• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Mahasiswa Sarjana Keperawatan Kelas Reguler Menjalani Pendidikan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1. Konsep keluarga

1.1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota keluarga Duval (1972 dalam Setiadi, 2008).

Pengertian lain menjelaskan bahwa keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawianan antara orang dewasa yang berlainan jenis, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang tidak sendirian atau dengan anak-anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Suprajitno, 2004).

(2)

1.2. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut friedman (2010) terdapat empat fungsi keluarga meliputi :

1.2.1. Fungsi afektif

Fungsi afektif adalah fungsi upaya pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, pengertian, dan menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak terpenuhi. Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga yang dapat mempertahankan makna yang positif. Mempelajari dan mengembangkan fungsi afektif melalui interaksi serta hubungan dalam keluarga.

(3)

identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat melalui hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat berkembang dan meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tua ataupun keluarga lainnya.

1.2.2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga memiliki tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam hitungan tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Selain itu, sosialisasi seharusnya tidak sekedar dianggap berhubungan dengan pola perawatan bayi dan anak, tetapi lebih kepada proses seumur hidup yang meliputi internalisasi sekumpulan nilai dan norma yang tepat agar dapat menjadi seorang remaja, suami/istri, orangtua, seorang pegawai yang baru kerja, kakek/nenek, mahasiswa, dan pensiunan (Friedman, 2010).

1.2.3. Fungsi reproduksi

(4)

dan keluarga dirancang untuk mengatur dan mengendalikan perilaku seksual serta reproduksi. Sekarang, fungsi reproduksi telah dipisahkan dari keluarga. Keluarga pasca modern, keluarga didefinisikan dalam konteks pilihan dapat memilih dengan siapa saja Dunphy (2001 dalam Friendman, 2010).

1.2.4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi, mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial, ruang, dan material dalam alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan (Setiadi, 2008).

1.2.5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

(5)

2. Dukungan keluarga

2.1. Pengertian dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap tiap-tiap anggota keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika dibutuhkan (Friedman, 2010).

Dukungan sosial keluarga didefinisikan oleh Gottlieb (1983 dalam Niven, 2000) sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dalam hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

2.2. Komponen-komponen dukungan keluarga

Dukungan Keluarga dapat diterima dari lingkungan keluarganya yang dirasakan efektif bagi individu yang membutuhkannya. Aspek yang perlu diketahui dan dipahami, sehingga seseorang akan mengerti dukungan dari siapa yang paling dibutuhkannya sesuai dengan situasi dan kebutuhannya. Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Cohen & Mc Kay (1984 dalam Niven, 2000) adalah :

2.2.1. Dukungan nyata

(6)

(instrumental Support/Material Support). Suatu kondisi benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung seperti seseorang dalam menjalankan pendidikan, menyediakan transportasi untuk pergi ke kampus, memberi uang untuk membayar uang kuliah dan fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit serta dapat membantu menyelesaikan masalah dalam menjalaninya. Dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata. Meskipun sebenarnya setiap orang dengan sumber-sumber yang tercukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau perhatian untuk proses pendidikan anak. Dukungan nyata akan lebih efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat.

2.2.2. Dukungan pengharapan

(7)

pada individu dalam mengahadapi suatu masalah. Jenis Dukungan ini membuat individu mampu membangun harga diri, percaya diri, kompetensi dan bernilai atau berharga.

2.2.3. Dukungan emosional

Dukungan emosional merupakan bentuk atau jenis dukungan yang diberikan keluarga berupa perhatian, memberi rasa aman, kasih sayang, dan empati. Jika stress dapat mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai, dukungan emosional dapat menggantikannya atau menguatkan perasaan ini. Dukungan emosional memberikan individu merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu masalah, bantuan dalam bentuk semangat, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa nyaman. Perasaan yang tidak terkontrol seperti stress dan penurunan motivasi dapat berakibat pada hilangnya harga diri. Jika hal ini terjadi, jaringan pendukung memainkan peran yang berarti meningkatkan pendapat yang rendah terhadap diri sendiri. Kejadian-kejadian yang berakibat seseorang merasakan hilang perasaan memiliki dapat diperbaiki dengan bentuk dukungan yang mengembangkan hubungan personal yang relatif intim seperti membangun dan menciptakan rasa nyaman, cinta serta saling menghargai.

2.2.4. Dukungan informasi

(8)

pemberian informasi, dan umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dan memberikan saran dalam mengatasi masalah serta tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stresssor. Dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.

2.3. Sumber dukungan keluarga

Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga yang diperoleh berupa dukungan dari orang tua, suami/istri atau dukungan dari saudara kandung.

Caplan (1974 dalam Friedman, 2010) terdapat tiga sumber dukungan sosial umum. Sumber ini terdiri atas jaringan informal yang spontan, dukungan terorganisasi, dan upaya terorganisasi. Upaya jaringan sosial informal (didefenisikan di atas sebagai jaringan informal keluarga) dipandang sebagai kelompok yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang dibutuhkan.

2.4. Tujuan dukungan keluarga

(9)

masalah yang dialami secara langsung. Dukungan keluarga adalah strategi koping penting yang harus ada dalam masa stress bagi keluarga. Dukungan keluarga juga dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan guna mengurangi stresss dan akibat negatifnya Roth (1996 dalam Friedman, 2010).

Caplan (1976 dalam Friedman, 2010) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan meliputi dukungan sosial (keluarga berfungsi sebagai pencarian dan penyebar informasi), dukungan penilaian (keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan membantu dalam menyelesaian masalah), dukungan tambahan (keluarga adalah sumber bantuan praktis dan konkret), dan dukungan emosional (keluarga berfungsi sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional) serta meningkatkan moral keluarga.

Tujuan utama yang dicapai sistem dukungan adalah bantuan berorientasi tugas sering sekali diberikan oleh keluarga besar, teman, dan tetangga. Unsur ini sangat penting dalam membantu menjalani pendidikan yang mengalami masalah dalam menjalaninya.

2.5. Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

(10)

usia. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan.

2.6. Dukungan keluarga terhadap mahasiswa menjalani pendidikan

Weiten (1992) mengemukakan bahwa dengan adanya dukungan keluarga maka kesejahteraan psikologis seseorang juga akan meningkat karena adanya perhatian, pengertian atau menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri, serta memiliki perasaan positif mengenai diri sendiri. Dukungan keluarga adalah dorongan atau bantuan yang diterima mahasiswa dari keluarganya sehingga dapat meningkatkan keyakinan diri dan memiliki perasaan positif mengenai dirinya sendiri untuk menjalani perkuliahan.

(11)

nyata atau dukungan secara materi, seperti bantuan pinjaman uang, transportasi, membantu pekerjaan tugas, meluangkan waktu, dan lain-lain.

Wijaya dan Pratitis (2012) berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa dukungan terbesar yang diberikan oleh orangtua adalah dukungan nyata yaitu berupa material, padahal yang lebih dibutuhkan oleh para mahasiswa adalah dukungan emosional berupa saran, perhatian dan arahan untuk mengatasi permasalahan perkuliahan agar menjadi lebih baik, hal ini disebabkan karena dilihat dari kesulitan yang paling banyak dihadapi mahasiswa adalah masalah pada pendidikannya yaitu sistem pengajaran dan materi perkuliahan. Mahasiswa dengan dukungan sosial yang tinggi akan mempunyai pikiran lebih positif terhadap situasi yang sulit, seperti saat mengerjakan tugas-tugas kuliah bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat dukungan rendah. Mahasiswa juga meyakini bahwa orang tua selalu ada untuk membantu, serta dapat mengatasi peristiwa yang berpotensi menimbulkan stress dengan cara lebih efektif.

3. Motivasi

3.1. Pengertian motivasi

(12)

Motivasi dipandang sebagai dorongan oleh kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita sebagai penggerak dan pengarah perilaku manusia. Motivasi didalamnya terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu (Mudjiono, 2006).

Timbulnya motivasi oleh karena seseorang merasakan sesuatu kebutuhan tertentu dan karenanya perbuatan tadi terarah kepada pencapaian tujuan tertentu pula. Apabila tujuan telah tercapai maka ia akan merasa puas. Kelakuan yang telah memberikan kepuasan terhadap sesuatu kebutuhan akan cenderung untuk diulang kembali, sehingga ia akan lebih kuat dan baik.

Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu, jadi motivasi itu dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik (Sardjiman, 2010).

(13)

arousal. Awalnya merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi yang menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan seperti menjalani pendidikan jika dia merasa senang dengan pilihannya maka dia akan menjalani pendidikan dengan lancar dan senang hati. Ketiga, motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons yang tertuju ke arah suatu tujuan yang berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Contohnya, si A ingin mendapatkan gelar sarjana maka ia akan belajar, mengikuti kuliah, laboratorium, tutorial, dan mengikuti ujian.

Motivasi dengan demikian, dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi yang menyebabkan terjadinya sesuatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi. Bertindak kemudian melakukan sesuatu dan semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Manusia hidup memiliki berbagai kebutuhan untuk mendorong meningkatkan motivasi. Nasution (2002) membagi kebutuhan yang terdiri dari lima yaitu :

(14)

Kedua, kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang yang dalam kehidupan memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan dapat dinilai dari berbagai tindakan usaha memberikan kesenangan pada orang lain, hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut.

Ketiga, kebutuhan untuk mencapai hasil suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik kalau disertai dengan pujian ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat dalam kegiatan belajar mengajar istilah perlu dikembangkan.

Keempat, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan yang terdiri dari tingkatan yaitu dari bawah ke atas, dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergaya dengan soal kebutuhan. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan (security), kebutuhan akan kasih sayang, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, dan kelompok), kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yaitu mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.

(15)

3.2. Jenis motivasi

Motivasi, sebagai kekuatan individu yang memiliki tingkatan. Para ahli mempunyai pendapat yang berbeda-beda namun mereka sependapat bahwa motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu (1) motivasi primer dan (2) motivasi sekunder (Mudjiono, 2006).

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah makhluk berjasmani. Sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya.

(16)

3.3. Sifat Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri yang dikenal sebagai motivasi internal, dan dari luar seseorang dikenal sebagai motivasi eksternal. Disamping itu kita bisa membedakan motivasi internal yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Penguatan terhadap motivasi internal perlu diperhatikan, sebab disiplin diri merupakan kunci keberhasilan Siti (1998 dalam mudjiono, 2006).

Motivasi eksternal adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah, ijazajah, medali, gelar sarjana dan menghindari hukuman. Hadiah, ijazah, mendali, dan menghindari hukuman dapat mrupakan motivasi eksternal bagi mahasiswa yang menjalani pendidikan.

3.4. Teori-teori motivasi

Notoatmodjo (2007), ada beberapa teori yang mengatakan tentang motivasi antara lain :

3.4.1. Teori Maslow

(17)

(safety needs), Kebutuhan rasa cinta (love needs), Kebutuhan akan penghargaan seperti harga diri, otonom (estem needs), dan Kebutuhan akan kepuasan diri (self actualication).

3.4.2. Teori Mc Clelland

Teori Mc Celland merupakan teori yang timbulnya tingkah laku dipengaruhi oleh kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Manusia didalam dirinya ada dua motivasi, yakni motif primer (motif yang mempelajari) dan motif sekunder yang mempelajari melalui pengalaman serta interaksi dengan orang lain. Motif ini mendorong seseorang untuk terpenuhinya kebutuhan biologis.

3.4.3. Teori Frederich Herzberg

Teori Teori Frederich herzberg ini terdapat motivator yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut antara lain prestasi yang diraih (Achievement), pengakuan orang lain (Recognition), tanggung jawab (responsibility) dan pengembangan (advancement).

(18)

3.5. Fungsi motivasi

Motivasi berfungsi untuk mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan karena tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar, sebagai pengarah yang artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan motivasi juga berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Setiawati (2008), menyebutkan beberapa fungsi motivasi, yaitu :

Pertama, motivasi sebagai pendorong individu untuk berbuat yang dipandang sebagai pendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dan motivasi akan menuntut individu untuk melepaskan energi dalam kegiatannya.

Kedua, motivasi sebagai penentu arah perbuatan yang akan menuntun seseorang untuk melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapai.

Ketiga, motivasi sebagai proses seleksi perbuatan yang akan memberikan dasar pemikiran bagi individu untuk memprioritaskan kegiatan mana yang harus dilakukan.

Keempat, motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi yang dijadikan motivasi utama bagi seseorang dalam melakukan kegiatan.

3.6. Motivasi mahasiswa menjalani pendidikan

(19)

Seseorang yang memiliki motivasi tinggi, pada umumnya mampu meraih keberhasilan dalam proses maupun hasil pembelajaran. Namun sebaliknya, apabila mahasiswa memiliki motivasi yang rendah maka ia akan mendapatkan hasil yang rendah dan kurang memuaskan (Faillasufah, 2012).

Motivasi peserta didik tinggi, maka akan mendorong sikap positiif peserta didik. Mahasiswa menjalani pendidikannya selalu diliputi oleh perasaan senang maupun perasaan tidak senang. Mahasiswa yang memiliki perasaan menyenangi materi perkuliahan akan mencatat materi perkuliahan, membaca buku yang berhubungan dengan materi perkuliahan, mendengarkan materi perkuliahan dan memahami materi perkuliahan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang di- laksanakan dalam dua siklus dapat disimpul- kan bahwa model pembelajaran problem po- sing tipe pre-solution posing dapat mening- katkan

antioksidan ekstrak etanol kulit buah tumbuhan kasturi menggunakan uji kualitatif dan kuantitatif dengan metode peredaman radikal bebas

Dalam hal ini, Penulis mencoba membuat aplikasi Penjualan dan stok barang pada Softcore Distro menggunakan Visual Basic 6 dan Microsoft Access, agar data-data barang yang keluar

Nilai wajar dari aset tidak lancar lain-lain tidak dapat diukur dengan handal karena tidak adanya jangka waktu realisasi yang jelas, sehingga metode penilaian tidak praktis untuk

[r]

Current results showed that the longer the work period spent by palm oil plantation workers the lower the scores of their semen volume, sperm count, motility,

Merekalah yang seharusnya dapat mendeteksi dini dan menangani atau merujuk kasus kasus kekerasan anak sesuai dengan prosedur dalam sistem perlindungan anak yang

sebuah komponen pada suatu interface; tidak bisa diedit oleh user.. Membuat Text