• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Pengembangan media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning pada materi reaksi reduksi oksidasi BUDI KURNIAWAN FITK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Pengembangan media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning pada materi reaksi reduksi oksidasi BUDI KURNIAWAN FITK"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA

INTERAKTIF BERBASIS MOBILE LEARNING PADA

MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

BUDI KURNIAWAN 1110016200044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Interaktif Berbasis Mobile Learning pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning pada materi reaksi reduksi oksidasi dan mengetahui kualitas media yang telah dikembangkan. Media pembelajaran dikembangkan menggunakan model yang dikembangan oleh Bambang Warsita, yang terdiri dari tahap perancangan, tahap produksi dan tahap evaluasi. Produk media pembelajaran ini divalidasi oleh dua dosen ahli dan uji coba dilakukan kepada siswa kelas X SMAN 4 Tangsel dan SMA Dua Mei. Dari uji coba produk diperoleh data hasil angket respon siswa dengan kategori baik untuk aspek kemudahan navigasi, aspek kandungan kognisi, aspek presentasi informasi, aspek artistik dan estetika, dan aspek fungsi secara keseluruhan. Sedangkan untuk aspek integrasi media mendapatkan penilaian dengan kategori sangat baik. Untuk hasil angket respon guru memperoleh kategori baik untuk setiap aspek. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, pengembangan media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning pada materi reaksi reduksi oksidasi termasuk ke dalam kategori baik.

Kata kunci : Pengembangan, Media, Interaktif, Mobile Learning

(6)

ii ABSTRACT

The Development of Instructional Media Chemistry Interactive Base Mobile Learning Materials on Reduction and Oxidation Reaction

This research aimed at developing media chemistry interactive base mobile learning materials on reduction and oxidation reaction and also at finding out quality of the media that have been developed. The instructional media developed by using Bambang Warsita models; design, production and evaluate. Products were validated by two expert lecturers and then were examined by students of SMAN 4 Tangsel and Dua Mei. Data of students' questionnaire responses from product trials obtained good category for ease of use navigation, cognitive load, knowledge space and information presentation, aestethics and overall functionality. While for the media integration get excellent category. Then the results of teachers' questionnaire responses obtained good category for all aspect. Those results showed that instructional media chemistry interactive base mobile learning materials on reduction and oxidation reaction could be categorised as “Good”.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim...

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Interaktif Berbasis Mobile Learning Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi”.

Salawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan dan suri tauladan kita Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang dan menyempurnakan akhlak manusia, beserta para keluarganya, para sahabatnya dan para umatnya hingga akhir zaman.

Peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk menyajikan skripsi yang tak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih atas bimbingan, dukungan dan bantuan yang diberikan pada saat penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa usaha yang dilakukan selama penyusunan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bimbingan, dukungan dan bantuan pihak terkait. Semoga Allah SWT membalas jasa dan memberikan rahmat-Nya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta wakilnya dan para stafnya.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah, sekaligus sebagai Pembimbing Akademik.

(8)

iv

5. Ibu Nanda saridewi, M.Si, selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas segala ilmu, masukan, dan bimbingannya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

6. Ibu Salamah Agung, Ph.D, dan Bapak Drs. Dindin Shobiruddin, M.Kom, selaku validator. Terima kasih atas segala masukan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini

7. Seluruh dosen dan jajaran jurusan pendidikan IPA, khususnya Prodi pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Bapak Suhermin, S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah SMAN 4 Tangerang Selatan beserta dewan guru dan staf yang telah membberikan izin dan bantuannya ketika penulis mengadakan penelitian

9. Bapak Yayat Ruhiyat, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Dua Mei beserta dewan guru dan staf yang telah membberikan izin dan bantuannya ketika penulis mengadakan penelitian

10. Ibu dan Ayah tercinta, terima kasih atas segala bantuan moril dan materil, kasih sayang, pengorbanan serta semangat yang selalu diberikan setiap saat.

11. Bapak Iwan Setiawan, S.Pd. Selaku laboran Laboratorium Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan kak Ayu Kurnia, S.Pd Atas segala ilmu, saran, dan bantuannya selama penulis menuntut ilmu di Program Studi Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(9)

v

Hariyanto, Novi Sartika W, dan Enny Zuita) dan yang lainnya yang telah memberikan bantuan, motivasi, do’a serta dukungan.

13. Seluruh keluarga besar pendidikan kimia 2010 yang telah bersama-sama berjuang meraih kesuksesannya, terima kasih telah memberikan banyak pelajaran berharga dan telah menjadi kelas yang menyenangkan dan penuh kenangan. Semoga Allah selalu melindungi kalian dan mengumpulkan kita dalam kebaikan.

14. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak.

Dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada pada diri penulis, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Atas segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran yang dapat menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT melimpahkan ilmu, berkah, hidayah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.

Jakarta, November 2015

(10)

vi

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA PIKIR ... 6

A. Media Pembelajaran ... 6

1. Definisi Media ... 6

2. Definisi Pembelajaran ... 7

3. Media Pembelajaran ... 8

4. Jenis Media Pembelajaran ... 9

5. Pemilihan Media Pembelajaran ... 11

6. Fungsi Media Pembelajaran ... 13

7. Manfaat Media Pembelajaran ... 15

B. Multimedia Interaktif ... 17

1. Pengertian Multimedia Interaktif ... 17

2. Karakteristik Multimedia Interaktif ... 18

3. Kriteria Multimedia Interaktif ... 19

(11)

vii

C. Mobile Learning ... 21

1. Pengertian Mobile Learning... 21

2. Karakteristik Mobile Learning ... 23

3. Klasifikasi Mobile Learning ... 24

4. Kelebihan dan Kekurangan Mobile Learning ... 25

D. Kerangka Berpikir ... 26

E. Penelitian yang Relevan ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian ... 30

C. Desain Penelitian ... 30

1. Tahap Perancangan ... 30

2. Tahap Produksi ... 32

3. Tahap Evaluasi ... 33

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Tahap Perancangan ... 42

2. Tahap Produksi ... 51

3. Tahap Evaluasi ... 69

B. Pembahasan ... 72

1. Hasil Uji Validasi Produk ... 72

2. Uji Coba Lapangan ... 78

BAB V PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(12)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Analisis Motivasi Belajar Siswa ... 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Penilaian Media Pembelajaran Untu Ahli Media dan Materi ... 35

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penilaian Media Pembelajaran Untuk Ahli Media dan Materi ... 38

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor ... 41

Tabel 4.1 Ketertarikan Siswa Mengerjakan Tugas Kimia ... 43

Tabel 4.2 Penggunaan Smartphone Oleh Siswa ... 44

Tabel 4.3 Penggunaan Smartphone Sebagai Media Belajar ... 45

Tabel 4.4 Kemudahan Mendapatkan Informasi Terkait Materi Mata Pelajaran Kimia ... 46

Tabel 4.5 Intensitas Siswa Menggunakan Smartphone (Android) ... 47

Tabel 4.6 Storyboard Media Pembelajaran Kimia Interaktif Berbasis Mobile Learning ... 49

Tabel 4.7 Hasil Angket Respon Siswa ... 70

(13)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian... 34

Gambar 4.1 Proses Pembuatan Materi Bagian Perkembangan Reaksi Oksidasi Reduksi (Redoks) ... 53

Gambar 4.2 Proses Pembuatan Materi Bagian Perkembangan Redoks Pelepasan dan Pengikatan Oksigen ... 53

Gambar 4.3 Proses Pembuatan Materi Bagian Konsep Redoks Berdasarkan Pelepasan dan Pengikatan Elektron ... 54

Gambar 4.4 Proses Pembuatan Materi Bagian Konsep Redoks Berdasarkan Kenaikan dan Penurunan Biloks ... 54

Gambar 4.5 Proses Pembuatan Materi Bagian Penentuan Biloks ... 55

Gambar 4.6 Proses Pembuatan Materi Bagian Oksidator dan Reduktor ... 56

Gambar 4.7 Struktur Navigasi ... 57

Gambar 4.8 Desain Layout Flow Screen ... 58

Gambar 4.9 Pembuatan Tampilan Media Dengan Graphical Layout ... 59

Gambar 4.10 Pembuatan Tampilan Media Dengan Bahasa XML ... 60

Gambar 4.11 Pembuatan Navigasi Media Dengan Bahasa Java ... 60

Gambar 4.12 Tampilan Splash Screen ... 61

Gambar 4.19 Tampilan Perkembangan Redoks ... 65

(14)

x

Setelah Direvisi ... 66

Gambar 4.22 Tampilan Penentuan Oksidator Dan Reduktor ... 66

Gambar 4.23 Tampilan Tata Nama Senyawa Biloks ... 67

Gambar 4.24 Tampilan Quiz ... 67

Gambar 4.25 Tampilan Soal ... 68

Gambar 4.26 Tampilan Hasil ... 68

Gambar 4.27 (a) Tampilan Quiz Sebelum Validasi (b) Tampilan Quiz Sesudah Validasi ... 73

Gambar 4. 28 (a) Tampilan Sebelum Validasi (b) Tampilan Sesudah Validasi ... 74

Gambar 4.29 Tampilan Menu Sebelum Validasi (b) Tampilan Menu Sesudah Validasi ... 74

Gambar 4.30 (a) Tampilan Tentang Saya Sebelum Diberi Saran (b) Tampilan Tentang Saya Sesudah Diberi Saran ... 75

Gambar 4.31 (a) Tampilan Materi Sebelum Diberi Saran (b) Tampilan Materi Sesudah Diberi Saran ... 76

Gambar 4.32 (a) Tampilan Soal Sebelum Diberi Saran (b) Tampilan Soal Sesudah Diberi Saran ... 76

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Analisis Kebutuhan Dasar ... 87

Lampiran 2. Hasil Analisis Kebutuhan Dasar ... 91

Lampiran 3. Materi Reaksi Reduksi Oksidasi ... 95

Lampiran 4. Lembar Validasi Instrumen Soal ... 101

Lampiran 5. Hasil Butir Soal yang Valid ... 117

Lampiran 6. Hasil Validasi Awal Media ... 118

Lampiran 7. Hasil Validasi Akhir Media ... 122

Lampiran 8. Hasil Validasi Materi ... 126

Lampiran 9. Angket Respon Siswa ... 130

Lampiran 10. Analisis Respon Siswa ... 134

Lampiran 11. Angket Respon Guru ... 137

Lampiran 12. Analisis Respon Guru ... 141

Lampiran 13. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 144

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi sekarang ini sangat pesat, dan perannya dalam kehidupan manusia dapat dirasakan dalam berbagai bidang kegiatan kehidupan manusia baik secara individu ataupun kelompok. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang merasakan manfaat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut telah membuat pendidikan dan ilmu pengetahuan semakin maju dari masa ke masa.

Menurut Trilling dan Hood dalam Rusman “memasuki abad ke-21 yang dikenal dengan abad pengetahuan, kaum futurist mengatakan sebagai abad pengetahuan yang akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan”.1

Abad pengetahuan merupakan suatu era dengan tuntutan yang lebih rumit dan menantang. Suatu era dengan spesifikasi tertentu yang sangat besar pengetahuannya terhadap dunia pendidikan.

Materi pembelajaran dalam penyampaiannya membutuhkan suatu perantara yang disebut media pembelajaran. Media pembelajaran selain berfungsi menyampaikan suatu materi juga berfungsi untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi. Menurut Munadi, media pembelajaran merupakan “penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik”.2

Kegiatan belajar membutuhkan dukungan inovasi media pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat belajar kapan saja dan dimana saja tanpa ada batas waktu dan ruang.

1

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung : Alfabeta, 2013), hal. 20.

2

(17)

2

Selain itu, juga dibutuhkan media yang dapat membuat aktifitas belajar menjadi menyenangkan, menarik dan interaktif.

Telepon genggam atau handphone merupakan salah satu teknologi yang tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari. Selain mudah untuk digunakan dan dapat digunakan setiap saat, handphone juga mudah di dapat dan hampir seluruh orang memilikinya. Pada saat ini, banyak sekali

handphone yang berteknologi canggih yang disebut smartphone yang

salah satunya adalah handphone yang bersistem operasi Android. Namun perkembangan teknologi handphone ini pemanfaatannya masih sebatas berkomunikasi serta hiburan semata dan belum banyak yang memanfaatkannya ke arah pendidikan yang dapat kita lihat dari banyaknya aplikasi hiburan dibandingkan aplikasi pendidikan. Padahal dengan banyaknya fitur-fitur yang terdapat pada handphone yang bersistem operasi Android ini, membuat handphone jenis tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan yaitu sebagai media pembelajaran interaktif.

Menurut Danim, pemanfaatan teknologi komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar perlu dilakukan, karena dengan pemanfaatan teknologi komunikasi tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai.3 Uno dan Nina juga berpendapat bahwa “perkembangan teknologi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akhirnya akan meningkatkan produktivitas”.4 Salah satu pemanfaatan teknologi komunikasi adalah sebagai media pembelajaran kimia interaktif pada materi reaksi reduksi oksidasi.

Materi kimia reaksi reduksi oksidasi merupakan materi yang masih dianggap cukup sulit oleh siswa. Kesulitan pada materi tersebut dapat timbul karena dalam penyampaian materi reaksi reduksi oksidasi masih menggunakan media yang monoton dan konvensional yang terbatas. Guru

3

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), h. 2. 4

(18)

biasanya menyampaikan materi pembelajaran reaksi reduksi oksidasi dengan metode ceramah sehingga membuat siswa kurang tertarik dalam belajar. Oleh karena itu dibutuhkan media pembelajaran yang menarik yang bisa membuat siswa tertarik dalam belajar. Salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaran berupa mobile learning.

Mobile learning adalah media pembelajaran yang meggunakan

handphone sebagai medianya.5 Mobile learning merupakan model

pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Mobile leraning dapat dilakukan menggunakan perangkat komputasi

portable. Perangkat tersebut adalah smartphone, PDA dan perangkat

genggam lainnya.6 Salah satu kelebihan mobile learning adalah dapat menyediakan materi ajar yang dapat diakses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Mobile learning atau m-learning sering didefinisikan sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile.

Mobile learning juga merupakan pengantar bahan pembelajaran elektronik

pada alat komputasi mobile yang dapat diakses darimana saja dan kapan saja.7

Media pembelajaran berbasis mobile learning merupakan salah satu media yang sesuai dengan perkembangan teknologi pada saat ini. Selain itu juga media seperti ini masih belum banyak dikembangkan sehingga akan mejadi sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan. Media pembelajaran berbasis mobile learning ini dapat dijadikan media pembelajaran yang menarik dan interaktif dan juga dengan penggunaan media berbasis mobile learning ini akan membuat aktifitas belajar menjadi menyenangkan.

5

Listyorini, Tri dan Anteng Widodo, “Perancangan Mobile Learning Mata Kuliah Sistem Operasi Berbasis Android”, Jurnal SIMETRIS, Vol 3 No 1, 2013, h. 25.

6

Mcconatha Douglas, Matt Paul dan Michael J. Lynch, “Mobile Learning in Higher Education: An Empirical Assessment Of A new educational Too”, The Turkish Online Journal of Educational Technology, Vol. 7 Issue 3, 2008. h. 1.

7

(19)

4

Berdasarkan permasalahan tersebut maka, dalam penelitian ini akan dikembangkan sebuah media pembelajaran kimia interaktif berbasis

mobile learning pada materi reaksi reduksi oksidasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ada yaitu :

1. Media pembelajaran yang digunakan pada pelajaran kimia di sekolah yang telah diobservasi hanya sebatas papan tulis, spidol, buku dan powerpoint. 2. Media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning belum

dikembangkan di sekolah yang telah diobservasi.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk menghindari perluasan masalah pada penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Handphone yang digunakan berisistem operasi Android minimal versi

2.3.4 (Gingerbread).

2. Media pembelajaran berbasis mobile learning yang dikembangkan menggunakan program eclipse.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah telah disebutkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran kimia interaktif berbasis

mobile learning pada materi reaksi reduksi oksidasi.

(20)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning pada materi reaksi reduksi oksidasi.

2. Mengetahui kualitas media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile

learning pada materi reaksi reduksi oksidasi yang dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi semua pihak, antara lain:

1. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang baru yaitu menggunakan media pembelajaran berbasis mobile learning.

2. Bagi guru, memberikan informasi mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis mobile learning sehingga kualitas media pembelajaran kimia dapat terus ditingkatkan.

3. Bagi sekolah, mendapatkan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah.

(21)

6 pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.1 Dapat dikatakan bahwa media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad mengatakan bahwa

“media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,

atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.2

Sedangkan menurut Suparman media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan ke penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku dan sebagainya.3 Sementara itu, menurut Heinich dkk, media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi dari sumber ke penerima seperti video, televisi, diagram, komputer dan pengajar .4

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

1

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, ( Jakarta : PT. Rajawali Pers, 2010), h. 6.

2

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT. Rajawali Pers, 2014), h. 3. 3

M. Atwi Suparman, Desain instruksional, (Jakarta : Proyek Pengembangan Universitas Terbuka Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h.187.

4

(22)

membantu menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim pesan ke penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan tersebut dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan medianya dapat berupa alat-alat elektronik, gambar, buku dan sebagainya sehingga dapat membangun kondisi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap meskipun tanpa melalui kontak langsung dengan pengirim pesan tersebut.

2. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa. Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata

“instruction” yang artinya menyampaikan pikiran atau ide yang telah

diolah secara bermakna melalui pembelajaran.5 Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya seperti kurikulum dan fasilitas pembelajaran. Pembelajaran merupakan aspek kegiata manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.

Menurut Trianto, “Pembelajaran merupakan interaksi dua arah

dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.6 Sedangkan menurut Sanjaya, pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi yang ada untuk mencapai tujuan belajar.7 Sementara itu, menurut Suparman “pembelajaran mengandung makna bahwa serangkaian kegiatan belajar itu dirancang

5

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 265.

6

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2009), Cet. IV, h.17.

7

(23)

8

terlebih dahulu agar terarah pada tercapainya perubahan perilaku yang diharapkan.8

Dari berbagai definisi pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi yang ada yang dilakukan secara intens dan terarah sehingga terjadi perubahan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan belajar.

3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan proses belajar mengajar yang seringkali kata media pembelajaran digunakan secara bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi di mana hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.

Menurut Ruswandi dan Badrudin, media pembelajaran adalah

“segala sesuatu yang dirancang oleh seorang guru untuk

mengkomunikasikan bahan pembelajaran dalam rangka mencapai

tujuan yang ditetapkan”.9 Menurut Sadiman media pembelajaran

adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi”.10

Sementara itu, menurut Munadi

media pembelajaran merupakan “segala sesuatu yang dapat

menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.11 Sedangkan menurut Sanjaya media pembelajaran adalah

8

M. Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern, (Jakarta : Erlangga, 2012), h. 10. 9

Uus Ruswandi dan Badrudin, Media Pembleajaran, (Bandung : CV. Insan Mandiri, 2008), h. 12-13.

10

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta : PT. Rajawali Pers, 2006), h. 7.

11

(24)

perangkat yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran seperti materi, bagan, grafik, diagram dan sebagainya.12

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran yang diciptakan secara terencana oleh para pendidik, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa serta dapat mendorong proses kegiatan belajar secara efisien dan efektif sehingga mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

4. Jenis Media Pembelajaran

Setiap jenis media memiliki karakteristik masing- masing dan menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran dan sumber media belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka media- media belajar itu perlu diklasifikasikan menurut perkembangan teknologi yang terjadi.

Apabila dilihat dari perkembangan teknologi yang terjadi oleh Seels dan Glasgow dalam Arsyad di bagi ke dalam 2 kategori luas yaitu pilihan media tradisional dan piliha media teknologi mutakhir:13 a. Pilihan Media Tradisional

1) Visual diam yang diproyeksikan, meliputi : proyeksi apaque

(tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrip

2) Visual yang tidak diproyeksikan, meliputi : gambra, poster, Prenadamedia Group, 2008), h. 205.

13

(25)

10

5) Visual dinamis yang diproyeksikan, meliputi : film, televisi dan

video

6) Cetak, meliputi : buku teks, modul, teks terprogram, jobsheet,

workbook, majalah ilmiahberkala dan lembaran lepas ( hand-out)

7) Permainan, meliputi : teka-teki, simulasi dan permainan papan 8) Realita, meliputi : model, spacimen (contoh) dan manipulative

(peta, boneka)

b. Pilihan Media Teknologi Mutakhir

1) Media berbasis telekomunikasi, meliputi : telekonferen, kuliah jarak jauh

2) Media berbasis microprocesor, meliputi : computer-asisted

instruction, permainan komputer, sistem tutor intelegen,

interaktif, hypermedia, compact (vidio) disk

Sedangkan menurut Smaldino dkk terdapat 6 jenis dasar dari media pembelajaran, antara lain:14

a. Teks

Teks adalah karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam format apapun seperti pada buku, poster, papan tulis, layar komputer dan yang lainnya.

b. Media Audio

Yang termasuk dalam media audio adalah segala sesuatu yang dapat didengar seperti suara manusia, musik, suara mesin dan yang lainnya

c. Media Visual

Media visual biasanya digunakan untuk meningkatkan pembelajaran. Yang termasuk media visual adalah diagaram, poster, gambar, foto dan grafik

14

(26)

d. Media Gerak

Yang termasuk media gerak seperti video kaset (CD, VCD, atau DVD) dan animasi

e. Benda-benda Tiruan/miniatur

Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untuk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.

f. Manusia

Termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu.

5. Pemilihan Media Pembelajaran

Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat karakteristik media yang bersangkutan. Pertimbangan pemilihan media juga didasarkan pada media apa saja yang ada, berapa harganya, lama penggunannya dan kesesuaian format yang ingin digunakan.

Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Sanjaya adalah sebagai berikut:15

a. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apakah tujuan tersebut bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. b. Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas.

c. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. d. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya

dan kemampuan guru.

e. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.

15

(27)

12

Sedangkan Hamalik, beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan media antara lain :16

a. Rasionalitas, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan

oleh kita.

c. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada, hemat.

d. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi praktek di sekolah dan bersifat sederhana.

e. Fungsional, berguna dalam pelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa

Dan menurut Dick and Carey dalam Sadiman, menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajar, setidaknya ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu:17

a. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang akan digunakan tidak ada, maka media tersebut harus dibeli atau dibuat. b. Adanya dana, tenaga dan fasilitas untuk membeli atau membuat

sendiri media yang akan digunakan.

c. Media yang akan digunakan bersifat fleksibel, praktis serta memiliki daya tahan untuk waktu yang lama. Artinya media dapat digunakan di mana pun dengan perlatan yang ada dan kapan pun serta mudah untuk dibawa atau dipindahkan.

d. Efektivitas biaya media tersebut. Hal ini dapat dilihat dari ketahanan media yang akan digunakan tersebut, apakah harganya mahal tetapi memiliki daya tahan yang lama ataukah harganya murah tetapi harus diganti setiap akan digunakan.

16

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1994), Cet. VII, h. 7-8.

17

(28)

Hakikat pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan. Selain kesesuaian media yang digunakan dengan tujuan pembelajaran, materi dan karakteristik siswa, media juga harus disesuaikan dengan karakteristik guru yang menggunakan karena dibutuhkan keahlian serta pengalaman dalam menggunakannya sebagai media pembelajaran.

6. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki peran penting dalam kegiatan pembelajaran karena media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang ada seperti keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra. Selain itu juga media pembelajaran akan membuat penyampaian materi menjadi lebih efektif serta dapat merangsang pola piker siswa dalam menerima pelajaran sehingga tujuan pemebelajaran lebih mudah tercapai.

Menurut Munadi, media pembelajaran didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaannya memiliki fungsi sebagai berikut :18

a. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber

belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna

keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain.

b. Fungsi semantik

Kemampuan media dalam menambahkan pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik (tidak verbalistik)

c. Fungsi manipulatif

18

(29)

14

Berdasarkan karakteristiknya, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan duniawi.

d. Fungsi Psikologis 1) Fungsi Atensi

Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar.

2) Fungsi Afektif

Media pembelajaran dapat membuat siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

3) Fungsi Kognitif

Media pembelajaran dapat ikut andil dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa.

4) Fungsi Imajinatif

Media pembelajaran dapat mengembangkan dan meningkatkan imajinasi siswa.

e. Fungsi Sosio-Kultural

Mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta didik dalam pembelajaran karena perbedaan karakteristik yang dimiliki masing-masing peserta didik.

Sedangkan menurut Prawiradilaga dan Eveline media pembelajaran memiliki delapan fungsi yaitu: 19

a. Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar

Media pembelajaran dapat menunjukkan apa yang harus dipelajari siswa sehingga dapat dijadikan model perilaku yang diharapkan dapat untuk dipertunjukkan pada akhir pembelajaran.

b. Memotivasi siswa

Media pembelajaran dapat memotivasi siswa agar kegiatan pembelajaran bisa menghasilkan belajar.

19

(30)

c. Menyajikan informasi

Media pembelajaran dapat menyajikan informasi sehingga tujuan belajar yang diinginkan guru akan lebih mudah untuk dicapai. d. Merangsang diskusi

Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan yang dapat merangsang diskusi sehingga diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka masalah dan menyajikan latar belakang informasi untuk peserta didik.

e. Mengarahkan kegiatan siswa

Program media pembelajaran dapat digunakan untuk mengarahkan siswa melakukan kegiatan pembelajaran disetiap langkah-langkah yang akan dilakukan.

f. Melaksanakan latihan dan ulangan

Penyajian latihan adalah proses mekanisme murni dan dapat dilakukan oleh media pembelajaran, khususnya media yang dikelola komputer.

g. Menguatkan belajar

Media yang dapat menyajikan informasi juga mampu menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab sehigga dapat menguatkan belajar siswa

h. Memberikan pengalaman simulasi

Media pembelajaran juga berperan dalam simulasi, sejak siswa harus mengkomunikaskan informasi kepada mesin dan sebaliknya mesin menyampaikan pengguna tentang pencapaiannya.

7. Manfaat Media Pembelajaran

Selain memiliki fungsi yang sudah disebutkan, media pembelajaran juga memiliki beberapa manfaat. Asnawir dan Basyiruddin mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam sebuah proses belajar, yaitu :20

20

(31)

16

a. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman peserta didik dalam proses pembelajaran.

b. Dapat mengatasi keterbatasan ruang.

c. Memungkinkan adanya interaksi langsung peserta didik dengan lingkungan.

d. Menghasilkan keseragaman pengamatan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

e. Memberikan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis. f. Membangkitkan keinginan dan minat belajar peserta didik.

g. Membangkitkan motivasi dan ransangan peserta didik untuk belajar.

h. Memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit sampai yang abstrak.

Sedangkan menurut Menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung dapat menunujukkan dampak yang positif sebagai berikut:21

a. Penyampaian pesan menjadi lebih baku karena setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.

b. Pembelajaran bisa lebih menarik karena dapat membuat siswa terjaga dan memperhatikan.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.

d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan/ isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak.

21

(32)

e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan apabila media pembelajaran dapat mengkomunikasikan pengetahuan dengan cara yang baik, spesifik, dan jelas.

f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diperlukan.

g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dapat ditingkatkan.

h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga guru dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar. Dari beberapa fungsi dan manfaat tersebut, tentunya diperlukan sebuah media yang tepat dan sesuai dengan materi yang dipelajari sehingga penggunaan media dalam sebuah pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam mata pelajaran kimia adalah media pembelajaran interaktif.

B. Multimedia Interaktif

1. Pengertian Multimedia Interaktif

Multimedia adalah media yang terdiri dari berbagai bentuk media seperti gabungan media audio dan media visual. Hamalik

berpendapat bahwa multimedia adalah “seperangkat media yang

merupakan kombinasi dari beberapa media yang relevan dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan instruksional”.22 Sedangkan menurut menurut Darmawan, multimedia adalah “suatu pemanfaatan banyak media yang digunakan dalam suatu proses interaksi

penyampaian pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan”.23

Sementara itu Munir, mendefinisikan multimedia sebagai “gabungan

22

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1994), Cet. VII, h. 187.

23

(33)

18

dari berbagai media teks, gambar, video dan animasi dalam satu program berbasis komputer yang dapat memfasilitasi komunikasi

interaktif”. 24

Interaktif dapat diartikan sebagai sifat yang saling mempengaruhi. Artinya terdapat hubungan timbal balik antara pengguna dan media, dimana pengguna memberikan respon terhadap tampilan media kemudian media memproses respon yang diberikan

oleh pengguna. Menurut Munir, Interaktif adalah “komunikasi dua arah

atau lebih dari komponen-komponen komunikasi”.25

Berdasarkan pengertian multimedia dan interaktif diatas maka dapat disumpulkan bahwa multimedia interaktif adalah media yang terdiri atas teks, grafis, gambar, foto, audio, video dalam satu kesatuan yang relevan yang dapat menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan melalui komputer atau peralatan manipulasi elektronik dan terdapat Komunikasi dua arah antara pengguna dan media sehingga mencapai tujuan-tujuan instruksional.

2. Karakteristik Multimedia Interaktif

Karakteristik multimedia interaktif peru diketahui agar dapat lebih memahaminya. Menurut Darmawan, multimedia interaktif memiliki karakteristik sebagai berikut:26

a. Komunikasi dua arah (two way communication) b. Aktifitas fisik dan mental

c. Feedback langsung

d. Draganddrop

(34)

Sedangkan Warsita berpendapat bahwa multimedia interaktif memiliki karakteristik sebagai berikut:27

a. Fleksibel

Dapat digunakan secara individu maupun kelompok serta dapat digunakan kapanpun dan dimanapun.

b. Self-pacing

Pemanfaatannya tergantung kepada kemampuan dan kesiapan pengguna.

c. Content-rich

Menyediakan banyak informasi seperti materi pelajaran yang sifatnya pengayaan, pendalaman dan rincian isi materi tersebut. d. Interaktif

Memberikan kesempatan kepada pengguna untuk memberikan respons dan melakukan aktivitas yang akan direspons balik oleh program.

e. Individual

Dapat memenuhi minat dan kebutuhan belajar secara individu. 3. Kriteria Multimedia Interaktif

Thorn mengajukan enam kriteria multimedia interaktif sebagai berikut :28

a. Kemudahan Navigasi

Multimedia interaktif yang dibuat harus memiliki tampilan yang sederhana, sehingga peserta didik dapat mempelajarinya tanpa mempelajari cara kerja program tersebut.

b. Kandungan Kognisi

Multimedia interaktif memiliki kandungan pengetahuan yang jelas dan terstruktur.

c. Presentasi Informasi

27

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 155-156.

28

(35)

20

Presentasi informasi digunakan untuk menilai isi dan program multimedia interaktif itu sendiri.

d. Integrasi Media

Media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan.

e. Artistik dan Estetika

Untuk menarik minat belajar, maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang baik.

f. Fungsi Secara Keseluruhan

dengan kata lain progaram yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta belajar.

4. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Interaktif

Kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran menurut Munadi adalah sebagai berikut: 29

a. Interaktif.

b. Memberikan iklim afeksi secara individual. c. Meningkatkan motivasi belajar.

d. Memberikan umpan balik.

e. Kontrol pemanfaatannya sepenuhnya berada pada pengguna.

Selain memiliki kelebihan, multimedia ineteraktif juga memiliki kekurangan sebagai berikut:30

a. Hak Cipta.

Mudahnya peranti lunak dan informasi digital lainnya untuk digandakan tanpa izin telah membuat penerbit komersial dan wirausahawan swasta enggan membuat dan memasarkan peranti lunak yang berkualitas tinggi.

b. Ekspektasi yang Tinggi.

29

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta:Gaung Persada Press, 2010), h.152-153. 30

(36)

Para pengguna, baik itu para pembelajar maupun guru, mungkin memiliki ekspektasi tak realistik untuk komputer dan multimedia. Banyak yang menganggap komputer seperti sihir dan berharap kegiatan belajar berlangsung hanya dengan sedikit atau tanpa usaha, tetapi pada kenyataannya para pengguna memperoleh keuntungan sesuai dengan investasi mereka.

c. Kompleks.

Program-program yang lebih canggih mungkin sulit untuk digunakan, terutama untuk proses produksi siswa, karena mereka membutuhkan kemampuan untuk menggunakan keterampilan yang kompleks.

d. Kurangnya Struktur.

Para siswa yang gaya belajarnya membutuhkan panduan lebih terstruktur mungkin menjadi frustasi. Para siswa mungkin juga membuat keputusan yang buruk terkait dengan seberapa banyak informasi yang harus ditelusuri.

C. Mobile Learning

1. Pengertian Mobile Learning

Mobile learning merupakan sebuah bentuk pembelajaran yang

menggunakan perangkat teknologi komunikasi bergerak. Ally

mengatakan bahwa “Mobile learning (m-Learning) adalah

penggunaan teknologi wireless mobile yang memungkinkan pengaksesan informasi dan meteri belajar kapanpun dan

dimanapun”.31

Floro mendefinisikan mobile learning sebagai pembelajaran yang menggunakan perangkat teknologi mobile, dimana peserta didiknya tidak harus berada di suatu tempat tertentu .32 Sedangkan

31

Mohamed Ally, Mobile Learning Transforming the Delivery of Education and Training. (Edmonton: AU Press.2009), h.1.

32

Nick Floro, Infoline Tips Tools and Intelligence for Trainers : Mobile Learning,

(37)

22

menurut Oller, mobile learning merupakan pembelajaran yang didukung oleh perangkat teknologi seperti handphone, laptop dan PDA.33

Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

mobile learning merupakan bentuk pembelajaran yang menggunakan

perangkatan teknologi komunikasi yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga peserta didik tidak harus berada pada suatu tempat tertentu dan juga dapat memanfaatkan teknologi mobile seperti

handphone, laptop dan PDA yang dapat mendukung keefektifan

dalam sebuah pembelajaran.

Mobile learning merupakan bagian dari electronic learning

sehingga, dengan sendirinya juga merupakan bagian dari distance learning. Distance learning merupakan instructional delivery yang tidak mengharuskan pelajar untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan pengajar.34 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menciptakan sebuah konsep pembelajaran yang dikenal dengan e-learning, yaitu proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi.35

Mobile learning merupakan interseksi dari mobile computing

dan e-learning yang menyediakan sumber daya yang dapat diakses dari manapun, kemampuan sistem pencarian yang tangguh, interaksi yang kaya, dukungan yang penuh terhadap pembelajaran yang efektif dan penilaian berdasarkan kinerja. Kombinasi teknologi telekomunikasi dan internet memungkinkan pengembangan sistem

mobile learning yang pada sisi client memanfaatkan mobile device, berinteraksi dengan sisi server, yaitu web server. Meskipun saat ini

33

Rick Oller, “The Future of Mobile Learning”, Educase center for Applied Reasearch, Louisville, 1 May 2012, h. 1.

34

Joi L. More, Camile Dackson-Deane dan Krista Galyen, “E-Learning, Online learning, and Distance Learning Environments: Are They the Same?”, Journal of Internet and Higher Education, Vol. 14, Issue 2, 2011, h. 129.

35

(38)

mobile learning masih berada pada tahap awal pengembangan dan para peneliti masih mengeksplorasi setiap aspeknya, mobile learning

diperkirakan akan menjadi cukup pesat dalam jangka waktu dekat. 2. Karakteristik Mobile Learning

Beberapa kemampuan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran mobile learning adalah kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan lain, kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan komunilasi bilateral antara pengajar dan pembelajar. Mobile learning adalah pembelajaran yang unik karena pembelajaran, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran kapanpun dan dimanapun. Hal ini akan meningkatkan perhatian peserta didik pada materi pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar serta membuat pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.

Karakteristik dan perangkat yang diperlukan oleh mobile learning antara lain adalah sebagai berikut: 36

a. Spontanitas : mobile learning lebih spontan dari tipe pembelajaran lainnya. Karakteristik ini merupakan hal yang paling menentukan dari mobile learning.

b. Portable : perangkat mobile learning ukurannya kecil dan portable

sehingga peserta didik dapat menggunakannya dimanapun.

c. Blended : guru dapat menggunakan model pembelajaran campuran,

dimana guru dapat menggabungkan pembelajaran di kelas dengan

mobile learing.

d. Privat : artinya hanya satu orang peserta didik yang dapat menggunakan perangkat mobile learning pribadi dalam satu waktu. e. Interaktif : mobile learning memanfaatkan teknologi terbaru

sehingga kegiatan belajar dan mengajar menjadi interaktif.

36

(39)

24

f. Kolaboratif : teknologi mobile learning mendukung komunikasi antara peserta didik dengan guru, sehingga mobile learning dapat digunakan dalam aktifitas belajar yang kolaboratif.

g. Informasi Instan : peserta didik bisa mendapatkan informasi pembelajaran dengan cara yang instan.

3. Klasifikasi Mobile Learning

Untuk memanfaatkan mobile learning, maka perlu adanya pengetahuan mengenai klasifikasi mobile learning dengan benar. Menurut Darmawan, klasifikasi mobile learning adalah sebagai berikut :37

a. Jenis perangkat yang digunakan b. Tipe informasi yang dapat diakses c. Tipe pengaksesan (online/offline) d. Lokasi

e. Tipe komunikasi

f. Dukungan standar m-learning

Sedangkan menurut Georgiev, mobile learning dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi berdasarkan indikator-indikator berikut: 38

a. Jenis mobile device yang didukung: notebook, Tablet PC, PDA,

smartphone, atau telepon seluler.

b. Jenis komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengakses bahan pembelajaran dan informasi administratif: GPRS, GSM, IEEE 802.11, Bluetooth, IrDA.

c. Dukungan edukasi secara sinkron dan/atau asinkron, apakah pengguna dapat berkomunikasi secara sinkron (chat, komunikasi suara) atau asinkron (e-mail, SMS) dengan pengajar.

37

Deni Darwaman, Teknologi Pembelajaran, (Bandung :Remaja Rosdakarya Offset, 2011), h. 16.

38

Tsvetozar Georgiev, Evgenia Georgieva dan Angel Smikarov, “M-Learning - a New

(40)

d. Dukungan terhadap standar e-learning.

e. Ketersediaan terhadap koneksi internet yang permanen antara sistem mobile learning dengan pengguna.

f. Lokasi pengguna.

g. Akses ke materi pembelajaran dan/atau layanan administratif. 4. Kelebihan dan Kekurangan Mobile Learning

Mobile learning memiliki beberapa kelebihan jika

dibandingkan dengan media pemebelajaran konvensional. Kelebihan

mobile leraning diantaranya adalah sebagai berikut:39

a. Dapat digunakan kapanpun di manapun (dalam jaringan/luar jaringan).

b. Cakupan luas, dapat menggunakan jaringan seluler komersial (GSM, GPRS, CDMA) tanpa harus membangun sendiri, karena jaringan telah tersedia di mana-mana.

c. Integrasi dengan sistem yang ada khususnya mampu: 1) Integrasi dengan e-learning

2) Integrasi dengan sistem penyelenggaraan pendidikan (Sistem Informasi Akademik)

3) Integrasi dengan sistem lainnya misalnya, instant messaging.

Mobile learning merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk memperluas akses pendidikan. Namun, belum banyak informasi mengenai pemanfaatannya, khususnya pada telepon seluler sebagai media pembelajaran. Hal ini sangat disayangkan mengingat tingkat kepemilikan dan pemakaian yang sudah cukup tinggi di Indonesia ini kurang dimanfaatkan untuk diarahkan bagi pendidikan. Selain memiliki kelebihan, mobile learning juga memiliki beberapa kekurangan erutama dari sisi perangkat/media belajarnya. Kekurangan perangkat mobile learning diantaranya adalah sebagai berikut : 40

39

Deni Darwaman, Teknologi Pembelajaran, (Bandung :Remaja Rosdakarya Offset, 2011), h. 15.

40Santosh Kumar, “

(41)

26

a. Kapasitas penyimpanan terbatas

b. Perangkat yang digunakan cepat ketinggalan jaman karena cepatnya perkembangan teknologi

c. Layar tampilan yang kecil

d. Tombol-tombol pada layar kecil karena ukuran layarnya juga kecil sehigga menyulitkan pengguna

e. Tidak semua jenis perangkat mobile dapat digunakan sebagai

mobile learning. f. Harganya mahal.

Kekurangan m-learning sendiri sebenarnya lambat laun akan semakin teratasi khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Kapasitas memori yang akan semakin besar dan murah, layar tampilan yang kecil akan teratasi karena tampilan dapat dihubungkan ke tv atau proyektor serta setiap perangkat dapat terintegrasi dari perangkat satu dengan yang lainnya seiring perkembangan teknologi yang semakin maju dan cepat.

D. Kerangka Berpikir

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini sangat pesat, perannya dalam kehidupan manusia dapat dirasakan dalam berbagai bidang kegiatan kehidupan manusia baik secara individu ataupun kelompok. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang merasakan manfaat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, komunikasi dalam proses pembelajaran menjadi lebih terdukung dan terfasilitasi dengan adanya media seperti komputer,

smartphone, internet, e-mail dan yang lainnya telah membuat pendidikan dan ilmu pengetahuan semakin maju dari masa ke masa.

(42)

mempermudah materi tersebut untuk lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik. Akan tetapi masih banyak guru yang dalam menyampaikan materi pembelajaran hanya menggunakan media pembelajaran seperti papan tulis dan buku saja dan dalam pembelajarannya menggunakan metode ceramah yang membuat pembelajaran terfokus pada guru sehingga membuat siswa kurang tertarik dalam belajar.

Telepon genggam seperti smartphone saat ini menjadi hal yang populer di kalangan setiap orang. Namun sebagian besar penggunaannya hanya sekedar mengkases sosial media, chatting dan bermain game. Kemajuan teknologi di bidang telepon genggam ini belum banyak dimanfaatkan dalam bidang pendidikan padahal jika dimanfaatkan, telepon genggam dapat menjadi suatu media yang efektif dalam sebuah pembelajaran.

Materi kimia reaksi reduksi oksidasi merupakan materi yang masih dianggap cukup sulit oleh siswa berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, kesulitan ini timbul karena dalam penyampaian materinya masih menggunakan media yang monoton dan konvensional yang terbatas. Guru biasanya menyampaikan materi pembelajaran reaksi reduksi oksidasi dengan metode ceramah dan media yag digunakan hanya sekedar papan tulis, sehingga membuat siswa kurang tertarik dalam belajar kimia.

Selain belajar di kelas, siswa juga butuh untuk mempelajari materi kimia di luar jam mata pelajaran kimia sehingga dapat lebih memahami materi kimia yang diajarkan guru di kelas. Akan tetapi tidak adanya media yang dapat mendukung belajar secara mandiri mempersulit siswa untuk mempelajari materi kimia di luar jam mata pelajaran kimia.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan media pembelajaran yang bisa membuat siswa tertarik dalam belajar dan pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja serta tidak tergantung oleh keberadaan seorang guru. Dalam hal ini media pembelajaran yang menggunakan telepon genggam seperti smartphone

(43)

28

itu dalam penelitian ini akan dikembangkan media pembelajaran interaktif berbasis mobile learning

E. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti lain dengan tema yang sama. Berikut merupakan hasil penelitian yang relevan yang berkaitan dengan penelitian ini. Lukita Yuniati melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Efek Doppler Sebagai Alat Bantu Dalam Pembelajaran Fisika Yang

Menyenangkan. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa media

pembelajaran mobile learning yang dikembangkan dengan format multimedia yang menyajikan teks, gambar, audio, dan animasi dimana konsep-konsep yang bersifat abstrak dalam pelajaran Fisika dapat divisualikasikan dengan bantuan simulasi dan diaplikasikan dalam HP.41

Sukamto melakukan penelitian E-learning Jaringan Komputer Berbasis Web dan Aplikasi Mobile. Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa aplikasi e-learning mata kuliah jaringan komputer berbasis web dan aplikasi mobile tersebut dapat bekerja menggunakan web dan ponsel

(handphone), sehingga memberikan kemudahan pilihan akses dimana saja

dan kapan saja dan aplikasi ini juga dapat digunakan untuk interaksi sesama pengguna web learning, sesama pengguna m-learning, dan juga interaksi pengguna web learning dan m-learning.42

Minjuan Wang, Ruimin Shen, Daniel Novak dan Xiaoyan Pan melakukan penelitian The Impact Of Mobile Learning On Students’ Learning Behaviours And Performance: Report From A Large Blended Classroom. Hasil penelitiannya adalah kegiatan kelas termasuk video,

41

Lukita Yuniati, “Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Efek Doppler Sebagai Alat Bantu Dalam Pembelajaran Fisika Yang Menyenangkan”, JP2F, Vol. 2, No. 2, 2011, h. 92.

42

(44)

audio dan catatan pelajaran dapat disampaikan melalui handphone dengan menggunakan jaringan internet. Berdasarkan jaringan gprs, dan preferensi siswa. Sistem mobile learning ini memungkinkan instruktur untuk memantau semua siswa secara online tanpa terlalu banyak penundaan, sehingga memudahkan pengawasan kegiatan belajar siswa dan memberikan bimbingan bila diperlukan. Sistem juga menyediakan beberapa mekanisme pembantuan mengajar seperti real-time polling dan pertukaran pesan teks, yang memungkinkan instruktur dan siswa untuk berkomunikasi bebas dan tepat waktu untuk mengajar dan belajar yang lebih baik.43

Tsvetozar Georgiev, Evgenia Georgieva dan Angel Smrikarov melakukan penelitian M-Learning - a New Stage of Е-Learning. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa m-learning akan lebih populer dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini umum digunakan dalam pendidikan tradisonal yang akan disesuaikan dengan peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik. Proses pendidikan akan menjadi lebih fleksibel dan akan memenuhi kebutuhan belajar sepanjang hayat. M-learning juga dapat menjamin kesempatan pendidikan yang lebih baik bagi penyandang cacat.44

43

Minjuan Wang, dkk., “The impact of mobile learning on students’ learning behaviours and performance: Report from a large blended classroom”, British Journal of Educational Technology, Vol 40, No 4, 2009, h. 692.

44

(45)

30 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Hasil pengembangan diujicobakan di SMAN 4 Tangerang Selatan dan SMA Dua Mei. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui respon terhadap media pembelajaran yang dibuat. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilaukuan pada tanggal 4 dan 5 Juni semester genap tahun pelajaran 2014/2015

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ADDIE yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.1 Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan tahapan yang dikemukakan oleh Bambang Warsita yang terdiri dari tiga tahap besar, yaitu: 1) tahap perancangan; 2) tahap produksi; dan 3) tahap evaluasi.2

C. Desain Penelitian 1. Tahap Perancangan

Tahap pertama pada penelitian ini adalah tahap perancangan, tahap perancangan sendiri terdiri dari analisis kebutuhan dan pembuatan storyboard.

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi dengan keadaan yang seharusnya. Analisis kebutuhan pada penelitian adalah analisis motivasi belajar siswa.

1

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya,(Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 220

2

(46)

Dalam analisis motivasi belajar siswa dilakukan dengan cara observasi dan instrumen yang digunakan berupa lembar observasi berbentuk checklist. Hasil dari observasi ini akan digunakan sebagai acuan dalam proses pengembangan media pembelajaran.

Tabel 3.1 Kisi-kisi angket analisis motivasi belajar siswa

No. komponen Indikator Nomor

Pertanyaan

2 Penggunaan smartphone

pada siswa

3 Penggunaan smartphone

sebagai media belajar

(47)

32

aktivitas yang sering dilakukan siswa

b. Pembuatan Storyboard.

Storyboard adalah visualisasi ide dari media yang akan dibangun, sehingga dapat memberikan gambaran dari aplikasi yang akan dihasilkan dan dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan media pembelajaran ini.

2. Tahap Produksi

Dalam tahap produksi ini, peneliti melakukan tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.

a. Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1) Penentuan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator 2) Penentuan alat dan bahan pembuatan media pembelajaran b. Pelaksanaan

1) Pembuatan struktur navigasi

Setelah persiapan selesai maka dilanjutkan pembuatan struktur navigasi yang akan digunakan sebagai penuntun alur dalam pembuatan media pembelajaran ini.

(48)

Pembuatan desain layout flow screen berguna untuk menentukan urutan tampilan yang akan ditampilkan dan apa saja yang akan ditampilkan dalam setiap menu oleh media pembelajaran yang dibuat berdasarkan storyboard.

c. Penyelesaian

Setelah tahap persiapan dan pelaksanaan telah dilakukan maka akan dilanjutkan ke tahap penyelesaian yang akan menghasilkan produk awal media. Produk awal ini akan diujikan kelayakannya kepada para ahli pada tahap evaluasi.

3. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap yang dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas media pembelajaran yang sedang dikembangkan mutunya terjamin dengan baik. Pada tahap ini terdiri beberapa tahap berikut:

a. Uji validasi

Setelah produk awal media pembelajaran selesai maka akan dilanjutkan ke tahap uji validasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat melalui penilaian para ahli sebagai validator baik ahli media maupun ahli materi yang nantinya hasil dari penilaian para ahli tersebut digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibuat sampai media pembelajaran tersebut dinilai layak oleh validator.

b. Uji coba lapangan

(49)

34

Gambar 3.1 Desain Penelitian

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan metode pengumpulan data. Pada penelitian ini terdapat beberapa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yaitu :

Analisis Kebutuhan

Tahap Perancangan

Analisis Motivasi Belajar

Pembuatan Storyboard

Tahap Produksi

Tahap Evaluasi

Revisi Validasi

Uji Coba Persiapa

n

Pelaksa naan

Produk si

(50)

1. Lembar observasi berbentuk checklist yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan teknik observasi

2. Instrumen angket untuk penilaian media pembelajaran. Media pembelajaran yang dikembangkan dinilai oleh ahli media pembelajaran dan ahli materi kimia berdasarkan kriteria multimedia interaktif yang digunakan oleh Thorn.3 Selain itu, media pembelajaran juga akan diujicobakan untuk mendapatkan respon pengguna media pembelajaran tersebut yaitu siswa dan guru. Berikut merupakan kisi-kisi instrumen penilaian media pembelajaran untuk ahli media dan ahli materi serta untuk siswa dan guru.

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penilaian media pembelajaran untuk ahli media dan materi

Aspek Indikator Nomor Butir

Pertanyaan Ahi

Media

Ahli Materi Kemudahan navigasi Kemudahan

Pengoperasian

Kandungan kognisi Kesesuaian materi dengan SK

- 1

3

(51)
(52)

Presntasi informasi Kemampuan

Artistik dan estetika Tampilan yang menarik 17 -

Kejelasan teks 18 -

(53)

38

Tabel 3.3 Kisi-kisi angket penilaian media pembelajaran untuk siswa dan guru

Aspek Indikator Nomor Butir

Pertanyaan Siswa Guru Kemudahan navigasi Kemudahan

Pengoperasian

1 1

Kemampuan mengakses

2 2

Kekonsistenan tombol 3 3

Kemudahan

(54)

ilmu

Presntasi informasi Kemampuan

(55)

40

Kemampuan membantu dalam pemanfaatan media ICT

19 24

Artistik dan estetika Tampilan yang menarik 20 25

Kejelasan teks 21 26

E. Teknik Analisis Data

(56)

Data yang telah dipersentasekan akan diubah dalam bentuk predikat agar mudah dibaca dan dipahami sehingga memudahkan dalam menyimpulkan penilaian media pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang sesuai dengan pedoman penilaian yang digunakan oleh Ridwan Sunarto.

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor4

No. Interval Skor Kategori

1 81-100% Sangat Baik

2 61-80% Baik

3 41-60% Cukup

4 21-40% Kurang

5 1-20% Sangat Kurang

4

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi angket analisis motivasi belajar siswa
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penilaian media pembelajaran untuk
Tabel 3.3 Kisi-kisi angket penilaian media pembelajaran untuk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semen Gresik (Persero) Tbk memiliki nilai EVA yang lebih baik dibandingkan dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa.Dari hasil perhitungan dan analisis data yang

The results of the analysis show that linguistic modeling of variation in Islam applied through several ways, there are: (1) dialects and local religious practice (2) the

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor intelligence quotient dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X

8.2 Mengungkapkan informasi secara tertulis dalam kalimat sederhana sesuai konteks, yang mencerminkan kecakapan menggunakan kata, frasa dengan huruf, ejaan, tanda baca dan

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan perekat dari getah blendok dengan menggunakan pelarut air (waterbased) kemudian diuji sifat fisis dan mekanisnya pada

LEMBAR PENGE2A4AN LAPORAN KERJA PROYEK . TEKNIK KOMPUTER

Paket 3 ini cocok bagi anda yang ingin merayakan kelahiran sang buah hati dengan cara yang syar'i dan biasanya bagi anda yang sudah terbiasa melaksanakan ibadah aqiqah.. Dengan

perubahan tata atur suatu perabot pada satu ruang yang. berkaitan dengan