BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengembangkan media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning pada materi reaksi reduksi oksidasi. Tahap Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini mengacu pada model yang digunakan oleh Bambang Warsita yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perancangan, tahap produksi dan tahap evaluasi.1
1. Tahap Perancangan a. Analisis Kebutuhan
Tahap analisis kebutuhan yang dilakukan berupa identifikasi awal keadaan di SMAN 4 Tangerang Selatan dan SMA Dua Mei terkait motivasi belajar siswa dan proses pembelajaran yang dilakukan. Analisis kebutuhan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan lembar observasi berbentuk checklist yang diberikan kepada siswa, dimana data hasil analisis kebutuhan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan siswa, didapatkan hasil sebagai berikut:
1) Ketertarikan siswa mengerjakan tugas pelajaran kimia
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 52% siswa mengerjakan tugas kimia jika disuruh, 77% lebih senang mengerjakan tugas dalam kelompok dan 75% tidak pernah mengerjakan tugas kimia. Dari hasil ketertarikan siswa mengerjakan tugas, diketahui bahwa siswa lebih senang mengerjakan tugas kimia secara berkelompok. Hal ini dapat terjadi karena siswa mengalami kesulitan jika harus mengerjakan tugas secara sendiri dan dapat dilihat juga bahwa banyak siswa yang tidak pernah mengerjakan tugas kimia. Hasil tersebut dapat
1
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya,(Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 227.
diartikan bahwa kemampuan siswa belajar secara mandiri masih kurang.
Berdasarkan hasil tersebut maka media pembelajaran yang akan dikembangkan adalah media yang dapat mendukung kemampuan siswa dalam belajar secara mandiri.
Tabel 4.1. Ketertarikan Siswa Mengerjakan Tugas Kimia
No. Pernyataan SMAN 4
Tangsel (%) SMA Dua Mei (%) Rata-rata (%) 1
Saya hanya mengerjakan
tugas kimia jika disuruh 63 40 52
2
Saya lebih senang mengerjakan tugas kimia
dalam kelompok 81 71 77
3
Saya tidak pernah
mengerjakan tugas kimia 72 77 75
2) Penggunaan smartphone sebagai media belajar
Analisis penggunaan smartphone pada siswa dilakukan untuk mengetahui apakah siswa membutuhkan penggunaan
smartphone sebagai media belajar dalam kehidupan
sehari-harinya. Hal ini perlu dilakukan karena media pembelajaran yang akan dikembangkan berbasis mobile learning yang memanfaatkan
handphone terutama smartphone Android sebagai perangkatnya.
Hasil angket penggunaan smartphone oleh siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.
44
Tabel 4.2. Penggunaan Smartphone Oleh Siswa No. Pernyataan SMAN 4 Tangsel (%) SMA Dua Mei (%) Rata-rata (%)
1 Saya menggunakan smartphone
setiap hari 86 82 84
2
Saya dapat beraktifitas secara normal dalam sehari tanpa
smartphone
55 49 52
3 Saya menggunakan smartphone
karena kebutuhan 79 80 80
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswa memang menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari-harinya. 84% siswa menggunakan smartphone setiap hari, 52% siswa dapat beraktifitas normal dalam sehari tanpa smartphone dan 80% siswa menggunakan smartphone karena kebutuhan. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan smartphone oleh siswa dikategorikan tinggi, sehingga pembuatan media pembelajaran berbasis mobile learning sangat cocok berdasarkan data tersebut. 3) Penggunaan smartphone sebagai media belajar
Analisis penggunaan smartphone sebagai media belajar pada siswa dilakukan untuk mengetahui informasi penggunaan
smartphone dalam kegiatan belajar siswa seperti mencari
informasi mengenai suatu mata pelajaran, mengerjakan tugas-tugas dan ada atau tidaknya aplikasi yang terpasang di
smartphone mereka yang berguna sebagai media pembelajaran.
Hasil analisis Penggunaan smartphone sebagai media belajar dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3. Penggunaan Smartphone Sebagai Media Belajar
No. Pertanyaan SMAN 4
Tangsel (%) SMA Dua Mei (%) Rata-rata (%) 1
Saya sering menggunakan
smartphone untuk mendapatkan
informasi berkaitan dengan mata pelajaran kimia
86 86 86
2
Saya menggunakan smartphone
untuk membantu mengerjakan tugas suatu pelajaran mata pelajaran kimia
88 84 86
3
Aplikasi di smartphone saya tidak ada yang berhubungan dengan pelajaran mata pelajaran kimia
56 53 55
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 86% siswa menggunakan smartphone untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan mata pelajaran kimia, 86% digunakan untuk mengerjakan tugas mata pelajaran kimia dan 55% aplikasi yang terpasang pada smartphone tidak ada yang berhubungan dengan mata pelajaran kimia.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa smartphone
memang dibutuhkan siswa dalam membantu mencari informasi berkaitan dengan mata pelajaran kimia dan untuk mengerjakan tugas. Siswa yang memasang aplikasi yang berhubungan dengan pelajaran masih terbilang sedikit, karena 55% aplikasi di
smartphone siswa tidak ada yang berhubungan dengan pelajaran.
46
berbentuk aplikasi untuk dipasang pada smartphone sangat diperlukan.
4) Kemudahan mendapatkan informasi terkait materi pelajaran kimia Analisis kemudahan mendapatkan informasi terkait materi pelajaran kimia dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan kemampuan siswa untuk belajar di luar kelas. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4. Kemudahan Mendapatkan Informasi Terkait Materi Mata Pelajaran Kimia
No. Pertanyaan SMAN 4
Tangsel (%) SMA Dua Mei (%) Rata-rata (%) 1
Saya dapat belajar kimia sendiri di luar jam mata pelajaran kimia
39 52 46
2
Saya merasa butuh mempelajari materi kimia di luar mata pelajaran kimia
81 65 74
3
Sumber belajar khususnya mata pelajaran kimia mudah didapatkan meski di luar jam mata pelajaran kimia
43 63 54
4
Saya mudah mendapatkan materi mata pelajaran kimia melalui perangkat smartphone
72 74 73
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa siswa tidak bisa mempelajari materi pelajaran kimia secara sendiri di luar jam mata pelajaran kimia dengan persentase 46%. Kebutuhan siswa mempelajari materi kimia di luar jam mata pelajaran kimia
sebesar 74%. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa membutuhkan mempelajari materi kimia di luar jam mata pelajaran kimia.
Data berikutnya menunjukkan bahwa sumber pelajaran mata pelajaran kimia di luar kelas tergolong cukup mudah untuk didapatkan dengan persentase 54%. Sedangkan untuk kemudahan siswa dalam mendapatkan materi pelajaran kimia dengan menggunaan smartphone sebesar 73%. Persentase tersebut dapat diartikan bahwa siswa lebih mudah mendapatkan materi mata pelajaran kimia melalui perangkat smartphone.
Beradasarkan data-data di atas diketahui bahwa media pembelajaran untuk mendapatkan informasi mengenai pelajaran kimia yang dapat digunakan pada smartphone yang berfungsi untuk mendukung aktifitas belajar siswa pada jam mata pelajaran kimia sangat dibutuhkan.
5) Intensitas siswa menggunakan smartphone (Android)
Analisis intensitas siswa menggunakan smartphone
(Android) ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak siswa yang menggunakan smartphone terutama yang bersistem operasi
Android, aktifitas yang sering dilakukan, lama penggunaan, biaya
penggunaan dan aplikasi edukasi yang digunakan. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5. Intensitas Siswa Menggunakan Smartphone
(Android)
No. Pertanyaan Jawaban SMAN 4
Tangsel (%) SMA Dua Mei (%) Rata-rata (%) 1
Apakah anda pengguna
smartphone dengan sistem
operasi Android
Ya
64 86 75
Tidak
36 14 25
2 Tiga aktifitas yang paling sering Chat Live
48
anda lakukan dengan smartphone
android dalam sehari
Bermain Game 21 28 25 Searching 31 30 31 3
Berapa lama rata-rata dalam sehari anda menghabiskan waktu dengan smartphoneAndroid ?
1 jam 5 5 5 2 jam 10 5 8 3 jam 19 11 15 4 jam 5 21 13 > dari 4 jam 62 58 60 4
Berapa biaya yang dikeluarkan untuk smartphone dalam sebulan? Rp.10.000 10 0 5 Rp.20.000 5 0 3 Rp.30.000 0 0 0 Rp.40.000 5 5 5 Rp.50.000 24 63 44 > Rp.50.000 10 32 21 5
Apa saja aplikasi edukasi (yang berkaitan dengan pelajaran) yang anda gunakan pada smartphone Android ? Kalkulator 43 68 56 Kamus 33 16 25 Tidak ada 24 16 20
Dari Tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar siswa menggunakan smartphone Android dengan penggunaan aktivitas terbanyak melakukan chatting dan penggunaan smartphone
terbanyak lebih dari 4 jam, biaya yang digunakan terbanyak adalah lebih besar dari Rp.50.000 dalam sebulan dan aplikasi edukasi yang ada hanya sebatas kalkulator dan kamus.
Data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa menggunakan smartphone mereka di luar aktifitas yang berhubungan dengan pelajaran dan aplikasi yang berhubungan
dengan pelajaran yang ada hanya sekedar kalkulator dan kamus. Oleh karena itu, aplikasi yang berhubungan dengan pelajaran dalam hal ini sebagai media pembelajaran dibutuhkan agar penggunaan smartphone pada siswa tidak hanya sebagai sarana untuk chatting dan game tetapi juga dapat digunakan sebagai media belajar.
b. Pembuatan Storyboard
Storyboard merupakan penjabaran dari alur pembelajaran
yang sudah didesain yang berisi informasi pembelajaran dan prosedur serta petunjuk pembelajaran.2 Berikut merupakan storyboard yang digunakan pada penelitian ini:
Tabel 4.6. Storyboard Media Pembelajaran Kimia Interaktif Berbasis Mobile Learning
No. Keterangan Visual Audio
1
Opening Logo media dan progres
bar
_
2
Main Menu Menu Program (on link)
1. Rules 2. Notes 3. Learn 4. Quiz 5. Profile 6. Tombol back Sound on/off Back Sound 3 Sub-main menu Rules Deskripsi petunjuk penggunaan aplikasi Back Sound 4 Sub-main menu Notes
Pembuatan catatan yang diinginkan pada aplikasi Tombol add Notes
Back Sound
2
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosadakarya, 2011), h. 75.
50
5
Sub-menu Learn Reaksi Reduksi Oksidasi
Sub-main menu (on link) 1. Perkembangan Redoks 2. Konsep Redoks 3. Penentuan Biloks 4. Penentuan Oksidator dan Reduktor 5. Tata Nama Senyawa Biloks Back Sound 6 Perkembangan Redoks Materi mengenai perkembangan redoks Back Sound 7 Konsep Redoks
Materi mengenai konsep redoks
Back Sound
8
Penentuan Biloks Materi mengenai penentuan biloks Back Sound 9 Penentuan Oksidator dan Reduktor Materi mengenai penentuan oksidator dan reduktor
Back Sound
10
Tata Nama
Senyawa Biloks
Materi mengenai tata nama senyawa biloks
Back Sound 11 Sub-main menu Quiz 1.Mengisikan nama 2. Soal quiz Back Sound
12 Sub-main menu Profile 1. Identittas Pembuat 2. Referensi yang digunakan Back Sound 2. Tahap Produksi
Tahap kedua merupakan tahap produksi, yaitu pembuatan draft
produk media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning. Tahap ini dilakukan setelah melakukan analisis kebutuhan dimana hasil dari analisis kebutuhan tersebut digunakan sebagai acuan pembuatan media pembelajaran berbasis mobile learning ini. Tahap produksi ini terdiri dari persiapan pembuatan media pembelajaran, pelaksanaan pembuatan media pembelajaran dan penyelesaian pembuatan media pembelajaran.
a. Persiapan Pembuatan Media Pembelajaran
Langkah yang dilakukan pada persiapan pembuatan media pembelajaran adalah pemilihan materi dan pembuatan soal yang akan dimasukkan kedalam media. Materi dan soal dipilih berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator sesuai silabus mata pelajaran kimia SMA kelas X. Kemudian dilanjutkan penentuan komponen media beserta alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan media.
1) Penentuan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Pembuatan Materi dan Pembuatan Soal.
SK, KD dan Indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Standar Kompetensi
SK 3 : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi reduksi.
52
KD 3.2 : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
c) Indikator
1. Konsep oksidasi reduksi
2. Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion 3. Tata nama menurut IUPAC
4. Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan
d) Pembuatan Materi
Materi yang digunakan pada media pembelajaran berbasis
mobile learning ini merupakan materi reaksi reduksi oksidasi, dimana materi tersebut dibuat berdasarkan SK, KD dan Indikator yang telah disebutkan. Materi reaksi reduksi oksidasi ini dipilih karena kebanyakan guru dalam menyampaikan materi ini masih menggunakan media pembelajaran yang bersifat konvensional. Untuk proses pembuatan materi yang digunakan pada media pembelajaran berbasis mobile learning ini dapat dilihat pada Gambar 4.1-4.6. Sedangkan untuk hasil akhir pembuatan materi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 3.
e) Pembuatan Soal
Soal yang dibuat akan digunakan pada bagian quiz di media pembelajaran berbasis mobile learning ini dan pembuatan soal melalui tahap validasi dosen pendidikan kimia serta uji coba soal untuk mendapatkan butir soal yang valid, dimana hanya butir soal yang valid akan digunakan pada media pembelajaran berbasis mobile learning ini. Validasi soal dan hasil butir soal yang valid dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5. Berikut merupakan gambar proses pembuatan materi redoks yang dihasilkan dari bimbingan dengan pembimbing.
Gambar 4.1. Proses Pembuatan Materi Bagian Perkembangan Reaksi Oksidasi Reduksi (Redoks)
R e d o k s G
ambar 4.2. Proses Pembuatan Materi Bagian Perkembangan Redoks Pelepasan dan Pengikatan Oksigen
54
Gambar 4.3. Proses Pembuatan Materi Bagian Konsep Redoks Berdasarkan Pelepasan dan Pengikatan Elektron
Gambar 4.4. Proses Pembuatan Materi Bagian Konsep Redoks Berdasarkan Kenaikan dan Penurunan Biloks
G
ambar 4.5. Proses Pembuatan Materi Bagian Penentuan Biloks
56
Gambar 4.6. Proses Pembuatan Materi Bagian Oksidator dan Reduktor
2) Penentuan Alat dan Bahan Pembuatan Media Pembelajaran Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile learning ini adalah sebagai berikut:
a) Personal Computer (PC) atau Laptop
b) Software Microsoft Office untuk pembuatan materi dan soal
c) Software Eclipse yang digunakan untuk pembuatan media
berbentuk aplikasi android
d) Software Photoshop yang digunakan untuk mengedit gambar
yang diperlukan dalam media
e) Buku-buku pelajaran kimia sebagai literatur dalam pembuatan materi dan soal serta buku panduan pembuatan aplikasi Android dengan software eclipse
b. Pelaksanaan Pembuatan Media Pembelajaran
Pada tahap pelaksanaan pembuatan media pembelajaran, media pembelajaran yang akan dibuat berdasarkan struktur navigasi
dan storyboard yang berguna dalam pembuatan media.
1) Struktur navigasi
Struktur navigasi ini akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan sebuah aplikasi multimedia atau dapat pula dianalogikan sebagai diagram alur dalam perancangan bahasa pemrograman. Struktur navigasi ini berfungsi untuk menggambarkan dengan jelas hubungan dan rantai kerja seluruh elemen yang akan digunakan dalam aplikasi. Dengan penggambaran struktur navigasi, pembuatan sebuah aplikasi dapat sistematis dan mudah. Struktur navigasi pada pembuatan media pembelajaran ini dapat dilihat pada Gambar 4.1
2) Desain Layout Flow Screen Desain layout flow screen merupakan rancangan kasar dari tampilan media pembelajaran kimia
interaktif berbasis mobile learning yang menampilkan alur tampilan media pembelajaran yang dibuat berdasarkan storyboard
dari tampilan splash screen sampai tampilan yang lainnya. Untuk urutan materi sendiri dibuat berdasarkan indikator yang tertera pada silabus. Desain layout flow screen ini dapat dilihat pada Gambar 4.2
58
3) Pembuatan Media
Pembuatan media dibagi menjadi dua yaitu pembuatan tampilan media dan pembuatan navigasi media yang dapat dilihat seperti di bawah ini:
a) Pembuatan Tampilan Media
Pembuatan tampilan media dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan Graphical Layout yaitu dengan cara drag and drop komponen yang ingin ditampilkan yang dapat dilihat pada Gambar 4.3 maupun dengan bahasa pemrograman berbasis xml yang dapat dilihat pada Gambar 4.4. Pembuatan ini befungsi untuk mengatur tampilan media yang muncul di setiap menu yang dipilih oleh pengguna pada saat penggunaan media pembelajaran ini.
Gambar 4.9. Pembuatan Tampilan Media Dengan Graphical Layout
60
Gambar 4.10. Pembuatan Tampilan Media Dengan Bahasa XML
b) Pembuatan Navigasi Media
Untuk pembuatan navigasi media dilakukan dengan bahasa pemrograman berbasis java. Pembuatan navigasi ini berguna untuk menautkan setiap komponen yang ada pada suatu tampilan media ke komponen lain yang berada pada tampilan yang lainnya. Jika penulisan bahasa pemrograman java yang digunakan salah, maka setiap komponen yang berada pada suatu tampilan media ini tidak akan berfungsi dan tidak akan menautkan ke tampilan media yang lainnya. Pembuatan navigasi media ini dapat dilihat pada Gambar 4.5. c. Penyelesaian Pembuatan Media Pembelajaran
Setelah langkah pelaksanaa pembuatan media pembelajaran dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah penyelesaian pembuatan media pembelajaran yang hasilnya adalah produk awal media. Produk awal ini memiliki gambaran tampilan sebagai berikut:
1) Tampilan Splash Screen
62
2) Tampilan Main Menu
Gambar 4.13. Tampilan Main Menu
3) Tampilan Profile
4) Tampilan Rules
Gambar 4.15. Tampilan Rules
5) Tampilan Notes
64
Gambar 4.17. Tampilan Add Notes
6) Tampilan Learn
Gambar 4.19. Tampilan Perkembangan Redoks
(a) (b) (c)
Gambar 4.20. (a) Tampilan Konsep Redoks Awal (b) Tampilan Konsep Redoks Revisi Pertama (c) Tampilan Konsep Redoks Revisi Kedua
66
(a) (b)
Gambar 4.21. (a) Tampilan Penentuan Biloks Awal (b) Tampilan Penentuan Biloks Setelah Direvisi
Gambar 4.23. Tampilan Tata Nama Senyawa Biloks 7) Tampilan Quiz
68
Gambar 4.25. Tampilan Soal
Pada media pembelajaran tersebut ditambahkan fitur tambahan yaitu notes. Fitur ini dibuat dengan tujuan agar dapat memudahkan pengguna untuk mencatat materi atau pemahaman baru yang didapatkan dari media pembelajaran ini.
3. Evaluasi
Setelah pembuatan produk awal media selesai, maka tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi ini digunakan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat. Kelayakan media yang telah dibuat dapat diketahui dari uji validasi oleh para ahli, baik ahli media maupun ahli materi dan setelah itu dilanjutkan ke tahap uji coba lapangan untuk mengetahui respon guru dan siswa.
a. Uji Validasi
1) Validasi ahli media a) Validasi awal
Data hasil validasi awal oleh ahli media pada pengembangan media pembelajaran kimia interaktif berbasis
mobile learning ini dapat dilihat pada Lampiran 6.
Berdasarkan hasil validasi media tersebut diketahui bahwa masih ada kriteria yang belum dinilai layak oleh ahli media yaitu pada aspek kemudahan navigasi, sehingga perlu melakukan uji validasi media kepada ahli media kembali. b) Validasi Akhir
Karena pada hasil validasi awal oleh ahli media terdapat beberapa kriteria yang tidak layak, maka dilanjutkan validasi selanjutnya yang data validasi tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
2) Validasi ahli materi
Pada uji validasi materi kepada ahli materi, diketahui bahwa semua kriteria sudah dinilai layak oleh ahli materi
70
sehingga tidak diperlukan uji validasi kembali kepada ahli materi.
b. Uji Coba Lapangan
Setelah uji validasi mendapatkan penilaian layak di setiap aspek dan kriteria maka penelitian ini dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap implementasi. Pada tahap ini media pembelajaran kimia interaktif berbasis mobile leraning
diimplementasikan pada kelas siswa X SMAN 4 Tangerang selatan dan siswa kelas X SMA Dua Mei. Uji coba lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penilaian siswa dan guru terhadap media pembelajaran yang telah dibuat.
1) Analisis Respon Siswa
Penilaian media pembelajaran oleh siswa dilakukan dengan meminta siswa mengisi angket respon siswa yang telah diberikan kepada siswa kelas X SMAN 4 Tangerang Selatan dan siswa kelas X SMA Dua Mei, dimana data dari hasil analisis respon siswa tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan angket respon siswa didapatkan hasil penilaian yang dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7. Hasil Angket Respon Siswa
No. Aspek yang Dinilai SMAN 4 Tangsel (%)
SMA Dua Mei (%)
Rata-rata
(%) Keterangan
1. Kemudahan Navigasi 78 76 77 Baik
2. Kandungan Kognisi 78 78 78 Baik
3. Presentasi Informasi 75 81 78 Baik
4. Integrasi Media 81 84 83 Sangat
Baik
5. Artistik dan Estetika 75 76 76 Baik
6. Fungsi Secara
Keseluruhan 78 79 79 Baik
Kategori yang digunakan pada angket respon siswa ini menggunakan pedoman penilaian yang digunakan oleh Ridwan Sunarto.3 Berdasarkan hasil angket respon siswa terhadap media pembelajaran berbasis mobile learning diketahui bahwa aspek integrasi media mendapatkan persentase tertinggi yaitu sebesar 83% dengan kategori sangat baik dan aspek artistik dan estetika mendapatkan persentase terendah yaitu sebesar 76% dengan kategori baik. Dan dari persentase rata-rata dapat disimpulkan bahwa penilaian media pembelajaran berbasis mobile learning ini termasuk dalam kategori baik karena memiliki total persentase rata-rata sebesar 78%4.
2) Analisis Respon Guru
Penilaian media pembelajaran oleh guru juga dilakukan dengan angket yaitu dengan meminta guru mata pelajaran kimia mengisi angket respon guru yang telah diberikan kepada guru kimia SMAN 4 Tangerang Selatan dan guru kimia SMA Dua Mei, dimana data dari hasil analisis respon guru tersebut selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12. Berdasarkan angket respon guru didapatkan hasil penilaian yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Berdasarkan hasil angket respon guru terhadap media pembelajaran berbasis mobile learning diketahui bahwa aspek kemudahan navigasi mendapatkan persentase tertinggi yaitu sebesar 80% dan aspek artistik dan estetika mendapatkan persentase terendah yaitu sebesar 73%. Dan dari hasil persentase rata-rata angket respon guru dapat disimpulkan bahwa penilaian media pembelajaran berbasis mobile learning ini termasuk dalam
3
Ridwan dan Sunarto. Pengantar Stastistika untuk Peneletian : Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis, (Bandung : Alfabet. 2012), Cet. V, h. 23.
4
72
kategori baik karena memiliki total persentase rata-rata sebesar 75%.5
Tabel 4.8. Hasil Angket Respon Guru
No. Aspek yang Dinilai SMAN 4 Tangsel (%) SMA Dua Mei (%) Rata-rata (%) Keterangan 1. Kemudahan Navigasi 76 84 80 Baik
2. Kandungan Kognisi 73 77 75 Baik
3. Presentasi Informasi 75 75 75 Baik
4. Integrasi Media 75 75 75 Baik
5. Artistik dan Estetika 73 72 73 Baik
6. Fungsi Secara Keseluruhan
72 75 74 Baik
Rata-rata 75 Baik