• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus Batuan statis DAN PENJELASANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Siklus Batuan statis DAN PENJELASANNYA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1. SIKLUS BATUAN

 Pada awalnya, magma terbentuk secara alamiah dalam waktu berjuta-juta tahun dan menjadi unsur pembentuk lapisan inti bumi. Magma tidak terbentuk di semua wilayah di bumi. Melainkan magma hanya terdapat di beberapa tempat di bawah permukaan yang disebut kamar magma.

 Karena sifatnya yang dinamis, magma terus bergerak. Gerakan ini membuat magma mengalir ke tempat yang suhunya lebih rendah dari kamar magma. Akibatnya magma mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku menjadi batuan beku. Jika proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi disebut batuan beku intrusif (misalnya batuan granit dan diorit), sedangkan jika proses pembekuannya berlangsung di permukaan disebut batuan beku ekstrusif (misalnya basal dan andesit) (Baca juga 5 Proses pembentukan Batuan Beku Intrusif dan Ekstrusif)

 Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi. Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui proses yang disebut erosi (Silahkan baca : Macam- macam Erosi Berdasarkan Penyebabnya). Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras membentuk batuan sedimen. Sementara itu batuan beku intrusif yang ada di bawah permukaan bumi akn terus bergerak sampai di permukaan bumi melalui serangkaian peristiwa tektonik dan vulkanik. Sesampainya di permukaan bumi, ia juga akan menmgalami pelapukan dan pengendapan.

 Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya menjadi batuan metamorf (malihan)

 Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan beku juga umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini juga akan terus bergerak semakin dalam karena di permukaan bumi terus terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan menghimpit lapisan sedimen sebelumnya sehingga bergerak makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya batuan sedimen ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi batuan malihan.

(2)

melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru. Bisa sama dengan asalnya atau bisa berbeda sama sekali.

 Dalam perjalannnya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan serupa dan berubah kembali menjadi batuan sedimen. Selain itu batuan metamorf yang memiliki struktur kimia sangat berbeda dengan batuan sedimen dan batuan beku akan meleleh dan kembali menjadi magma.

 Proses yang sama berlangsung kembali.

Siklus ini telah terjadi sejak jutaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu. Dan siklus ini akan terus berlangsung. Setiap jenis batuan akan tetap tersingkap dan terangkat. Batuan itu akan melapuk dan mengalami erosi. Batuan itu akan terus mengendap dan bermetamorfosis. Begitulah rancangan alam yang luar biasa. Dengan begitu jumlah magma/batu di bumi akan tetap sama.

2. BENTUKAN INTRUSI MAGMA

1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.

2. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang

menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.

3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.

4. Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.

5. Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.

6. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.

(3)

Antiklinal

Antiklinal adalah bagian dari lipatan yang memiliki posisi lebih tinggi dari bagian lipatan lainnya. Lipatan antiklinal akan membentuk bumi menjadi cembung,Contohnya pada pegunungan atau perbukitan.

Sinklinal

Sinklinal adalah bagian lipatan yang memiliki bagian yang lebih rendah dari bagian lipatan lainnya. Lipatan sinklinal akan membentuk suatu permukaan bumi menjadi cekung, Contohnya : pada lembah.

Sebuah formasi lipatan yang kompleks dapat terjadi bila ada gabungan lipatan sinklinal dan antiklinal. Puncak lipatan ini biasanya disebut dengan antiklinorium, sedangkan pada cekungan lipatan biasa disebut dengan sinklinorium. Bentuk-bentuk lipatan ada beberapa macam dan di antaranya yakni lipatan tegak, miring, menggantung, isoklinal, dan rebah.

4. HORST DAN GRABEN

Horst adalah hasil dari terjadinya patahan pada kulit bumi yang mengalami pengangkatan sehingga menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Pegunungan Vosges di Perancis adalah salah satu contoh dari terjadinya horst.

Graben atau slenk adalah hasil dari patahan pada kulit bumi yang mengalami depresi dan terletak di antara dua bagian yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut dengan horst.

Beberapa nama graben yang terkenal:  Danau Baikal, Siberia, Rusia

 Graben Lambert, Antartika

(4)

5. Lapisan Atmosfer merupakan lapisan gas yang berada di luar bumi sejak jarak 0 sampai dengan lebih dari 800 kilo meter diatasnya. Lapisan ini juga banyak mengalami transisi di antara pembatas lapisan satu dengan lapisan lainnya. Bukan berupa batas yang kaku dan saklek, namun pembatas itu

Lapisan Troposfer adalah lapisan yang paling dekat dengan permukaan bumi. Ketebalan Lapisan Troposfer ini adalah sekitar 11km, ketebalannya berbeda-beda disetiap tempat tergantung pada faktor kondisi musim, letak lintang tempat dan waktu yang berlaku di bumi. Campuran gas pada lapisan ini sangat cocok untuk kehidupan di bumi ini. Lapisan yang paling bawah ini merupakan penyeimbang panas pada permukaan bumi. Perubahan iklim dan cuaca seperti kelembaban, suhu, hujan, petir dan tekanan udara terjadi di lapisan.

2. Lapisan Stratosfer

Lapisan Stratosfer adalah lapisan kedua dari atmosfer yang berada di ketinggian hingga 11km – 48km dari permukaan bumi. Lapisan ini mengandung Ozon sehingga disebut juga disebut juga Ozonosfer. Lapisan Stratosfer yang mengandung Ozon ini merupakan lapisan yang penting untuk menyerap dan menyaring radiasi sinar matahari yang berbahaya. Lapisan ini merupakan tempat terbangnya pesawat.

3. Lapisan Mesosfer

Lapisan ketiga Atmosfer disebut dengan Lapisan Mesosfer. Lapisan ini berada di ketinggian sekitar 48km hingga 80km dari permukaan bumi. Umumnya, Meteor atau benda asing dari luas angkasa akan terbakar ataupun terkikis di lapisan Mesosfer ini. Terjadi penurun Suhu di lapisan ini sehingga terjadi pembentukan kristal es yang Temperatur atau Suhu di lapisan ini bisa mencapai 1.232°C. Lapisan ini mengandung Partikel Ion yang dapat membantu memantulkan gelombang radio. Lapisan Mesosfer dan Lapisan Termosfer dibatasi oleh lapisan yang disebut dengan Mesopause.

5. Lapisan Eksosfer

(5)

Gravitasi Bumi pada lapisan Eksosfer ini hampir terasa sehingga butir-butir gas yang terdapat pada lapisan ini dapat dengan mudah bergerak menuju ke angkasa luar. Lapisan Eksosfer disebut juga dengan lapisan Disipasisfer.

6. JENIS AWAN BERDASARKAN KETINGGIAN 1.Kelompok Awan Tinggi

Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km.

Awan yang tergolong ke dalam awan tinggi adalah : a.Awan Sirrus (Ci)

 Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung.Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon

 Awan ini tidak menimbulkan hujan.

 Awan ini terdiri daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu dingin pada atmosfer.

 Awan Sirus ini ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas.

Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km.

(6)

 Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak

 Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.

 Awan Altostratus berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan langit.  Awan ini menghasilkan hujan apabila

cukup tebal.

 Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan menghilang

 Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah seluruh langit,

 Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.

4.Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal

(7)

a.Awan Kumulus(Cu)

 Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.  Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m

dan lebaar 1 km.

b.Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)  Berwarna putih/gelap.

 Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya ketinggian lebih dari 3500 kaki. Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.

 Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai.

7. SIKLUS HIDROLOGI

adalah salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di bumi. Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi.

1. Evaporasi

Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau), jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar.

2. Transpirasi

Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi.

(8)

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi, baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup. Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke atas permukaan atmosfer.

4. Sublimasi

Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat lambat.

5. Kondensasi

Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air

tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam.

6. Adveksi

Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Perlu diketahui bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.

7. Presipitasi

Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.

Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah beriklim sub tropis.

8. Run Of

Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run of pun terjadi. Run of atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju

lapisan hidrosfer.

9. Infiltrasi

Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan bumi melalui proses run of. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan

secara lambat membawa air tanah kembali ke laut.

(9)

 Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.

 Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.

 Paralel: anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang pendek) atau dekat pantai.

 Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungai-sungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.

 Deranged : pola aliran yang tidak teratur dengan sungai dengan sungai pendek yang arahnya tidak menentu, payau dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial bagian bawah.

 Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang pada vulkan atau dome.

 Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.

 Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras.

 Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.

 Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama, melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst. Tabel 1. merupakan pola pengaliran dengan karaktersitiknya.

(10)

Berdasarkan kedalamannya wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu: 1. Zona Litoral

 Zona Litoral adalah Wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang pantainya landai.

2. Zona Neritik

 Zona Neritik adalah Daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda dan Laut Arafuru.

3. Zona Batial

 Zona Batial adalah Wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200 meter – 1.800 meter, karena sinar matahari sudah tidak dapat menembus zona ini maka tumbuhan mulai berkurang namun binatang masih banyak terdapat di wilayah laut ini.

4. Zona Abisal

 Zona Abisal adalah Wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1.800 meter. Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao (10.830 meter).

(11)

air dangkal dari 150 m (490 kaki). Kemiringannya biasanya cukup rendah, pada urutan 0,5 °; bantuan vertikal juga minim, kurang dari 20 m (66 kaki).

Paparan benua merupakan suatu sistem dinamik yang dikontrol oleh tiga faktor: (1) laju sedimentasi bahan-bahan yang dari daratan ke laut

(2) laju energi yang cukup untuk menggerakkan sedimen ke, di sekitar dan keluar paparan

(3) erosi dan naik-turunnya muka laut

Contoh paparan benua adalah Paparan Siberia di Samudera Arktik dan Dangkalan Sunda

2. Continental Slope (Lereng Benua)

Merupakan kelanjutan dari continental shelf. Daerah continental slope bisa mencapai kedalaman lebih dari 200 meter menukik hingga sekitar kedalaman 1000 m. Lebar dari lereng ini mencapai 100 km. Dengan sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari 5 derajat. Karakteristik dasarnya merupakan akumulasi

sedimen hasil erosi dari benua. hingga ke dataran abisal. Relief continental rise umumnya kurang dari 20 m kecuali di

sekitar gunung laut.

Continental rise tersusun dari sedimen yang diturunkan dari benua dan batas yang bersebelahan. Arus membawa sedimenmenuruni slope dan menumpuk di dasarnya. Lebar continental rise dapat hanya beberapa kilometer hingga ratusan kilometer.

4. Abyssal Plains (Dataran Abisal)

Dataran abisal (bassin floor) adalah dasar laut yang luas setelah tebing benua, dan mengarah ke laut lepas. Dataran abisal merupakan bagian dari paparan benua. Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan kemungkinan kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada permukaan bumi. disebarkan dari darat oleh arus dan juga tersusun dari sedimen pelagis dan oozes. Di sini juga terdapat bukit-bukit abisal dengan tinggi dari beberapa meter hingga beberapa

ratus meter dengan diameter antara 8 – 10 km.

5. Submarine Canyon (Ngarai Bawah Laut)

Relief terbesar pada pinggiran benua (continental margin) berada pada ngarai bawah laut (submarine canyon). Submarine canyon

(12)

Submarine canyon adalah jalur utama dari sedimen untuk dibawa atau mengalami transportasi dari benua ke lingkungan laut dalam. Gradien dari lantai ngarai ini cukup terjal, pada lembah pendek berkisar 60 m/km dan pada lembah yang panjang berkisar 10-15 m/km. Meskipun terlihat tidak terlalu curam, namun kemiringan yang dimiliki lembah ini adalah 5 sampai 30 kali gradien lereng benua (continental slope).

Referensi

Dokumen terkait

Batuan beku berasal dari lava atau lahar, batuan piroklastis berasal dari material erupsi eksplosif volkan selain lava atau lahar, batuan sedimen berasal dari materi-materi batuan

Akibat pengaruh suhu yang tinggi dari magma, tekanan yang besar dari lapisan sedimen di atasnya, dan waktu yang lama, kedua batuan tersebut berubah bentuk menjadi batuan metamorf

Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses erosi pada saat pengendapan batuan sedimen.. •  Flute cast : struktur sedimen berbentuk seruling dan terdapat pada dasar suatu

Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami

Batuan merupakan benda alam yang menjadi penyusun utama lapisan litosfer. Litosfer tersusun dari tiga macam batuan, yaitu batuan beku, batu sedimen, dan batuan metamorf. Batuan

Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami

(3) Kelompok batuan beku intermediate (4) Kelompok batuan beku asam... Dengan demikian maka magma asal yang membentuk batuan batuan tersebut diatas dapat dibagi menjadi 3 jenis,

Proses terbentuk : Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini merupakan jenis batu beku