• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN

“HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES IBU HAMIL

MENJELANG KELAHIRAN PERTAMA”

Disusun Oleh :

LAILATUL IZZAH

15010113130163

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan masa transisi bagi wanita, karena terdapat banyak perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis. Sistem tubuh yang mengalami banyak perubahan adalah sistem reproduksi. Sedangkan perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil diawali saat seorang wanita mengetahui dirinya telah hamil. Pada periode ini, ibu hamil merasakan kegembiraan tertentu, karena akan menyambut kehidupan yang baru. Akan tetapi tidak semua ibu hamil merasakan perasaan yang sama, ada beberapa ibu yang mengalami ketidaknyamanan bahkan sampai mengalami syok maupun stres. Hal ini terjadi terutama pada ibu hamil yang kurang siap menghadapi masa-masa kritis pada masa kehamilan dan masa kelahiran. Pada masa kehamilan khususnya untuk para ibu muda yang akan menjalani kelahiran pertama, tingkat stres yang dirasakan sangat jauh lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang sudah pernah melahirkan. Pada kelahiran pertama, banyak ibu muda yang mengalami kematian. Menurut data statistik, tingginya angka kematian ibu pada tahun 2013 mencapai 5.019 jiwa. Hal ini disebabkan mayoritas pada saat ibu mengalami kehamilan dan persalinan. Selain itu, angka kematian ibu juga disebabkan oleh usia ibu hamil yang terlalu muda, yaitu pada usia 15 – 19 tahun yang mencapai 46 %. Pemberian gizi seimbang, untuk ibu dan bayinya masih kurang serta pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan juga masih minim.

Ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan intens, kegelisahan dan emosi negatif lain atau suasana hati yang negatif, perubahan fisiologis dapat memengaruhi janin (Etninger dkk, 2009). Stres pada ibu hamil juga dapat meningkatkan tingkat kotrisol hormon stres pada awal kehamilan (Latenderesse, 2009). Peningkatan tingkat kotrisol pada janin telah dikaitkan dengan kelahiran prematur (Field, 2007). Studi terbaru juga mengungkapkan bahwa penurunan stres selama kehamilan dikaitkan dengan rendahnya tingkat kelahiran prematur (Glym dkk, 2008). Stres pada ibu juga dapat memengaruhi janin secara tidak langsung dengan meningkatkan kemungkinan ibu terpengaruh dalam perilaku yang tidak sehat.

(3)

menunjukkan bahwa wainita hamil dengan tingkat stres yang tinggi akan meningkatkan risiko memiliki anak dengan masalah emosional / kognitif, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) dan keterlambatan dalam bahasa (Talge dkk, 2007).

Stres dikenali sebagai interaksi antara kemampuan coping seseorang dengan tuntutan lingkungannya. Stres merupakan proses psikobiologikal (adanya stimulus yang membahayakan fisik dan psikis bersifat mengancam, lalu memunculkan reaksi-reaksi kecemasan). Sedangkan menurut Hans Selye ( 2003) menjelaskan stres adalah respon yang tak spesifik dari tubuh terhadap berbagai tuntutan yang ada, dimana respon tersebut dapat berupa respon fisik atau emosional.

(4)

(http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=186690&val=6447&title=Hubungan%20Dukungan%20Suami,%20Usia %20Ibu,%20Dan%20Gravida%20Terhadap%20Kejadian%20Emesis

%20Gravidarum) B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penguraian latar velakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah yaitu apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pada ibu hamil.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pada ibu hamil.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini meliputi :

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi bidang psikologi klinis, psikologi perkembangan maupun kedokteran sehingga dapat memperkaya hasil penelitian dan dapat dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya baik tentang senam hamil maupun kondisi stres pada ibu hamil.

2. Manfaat praktis penelitian ini dapat digunakan oleh: a. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat menjadi saran bagi mahasiswa sebagai calon orang tua agar bisa menjadi pengetahuan dalam berkeluarga nantinya.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan dan pengetahuan bagi masyarakat, baik ibu hamil, suami, orang tua atau siapapun agar berupaya mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan tepat.

c. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengetahuan sehingga bisa mensosialisasikan pada masyarakat sehingga dapat membantu mengurangi angka kematian pada ibu hamil.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Ibu Hamil

(5)

Menurut Sarwono (dalam Natalia, 2007), stres adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu mendapat beban. Menurut Hans Selye (dalam Santrock, 2003 : 557), stres adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang ditempatkan padanya. Hans Selye dalam buku Hawari (2001), menyatakan bahwa stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Spielberger (dalam Handoyo dikutip Natalia, 2007), stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah segala suatu kondisi berupa perubahan reaksi fisiologis, kognitif dan perilaku sebagai penyesuaian diri individu ketika mengalami tekanan karena dihadapkan pada suatu kesenjangan antara kebutuhan dengan kenyataan sehingga tercipta suatu kondisi yang tidak seimbang pada ibu hamil.

2. Aspek-aspek a. Stimulus

Keadaan/situasi dan peristiwa yang dirasakan mengancam atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut sebagai stressor. Beberapa ahli yang menganut pendekatan ini mengkategorikan stressor menjadi tiga :

a) Keadaan kronis, contoh hidup dalam keadaan suasana yang bising

b) Peristiwa hidup yang penting, contoh : kehilangan seseorang yang disayangi.

c) Peristiwa katastropik, contoh : bencana alam. b. Respon

Respon adalah reaksi seseorang terhadap stresor. Terdapat dua komponen yang saling berhubungan, komponen fisiologis dan komponen psikologis, dimana kedua respon tersebut disebut dengan strain atau ketegangan.

a). Komponen Fisiologis, misalnya detak jantung, sakit perut, keringat. b). Komponen psikologis, misalnya pola berfikir dan emosi

c. Proses

(6)

didalamnya termasuk perasaan yang dialami dan bagaimana orang lain merasakannya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi stres 1. Sosial

a. Jumlah peristiwa yang menjadi stressor, kemunculannya secara bersamaan. b. Situasi tertentu, misal dengan siapa kita hidup, sberapa lama kta mengalami

stres tersebut. 2. Individual

a. Karakteristik kepribadian individu, misal pemarah, ambisius, agresif. b. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah dan beradaptasi dengan stres,

antara lain : intelegensi, fleksibilitas berpikir, banyak akal. c. Harga diri (self esteem)

d. Bagaimana individu menerima atau mepersepsikan peristiwa yang potensial memunculkan stres. mendefinisikan dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Menurut Gottlieb (Kuncoro 2002) dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingka laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Sedangkan menurut Serason (Kuncoro 2002) mengatakan bahwa dukungan keluarga adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang diandalkan menghargai dan menyayangi individu.

Jadi dukungan keluarga merupakan kesediaan, kehadiran dan kepeduliaan dari keluarga untuk membantu individu merasa nyaman dan tentram dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

2. Aspek-aspek Dukungan Keluarga

(7)

sendiri-sendiri, namun satu sama lain saling berhubungan. Adapun komponen- komponen tersebut adalah :

a. Kerekatan Emosional (Emotional Attachment)

Kerekatan emosional merupakan perasaan akan kedekatan emosional dan rasa aman. Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang memperoleh kerekatan emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang menerima. Sumber dukungan sosial semacam ini yang paling sering dan umum adalah diperoleh dari pasangan hidup atau anggota keluarga atau teman dekat atau sanak saudara yang akrab dan memiliki hubungan yang harmonis. b. Integrasi Sosial (Social Integrasion)

Integrasi sosial merupakan perasaan menjadi bagian dari keluarga, tempat seseorang berada dan tempat saling berbagi minat dan aktivitas. Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan memiliki suatu keluarga yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif atau secara bersamaan. Sumber dukungan semacam ini memungkinkan mendapat rasa aman, nyaman serta memiliki dan dimilki dalam kelompok.

c. Adanya Pengakuan (Reanssurance Of Worth)

Adanya pengakuan meliputi pengakuan akan kompetensi dan kemampuan seseorang dalam keluarga. Pada dukungan sosial jenis ini seseorang akan mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau lembaga. Sumber dukungan semacam ini dapat berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi atau perusahaan atau organisasi dimana seseorang bekerja.

d. Ketergantungan Yang Dapat Diandalkan (Reliable Alliance)

Ketergantungan yang dapat diandalkan meliputi kepastian atau jaminan bahwa seseorang dapat mengharapkan keluarga untuk membantu semua keadaan. Dalam dukungan sosial jenis ini, seseorang akan mendapatkan dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya ketika seorang membutuhkan bantuan tersebut. Jenis dukungan sosial ini pada umunya berasal dari keluarga.

e. Bimbingan (Guidance)

(8)

nasehat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mangatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial ini bersumber dari guru, alim ulama, pamong dalam masyarakat, dan juga figur yang dituakan dalam keluarga.

f. Kesempatan Untuk Mengasuh (Opportunity For Nurturance)

Suatu aspek penting dalam hubungan interpersonal akan perasaan yang dibutuhkan oleh orang lain. Jenis dukungan sosial ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan. Sumber dukungan sosial ini adalah keturunan (anak- anaknya) dan pasangan hidup.

C. Hubungan antara dukungan keluarga dengan penurunan stres

Stres mendekati masa-masa kelahiran, seringkali terjadi pada ibu yang sedang hamil, terutama ibu hamil yang baru pertama kali akan mengalami proses persalinan dan ibu muda yang belum pernah mengalami pengalaman persalinan. Sehingga untuk mengurangi tingkat stres pada ibu hamil dan membantu memperlancar proses kelahiran, maka ibu hamil perlu adanya dukungan keluarga. Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat. Seseorang yang hubungannya dekat dengan keluarganya akan mempunyai kecenderungan lebih sedikit untuk stres dibandingkan seseorang yang hubungannya jauh dengan keluarga (Stanley, 2007).

D. Hipotesis

(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Variabel bebas : Dukungan keluarga 2. Variabel terikat : Stres ibu hamil

B. Definisi Operasional 1. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan dukungan atau bantuan yang berasal dari keluarga ibu hamil dalam menghadapi kehidupan dan penyesuaian dirinya sehingga mampu meringankan stres yang dihadapi ibu hamil.

2. Stres Ibu Hamil

Stres ibu hamil adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami oleh wanita yang sedang mengandung karena keadaan atau suatu tegangan, tekanan batin maupun konflik selama kehamilan. Stres ibu hamil pada penelitian ini dapat diungkap dengan menggunakan skala stres berdasarkan aspek-aspek stres yaitu stimulus, respon maupun proses. Semakin tinggi skor skala stres, maka semakin tinggi pula stres yang dialaminya.

(10)

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian akan ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.

Populasi dari penelitian ini adalah ibu hamil di Kabupaten X khususnya di Kecamatan A, B, C, D dan E.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.

Metode penelitian ini menggunakan purposive sampling, karena kriteria sebjek telah ditentukan yakni : subjek wanita berusia 20 – 30 tahun yang akan menghadapi persalinan pertama dengan usia kandungan 8-9 bulan yang berjumlah 50 orang (10 orang dari tiap kecamatan).

D. Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan skala likert senam hamil dan tingkat stres. Skala likert berisi kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) yang telah dimodifikasi dengan menggunakan skala ordinal serta skala dukungan keluarga yang berisi tentang perubahan dan efek dari senam hamil yang semuanya berjumlah 84 item, 42 item tingkat stres dan 42 item senam hamil.

(11)

Daftar Pustaka

Astria Y. (2009). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati. [Skripsi online] Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2009. [Diakses tanggal 2

Desember 2013] dari http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/YONNE %20ASTRIA.pdf"

Dewi, Kartika Sari. (2012). Kesehatan Mental. Semarang : Universitas Diponegoro

http://nasional.sindonews.com/read/858545/15/angka-kematian-ibu-meningkat-setiap-tahun

Mariantari, Yunita dkk. (2014). Hubungan Dukungan Suami, Usia Ibu dan Gravida

Terhadapa Kejadian Emesis Gravidarium. Ejournal Jom Psik Vol 1 No. 2 Oktober 2014. Diakses dari http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=186690&val=6447&title=Hubungan%20Dukungan%20Suami,%20Usia %20Ibu,%20Dan%20Gravida%20Terhadap%20Kejadian%20Emesis

%20Gravidarum

Miller, R. S. & Perlman, D. (2009). Intimate relationships, (5th Ed.). Boston: McGraw Hill

Primasnia, Pevi dkk. (2013). Hubungan Pendampingan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida dalam Menghadapi Proses Persalinan Kala I di Rumah Bersalin Kota Ungaran. Semarang : Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah.

Zamriati W.O. Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan di Poli KIA PKM Tuminting. Ejournal keperawatan (e-Kp). Manado: Universitas Samratulangi [Jurnal online) 2013; 1(1); 1- 7 [Diakses tanggal 15 Desember 2013] dari

Referensi

Dokumen terkait

Demokrasi merupakan salah satu topik yang mendapat tempat dalam ilmu hubungan internasional karena proses demokratisasi sangat memakan waktu panjang, dan ini

Praktek Kerja Lapangan ini membahas suatu teknik routing dinamis RIPv2 yang nantiya akan diimplementasikan pada sebuah perkantoran dengan menggunakan

sebuah komponen pada suatu interface; tidak bisa diedit oleh user.. Membuat Text

Hal ini mengakibatkan tidak adanya standar yang jelas tentang proses audit internal yang dilakukan oleh tim auditor (dari pihak yayasan), maupun standar pelaporan audit. d) Dalam

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “PERBEDAAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TB PARU

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian Borneo vortex dan cold surge dapat meningkatkan pembentukan awan konvektif sehingga meningkatkan curah hujan di sekitar

Hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif jigsaw memberikan peningkatan yang signifikan terhadap keterampilan peserta didik

Dengan demikian, dalam proses kegiatan belajar menjadi terhambat karena kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran Sosiologi karena para siswa cenderung