A r i J) a r
f
i
w
i
P R A K T E K P E N G A N G K U T A N B A R A N 6 ( G U L A )
M E L A L U I O A R A T P A D A P T . A N A N G D J U H R I ,
S U R A B A Y A
I*.*
FAKULT
M E L A L U I D A R A T P A D A P T . A N A N G D J U H R I ,
8 U R A B A V A
SK R IP S I
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS DAN
MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK
MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM
O l e h
A r i J) a r i i
w
i
0 3 8 7 1 2 5 1 5
SAM ZART^QfeNTORO, S.H.
FAKULTAS HUKUM
SKRIPSI INI TELAH DIUJI
PADA TANGGAL 6 FEBRUARI 1992
TEAM PENGUJI s
K e t o a : Sri Woelan Azis, S.H.
S e k r e t a r i s : Dra. H. Soendari Rabat, S.H*
A o g g o t a : 1. Samzari Boentoro, S.H.
2. A. Oemar Wongsodiwirjo, S.H .
KATA PENCANTAR
Segala puji, hormat dan syukur saya naikkan ke
ha-dirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa dan kepada Tuhan Yesus
Kristus putraNya Yang Tunggal serta Roh Kudus, Ketigatfya
Yang Esa karena berkat kasih karunia, kemurahan dan
tun-tunanjlya saya berhasil menyelesaikan penulisan skripsi
i-ni.
Skripsi ini saya susun sebagai salah satu
persya-ratan untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Airlangga dan juga sebagai ucapan
teri-ma kasih saya kepada alteri-materi-mater tercinta.
Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak
akan terwujud tanpa adanya bimbingan dari dosen
pembira-bing Bapak Samzari Boentoro, S.K. serta semua pihak yang
membantu baik secara langsung rnaupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini pula saya raenyampaikan ucapan terima kasih
yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Frans Limahelu, S.H.,,IiL.M. selaku Dekan
Fa-kultas Hukum Universitas Airlangga yang telah
memberi-kan ijin kepada saya untuk menyusun skripsi ini.
2. Keluarga besar PTP. XXI-XXII Surabaya yang telah
raern-berikan ijin untuk survey.
3. Bapak lutfi dan keluarga besar PT Anang Djuhri Suraba
ya yanc telah meluangkan waktunya untuk wawancara dan
4* Ibu Sri Woelan Azis, S.H. selaku ketua tim penguji dan
yang menguji skripsi ini.
5. Ibu Dra, H. Soendari Kabat, S.H. selaku sekretaris tim
penguji dan yang menguji skripsi ini,
6, Bapak Oemar Wongsodiwirjo, S.H. selaku penguji skripsi
ini.
7* Bapak Djoko Slamet, S.H, selaku penguji skripsi ini,
8, para dosen Fakultae Hukum Universitas Airlangga yang
telah memberi bekal ilmu pengetahuan selaina saya
meng-ikuti kuliah di Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
9. Bapak Dan Ibu soenardi, kedua orangtua saya yang
ter-cinta yang telah member! dukungan moril dan materil,
kakak-kakak saya yaitu mas Kris, mbak Heni dan
keluar-ganya serta adik saya Edi.
10, Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Air
langga yang menyayangi saya yaitu yang terkasih iva,
Ircham, Natalies, Endang, Lana, Yuni, lilis, Fenny dan
Anto serta eahabat saya yang jauh Puji wiyono juga te»
man-teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Akhirnya saya berharap semoga skripsi ini dapat ber
manfaat bagi pembaca. Walaupun demikian saya menyadari
ma-sih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.
saran dari pembaca demi perbaikan dan perkembangan di
masa yang akan datang.
Surabaya,25 Pebruari 1992
ARI PARTIWI
DAFTAR ISI
halanian
KATA PENGANTAK iii
DAFTAR ISI vi
BAB I : PENDAHUIUAN
1. permasalahan Latar Belakang dan
Rumusannya... ... 1
2* Penjelasan judul... ... 3
3. Alasan pemilihan Judul... 4
4. Tujuan Penulisan... ... 5
5# Metodologi... ... 5
a* Pendekatan Masalah... ...5
b. Sumber Data ... ... 6
c. Prosedur pengumpulan dan Peng-olahan Data... ... 6
d. Analisa Data ... ... 7
6. pertanggungjawaban Sistimatika... 7
BAB II : PENGANGKUTAN GULA DI DALAM PRAKTEK-NYA 1. Para pihak Dalam pengangkutan Gu-l a ... 11
3. I si Surat Muatan... ... 17
4. Penyelenggaraan Pengangkutan... 19
BAB III : TERJADINYA KERUGIAN
1. Sebab-sebab Terjadinya Kerugian... 23
2..Kerugian Yang Menjadi
Tanggungja-wab Pengangkut... ... 25
5. Kerugian Yang Bukan Menjadi
Tang-gungjawab pengangkut... 32
4. Menghitung Kerugian / survey Ke
rugian... 36
BAB IV : UPAYA KLAIM GANTI RUGI
1. Prosedur Klaira Ganti R u g i ... . 38
2. Pembayaran Ganti R u g i ... 39
BAB V : PENUTUP .
1. Kesimpulan... 41
2. Saran... ... 42
DAFTAR BACAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pennasalahan : Latar belakang dan rurousannya
Kemajuan bidang pengangkutan akan menunjang
pembangunan di berbagai sektor, raisalnya di sektor perhu
-bungan pengangkutan memperlancar arus manusia, barang,
jasa, informasi ke seluruh penjuru tanah air, di sektor %
pariwisata pengangkutan memungkinkan para wisatawan
un-tuk menjangkau berbagai obyek wisata yang berarti
pema-sukan devisa bagi negara, di sektor pendidikan pengang
kutan menunjang penyebaran sarana pendidikan dan tenaga
pendidikan ke seluruh daerah .
Dalam dunia per.dagangan sendiri, pengangkutan
memegang peranan yang sangat vital tidak hanya sebagai
alat fisik, alat yang harus membawa barang-barang yang
diperdagangkan dari produsen atau pabrik ke konsumen
mauptm untuk mempercepat penyebaran perdagangan barang
kebutuhan sehari-hari namun juga sebagai alat penentu
harga dari barang-barang tersebut . Oleh karena itu ba
gi kepentingan perdagangannya tiap-tiap pedagang akan
berusaha mendapatkan frekwensi angkutan yang kontinue
dan tinggi .
Demikian juga dengan praktek pengangkutan gula
pada PT Anang Djuhri, mengingat keadaan dan sifat gula
sebagai barang yang mudah berubah maka dalam pengang.
-kutan gula diperlukan ketepatan dan keandalari ang-kutan
serta saat penyampaiannya . Hal seperti ini sangat di
perlukan dalam pengangkutan gula karena PT Anang Djuhri
sendiri juga menyadari keberadaan gula sebagai salah
satu dari kebutuhan pokok sehari-hari sehingga
keduduk-an gula cukup penting dalam kehidupkeduduk-an masyarakat dkeduduk-an
juga apabila gula menjadi lembek maka hal itu membawa
kerugian bagi PT Anang Djuhri sebagai pemilik dan pe.*'
ngicim gula .
Untuk mencapai keinginannya itu PT Anang Djuhri
selalu memilih sendiri pengangkut yang sesuai dengan
-barang (gula) yang akan diangkut tanpa memakai jasa per
antara • Dengan memilih sendiri pengangkut yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhannya itu serta tetap mema
kai pengangkut yang sama dalam setiap pengangkutan gula
akan menimbulkan hubungan yang baik dan rasa saling per
caya diantara pengirim dan pengangkut . Dengan hubungan
yang baik diantara pengirim dan pengangkut dapat diha
rapkan penyelenggaraan pengangkutan yang aman dan cep
-at . Hal ini dilakukan oleh PT Anang Dduhri karena da ^
lam pengangkutan gula mempunyai cara-cara khusus yang
berbeda dengan pengangkutan barang yang lainnya * ini
an gula tidak hanya melibatkan pihak pengirira dan peng
angkut sa;ja namun Juga melibatkan pihak pabrik gula
se-bagai produsen gula •
Berdasarkan kenyataan di atas yang telah saya
u-raikan dapat saya rumuskan permasalahannya sebagai
ber-ikut ;
a. Bagaimanakah praktek pengangkutan gula pada PT Anang
Djuhri ?
b* Bagaimanakah terjadinya kerugian dalam penyelengga
-raan pengangkutan gula ?
c. Bagaimanakah upaya klaim ganti rugi yang diajukan
o-leh pengirim apabila terjadi kerugian ?
2. Penjelasan Judul
Judul skripsi ini adalah ■” PRAKTEK PENGANGKUTAN
BARANG (GULA) MELALUI DARAT PADA PT ANANG DJUHRI, SURA
BAYA-" .
- praktek adalah cara melaksanakan atau melakukan
seca-ra-nyata apa yang disebut dalam teori .1
Pengangkutan adalah proses kegiatan memuat barang
ke-dalam alat angkutan, membawa barang dari tempat
pemu-atan ke tempat tujuan dan menurunkan barang dari alat
o angkutan k e t e m p a t yang'ditentukan •
Melalui darat, yang diraaksud dalam judul ini adalah
-pengangkutan barang (gula) itu melalui jalan raya
se-bab pengangkutan gula bisa melalui laut dan darat •
- PT Anang Djuhri, yang dimaksud dalam judul ini adalah
sebagai pihak yang terlibat dalam pengangkutan gula .
pengertian keseluruhan dari judul « FRXKTEK
PENGANGXUTAN BARANG (GULA) MELALUI DARAT PADA PT ANANG
-DJUHRI, SURABAYA " adalah kenyataan yang s e b e n a m y a ada
dalam praktek sehari-hari pada PT Anang Djuhri sehubung
an dengan penyelenggaraan pengangkutan gula melalui da
rat (jalan raya) baik mengenai para pihak yang terlibat
dalam pengangkutan gula, dokumen pengangkutan, isi su
rat muatan, terjadinya kerugian maupun upaya tuntutan
-ganti rugi yang raeliputi prosedur yang dipakai dalam' me
ngajukan tuntutan dan cara pembayaran ganti ruginya .
3. Alasan pemillhan Judul
Alasan saya memilih judul " PRAKTEK PENGANGKUT
AN BARANG (GULA) MELALUI DARAT PADA PT ANANG DJUHRI,
-SURABAYA 11 karena saya ingin memaparkan kenyataan yang
^Abdulkadir Muhamad, Hukum pengangkutan Darat, Laut Dan Udara, cet.I, Citra Aditya aaKti, Bandung,
s e b e n a m y a dalam praktek sehari-hari tentang pengangkut
an gula, apakah dalam proses pengangkutannya pabrik gu
la dimana penyelenggaraan pengangkutan gula dimulai
ju-ga sebaju-gai pihak di dalam penju-gangkutan .
Untuk mewujudkan keinginan saya, saya turun ke
-lapangan untuk mengetahui yang sebenarnya bagaimanakah
praktek pengangkutan gula pada kenyataannya .
4. Tujuan penulisan
penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk meleng
-kapi tugas akademis dan untuk memenuhi syarat kurikuler
dalam mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Airlangga Surabaya . Disamping itu skripsi
ini saya buat dengan tujuan untuk mendalami dan
memper-luas cakrawala pemahaman dalsm bidang hukum angkutan .
Dengan penulisan skripsi ini dimaksudkan juga agar tu
-lisan ini dapat menambah perbendaharaan kepustakaan
il-mu hukum, yang dapat merupakan sumbangan pemikiran yang
bermanfaat bagi para pembaca serta untuk menambah penge
tahuan bagi mereka yang ingin mengetahui yang sebenar
-nya dan ingin mempelajari secara khusus tentang pengang
kutan gula •
5. Metodologi
Untuk memberikan penjelasan terhadap masalah
-yang menjadi pokok pembahasan dalam skripsi ini, saya
menggunakan pendekatan yuridis sosiologis . Pendekatan
yuridis maksudnya ialah pendekatan berdasarkan
peratur-an-peraturan yang berlaku misalnya Kitab Undang-undang
Hukum perdata, Kitab undang-undang Hukum Sagang, Undang
undang N o ,3 Thn, 1965 • Pendekatan sosiologis maksudnya
ialah pendekatan berdasarkan keadaan dan pertumbuhan de
ngan melihat gejala-gejala yang ada dalam k€*hidupan
ma-syarakat .
b. Sumter Data
Untuk memperoleh data yang menun^ang penyusunan
skripsi saya ini dapat melalui :
-* Kepustakaan berupa buku-buku literatur, bahan kuliah,
peraturan perundang-undangan yang berlaku .
pengamatan lapangan yaitu pada P,G. Pesantren Baru
-dan PT Anang Djuhri •
- c. prosedur Pengumpulan Dar. pengolahan Data
pelaksanaan pengumpulan data yang digunakan da
-lam kegiatan penyusunan skripsi ini memakai dua sistim
yaitu ;
1• Tinjauan Pustaka ialah suatu cara yang dilakukan de
undangundangan yang berlaku yang ada hubungannya
-dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini .
2, Pengamatan lapangan ialah pengumpulan data yang
di-lakukan pada obyek penelitian di lapangan yaitu pa
da P.G, Pesantren Baru dan PT Anang Djuhri guna
memperoleh bahanbahan yang diperlukan dan paling men
-dekati kebenaran yang terpusat pada masa sekarang
i-ni sesuai dengan keadaan .
Dalam pengamatan lapangan ini digunakan cara pe
ngumpulan data sebagai berikut :
- wawancara yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengadakan tanya jawab langsung pada pimpinan
atau wakil P.G. Pesantren Baru dan PT Anang Djuhri .
- Data Simpan yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan menggunakan data-data maupun
surat-surat lainnya yang berhubungan dengan skripsi ini .
d. Analisa Data
Data-data yang terkurapul baik data kepustakaan
maupun data lapangan kemudian aianalisa dengan metode
analisa Deskriptif artinya rangkaian peristiwa yang
ada adan yang berhubungan dengan masalah kemudian disu
-sun, diuraikan serta dianalisa dan selanjutnya
disesu-aikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
ini .
6. Pertanggungjawaban Sistimatlka
Untuk memudahkan memahami isi dari seluruh skrip
si ini maka kerangka skripsi dibagi dalam beberapa bab
dan dalam masing-masing bab terdapat beberapa sub bab •
pendahuluan saya letakkan dalam bab I, disamping
merupakan kebiasaan juga merupakan suatu bentuk keharus
an bagi setiap penulisan skripsi yang telah ditentukan
dalam buku pedoman • Dalam pendahuluan ini saya uraikan
tentang permasalahan, latar belakang dan rumusannya
-yang merupakan ide dasar -yang mendasari penulisan skrip
si ini, penjelasan judul yaitu baik penjelasan kata
de-mi kata maupun penjelasan secara keseluruhan, alasan pe
milihan judul yaitu apa yang menarik dari judul ini
se-hingga saya pilih, tujuan penulisan yaitu manfaat apa
yang dapat diperoleh dari penyusunan skripsi ini,
meto-dologi yang dipakai untuk menyusun skripsi ini dan
per-tanggungjawaban sistimatika . Dengan memahami bab ini
saya maksudkan agar pembaca tidak mengalami kesulitan
dalam memasuki bagian yang lebih dalam yang merupakan
isi dari skripsi ini dan juga untuk memberi gambaran po
kok penulisan sehingga pembaca akan mengetahui permasa
lahan yang ada dalam skripsi ini secara lebih jelas .
gula di dalam prakteknya yang terdiri dari beberapa sub
bab • Dalam pembahasan tentang pengangkutan gula ini sa
ya tidak membahas tentang pembentukan perjanjiannya
te-tapi yang saya tekankan mengenai siapa para pihak yang
terlibat dalam pengangkutan karena meskipun penyeleng
garaan pengangkutan itu dimulai di pabrik gula namun be
lum tentu pabrik gula sebagai pihak dalam pengangkutan
gula dan pabrik gula tidak memilih baik pengangkut
mau-pun alat angkutannya dalam arti pabrik gula tidak tahu
menahu tentang pengangkutannya karena hal itu bukan
we-wenangnya .
Dalam bab III saya akan membahas tentang Terjadi
nya Kerugian yaitu apakah yang bisa menyebabkan terjadi
nya kerugian * Apabila memang terjadi kerugian maka per
lu kita ketahui kerugian-kerugian apa saja yang menjadi
tanggungjawab pengangkut dan kerugian apa yang bukan -■
menjadi tanggunjawabnya • Dengan demikian tidak semua
kerugian yang terjadi menjadi tanggungjawab pengangkut
melainkan tanggunjawabnya juga perlu dibatasi . setelah
itu dapat kita ketahui cara menghitung kerugiannya •
Dalam bab IV saya akan membahas tentang Upaya
Klaim Ganti Rugi • sebagaimana kita ketahui pengangkut
an gula tidak selamanya berjalan lancar • Kadangkala
-kita tidak dapat mencegah terjadinya musibah yang tidak
muatan . Untuk itulah dalam tab IV ini kita dapat me
-ngetahui bagaimanakah prosedur klaim ganti rugi dan pem
bayaran ganti ruginya .
Bab V merupakan Penutup karena bab V ini berisi
pembahasan yang paling akhir, yang di dalamnya saya
berikan kesimpulan dari seluruh bab yang telah dibahas
-sebelumnya dan saya berikan pula saran untuk
meningkat-kan pelayanan jasa angkutan barang melalui darat *
Dengan demikian dari keseluruhan pembahasan ini
saya harapkan pembaca bisa mengetahui bagaimana prak
-tek penyelenggaraan pengangkutan gula melalui darat pa
da PT Anang Djuhri sehubungan dengan perkembangan jaman
dimana segala sesuatu dituntut serba cepat, lancar,
BAB II
PENGANGKUTAN GULA
DIDALAM PRAKTEKNYA
1• Para Pihak Dalam Pengangkutan Gula
Pada dasaraya proses pengangkutan gula di pabrik
gula tidak sesederhana kelihatannya . Dalam arti, meski
pun pengangkutan ini dimulai dari pabrik gula namun pa
brik gula bukanlah pihak dalam pengangkutan gula . Hal
ini dapat kita ketahui dari bagaimanakah situasi
sebe-lum diadakannya pengangkutan .
Mula-mula pabrik gula mernproduksi gula, 6Q% ada
lah milik petani yang dijual ke KUD sedang 32%
merupa-kan milik pabrik gula dan dijual ke DOLOG * Dilain pi
hak DOLOG Jatim mengeluarkan DO (Delivery Order) yaitu
semacam surat yang berisi perintah untuk menyerahkan
barang • DO ini oleh DOLOG dijual kepada pembeli dan
-pembeli ini sudah ditentukan sendiri oleh DOLOG yaitu
Yayasan, Koperasi, PT, CV, perseorangan . pada waktu
-pabrik gula menjual gula ke DOLOG dibuatlah perjanjian
jual beli antara BULOG yang diwakili DOLOG Jatim dengan
pabrik gula dan saat itu juga DOLOG menitipkan gula
dipabrik gula • Gula yang aisimpan itu nantinya akan di
-ambil oleh pemilik DO atau kuasanya • Penitipan ini ada
batas waktunya, bila melebihi batas waktu maka pemilik
DO (pemilik gula yang dititipkan itu) harus raembayar
u-%
ang sewa kepada pabrik gula •
Dari sini dapat dilihat bahwa pabrik gula bukan
pihak dalam pengangkutan gula • pabrik gula berfungsi
sebagai produsen gula dan tempat untuk menyimpan gula
serta menjaga kualitas dan kuantitasnya • Apabila gula
rusak menjadi tanggungjawab pabrik gula selama gula
ma-sih ada di gudangnya •
para pihak yang terlibat dalam pengangkutan gula
adalah pengangkut dengan pengirim . Sebelumnya perlu di
jelaskan terlebih dahulu pengertian mengenai pengang
kut • Ada beberapa sarjana yang mempunyai pendapat da.
-lam hal ini yaitu :
a. Achmad Ichsan
memakai istilah petugas pengangkut . Petugas pe
ngangkut adalah pihak pengangkut yang bertugas
dan berkewajiban mengangkut dan yang bertanggung
jawab terhadap semua kerugian yang diderita da
-lam pengangkutan barang
^Wawancara dengan Bapak Budi selaku wakil pim pinan P.G. Pesantren Baru, Kediri pada tapggal 10 No -nember 1991 .
b. Abdulkadir Muhamad
pengangkut mempunyai dua arti yaitu sebagai pi
hak penyelenggara pengangkutan dan sebagai alat
yang digunakan untuk menyelenggarakan pengangkut
an . pengangkut dalam arti yang pertama termasuk
dalam subyek pengangkutan sedangkan pengangkut
dalam arti yang kedua termasuk dalam obyek peng-5
angkutan .
c. H.M.N. Purwosutjipto
pengangkut pada umumnya adalah orang yang
mengi-katkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan
barang dan atau orang dari suatu tempat ke
tem-pat tujuan dengan selamat dan aman
Sebenarnya mengenai pengangkutan pada umumnya tidak ada
definisinya dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(se-lanjutnya disebut KUHDag.) namun dari batasan-batasan
yang dikemukakan oleh para sarjana tersebut dapat di
-simpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengangkut dalam
artian umum adalah pihak yang mengikatkan diri dalam
-perjanjian pengangkutan yaitu untuk mengangkut barang
dan atau orang dengan selamat ke tempat tujuan yang
te-^Abdulkadir Muhamad, op.cit., h.34 *
purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum -Dagang Xndonesia-Hukum Pengangkutam, Jilid I I I , 0 6 x711
lah disetujui dalam perjanjian pengangkutan •
Sama halnya dengan pengangkut, pengirim adalah
pihak dalam perjanjian pengangkutan . Dalam KUHDag.
ju-ga tidak diatur definisi pengirim secara umura . Tetapi
dilihat dari pihak dalam perjanjian pengangkutan, pe
-ngirim adalah pihak yang mengikatkan diri untuk
memba-yar M a y a pengangkutan .
Dengan demikian para pihak yang terlibat dalam
pengangkutan adalah pengangkut dengan pengirim, yang
-dalam hal ini (-dalam penulisan skripsi ini) saya
memi-lih PT Anang Djuhri sebagai pengirim . PT Anang Djuhri
selain sebagai pengirim juga sebagai pemilik barang
(gula) .
2. Dokumen Pengangkutan
Yang dimaksud dokumen pengangkutan ialah setiap
tulisan yang dipakai sebagai bukti dalam pengangkutan
berupa naskah, tanda terima, tanda penyerahan, tanda
7
milik atau hak .
Dokumen pengangkutan berfungsi sebagai alat buk
ti adanya perjanjian pengangkutan antara pengangkut de
ngan pengirim • Dokumen pengangkutan terdiri dari surat
muatan untuk pengangkutan barang dan tiket untuk peng
angkutan penumpang . Maka sesuai dengan permasalahan
yang saya tulis dalam skripsi inif saya hanya akan me
-nguraikan mengenai surat muatan .
Surat muatan untuk pengangkutan barang disebut
-menurut jenis pengangkutan yaitu surat muatan kereta
api (spoorvrachtbrief) untuk pengangkutan kereta aapi,
-surat muatan laut (cognossement) untuk pengangkutan
lau t f slaurat mlauatan laudara (llauchtvrachtbrief) launtlauk peng
-angkutan udara, surat muatan (vrachtbrief) untuk peng
angkutan darat •
Dalam pasal 90 KUHDag. disebutkan :
Surat muatan merupakan persetujuan antara sipengi-rim atau ekspeditur pada satu pihak dan pengangkut atau juragan perahu pada pihak lain dan surat itu memuat selain apa yang kiranya telah disetujui o -leh kedua pihakf seperti misalnya mengenai waktu dalam mana pengangkutan telah harus selesai diker-jakannya dan mengenai penggantian rugi dalam hal . kelambatan
Dapat dilihat dalam pasal 90 KUHDag. itu bahwa surat mu
atan merupakan perjanjian antara pengirim atau ekspedi
tur dengan pengangkut • Sebenarnya tanpa surat muatan
itu, apabila telah tercapai persetujuan kehendak atau
konsensus antara kedua pihak maka sudah terbentuk per
janjian .
o
Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-undsn^ Hukum Dagang Dan Undang-undang Kepaiirtan/cet .XVI» Frad
Dalam kenyataannya, surat muatan merupakan
sua-tu surat per.janjian antara pengirim dengan pengangkut
yang dibuat oleh pihak pengangkut dan berisikan raacam
barang apa yang diterima untuk diangkut ke suatu tern
pat yang diperjanjikan, guna diserahkan kepada orang
-yang berhak . Didalam prakteknya pada PT Anang Djuhri,
surat muatan dibuat oleh pengangkut dan ditandatangani
oleh pengangangkut dan diberi cap • Apabila pengangkut
telah selesai melaksanakan pengangkutan dan membawa ba
rang muatan ke tempat tujuan dengan selamat maka surat
muatan itu juga ditandatangani oleh penerima yaitu PT
Anang Djuhri dan diberi cap ♦
Sebenarnya antara pengangkut dengan PT Analog
-Djuhri pada setiap pembentukan perjanjian pengangkutan
tidak pernah membuat surat muatan • Sedang surat muatan
yang dibuat oleh pengangkut itu hanya sebagai pelengkap
bagi sopir didalam perjalanannya membawa barang muatan
bila ada pemeriksaan polisi . Apabila terjadi perseli
-sihan antara pengangkut dengan PT Anang Djuhri yang
di-pakai sebagai bukti adalah DO dan surat-surat yang lain
seperti Surat Timbang Keluar, tanda terima yang berupa
kuitansi . ^
3* Isi Surat Muatan
Meskipun antara pengangkut dan PT Anang Djuhri
dalam pembentukan perjanjian pengangkutannya tidak
per-nah membuat surat muatan namun oleh pengangkut sendiri
dibuat suatu surat muatan sebagai pelengkap bagi sopir
didalam perjalanannya membawa barang muatan •
Surat muatan tersebut yang dibuat oleh pengang
kut sepanjang isinya mengenai keadaan barang, alamat
-dan sebagainya maka pihak pengirim tidak perlu
membaca-nya karena apa yang ditulis oleh pengangkut pada surat
muatan itu dianggap sebagai kesepakatan kedua pihak .
Lagipula perusahaan pengangkutan yang dipakai oleh pe
-ngirim adalah selalu perusahaan pengangkutan yang sama
sehingga perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan dalam
memenuhi perjanjian pengangkutan sudah merupakan
kebia-saan diantara mereka .
Adapun surat muatan tersebut berisi sebagai be
-rikut :
a. macam barang dan jumlahnya
b. nama pengirim
c. nama pengangkut
d. nama penerima
e. tanggal pengiriman
f. tandatangan dan cap pengangkut
Bila kita bandingkan dengan pasal 90 KUHDag. maka surat
muatan memuat ketentuan sebagai berikut :
a. nama, berat atau ukuran barang-barang angkutan,
me-rek dan jumlahnya
b. nama pihak dialamati
c. nama dan tempat kediaman pengangkut
d. jumlah biaya angkutan
e . penanggalan surat angkutan
f. penandatanganan pengirim dan pengangkut
Dapat kita lihat disini bahwa surat muatan yang
dibuat oleh pengangkut dari PT Anang Djuhri tersebut ti
dak seraua yang diatur dalam pasal 90 KUHDag* tercakup
didalamnya , Yang tidak dicantumkan pada surat muatan
-yaitu mengenai berat gula dan biaya angkutan .
Dalam mengisi isian jumlah biaya angkutan dari
surat angkutan ini tidak perlu diisi seketika, karena
kemungkinan besar masih memerlukan banyak
pertimbangan-pertimbangan serta penghitungan barang-barang lebih da-1 0
hulu oleh pengangkut • Untuk biaya angkutan tidak
di-tulis sekaligus dalam surat muatan disebabkan nantinya
ada kuitansi yang dibuat oleh pengangkut untuk pengirim
apabila penyelenggaraan pengangkutan telah berakhir .
Sution Usman Adji, Djoko Prakoso, Hari pramo *• no, Hukum Pengangkutan Di Indonesia, cet.I, Rineka
Demikian juga dengan berat gula tidak ditulis dalam su
rat muatan tersebut sebab sudah ada surat tersendiri
-yang berisi tentang berat masing-masing karung -yang
di-sebut Surat Timbang Keluar .
4. Penyelenggaraan Pengangkutan
Persetujuan antara pihak-pihak yang berkepenting
an yaitu antara pihak pengirim dengan pengangkut mela
-hirkan hubungan kewajiban dan hak yang perlu
direalisa-sikan melalui penyelenggaraan pengangkutan .
penyeleng-garaan pengangkutan adalah proses kegiatan pengangkutan
dan pembayaran biaya pengangkutan .
penyelenggaraan pengangkutan meliputi empat ta
-hap kegiatan yaitu :
a. Tahap persiapan pengangkutan, yang meliputi
penyerahan alat pengangkutan, penyerapenyerahan barang muatan un
-tuk diangkut, pembuatan dokumen pengangkutan •
b« Tahap kegiatan pengangkutan, yang meliputi kegiatan
pemindahan barang muatan dengan alat pengangkutan
-dari tempat pemberangkatan ke tempat tujuan yang te
lah disepakati .
c. Tahap penyerahan barang muatan kepada penerima dan
pembayaran biaya pengangkutan dalam pengangkutan
o-leh pengirim •
ter-jadi selama atau sebagai akibat dari pengangkutan •
Berdasarkan kebiasaan yang ada, pengangkut menye
diakan alat pengangkutan dan pengirim menyerahkan ba
-rang muatan dan eurat muatan . Namun kenyataannya
dida-lam praktek pengangkutan gula pada PT Anang Djuhri, ka
rena yang membuat surat muatan adalah pengangkut maka
yang dieerahkan oleh pengirim kepada pengangkut adalah
DO dan surat kuasa sedang barang muatan tidak diserah
-kan karena barang yang a-kan diangkut ada di tempat lain
yaitu di gudang pabrik gula . Pada penyelenggaraan pe
-ngangkutan ini pihak pengirim tidak ikut dalam pengang
kutan •
Ada juga kebiasaan yang berlaku dalam pengang
-kutan di darat ialah bahwa barang muatan yang sudah
di-ketahui jenis dan jumlahnya, seperti batu bata, pasir
kali, beras yang sudah dibungkus karung, tidak
diperlukan surat muatan karena sudah diketahui jenis dan jun
-lahnya ketika melakukan pemuatan . Namun khusus untuk
pengangkutan gula, kebisaan yang berlaku tidak demiki
-an . Selain peng-angkut mempunyai surat muat-an sebagai
pelengkap dalam perjalanannya selama proses penyeleng
garaan pengangkutan, dia juga harus membawa DO dan su
rat kuasa sebab bila tidak ada surat kuasa meskipun a
-da DO maka pihak pabrik gula ti-dak akan mengeluarkan gu
(dalam pengambilan gula oleh pengangkut untuk diangkut
ke tempat pemilik gula) ialah sebagai bukti bagi .pa
-brik gula seandainya DO yang dibawa pengangkut itu, DO
yang diketemukan di jalan yang sebenarnya bukan
milik-nya . Mengapa pabrik gula memerlukan juga surat kuasa
dari pengirim / pemilik gula adalah karena pihak pabrik
gula merupakan pihak yang bertanggungjawab atas gula
-yang dititipkan kepadanya .
Dengan adanya DO dan surat kuasa yang dibawa
o-leh pengangkut ini maka pihak pabrik gula baru mau
me-nyerahkan gula yang disimpan di gudangnya untuk diambil
dan diangkut oleh pengangkut • DO ini dibuat rangkap
-tigaf yang asli dipegang oleh PT Anang Djuhri sebagai
pengirim / pemilik gula, DO fotocopy yang satu dipegang
oleh pabrik gula dan yang lainnya untuk mengambil gula
di gudang dan diserahkan ke pabrik gula •
Setelah muatan barang (gula) siap dalam alat pe
ngangkutan (truk), pengangkut memberangkatkannya dan ia
wajib melakukan penjagaan, pengawasan dan pemeliharaan
terhadap gula sampai di tempat tujuan yang telah
dise-pakati * Dan setelah gula tiba di tempat tujuan yaitu
di tempat pengirim / pemilik yang sekaligus penerima
-(PT Anang Djuhri) maka gula dimasukkan ke gudang milik
PT Anang Djuhri . Di gudang ini akan dilakukan
basah, berapa jumlah karung yang berisi gula dan berat
tiap-tiap karung •
Penyerahan gula oleh pengangkut kepada PT Anang
Djuhri di gudangnya menandai berakhirnya penyelenggara
an pengangkutan namun belum tentu akhir dari perjanjian
pengangkutan . Untuk mengetahui berakhirnya perjanjian
pengangkutan perlu dibedakan dua keadaan yaitu :
1. dalam keadaan tidak terjadi peristiwa yang
menimbul-kan kerugian maka perbuatan yang dijadimenimbul-kan ukuran ia
lah saat penyerahan barang (gula) dan pembayaran bi
aya pengangkutan .
2. dalam keadaan terjadi peristiwa yang menimbulkan ke
rugian maka perbuatan yang dijadikan ukuran ialah pe
BAB III
TERJADINYA KERUGIAN
1. Sebab-sebab Terriadlnya Kerugian
Dalam proses pengangkutan tidak selaraanya
berja-lan berja-lancar, kadangkala bisa terjadi musibah yang
menim-bulkan kerugian . Dalam proses pengangkutan seperti ini
adanya resiko tidak dapat dihindarkan . Bila terjadi
-hal seperti ini dan mengakibatkan kerugian pada barang
yang diangkut maka akan meni^bulkan tuntutan ganti rugi
atas kerugian yang terjadi kepada pengangkut . Pada
da-sarnya pengangkut bertanggungjawab terhadap barang yang
diangkutnya .
Beberapa hambatan dalam pengangkutan gula yang
dapat dialami oleh pihak-pihak dalam pengangkutan baik
pengirim maupun pengangkut dapat menjadi sebabsebab
-terjadinya kerugian yaitu :
a. Tidak disiplin waktu
Waktu pemberangkatan alat pengangkutan yang telah
dijadwalkan sering tidak dipatuhi'oleh pengangkut,
Ketidakdisiplinan waktu ini dianggap sebagai hal
yang biasa atau hal yang sudah wajar terutama yang
bukan pengangkutan ekspres •
Akibat dari tidak disiplin waktu ini menyebabkan
kan barang terlambat tiba di tempat tujuan sehingga
terjadi kerugian • Kerugian yang terjadi. itu karena
tenggang waktu untuk menjual barang-barang itu deng
an keuntungan besar telah lampau . Dapat juga karena
datangnya terlambat sehingga barang menjadi rusak
-misalnya gula menjadi basah sehingga sulit laku. Pa
da PT Anang Djuhri apabila terlambatnya gula hanya
dua hari masih bisa ditolerir tetapi apabila sudah
lebih dari dua hari biasanya PT tersebut mulai minta
pertanggungjawaban dari pengangkut namun tidak
langsung menuntut ganti rugi sebab bisa saja terlambat
-nya gula di tempat tujuan karena memang dari tempat
pemberangkatan yaitu dari gudang pabrik gula agak
-terlambat mengeluarkan barangnya .
b. Gangguan keamanan dan ketertiban
Gangguan keamanan yang sering terjadi atau se
-ring dijumpai pada pengangkutan gula berupa
pencuri-an . Apabila pengpencuri-angkut tidak berhati-hati maka
pen-curian-pencurian seperti ini banyak terjadi ketika
pengangkut (sopir) menghentikan truknya untuk
isti-rahat pada tempat-tempat tertentu dan pada waktu
pe-ngisian bahan bakar • Yang dicuri biasanya beberapa
karung atau setiap karung dikurangi sedikit secara
-kurang
c. Dari pihak pengangkut sendiri
Bisa juga penyebab kerugian berasal dari pengang
kut sendiri . Yang sering terjadi ialah gula yang di
angkut ditukar oleh pengangkut selama perjalanan .
Hal ini dapat dilihat oleh pemilik gula (PT Anang
-Djuhri) pada waktu gula telah sampai di tempat tuju
an • Apabila gula dalam keadaan basah hampir 50% bi
sa diduga bahwa gula telah ditukar .
Dalam menghadapi keadaan seperti ini pihak peng
irim / pemilik barang tidak langsung mengadakan
tuntutan kepada pengangkut melainkan mengecek dulu ke
-pabrik gula • Inilah sebabnya mengapa oleh PT Anang
Djuhri gula yang telah sampai dan diterima perlu
di-periksa kembali
2. Kerugian Yang Menjadi Tanggun&jawab Pengangkut
Untuk mengetahui tentang kerugian yang menjadi
-tanggungjawab pengangkut perlu diketahui terlebih
dahu-lu kewajiban dan tanggungjawab pengangkut .
Kewajiban pengangkut ialah mengangkut atau menye
lenggarakan pengangkutan barang dari tempat pemuatan
-sampai tempat tujuan dengan selamat agar barang muatan
itu dapat diserahkan kepada penerima dengan lengkap dan
Tanggungjawab pengangkut untuk pengangkutan di
-darat berlaku ketentuan-ketentuan umum yang tercantum
dalam Kitab Unaang-undang Hukum Dagang Buku Pertama,
Titel Kelima, Bagian Ketiga, Pasal 91 yang berbunyi se
bagai berikut :
Pengangkut dan juragan perahu harus menanggung se-gala kerusakan yang terjadi pada barang-barang da-gangannya dan setelah barang itu mereka terima un tuk diangkut, kecuali kerusakan-kerusakan yang di-akibatkan karena sesuatu cacat pada barang-barang itu sendiri, karena keadaan yang meroaksa atau kare na kesalahan atau kealpaan si pengirim atau ekspe-ditur .11
Jadi dapat dikatakan bahwa tanggungjawab pengang
kut dimulai pada saat pihak pengangkut menerima
barangbarang tersebut . Sebelurn pengangkut menerima barangbarang
-barang itu yang bertanggungjawab adalah pihak pengirim
atau ekspeditur .
pada pengangkutan gula, sebelum gula diserahkan
ke pengangkut yang bertanggungjawab adalah pihak pabrik
gula dan begitu gula diterima oleh pengangkut maka saat
itu juga pengangkut yang bertanggungjawab . Jadi peng
-angkut bertanggungjawab sejak gula diterima peng-angkut,
selaraa penyelenggaraan pengangkutan dan sampai gula
ti-ba di tempat tujuan •
Apabila pengangkut tidak menyelenggarakan peng
angkutan sebagaimana mestinya, ia harus bertanggungja
wab artinya memikul semua akibat yang timbul dari
per-buatan penyelenggaraan pengangkutan baik karena keser
ngajaan maupun karena kelalaian pengangkut • Timbulnya
konsep tanggungjawab karena pengangkut memenuhi
kewa-jibannya tidak sebagaimana mestinya, tidak baik, tidak
jujur atau tidak dipenuhi sama sekali .
Luas tanggungjawab pengangkut ditentukan dalam
pasal 1236 dan 1246 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Kenurut ketentuan pasal 1236 KUHPerd., pengangkut wajib
membayar ganti kerugian atas biaya, kerugian yang
dide-rita dan bunga yang layak diterima, bila ia tidak dapat
menyerahkan atau tidak merawat sepatutnya untuk menye
-lamatkan muatan . Pasal 1246 KUHPerd. menentukan bahwa
biaya, kerugian dan bunga itu pada umumnya terdiri dari
kerugian yang telah diderita dan laba yang eedianya
a-kan diterima •
Selain itu tentang tanggungjawab pengangkut da
pat juga ditinjau dari prinsip tanggungjawab dalam pe
ngangkutan . Ada tiga prinsip tanggungjawab pengangkut
dalam hukum pengangkutan yaitu :
a. prinsip tanggungjawab berdasarkan kesalahan (fault
liability)
Menurut prinsip ini setiap pengangkut yang me
kutan harus bertanggungjawab membayar ganti ke
rugian atas segala kerugian yang timbul akibat
dari kesalahannya itu . pihak yang menderita .ke
rugian harus membuktikan kesalahan pengangkut
i-tu • Beban pembuktian ada pada pihak yang dirugi
kan, bukan pada pengangkut . prinsip ini adalah
yang umum berlaku seperti yang diatur dalam pa
sal 1365 KUHPerd, tentang perbuatan melanggar
-hukum •
b. prinsip tanggungjawab berdasarkan praduga (presum
-tion of liability)
Menurut prinsip ini pengangkut dianggap selalu
bertanggungjawab atas kerugian yang timbul dari
pengangkutan yang diselenggarakannya . Tetapi
-jika pengangkut dapat membuktikan bahwa ia tidak
bersalah, maka ia dibebaskan dari kewajiban un
tuk membayar ganti kerugian . Yang dimaksud de
ngan "tidak bersalah" ialah tidak melakukan
ke-lalaian, telah mengambil tindakan yang perlu un
tuk menghindari kerugian atau peristiwa yang
me-nimbulkan kerugian itu tidak mungkin dihindari .
Beban pembuktian ada pada pihak pengangkut bukan
pada pihak yang dirugikan . Pihak yang dirugikan
cukup menunjukkan adanya kerugian yang diderita
-pengangkut .
c. prinsip tanggungjawab mutlak (absolut liability)
Menurut prinsip ini pengangkut harus bertanggung
jawab membayar ganti kerugian terhadap setiap ke
rugian yang timbul dari pengangkutan yang disele^
nggarakannya tanpa keharusan pembuktian ada
tidak-nya kesalahan pengangkut • pengangkut tidak dimung
kinkan membebaskan diri dari tanggungjawab dengan
alasan apapun yang menimbulkan. kerugian itu, prin
sip ini tidak mengenal beban pembuktian tentang
-kesalahan . Unsur -kesalahan tidak relevan .
Apabila prinsip-prinsip ini dihubungkan dengan
undang-undang yang raengatur pengangkutan darat maka
un-dang-undang tersebut menganut prinsip tanggungjawab ber
dasarkan praduga • Hal ini terbukti dari ketentuan pa
sal 24 UTJ No.3 T h n . 1965 tentang Undangundang lalu
lintas Dan Angkutan Jalan Raya (untuk selanjutnya di
-sebut ULLAJR) .
Dalam pasal 24 ayat 1 ULLAJR ditentukan bahwa
-pengusaha pengangkutan kendaraan bermotor umum bertang
gungjawab terhadap kerugian yang diderita oleh penum
-pang dan kerusakan barang yang berada dalam kendaraan
tersebut kecuali bila ia (pengangkut) dapat membuktikan
bahwa kerugian itu terjadi diluar kesalahannya atau
berda-sarkan praduga maka undang-undang pengangkutan di darat
yaitu UU N o .3 Thn.1965 tentang ULLAJR mewajibkan peng
-angkut bertanggungjawab atas kerugian yang timbul dari
pengangkutan yang diselenggarakannya .
Sampai saat ini PT Anang Djuhri tidak pernah
me-ngalami suatu kerugian yang sangat besar apalagi sampai
menyebabkan laba yang seharusnya diterima menjadi hi
-lang . pada pengangkutan gula di PT Anang Djuhri, keru
gian yang menjadi tanggungjawab pengangkut meliputi :
a. kesusutan
b. kelambatan
a. Kesusutan
Untuk mengetahui apakah gula susut atau tidak
-perlu diperiksa kembali setelah sampai di xempat
.pene-rima yaitu di gudang PT Anang Djuhri • pemeriksaan itu
berupa penimbangan kembali setiap karung gula dan
dica-tat pada sebuah surat yang dinamakan Surat Timbang
Ke-luar yang disaksikan oleh kepala gudang dari pihak
pe-nerima dengan pengurus angkutan / sopir •
Dari pihak pabrik gula sendiri setiap satu ka
-rung gula beratnya 101 kilogram dengan perincian seba
gai berikut ;
- 100 kilogram untuk berat gula
pada saat dilakukan penimbangan apabila berat
-setiap karung gula hampir sama yaitu 99 kilogram atau
100 kilogram maka akan menimbulkan kecurigaan pada pi
hak penerima bahwa karung gula telah dicocok * Dicocok
ialah pengambilan (pencurian) gula dengan cara melu
-bangi karung gula dengan lubang yang kecil sehingga gu
la keluar melalui lubang tersebut *
Apabila berat gula pada waktu ditimbang tidak
-sama, ada yang setiap satu karung gula beratnya 101 ki
logram atau 102 kilogram maka hal itu justru tidak me
nimbulkan kecurigaan pada pihak penerima sebab pada wak
tu pengisian gula ke karungnya yang dilakukan oleh bu
-ruh-buruh pabrik gula memakai gerakan yang cepat yaitu
pengisian gula belum memenuh.i karung tetapi sudah
ditarik dari alat yang mencurahknn gula • Apabila setiap
-satu karung gula beratnya kurang dari 101 kilogram,
kekurangan itu dicatat dan nantinya akan dihitung untuk
-minta ganti rugi kepada pengangkut *
b. Kelambatan
Untuk kerugian yang disebabkan karena kelambatan
jarang sekali dialami oleh PT Anang Djuhri • Antara PT
Anang Djuhri dengan pengangkut telah sepakat bahwa ke
lambatan itu paling lama dua hari • Apabila kelambatan
mencair sebagian maka ganti kerugian yang diberikan
o-leh pengangkut seharga gula yang rusak tersebut dan
a-pabila gula yang mencair seluruhnya maka ganti kerugian
yang dibayar oleh pengangkut penuh seharga gula yang
-mencair itu •
Dapat disimpulkan bahwa pengangkut dalam
membe-rikan ganti rugi dibayar seharga gula yang rusak baik
rusak sebagian maupun rusak seluruhnya .
3. Kerugian Yang Bukan Menjadi Tanggungjawab Pengangkut
Tidak setiap kerugian yang diderita pemilik ba
rang (gula) menjadi tanggungjawab pengangkut .
Undang-undang memperkenankan kepada pengangkut untuk membukti
kan bahwa kurangnya k e s e m p u m a a n prestasi (barangba
-rang berku-rang atau susut pada saat penyerahan), ba-rang
nya rusak sebagian atau seluruhnya maka dalam hal ini
pengangkut dapat melepaskan tanggungjawabnya apabila.
-hal itu disebabkan oleh :
a* cacat pada barang itu sendiri
b. kesalahan dan / atau kelalaian sendiri pada pengirim
c. keadaan memaksa
a. Cacat yang melekat pada barang itu sendiri
Dengan cacat ini dimaksudkan sebagai pembawaan
didalam perjalanan dimana pembawaan barang itu sendiri
yang menyebabkan barang itu tidak tahan begltu lama da
lam pengangkutan yang normal *
Demikian juga dengan pengangkutan gula, pengang
kut tidak bertanggungjawab terhadap gula yang mencair
karena mencairnya gula merupakan sesuatu cacat pada ba
rang itu sendiri • Lain kalau pengangkut sendiri yang
sangat terlambat menyerahkan gula berarti pengangkut
-tidak memenuhi wakiu yang telah disepakati antara peng
angkut dengan pengirim .
b. Kesalahan dan / atau kelalaian sendiri pada pengirim
Maksudnya ialah. apabila kerugian yang diderita
-pengirim diakibatkan oleh kurang seksamanya -pengirim di
dalam memilih alat angkutannya atau menyiapkan barang
-untuk menjadi siap angkut .
pada pengangkutan gula, alat angkuatan yang
bia-sa dipakai oleh pengirim ialah truk • Dalam hal ini pe
ngirim tidak salah memilih alat angkutannya • Namun pa
da tahap penyiapan gula untuk menjadi siap angkut, pe
-ngirim sama sekali tidak berperan. Dapat dilihat disini
bahwa pengangkutan gula memang agak berbeda dengan pe
ngangkutan barang yang lainnya . Karena itu dalam hal
-terjadi kerusakan gula maka pengirim tidak mempunyai
tuk menjadi siap angkut karena yang melakukan pembung
-kusan, pengemasan dan menyiapkan gula menjadi siap ang
kut bukan pihak pengirim melainkan pihak pabrik gula
-sendiri . Juga pada pihak pengangkut tidak bisa dikenai
tanggungjawab . Dengan demikian apabila terjadi kerusak
an gula, misalnya gula mencair, gula keluar dari karung
karena jahitannya kurang kuat atau dijahit dengan tali
yang tidak sesuai, ini berarti terjadi salah pembung
-kusan dan pengemasan maka pihak pengirim tidak bisa
nuntut pihak pengangkut karena pengangkut bertugas
mengambil dan mengangkut gula melainkan pengirim harus
-memberitahukan hal tersebut kepada pabrik gula sebagai
pihak yang memproduksi gula dan yang melakukan
pembung-kusan dan pengemasan untuk lebih seksama menjaga mutu
gula yang diproduksinya dan lebih berhatihati dalam
-menyiapkan gula untuk menjadi siap angkut • Sedang
ke-rusakan gula itu menjadi resiko dari pemilik gula apa
bila gula rusak (mencair) atau keluar dari karngnya
di-tas alat angkutan sebab pihak pabrik gula tidak member!
ganti rugi kecuali gula rusak (mencair) masih ada di
-dalam gudang, pabrik gula akan member! ganti rugi . ini
semua sudah menjadi kebiasaan di antara mereka yaitu
-antara pihak pabrik gula, pengirim dan pengangkut .
Namun sebenarnya dilihat dari proses penyelenggaraan pe
terhadap kerusakan gula akibat kurang baiknya pembung
-kusan / pengemasan karena pihak pabrik gulalah yang
menangani raasalah pembungkusan / pengemasannya bukan pi
hak pengirim . Dengan demikian seharusnya pihak pengi.
-rim tetap mendapat ganti rugi dari pabrik gula bila gu
la rusak meskipun gula sudah ada di atas alat angkutan
sepanjang kerugian yang timbul karena salah pembungkus
an / pengemasannya .
c. Keadaan memaksa
Keadaan memaksa ialah suatu keadaan / peristiwa
yang terjadi di luar kemampuan manusia untuk mencegah
1 2
akan terjadinya . Dalam keadaan ini pihak pengangkut
tidak bisa disalahkan apabila ia telah berusaha sekuat
tenaga untuk menghindarinya dalam arti ia berusaha un
tuk menghindarinya atau setidaktidaknya berusaha me
-ngurangi kerugian yang lebih besar lagi . Untuk keada
an seperti ini yaitu suatu peristiwa yang terjadi di
-luar kemampuan manusia untuk raencegahnya (force majeur)
pihak pengangkut telah mencantumkannya juga dalam surat
muatan .
Keadaan memaksa ini dalam penyelenggaraan
angkutan yang eering terjadi ialah kecelakaan lalu
lin-tas • Akibat daxi peristiwa ini bisa menyebabkan
tergu-lingnya truk sehingga muatan berhamburan keluar • Kea
daan memaksa dalam bentuk peristiwa yang lain ialah
tu-runnya hujan secara mendadak . Dalam keadaan seperti
i-ni mau tidak mau menyebabkan gula menjadi basah *
4. Menghltung Kerugian / Survey Kerugian
Untuk menghitung kerugian biasanya dipakai
kebiaeaan yang berlaku diantara mereka yaitu antara pengi
-rim dengan pengangkut . Kerugian itu dihitung 10% dari
harga gula perkilogramnya di pasaran kemudian
ditambah-kan pada harga gula perkilogramnya .
Misalnya, gula yang susut sebanyak 10 kilogram
sedang harga gula perkilogram di pasar Rp 1,200,00 .
Pengirim minta 10% dari harga pasar yaitu Rp 120,00 .
Lalu Rp 120,00 ini ditambahkan ke harga pasar menjadi
-Rp 1.320,00 . Jadi ganti rugi yang diminta pengirim ke
pada pengangkut ialah : 10 kilogram x Rp 1.320,00 =
Rp 13.200,00 .
Dalam meminta ganti rugi ini diantara para pe
ngirim sudah sepakat untuk minta penambahan 10% dari
-harga gula di pasar (harus diatas -harga gula di pasar)
karena bila ganti rugi yang diminta sama dengan harga
-penyusutan gula yang dilakukan oleh pengangkut (anak
BAB IV
UPAYA KLAIM PEMBAYARAN
GANTI RUGI
1. Prosedur Klaim Ganti Rugi
Yang dimaksud dengan klaim pada pengangkutan
ba-rang adalah tuntutan ganti rugi oleh pemilik baba-rang ke
pada pengangkut atas barangbarang yang rusak atau hi
-lang selama proses pengangkutan .
Adapun prosedur untuk mengajukan klaim kepada
-pengangkut sebagai berikut :
a. Penerima / pemilik barang (PT Anang Djuhri) setelah
melakukan pemeriksaan (penimbangan kembali di gudang
nya) dan mengetahui adanya kesusutan pada berat gula
haxus mengadukan hal tersebut kepada pengangkut atau
wakilnya (sopir), secara tsrtulis atau lisan • Kalau
dilakukan secara tertulis caranya ialah ditulis be
-rapa kesusutannya pada Surat Timbang Keluar •
penga-duan ini diberikan jangka waktu tiga hari terhitung
sejak saat diterimanya barang . Apabila telah lebih
dari tiga hari pihak pengangkut tidak bersedia
menerima pengaduan tersebut * Untuk jangka waktu tiga
-hari ini telah tercantum pada surat muatannya •
b* pengaduan tentang adanya kesusutan ini dilampiri de
ngan :
1. suatu surat bukti yang menunjukkan bahwa "barang /
gula telah susut yaitu surat Timbang Keluar
2. copy dari DO (Delivery Order)
Perselisihan mengenai ganti kerugian antara PT
Anang Djuhri dengan pengangkut tidak pernah ada yang
-dibawa ke pengadilan karena jurnlah kerugian yang timbul
masih dalam batas kewajaran yang dapat diselesaikan sen
diri diantara mereka * Demikian juga dengan masalah
kelambatan yang menyebabkan gula menjadi basah • Disam
-ping itu para pihak menganut prinsip bahwa
penyelesai-an masalah kecil tidak perlu raenimbulkpenyelesai-an kerugipenyelesai-an ypenyelesai-ang
lebih besar (biaya besar dan waktu lama)
2. pembayaran Ganti Rugi
Mengingat pentingnya hubungan yang baik dan ke
percayaan yang diberikan oleh PT Anang Djuhri kepada
-pengangkut, sehingga pengangkut berusaha untuk
memberi-kan servis yang baik apalagi dalam hal terjadi kerugian
pengangkut biasanya segera memberi ganti rugi supaya
-hubungan bisnis diantara mereka tidak berhenti begitu
saja .
Setelah pihak pengirim melakukan pengaduan kepa
da pengangkut untuk klaim ganti ruginya maka akan
sege-ra dilakukan pemberesannya yaitu dengan pembayasege-ran gan
ti rugi . pembayaran ganti rugi dilakukan pada saat pi
hak pengangkut menyerahkan kuitansi pembayaran kepada
-pengirim dan pada saat itu juga -pengirim akan menyerah
kan uang sebagai biaya angkutan yang sudah dipotong un
tuk ganti rugi kesusutan gula . Pada saat serah teriraa
kuitansi pembayaran ini pihak pengirim melampirkan pula
bukti berupa Surat Timbang Keluar dan DO yang diperiksa
oleh pengangkut . Bila sudah dibayar biaya angkutannya
oleh pengangkut maka berakhirlah perjanjian pengangkut
BAB V
PENUTUP
1• Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam babbab sebelumnya da
-lam skripsi ini, maka saya memberikan beberapa kesimpul
an sebagai berikut :
a. Para pihak-yang benar-benar terlibat dalam pengang
kutan gula adalah pengangkut dengan PT Anang Djuhri
selaku pihak pengirim . PT Anang Diuhri selain seba
gai pihak pengirim juga pemilik gula dan sekaligus
penerima •
b. penyelenggaraan pengangkutan gula dimulai di pabrik
gula karena gula yang akan diangkut disimpan di gu
dang pabrik gula dan sebelum pengangkut mengambil
gula untuk diangkut dengan alat angkutannya (truk),
dia harus menyerahkan DO (Delivery Order) dan surat
kuasa dari pengirim kepada pihak pabrik gula .
c. Tidak selamanya penyelenggaraan pengangkutan berja
lan lancar namun adakalanya terdapat hambatan yang
menyebabkan terjadinya kerugian . Sebab-sebab
ter'-jadinya kerugian ialah tidak adanya disiplin waktu
penyeraVian barang kepada penerima, gangguan
an dan ketidakjujuran dari pihak pengangkut sendiri
yang dilakukan oleh anak buahnya berupa penukaran
gula selama perjalanan atau pencurian gula dengan
-cara melubangi karung gula .
d. Kerugian yang diderita oleh pengirim tidak semuanya
menjadi tanggungjawab pengangkut * Kerugian yang men
jadi tanggungjawab pengangkut meliputi kesusutan dan
kelambatan . sedang kerugian yang tidak menjadi ta
nggungjawabnya ialah apabila rusaknya gula karena
-cacat yang melekat pada barang itu o^ndiri sehingga
cepat rusak (lembek) dalam pengangkutan yang normal
dan keadaan memaksa (hujan, kecelakaan) .
e. Mengenai penuntutan ganti rugi dan pembayaran ganti
ruginya, diantara pengirim dan pengangkut dipakai
-kesepakatan dan kebiasaan yang berlaku diantara me
reka *
2 * Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas maka sa
ya berusaha memberikan saran sebagai berikut :
- mengingat gula sebagai barang yang sifatnya mudah
berubah maka ketepatan waktu penyerahan gula sangat
penting, sebaiknya pihak pengangkut memenuhi waktu
-yang telah disepakati bersama antara pengirim dan pe
ningkatkan pelayanannya dan pihak pengirim pun bisa
DAFTAR BACAAN
BUKU
Abdulkadir Muhamad, Hukum Pengangkutan Darat» Laut Dan Udara, cet.I, Citra Adltya Bakti, Bandung,
Achmad Ichsan, Hukum Dagang. pradnya Paramita, Jakarta 1984.
Adji, Sution Usman, Djoko Prakoso, Hari Pramono, Hukum Pengangkutan pi Indonesia, cet.I, Rineka Cipta, Ja karxa, 1990.
poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet.V, Balai Pustaka, Jakarta, 1985*
purwosutjipto, H.M.N., Pengertian Poko^ Hukum Dagang Indonesia-Hukum Pengangkutan, Jilid III, cet.III,
D 3 am tjatan, J akarta, i ySv.
Subekti, R . f Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum
Perdata (Terjemahan), cet • xlJf, Pradnya Paramita,
Jakarta, 1985.
p. t.
o
4
maHg
J l K H . M . M a n s y u r N o . 4 4
T e l p . 2 2 4 3 9 - 2 2 6 1 3 - B 6 6 2 7 - 2 7 9 2 7 8
S U R A B A Y A
SURAT KUASA
N o____ _________
Y a n g b e r t a n d a t e n g a n d i b a w a h in i. k a m l :
N a m a : _ _ _ _ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
J a b a t a n : ---
---A I a m a t : ... ... ...
D a n c a n in i m e m b e r i k u a s a k e p a d a :
N a m a : ...
P e k e r j a a n ... - ---
---A I a m a I : --- ---
---U n t u k m e la k s a n a k a n P e n g a n g k u t a n / P e n g u r u s a n G u la P a s ir :
D a r i j a t a h : ...
S P . P . B . N o m o r ; ... ... ...
P a r t y / J e n i s : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
P a b r i k G u l a / G u d a n g : ... ... ... ...
P e n e r i m a k u a s a ,
S u r a b a y a , t g l . _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ 1 9
... ^ . X : .
C- ) A\-',
J/. I'^ jTg l. K irim ^ ^ r u ^ ^ N ° . : / A N a m a S op ir V : . \
... ' B a n y a k n y a ba ra n cjv ^
H i v \
• ^ ^ M a c a m B a ra n g B e ra t b ru f o K g .
; V ^
. . . . . r f
' ~ ’ 7 D - . “ ■ • ~ ' v ’ " ’ ' ■. ’>