam sedimen karbonat, lebih dipengaruhi oleh populasi dari organisme pembentuk partikel, juga kekhasan ultrastruktur organismenya.

(5)

Sayatan batuan sedimen silisiklastik

Gambar:https://wwwf.imperial.ac.uk/earthscienceandengineering/r ocklibrary/viewrecord.php?cID=5494&showimages=1

Sayatan batuan sedimen karbinat dengan kehadiran foraminifera Gambar:

(6)

Komposisi Butiran

Kerangka organisme maupun pecahan pecahan test foraminifera menyusun sebagian besar sedimen karbonat yang diendapkan di lingkungan laut dangkal. Sehingga, komposisi butiran sedimen dan batuan karbonat secara langsung dapat menginterpretasikan lingkungan pengendapannya karena kurangnya transportasi dalam karbonat dan komponen butiran terdiri dari sisa organisme dari lingkungan pengendapannya.

Penentuan organisme penyusun butiran berdasarkan strukturnya yang khas dan unik adalah kunci utama dalam merekonstruksi lingkungan sekuen karbonat (Bathurst, 1975).

Sedangkan, komposisi butiran batuan silisiklastik terkait dengan asal atau origin dari sedimen, iklim, aktifitas tektonik dari suplay sedimen, daripada kondisi di lokasi pengendapan (Krynine, 1941; Folk, 1954; Pettijohn, 1957; Blatt, 1982).

Porositas

porositas batuan karbonat dikarnakan terbentuk dari organisme akan lebih kompleks dibanding silisiklastik (Choquette & Pray, 1970; Lucia, 1995b). Kompleksitas tersebut merupakan hasil dari asal biologis yang luar biasa dari sedimen karbonat dan proses diagenesis yang dialaminya.

Karbonat bisa memiliki besar porositas sedimen sekitar 40% – 70%. Namun, akibat diagenesis yang dialami, porositas batuan umumnya hanya sebagian kecil dari porositas awal yaitu 5% – 15%. Pada batuan silisiklastik, porositas sedimennya sekitar 25% – 40% dan porositas batuan bisa mencapai setengah atau lebih dari porositas awal sekitar 15% – 30%.

(7)

Porositas batuan karbonat berdasarkan aktifitas organisme

Tekstur yang menentukan porositas batuan sedimen silisiklastik Sekuen stratigrafi

Batuan sedimen silisiklastik dan karbonat dibagi berdasarkan permukaan yang merupakan respon terhadap perubahan muka air laut. Perbedaan dalam sekuen stratigrafi disebabkan karena aku ulasi kar o at e deru g ter e tuk se ara i -pla e , sedangkan silisiklastik ditransportasikan ke dalam cekungan pengendapan.

Referensi

Dokumen terkait

Batuan ini pada awalnya mengalami proses terombakan kemudian tererosi menjadi suatu material sedimen yang lepas lalu tertransportkan dengan jarak

Batuan sedimen yang diklasifikasikan oleh Embry & Klovan pada tahun 1971 adalah batuan sedimen karbonat, yaitu batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih dari 50%)

Batuan yang yang di dalam proses pembentukkannya tidak mengalami penyaringan (winnowing) akan tercirikan oleh melimpahnya kandungan lumpur karbonat (seperti

Batuan sedimen yang diklasifikasikan oleh Embry & Klovan pada tahun 1971 adalah batuan sedimen karbonat, yaitu batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih dari 50%)

Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau

Batuan Sedimen Sedimen Non Non Klastik Klastik adalah adalah Batuan Batuan sedimen ysedimen yang tang terbentukerbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan

Batubara merupakan kelanjutan suatu proses dari pembentukan gambut dan juga batuan sedimen yang mudah terbakar, berasal dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam,

Makalah Tugas Batuan Sedimen, mengenai teori dari mata kuliah yang diampu yaitu Hidrologi dan