• Tidak ada hasil yang ditemukan

V; Disetujul oleh pembimblng :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "V; Disetujul oleh pembimblng :"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

AKAR PHYLLANTHUS ACIDUS SKEELS

SKRIPSI

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MENCAPAI GELAR SARJANA'FARMASI

PADA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

1987

oleh

M. SAMSUL A.ff. 058210448

Ml

t

/ V ;

Disetujul oleh pembimblng :

\

r'l’iKi'’ -• . aLAAS

V-

,'AKUMOmA

I___ *

V

U n _** A U

' > .

(2)

KATA PENGANTAR

Segala pujl dan syukur kazni panjatkan kehadlrat Tuhan Yang Maha Esa , kami telah selesal melaksanakan tugas un­

tuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk men-capal gelar sarjana pada Fakultas Farmasi Universitas Air** langga.

Perkenankanlah pada kesempatan yang balk ini kaml me-nyampaikan rasa terima kasih & penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada bapak pembimblng skripsi yaitu : Bapak DR. Koor Cholles Z. dan Dapak Drs. A* Fuad H. MS, atas se­ gala bimbingannya & pengarahannya sehlngga skripsi ini da­ pat terselesalkan dengan balk. Rasa terima kasih juga kami sampalkan kepada seluruh staff pada jurusan biologi farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga atas segala bantuan serta fasilltav yang telah diberlkan dan kepada semua fihak yang tldak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah mem­ berikan bantuan serta dorongan sehlngga kami dapat menyele-salkan tugas' ini. Se;joga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rah-matNya serta imbalan yang seimbang atas semua kebaikan yang

telah kami terima,

Surabaya, Desember 1987

(3)

hal am an KATA PEN GAN T A R ... I DAFTAR ISI ... ... ... II DAFTAR TABEL ... IV DAFTAR G A M B A R ... »V DAFTAft LAMPIRAN ... VI

EENDAHULUAN ... 1

BAB I TINJAUAN F U S T A K A ... 4

X. Tinjauan tentang tumbuhan Phyllanthus acidus Skeels ... 4

2. Tinjauan tentang triterpea ...8

3. Tinjauan tentang kromatografi ... 12

4. Pemeriksaan spektrofotometri .17 BAB II BAHAN , ALAT DAN METODE K E R J A ...22

1. Bahan yang d i g u n a k a n ... 22

2« Alat yaag digunakan ... 22

3. Metode k e r j a ... *23

3;1* Determinasi t u m b u h a n ... ... 23

3,2« Penyiapan bahan turabuhan... 23

3,2* Isolasi triterpen ... 23

0.4. Pemurnian t r i t e r p e n ... *,..23

3.5* Identifikasi isolat akar Phyllanthus acidus ... .. 25

(4)

13AB III. HASIL PI^ULITIAN ... 32

1 e Isolasi tritorpen ... ... ... 32

2. Uji adany

£

L

Ci l Co rj)oii • 3 0 Uji lcciiiurniuu dengan kromatografi lapisan tipis ... ...035

4 0 Hasil penciltuau titik leleh •««••;•••••• 35 5, llasil serapan terliadap ultra violet »,,, *12 G 0 llasil serapan terhadap infra merali . «...'12

BAB IV FEMBAHASAN ... ...45

BAB V KESIMPULAN ... 50

BAB VI SAllAN—SARAN .. . ...51

BAB VII RINGKASAN ... 52

(5)

halainan

1. Tufcel l.iasil kromatografi. lapisan tipis

(6)

halanian. 1. Tumbuhan Phyllanthus acidus Skeels ...33 2* Akar Phyll an thus acidus Skeels „ „ .... ... 34 3* Kroinatogram KLT. ekstrak ;ilvar Phyl lanthus

acidus Skeels ... ... . ... 3ft 4. Kromatograni KLT. hasil isolasi altar Phyll an thus

ac:Ldus Skeels dengan fase gerak

kloroform : metanol = 9 : 1 . 0... ... ...37 5. Kroinatogram KLT. hasil isolasi akar Pliyllanthus

acidus Skeols dengan fase gerak

n-heksana : etil asotat - 3 : 12 ... . 39

0. Kroinatogram KLT. hasil isolasi akar Pity 3 lan thus acidus Skeols dengan Case gerafc

benzcna : etil asetat = 9 : 1 Oo.«... ... ....39 7. Kroinatogram KLT. hasil isolasi akar Phy 11 ail thus

acidus Skeels dengan fase gerak

metanol : etil asetat -

H

: 2 0...0 ... 8. Kx'omatogram KLT. hasil isolasi akar Phyl lan thus

acidus Slcecls dengan fase gerak

kloroform : n-heksana = 7 : 3 ... ...41

9. Sjiektrogram ultra violet ... ... 4 3 10. Spelctrogram infra m o n t h ... ... ... 44

(7)

halaman

X, Spektrojrram ultra violet tritorpen husi!

isolasi kulit batang Alstouia scholaris «, „ •••.••« 58 2« Spelctrogram ultra violet tritorpen hasil

isolasi kulit batang Phyllanthus emblica „00 „.*• o»• 59

3 . S p e k t r o g r a n i i n f r a m erali I r i t e r p e n h a s i l

isolasi Alstonia spatulata ...60 4. Spelctrogram infra merali tritorpen liasil

isolasi kulit batang Alstonia soho I arts ... 61 5 . S p e k t r o g r a n i i n f r a m erali t r i t o r p e u h a s i l

isolasi kulit batang PhylIanthus emblica ... 62 G. S p e k t r o g r a n i i n f r a m erali t i * i t e r p e n h a s i l

(8)

Wilayah negara Indonesia yang beriklim tropis kaya akan suraber alam. Sumber alara yang berupa tumbuh-tumbuh-an btumbuh-tumbuh-anyak ytumbuh-tumbuh-ang dapat digunalctumbuh-tumbuh-an sebagal bahaii obat.

Pemanfaatannya sebagal balian obat sudah dllcenal sejak ja&an nenek moyang kita. Untuk lebih mengetahui akan lcha-siat , kebenaran / ketepatan cara-cara penggunaan , peman-tapan & pengainanan sebagai bahan obat perlu dilakukan sua-tu kegiatan penelitian ilmiah.

Beberapa jenis Phyllanthus sudah dikenal masyaralcat sebagai tumbuli-tumbuftan yang berlchasiat sebagai obat , sa-lah satunya adasa-lah tumbuhan Phyllanthus aoidus Skeels

( cerme )* Tumbuhan ini merupaltan tumbuhan berbij i dan

mempunyai buah yang rasanya raasam , banyak ditanan orang dihalaman , diladang dan ditempat lain sampai 3etinggi ki-ra-kira 500 meter dari permukaan laut,1 '2

Penggunaan tumbuhan Phyllanthus acidus sebagai bahan obat menurut pengalaman dapat digunakan untuk salcit bubul , asma ( akar ) , sembelit , perut lcotor , batuk ( akar , bi-ji ) , tumor / kanlcer ( daun ).1,a

(9)

Beberapa peaelitian telah dilakukan pada jeais Phyllanthus mengenai kandungan triterpea , diaataranya adalah lupeol ditemukan pada Phyllanthus emblica sebe-sar 2,25

%

juga pada P. disttohus , phyllaathol pada

cpgleri sebesar 0,5

%

, p aayrin , as an betuliaat pa­ ds P. discoides , friedelia pada _P. reticulatus da* P. muelleriaaus.5 >6

Dari hasil peaelitian terdahulu mengeaai khasiat triterpea dapat disimpulkan bahwa seayawa triterpen ber-sifat sitotokeik yang dapat diguaakan sebagai obat anti kanker^, peneliti yaag lain meayrbutkaa bahwa triterpen da­ pat digunakaa sebagai spermisida.8

Dari data tersebut diatas terlibat bahwa pada ku­ lit batang Phyllaathus emblica meagandung cukup tinggi ka-dar lupeol l triterpea ) yaitu sebesar 2,25 Dari keaya-taaa tersebut maka diduga pada Phyllanthus acidus juga neag-andung lupeol ( triterpea ) , karena hal ini berdasarkan khemotaxoaomi yaag meagatakan bahwa dalan famili ya ;g sama kerauagkiaaa meagandung senyawa yang saaa pula. Daa karena

(10)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui salah eatu kompoaen yang aaa pada bagian akar dari tum­ buhan Phyllanthus acidus yaitu senyawa triterpen.

(11)

BAB I

TINJADAN PUSTAKA

1. Tinjauan tentang Phyllanthus acidus 1.1 Klasifikasi9 »l°

Divlsi

(12)

1*2. U ralajfc tentang tumbuha” 1,2.1, Naaa daerali

Pada beberapa daerah di Indonesia Phyllanthus acidus dikenal bermacain-macam nama diantaraaya adalala : rumpiase malinbung , sarme-le , karnadela , till , lorn-bisuko , bolano , caramele , caramea*

Maluku : Iiaurela , ceremin.

1.2.2. Peayebaran dan ternpat tumbuh*'

Tumbuhan ini terdapat di Indonesia , India , Fhilipina , Malaysia , Polynesia , Madagaskar , Aaerika tropis.

(13)

1 • 2«, 3 • Morfologi

Berupa potion ctengan ketlnggiam 3 - 1 2 meter* tangkai tidak bercabang,, panjang 1,5 -9 cm , berkelamin tunggal , tangkai bunga panjangnya 1 - 1,5 mm t kelopak bunga berbentuk bulat sampai bulat te­ lur, Warnanya hijau muda sampai merah keunguan panjangnya 1 - 1,5 mm , benang sari jumlahnya 1 - 3 pasang , tumbuh pa­ da batang dan cabang-cabamgnya,

: Berbentuk drupa , paajang tangkai 3 - 4 milimeter , berbentuk bulat gepeng ,

(14)

1

n

a

1.3. Kandungan tumbuhan v *

Tumbuhan ini mengandung beberapa zat , antara la­ in : dekstrosa , levulosa , sakarosa , Vit. C , ta~ nln , asaa gallat , saponin , phyllaathol.

Penelitian pada akarnya oleh Wehner telah berhasil ditemukan tanin*

Priasea - Geerligs berhasil mengisolasi dekstrosa , levulost* dan sakarosa pada buahnya,

1.4. Manfaat tumbuhaaf*12»15

Bagian dari tumbuhan ini hampir seauaaya dapat digu-nakan sebagai fcahan obat :

Bijinya : sembelit , perut kotor , mual. Buahnya : pencuhar

Daunnya : obat batuk , tumor.

(15)

Triterpen adalah suatu senyawa hidrokarbon yang terdiri dari enam unit isopren yang merupakan rangkaiam dari kepala - ekjor.

2.2. Rumus molekul.17*18>19

Rumus molekul suatu satuan isoprea sebagai beri-kut :

atau deagam rumus molekul ( CqHq )n ■ 2 03. Struktur triterpen20 *21

Ditinjau dari struktur raiitai molekulnya ada dua bentuk yaitu bentuk alifatis dan siklis. Umumnya tritei*pen yang ada pada tumbuhan adalah bentuk si-klis , terutama pentasisi-klis. Pada kerangka struk­ tur triterpen penlasiklis ada tiga macam bentuk yaitu : oleanan , ursan <^an lupan.

?IX3

(16)

a. Triterpea alifatls

Contoh : Squalene yang dapat didisolasi dari mi-nyak ikan Hiu oleh Tsujimoto pada taliun

190G.

Co Triterpen tetrasilclis

Triterpen golongan ini raerupalcan suatu senyawa dengan inti steroid , sehingga dikelompokkau da~ lam golongan steroid*

sebagai coatohnya yaitu Lanosterin. Triterpen trisiklis

(17)

d* Triterpon pentasiklis

Triterpen pentasiklis banyak terdapat pada turn -buhan , terutama pada tum-buhan dicotyl. Terdapat baik dalam bentuk alkohol , asam karboksilat , ester atau berupa glikosida. Dan triterpen darl golongan ini ada tiga type bentuk strulcrur mo -lekulnya yaitu :

1. Type Lupan Contohnya : - Lupeol

(18)

3, Golongan oleanan , Contohnya : -

^

auyrln

2.5. Cara Isolasi triterpea.

Triterpea dapat diisolasi dengan beberapa macam cara isolasi , pada dasarnya mempunyai prinsip yang-.saaa yaitu dengan menggunakan pelarut ©rga-nik , karena triterpen larut dalam pelarut orga-nik.

Cara Isolasi tersebut adalah :

a. Serbuk diekstraksi deagaa eter beberapa kali kemudiaa dipekatkan , dilakukaa kromutografi kolom dengan fase gerak benzen dan campuran

etil ase$at dengan benzen. Pada fraksinya akan didapat triterpen.

(19)

c, berbuk kering disoxhletasi dengan pelarut petro­ leum eter s e l a m a 35 jam. Sari petroleum eter di-uapkan pada tekanan rendah , Kemudlan dilakukan kromatografl kolora dengaja menggunakan fase diam silica gel dan lase gerak campuran petroleum eter

p i dengan etil asetat.

3. Tinjauan tentang kromatografl,

Kromatografl adalah suatu metode analisis untuk peml-sahan komponen gat dari campurannya melalui sistim dua fase, Dua fase tersebut adalah fase dlam sebagai penahan dan fase gerak sebagai faktor pembawa,

Adapun mekanisme yang terjadi pada proses pemisahannya dapat terjadi secara :

- Adsorbs! - Partisi

- Pertukaran Ion

- Piltrasi / Permeasi - Elektroloresa

Kromatografl dlgunakan untuk : - peaurnian /isolasi

(20)

3.1. Kromatografi Lapisan Tipis ( KLT )

Kromatografi lapisan tipis adalah salah satu tehnik kromatografi dimana fase dlau yang dipakai adalah suatu lapisa* tipis adsorbent yang ditaburka* diatas.bahan yang inert ( kaca , plastik ^tau aluminium ). Adsorbent yang diguna-kan diantaranya adalah silika gel , alumina , kieselguhr , selulose , polyamida. Adapun meka-nisme yang terjadi dapat berdasarkan atas prinsip adsorbsl , partisi , pertukaran ion maupun filtra-si , hal ini bergantung kepada adsorbent yang di-gunakan tetapi yang paling umum adalah atas dasar prinsip adsorbs! atau partisi0 Salah satu contoh mekanisrae dengan prinsip partisi adalah yang meng­ gunakan adsorbent selulose yang diimpregnasi deng­ an formamida.

Kromatografi adsorbs! merupakan peristiwa adsorbs! adalah hasil dari kekuatan tarik menarik antara molekul adsorbent dengan molekul zat yang akan diadsorbsi , kekuatan ini bergantung kepada keadaan adsorbent dan susunan molekul zat yang di-levatkan padanya. Zat yang paling kuat diadsorbsi adalah zat yang mempunyai momentum polar yang ter-besar dan disusul dengan zat yang mempunyai momen­

(21)

Zat dengan momentum polar = 0 pada umumnya tak diadsorbsl. Senyawa tak jenuh dimana ikatan rangkapnya lebih banyak akan lebih diadsorbsl , sedangkan aromatis hidrokarbon semakin besar no-mer cincinnya semakin kuat teradsorbsi. Adapun mekanisme terjadinya pemisahan dalam kromatogra­

fl adsorbs! secara sederhana dapat diterangkan sebagai berikut : " Bila beberapa z^t yang ber-beda diteteskan pada lapisan tipis maka semua akan diadsorbsl tanpa pllih , setelah dieluasi maka zat-zat dengan polaritas yang lebih rendah akan terd«ro*g keatas bersama fase geraknya se-hingga akhlrnya nanti akan terbentuk noda-noda berjejer sesuai dengan polaritasnya.

Pelalcsanaan kromatografl lapisan tipis, — Penjenuhan kamar kromatografl.

(22)

Penjenuhan ini penting untuk inenjaga efek tepl dan inenjaga komposisi fase gerak,

- Eluasi

Dikenal lima cara eluasi : a. Eluasi biasa

Fase gerak dibiarkan naik dengan ke-tinggian tertentu.

b. "Multiple development"

Eluasi berulang kali dengan fase ge­ rak yang sama , fase diam dibiarkan kering dulu sebelum eluasi berikutnya* c. "Stepwise development"

Seperti "multiple development"dengan fase gcralc yang berbeda*

d. "Two dimensional" e. "Multi dimensional"

- Aplikasi

Yang dimaksud aplikasi adalah cara memindaU-kan zat yang amemindaU-kan dianalis^. pada pcrmukaau plate.

Ada beberapa cara :

a, Zat dilarutkan kedalam pelarut terten­ tu : Ilasil ekstraksl suatu bahan di-uapkan sampai kering , lteinudian dila­

(23)

ditotolkan pada permukaan plate. b. Elcstraksi dengan mikrodestilasi.

Ilasil destilasi ditarilc dengan pelarut organik kemudian diteteskan pada permu­ kaan plate.

c. Dengan alat tanur TAS.

Zat yang akan dianalisa berbentuk ser-buk dimasukkau lcedalam alat t'Anur Tas begitu juga platenya sudah_dipasang* Ke-raudian alat pengatur suhu diputar raenun-jukkan angka 2dO°C dengan lama peinanasan 90 detik.

- Perhitungan hurga Hf,

jaraE yang 3lteraputi Tase gsrac Faktor-faktor yang mempengaruhi Uarga Uf

dian-taranya :

a. temperatur.

b. jumlali zat yang diaplikasikan c. kejenuhan bejana kromatografl d* tebal tipis lapisan fase diam.

- Cara melihat noda kromatografl.

(24)

- Dokumentasi.

Penyimpanan data kromatografi bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :

t

a* photograph

b. photoaensitometer curves.

3.2. Kromatografi kolonu

Umumnya yang digunakan terbuat dari gelas. Tekaaan permukaan sama dengan tekanan atmosfir , sehingga senyawa bergerak karena gaya grafitasi bumi. Mekanisme yang terjadi bisa adsorbs! , par­ tisi , penulcar ion , filtrasi , atau afinitas*

Hal..ini bergantung kepada fase diam yang diguna-.^ kan. Adsorben yang sering dipaltai adalah alumina , silika gel , magnesium karbonat , selulose , kal-siuni karbonat*

Pemeriksaan Spektrofotometri. Serapan ultra violet.29>X)

•Spektrum ultra violet disebut ju^a spektrum elek^roni'k , karena terjadi sebagai hasil inte-raksi sinar ultra violet terhadap molekul yang mengakibatkan molekul tersebut mengalami transisi

(25)

Pada spektrofotometri UV , radiasi yang dipakai adalah radiasi UV dekat : 200 - 380 nm , sedang-kaa radiasi UV jauh : 100 — 190 am tidak pernah dipakai sebab pada daerah ini udara mengabsorbsi radiasi UV jauh , sehingga diperlukan kondisi ham-paudara, Sebagai sumber radiasi UV yang dipakai adalah lampu hidrogen dan lampu deuterium* DidaXam pemakaiatmya spektrofotometri UV sangat terbatas pada senyawa yang mempunyai sistim terkonyugasi. keuntungan yang dipunyai oleh spektrofotometri UV yaitu mengadakan interaksi ( serapan ) yang selek-tif dan karakteristik terhadap gugus-gugus didalan molekul yang sangat kom£lekP Pelarut yang digunalcan untuk analisa dengan menggunakan spektrofotometri UV harus memenuhi syarat sebagai berikut :

- Tidak mengandung sistim terkonyugasi atau ikatan rangkap pada struktur molekulnya. - Tidak berwarna.

- Tidak berinteraksi dengan senyawa yang dia-nalisa.

- Ilarus mempunyai kemurnian yang tinggl'i'

Beberapa contoh hasil serapan ultra violet dari be-berapa macam triterpen.

(26)

scho-menggunakan pelarut metanol memberikan serapan mak­ simum pada panJang gelombang 208 am

- Hasil Isolasi pada bagiaa kulit batangnya , dengan menggunakan pelarut metanol .memberikan serapan

mak-simum pada panjang gelombang 207 nm.

b. Serapan ultra violet dari triterpen bentuk bebas hasil isolasi dari kulit bata*g Phyllanthus emblica,

- Dengan menggunakan pelarut metanol memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 212,4 nm,

c. Serapan ultra violet dari triterpen bentuk bebas hasil isolasi dari Alstonia spatulata.

- Dengan menggunakan pelarut etanol memberikan serapan maksimum pada panjang gelftmbang 206 nm.

d. Serapan ultra violet dari triterpen bentuk este? asetat hasil Isolasi dari Alstonia spatulata.

(27)

4*2* Serapan infra merah,

Bila sinar infra merah ( 4000 - 667 cm“*) diabsorbsi oleh molekul , energi radiasi diubah men-jadi energi vibrasl dan energi rotasi, Dalam suatu aaalisa struktur t pembuatan spektrum infra merali dimaksudkan untuk mengetahui jenis gugus fungsi yang ada dalam senyawa tersebut.

Supaya dapat terjadi absorbsi sinar infra merah ha-ruslah dipenuhi syarat-syarat berikut ini :

1. Suatu molekul haruslah mengalami perubahaa mo-men dipol selama vibrasi»

2. Energi radiasi harus sama dengan perbedaan energi molekul dalam tingkat dasar dan tingkat tereksitasi.

Cuplikan zat padat untuk pemeriksaan serapan infra merah dapat dibuat dengan cara sebagai berikut :

1 0 Tehnik mull nujol.

Caranya : zat padat 2 - .5 mg digerus halus , ta* 1 - 2 tetes nujol dalam mortir digerus sampai homogen. Kemudian dipindahkan diaatara dua leupeng NaCl ditekaa sehingga merupakan la-pisan tipis dan rata.

2v Tehnik lempeng KBr0

(28)

dal am mortir akik0 Campuran ditekan dengan alat peaekan hidrollk khusus sehingga

terben-tuk lempeng bulat dan tipis dan tembus cahaya. Beberapa contoh hasil serapan infra me rail dari beberapa macam triterpen.

a* Serapan infra merah dari triterpen bentuk ester asetat hasil isolasi dari Alstonia spatulata. Triterpen ini memberilcan puncak-puncak pada bi-langan gelombang ( dalam cm-1 ) ;

2920 , 2850 t 2325 2730 , 2635 , 1450 , 1378 , 1245 , 1150 , 1100 , 1025 f 1005 , 985 , 905 f 880 , 810 , 730 , 660.

b. Serapan infra merah dari triterpen bentuk bebas hasil isolasi dari Alstonia spatulata. Triterpen ini memberikan puncak-puncak pada bilangan gelom­ bang ( dalam cm""* ) :

3350 , 2950 , 2850 , 2325 , 1635 , 1455 , 1380 , 1365 , 1190 f 1140 , 1100 , 1040 , 1000 , 975 , 950 , 925 , 885 # 830 , 810 , 750 , 665.

c. Serapan infra merah dari triterpen hasil isolasi dari Alstonia scholaris. Triterpen ini memberikan puncak-puncak pada bilangan gelombang ( dalam

(29)

METODE PENELITIAN

1* Bahaa yang diguaakan

1,1. Penyediaan bahaa penelitian.

Bahaa penelitian yang diguaakan uatuk isolasi adalah akar Phyllanthus acidus ( cerrae ) yang didapat di daerah Gedangaa kabupaten

Sido-arjo pada bulan September 1987, 1 02. Bahan kimia yang diguaakaa.

- Metanol pa. & tehnis - n-heksana tehnis

- Kloroform pa & tehnis - Benzena tehnis

- Etil asetat tehnis - Acetoa pa

- Asam sulfat pekat - Anisaldehid sulfat - Antimon triklorida

- Kieselgel 60 F2 5 4 E,Merck tebal 0,2 mn

- Kicselgel 60 F E.Merck ukuran 35 — 75 mesh 2. Alat yang digunakan :

- Kolom kromatografi

- Rotavapour , " Heidolph "

(30)

23

- ” Spectrofotometer UV *- visible - recording , Hitachi.

3. Metode kerja

3•1 * Determinasi tumbuhan.

Determinasi tumbuhan dilakukan oleh lemfcaga kebun raya Purwodadi Pasuruan - Jawa timur.

3.2. Penyiapan bahan penelitian.

Akar Phyllanthus acidus ( cerme ) dibersih-kan dari kotoran yang masih melekat

,

dijemur

,di-tumbuk dan diayak dengan ayakan tepung. 3^3. Isolasi triterpen.

250 g bahan serbuk dimasukkan kedalam labu alas bulat dan direfluk dalam pelarut n-heksana , ekstrak-si dilakukan selama 2 jam dan diulang sebanyak tiga lcali. ICemudian disaring , penyaringan dilakukan seti-ap 2 jam sekali. Filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan sedangkan residu dibuang. Filtrat dipekatkan sampai kental dengan alat rotavapour.

3*4, Pemurnian triterpen. 3..-4rVl, Kromatografl kolom.

(31)

Pelaksanaannya :

Dibuat suspensi dari kieselgel dengan pelarat campuran n-heksana : etil asetat = 8 : 2 , kemudian dimasukkaa dengan hati-hati kelcolom kro­ matografi dan didiamkan selama satu malam* Kerau-dian ekstrak yang sudah dilarutkan dengan pelarut campuran dimasuklcan kedalam kolom kromatografi de« ngan hati-hati 9 baru kemudian dilakukan penampung-an & dikumpulkpenampung-an beberapa fraksi , tiap fraksi dia-nalisa komponennya secara KLT. noda yang sama di-kumpulkan jadi satu , kemudian diuapkan maka akan didapat kristal yang berwarna putih kekuningan. 3 0 4 0 2. Rekriataliasi.

Sisa hasil penguapan dari fraksi yang di-tampung dicuci dengan metanol , kemudian dilarut­ kan kedalam kloroform pa* sampai larut semua , ke­ mudian ditambah metanol , selanjutnya didiamkan pa­ da suhu kamar* Maka akan terbentuk kristal berwarna putih*

3i5* Identifikasi isolat akar Phyllanthus acidus ( akar cerme )♦

3*5*1* Dengan reaksi warna : - Tes Liebermaan - Burchard*

(32)

ditambah 1 - 2 tetcs asaia sulfat pekat , dan diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya triterpen ditandai dengan timbulnya warna merah ungu yang stabil. Sebagai

pern-banding digunakan triterpen dari Phyllanthus emblica.

- Tes Salkowski. Caranya :

Sedikit zat dilarutkan dalam kloroform kemudiaa melalui dinding tabung reaksi ditam-balikan as am sulfat pekat secara perlaham-la-ka*» Adanya triterpen ditandai terbentukmya cincitt warna coklat pada batas kedua cairan tersebut.

- Tes Carr - Price. Caranya :

Sedikit zat pada papan tetes ditambah kriatal antimon triklorida , digerus homogen kemudian ditambah beberapa tetes asam asetat anhidrat dan diamati warna yang terjadi. Ada­ nya triterpen ditandai timbulnya warna merah ungu yang stabil.

3.5.2. Kromatografl Lapisan Tipis.

(33)

Untuk penampak nodanya digunakan pereaksi anisaldehid sulfat. Adanya triterpen ditan­ dai adanya noda yang berwairna merah ungu. Sebagai pembanding digunakan triterpen ha­ sil isolat kulit batang Phyllanthus emblica Pelaksanaannya :

Sedikit zat dilarutkan dalam klo­ roform , kemudian dengan menggunakan kapiler , larutan zat tersebut ditotolkan pada lempeng fase diam dengan jarak satu centimeter dari tepi bagian bawah. Sete}ah itu lempeng fase diam tersebut dimasukkan kedalam bejana kro-matografi yang telah jenuh dengan uap dari fa-ae gerak tersebut diatas. Apabila fase gerak nya sudah mencapai garis batas yang telah di-tentukan , lempeng diambil dan didiamkan sam-pai kering pada suhu kamar. Kemudian lempeng

tersebut disemprot dengan pereaksi anisalde­ hid sulfat , kemudian dimasukkan kedalam oven pada suhu 105 - 110°C selama sepuluh menit. Diamati warna noda yang terjadi dan digkur harga Rf nya.

Untuk mengetahui kemurnian hasil isolat diper-lukan lima macam eluen sebagai berikut :

(34)

Metanol : Etil asetat = 8 : 2 Benzena : Etil asetat *» 9 : 1

Bila dari kelima macani pelarut tersebut diatas didapatkan. satu noda , maka hasil isolasi murni terhadap kromatografi- lapisan tipis.

3.5,30 Penentuan titik leleh„

Dengan menggujtakan alat " Electrothermal Melting Point Apparatus " 0

Caranya :

Sedikit zat hasil pcmurnian dimasuk-kan kedalam pipa lcapiler , kemudian diletakdimasuk-kan pada alat " Electrothermal Melting Point Appa­ ratus H . Kemudian alat dihiduplcan selanjutnya diamati dan dicatat pada saat zat mulai mele-leh.

3.5«4. Penetapan spektra serapan ultra violet.

Dibuat larutan triterpea dalam pelarut metanol , diainbil dua buah kuvet satu diisi la­

(35)

3»5„5. Penetapan spektra serapan infra merah.

Sedikit zat hasil pemurnian dicamp pur dengan kalium bromida bebas air dengan perbandingan ( 1 : 1 0 0 ) , digerus dalam

mor-tir alcik sampai homogen , kemudian dicetak

dengan kompa hidrolik pada tekanan 10 ton/inci2

selamu 5 - 1 0 menit dalaju hainpa udara dengan menggunakan pengompa hidrolik. Hasil yang di-dapat berupa lempengan transparan , kemudian dilihat serapan spektra infra merah dengan menggunakan alat n Perkin - Elmer M , infrared

(36)

3*6. Analisa data.

3.6.1. Hasil reaksi warna*

Hasil reaksi warna yang terjadi dibandingkan dengan hasil reaksi warna triterpen dari isola­ si lculit batang Phyllanthus emblica. Terjadinya warna raerali ungu menandakan adaiiya senyawa tri­

terpen.Untuk membedakan dengan senyawa sterol ma­ ka hasil reaksi warna dibandingkan dengan stig-masterol. Adanya watna biru hijau akan membedakan

senyawa triterpen dengan sterol* 3*6*2* Hasil kromatografi lapisan tipis.

Warna noda yang terjadi pada kromatografi lapi­ san tipis pada hasil isolasi dibandingkan dengan warna noda dari triterpen hasil isolasi kulit ba­

tang Phyllanthus emblica. Adanya warna noda yang sama menandakan adanya senyawa triterpen. Untuk mengetaliui keinurnian hasil isolasi digunakan li­ ma macam eluen. Hasil isolasi relatif murni ter-hadap kromatografi lapisan tipis bila pada masing raasing eluen menunjukkan satu noda*

3.6*3. Hasil spektra serapan ultra violet.

(37)

3 06.4, Hasil spektra serapan infra meraho

Hasil spektra serapan infra merah dari isolat dibandingkan dengan spektra infra merali sexiya-wa triterpen dari pustaka dun senyasexiya-wa triter­ pen dari hasil isolasi tumlmhan yang lainnya. Agar dapat disimpullcan bahwa kedua senyawa ter­

sebut identik maka kedua spektra tersebut pada bagian lciri ( 4000 - 1400 cm" 1 ) dan daerali

(38)

BAHAN RESIDU DXBUANG FILTRAT

| dipekutlcan EKSTRAK KENTAL

i

KROMATOGRAFI KOLOM

pelarut n-helcsana ; etil asetat

I

8

;

2

TAMPUNG T1AP 5 ml

I

UJI TIAP KOMPONEN DENGAN KLT.

1

(39)

HASIL PEN1SLITIAN

1. Isolasi triterpea*

Dari 250 g serbuk akar Phyllanthus acidus yang di-lakukan penyarian secara refluk dengan mengguaaka* pela­ rut n-hcksana , didapatkan ckstrak seberat 2 , 2 g dan se­

lanjutnya dilakukan kromatografi kolom dengaia kapasitas kolora 30 g , panjang kolom 50 cm , pada fraksi ke 6 sam­

pai 14 didapat noda yang sama dan menghasilka* kristal se­ berat 30 mg.

2* Uji adanya triterpen0

- Hasil reaksi warna. :

a. Dengan tes Liebermann - Burchard hasil isolasi mem­ berikan warna merali ungu yang tahan lama.

b. Dengan tes Carr - Price hasil isolasi memberikan warna merah ungu yang tahan lama.

(40)
(41)
(42)

4. Uji kemurnian dengan K.L.T.

- Hasil kromatografi Lapisan Tipis.

T

f

t

-t"

t

5« Hasil penentuan titik leleh,

(43)

Garabar 3 : Kromatograin KLT. dari ekstrak akar Phyllanthus acidus Skeels.

Fase diajn : Kieselgel 60 F2 5 4

iii. M e r c k .

Fase gerak : n-helcsana : etil asetat

8

(44)

Gambar 4 ; Kromatogro:.! kromatografl lapisan (1pis liasll

Isolasi akar Phyl 1 an 11ms a c M u f l .

Fasa ?rorak : Uo i M f m r i ; notanol

0 : 1

F;.:s^ din:a Penampuk noda llur&a rif

l C 1 c s f 1 * - o l 6 0 Fo5 4 E . M e r c k

A u l s a l d i - ' l t l d s i t l f u t .

(45)

Gambar 5 : Kromatogroin kromatografi lapisun tipis hasil isolasi akar Phyllantlnis acidus,

Fasa gpralc ; n-lteks;’.iia : etil a^otat

S : 2

Fasa dian PonaJiipak uoda Ilarga Rf

Uicsolgel CO F054 E.Merck Aui.sal dehid sulfat.

(46)

Garabar 6 ; Kromatogrcun kromatografi lapisan tipis hasil

Isolasi akar Phyllanthus acidus.

F a ® g e r a k : bcnzenu : etil asetat

9 : 1

Fasa diam : ICieselgel CO F2 5 4 E.Merck

Penampalc noda : Anisaldehid sulfat.

(47)

i

Gambar 7 : ICromatogram kromatografi lapisan tipis hasil akar Phyllanthus acldus,

Fasa gerak : metanol : etil asetat

8 ; 2

Fasa diam : kiesel'.cl GO F2 5 4 E.Merck

(48)

Gambar 8' : Kromatogram kromatografi lap!son tipis hasil isolasi akar Phyllanthus acidus.

Fasa gerak

Fasa diain Ponampak noda Harga nf.

kloroform : n-heksana

7 : 3

kieselgel 60 F0 5 4 E.Merck aniaaldehid sulfat

(49)

5* Hasil serapan torhadap ultra violet,

Triterpen hasil isolasi juemberikan serapan maksimum pa­ da panjang gelombaog 208 nm , dalam pelarut metanol«

6. Hasil serapan torhadap infra merah.

Triterpen hasil isolasi memberikan puncak-puncak sera­ pan yaitu : 3250

9

2900 , 2850 , 1G50 , 1460 , 1380 ,

1360 , 1190 , 1040 , 990 , 940 , 845. Dari spektra infra merail diatas terlihat adanya puncak-puncak serapan yang

spesiiUk pada :

3250 cm"* untuk gugus fungsi - OH

2900 cm” 1 dau 2850 cm"* untuk gugus fungsi - Clfg

(50)
(51)
(52)

BAB IV

PEMBAUASAN

Dalam penelitian dilalukan isolasi terhadap kandungan komponen triterpea. yang terdapat pada akar

Phyl-1anthus acidus yang didapat didacrah Gedaugan kubupaten Si-doarjo.

Pada isolasi tritorpen dari akar Phyllanthus acidus dipilih pelarut n-helcsana karena n-hcksana merupakau salah satu pelarut non polar yang memberikan hasil yang ba-ik untuk ekstraksi senyawa triterpen, Ekstraksi dilakukan dethgoA cara merefluk selarua dua jam sebanyak tiga kali di-maksudkan agar kandungan triterpcn yang terekstraksi lebih

sempurna. Triterpea yaag didapat dari hasil ekstraksi terse­ but adalah triterpen dalam bentuk bebas. Hal ini disebabkan karena triterpea bentuk bebas larut dalam pelarut n-heksana0

Hasil ekstraksi diuapkan dan didapat ekstrak kental berwarna kuning. Kemudian diuji dengan pereaksi Lie-bermaon-Burchard memberikan warna merah ungu. Hal ini

(53)

didapatkan satu noda yang berwarna raerali ungu. Kemudian fraksi tersebut dilcumpulkan don diuapkan , didapatkan ki’is-tal yang berwafcna putih kekuningan. Kriski’is-tal tersebut dicuci dengan meta*ol setelah warna kuningnya hilang dilakukan re-kristalisasi dengan pelarut kloroform - metanol sehingga di-dapatkan kristal yang putih.

Pada uji kwalitatif dengan reaksi warna dida­ patkan hasi]L : untuk tes Liebermann-Burchard dan tes Carr-Price keduanya raemberikan warna me rail ungu , sedangkan dengan tes Salkowski memberikaa cincin coklat pada batas kedua cai-ran , hal ini menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah tri-terpen.

Pada uji kromatografi lapisan tipis dilakukan dengan lima macam eluen menghasilkaa harga Rf sebagai beri-kut : untuk kloroform : metanol = 9 : 1 harga Rf = 0 , 7 5 , me­

tanol : etil asetat = 8 ; 2 harga Rf = 0,55 , benzena : etil asetat = 9 : 1 harga Rf = 0 , 3 1 , n-heksana : etil setat =

8 : 2 harga Rf s 0,52 , kloroform : n-heksana = 7 : 3 harga

Rf = 0,47 , semuanya menunjukkan satu noda hal ini menuajuk-kan bahwa zat tersebut murni secara kromatografi lapisan ti­ pis.

(54)

Dari hasil serapan spektra ultra violet menun-jukkau serapan maksimum pada panjang gelombang 208 nra dalam pelarut metanol , ini memdckati serapan maksimum dari tri-terpen yang terdapat pada kulit batang dan daun Alstonia

scholaris yaitu 207 & 208 run dalam pelarut metanol. Sedangkan pada Phyllanthus emblica menunjukkan sex'apan maksimum pada panjang gelombang 2 1 2 nm dalam pelarut metanol.

Dari hasil serapan spektra infra merah menunjuk-kan puncak-puncak pada daerah bilangan gelombang : 3250 , 2900 , 2850 , 1650 , 14G0 , 1380 , 1360 , 1190 , 1040 , 990 , 940 , 845. Dari spektra infi'a merah diatas terlihat adanya puucak-puncuk serapan yang si>csifik pada :

3250 cm- 1 untuk gugus fungsi - OH

identik dengan spektra infra merah tritorpen hasil isolasi dari Alstonia spatulata. Dibandingkan dengan spektra infi'a merah sejayava triterpea hasil iaolasi kulit batang Phyllanthus

(55)

Dibandingkan dengan spektra iiafra merah senyawa triter-pea. hasil isolasi kulit batang Alstonia scholaris didapat­ kan daerali bilangan gelombang yang identik pada : 3250 , 2900 # 2850 , 1650 , 1460 , 1380 , 1190 , 1040 , 990 t 940 ,

8G0 cm”1 . Dibandingkan dengan spektra infra merah senyawa

triterpen hasil isolasi dari daun Melia azedarach didapat­ kan daerali bilangan gelombang yang identik pada : 3250 , 2900 , 1650 , 1460 , 1380 , 1190 , 1040 , 940 cm-1.

Dengan adanya persamaan daei’ah bilangan ge­ lombang tersebut diatas maka hasil isolasi adalah suatu se­ nyawa triterpeiio

Pada penelitian ini belum dapat ditentukan struktur kimianya , karena masih diperlulcan tahapan peneli­ tian yang panjang yaitu : pembuatan spektra NMR dimaksudkan untuk mengetahui pola kerangka molekulnya dan jenis proton yang dipunyai senyawa hasil isolasi ini. Pembuatan spektra mussa untuk mengukapkan berat molekul senyawa. Juga dengan cara degradasi suatu senyawa akan dapat diramalkan

struk-turnya. Juga perlu dilakukan reaksi hidrolisa , esterifikasi

9

kemudian hasilnya dibuat spektra UV , IR , NMR dan massa.

Dari data tersebut akan mengungkapkan senyawa tersebut dalam bcatuk bebas atau dalam bentuk ester.

(56)
(57)

KESIMFULAN

(58)

BAB VI

SARAN - SARAN

Dari hasil yang telah dicapai dalam penelitian ada bebe­ rapa hal ya»g dapat disaraakan :*

lo Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut meng-enai struktur triterpen yang terdapat pada Phyllanthus acidus Skeels.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

(59)

RINGKASAN

Telah dilakukan isolasi triterpen dari akar

Phyl-1anthus acidus dengan cara ekstraksi dalam pelarut n-hek-sana , kemudian. ekstrak dipekatkan dan selanjutnya dilaku­ kan kromatografi kolom dengan pelarut campuran n-heksana : etil asetat = 8 : 2 f pada fraksi 6 - 1 4 didapatkan satu

no-da | dikumpulkan kemudian diuapkan , dino-dapat kristal warna putih kekuningan , kristal tersebut dicuci dengan metanol se­ lanjutnya dilakukan rekristalisasi dengan kloroform - meta­ nol.

i

Dilakukan uji kwalitatif , untuk reaksi warna dengan Liebermann-Burchard dan Carr-Prioe menunjukkan warna nerah ungu , untuk Salkowski terbentuk cincin warna coklat pada ba~

tas kedua cairan. Penentuan titik leleh didapatkan titik le*-leh sebesar 227 - 228°C. Uji kromatografi lapisan tipis deng­ an cainpuran pelarut klorofonu : metanol = 9 : 1 memberikan

(60)
(61)

KEPUSTAICAAN

1, Mardisisiwojo,S. dak Rajakma»gunaudarsofH e1985»Cabe_pu-yang Warlsaa Nenek Moe1985»Cabe_pu-yang.cetakan I.PN.Balai pustaka Ja­ karta* hal 61.

2

.

Daryanto.l984.Bercocok tanam tauah-buahan.CV aneka ilmu

Se-maraug.hal 43.

3* Quisumbing,E.1976«Medicinal plant of the Philippines.Tech-nical Bulletin Nr 16 Min.of Education and culture.Reprint katha publ.Co.Quezon city.hal 495.

4. SengQpta,P,and Mukhopadhyay,J .1966.Phyto chemi s try 5.hal. 531 5. Hegnauer,Rol966.Chemotaxonomie der pflanzen.Band

4.Birkliau-ser verlag.Base 1 und Stutgard. hal 116*

6. Moon Li-Man and Moon Wong-ICam, J<> 1976. Phy tochemistry 15. hal

797.

7. Nozaki,H.1986.Anti tumor triterften of Maytenus diveraifolia. Phytochemistry.vol 25.no.2 hal 479.

8. FarnsworthtN.R.1982.Current status of Plant product reported to inhibit sperm.Research pronties in fertility regulation, hal. 1 2.

9. Backer,C.A. & Bakhuizen van brinfc,R.C. 1965.Flora of Java. ttVP noordhoff groningen.The Netherland 11« hal 4660

(62)

11. Depkes.R I . 1985.Tanamatt obat Indonesia.iilid 2«Jakarta 12. Depkes.RI.1985.Tanaman obat Indonesia..lilid 1.Jakarta 13. Englerls,A.1964.Syllabus Per Pflanzen Familien. Vol.II.

Printed in Germany.

14. Heyne,K. 195Q.De Nuttige Planten Van Indonesia.intweedelen N.V.Uitgeverijw van UoevesGravenhage.Bandung.hal. 889

-890.

15. Mardisiswojo dan Rad.1amangunsudarso,H0l975.Cabg Puyang

Warisan Nenek Moyang.Cetakan III.P.T Karya Wreda Jakarta, hal 23.

16. Ferguson.L.N.1965.Text Book of Organic Chemistry.second edition.Affiliated East West Press PVT.LTD.New Delhi.hal 567.

17. Fieser,L.F.1956.Topic in Organic Chemistry.N.V.Reinhold Publishing Corporation.Chapman and Hall Ltd. London, hal 935,950 - 951.

18. Hendrickson,J.B. Cram,D,J*Hammound>G.S.1970.Organic Che­ mistry.Third edition.Me.Graw - Hill.Kogakusha Ltd.Tokyo, hal. 1070.

19. Ilarborno,J.B.1973.Phytochemical Method.Chapman and Hall. London.Tappan Limited Tokyo.Japan.hal 89.

(63)

21. Metzner«Helmutol973.Diochemie der Pflanzen.Enke Ver-lag.Stuttgard.hal 118.

22. Gonzalez,A.G«et a!.1975.A New Quinonoid Triterpene from Catha cassinoides.Phytochemistry 14.hal 1069. 23. Yunasar Manjang.1981.Penentuan struktur triterpea

dal am Alstonia acholaris R.Br, yang diduga berkaha-siat sebagai anti diabetes,Disertasi dalam ilmu pas-ti dan ilmu pengetahuan alajn.ITB. Bandung.

24. Oyarzun.L.M.et, al.1987.Two tritcrpenoids from Boeh-meria excelsa.Phytochemistry 26.hal 2 2 2.

25. Wahyo Dyatmiko & Noor Cholies.Z.1976.Penggunaan kro­ matografi lapisan tipis dalam analisa

simpiisia.Kur-sus pcnyegar Fakultas Farmasi Unair.

26. Zainuddin,M.1976.Kromatografi lapisan tipis ( KLT. ) Kursus Instrumental Bagian Farmasi.Fakultas

Kedokte-ran Unair.

27. Sjamsul arifin,A.1977.Beberapa Aspek Mengenal Tehnik Pemisahan Kromatografi.Program Pencangkokan.Departemen Kiraia ITB.Bandung.

28. Day,A.R. & Underwood.L.A.1983.Analisa kimla kwanti ta-» tif.edisi keempatJfenerbit relangga Jakarta.hal 519. 29. Sumadi,Poerwanto.Siswandono,Mulya M e1986.Spektrofoto

(64)
(65)

Lampiran 1 i Spoktroptrnm lerabnyuns ultra trJ-torponoid haall lu o lu n l clavi dmm (D) don K u llt batcmjj (TO ALSr'

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)

Gambar

Gambar 1 : Tumbuhan Phyllanthus acidus Skeols.
Gambar 4 ; Kromatogro:.! kromatografl lapisan (1pis liasll
Gambar 5 : Kromatogroin kromatografi lapisun tipis hasil
Gambar 7 : ICromatogram kromatografi lapisan tipis hasil
+2

Referensi

Dokumen terkait

berapa ban&amp;ak petugas &amp;ang akan anda tugaskan di bagian check in untuk menjamin bah(a penumpang berada dalam sistem 7rata)rata9 tidak lebih dari 1&gt; menit Q

Sebagaimana ditegaskan oleh Soerjanto Poespowardojo, bahwa Pancasila sebagai ideologi negara menyatakan bahwa kelima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan

As Linx turned to shoot down the Doctor and Sarah, an urgent bleeping note came from the control room of his ship. He remembered that he had left the ship on

Pertumbuhan tanaman akan menjadi baik jika ditanam di tanah yang.. memiliki tata

Sekarang, perusahaan disediakan sistem digital atau software yang dirancang sistematis dan terintegrasi dalam melakukan pengelolaan stok barang yang berupa penginputan barang

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) dengan judul “Meningkatkan

Pengelolaan dan pengembangan wakaf tanah milik dalam Islam; apabila wakaf tersebut telah memiliki kekuatan hukum tetap; maka sebagai pengelola dan pengembangnya

Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak adalah pengalihan penyelesaian perkara anak yang berkonflik dengan hukum dari peroses peradilan pidana