• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Pada Masa Politik Etis di Hin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Pada Masa Politik Etis di Hin"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

DINAMIKA PENDIDIKAN DI HINDIA BELANDA PADA

ZAMAN POLITIK ETIS

Mata Kuliah Sejarah Pergerakan Nasional

Dosen Pengampu : Umi Yuliati, S.S., M.Hum.

Oleh:

Farkhan Ramadhana

(C0513015)

JURUSAN ILMU SEJARAH

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

A.Peranan Politik Etis

Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa (Wikipedia)

Politik etis dalah suatu haluan politik baru yang berlaku di tanah jajahan Hindi Belanda sesudah tahun 1901, yakni setelah ratu belanda melontarkan suatu pernyataan bahwa “Negeri Belanda mempunyai suatu kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran serta perkembangan sosial dan otonomi penduduk pribumi” tujaun politik colonial baru ini adalah memperhatikan kemajuan dan perkembangan penduduk serta memeperhatikan pengolahan tanah. Dengan demikian secara teoretis “system eksploitasi diganti dengan system pengajaran yang maju”. Orientasi baru itu dikenal dengan namabermacam-macam seperti Ethis (etika), Politik kemakmuran atau politik asosiasi (Ensiklopedia Nasional Indonesia).

Politik kolonial baru itu bukanlah hadiah dari Ratu Belanda tetapi hasil pergolakan politik (dari kaum etis dan kaum asosiasi yang terjadi pada masa itu di negeri Belanda)pergolakan politik itu Nampak dalam petengahan abad ke-19 berupa perlawanan terhadap penerapan politik colonial konservatif di Hindia belanda. Politik konservatif yang bertujuan menerapkan eksploitasi tanah jajahan bagi Negara induk yang secara konsekuen diterapkan Indonesia itu berupa system tanam paksa atau Culturstelsel.

Munculnya kaum Etis yang di pelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) danC.Th. van Deventer (politikus) ternyata membuka mata pemerintah kolonial untuk lebih memperhatikan nasib para pribumi yang terbelakang.

Pada 17 September 1901, Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan dalam pidato pembukaan Parlemen Belanda, bahwa pemerintah Belanda mempunyai panggilan moral dan hutang budi (een eerschuld) terhadap bangsa pribumi di Hindia Belanda. Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Politika yang meliputi:

· Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian

(3)

· Memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan (edukasi).

Banyak pihak menghubungkan kebijakan baru politik Belanda ini dengan pemikiran dan tulisan-tulsian Van Deventer yang diterbitkan beberapa waktu sebelumnya, sehingga Van Deventer kemudian dikenal sebagai pencetus politik etis ini.

Kebijakan pertama dan kedua disalahgunakan oleh Pemerintah Belanda dengan membangun irigasi untuk perkebunan-perkebunan Belanda dan emigrasi dilakukan dengan memindahkan penduduk ke daerah perkebunan Belanda untuk dijadikan pekerja rodi. Hanya pendidikan yang berarti bagi bangsa Indonesia.

Pengaruh politik etis dalam bidang pengajaran dan pendidikan sangat berperan sekali dalam pengembangan dan perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam bidang ini adalah Mr. J.H. Abendanon (1852-1925) yang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan selama lima tahun (1900-1905). Sejak tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayimaupun rakyat biasa yang hampir merata di daerah-daerah.

Sementara itu, dalam masyarakat telah terjadi semacam pertukaran mental antara orang-orang Belanda dan orang-orang pribumi. Kalangan pendukung politik etis merasa prihatin terhadap pribumi yang mendapatkan diskriminasi sosial-budaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka berusaha menyadarkan kaum pribumi agar melepaskan diri dari belenggu feodal dan mengembangkan diri menurut model Barat, yang mencakup proses emansipasi dan menuntut pendidikan ke arah swadaya (Wikipedia).

B. Pendidikan pada Masa Politik Etis

(4)

· Pendidikan dan pengetahuan Barat diterapkan sebanyak mungkin bagi golongan penduduk bumiputera, untuk itu bahasa Belanda diharapkan menjadi bahasa pengantar di Sekolah-sekolah.

· Pemberian pendidikan rendah bagi golongan bumiputera disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Atas dasar itu maka corak dan system pendidikan dan persekolahan di Hindia-Belanda pada abad ke-20 dapat ditempuh melalui dua jalur tersebut. Disatu pihak melalui jalur pertama diharapkan dapat terpenuhi kebutuhan ajan unsur dari lapisan atas serta tenaga terdidik bermutu didik bagi keperluan industry dan ekonomi, dan dilain pihak terpenuhi kebutuhan tenaga menengah dan rendah yang berpendidikan (Ary H, Gunawan, 20).

Secara tegas tujuan pendidikan selama periode colonial memang tidak pernah dinyatakan, tetapi dari uraian-urain di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan antara lain adalah untuk memenuhi keperluan tenaga buruh kasar untuk kepentingan kaum modal Belanda, disamping ada sebagian yang dilatih dan dididik untuk menjadi tenaga administrasi, tenaga teknik, tenaga pertanian, dan lain-lain yang diangkat sebagi pekerja-pekerja kelas dua dan atau kelas tiga.

Menuriut penelitian komisi pendidikan yang dibentuk oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1918-1928 (“Hollands Onderwijs Commisie”) menunjukan bahwa, 2% orang-orang yang mendapat pendidikan barat berdikari dan lebih dari 83% menjadi pekerja bayaran, serta selebihnya menjadi pengangguran. Diantara yang 83% itu, 45% menjadi pegawai negeri (ambtenaar). Pada umumnya gaji pegawai negeri dan para pekerja, jauh lebih rendah dibandingkan dengan gaji-gaji orang barat mengenai pekerjaan yang sama.

Pada masa ini keadaan social Belanda keadaan social sengaja dipelihara agar terbagi dalam golongan-golongan atau masyarakat yang hidup terkotak-kotak. Pembagian golongan social didasarkan pada keturunan, bangsa dan status.

a. Pembagian penduduk menurut hukum pada tahun 1848 · Golongan Eropa

· Golongan yang dipersamakan dengan golongan Eropa · Golongan Bumiputera

(5)

b. Pembagian pada tahun 1920 · Golongan Eropa

· Golongan Bumiputera

· Pembagian penduduk menurut keturunan atau status social. · Golongan bangsawan (Aristokrat) dan pemimpin adat. · Pemimpin agama (ulama)

· Rakyat biasa/jelata

Sekolah-Sekolah Yang Muncul Pacsa Politik Etis

A. Sekolah-Sekolah yang Didirikan Belanda

1. Sekolah Bumi Putera (Inlandsch School) dengan basah pengantar belajarnya adalah bahasa daerah dan lama studi selama 5 tahun.

2. ELS (Eurospeesch Lagere School) atau disebut juga HIS (Hollandsch Inlandch School) sekolah dasar dengan lama studi sekitar 7 tahun. Sekolah ini menggunakan sistim dan metode seperti sekola di negeri Belanda.

3. HBS (Hogere Burger School) yang merupakan sekolah lanjutan tinggi pertama untuk warga negara pribumi dengan lama belajar 5 tahun.

4. AMS (Algemeen Metddelbare School) mirip HBS, namun setingkat SLTA/SMA.

5. Sekolah Desa (Volksch School) dengan bahasa pengantar belajar bahasa daerah sekitar dan lama belajar 3 tahun.

6. Sekolah lanjutan untuk sekolah desa (Vevolksch School) belajar dengan bahasa daerah dengan basaha pengantarnya adalah bahasa daerah dan masa belajranya 2 tahun.

7. Sekolah Peralihan (Schakel School) yaitu sekolah lanjautan untuk sekolah desa dengan lam belajar 5 tahun dan berbahasa belanda dalam kegiatan belajar mengajar.

8. MULO adalah sekolah lanjutan tinggkat pertama , singkatan dari Meer Uitgebreid Lager Onderwijs dengan tingkatan yang sama dengan SMP/SLTP pada saat itu jika dibandingkan pada masa kini.

9. Stovia (School Tot Van Inlndsche Artsen) yang sering disebut juga Sekolah Dokter Jawa sebagai lanjutan MULO dengan masa belajar selama 7 tahun.

*) Pada tahun 1893 timbullah differensiasi pengajaran bumi putera. Hal ini disebabkan :

(6)

2. Dikalangan pemerintah mulai timbul perhatian pada rakyat jelata. Mereka insyaf bahwa yang harus mendapat pengjaran itu bukan hanya lapisan atas saja.

3. Adanya kenyataan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai kedua kebutuhan dilapangan pendidikan yaitu lapisan atas dan lapisa bawah.

Untuk mengatur dasar-dasar baru bagi pengajaran bumi putra, keluarlah indisch staatsblad 1893 nomor 125 yang membagi sekolah bumi putra menjadi dua bagian:

a) Sekolah-sekolah kelas I untuk anak-anak priyai dan kaum terkemuka. b) Sekolah-sekolah kelas II untuk rakyat jelata.

Perbedaan sekolah kelas I dan kelas II antara lain: Kelas I

Tujuan: memenuhi kebutuhan pegawai pemerintah, perdagangan dan perusahaan. Lama bersekolah: 5 tahun

Mata pelajarannya: membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, sejarah, pengetahuan alam, menggambar, dan ilmu ukur.

Guru-guru: keluaran Kweekschool

Bahasa pengantar: Bahasa Daerah/Melayu Kelas II

Tujuan: Memenuhi kebutuhan pengajaran di kalangan rakyat umum Lama bersekolah: 3 tahun

Mata paelajaran: Membaca, menulis dan berhitung. Guru-guru: persyaratannya longgar

Bahasa pengantar: Bahasa Daerah/Melayu

Pada tahun 1914 sekolah kelas I diubah mejadi HIS (Hollands Inlandse School) dengan bahasa pengantar bahasa Belanda sedangkan sekolah kelas II tetap atau disebut juga sekolah vervolg (sekolah sambungan) dan merupakan sekolah lanjutan dari sekolah desa yang mulai didirikan sejak tahun 1907.

Sistem persekolahan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda

Secara umum sistem pendidikan khususnya system persekolahan didasarkan kepada golongan penduduk menurut keturunan atau lapisan (kelas) social yang ada dan menurut golongan kebangsaan yang berlaku waktu itu.

(7)

Pada hakikatnya pendidikan dasar untuk tingkatan sekolah dasar mempergunakan system pokok yaitu:

a) Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.

a) Sekolah rendah Eropa, yaitu ELS (Europese Lagere school), yaitu sekolah rendah untuk anak-anak keturunan Eropa atau anak-anak turunan Timur asing atau Bumi putra dari tokoh-tokoh terkemuka. Lamanya sekolah tujuh tahun 1818.

b) Sekolah Cina Belanda, yaitu HCS (Hollands Chinese school), suatu sekolah rendah untuk anak-anak keturunan tmur asing, khususnya keturunan Cina. Pertama didirikan pada tahun 1908 lama sekolah tujuh tahun.

c) Sekolah Bumi putra Belanda HIS (Hollands inlandse school), yaitu sekolah rendah untuk golongan penduduk Indonesia asli. Pada umumnya disediakan untuk anak-anak golongan bangsawan, tokoh-tokoh terkemuka atau pegawai negeri. Lamanya sekolah tujuh tahun dan pertama didirikan pada tahun 1914.

b) Sekolah rendah dengan bahasa pengantar bahasa daerah

a)Sekolah Bumi Putra kelas II (Tweede klasee). Sekolah ini disediakan untuk golonagan bumi putra. Lamaya sekolah tujuh tahun, pertama didirikan tahun 1892.

b) Sekolah Desa (Volksschool). Disediakan bagi anak-anak golongan bumi putra. Lamanya sekolah tiga tahun yang pertama kali didirikan pada tahun 1907.

c) Sekolah Lanjutan (Vorvolgschool). Lamanya dua tahun merupakn kelanjutan dari sekolah desa, juga diperuntukan bagi anak-anak golongan bumi putra. Pertama kali didirikan pada tahun 1914.

d) Sekolah Peralihan (Schakelschool) : Merupakan sekolah peralihan dari sekolah desa (tiga tahun) kesekolah dasar dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. Lama belajarnya lima tahun dan diperuntukan bagi anak-anak golongan bumi putra. Disamping sekolah dasar tersebut diatas masih terdapat sekolah khusus untuk orang Ambon seperti Ambonsche Burgerschool yang pada tahun 1922 dijadikan HIS. Untuk anak dari golongan bangsawan disediakan sekolah dasar khusus yang disebut sekolah Raja (Hoofdensschool). Sekolah ini mula-mula didirikan di Tondano pada tahun 1865 dan 1872, tetapi kemudian diintegrasi ke ELS atau HIS.

2. Pendidikan lanjutan = Pendidikan Menengah

(8)

Yang pertama didirikan pada tahun 1914 dan diperuntukan bagi golongan bumi putra dan timur asing. Sejak zaman jepang hingga sampai sekarang bernama SMP. Sebenarnya sejak tahun 1903 telah didirikan kursus MULO untuk anak-anak Belanda, lamanya dua tahun. b) AMS (Algemene Middelbare School) adalah sekolah menengah umum kelanjutan dari

MULO berbahasa belanda dan diperuntukan golongan bumi putra dan Timur asing. Lama belajarnya tiga tahun dan yang petama didirikan tahun 1915. AMS ini terdiri dari dua jurusan (afdeling= bagian), Bagian A (pengetahuan kebudayaan) dan Bagian B (pengetahuan alam ) pada zaman jepang disebut sekolah menengah tinggi, dan sejak kemerdekaan disebut SMA. c) HBS (Hoobere Burger School) atau sekolah warga Negara tinggi adalah sekolah menengeh

kelanjutan dari ELS yang disediakan untuk golongan Eropa, bangsawan golongan bumi putra atau tokoh-tokoh terkemuka. Bahasa pengantarnya adalah bahasa belanda dan berorentasi ke Eropa Barat, khususnyairikan pada belanda. Lama sekolahnya tiga tahun dan lima tahun. Didirikan pada tahun 1860

d) Pendidikan Kejuruan (vokonderwijs )

Sebagai pelaksanaan politik etika pemerintah belanda banyak mencurahkan perhatian pada pendidikan kejuruan. Jenis sekolah kejuruan yang ada adalah sebagai berikut:

1. Sekolah pertukangan (Amachts leergang) yaitu sekolah berbahasa daerah dan menerima sekolah lulusan bumi putra kelas III (lima tahun) atau sekolah lanjutan (vervolgschool). Sekolah ini didirikan bertujuan untuk mendidik tukang-tukang. didirikan pada tahun 1881

2. Sekolah pertukangan (Ambachtsschool) adalah sekolah pertukangan berbahasa pengantar Belanda dan lamanya sekolah tiga tahun menerima lulusan HIS, HCS atau schakel. Bertujuan untuk mendidik dan mencetak mandor jurusanya antara lain montir mobil, mesin, listrik, kayu dan piñata batu

3. Sekolah teknik (Technish Onderwijs) adalah kelanjutan dari Ambachtsschool, berbahasa Belanda, lamanya sekolah 3 tahun. Sekolah tersebut bertujuan untuk mendidik tenaga-tenaga Indonesia untuk menjadi pengawas, semacam tenaga teknik menengah dibawah insinyur.

(9)

5. Pendidikan pertanian (landbouw Onderwijs) pada tahun 1903 didirikan sekolah pertaian Yang menerima lulusan sekolah dasra yang berbahasa penganatar belanda. Pada tahun 1911 mulai didirikan sekolah pertanian (cultuurschool) yang terdiri dari dua jurusan, pertanian dan kehutanan. Lama belajaranya sekitar 3-4 tahun, dan bertujuan untuk menghasilkan pengawas-pengawas pertanian dan kehutanan. Pada rtahun 1911 didirikan pula sekolah pertanian menengah atas (Middelbare Landbouwschool) yang menerima lulusan MULO atau HBS yang lamanya belajar 3 tahun.

6. Pendidikan kejuruan kewanitaan (Meisjes Vakonderwijs).

7. Pendidikan ini merupakan kejuruan yang termuda. Kemudian sekolah yang sejenis yang didirikn oleh swasta dinamakan Sekolah Rumah Tangga (Huishoudschool). Lama belajarnya tiga tahun.

8. Pendidikan keguruan (Kweekschool). Lembaga keguruan ini adalah lembaga yang tertua dan sudah ada sejak permulaan abad ke-19. Sekolah guru negeri yang pertama didirikan pada tahun 1852 di Surakarta. Sebelum itu pemerintah telah menyelenggarakan kursus-kursus guru yang diberi nama Normal Cursus yang dipersiapkan untuk menghasilkan guru-guru sekolah desa. Pada abad ke-20 terdapat tiga macam pendidikan guru, yaitu:

1. Normalschool,sekolah guru dengan masa pendidikan empat tahun dan menerima lulusan sekolah dasar lima tahun, berbahasa pengantar bahasa dearah.

2. Kweekschool, sekolah guru empat tahun yang menerima lulusan berbahasa belanda.

3. Hollandschool Indlandschool kweekschool, sekolah guru 6 tahun berbahasa pengantar Belada dan bertujuan menghasilkan guru HIS-HCS.

4. Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)

(10)

Sekolah Tehnik Tinggi ini yang diberi nama THS didirikan atas usaha yayasan pada tahun 1920 di Bandung. THS adalah sekolah Tinggi yang pertama di Indonesia, lama belajarnya lima tahun. Sekolah ini kemudian menjelma menjadi ITB.

b) Sekolah Hakim Tinggi (Rechskundige Hoge school).

RHS didirikan pada tahun 1924 di Jakarta. Lama belajarnya 5 tahun, yang tama AMS dapat diterima di RHS. Tamatan ini dijadikan jaksa atau hakim pada pengadilan.

c) Pendidiakan tinggi kedokteran.

Lembaga ini di Indonesia di mulai dari sekolah dasar lima tahun. Bahasa pengantarnya bahasa melayu . pada tahun 1902 sekolah dokter jawa diubah menjadi STOVIA (School Tot Opleiding Voor Indische Artsen) yang menerima lulusan ELS, dan berbahasa pengantar Belanda. Lama belajarnya 7 tahun. Kemudian syarat penerimaannya ditingkatkan menjadi lulusan MULO. Pada tahun 1913 disamping STOVIA di Jakarta didirikan sekolah tinggi kedokteran (Geneeskundige Hogeschool) Yang lama belajaranya 6 tahun dan menerima lulusan AMS dan HBSa

B. Sekolah-Sekolah yang Didirikan Oleh Tokoh-Tokoh Pendidikan Indonesia

1. Taman siswa adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid).Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa".

2. Sakola Istri adalah sekolah yang didrikan oleh dewi sartika pada tanggal 16 january 1904, merupakan sekolah perempuan pertama se-Hindia Belanda (Indonesia). Murid pertamanya berjumlah 20 orang. Tenaga pengajarnya terdiri dari 3 orang, yaitu : Dewi Sartika, Nyi Poerwa, dan Nyi Oewid

3. Muhammadiyah

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai sekolah yang berada di dalam naungan FIC serta paroki Muntilan tidak serta merta membuat sekolah tersebut menjadi sekolah homogen yang didominasi oleh para

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pendidikan yang dibuka di Palembang pada jaman Jepang tidak banyak, dimana sekolah-sekolah di jaman Belanda yang

Penilaian terhadap pencapaian tujuan kedua dari MDGs didasarkan atas empat indikator yaitu, angka partisipasi sekolah (APS), angka melek huruf, rata-rata lama studi dan rasio

Kebalikannya di daerah Surabaya penggunaan bahasa Mandarin sebagai bahasa pengantar dalam sekolah-sekolah Tionghoa peranakan bentukan pemerintah pendudukan Jepang bagi anak-anak

Adapun pasal 13 a menyatakan bahwa "Pemilihan umum diikuti oleh 3 (tiga) organisasi kekuatan sosial politik, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Demokrasi

Kedua organisasi tersebut dalam menghadapi kolonial Belanda mempunyai strategi yang agak berbeda, tapi dengan tujuan yang sama yaitu memperjuangkan kemerdekaan hidup rakyat

yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada seluruh sekolah Zending pada sekitar tahun 1915 sehingga sekolah Gubernemen pada waktu itu sudah terbagi dua, yaitu

Benang Merah dengan Pendidikan Yahudi Masa Perjanjian Lama Kekristenan ada hari ini, tidak mungkin dipisahkan dari keterkaitan dengan Perjanjian Lama, secara khusus dalam hal