1.1 Defenisi Motivasi
Motivasi merupakan alat penggerak atau dorongan yang dapat
mengarahkan kepada suatu tujuan, dimana dengan adanya motivasi yang baik
maka mahasiswa dapat mengarahkan dirinya untuk mencapai tujuan tersebut.
Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan pada mahasiswa untuk mencapai
tujuan belajarnya, dimana pada diri mahasiswa terdapat kekuataan mental yang
menjadi penggerak belajar, kekuataan penggerakan tersebut berasal dari berbagai
sumber (Slameto,2003). Mahasiswa belajar karena didorong oleh kekuatan
mentalnya, kekuatan mental itu berupa, keinginan, perhatian, kemauan atau
cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli
psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar, motivasi dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia,
termasuk prilaku belajar (Dimyati,2006).
1.2 Teori Motivasi
Beberapa teori motivasi menurut Swansburg (2001 dalam Nursalam,
b.Teori ERG (Alderter’s ERG Theory)
Teori ERG ( existence,relatedness, and growth ) dikembangkan oleh
Clayton Alderfer. Dimana existence adalah mempertahankan kebutuhan
dasar dan pokok manusia. Existence merupakan kebutuhan untuk
dihormati, relatedness adalah sifat manusia sebagai makluk sosial yang
ingin berafiliasi, dihargai dan diterima dilingkungan sedangkan growth
lebih menekan kepada bertumbuh dan berkembang dalam mengalami
kemajuan dikehidupan.
c. Teori Motivasi dua faktor (Frederick Herzbeg’s two factor theory)
Ada dua faktor yang mendasari suatu motivasi sehingga mendapatkan
suatu kepuasan, pertama faktor pemeliharaan (maintenance factor) yang
juga disebut dissatisffiers, hygiene factor,job content dan extrinsic factor.
Faktor ini meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas
pengawasan upah kondisi kerja dan status, kedua faktor pemotivasi
(motivational factors) meliputi dorongan berprestasi, pengenalan,
kemajuan,work it self, kesempatan berkembang dan tanggung jawab
d. Teori motivasi berprestasi (n-ach, oleh David McClelland)
Seseorang dapat berprestasi karena adanya suatu motivasi Menurut
Nurssalam (2008) terdapat tiga variable sebagai fungsi dari motivasi, yaitu
(1) harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil, (2) persepsi tentang
nilai tugas, dan kebutuhan untuk sukses. Kebutuhan berprestasi merupakan
kebutuhan instrinsikdan relative stabil. Orang dengan n-ach tidak
pekerjaan mereka akan dibandingkan dengan pekerjaan orang lain.
Keberhasilan merupakan aspirasi untuk mengerjakan tantangan yang lebih
sulit. Sedangkan dengan n-ach yang rendah lebih menyukai pekerjaan
yang mudah sedangkan pekerjaan yang sulit akan mengalami kegagalan
karena dari awal sudah memperkirakan suatu kegagalan.
1.2.2 Teori proses motivasi
a. Teori penguatan (Skinner’s Reinforcement theory)
Skinner mengemukakan teori motivasi yang disebut operant..
Pembelajaran timbul karena adanya suatu perilaku dimana perilaku
merupakan operant yang dapat diubah dengan adanya stimulasi berupa
penghargaan ataupun hukuman. Perilaku positif harus diberi penguatan
berupa penghargaan untuk dapat meningkatkan kekuatan.
b. Teori Pengharapan (Victor H.Vroom’s Expectancy Theory)
Kuatnya motivasi seseorang tergantung seberapa besar harapan bahwa
suatu tindakan akan diikuti suatu hasil dan memiliki daya tarik pada
hasil tersebut .
c. Teori keadilan (Adam’s Equity Theory)
Kepuasan seseorang terhadap apa yang dikerjakannya merupakan
asumsi membandingkan input berupa usaha, pengalaman, skill dan
pendidikan dengan output hasil dari pekerjaan itu.
4. Teori penetapan Tujuan (Edwin Locke’s Theory)
Kejelasan suatu tujuan dapat mempengaruhi motivasi seseorang dalam
dikerjakan dan hal ini akan menghasilkan prestasi yang meningkat
asalkan tujuan pantas dan layak dicapai.
1.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya motivasi merupakan suatu mesin
penggerak bagi mahasiswa untuk dapat mencapai suatu prestasi belajar. Untuk
lebih jelasnya menurut Hamalik (2004) fungsi motivasi adalah sebagai berikut :
1.3.1 Motivasi sebagai pendorong perbuatan
1.3.2 Motivasi Menentukan arah perbuatan
1.3.3 Motivasi sebagai penggerak suatu perbuatan,
1.4 Macam-macam yang mempengaruhi motivasi
Menurut Djamarah (2011) Motivasi Belajar terbagi atas 2 yaitu:
1.4.1 Motivasi Instrinsik
Motivasi Instinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Adapun kompenan dari motivasi
instrinsik yaitu :
a.1 Hasrat Untuk Belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala
sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti
pada diri memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya
a.2 Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok maka mahasiswa
akan cendrung menetap untuk memperhatiakan dan mngenang
beberapa aktivitas sehingga mahasiswa lebih bersemangat dalam
melakukan aktivitasnya. Dalam proses belajar akan berjalan lancar
kalau disertai dengan minat. Minat dapat ditumbuhkan dengan cara
membangkitkan adanya kebutuhan dan menghubungkan dengan
persoalan pengalaman yang lampau.
a.3 Cita-cita Dan Aspirasi
Cita-cita dan aspirasi dapat menimbulkan keinginan yang besar bagi
mahasiswa karena mahasiswa itu telah mengetahui arah dan tujuan
dalam proses belajarnya, dimana cita-cita yang sesuai dengan
harapan akan memberikan semangat dari dalam diri mahasiswa.
Cita-cita juga dapat meningkatkan aktualisasi diri mahasiswa dan
dapat membuat mahasiswa melakukan upaya lebih banyak seperti,
belajar yang lebih kreatif, tidak menyerah pada kegagalan yang
pernah dialami, berusaha menguasai seluruh mata kuliah dan
1.4.2 Faktor Eksternal
Motivasi eksternal adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar.
a. Faktor Keluarga
a.1 Cara orang tua mendidik
Orang tua merupakan sumber pertama anak dalam proses belajar.
Orang tua adalah role model bagi anak dalam membentuk
karakter anak termasuk dalam belajar. Orang tua yang tidak
memperhatikan anak dalam segi pendidikan akan menyebabkan
anak menjadi malas dalam berperan tidak aktif dalam
melakasanakan tugas sebagai seorang pelajar. Orang tua sangat
berperan penting dalam memotivasi belajar sehingga anak
dimana disini adalah mahasiswa bersemangat dalam
menyelesaikan pendidikanya di perguruan tinggi.
a.2 Suasana Rumah
Suasana Rumah yang dimaksud adalah bagaimana situasi atau
kejadian yang terjadi didalam rumah. Dengan keadaan rumah
yang mendukung, penuh ketenangan dan juga bersahabat dapat
membuat mahasiswa bersemangat untuk belajar karena
mendapatkan dukungan yang positif, dan sebaliknya mahasiswa
yang mendapatkan tekanan dari rumah akan mempengaruhi
keadaan belajar mahasiswa sehingga mahasiswa menjadi tidak
b. Faktor Fakultas
b.1 Staf Pengajar
Staf pengajar atau sering disebut dosen di perguruan tinggi
memiliki peranan yang besar dalam memberikan motivasi
dalam belajar bagi para mahasiswanya, bagaimana cara
penyampaian informasi disampaikan oleh dosen dapat
diterima baik bagi mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
tertarik untuk mendengarkan dan mengikuti proses
pembelajaran. Dikelas juga dosen mempunyai peran sebagai
demonstrator yang harus menguasai materi perkuliahan
yang disampaikan, pengelolah kelas yaitu dosen dapat
mengatur jalannya perkuliahan dengan baik dan terarah,
mediator dan fasilitator dimana dosen dapat menjadi
mediasi dan melengkapi dari proses belajar mahasiswa
(Sabri, 2005).
b.2 Metode Perkuliahan
Metode perkuliahan adalah bagaimana cara dosen
menyampaikan informasi didalam kelas. Metode yang
paling sering digunakan dalam pembelajaran dikelas adalah
metode ceramah. Metode ceramah sangat lama akan
membuat mahasiswa jenuh terhadap pembelajaran karena
mahaiswa statis perannya dalam metode ini, ada baiknya
media. Media merupakan suatu kompenan yang dapat
menarik perhatian sehingga mahasiswa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran seperti video pembelajaran, diskusi
dalam kelas dan sebagainya (Sabri, 2005)
b.3. Ruang Kuliah
Ruang kuliah merupakan salah satu kompenan dalam
memberikan motivasi belajar dimana ruang kuliah
kondusif dapat meningkatkan semangat belajar mahasiswa
dimana dalam buku Nurhidayah (2009) menyatakan rasio
dosen dan mahasiswa yang ideal adalah 1 :15-20 orang,
sehingga memungkin terjadinya diskusi antara dosen dan
mahasiswa. Ruang kuliah juga tidak terlalu besar agar
penyampaian informasi dapat merata pada mahasiswa,
ruang kuliah yang terlalu besar juga tidak kondusif karena
dapat menimbulkan panas dan keributan pada mahasiswa
b. 4 Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu tempat mahasiswa
untuk mendapatkan pendukung dari proses perkuliahan.
Lengkapnya sumber buku dalam perpustakaan dalam
meningkatkan niat belajar dan proses pembelajaran
c. Lingkungan
Menurut Dimyati (2006) lingkungan merupakan bagian dari
kehidupan mahasiswa dimana mahasiswa melakukan aktivitasnya
sehari-hari. Lingkungan dapat memberikan motivasi bagi mahasiswa
dimana lingkungan yang memiliki pendidikan dan disiplin yang baik
akan meningkatkan motivasi belajar yang tinggi dan sebaliknya
lingkungan yang buruk akan memuat motivasi belajar yang rendah.
Dimana lingkungan disini antara lain adalah lingkungan mahasiswa
tinggal, lingkungan mahasiswa berteman ataupun bergaul dan
lingkungan dimana mahasiswa menghabiskan waktunya.
2. Konsep Belajar
2.1 Defenisi.Belajar
Belajar adalah serangan kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik
(Djamarah,2011). Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan
dan meniru, belajar juga akan lebih baik, bila subjek belajar mengalami dan
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik (Sardiman,2009). Belajar
merupakan suatu proses yang dilakukan seumur hidup melalui suatu interaksi
dengan lingkungannya sehingga menimbulkan suatu perubahan dalam kognitif,
2.2 Teori Belajar
Menurut Nursalam (2008) banyak teori yang menjelaskan mengenai
teori-teori belajar, ada beberapa ahli pendidkan yang mengelompokkan berdasarkan
teori psikologi maupun berdasarkan nama ahli yang mengembangkan teori
tersebut. Namun demikian, tujuannya adalah untuk menyederhanakan dan
mempermudah suatu pembahasan untuk dimengerti.
2.2.1 Teori Perilaku
Perubahan dalam perilaku merupakan perubahan akibat stimulus dan
respon yang saling berinteraksi, pada kemampuan mahasiswa dalam
berperilaku dengan cara yang baru. Menurut Thorndike yang merupakan
salah satu pelopor pendiri teori perilaku belajar merupakan proses
interaksi antara stimulus (berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan
respon (yang juga bisa berbentuk pikiran, perasaan atau gerakan) tetapi
tidak bisa dijelaskan bagaimana cara mengukur berbagai prilaku yang
konkret itu teori ini juga disebutkan aliran”Koneksionis”, sedangkan menurut Clark Hull yang dipengaruhi teori Darwin dimana perilaku
digunakan untuk menjaga kelangsungan hidup dimana kebutuhan
biologis dan pemenuhan kebutuhan biologis berada pada posisi sentral
atau sebagai kebutuhan vital.
2.2.2 Teori Kognitif
Teori ini lebih mementingkan proses dari pada hasil belajar dimana
belajar bukan hanya sekedar melibatkan stimulus dan respon melainkan
ini menjelaskan bagaimana suatu ilmu yang baru dapat berasimilasi yaitu
proses penyatuan atau pengintegrasian informasi baru kedalam struktur
kognitif yang sudah ada dalam benak mahasiswa. Sebagaimana teori ini
didukung oleh piaget bahwa belajar itu terdiri dari tiga tahapan yaitu:
asimilasi, akomodasi yaitu penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi
yang baru dan ekuilibrasi penyesuaian kesinambungan antara asimilasi
dan akomodasi.
2.2.3 Teori Humanistik
Pada penganut teori ini belajar harus berpusat pada manusianya sendiri.
Teori ini lebih menekankan pada isi dari pada proses belajar, namun pada
kenyatannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan
proses belajar dalam bentuk paling ideal. Menurut Bloom dan Krathwohi
yang mungkin dipelajari oleh mahasiswa yang tercakup dalam tiga
domain :
a. Kognitif terdiri dari enam tingkatan
1.Pengetahuan (mengingat,menghafal); 2.Pemahaman
(menginteprestasikan); 3.Aplikasi (menggunakan konsep untuk
memecahkan suatu masalah ); 4.Analisa (menjabarkan suatu
konsep); 5.Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi
suatu konsep utuh); 6.Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide,
b. Psikomotor terdiri atas lima tingkatan
1.Peniru (meniru gerakan): 2.Penggunaan (menggunakan konsep
untuk melakukan gerakan); 3.Ketepatan (melakukan gerak dengan
benar): 4.Perangkaian (melakukan beberapa gerak sekaligus secara
benar): 5.Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
c. Afektif terdiri atas lima tingkatan
1.Pengenalan (ingin menerima, sadar adanya sesuatu); 2. Merespon
(aktif berpartisipasi); 3. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia
kepada nilai-nilai tertentu); 4. Pengorganisasian
(menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai); 5. Pengalaman
(menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)
2.2.4 Teori Sibernetik
Teori berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu informasi
dimana dalam teori ini mementingkan proses hampir sama dengan
teori kognitif tetapi teori ini menekankan pada sistem informasi
yang diproses. Menurut Landa ada dua macam proses berpikir,
pertama berpikiralgoritmikyaitu linier,konvergendan lurus menuju
satu target tertentu, kedua cara berpikir heuristic yaitu cara berpikir
divergen, menuju beberapa target sekaligus. Masing-masing teori ini
digunakan untuk mempermudah informasi yang didapat oleh
mahasiswa misalnya bila mahasiswa keperawatan mempelajari cara
algoritmikkarena sesuai dengan konsep, tetapi bila mahasiswa ingin
berkomunikasi yang baik dapat menggunakan cara berpikirheuristic
2.3 Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah hasil yang ingin dicapai dari pembelajaran sebagai
evaluasi. Melalui tujuan dapat diketahui apakah belajar itu sudah dilakukan secara
optimal atau tidak. Tujuan belajar menurut Sardiman (2009) ditinjau secara umum
adalah :
2.3.1 Untuk mendapatkan pengetahuan
Melalui belajar diharapkan diperolehnya pengetahuan dan kemampuan
berpikir. Untuk mendapatkannya dilakukan jenis interaksi yang
digunakan untuk kepentingan pada umumnya dengan model kuliah
(presentasi), pemberian tugas dan lainnya sehingga untuk menambah
pengetahuannya mahasiswa mencari dan mengembangkan cara berpikir
dalam rangka memperkaya pengetahuan.
2.3.2 Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan memang dapat didik, yaitu dengan banyak
melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian
keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan
semata-mata hanya menghafal atau meniru.
2.3.3 Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku mahasiswa, tidak terlepas dari
ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman sikap
mental dan nilai-nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti hasil belajar
yang berupa perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.4 Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka menurut Djamarah
(2011) akan terjadi perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar
adalah :
2.4.1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Mahasiswa akan menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya
misalnya pengetahuan yang bertambah, perubahan tingkah laku dan
kecakapan bertambah.
2.4.2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Hasil belajar didapatkan adanya perubahan terjadi terus menerus dan
tidak bersifat statis. Suatu perubahan akan menyebabkan perubahan
yang baru dalam proses belajar.
2.4.3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam belajar terjadi perubahan yang selalu bertambah dan tertuju
untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan
yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi sendirinya,
melainkan ada usaha mahasiswa tersebut.
a. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat permanen,
b. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang ingin
dicapai ,dan terarah pada perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari
c. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Jika seseorang belajar sesuatu sebagai hasilnya akan megalami
hasil berupa perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam
sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainnya.
2.5 Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh mahasiswa dalam usaha
belajar yang dilakukannya dan merupakan produk dari suatu proses, prestasi
belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau indeks prestasi yang
diperoleh dari hasil pengukuran prestasi belajar ( Widyastuti & Kuswardani,
2008). Bukti keberhasilan yang disebut prestasi belajar mahasiswa, pada
umumnya bersifat dokumentatif berupa buku laporan kemajuan siswa, menurut
Abdullah berpendapat bahwa dokumen tersebut mempunyai fungsi: (a) sebagai
indikator dari kualitas pengetahuan yang dimiliki, (b) sebagai lambang
pemenuhan keinginan, (c) sebagai perangsang untuk meningkatkan pengetahuan
dan (d) sebagai indikator daya serap dan kecerdasan (Harahap, 2007) atau
keberhasilan belajar didapatkan melalui evaluasi berupa penilaian terhadap
keberhasilan program pembelajaran siswa, yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat kemajuan yang telah dicapai siswa, dan berfungsi antara lain untuk
3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (2003) belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu Faktor
Intrna dan Faktor eksterna
3.6.1 Faktor Interna
(a) Intelegensi merupakan kecakapan yang terdidri dari dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang
baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan
cepat.(b) Bakat: Bakat merupakan kemampuan dalam belajar, dimana
kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih, (c) Faktor Kesehatan Kesehatan berarti
dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari
penyakit, karena kesehatan akan berpengaruh terhadap belajarnya.
2.6.2 Faktor Eksterna
Faktor yang mempengaruhi mahasiswa dari luar faktor lingkungan ( baik
lingkungan alamia, lingkungan sosial ) faktor Instrumental (kurikulum,