• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Examples Non Examples Berbantu Media Audio Visual Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SDN Ronggo 01 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Semester 1 Tahun 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Examples Non Examples Berbantu Media Audio Visual Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SDN Ronggo 01 Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Semester 1 Tahun 20"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakterisitik Subjek Penelitian

Berisi tentang tempat, waktu dan subjek penelitian yang akan dilakukan dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa laki-laki dan perempuan, latar belakang dan siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini.

3.1.1 Setting Penelitian

(2)

aktivitas guru dan siswa dan yang terakhir yaitu menyusun soal tes formatif. Sedangkan pada bulan Agustus merupakan pelaksanaa penelitian siklus I dan Siklus II. Selanjutnya pada bulan peneliti mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian , konsultasi laporan serta persiapan untuk melaksanakan ujian ujian.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3Juni Juli Agustus 4 1 Penyusunan Proposal x

2 Pengajuan proposal x 3 Penyusunan Instrumen x

4

Observasi PBM di Kelas pada Pra-siklus dan Pembahasan hasil Pra-siklus

x

x

5

Observasi PBM di Kelas Siklus 1 dan Pembahasan hasil siklus ke-1

x x x

6

Observasi PBM di Kelas Siklus 2 dan Pembahasan hasil siklus ke-2

x x

x

7 Membuat kesimpulan x

8 Menyusun laporan x x

Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa kode X menunjukkan tahap persiapan yang dilaksanakan pada bulan Juni, kode X menunjukkan tahap perencanaan yang dilaksanakan pada bulan minggu ke tiga sampai awal bulan Agustus, X di bulan Agustus menunjukkan tahap pelaksanaan yang dilaksanakan pada Minggu ke satu dan kedua dan yang terakhir yaitu X bulan agustus sampai selesai menunjukkan tahap pelaporan penelitian.

(3)

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV sejumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas IV yang rata - rata berumur 11 tahu menuju tahap berpikir konkret atau nyata. Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa juga sangat beragam. Sebagian besar berprofesi 75% sebagai petani. Banyak siswa yang kurang dipantau dalam perkembangan belajarnya. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, banyak siswa yang asyik bermain sendiri, berbincang – bincang dengan temannya tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan dan siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA yang masih rendah.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian dengan cara kolaborasi antara peneliti, observer dan guru kelas IV di SD Negeri Ronggo 01.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Example non example dan hasil belajar IPA. Adapun rinciannya sebagai berikut:

1) Example non example merupakan variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini. Variabel bebas adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain atau tidak tergantung oleh variabel yang lain.

(4)

Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengandung arti bahwa model pembelajaran Example non example mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Ronggo 01 Kabupaten Pati. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Example non Example dan hasil belajar IPA. Adapun rinciannya sebagai berikut

3.3 Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan model Hopkins dalam Arikunto (2009:105) yang menggambarkan adanya tiga langkah, meliputi: perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action) dan observasi (observation), serta melakukan refleksi (reflecting). Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan oleh Hopkins

(5)

tindakan kemudian dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus selanjutnya.

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

Berdasarkan pembelajaran Example non Example pada mata pelajaran IPA maka kegiatan siklus I dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi IPA yang akan diajarkan.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menyiapakan contoh- contoh gambar, video materi pembelajaran. d. Menyiapkan alat peraga (Lapetopte, LCD Proyektor, Sound system) e. Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

f. Menyusun soal tes formatif.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi dilakukan selama tindakan berlangsung dan peneliti mempunyai peran sebagai observer. Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Adapun gambaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

(6)

b) Mempersiapkan media pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Melakukan apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. d) Guru menyampaikan dan menyajikan materi melalui/ berbantu audio

visual (LCD Proyektor) diiringi tanya jawab dengan siswa.

e) Pembagian kelompok, yakni kelompok untuk melakukan diskusi menjawab soal yang akan di berikan guru.

f) Guru menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran dalam menjawab pertanyaan..

g) Siswa melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang di berikan guru berkaitan dengan materi yang telah di tampilkan.

h) Masing – masing Kelompok menjawab pertanyaan atau mempresentasikan jawaban di depan kelas .

i) Kelompok yang lain memberikan tanggapan jawaban yang sudah di sampaikan oleh kelompok yang berpresentasi.

j) Guru menjadi moderator dan narasumber dalam kegiatan diskusi antar kelompok.

k) Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan.

l) Guru menanamkan nilai moral pada siswa berdasarkan kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan dan bersama siswa menarik kesimpulan disertai menulis dalam buku tulis siswa dilanjuutkan menempelkan hasil diskusi pada papan pajangan siswa.

m) Siswa mengerjakan soal – soal tes formatif.

3. Tahap Refleksi

(7)

Pada tahap refleksi juga dilakukan perencanaan tindak lanjut siklus II untuk memperbaiki kekurangan siklus I.

3.4.2 Rancangan Siklus II

Rancangan siklus II dan seterusnya sama seperti pada siklus I, tetapi dikembangkan berdasarkan refleksi siklus I dengan langkah-langkah seperti pada siklus I. Penelitian dilakukan sampai semua indikator baik indikator proses maupun indikator hasil sudah mencapai indikator kinerja.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Berikut ini akan disajikan mengenai teknik dan instrumen pengumpulan data. Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes. Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan butir soal tes dengan bentuk pilihan ganda.

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu dengan teknik observasi dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru, dan aktivitas siswa. Sedangkan teknik tes yang berbentuk soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

a) Observasi

(8)

dan lembar observasi siswa kemudian disimpulkan termasuk dalam kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang. Dalam penelitian ini, salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika jumlah skor dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi siswa berada pada kategori baik.

b) Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan

skor angka menurut Hamzah ( 2006: 104).Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan sesudah menerapkan pembelajaran make a match pada pembelajaran IPA. Bentuk tes yang diberikan pada siswa ialah berupa soal pilihan ganda. Tes setelah tindakan siklus I, dan setelah tindakan siklus II.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

a) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran example non example yang berbantuan media audio visual dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom skor sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan aktivitas pembalajaaran siswa.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

(9)

1 Pra

Pembelajaran

1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran

(10)

kontektual

4 Kegiatan 1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan

(11)

akhir

Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator No.item jumlah

b. Kesiapan siswa dalam menerima materi

pembelajaran.

1

2

2

2 Kegiatan Awal a. Siswa memperhatikan dan menanggapi apersepsi yang dilakukan guru dengan melakukan tanya jawab. b. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru.

3

4

2

3 Kegiatan Inti a. Siswa mendengarkan penjelasan guru.

b. Siswa mengajukan pertanyaan yang

berhubungan dengan materi kepada guru.

c. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

d. Siswa baris menurut kelompok masing-masing

5

6

7

(12)

dan berhadap-hadapan dengan kelompok lain e. Masing-masing siswa menerima satu kartu. f. Siswa mencari kartu pasangan berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

g. Siswa membacakan kartu soal dan kartu jawaban pasangannya masing – masing.

h. Siswa memberikan tanggapan tentang

kecocokan kartu pasangan yang sedang melakukan presentasi.

i. Siswa memperhatikan konfirmasi guru tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang melakukan presenta

9

10

11

12

13

9

4 Kegiatan Akhir a. Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

b. Siswa melakukan refleksi dengan membacakan pesan moral yang terdapat dalam kartu

14

15 2

Jumlah 15 15

(13)

Instrumen butir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran, untuk mengetahui kondisi akhir hasil belajar dan sebagai pembanding peningkatan hasil belajar antar siklus. Soal tes ini berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran tiap siklusnya.

Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi- kisi Soal IPA Pelaksanaan siklus 1

(14)
(15)

tumbuhan dengan 4 pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah anatest sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar dan salah” dengan teknik skoring untuk jawaban benar diberi skor 1(satu) dan untuk jawaban salah diberi skor 0 (nol) kriteria Sugiyono(2009: 139).

3.6 Uji Coba Instrumen

Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrumen soal yang akan digunakan.Instrumen yang akan digunakan sebelumnya harus diuji validitas, relibilitas, dan tingkat kesukarannya. Uji validitas dan reabilitas ini diujikan kepada siswa kelas 5 SDN Ronggo 01 yang berjumlah 21 siswa.

3.6.1 Uji Validitas

(16)

apabila r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid. Namun dalam penelitian ini, untuk menentukan valid atau tidaknya peneliti menggunakan ketentuan berdasarkan jumlah responden atau siswa yaitu 21 siswa menurut R Produck Moment dari Sugiyono(2009:455) yang ketentuan untuk megukur item soal syarat validitasnya adalah r ≥0,381.Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 22. Sebelum tindakan jumlah soal dibuat sebanyak 25 butir soal pilihan ganda untuk tiap siklus diujikan pada siswa berjumlah 21 orang. Hasil uji validitas siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.6 dan table sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus 1

Analisis data

Soal Evaluasi Hasil Belajar siklus 1

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid Analisis

1

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25

-Analisis 2

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25

-Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Siklus 1

Analisis data

Soal Evaluasi Hasil Belajar siklus 1

Instrumen Valid Instrumen Tidak Valid Analisis

1

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,20

-Analisis 2

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,20

(17)

-Pada uji validitas siklus I menghasilkan 25 butir soal yang valid dari 25 butir soal. Pada uji validitas siklus II menghasilkan 25 butir soal yang valid dari 25 butir soal. Output data statistik hasil uji validtitas intrumen selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2009:190) yakni suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas atau cronbach’s alpha minimal 0,809.Hasil perhitungan uji reliabilitas setelah dikurangi item soal yang tidak valid pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 3.8 dan tabel 3.9 sebagai berikut :

Table 3.8

Hasil Uji reliabilitas Instrumen Soal Siklus 1 Reliability Statistics

RELIABILITAS TES ================

Rata2= 9.81

Simpang Baku= 2.77 KorelasiXY= 0.10 Reliabilitas Tes= 1.18

Nama berkas: E:\PROPOSAL PTK M. HADI\ANATES SIKLUS 1.ANA

Hasil uji Relibilitas Instrumen Soal Siklus II RELIABILITAS TES

================

Rata2= 4.85

Simpang Baku= 1.57 KorelasiXY= -0.35 Reliabilitas Tes= 1.05

(18)

Tabel 3.8 menunjukan bahwa pada siklus I dari 25 butir soal yang valid memiliki nilai rata- rata 9,81, simpang baku 2,77 korelasi xy 0.10 reliabilitas tes 1.18. Hal ini menunjukan bahwa

reliabilitasnya atau cronbach’s alpha sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 1.18 , sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 22 butir soal dapat digunakan sebagai intrumen dalam penelitian. Tabel 3.9 menunjukan bahwa pada siklus II dari 25 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 1.05.Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya sudah diatas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 1.05, sehingga soal yang valid dan reliabel sebanyak 25 butir soal . Berdasarkan dari hasil uji validitas dan reliabilitas maka pada penelitian ini ditetapkan 25 butir soal pada siklus I dan 25 butir soal pada siklus II yang digunakan.

3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2014:137) sebagai berikut: I = B:N

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa

Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut: 0 - 0,30 = soal kategori sukar

(19)

0,71- 1.00 = soal kategori mudah

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dan II dapat dilihat hasil indeks kesukaran intrumen pada table 3.10 sebagai berikut :

Table 3.10

Indek Kesukaran Instrumen soal siklus 1

TINGKAT KESUKARAN =================

Jumlah Subyek= 21 Butir Soal= 25

Nama berkas: E:\PROPOSAL PTK M. HADI\ANATES SIKLUS 1.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 9 42.86 Sedang

(20)

19 19 15 71.43 Mudah 20 20 1 4.76 Sangat Sukar 21 21 3 14.29 Sangat Sukar 22 22 6 28.57 Sukar 23 23 4 19.05 Sukar 24 24 17 80.95 Mudah 25 25 1 4.76 Sangat Sukar

Table 3.10

Indek Kesukaran Instrumen soal siklus 1

TINGKAT KESUKARAN =================

Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 20

Nama berkas: E:\PROPOSAL PTK M. HADI\ANATES SIKLUS2.ANA

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 13 65.00 Sedang

(21)

20 20 8 40.00 Sedang

Tabel 3.10 menunjukan indeks kesukaran butir soal pada siklus I dari 25 butir soal terdapat 1 butir soal kriteria sangat mudah , 3 butir soal kriteri mudah , 10 butir soal kriteria sedang, 6 butir soal kriteria sukar, dan 5 butir soal kriteria sangat sukar.Pada siklus II dari 20 butir soal terdapat 5 butir soal kriteria sedang, 8 butir soal kriteria sukar dan 7 butir soal kriteria sangat sukar.

3.7 Indikator Kinerja

Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka ditentukan indikator kinerja. Indikator kinerja berupa indikator hasil. Indikator hasil belajar dalam penelitian ini berhasil jika minimal 100% dari 21 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 70.

3.8 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam PTK ini berbentuk data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes yang dilakukan di akhir kegiatan setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif dilakukan secara diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar berdasarkan nilai tes pada setiap sikulsnya. Sedangkan analisis data kualitatif dilakukan dengan cara analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi aktivitas kinerja guru dan observasi aktivitas siswa.

3.8.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses pembelajaran. Langkah awal yang harus dilakukan dalamproses pengolahan hasil belajar adalah penskoran dari data mentah berdasarkan hasil belajar siswa menurut Arifin (2012: 221).

(22)

Pemberian skor pada tes hasil belajar dilakukan dengan cara memberikan skor pada soal pilihan ganda.

a) Penskoran soal bentuk pilihan ganda

Penskoran tes yang berbentuk pilihan ganda menurut Arifin (2012: 229) ada tiga macam cara yaitu: penskoran tanpa koreksi, penskoran ada koreksi, dan penskoran dengan butir beda bobot. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan cara penskoran tanpa koreksi, dimana penskoran yang dilakukan dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar akan mendapat nilai satu. Untuk mengetahui skor yang diperoleh siswa dilakukan dengan cara membagi jumlah jawaban yang benar dengan jumlah soal kemudian dikalikan seratus menurut Arifin (2012: 229). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat penjelasan di bawah ini:

Keterangan : B = Jumlah jawaban benar N = Jumlah soal

Skala = 0-100

b) Menghitung rata-rata hasil belajar menurut Sudjana (2014:109) menggunakan rumus di bawah ini :

Keterangan: X = rata- rata (mean) ∑x= jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek

c) Menentukan batas minimal ketuntasan belajar

Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajar yang didapat diakhir pelajaran dalam menjawab soal evaluasi mendapat nilai diatas KKM yang telah ditentukan yaitu ≥ 70. Dalam menentukan kriteria tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat pada table 3.11.

Skor= B:N x 100

(23)

Table 3. 11

No Rentang Nilai Kriteria

1 50 -59 Kurang Sekali

2 60 – 69 Kurang

3 70 – 79 Cukup

4 80 – 89 Baik

5 90 - 99 Baik Sekali

3.8.2 Data Kualitiatif

Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus I dan siklus II. Observasi kinerja guru atau aktivitas guru dan siswa digunakan untuk mengukur apakah guru dan siswa sudah baik dalam menerapkan pembelajaran example non example. Lembar observasi guru terdiri dari 36 indikator yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Sedangkan untuk lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 15 indikator yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktivitas guru dan siswa selama dua siklus. Tugas observer adalah mengisi lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa siswa dengan menggunakan skala Likert ( Sugiyono, 2009:135). Yaitu dengan memberikan tanda centang atau cheklis pada kolom skor 1( jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori sangat tidak baik), 2 ( jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori tidak baik), 3 ( jika pernyataan dilakukan guru dengan kategori baik), dan 4 ( jika pernyataan dilakakukan guru dala kategori sangat baik). Setelah itu skor yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus menurut Purwanto ( 2013:207) sebagai berikut:

(24)

Keterangan = skala yang digunakan 0-100(%)

Setelah dinilai kemudian dikategorikan pada kualifikasi yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Kategori dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.12

Pedoman Pengkatagorian Hasil Observasi Aktivitas Guru dan

Aktivitas Siswa

(%) Nilai Huruf Bobot Kualifikasi

90% - 100% A 4 Sangat Baik

80% - 89% B 3 Baik

70% - 79% C 2 Cukup

60% - 69% D 1 Kurang

Gambar

Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan oleh Hopkins
Tabel 3.2Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
Tabel 3.3Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2018. NO NO REG NO PESERTA NAMA PESERTA TANGGAL UJIAN SESI

Jika nilai X 2 hitung > X 2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model. bebas dari masalah serial

sealing apical opening of the root canal caused by External Root Resorption combined with custom cast post and core and lithium dis- ilicate aesthetic restoration for

Dalam sistem koordinat Polar kedudukan sebuah titik P dapat dinyatakan sebagai kombinasi (r,  ) dimana r adalah jarak antara titik P terhadap titik acuan dan  adalah sudut

Bertepatan dengan tajuk khutbah pada hari ini mengenai Budaya Infaq, di kesempatan ini mimbar ingin mengajak sidang Jumaat sekalian untuk bersama-sama berinfaq untuk saudara kita

Hubungan (Link) atau asosiasi/relasi antara use case dengan actor atau sebaliknya dapat digambarkan dengan garis lurus, terhubung antara dua simbol. Ada empat tipe asosiasi

Media pembelajaran Fisika berupa permainan Gasik pada pokok materi Cahaya untuk siswa SMP kelas VIII memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) media permainan Gasik

ALlah, dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang hendak diperbuatnya untuk hari esok (Hari Akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh. Allah Maha Teliti terhadap apa