• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Pengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Pengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan Produk Film Lateks Karet Alam"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WAKTU VULKANISASI DAN PEMBEBANAN

PENGISI TEPUNG KULIT SINGKONG TERMODIFIKASI

PENYERASI ALKANOLAMIDA PADA PEMBUATAN

PRODUK FILM LATEKS KARET ALAM

SKRIPSI

Oleh

ADRIAN HARTANTO

110405051

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

PENGARUH WAKTU VULKANISASI DAN PEMBEBANAN

PENGISI TEPUNG KULIT SINGKONG TERMODIFIKASI

PENYERASI ALKANOLAMIDA PADA PEMBUATAN

PRODUK FILM LATEKS KARET ALAM

SKRIPSI

Oleh

ADRIAN HARTANTO

110405051

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN

PERSYARATAN UNTUK MENJADI SARJANA TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

AGUSTUS 2015

(3)
(4)

iii

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tulisan ini merupakan

Skripsi dengan judul “Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Pengisi

Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Penyerasi Alkanolamida pada Pembuatan

Produk Film Lateks Karet Alam”, berdasarkan hasil penelitian yang penulis

lakukan di Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik.

Hasil penelitian ini ditujukan untuk melihat potensi dari kulit singkong yang sering dianggap sebagai limbah pada kehidupan sehari-hari. Berbagai penelitian tentang lateks karet alam telah dilakukan dengan menggunakan pengisi anorganik dan sedikit menggunakan pengisi organik. Oleh karena itu, penulis berpikir untuk melakukan suatu penelitian menggunakan kulit singkong sebagai pengisi organik pada lateks karet alam. Dengan menggunakan kulit singkong sebagai pengisi pada lateks karet alam, diharapkan limbah kulit singkong dapat dikurangi di lingkungan masyarakat.

Selama melakukan penelitian sampai penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Hamidah Harahap, M.Sc. selaku dosen pembimbing 2. Ir. Renita Manurung, M.Sc. selaku koordinator skripsi 3. Dr. Eng. Irvan, M.Si. sebagai ketua departemen teknik kimia 4. Dr. Ir. Fatimah, MT sebagai sekretaris departemen teknik kimia 5. Dr. Halimatuddahliana, ST., M.Sc. selaku dosen penguji I 6. Dr. Maulida, ST., M.Sc. selaku dosen penguji II

7. PT. Socfindo, sebagai sponsor utama bahan baku pembuatan alkanolamida 8. Bang Erick Kamil dan Kak Emelya Khoesoema, yang telah memberi

(6)

v

(7)

DEDIKASI

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama: Adrian Hartanto NIM: 110405051

Tempat/Tgl. Lahir: Binjai, 22 Oktober 1993 Nama orang tua: Rusli

Alamat orang tua:

Jalan HOS Cokroaminoto 6 Binjai 20711

Asal Sekolah

 SD Ahmad Yani Binjai, tahun 1999-2005  SMP Ahmad Yani Binjai, tahun 2005-2008  SMA Ahmad Yani Binjai, tahun 2008-2011

Pengalaman Organisasi/ Kerja:

1. Asisten Lab.OTK tahun 2014-2015 modul Alat Penukar Panas Pipa Sepusat, Sedimentasi, Peralatan Pencampuran Fluida, Saluran dengan Penampang Berubah

Artikel yang telah dipublikasi dalam Jurnal/Pertemuan Ilmiah:

1. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol.31 No.1 Juni Tahun 2015: 01-08

(9)

ABSTRAK

Polimer merupakan bahan penting dalam kehidupan manusia. Salah satu contoh polimer yang memiliki daya tarik adalah karet alam atau poliisoprena yang didapat dari pohon karet bergenus Hevea. Untuk meningkatkan sifat dari karet alam, biasanya digunakan pengisi baik pengisi organik maupun anorganik. Dalam penelitian ini digunakan tepung kulit singkong sebagai pengisi dan alkanolamida sebagai penyerasi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah high ammonia lateks dengan kandungan karet kering sebesar 60%, bahan kuratif seperti sulfur, ZnO, ZDEC, antioksidan, KOH, tepung kulit singkong dan alkanolamida. Alkanolamida didapat melalui reaksi amidasi Refined Bleach Deodorized Palm Stearin dengan dietanolamina dengan menggunakan katalis natrium metoksida. Penelitian dilakukan dengan mempravulkanisasi lateks karet alam terlebih dahulu dengan formulasi tertentu, lalu divulkanisasi melalui teknik pencelupan. Variabel yang digunakan adalah jumlah pembebanan pengisi tepung kulit singkong yaitu dari 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 phr serta waktu vulkanisasi selama 10 dan 20 menit. Produk yang didapat diuji sifat mekaniknya, karakterisasi FTIR, karakterisasi SEM dan crosslink density. Hasil yang diperoleh berupa alkanolamida yang dihasilkan memiliki gugus yang diharapkan. Pembebanan pengisi tepung kulit singkong termodifikasi alkanolamida mampu meningkatkan

crosslink density dan sifat mekanik produk yang dihasilkan. Pembebanan optimum terjadi pada 10 phr dan waktu vulkanisasi optimum adalah 20 menit.

(10)

ix

ABSTRACT

Polymer is important in human’s daily life. One of the polymer of interest is natural rubber or polyisoprene which is obtained from rubber tree from Hevea genus. In order to improve natural rubber properties, fillers whether organic or inorganic ones are incorporated. In this study, we use cassava peel waste powder as filler and alkanolamide as compatibilizer. The materials used in this study are high ammonia latex with dry rubber content of 60%, curative agents such as sulfur, ZnO, ZDEC, antioxidant, KOH, cassava peel waste powder and alkanolamide. Alkanolamide is synthesized from amidation reaction between Refined Bleached Deodorized Palm Stearine and diethanolamine with the presence of natrium methoxide as catalyst. The methodology includes pre-vulcanizing natural rubber latex with certain formulation, then vulcanized using dipping method. The variable used in this study is filler loading, from 0, 5, 10, 15 ,20 and 25 phr, and vulcanization time, for 10 and 20 minutes. The products were then tested in order to observe its mechanical properties, FTIR characterization, SEM characterization and crosslink density. The results show that the synthesized alkanolamide possess the functional group desired. Alkanolamide modified cassava peel waste powder loading is capable of increasing crosslink density and mechanical properties of the products. Optimum filler loading is reported on 10 phr and optimum vulcanization time is 20 minutes.

Keywords: natural rubber, cassava peel waste powder, alkanolamide, crosslink density, mechanical properties, FTIR, SEM

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

PENGESAHAN iii

PRAKATA iv

DEDIKASI vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS vii

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

DAFTAR SINGKATAN xx

DAFTAR SIMBOL xxi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG 1

1.2 PERUMUSAN MASALAH 3

1.3 TUJUAN PENELITIAN 3

1.4 MANFAAT PENELITIAN 4

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 LATEKS KARET ALAM 7

2.2 VULKANISASI 8

2.3 ALKANOLAMIDA 10

2.4 SINGKONG 11

2.5 PENELITIAN TERDAHULU 13

2.6 PENGUJIAN 15

2.6.1 Uji Kekuatan Tarik (Tensile Strength) 15

(12)

xi

2.6.4 Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) 18

2.7 ANALISA BIAYA 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22

3.1 LOKASI PENELITIAN 22

3.2 BAHAN DAN PERALATAN 22

3.2.1 Bahan 22

3.2.1.1 Bahan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Bahan Penyerasi

Alkanolamida

22

3.2.1.2 Bahan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Tepung Kulit

Singkong

22

3.2.1.3 Bahan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Senyawa Lateks

Karet Alam

23

3.2.2 Peralatan 23

3.2.2.1 Peralatan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Bahan

Penyerasi Alkanolamida

23

3.2.2.2 Peralatan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Tepung Kulit

Singkong

24

3.2.2.3 Peralatan Yang Digunakan Untuk Pembuatan Senyawa

Lateks Karet Alam

24

3.3 FORMULASI BAHAN 24

3.3.1 Formulasi Lateks Karet Alam dan Bahan Kuratif 25 3.3.2 Formulasi Dispersi Tepung Kulit Singkong dan Alkanolamida 25

3.4 PROSEDUR PENELITIAN 25

3.4.1 Prosedur Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida 25 3.4.2 Prosedur Pembuatan Tepung Kulit Singkong 26 3.4.3 Prosedur Pendispersian Tepung Kulit Singkong dan Alkanolamida 26 3.4.4 Prosedur Analisa Hasil Dispersi Tepung Kulit Singkong dan

Alkanolamida

27

3.4.5 Prosedur Analisa Kandungan Padatan Total (TSC) Dari Lateks Karet Alam

27

3.4.6 Prosedur Pembuatan Senyawa Lateks Karet Alam 27

3.4.6.1 Prosedur Pra-Vulkanisasi Lateks Karet Alam 27

(13)

3.4.6.2 Prosedur Uji Kloroform Pada Lateks Karet Alam

Pra-Vulkanisasi

28

3.4.6.3 Prosedur Vulkanisasi dan Pembuatan Film Lateks Karet

Alam

28

3.5 FLOWCHART PERCOBAAN 30

3.5.1 Flowchart Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida 30 3.5.2 Flowchart Pembuatan Tepung Kulit Singkong 32 3.5.3 Flowchart Pendispersian Tepung Kulit Singkong dan Alkanolamida 33 3.5.4 Flowchart Analisa Hasil Dispersi Tepung Kulit Singkong dan

Alkanolamida

34

3.5.5 Flowchart Analisa Kandungan Padatan Total (TSC) Dari Lateks Karet Alam

35

3.5.6 Flowchart Pra-Vulkanisasi Senyawa Lateks Karet Alam 36 3.5.7 Flowchart Uji Kloroform Pada Lateks Karet Alam Pra- Vulkanisasi 37 3.5.8 Flowchart Vulkanisasi dan Pembuatan Film Lateks Karet Alam 38

3.6 PENGUJIAN PRODUK LATEKS KARET ALAM 39

3.6.1 Uji Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Dengan ASTM D412 39 3.6.2 Uji Densitas Sambung Silang (Crosslink Density) Dengan ASTM

D471

39

3.6.3 Karakterisasi Fourier-Transform Infra-Red (FTIR) 39 3.6.4 Karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM) 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42

4.1 KARAKTERISASI FTIR 42

4.1.1 Karakteristik FTIR (Fourier Transform Infra Red) Bahan Penyerasi Alkanolamida

42

4.1.2 Karakteristik FTIR (Fourier Transform Infra Red) Tepung Kulit Singkong

43

4.1.3 Karakteristik FTIR (Fourier Transform Infra Red) Dispersi Tepung Kuling Singkong dan Alkanolamida

45

4.2 SIFAT-SIFAT MEKANIK 47

4.2.1 Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Tepung Kulit Singkong Pada Densitas Sambung Silang (Crosslink Density)

(14)

xiii

Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida

4.2.2 Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Tepung Kulit Singkong Pada Kekuatan Tarik (Tensile Strengh) Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida

49

4.2.3 Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Tepung Kulit Singkong Pada Pemanjangan Saat Putus (Elongation At Break) Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida

51

4.2.4 Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Tepung Kulit Singkong Pada M100 dan M300 Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida

52

4.3 KARAKTERISASI SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) 56 4.3.1 Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) Pada Tepung

Kulit Singkong Yang Dihasilkan

56

4.3.2 Karakterisasi Scanning Electron Microscopy (SEM) Pada Film Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida Yang Dihasilkan

57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59

5.1 KESIMPULAN 59

5.2 SARAN 60

DAFTAR PUSTAKA 61

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Lapisan-Lapisan Lateks Setelah Diultrasentrifugasi 7 Gambar 2.2 Gambaran Umum Vulkanisasi Molekul Karet 9 Gambar 2.3 Sifat-Sifat Vulkanisat Terhadap Densitas Sambung

Silang

Gambar 2.5 Reaksi Pembentukan Alkanolamida dari RBDPS dan Dietanolamina

11

Gambar 2.6 Singkong (Manihot utilissima) 12

Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida 31 Gambar 3.2 Flowchart Pembuatan Tepung Kulit Singkong 32 Gambar 3.3 Flowchart Pendispersian Tepung Kulit Singkong dan

Alkanolamida

33

Gambar 3.4 Flowchart Analisa Hasil Dispersi Tepung Kulit Singkong dan Alkanolamida

34

Gambar 3.5 Flowchart Analisa Kandungan Padatan Total (TSC) dari Lateks Karet Alam

35

Gambar 3.6 Flowchart Pra-vulkanisasi Lateks Karet Alam 36 Gambar 3.7 Flowchart Uji Kloroform Pada Lateks Karet Alam

Pra-Vulkanisasi

37

Gambar 3.8 Flowchart Vulkanisasi dan Pembuatan Film Lateks Karet Alam

38

Gambar 3.9 Sketsa Spesimen Uji Tarik ASTM D 412 39 Gambar 4.1 Karakteristik FTIR Bahan Penyerasi Alkanolamida 42 Gambar 4.2 Karakteristik FTIR Tepung Kulit Singkong 43 Gambar 4.3 Karakteristik FTIR Dispersi Tepung Kulit Singkong dan

Alkanolamida

45

(16)

xv Singkong

Gambar 4.5 Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Tepung Kulit Singkong Pada Densitas Sambung Silang (Crosslink Density) Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida

47

Gambar 4.6 Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Tepung Kulit Singkong Pada Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida

49

Gambar 4.7 Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Tepung Kulit Singkong Pada Pemanjangan Saat Putus (Elongation At Break) Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida

51

Gambar 4.8 Pengaruh Waktu Vulkanisasi dan Pembebanan Tepung Kulit Singkong Pada M100 dan M300 Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida

52

Gambar 4.9 Karakteristik FTIR Produk Lateks Karet Alam 54 Gambar 4.10 Kemungkinan Reaksi Antara Lateks Karet Alam Dengan

Pengisi Selulosa Kulit Singkong dan Bahan Kuratif

55

Gambar 4.11 Karakteristik SEM dari Tepung Kulit Singkong (a) Perbesaran 1000x (b) Perbesaran 2000x

56

Gambar 4.12 Karakteristik SEM Film Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit Singkong Termodifikasi Alkanolamida Pada Pembebanan (a) 5 phr (b) 10 phr (c) 15 phr (d) 20 phr (e) 25 phr

57

Gambar C.1 Proses Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida 71 Gambar C.2 Proses Ekstraksi Bahan Penyerasi Alkanolamida 71

Gambar C.3 Bahan Penyerasi Alkanolamida 72

Gambar C.4 Tepung Kulit Singkong Dengan Ukuran 100 Mesh 72

(17)

Gambar C.5 Proses Pendispersian Tepung Kulit Singkong dan

Gambar C.7 Bahan Kuratif Produk Lateks Karet Alam 73 Gambar C.8 Proses Pra-Vulkanisasi Produk Lateks Karet Alam 73 Gambar C.9 Proses Uji Kloroform Produk Lateks Karet Alam 74 Gambar C.10 Larutan Pembersih Plat Pencelupan Produk Lateks Karet

Alam

74

Gambar C.11 Wadah Pencelupan Produk Lateks Karet Alam 74 Gambar C.12 Proses Vulkanisasi Produk Lateks Karet Alam 75 Gambar C.13 Proses Pembedakan Produk Lateks Karet Alam 75 Gambar C.14 Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit

Singkong dan Bahan Penyerasi Alkanolamida

75

Gambar D.1 Hasil FTIR Alkanolamida 76

Gambar D.2 Hasil FTIR Tepung Kulit Singkong 76

Gambar D.3 Hasil FTIR Dispersi Tepung Kulit Singkong dan Alkanolamida

77

Gambar D.4 Hasil FTIR Produk Lateks Karet Alam Tanpa Penambahan Pengisi Tepung Kulit Singkong dan Tanpa Penyerasi Alkanolamida

77

Gambar D.5 Hasil FTIR Produk Lateks Karet Alam Dengan Penambahan Pengisi Tepung Kulit Singkong dan Tanpa Penyerasi Alkanolamida

78

Gambar D.6 Hasil FTIR Produk Lateks Karet Alam Dengan Penambahan Pengisi Tepung Kulit Singkong dan Penyerasi Alkanolamida

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Variabel Tetap Yang Dilakukan Dalam Penelitian 5 Tabel 1.2 Variabel Berubah Yang Dilakukan Dalam Penelitian 5 Tabel 1.3 Formulasi Larutan Dispersi Tepung Kulit Singkong dan

Alkanolamida

5

Tabel 1.4 Formulasi Lateks Karet Alam dan Bahan Kuratif 5 Tabel 2.1 Komposisi Dari Berbagai Bagian Singkong Berdasarkan

Bahan Kering

12

Tabel 2.2 Komposisi Kulit Singkong 13

Tabel 2.3 Harga Perician Alat yang Digunakan 18

Tabel 2.4 Keterangan Jumlah Bahan Baku untuk Sintesis Alkanolamida

19

Tabel 2.5 Keterangan Bahan Baku Pencelupan 19

Tabel 2.6 Bahan untuk Pembuatan Produk Lateks Karet Alam

Tabel 3.1 Formulasi Lateks Karet Alam dan Bahan Kuratif 25 Tabel 3.2 Formulasi Dispersi Tepung Kulit Singkong dan

Alkanolamida

25

Tabel 3.3 Tingkat Pematangan Lateks Karet Alam Pra-Vulkanisasi Melalui Tes Koagulasi-Kloroform

28

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Data Penelitian 66

A.1 Data Hasil Densitas Sambung Silang (Crosslink Density)

66

A.2 Data Hasil Kekuatan Tarik (Tensile Strength) 66 A.3 Data Hasil Modulus Tarik Saat Pemanjangan 100%

Lampiran B Contoh Perhitungan 69

B.1 Perhitungan Densitas Sambung Silang (Crosslink Density)Produk Lateks Karet Alam

69

Lampiran C Dokumentasi Penelitian 71

C.1 Proses Pembuatan Bahan Penyerasi Alkanolamida 71 C.2 Proses Ekstraksi Bahan Penyerasi Alkanolamida 71

C.3 Bahan Penyerasi Alkanolamida 72

C.4 Tepung Kulit Singkong Dengan Ukuran 100 Mesh 72 C.5 Proses Pendispersian Tepung Kulit Singkong dan

Alkanolamida

72

C.6 Larutan Hasil Dispersi Tepung Kulit Singkong dan Alkanolamida

73

C.7 Bahan Kuratif Produk Lateks Karet Alam 73 C.8 Proses Pra-Vulkanisasi Produk Lateks Karet Alam 73 C.9 Proses Uji Kloroform Produk Lateks Karet Alam 74 C.10 Larutan Pembersih Plat Pencelupan Produk Lateks

Karet Alam

74

(20)

xix

C.13 Proses Pembedakan Produk Lateks Karet Alam 75 C.14 Produk Lateks Karet Alam Berpengisi Tepung Kulit

Singkong dan Bahan Penyerasi Alkanolamida

75

Lampiran D Hasil Pengujian Lab Analisis dan Instrumen 76

D.1 Hasil FTIR Alkanolamida 76

D.2 Hasil FTIR Tepung Kulit Singkong 76 D.3 Hasil FTIR Dispersi Tepung Kulit Singkong dan

Alkanolamida

77

D.4 Hasil FTIR Produk Lateks Karet Alam Tanpa Penambahan Pengisi Tepung Kulit Singkong dan Tanpa Penyerasi Alkanolamida

77

D.5 Hasil FTIR Produk Lateks Karet Alam Dengan Penambahan Pengisi Tepung Kulit Singkong dan Tanpa Penyerasi Alkanolamida

78

D.6 Hasil FTIR Produk Lateks Karet Alam Dengan Penambahan Pengisi Tepung Kulit Singkong dan Penyerasi Alkanolamida

78

(21)

DAFTAR SINGKATAN

ASTM American Standard Testing Method

FTIR Fourier Transform Infra Red

LDPE Low Density Polyethylene

RBDPS Refined Bleached Deodorized Palm Stearin

SEM Scanning Electron Microscopy

(22)

xxi

DAFTAR SIMBOL

Simbol Keterangan Satuan

A0 Luas penampang awal mm2

Fmaks Beban maksimum kgf

2Mc-1 Crosslink density (kerapatan sambung silang) gmol/gkaret

V0 Volume molar mol/cm3

Vr Fraksi volume karet dalam gel

Wd Massa awal karet g

Wsol Massa pelarut terserap dalam karet g

σ Kekuatan tarik kgf/mm2

ρNRL Densitas karet g/cm3

ρsol Densitas pelarut g/cm3

χ Parameter interaksi pelarut

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

[r]

Bagi Penyedia Jasa yang merasa keberatan atas hasil pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan melalui aplikasi LPSE Provinsi Jawa Tengah kepada Panitia Pengadaan Konstruksi

Pertemuan awal ini dilakukan sebelum melaksanakan pengamatan pembelajaran di kelas, sehingga banyak juga para ahli menyebutnya dengan istilah proses pertemuan

Untuk dapat melakukan interaksi pada aplikasi ini, dibuatlah rancangan form input dan output yang nantinya menjadi tampilan aplikasi sms gateway. Sehingga diharapkan memudahkan

[r]

Hasil yang dicapai adalah suatu rancangan jaringan antar cabang (WAN) berbasikan Vitual Private Network (VPN) yang menghubungkan jaringan pada kantor pusat dengan

Saat ini chatting sangat digemari masyarakat karena chatting ini adalah sarana untuk berkomunikasi , kita dapat saling bertukar informasi secara cepat dan akurat walaupun kita