• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN anak "

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN Sosialisasi

1.1. Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan

menyesuaikan diri, tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia

dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

1.2. Peter Berger

Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi

seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

1.3. Bruce J. Cohen

Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara

kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan

membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai individu

maupun sebagai anggota.

2. Tujuan Sosialisasi

1. Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk

melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu anggotanya.

2. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita.

3. Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang tepat.

4. Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.

5. Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.

6. Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul lingkungan sosial yang baru.

(2)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi

1. Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor intrinsik ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, ketrampilan-ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.

2. Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang individu. Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan, kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak maupun elektronik.

4. Tahapan Sosialisasi

Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan

melalui tahap-tahap:

4.1. Tahap persiapan (

preparatory stage

)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak

mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk

memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga, anak-anak

mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

4.2. Tahap meniru (

play stage

)

Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan

peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai

terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya,

kakaknya, dsb. Dengan kata lain kemampuan untuk menempatkan diri

pada posisi orang lain jika mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran

bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya

banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan

orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya

diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak,

orang-orang ini disebut orang-orang-orang-orang yang amat berarti (

significant other

).

4.3. Tahap siap bertindak (

game stage

)

Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh

peran secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran.

(3)

dan bekerjasama dengan teman-temannya. Pada tahap ini, lawan

berinteraksi makin banyak dan mulai berhubungan dengan

taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama dengan itu, anak mulai

menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

4.4. Tahap penerimaan norma kolektif (

generalized stage

)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat

menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata

lain, anak dapat bertenggang rasa tidak hanya dengna orang-orang yang

berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat secara luas.

Manusia secara dewasa menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama

bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya menjadi mantap.

Manusia dengan perkembandan diri pada tahap ini telah menjadi warga

masyarakat dalam arti sepenuhnya.

5. Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian

5.1. Media sosialisasi keluarga

Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan

anak adalah orangtua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat

yang tinggal serumah. Melalui lingkungan, anak mengenal dunia

sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.

Kebijakan orangtua yang menunjang proses sosialisasi anak-anaknya

antara lain:

1. Mengusahakan agar anak-anaknya selalu berdekatan dengan orangtuanya.

2. Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan.

3. Mendorong anak agar dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan buruk, yang pantas dan tidak pantas.

4. Memperlakukan anak dengan baik. Untuk itu, orangtua harus dapat berperan dengan baik.

5. Menasehati anak-anak jika melakukan kesalah atau kekeliruan.

Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu:

5.1.1. Sosialisasi represif

Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:

(4)

 Hukuman dan imbalan materil

 Kepatuhan anak kepada orangtua

 Komunikasi sebagai perintah

 Komunikasi non verbal

5.1.2. Sosialisasi partisipasif

Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:

 Pemberian imbalan dan sanksi

 Hukuman dan imbalan simbolis

 Otonomi anak

 Komunikasi sebagai interaksi

 Komunikasi verbal

5.2. Media sosialisasi teman sepermainan

Peranan positif dari kelompok persahabatan bagi perkembangan

kepribadian anak, yaitu:

1. Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.

2. Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.

3. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, gembira yang mungkin tidak di dapatkan di rumah.

5.3. Media sosialisasi sekolah

Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi adalah memberikan pengetahuan

dan keterampilan yang di perlukan siswa serta membentuk kepribadian

siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam

masyarakat.

5.4. Media sosialisasi lingkungan kerja

Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam

(5)

5.5. Media massa sebagai media sosialisasi

Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting karena dapat

membantu memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang

norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat,

6. Jenis-Jenis Sosialisasi

6.1. Sosialisasi primer

Pengertian sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann

adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan

belajar menjadi anggota keluarga (masyarakat). Sosialisasi primer

berlangsung saat berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke

sekolah.

6.2. Sosialisasi sekunder

Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi

primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam

masyarakat.

7. Sosialisasi Sebagai Pembentuk Kepribadian

Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi ketika

individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit.

7.1. Faktor pembentuk kepribadian

Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor

sebagai berikut:

1. Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini tampak pada intelegensi dan kematangan fisik.

2. Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam.

3. Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti lingkungan

keluarga, sekolah, kerja, dan masyarakat luas, juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

4. Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

(6)

Sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian seseorang.

Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial

kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Nilai dan norma sosial

yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi

selanjutnya melalui proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini,

masyarakat dapat mewariskan nilai dan norma sosial budaya pada

generasi selanjutnya.

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/01/sosialisasi-dan-pembentukan-kepribadian.html

Perhatikan dengan cermat dan teliti lingkungan kehidupan sosial masyarakat di sekitar tempat tinggal kalian. Amati kebiasaan, sifat dan watak anak-anak tetangga. Mereka pasti memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda.

Sumber gambar: ilmusocial.com

Proses sosialisasi ini erat kaitannya dengan pembentukan kepribadian karena sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikapnya. selain itu proses sosialisasi ini erat pula kaitannya dengan penerapan nilai-nilai dan norma-norma sosial di dalam proses pengembangan kepribadian.

Pada pembahasan kali ini kalian akan dapat berpikir kritis, analitis serta dapat lebih memahami tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Untuk itu maka simaklah pembahasan berikut ini.

A. Pengertian Sosialisasi

(7)

seseorang kemudian mengadopsi kebiasaan, sikap, dan ide-ide orang lain serta dapat hidup tertib dan taat peraturan.

Berikut ini adalah bebeapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli.

Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

Berger

Sosialisasi adalah proses seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

Horton dan Hunt

Sosialisasi adalah suatu proses seseorang menghayati (Internalize) norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga timbullah diri yang unik.

B. Fungsi, Tujuan, dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sosialisasi

1. Fungsi Sosialisasi

Supaya masyarakat dapat hidup tertib dan disiplin maka perlu adanya sosialisasi. Proses sosialisasi di lingkungan masyarakat memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai berikut.

Dilihat dari Kepentingan Individu

Sosialisasi bertujuan agar individu bisa mengenal, mengakui dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat sehingga dapat berperilaku tertib dan disiplin.

Dengan cara begitu, seseorang menjadi warga masyarakat yang baik. Pengertian warga masyarakat yang baik adalah warga yang memenuhi harapan umum warga masyarakat lainnya. Dengan kata lain, dia mampu memenuhi segala kewajiban dan menerima semua haknya sebagai warga masyarakat.

(8)

Sosialisasi berfungsi sebagai sarana pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma sosial. Dengan demikian, nilai dan norma tetap terpelihara dari generasi ke generasi dalam masyarakat yang bersangkutan.

2. Tujuan Sosialisasi

Apabila fungsi sosialisasi dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan dapat memenuhi tujuan sosialisasi yaitu:

 Agar setiap orang dapat hidup dengan baik di tengah-tengah masyarakat.

 Agar setiap orang dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan harapan masyarakat.  Agar setiap orang dapat menyadari keberadaannya dalam masyarakat.

 Agar setiap orang mampu menjadi anggota masyarakat yang baik.

 Agar masyarakat tetap utuh. Keutuhan masyarakat dapat terjadi bila di antara warganya saling berinteraksi dengan baik.

 Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

 Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis, dan bercerita.

 Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat. Jadi secara umum, sosialisasi sebagai suatu proses sosial yang bertujuan untuk membentuk kepribadian.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sosialisasi

Pada intinya, setiap manusia melakukan proses sosialisasi tanpa terkecuali. Terlebih kita sebagai makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan orang lain, menuntut kita untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar melalui sosialisasi. Secara tidak langsung, proses sosialisasi mampu membentuk kepribadian individu agar bersikap santun, bertanggung jawab dan menghormati orang lain terdapat lima faktor yang memengaruhi perkembangan kepribadian manusia sebagai hasil sosialisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain:

 Sifat dasar,

(9)

Jadi perkembangan kepribadian kita dipengaruhi oleh beberapa faktor yang iktu membentuknya.

C. Tahapan, Jenis, dan Media Sosialisasi

1. Tahapan Sosialisasi

Supaya anak dapat hidup tertib dan disiplin maka sejak kecil harus diperkenalkan pada beberapa tahapan sosialisasi. Berikut ini adalah tahapan dalam proses sosialisasi, yaitu:

Tahapan Pertama (Preparatory Stage)

Tahap pertama ini merupakan tahapan persiapan untuk pertama kali mengenali lingkungan sosial, yaitu dimulai dengan orang-orang yang terdekat dengan dirinya seperti ibu, ayah dan keluarga. Tahap ini juga merupakan persiapan untuk pemahaman tentang diri.

Tahap Kedua (Play Stage)

Tahap ini merupakan langkah kedua dari tahap pertama yaitu pada tahap ini anak mulai dari meniru dengan lebih baik lagi atau sempurna. Selain itu pada tahap ini anak sudah dapat memahami peranan dirinya serta apa yang diharapkan dari dirinya dan peranan yang dimiliki orang lain. Sebagai contoh, anak laki-laki sering meniru pola tingkah laku ayahnya seperti mencangkul, pertukangan dan perbengkelan. Ketika anak mulai bergaul dengan anak lainya maka ia berperan sebagai teman sebayanya. Pada tahapan ini anak sudah dapat membedakan individu berdasarkan statusnya, seperti paman, bibi, kakek, nenek, tetangga dan guru.

Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Pada tahapan ini, anak mulai bersikap mandiri dan memiliki ego berdasarkan kesadaran diri. Tingkat interaksi pada tahap siap bertindak ini meningkat sehingga anak mampu mengambil peranan dalam masyarakat yang lebih luas. Kemampuan untuk menyesuaikan dan menempatkan dirinya semakin jelas, serta kemampuan untuk menerima atau menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berbeda di luar keluarganya pun dapat dijalaninya dengan kesadaran sebagai bagian aktif dari masyarakat.

Tahap Penerimaan Norma Kolektif

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas.

(10)

2. Jenis Sosialisasi

Sosialisasi dapat dilakukan sejak dimulai dari lingkungan yang paling dekat hingga berkembang ke lingkungan sosial yang lebih luas. Tahapan proses sosialisasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut.

Sosialisasi Primer

Sosialisasi primer merupakan sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil sampai ia menjadi anggota masyarakat. Sosialisasi primer berlangsung mulai balita, anak-anak, dalam teman sepermainan, dan memasuki masa sekolah. Dalam tahap tersebut, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas.

Sosialisasi Sekunder

Sosialisasi sekunder terjadi setelah sosialisasi primer berlangsung, namun sosialisasi primer merupakan dasar dari sosialisasi sekunder. Sosialisasi ini berlangsung di luar keluarga. Dalam proses sosialisasi sekunder, anak akan mendapat berbagai pengalaman yang berbeda dengan keluarga.

3. Media Sosialisasi

Telah kita ketahui bersama bahwa sosialisasi merupakan suatu proses yang berkaitan erat dengan proses belajar berinteraksi dalam masyarakat. Terjadinya proses sosialisasi melalui suatu perantara. Dengan adanya perantara-perantara ini, menjadikan proses sosisalisasi berjalan lancar. Perantara sosialisasi inilah yang dikenal sebagai media sosialisasi.

Keluarga

Keluarga mempunyai fungsi dan pengawasan sosial. Keluarga memberi pengertian kepada anak tentang peranannya, baik dalam keluarga maupun di luar keluarga atau dalam masyarakat. Oleh karena seseorang dalam berhubungan selalu dengan orang lain, dan dalam hubungan itu diperlukan kebiasaan yang telah teratur. Misalnya cara makan, cara berpakaian, cara dan waktu untuk tidur agar tetap sehat dan segar.

Teman Bermain

Teman bermain disebut juga kelompok sebaya, terdiri atas tetangga dan teman sekolah. Teman bermain tersebut merupakan tempat sosialisasi yang sangat berpengaruh bagi anak setelah keluarga. Di sini anak mulai belajar berbagai nilai, norma, dan kemampuan-kemampuan baru yang mungkin berbeda dengan hal yang sudah diperolehnya dalam lingkungan keluarga.

Sekolah

(11)

Media Massa

Berbagai pesan, peristiwa, berita dari media massa mempunyai peranan sangat penting dalam proses transformasi nilai dan norma-norma baru kepada masyarakatnya. Apa yang ditonton, didengar, dan dibaca dapat memengaruhi perilaku warga masyarakat ke arah yang bersifat positif atau negatif. Termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat bergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

D. Pengertian, Faktor Pembentuk, dan Tahap-Tahap Pembentukan

Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Pada dasarnya, kepribadian diartikan sebagai suatu kebiasaan dan sikap yang bersifat tetap serta menjadi karakteristik dalam diri seseorang misalnya jujur, rajin dan tekun. Kepribadian menentukan bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak dalam kehidupan sehari-harinya.

Berikut ini adalah konsep dan pengertian tentang kepribadian yang telah diberikan oleh beberapa ahli.

Menurut Koentjaraningrat

Kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen. Setiap manusia melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung selama manusia masih hidup di dunia ini. Melalui proses sosialisasi, kepribadian seseorang individu dapat terbentuk dalam bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain. Adanya kepribadian dalam diri seseorang tidaklah semata-mata diperoleh sejak lahir, namun lingkungan sosial ikut berperan dalam pembentukannya. Dalam hal ini, kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi di mana individu belajar dari lingkungan sosial sedikit demi sedikit, bagaimana bertingkah laku dan mengenal kebudayaan masyarakat. Misalnya, anak belajar bergaul, menghormati orang tuanya, menghormati hak milik orang lain, berlaku jujur, rajin beribadah, dan lain-lain.

Menurut George Herbert Mead

Kepribadian manusia terjadi melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam diri seseorang berlangsung seumur hidup. Menurutnya, manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia akan berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat.

Menurut Theodore R. Newcombe

(12)

Menurut Roucek dan Warren

Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.

Menurut Yinger

Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

 Menurut Robert Sutherland

Kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian kepribadian digambarkan sebagai hubungan saling memengaruhi antara tiga aspek tersebut.

Kesimpulan dari berbagai definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kepribadian sesungguhnya merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku sosial tertentu.

Dengan demikian, kepribadian memberi watak yang khas bagi individu dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian bukanlah perilaku, namun kepribadianlah yang membentuk perilaku manusia, sehingga dapat dilihat dari cara berpikir, berbicara, atau berperilaku. Kepribadian lebih berada dalam alam psikis (jiwa) seseorang yang diperlihatkan melalui perilaku.

2. Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu misalnya jujur, bertanggung jawab dan disiplin sangatlah bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.

Faktor Biologis

(13)

Perhatikan teman di sekeliling kalian, adakah di antara mereka yang memiliki kesamaan karakteristik fisik? Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah jika terdapat karakteristik fisik unik yang dimiliki oleh seseorang. Setiap warisan biologis seseorang bersifat unik, hal ini berarti bahwa tidak seorang pun yang mempunyai karakteristik fisik yang sama. Sebagian masyarakat menilai bahwa kepribadian seseorang tidak lebih dari penampilan warisan biologisnya. Karakteristik kepribadian seperti ketekunan, ambisi, kejujuran, dan kriminalitas dianggap timbul dari kecenderungan-kecenderungan turunan. Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik. Kepribadian seseorang anak bisa saja berbeda dengan orang tua kandungnya bergantung pada pengalaman sosialisasinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian tidak diturunkan secara genetik, tetapi melalui proses sosialisasi yang panjang.

Faktor Geografis

Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalah memengaruhi kepribadian seseorang. Faktor geograifs yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim, topograif, sumber daya alam) dan lingkungan sosialnya. Keadaan lingkungan fisik atau lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannya pun dipengaruhi oleh alam. Misalnya orang yang hidup di pinggir pantai dengan mata pencaharian sebagai nelayan mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang yang tinggal di daerah pertanian. Mereka memiliki nada bicara yang lebih keras daripada orang-orang yang tinggal di daerah pertanian, karena harus menyamai dengan debur suara ombak. Hal itu terbawa dalam kehidupan sehari-hari dan telah menjadi kepribadiannya. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor geografis sangat memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang.

Faktor Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan secara langsung memengaruhi individu. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Proses mempelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antarindividu ataupun antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya.

(14)

Di samping keadaan alam memengaruhi kebudayaan, maka kebudayaan pun bisa memengaruhi alam. Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat memengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya kebudayaan petani, kebudayaan kota, dan kebudayaan industri tertentu memperlihatkan corak kepribadian yang berbeda-beda.

Di masyarakat kadang-kadang terdapat karakteristik kepribadian umum, namun tidak berarti semua anggota masuk di dalamnya. Kepribadian umum merupakan serangkaian ciri kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok sosial yang bersangkutan.

Pengalaman Kelompok

Sepanjang hidup seseorang bergabung dalam kelompok-kelompok tertentu yang dijadikannya sebagai model untuk gagasan atau norma-norma dan perilaku seseorang. Mula-mula kelompok keluarga adalah kelompok yang penting, karena kelompok keluarga adalah kelompok yang akan dimiliki sepanjang hayat oleh seorang individu. Ciri-ciri kepribadian dasar dari individu dibentuk dalam lingkungan keluarga. Kelompok yang kedua yaitu kelompok sebaya/persamaan (Peer Group) yakni kelompok lain yang sama usia dan statusnya, menjadi penting sebagai kelompok referense.

Kegagalan seorang anak untuk mendapatkan pengakuan sosial seperti ini sering diikuti oleh pola penolakan sosial dan kegagalan sosial seumur hidup.

Pengalaman Unik (Unique Experience)

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya. Pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapa pun yang secara sempurna menyamainya. Menurut Paul B. Horton, pengalaman tidaklah sekedar bertambah, akan tetapi menyatu. Pengalaman yang telah dilewati memberikan warna tersendiri dalam kepribadian dan menyatu dalam kepribadian itu, setelah itu baru hadir pengalaman berikutnya.

(15)

Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda yang akan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian masyarakatnya. Setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengetahuan umum terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan itu. Pengaruh-pengaruh ini berbeda dari satu kebudayaan ke kebudayaan lainnya tetapi semuanya merupakan denominator pengalaman bagi setiap orang yang termasuk ke dalam masyarakat tertentu.

3. Tahap-Tahap Pembentuk Kepribadian

Seseorang dapat memiliki kepribadian yang santun, jujur dan ramah, jika dia telah melewati tahap-tahap dalam pembentukan kepribadiannya. Seseorang belajar menjadi anggota keluarga atau masyarakat melalui proses sosialisasi. Dalam sosialisasi orang menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur dari faktor lingkungan sosial. Sosialisasi bermula dari lingkungan keluarga, kemudian meluas, lambat laun membuat seseorang merasa menjadi bagian masyarakat. Perasaan 'menjadi bagian' terjadi setelah dia berhasil menerima dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan unsur-unsur kebudayaan di sekitarnya.

Apabila masyarakat berubah, dia pun akan menyerap dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru yang muncul bersama perubahan itu. Sosialisasi berlangsung seumur hidup manusia, secara bertahap, bukan seketika. Sedikit demi sedikit pengalaman seseorang bertambah, nilai-nilai dan norma-norma sosial mengalami proses internalisasi.

George Herbert Mead menyatakan bahwa kepribadian manusia terjadi melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam diri seseorang berlangsung seumur hidup. Menurutnya, manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia akan berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat. Mead mengemukakan pengembangan diri atau kepribadian seseorang berlangsung melalui beberapa tahap.

Tahap Peniruan (Imitation Stage)

Tahap ini merupakan tahap permulaan di mana seorang bayi menanggapi orang lain hanya sebagai bentuk imitasi atau peniruan. Mereka mengikuti perilaku-perilaku tertentu tanpa mengetahui maksud perilaku tersebut. Mereka belum mampu menggunakan simbol-simbol sehingga Mead menyimpulkan bahwa pada tahap ini seorang bayi belum memiliki diri.

Tahap Bermain (Play Stage)

Pada tahap ini, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang berbeda di sekitarnya. Misalnya, menirukan peran yang dijalankan orang tuanya atau orang dewasa lain yang sering berinteraksi dengannya, seperti kakak, nenek, polisi, dokter, sopir, dan lain-lain.

(16)

mungkin anak kedua dalam keluarganya. Sebagai anak kedua, dia menyadari bagaimana seharusnya bersikap kepada kakak atau adiknya. Sebagai anak, dia mengharapkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Dia pun menyadari sikap-sikap yang seharusnya ditunjukkan kepada kedua orang tuanya. Pada tahap ini anak mampu menempatkan diri sebagaimana seharusnya dan mampu menempatkan diri pada posisi orang lain.

Tahap Bermain Peran (Game Stage)

Memasuki tahap ini, seorang anak mulai mengurangi proses peniruan. Mereka secara langsung mulai berani memainkan peranan dirinya dengan penuh kesadaran. Kemampuannya dalam menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat. Peningkatan itu ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk bermain dalam kelompok atau tim. Permainan yang menunjukkan kerja sama dalam tim antara lain permainan sepak bola, bola voli, dan lain-lain. Keterlibatan seseorang berperan dalam tim meningkatkan kemampuan bekerja sama dan tumbuh rasa kebersamaan dalam kelompok. Rasa kebersamaan akan tumbuh menjadi semangat membela keutuhan keluarga atau kelompoknya.

Dalam hidup berkelompok, seorang memiliki banyak pasangan interaksi. Semakin banyak teman berinteraksi, hubungan dengan orang lain semakin kompleks. Pada tahap ini, seseorang mengalami kemantapan diri melebihi dua tahap sebelumnya. Norma-norma di luar keluarga atau kelompoknya secara bertahap dapat dipahami. Misalnya, timbulnya kesadaran bahwa di rumah orang lain terdapat tata krama yang harus dihormati. Dengan adanya kesadaran seperti itu, anak telah siap berpartisipasi aktif dalam hidup bermasyarakat.

Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other)

Pada tahap ini anak telah memasuki jenjang orang dewasa dan telah mampu mengambil peranan yang ada di dalam masyarakat. Ia mampu berinteraksi dengan orang lain karena telah memahami peranannya sendiri serta peran orang lain yang menjadi mitra interaksinya. Selain dapat menempatkan diri sebagai orang lain, juga harus dapat menempatkan diri sebagai anggota masyarakat luas. Untuk ini diperlukan sikap tenggang rasa dengan sesama warga masyarakat. Di samping itu, tumbuh sikap saling menghargai, kesediaan bekerja sama, dan menyadari sebagai bagian diri warga masyarakat. Seseorang mulai memerhatikan akhlak orang lain atas dirinya, di samping hak-haknya sendiri yang dia harapkan dipenuhi oleh lain. Untuk itu diperlukan kesadaran akan adanya berbagai norma untuk menjamin pergaulan hidup bersama secara harmonis di masyarakat. Pada tahap ini pula seorang manusia telah menjadi warga masyarakat secara penuh.

http://www.putuberbagi.com/2015/11/pengertian-sosialisasi-sebagai-proses-pembentukan-kepribadian.html

(17)

Oleh karenanya, sebagai seorang siswa diharapkan memiliki kepribadian yang baik, santun

dalam bertutur kata, sopan dalam bertindak dan sesuai dengan perannya sebagai seorang

pelajar. Yang menjadi faktor pembentukan kepribadian adalah lingkungan tempat tinggal kita.

Untuk memahami lebih dalam, berikut ini akan dijelaskan mengenai proses sosialisasi dalam

pembentukan kepribadian.

Sosialisasi

Pengertian Sosialisasi

Setiap anggota baru dari suatu kelompok masyarakat harus mempelajari kebiasaan melalui

suatu proses yang dinamakan sosialisasi (socialization). Menurut

KBBI

sosialisasi adalah

proses belajar seseorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan

masyarakat di lingkungannya. Sedangkan menurut

Soerjono Soekanto

, sosialisasi merupakan

suatu proses sosial dimana seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk

berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang didalam kelompoknya. Jadi, sosialisasi juga

dapat diartikan sebagai proses sosial yang terjadi jika seseorang individu menghayati dan

melaksanakan norma-norma kelompok dimana ia hidup dan merasa bagian dari

kelompoknya.

Tujuan Sosialisasi

 Memberikan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupannya ditengah-tengah masyarakat.

 Mengembangkan kemampuan individu untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuan untuk membaca, menulis, dan bercerita.

 Membantu individu dalam mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.

 Menanamkan pada diri seseorang tentang nilai-nilai kepercayaan kepada masyarakat.

Bentuk-Bentuk Sosialisasi

Sosialisasi Primer (Primary Socialization) yaitu sosialisasi yang pertama kali dijalani seseorang semasa kecil. Sosialisasi ini merupakan awal seseorang dalam memasuki keanggotaan masyarakat.

Sosialisasi Sekunder (Secondary Socialization) yaitu sosialisasi yang berlangsung pada tahap berikutnya. Salah satu bentuk dari sosialisasi sekunder ini adalah resosialisasi. Yang dimaksud dengan resosialisasi yakni “proses pemberian kepribadian baru kepada seseorang atau sering disebut juga dengan proses pemasyarakatan total”.

(18)

Menurut

George Herbert Mead

, sosialisasi dilakukan seseorang melalui tahapan yang tidak

sempurna. Berikut tahap-tahap sosialisasi:

Persiapan (prepatory stage) yaitu tahap awal dalam sosialisasi yang dilakukan manusia, dimulai sejak lahir ke dunia. Pada tahan inilah seseorang sudah memiliki persiapan untuk melakukan tindakan sesuai dengan lingkungan.

Tahap meniru (play stage) yaitu seseorang mulai mampu meniru dengan sempurna. Tahap ini juga disebut dengan tahap bermain. Anak mulai mengenal “significant other” yakni orang-orang disekitarnya yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan pembentukan dirinya. Misal: ayah, ibu, kakak, kakek, nenek ataupun yang lainnya yang sering berinteraksi dengannya.

Tahap siap bertindak (game stage). Didalam tahap ini peniruan yang dilakukan seorang anak mulai berkurang, digantikan dengan peranan secara langsung yang dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat dan kemantapan dirinya jauh lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Teman sebaya sangat berpengaruh pada game stage ini.

Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other). Pada tahap inilah seseorang bisa disebut sebagai “manusia dewasa”. Ia tidak hanya menempatkan dirinya di posisi orang lain, tetapi dapat bertenggang rasa dengan masyarakat luas, mulai menyadari pentingnya

peraturan-peraturan dan menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi

Intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Faktor ini meliputi : Postur tubuh, golongan darah, tingkat kecerdasan (IQ).

Ekstrinsik adalah semua faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ini meliputi : pergaulan, pekerjaan, masyarakat, pendidikan.

(19)

 Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama. Mulai dari seorang anak dilahirkan sudah mulai berinteraksi dengan anggota keluarganya.

 Kelompok Bermain (peer group) merupakan salah satu media sosialisasi bagi anak. Ada sebagian orang tua memasukkan anaknya pada komunitas kelompok bermain seperti play group. Kelompok bermain akan berkembang sesuai dengan luasnya pergaulan seorang anak. Tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga anak remaja mempunyai kelompok bermain untuk mengembangkan pengetahuan dan keakraban dalam pergaulan.

 Sekolah merupakan sebuah wahana yang diselenggarakan pemerintah atau juga sering dikenal pendidikan formal bagi anak didik guna memperoleh bekal kelak ketika anak sudah tidak lagi bergantung pada orang tuanya. Di sekolah atau lembaga pendidikan formal ini berfungsi sebagai wadah pengembangan potensi demi pemenuhan kebutuhan pribadi, sebagai wahana pematangan kepribadian dan pelestarian budaya.

 Lingkungan Kerja dapat membentuk kepribadian. Seseorang bekerja dalam sebuah lingkungan kerja tertentu tentu akan memiliki pengalaman dan kebiasaan disiplin yang kemudian muncul sebagai pola perilaku sehari-hari dan akan melekat menjadi kepribadian yang sulit untuk dirubah.

 Media Massa terdiri dari media cetak dan media elektronik, yang keduanya merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau seluruh masyarakat luas seperti radio, majalah, koran, televisi dls. Segala informasi yang disajikan oleh media massa dapat mempengaruhi perilaku bagi yang membaca, melihat ataupun yang mendengarnya. Pola perilaku yang dihasilkan ada yang positif dan ada pula yang negatif.

Kepribadian

Pengertian Kepribadian

Theodore M. Newcomb (Amerika). Dalam bukunya yang berjudul “sosiologi suatu pengantar” kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki oleh seseorang sebagai latar belakang perilakunya. Dengan kata lain, kepribadian merupakan suatu sistem organisasi dari sikap seseorang untuk merasakan berbuat, berfikir, dan mengetahui secara khusus apabila berhubungan dengan orang lain atau ketika menanggapi suatu masalah.

Roucek and Warren. Kepribadian dianggap sebagai faktor psikologis, sosiologis dan biologis yang mendasari prilaku seorang individu.

Koenjaraningrat (Indonesia). Kepribadian sebagai susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.

Dengan demikian diketahui bahwa kepribadian merupakan abstraksi dari pola prilaku

manusia, ciri watak yang konsisten sebagai identitas seseorang , dan kepribadian mencakup

kebiasaan-kebiasaan, sikap, sifat, yang khas apabila seseorang berhubungan dengan orang

lain.

(20)

Cipta yaitu bagian dari jiwa manusia bersifat abstrak yang merupakan pusat intelegensi yang diperoleh melalui pengalaman dalam proses sosialisasi.

Rasa yaitu bagian dari jiwa manusia yang merupakan pusat dari indra perasa yang berfungsi sebagai pengukur dan pengendali prilaku manusia.

Karsa yaitu bagian dari jiwa manusia yang merupakan pusat dari kehendak dan nafsu.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

 Menurut Horton dan Chyestr L. Hunt (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian seseorang antara lain:

o Faktor keturunan (Hereditas) warisan Biologis.

o Faktor lingkungan alam (Natural environmental).

o Faktor kelompok (group).

o Faktor kebudayaan khusus.

o Faktor pengalaman unik.

Tipe Kepribadian

Kepribadian Normatif (Normatife Man) merupakan kepribadian yang ideal dimana seseorang memiliki prinsip yang kuat untuk menerapkan basic personality structure.

Kepribadian Perbatasan (Marginal Man). Kepribadian ini relatif bersifat labil, seakan memiliki lebih dari satu corak kepribadian.

Kepribadian Otoriter (Otoriter Man), terbentuk manakala seseorang selalu menempati posisi diatas dalam lingkunganya, yang selalu menuntut kemenangan , kepentingan dirinya diatas kepentingan orang lain. Salah satu ciri kepribadian ini antara lain menonjolkan kepentingan pribadi dan sulit menerima pandangan orang lain karenanya selalu meremehkan dan memandang rendah orang lain.

Demikian pembahasan tentang Proses Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian

Manusia, semoga bermanfaat. Terimakasih.

http://www.seputarpengetahuan.com/2014/09/proses-sosialisasi-dalam-pembentukan-kepribadian-manusia.html

SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Sosialisasi Proses Pembentukan Kepribadian

(21)

1. Definisi Sosialisasi adalah :

Proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang bertisipasi dalam masyarakat. Yang

dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran,nilai dan norma sosial (Berger) .

1. Hubungan Nilai Sosial dengan Sosialisasi

Nilai sosial

adalah ukuran,patokan,anggapan yang diikuti oleh orang banyak dalam

masyarakat tertentu mengenai benar,pantas,salah atau baik.

Nilai sosial mempengaruhi nilai yang diukur berdasarkan strukur atau system sosial yang ada

dalam masyarakat.

Sehingga nilai sosial merupakan bagian dari system sosial/sosialisasi

Norma sosial

adalah patokan-patokan yang diberi sanksi-sanksi apabila melanggarnya.

Di dalam kehidupan masyarakat memerlukan peraturan atau norma agar mereka dapat hidup

dalam suasana yang harmonis.

Hal tersebut menunjukkan pentingnya norma dalam proses sosialisasi.

1. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian 1. Warisan biologis

2. Lingkungan Fisik 3. Kebudayaan

4. Pengalaman kelompok

1. Agen sosialisasi antara lain : 1. Kelompok

2. Peer Group (teman sepermainan) 3. Sekolah

4. Media

2. Tujuan sosialisasi adalah :

1. Memberi ketrampilan dan pengetahuan untuk kelangsungan hidup kelak di masyarakat.

(22)

3. Membantu pengendalian fungsi-fungsi organik. 4. Membiasakan individu dengan nilai dan norma.

1. Tipe sosialisasi ada 2,yaitu : 1. Formal

Sosialisasi ini terjadi melalui lembaga-lembaga berwewenang berdasarkan ketentuan yang

berlaku. Misalnya lembaga sekolah.

1. Informal

Sosialisasi ini terjadi di lingkungan masyarakat ataupun dalam pergaulan yang bersifat

kekeluargaan. Misalnya sesame anggota suatu klub.

1. Bentuk Sosialisasi

Tujuan sosialisasi

1. Mengetahui nilai dan norma yang b erlaku di masyarakat 2. Mengetahui lingkungan sosial budaya masyarakat 3. Mengetahui lingkungan alam

Sosialisasi Primer

 Terjadi dalam lingkungan keluarga

 Sosialisasi pertama yang diterima individu.

Sosiologi Sekunder

 Terjadi proses resosialisasi dan desosialisasi 1. Media sosialisasi

Media sosialisasi dalam pembentukan kepribadian

1. Keluarga

Media sosialisasi keluarga merupakan media sosialisasi pertama dan utama. Melalui

lingkungan keluarga,anak mengenal dunia sekitarnya dan pola-pola pergaulan sehari-hari.

Terbentuknya watak kepribadian sangat dipengaruhi bagaimana cara orang tua memberikan

pendidikan dan bimbingan bagi anak-anaknya.

(23)

1. Mengusahakan agar anak selalu berdekatan dengan orang tuanya.

2. Member pengawasan dan pengendalian yang wajar (tidak terlalu mengekang) 3. Membimbing anak agar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. 4. Menasehati anak jika melakukan kesalahan dan memberitahukan jalan yang benar.

Media sosialisasi keluarga

1. Sosialisasi Represif

Sosialisasi Represif adalah suatu pola sosialisasi yang lebih menekankan penggunaan

hukuman terhadap kesalahan.

Misalnya : orang tua melakukan hukuman fisik kepada anak yang tidak menanti perintahnya

atau melakukan kesalahan sehingga dapat mengakibatkan anak menderita cacat fisik maupun

cacat mental.

Cirri-ciri sosialisasi reprsesif

1. Penekanan pada hukuman dan imbalan 2. Anak harus patuh terhadap orang tua 3. Komunikasi sebagai perintah

4. Sosialisasi berpusat kepada orang tua dan keinginan orang tua 5. Dalam keluarga biasanya didominasu oleh orang tua (ayah).

Akibat dari sosialisasi represif :

1. Proses kedewasaan anak sulit berkembang 2. Anak tidak dapat mengambil keputusan sendiri 3. Anak tidak dapat membentuk sikap mandiri 4. Anak akan selalu bergantung kepada orang lain.

Bentuk dari sosialisasi represif adalah :

Hukuman yang diberikan orang tua yang berlebihan kepada anak yang masih dini dapat

menyebabkan trauma,cacat fisik,maupun cacat mental.

(24)

Sosialisasi partisipasi adalah suatu pola sosialisasi yang memberikan apa yang diminta anak

apabila anak tersebut berperilaku baik. Dalam sosialisasi ini,bahasa merupakan sarana yang

paling baik. Dengan bahasa seseorang belajar berkomunikasi,belajar berfikir dan belajar

mengenal diri.

Cirri-ciri sosialisasi partisipasi adalah :

1. Member imbalan bagi perilaku anak yang baik 2. Komunikasi sebagai interaksi

3. Anak menjadi pusat sosialisasi

4. Orang tua memperhatikan keinginan anak 5. Hukuman dan imbalan simbolis

6. Anak diberi kebebasan

Bentuk dari sosialisasi partisipasi adalah peran orang tua dalam proses sosialisasi anak sanagt

menentukan perilaku anak di kemudian hari.

1. Teman Sepermainan

Media sosialisasi teman sepermaian

Peran positif dari kelompok teman sepermainan adalah :

1. Anak merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok sepermainan. 2. Anak dapat tumbuh baik

3. Anak mendapatkan tempat yang baik untuk menyalurkan rasa kecewa,takut,khawatir dan gembira

4. Anak dapat mengembangkan ketrampilan sosial 5. Anak dapat bersikap dewasa.

Bentuk dari media sosialiasi teman sepermainan :

Dalam berkelompok sepermaianan,seseorang anak berinteraksi dengan teman sebayanya.

Dalam tahap ini anak mulai mempelajari berbagai aturan tentang perang orang-orang yang

berkedudukan sederajat.

1. Sekolah

(25)

Peran positif dan fungsi media sosialisasi sekolah adalah :

1. Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya 2. Melestarikan kebudayaan

3. Member pengajaran ketrampilan bicara dan mengembangkan kemampuan berpikir 4. Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olah raga

5. Menciptakan warga Negara yang cinta tanah air

6. Mengadakan hiburan umum (pertunjukkan kesenian atau pertandingan olah raga)

Bentuk dari media sosialisasi sekolah adalah

Berbeda dengan di rumah,di sekolah peranan yang menonjol adalah peranan yang diraih

dengan menunjukkan prestasi. Di sekolah seorang anak mempelajari bagaimana berinteraksi

dengan guru dan siswa lainnya.

1. Lingkungan Kerja

Media sosialisasi di lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan media sosialisasi yang mempunyai pengaruh dalam proses

pembentukan kepribadian , sebab seseorang yang bekerja pada suatu instansi akan

menyesuaikan dirinya dengan norma-norma yang berlaku. Dalam lingkungan kerja,seseorang

harus belajar bagaimana berinteraksi dengan teman sekerja,dengan pimpinan dan relasi

bisnis.

Bentuk dari media sosialissi lingkungan kerja

Di lingkungan kerja,seseorang dapat mengendalikan tingkah laku menghadapi rekan kerja

atau pimpinan kerja.

1. Media Massa

Media massa seagai media sosialisasi

Media massa TV,radio,video,surat kabar,majalah mempunyai peran penting dalam proses

sosialisasi. Dengan kemajuan teknologi dalam media massa,dalam waktu singkat berbagai

peristiwa,pesan,berita,pendapat,dengan mudah diketahui oleh masyarakat. Media massa juga

berperan dalam mentransformasi nilai dan norma yang baru dalam masyarakat.

(26)

Informasi atau pesan yang diperoleh dari intenet dapat memicu konflik dalam diri anak. Ilmu

pengetahuan anak dapat meluas dengan membaca buku di perpustakaan sekolah.

1. Sosialisasi di berbagai daerah

Setiap daerah memiliki cara bersosialisasi berbeda-beda. Sesuai dengan norma lingkungan

tempat tinggal dan adap istiadat yang berlaku. Sehingga tiap daerah memiliki perbedaan

misalnya tingkah laku disuatu daerah diperbolehkan sedangkan di daerah lain belum tentu

diperbolehkan.

1. Sosialisasi menurut para ahli 1. Sosialisasi primer adalah

Sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang

memasuki lingkungan masyarakat. Sosialisasi primer disebut juga sosialisasi keluarga.

1. Sosialisasi sekunder adalah

Proses selanjutnya yang memperkenalkan individu ke dalam lingkungan diluar

keluarganya,seperti sekolah,lingkungan bermain dan lingkungan kerja.

1. Proses Pembentuka Kepribadian

Setiap manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda,bila anda perhatikan di

lingkungan sekitar misalnya di ruang publik pasti akan anda temukan karakter manusia

tersebut yang bervariasai. Ada begitu banyak reaksi terhadap jawaban sebuah karakter. Dan

itulah yang disebut dengan kepribadian.

1. Pengertian kepribadian

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai cirri untuk yang bersifat hakiki yang tercermin pada

sikap seseorang yang membedakannya dari orang lain. Sebenarnya kepribadian adalah

organisasi dari faktor-faktor biologis,psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku

individu. Kepribadian mencakup kebiasaan,sikap dan sifat yang khas dimiliki seseorang.

Kepribadian berkembang apabila berhubungan dengan orang lain.

1. Menurut para ahli,kepribadian adalah :

(27)

Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut

menentukannya cara-cara yang unik dalam menyelesaikan dirinya dengan lingkungan.

1. Th. M. Newcomb

Kepribadian adalah merupakan organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sevagai latar

belakang terhadap kepribadiaannya

1. Roucek dan Warren

Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,psikologis dan sosiologis yang

mendasari perilaku individu.

1. Cuber

Kepribadian adalah sebagai keseluruhan dari cirri-ciri atau sifat yang tampak dan dapat

dilihat pada seseorang

1. Tahap kepribadian manusia 1. Play Stage

Tahap ini seseorang mulai belajar mengambil peran orang-orang yang ada di sekitarnya. Ia

mulai meniru peran yang sering berinteraksi dengannya seperti orang tua dan saudaranya.

Kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain mulai terbentuk pada tahap ini.

1. Game Stage

Pada tahap peniruan yang dilakukan mulai berkurang dan digantikan peran yang secara

langsung dijalankan dengan pebuh kesabaran. Mulai menyadari adanya tuntutan untuk

membela keluarga,bekerja sama dengan teman-temannya.

1. Generalized Others

Pada tahap ini mulai mampu mengambil peran orang lain yang lebih luas. Dalam tahap ini,ia

telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peran

dirinya dan perang orang lain.

1. Pembentukan Kepribadian

Dipengaruhi adanya 4 unsur penting, antara lain :

1. Warisan Biologis (heredity) merupakan faktor keturunan yang berpengaruh terhadap perilaku yang terpaksa dilakukan dan kemudahan dalam pergaulan sosial serta

(28)

Menurutn Paul B. Horton dan Chester L.Hurt,karakteristik fisik tertentu menjadi suatu faktor

dalam perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia didefinisikan dan diperlakukan

di dalam masyarakat dan oleh kelompok acuan seseorang. Untuk beberapa cirri,faktor

warisan biologis beserta perbedaan-perbedaannya tentu akan mempengaruhi perkembangan

kepribadian seseorang.

1. Warisan lingkungan alam,mislanya adanya perbedaan iklim,topografi dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan alam.

2. Warisan sosail,misalnya teknologi yang dimilki sekelompok masyarakat akan diserap oleh individu yang mengalami proses dalam masyarakat dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kelompok manusia,akan mempengaruhi anggota-anggotanya sehingga para anggotanya menyesuaikan diri terhadap kelompoknya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khas yang tidak diberikan oleh kelompok lain kepada anggotanya. Hal ini menimbulkan

kepribadian khas dari kelompok masyarakat tersebut.

1. Proses pembentukan kepribadian

Proses pembentukan kepribadian melalui sosialisasi dapat dibedakan menjadi berikut:

1. Proses sosialisasi yang dikerjakan tanpa sengaja lewat interaksi sosial dimana individu menyaksikan pola-pola perilaku dari orang yang ada disekitarnya.

2. Proses sosialisasi yang dikerjakan secara sengaja lewat proses pendidikan dan pengajaran oleh para pendidik yang mewakili masyarakat.

1. Kebudayaan yang langsung mempengaruhi kepribadian seseorang inidividu pada umumnya adalah :

1. Kebudayaan daerah

2. Cara hidup di lingkungan sosial yang dapat dilihat dari cara berpakaian 3. Agama yang dianut

4. Pekerjaan atau profesi

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang adalah : 1. Kebudayaan daerahnya

(29)

3. Kebudayaan khusu yang berdasarkan kelas sosial

1. Kebudayaan mempengaruhi kepribadian karena :

 Pada umunya karena kita bertempat tinggal dan sekaligus cara hidup kita di lingkungan masyarakat desa atau kota. begitupun kebudayaan khusus dapat dilihat dari cara berpakaian,cara mengisi waktu senggang dan etika pergaulan.

1. Hubungan kepribadian dengan kebudayaan 1. Kebudayaan khusus kedaerahan 2. Agama yang dianut

3. Pekerjaan/keahlian/profesi 4. Cara hidup/way of life

5. Kebudayaan khusus statuts (pergaulan,cara berpakaian dll)

https://kumpulanilmusosio.wordpress.com/2011/11/23/sosialisasi-dan-pembentukan-kepribadian/

____________________________________________________________________________

Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang ada dalam masyarakat. Dalam keluarga

proses sosialisasi pertama kali dilakukan. Apa yang di anggap baik dan benar dalam sebuah

masyarakat akan di ajarkan oleh orang tua kepada anaknya sehingga akan mempengaruhi

kepribadiannya di masa mendatang.

Proses pembentukan kepribadian seseorang akan berbeda satu sama lain tergantung dari

pola sosialisasi yang di anut oleh masyarakatnya. Walaupun demikian, setiap masyarakat

mempunyai pola-pola prilaku umum yang membatasi prilaku individu berdasarkan

kepribadiannya.

Sosialisasi

(30)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi berarti suatu proses belajar seorang

anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat

dilingkungannya.

Mengenai definisi sosialisasi ini dapat pula dikutip pendapat beberapa ahli:

1.

Menurut Bruce J Cohen: Sosialisasi yaitu proses dimana manusia mempelajari tata cara

kehidupan dalam masyarakatnya, untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas

untuk berfungsi, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat,

2.

Menurut David Gaslin: Sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk

memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma, agar dapat berpartisipasi sebagai anggota

masyarakat.

3.

Menurut Soerjono Soekanto: Sosialisasi merupakan proses mengkomunikasikan kebudayaan

kepada warga yang baru.

Berdasarkan pengertian sosialisasi di atas, dapat kesimpulan:

1.

Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati,

menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan social yang sesuai dengan pola prilaku

masyarakatnya.

2.

Sosialisasi ditempuh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan, sejak ia lahir

sampai wafat.

3.

Sosialisasi erat kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu suatu proses

belajar seorang individu untuk belajar mengenal, menghayati dan menyesuaikan alam pikiran

serta sikapnya terhadap sistem adat dan norma, serta semua peraturan dan pendirian yang

hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya.

b.

Media/Agen Sosialisasi

1.

Keluarga

Keluarga merupakan media awal dari suatu proses sosialisasi. Begitu anggota keluarga

baru lahir, ia sangat bergantung pada perlindungan dan bantuan anggota keluarganya. Proses

sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa

yang di ajarkan oleh orang-orang dilingkungan keluarganya. Oleh karena itu, orang tua

sangat berperan untuk:

Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak merasa tertekan

jiwanya;

Mendorong agar anak dapat membedakan antara prilaku benar dan salah, baik dan buruk, dan

sebagainya;

Memberi contoh prilaku yang baik dan pantas bagi anaknya.

Dalam lingkungan keluarga, kita mengenal dua macam pola sosialisasi, yaitu; dengan

cara represif (repressive socialization) yang mengutamakan adanya ketaatan anak kepada

orang tua, dan cara partisipasi (participatory socialization) yang mengutamakan adanya

partisipasi dari anak.

2.

Kelompok Bermain (peer group)

(31)

ini, anak memasuki game stage , fase dimana ia mulai mempelajari berbagai aturan tentang

peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat. Dengan bermain ia mulai mengenal

nilai-nilai kepemimpinan, keadilan, kebenaran, toleransi, atau solidaritas, patriotisme dan lain-lain.

3.

Lingkungan Sekolah

Disini seseorang akan mempelajari hal baru yang tidak diajarkan di dalam keluarga

maupun kelompok sepermainan. Sekolah mempersiapkannya untuk peran-peran baru di masa

mendatang saat ia tidak tergantung lagi pada orang tua. Sekolah tidak hanya mengajarkan

pengetahuan dan ketrampilan yang bertujuan memengaruhi perkembangan intelektual anak,

tetapi juga mempengaruhi hal lain seperti kemandirian, tanggungjawab, dan tata tertib.

Menurut

Horton,

fungsi nyata dari pendidikan antara lain:

Sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian.

Dapat mengembangkan potensi demi pemenuhan kebutuhan pribadi dan pengembangan

masyarakat.

Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Membentuk kepribadian.

4.

Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja juga berpengaruh besar pada pembentukan kepribadian. Pengaruh

dari lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sulit

untuk di ubah, apalagi jika yang bersangkutan telah lama bekerja dilingkungan tersebut.

Sebagai contoh, seorang anggota tentara akan bersosialisasi dengan cara kerja

lingkungan militer dengan garis komando yang tegas, sedangkan dosen atau guru lebih

banyak bersosialisasi dengan iklim kerja yang lebih demokratis.

5.

Media Massa

Para ilmuwan sosial telah banyak membuktikan bahwa pesan-pesan yang

disampaikanmelalui media massa (televisi, radio, film, internet, surat kabar, makalah, buku,

dst.)memberikan pengaruh bagi perkembangan diri seseorang, terutama anak-anak.

Beberapa hasil penelian menyatakan bahwa sebagaian besar waktu anak-anak dan

remaja dihabiskan untuk menonton televisi, bermain game online dan berkomunikasi

melaluiinternet, seperti yahoo messenger, google talk, friendster, facebook, dll.

Diakui oleh banyak pihak bahwa media massa telah berperan dalam proses

homogenisasi, bahwa akhirnya masyarakat dari berbagai belahan dunia memiliki struktur dan

kecenderungan cara hidup yang sama.

c.

Bentuk-Bentuk Sosialisasi

Sosialisasi dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu sosialisasi primer dan sekunder

.

1.

Sosialisasi Primer

Sosialisasi Primer adalah sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang

sebagai manusia. Berger dan Luckman menjelaskan sosialisasi primer sebagai sosialisasi

pertama yang dijalani individu semasa kecil, dimana ia belajar menjadi anggota masyarakat.

Hal itu dipelajarinya dalam keluarga.

(32)

Sosialisasi Sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu ke dalam

lingkungan di luar keluarganya, seperti sekolah, lingkungan bermain dan lingkungan kerja

d.

Tahap-Tahap Sosialisasi

1.

Masa Anak-Anak

Ketika seorang anak baru dilahirkan, hidupnya sangat bergantung kepada perlindungan

dan bantuan dari orang tua dan saudara-saudara dekat dilingkungan keluarganya. Ia belajar

menirukan apa yang di ajarkan keluarganya.

George Herbert Mead

menyebutkan proses

meniru pada usia awal ini dikenal dengan istilah preparatory stage.

Setelah anak-anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas, yakni lingkungan teman

sepermainannya, tahapan ini oleh

George Herbert Mead

disebut play stage.

2.

Masa Remaja

Tahapan ini merupakan lanjutan dari tehnik bermain peran pada masa anak-anak.

Seorang remaja tidak hanya meniru peran seseorang yang di idolakannya, tetapi sudah

mengidentikkan dirinya, seolah-olah ia sudah menyamakan (identik) dirinya dengan tokoh

idolanya. Ia akan mengikuti model rambut, mode pakaian, bahkan akan berprilaku sama

seperti idolanya tersebut. Tahapan ini oleh

George Herbert Mead

disebut game stage.

Para ahli psikologi menyebutkan usia remaja sebagai masa puber, yakni suatu periode

awal tumbuh dan berkembangnya ciri-ciri fisik dan seksualitas seorang individu. Dalam masa

puber ini, seorang remaja seringkali mengalami krisis dengan gejala-gejala antara lain

sebagai berikut:

Bertemperamen keras dan agresif, atau sebaliknya murung dan suka menyendiri.

Berkepribadian labil karena masih mencari identitsa diri.

Mudah tersinggung dan sukar mengendalikan emosi.

Mudah terpengaruh oleh hal-hal tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Memiliki rasa ingin tahu dan mencoba hal-hal baru, yang sebeblumnya belum pernah ia alami.

Dampak yang sangat tidak di inginkan dari situasi krisis tersebut adalah munculnya

prilaku menyimpang dikalangan remaja. Gejalanya muncul dalam berbagai bentuk masalah

sosial, seperti dekadensi (kemerosotan) moral, pergaulan seks bebas, kriminalitas,

mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba dan tawuran antar pelajar.

3.

Masa Dewasa

Proses sosialisasi pada tahap ini merupakan titik kulminasi yang paling optimal bagi

seorang individu. Proses belajar tidak semata-mata melalui pola meniru, tetapi lebih kepada

pola menyesuaikan diri.

George Herbert Mead

menyebutkan sebagai tahap generalized

other.

2.2.

Kepribadian

a.

Pengertian Kepribadian

Ada beberapa pendapat ahli mengenai pengertian kepribadian, di antaranya yakni:

1.

Theodore M. Newcomb

berpendapat kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki

(33)

organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan

merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia

menanggapi suatu masalah atau keadaan.

2.

Roucek

dan

Warren

dalam buku mereka yang berjudul “Sociology an Introduction”

mendefenisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan

sosiologis yang mendasari prilaku seorang individu. Faktor-faktor itu meliputi keadaan fisik,

system syaraf, watak seksual, proses pendewasaan individu yang bersangkutan, dan

kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun factor psikologis meliputi unsur temperamen, perasaan,

keterampilan, kemampuan belajar dan sebagainya. Sedangkan factor sosiologis dapat berupa

proses sosialisasi yang ia peroleh sejak kecil.

3.

Koentjaraningrat,

seorang ahli antropologi Indonesia menyatakan kepribadian sebagai

susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang

individu.

b.

Faktor-Faktor dalam Perkembangan Kepribadian

1.

Warisan Biologis

Semua manusia normal dan sehat mempunyai persamaan biologis tertentu, persamaan

biologis ini membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam kepribadian dan prilaku

semua orang.

2.

Faktor Lingkungan Fisik

Faktor lingkungan fisik akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya,

masyarakat yang tinggal didaerah subur cenderung memiliki kepribadian yang ramah, tenang

dan sabar. Sebaliknya, mereka yang tinggal didaerah tandus cenderung rakus, tamak dan

egois karena pengaruh lingkungan fisik yang keras.

3.

Faktor Kelompok

Sebuah kelompok dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya, baik yang sifatnya

positif maupun negatif.

4.

Faktor Kebudayaan Khusus

Setiap daerah memiliki karakteristik yang khas karena pengaruh kebudayaan yang di

anut. Misalnya, kepribadian masyarakat kota berbeda dengan masyarakat desa atau

masyarakat industry berbeda dengan masyarakat tradisional. Begitu juga menyangkut

kepribadian suku bangsa, ras dan kelas sosial tertentu akan berbeda satu sama lain.

5.

Faktor Pengalaman Unik

Kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah pengalaman yang dilalui dalam

hidupnya. Karena pengalaman setiap individu itu berbeda, maka kepribadian satu individu

berbeda pula dengan individu lainnya.

c.

!!!!!!

Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian sebagai Hasil Sosialisasi

1.

Fase Pertama

Menurut Charles H. Cooley (1864-1929), proses perkembangan kepribadian seseorang

dimulai kurang lebih pada usia 1-2 tahun yang ditandai dengan saat-saat anak mengenal

dirinya sendiri yang dibantu oleh orang-orang dewasa dilingkungannya.

(34)

Basic Personality Structure, yaitu unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang

disebutattitude. Unsur ini bersifat permanen dan tidak mudah berubah.

Capital Personality, yaitu unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau

anggapan-anggapan yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau kembali (fleksibel). Ini diperoleh

berdasarkan pengalaman melalui pergaulan dengan orang lain.

2.

Fase Kedua

Ini merupakan fase perkembangan dimana rasa ego yang dimiliki seorang anak mulai

berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungannya.

Fase kedua ini berlangsung relatif panjang hingga menjelang masa dewasa.

Kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe prilaku khas yang tampak dari perangai,

kegemaran, IQ serta bakat-bakatnya.

3.

Fase Ketiga

Kepribadian seseorang pada akhirnya mengalami suatu perkembangan yang relatif

tetap, yaitu dengan terbentuknya prilaku-prilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian

yang bersifat abstrak. Fase ketiga ini disebut juga fase kedewasaan, yang berlangsung kurang

lebih pada usia antar 25-28 tahun.

d.

Hubungan antara Kepribadian, Sosialisasi dan Kebudayaan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, kebudayaan merupakan perangkat yang

dihasilkan oleh suatu bentuk kehidupan bersama. Selanjutnya, kebudayaan digunakan sebagai

pedoman hidup, artinya sebagai sarana untuk menyelenggarakan seluruh tata kehidupan

warga masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, kebudayaan senantiasa dirombak dan disesuaikan

dengan kebutuhan dan situasi yang ada didalam masyarakat. Bagi generasi baru, kebudayaan

berfungsi membentuk atau mencetak pola-pola prilaku yang selanjutnya akan membentuk

suatu kepribadian yang tetap dank has. Jadi’ jelaslah bahwa kebudayaan merupakan mesin

atau komponen yang akan menentukan bagaiman corak kepribadian dari warga masyarakat.

Proses ini dinamak social determinism.

Pada masyarakat pedesaan kehidupannya masih kental dengan sifat gotong royong,

budaya ini akan mempengaruhi dan membentuk kepribadian masyarakat pedesaan dengan

karakter solidaritas tinggi, rela berkorban, peka terhadap masalah dilingkungan sosialnya.

Referensi

Dokumen terkait

FUNGSI PERHATIAN ORANG TVA DALAl'v1 UPAYA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Keluarga memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi dan perkembangan kepribadian anak. Orang tua mengajarkan anaknya untuk dapat bersosialisasi agar mereka dapat hidup

Kepribadian nilai dan gaya hidup adalah naluri alamiah yang merupakan atribut atau sifat-sifat yang berada pada sifat manusia, bagaimana cara manusia berfikir, faktor lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis tersebut, tentang Sosialisasi Pendidikan Asrama Sebagai Pembentukan Kepribadian Siswa Pada Al- Ihsan Boarding

disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya.

Kepribadian nilai dan gaya hidup adalah naluri alamiah yang merupakan atribut atau sifat-sifat yang berada pada sifat manusia, bagaimana cara manusia berfikir, faktor lingkungan

1.) Lingkungan Keluarga, sebagai salah satu faktor lingkungan hidup anak mempunyai posisi terdepan dalam memberikan pengaruh terhadap pembentukan pribadi anak. 2.)

kedua, integritas kepribadian „iba>d al-Rah}ma>n terhadap Allah 2 Proses pembentukan kepribadian anak yang berintegritas sebagaimana dalam surat al-Furqa>n ayat 63-77 dilaksanakan