• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class: Monocotyledoneae, Ordo: Liliaceae, Family: Liliales, Genus: Allium, Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999).

Bawang merah merupakan terna rendah yang tumbuh tegak dan tinggi dapat mencapai 15 – 50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu dalam tertanam dalam tanah. Seperti juga bawang putih, tanaman ini termasuk tidak tahan kekeringan (Wibowo, 2007).

Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan perakaran dangkal dan bercabang terpencar menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 15-20 cm. Secara individu jumlah perakaran tanaman bawang dapat mencapai 20-200 akar. Diameter akar bervariasi antara 0,5 mm - 2 mm. Akar-akar ini berfungsi antara lain menghisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Samadi dan Bambang, 2003).

Batang bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relative pendek (Sudirja, 2010).

(2)

daun yang ada didalamnya. Demikian seterusnya sehingga ini akan terlihat lapisan-lapisan berbentuk cincin (Tim Bina Karya Tani, 2008).

Tangkai tandan bunga keluar dari tunas apikal yang merupakan tunas utama (tunas inti). Tunas ini paling pertama muncul dari dasar umbi melalui ujung-ujung umbi, seperti halnya daun biasa. Tangkai tandan bunga pada bagian bawah berbentuk kecil, bagian tengah membesar, dan semakin ke atas bentuknya semakin mengecil. Selanjutnya pada bagian ujung membentuk kepala yang meruncing seperti mata tombak. Bagian ini di bungkus oleh lapisan daun atau seludang. Proses selanjutnya seludang akan membuka sehingga memnyerupai payung. Dengan membukanya seludang maka akantampak kuncup-kuncup bunga dengan tangkai kecil yang pendek. Tangkai tandan bunga mengandung 50 – 200 kuntum bunga. Pemanjangan tangkai tandan bunga akan berhenti setelah tepung sari matang semuanya (Rahayu dan Berlian, 1999).

Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang bertangkai yang keluar dari ujung tanaman yang panjangnya antara 30-90 cm, dan diujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah-olah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri dari 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bakal buah ini sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah (carpel) yang membentuk 3 buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 bakal biji ( Wibowo, 2007).

(3)

dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif (Rukmana, 1995).

Syarat Tumbuh Iklim

Bawang merah dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi hingga 1.100 meter diatas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian tempat yang paling ideal adalah 0 – 800 m dpl (Rukmana, 2004). Produksi terbaik dihasilkan dari dataran rendah yang didukung keadaan iklim agak kering, udara panas dengan sinar matahari 70%, karena bawang merah termasuk tanaman yang memerlukan sinar matahari cukup panjang (long day plant). Tiupan angin sepoi-sepoi berpengaruh baik terhadap laju proses fotosintesis dan hasil umbinya akan tinggi (Rukmana, 2004; Sunarjono, 2004 dalam Sumarni dan Hidayat, 2005).

Suhu yang baik bagi pertumbuhan bawang merah adalah sekitar 22˚ C atau lebih, dibawah suhu 22˚ C bawang merah akan lambat berumbi, maka bawang merah lebih menyukai tumbuh di dataran rendah dimana iklim yang cerah. Suhu rata – rata tahunan untuk tanaman bawang merah yaitu 30˚ C. Bawang merah akan membentuk umbi yang lebih besar bilamana ditanam di daerah dengan penyinaran lebih dari 12 jam (Hapsoh dan Hasanah, 2011).

(4)

Tanah

Tanaman bawang merah menyukai tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik. Tanah yang gembur dan subur akan mendorong perkembangan umbi sehingga hasilnya lebih maksimal. Selain itu, bawang merah hendaknya ditanam di tanah yang mudah meneruskan air, aerasinya baik dan tidak boleh ada genangan. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman bawang merah adalah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah ini mempunyai aerasi dan drainase yang baik karena mempunyai perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir dan debu ( Rahayu dan Nur, 2007).

Keasaman tanah (pH) yang paling sesuai untuk bawang merah adalah adalah yang agak asam sampai normal (6,0-6,8). Tanah ber-pH 5,5-7,0 masih dapat digunakan untuk penanaman bawang merah. Tanah yang terlalu asam dengan pH di bawah 5,5 banyak mengandung garam Aluminium (Al). Garam ini bersifat racun sehingga dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Di tanah yang terlalu basa dengan pH lebih dari 7, garam Mangan (Mn) tidak dapat diserap oleh tanaman. Akibatnya umbi yang dihasilkan kecil dan produksi tanaman rendah ( AAK, 2005).

Pembungaan

(5)

kompleks yang sangat terspesialisasi, dimana struktur ini sangat berbeda dengan bentuk dari bagian vegetatif dan juga berbeda antara spesies yang satu dengan yang lain (Taiz & Zeiger 1991). Disamping kompleksitas ini, pembungaan semua spesies tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang menghubungkan perkembangan reproduktif tanaman dengan lingkungannya. (Fahrianty, 2012)

Induksi bunga merupakan suatu peristiwa penting dalam proses pembungaan, yang menandai terjadinya perubahan pola pertumbuhan dan perkembagan dari fase vegetatif menuju fase generatif (produktif). Pada fase ini terjadi perubahan fisiologis dan biokimia pada mata tunas sedangkan secara morfologis belum terjadi perubahan secara visual. Pembungaan juga merupakan interaksi dari pengaruh dua faktor yaitu faktor eksternal (cahaya, suhu, kelembaban, curah hujan, dan unsur hara) dan faktor internal (genetik dan fitohormon) (Gardner etal. (1991) dalam Fahrianty,2012).

(6)

lingkungan tertentu, seperti suhu dan perubahan panjang hari (lama penyinaran) (Lang (1952) dalam Fahrianty, 2012).

Pada prinsipnya, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi pembungaan, yaitu : (1) adanya hormon pembungaan atau florigen atau produksi stimulus pembungaan pada daun yang mengalihkan fase vegetatif menjadi reproduktif, (2) adanya kondisi nutrisi yang optimum pada saat yang sama dengan perubahan dalam apeks, (3) terjadi perubahan biokimia pada apeks yang mengubah dan mengkonversi nutrisi sehingga terjadi induksi pembungaan (Ryogo 1990). Pembungaan dan peristiwa-peristiwa reproduktif hingga selesainya pembentukan biji dicapai melalui sejumlah proses penyesuaian termasuk penyesuaian suhu rendah seperti vernalisasi, kepekaan terhadap panjang hari, atau terhadap intensitas sinar matahari yang dapat diterima oleh tanaman

(Fahrianty, 2012). Giberalin (𝐆𝐆𝐆𝐆𝟑𝟑)

(7)

lebih lebih dari seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah kecil dari mereka, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai bioaktif hormon (Heddy, (1986) dalam Annisah, 2009).

Giberelin adalah zat tumbuh yang sifatnya sama atau menyerupai hormon auksin, tetapi fungsi giberelin sedikit berbeda dengan auksin. Fungsi giberelin adalah membantu pembentukan tunas/ embrio, Jika embrio terkena air, embrio menjadi aktif dan melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini memacu aleuron untuk membuat (mensintesis) dan mengeluarkan enzim. Enzim yang dikeluarkan antara lain: enzim α-amilase, maltase, dan enzim pemecah protein.

Menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Hal ini terjadi apabila giberelin diberikan pada bunga maka buah yang terbentuk menjadi buah tanpa biji dan sangat nyata mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel. Hal itu dapat dibuktikan pada tumbuhan kerdil, jika diberi giberelin akan tumbuh normal, jika pada tumbuhan normal diberi giberelin akan tumbuh lebih cepat. Fungsi hormon

giberelin yaitu: (1) Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya, (2) Menyebabkan tanaman tumbuh tinggi, (3) Memacu aktivitas kambium, (4) Menghasilkan buah yang tidak berbiji, (5)Membantu perkecambahan biji

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu untuk mengatasi berbagai hambatan atau kesulitan yang terjadi dalam penggunaan media, maka harus dapat mempersiapkan media tersebut dengan baik dalam

Alasan peneliti memilih judul tersebut adalah karena ingin mengetahui lebih dalam tentang teknik wawancara dan teknik mencari berita yang dilakukan oleh wartawan Radar

Haastattelemieni itsenäisesti seksityötä tekevien naisten ja lisäaineistona käyttämieni naishenkilöiden puheenvuoroista ja kertomuksista on noussut vahvasti

Hasil analisis statistik untuk konsentrasi debu dengan jumlah kendaraan, pada areal parkir upper ground memiliki nilai korelasi yang searah atau berbanding lurus

Irwandar (dalam Teuku, 2006:269) berpendapat bahwa secara alamiah imajinasi manusia mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat sensualitas. Membuka bagian tubuh seperti

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Ampas Kecap dalam Ransum sebagai Substitusi Bungkil Kedelai terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan

• Anda sekarang dapat menyembunyikan layer vektor dengan menghilangkan tanda cen- tang pada kotak yang berada di sebelah layer tersebut dalam Layers list.Dengan demikian pembuatan

Keramahan terhadap mahasiswa Modus Memiliki wawasan yang luas Kreatif, dinamis dan inovatif Bijak dalam menghadapi masalah Bersikap dan berprilaku jujur Cara penyampaian