• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015 DI SDN 1 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN MENERAPKAN METODE GROUP INVESTIGATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20142015 DI SDN 1 SUMBERINGIN KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN MENERAPKAN METODE GROUP INVESTIGATION"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SDN 1 SUMBERINGIN

KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI

IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN MENERAPKAN METODE

GROUP INVESTIGATION

Oleh: Tunik

SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) Mengetahui kolaborasi guru keals VI dengan guru kelas lain dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SDN 1 Sumberingin semester I tahun 2014/2015 pada pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation. (2) Mengetahui sikap siswa kelas VI SDN 1 Sumberingin semester I tahun 2014/2015 terhadap pembelajaran yang menggunakan Model Group Investigation. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Sumberingin Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan dalam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2014 pada bidang studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Sumberingin Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 25 siswa. Kesimpulan dari proses penelitian ini adalah: (1) Pada penerapan metode Group Investigation peneliti memberikan bimbingan kepada guru kelas VI untuk memberikan kesempatan kepada siswa menggali materi dari informasi lain selain pada buku paket. Untuk mempermudah pembelajaran peneliti membantu mempersiapkan buku referensi lain yang sesau dengan materi yaitu tentang Benua Afrika baik dalam bantuk buku referensi maupun majalah yang diletakkan pada susut baca. Dengan demikian siswa termotivasi untuk membaca, bekerjasama, dan berdiskusi. (2) Penggunaan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh peningkatan prestasi belajar siswa dari sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,80 dengan ketuntasan 48,00%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 68,80 dengan ketuntasan 60,00% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 88,00%.

Kata kunci: Group Investigation, IPS, Benua Afrika

Inti dan tujuan pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan manusia Indo-nesia seutuhnya dalam rangkaian pelaksana-an pendidikpelaksana-an tersebut perlu diambil lpelaksana-ang- lang-kah-langkah yang memungkinkan adanya tingkah laku disiplin dalam masyarakat dan terutama di sekolah.

"Perbuatan belajar mengandung sema-cam perubahan diri seseorang yang me-lakukan perbuatan belajar. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu kebiasaan, suatu sikap, suatu

penger-tian atau penelipenger-tian". (Winarno Surahmad, 1975, hal. 8).

Menurut ilmu Jiwa, daya belajar ada-lah usaha melatih daya-daya itu agar ber-kembang, sehingga orang dapat berfikir, mengingat dan sebagainya. Menurut ilmu jiwa: asosiasi Belajar adalah membentuk hubungan stimulasi agar berkaitan". (Demar Hamalik 1980, hal. 30).

(2)

ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakap-an, kebiasakecakap-an, sikap pengertian dan kete-rampilan berfikir cepat menganalisa situasi, tekun menghadapi situasi yang sulit dan dapat mengambil keputusan dengan tepat (Winkel, 1987).

Kegiatan belajar mengajar IPS, me-nempatkan siswa sebagai pusat pembela-jaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mende-ngarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara lang-sung dalam pembelajaran. Hal ini diterapkan karena berkaitan dengan pembelajaran IPS itu sendiri, yang menanamkan sifat sosial, menemukan dan memecahkan masalah. Sa-lah satu upaya penanaman sifat sosial de-ngan memberikan peluang bagi siswa untuk mencoba atau praktik sendiri. Dengan de-mikian akan memotivasi siswa untuk me-nyukai pelajaran IPS.

Meskipun siswa memiliki nilai yang tinggi dari mata pelajaran selain IPS, tetapi dalam sikap dan perbuatannya dia tidak memahami, mengerti dan melaksanakan apa yang terkandung dalam ilmu IPS maka dia tidak akan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bagi bangsa yang men-junjung tinggi nilai-nilai peradaban bangsa, maka bangsa Indonesia tidak dapat dilepas-kan masalah pendididilepas-kan sejak semula telah nyata-nyata ditempatkan pada posisi yang integral dari eksistensi bangsa Indonesia.

IPS merupakan seperangkat fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang ber-kaitan dengan perilaku dan tindakan manu-sia untuk membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi yang terdapat dalam

ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.

Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran IPS diantaranya: (1) Siswa mengganggap pelajaran IPS kurang menarik dan kurang bermakna, (2) Komunikasi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar IPS masih berjalan satu arah, (3) sebagian guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (4) seba-gian guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya meng-arahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh ling-kungan demokrasi dan proses ilmiah.

Untuk mengatasi masalah di atas digunakan Model Group Investigation da-lam menyampaikan materi pembelajaran IPS. Dengan Model Group Investigation di-harapkan dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada diri siswa serta mening-katkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga nantinya prestasi belajar siswa akan meningkat.

(3)

topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam kete-rampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk me-numbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group. Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.

Winataputra, Udin,S. 2001 telah me-netapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini: (a) Tahap Pengelompok-kan (Grouping)/ Pemilihan topik; (b) Tahap Perencanaan kooperatif (Planning); (c) Ta-hap Penyelidikan (Investigation)/ Imple-mentasi; (d) Tahap Pengorganisasian (Orga-nizing)/ Analisis dan sintesis; (e) Tahap Pre-sentasi hasil final (Presenting); (f) Tahap Evaluasi (Evaluating)

Kelebihan pembelajaran tipe Group Investigation, yaitu: (a) Metode ini mampu melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi; (b) Melatih siswa menumbuhkan kemam-puan berfikir mandiri; (c) Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran; (d) Aplikasi metode pembelajaran ini mem-buat siswa senang dan merasa menikmati proses belajarnya.

Kelemahannya pembelajaran tipe Gro-up Investigation, yaitu karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk menemukan hasil

jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilak-sanakan di SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilaksanakan da-lam bulan Oktober sampai bulan Nopember 2014 pada bidang studi IPS. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun Pe-lajaran 2014/2015 yang kelasnya berjumlah 25 siswa.

Dalam menyiapkan penelitian tinda-kan kelas ini dilakutinda-kan langkah-langkah se-bagai berikut: (1) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada penelitian tindakan; (2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari Depdiknas; (3) Mengajak seorang mitra guru untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian.

(4)

Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang ma-sing-masing meliputi: planning (perencana-an), acting (pelaksana(perencana-an), observing (penga-matan) dan reflecting (refleksi). Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang be-lum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam su-atu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merenca-nakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II.

Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tun-tas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Model Group Investigation dalam proses belajar mengajar.

Untuk mengumpulkan data hasil pene-litian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lem-bar Observasi; (2) LemLem-bar Tertulis; (3) Do-kumen Siswa; (4) Lembar Angket; (5) Daf-tar nilai

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya di-bagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pem-belajaan, peneliti tentukan sebagai berikut:

Nilai 86-100 A (baik sekali) Nilai 76- 85 B (baik) Nilai 56-75 C (cukup) Nilai 46-55 D (kurang) Nilai 0-45 E (kurang sekali)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus

Peneliti bersama mitra guru mengi-dentifikasi permasalahan yang ada di kelas VI SDN Sumberingin Kabupaten Trengga-lek tahun 2014/2015 semester I yaitu ten-tang rendahnya nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari hasil super-visi kelas yang dilakukan oleh peneliti ter-identifikasi bahwa rendahnya prestasi bela-jar siswa disebabkan oleh penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat. Untuk itu diperlukan suatu metode yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran. Yaitu suatu me-tode yang dapat mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menggali infor-masi sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Siklus I

Perencanaan (Planning)

(5)

Pelaksanaan (Action)

Dalam kegiatan ini peneliti melakukan 2 kali tatap muka, dimana pada pertemuan satu, peneliti melakukan pre test dan mela-kukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang. Untuk memperjelas gambaran pembelajran IPS di kelas dengan menggunakan Group Investigation, peneliti mendiskripsikan da-lam uraian berikut ini:

Pertemuan 1

Kegiatan pendahuluan (45 menit),

meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa mem-perhatikan gambar peta dunia; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Kegiatan Inti (60 menit), meliputi: (a) Siswa mengamati gambar Peta Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dengan menggunakan buku referensi lain yang telah disiapkan oleh peneliti di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresentasikan hasil diskusi-nya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu bentang alam Benua Afrika.

Kegiatan Penutup (45 menit), meli-puti: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah.

Pertemuan 2

Kegiatan pendahuluan (45 menit),

meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa memperhatikan gambar peta benua Afrika; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Kegiatan Inti (60 menit), meliputi:

(a) Siswa membaca materi tentang Benua Afrika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Afrika dari buku referensi lain yang berada di sudut baca kelas; (c) Siswa mem-presentasikan hasil diskusinya, siswa lain memberikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dipelajari yaitu iklim dan penduduk Benua Afrika.

Kegiatan Penutup (45 menit), meli-puti: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah

Pengamatan (Observation)

Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi wak-tu yang cukup unwak-tuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangku-man dan memberikan kesimpulan. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 64,17% artinya guru telah mampu menerapkan Model Group Investi-gation dengan baik. Hanya saja peran guru saat melakukan interaksi dengan siswa harus ditingkatkan yaitu melalui perbaian peran sebagai falisitator dan motivator pembela-jaran. Untuk lebih jelasnya aktivitas guru akan ditampilkan pada Tabel 1.

(6)

Tabel 1 Aktivitas Guru Siklus I

No Indikator Siklus I

P1 P2 N

1 Guru membuat RPP 2 3 5

2 Waktu yang digunakan sesuai rencana 3 3 6 3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP 2 3 5 4 Guru melakukan pengaturan ruangan 3 3 6 5 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan 2 2 4 6 Guru memberikan perhatian kepada siswa secara merata 3 3 6 7 Guru membimbing siswa dalam diskusi 2 2 4 8 Guru merangsang interaksi antar siswa 2 2 4 9 Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 3 3 6 10 Guru memberikan pertanyaan yang relevan 2 2 4 11 Guru memberiakn penguatan yang positif 3 3 6 12 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas 2 2 4 13 Metode pembelajaran berpusat pada siswa 3 3 6 14 Guru melaksanakan evaluasi 3 3 6 15 Guru memberikan tugas kepada siswa 3 2 5

Jumlah 77

Rata-rata 64.17

Tabel 2 Aktivitas Siswa Siklus I

No Indikator Siklus I

P1 P2 N

1 Siswa bersungguh-sungguh dalam mengkikuti pembelajaran 2 3 5 2 Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru atau teman secara komunikatif 2 3 5 3 Siswa bertanggung jawab dalam kelompoknya 2 3 5 4 Siswa mempu bekerjasama dengan kelomponya 2 3 5 5 Sswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu 2 3 5 6 Siswa berani bertanya atau mengeluarkan pertanyaan atau sanggahan 2 3 5 7 Siswa aktif dalam kegiatan diskusi 2 2 4

Jumlah 34

Rata-rata 60.71

Hasil Tes Akhir

Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus I

No. Nama Siswa Hasil Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Diyas Rizky Martoni 90 T

2 Marta Aditya Nugraha 50 TT

3 Anggi Libra Pramudita 80 T

4 Adelia Vira Agustin 60 TT

5 Alda Widya Saputra 60 TT

6 Aldi Widya Saputra 80 T

7 Alden Hendrawan 80 T

8 Cindya Mutiara Ratu Dewita 80 T

9 Deri Kukuh Isnaini 70 T

10 Inggar Fidya Agustin 50 TT

11 Luckas Wicaksono 70 T

12 Lintang Olyviani 50 TT

13 Merlin Anggraini 70 T

14 Rahma Octaviani 60 TT

15 Rangga Dwi Kurniawan 80 T

(7)

No. Nama Siswa Hasil Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

17 Rizky Prianto 50 TT

18 Rheinaltan Gabriano Rizqi Praditya 80 T

19 Syahrul Khoiruddin 60 TT

20 Tri Arya Mahendra 60 TT

21 Toro Listian Widodo 80 T 22 Yuris Tri Wulandari 80 T 23 Zennia Kwan Yohana 70 T

24 David Bagus Satria 50 TT

25 Cindy Tiarani 70 T

Jumlah Total 1720 15 10

Rata – Rata 68.80 60.00 40.00

Refleksi

Berdasarkan hasil pantauan guru pene-liti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meski-pun belum efektif; (b) Guru peneliti menya-dari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran; (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain; (d) Masih diper-lukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya, agar criteria ketuntasan belajar dapat tercapai; (e) Prestasi belajar siswa pada siklus I hanya mencapai 68,80 dengan persentase ketuntasan sebesar 60,00% masih jauh dari ketuntasan yang te-lah ditentukan yaitu sebesar 85,00%. Untuk itu maish diperlukan tindakan perbaikan pa-da siklus selanjutnya.

Siklus II

Perencanaan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka guru melakukan tindakan untuk siklus II, diantaranya adalah: (a) Guru me-ningkatkan peran sebagai motivator dan

fa-silitator pembelajaran; (b) Guru memper-baiki komunikasi antar siswa dengan meng-gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.

Pelaksanaan (Action)

Dengan mengacu temuan permasa-lahan dan rencana perbaikan tindakan yang telah dirancang, maka penelitia melakukan skenario pembelajaran sesuai dengan temu-an ytemu-ang ada. Berikut ini gambartemu-an pembe-lajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation pada siklus II:

Pertemuan 1

Kegiatan pendahuluan (45 menit),

meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa mem-perhatikan gambar peta dunia; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

(8)

Kegiatan Penutup (45 menit), meli-puti: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah

Pertemuan 2

Kegiatan pendahuluan (45 menit),

meliputi: (a) Siwa berdoa bersama; (b) Guru mengecek kehadiran siswa; (c) Siswa mem-perhatikan gambar peta benua Afrika; (d) Siswa menjawab pertanyaan dari guru.

Kegiatan Inti (60 menit), meliputi: (a) Siswa membaca materi tentang Benua Af-rika; (b) Siswa berdiskusi mengumpulkan informasi tentang bentang alam Benua Af-rika dari buku referensi lain yang berada di sudut baca kelas; (c) Siswa mempresen-tasikan hasil diskusinya, siswa lain membe-rikan tanggapan; (d) Siswa membuat kesim-pulan tentang materi yang dipelajari yaitu iklim dan penduduk Benua Afrika.

Kegiatan Penutup (45 menit), meli-puti: (a) Guru dan siswa melakukan refleksi; (b) Pemberian tugas rumah.

Pengamatan (Observing)

Guru telah mampu menjadi motivator dan fasilitator dalam pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan sema-kin berkembangnya aktivitas guru pada si-klus II menjadi 75,00. Artinya guru telah baik dalam menerapkan tindakan perabaikan pembelajaran dengan menggunakan Model Group Investigation sehingga mampu me-ngembangkan aktivitas pembelajaran di ke-las. Agar lebih jelas aktivitas guru pada siklus II akan ditampilkan pada Tabel 4.

Dengan berhasilnya guru mengatasi kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, maka aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa juga ikut mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan persentase aktivitas siswa sebesar 78,57%, artinya siswa menerima dan mampu melak-sanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Tabel 4 aktivitas guru Siklus II

No Indikator Siklus II

P1 P2 N

1 Guru membuat RPP 3 3 6

2 Waktu yang digunakan sesuai rencana 3 3 6 3 Materi yang diberikan sesuai dengan RPP 3 3 6 4 Guru melakukan pengaturan ruangan 3 3 6 5 Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan 2 3 5 6 Guru memberikan perhatian kepada siswa secara merata 3 3 6 7 Guru membimbing siswa dalam diskusi 2 3 5 8 Guru merangsang interaksi antar siswa 2 3 5 9 Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 3 3 6 10 Guru memberikan pertanyaan yang relevan 2 4 6 11 Guru memberiakn penguatan yang positif 3 4 7 12 Guru memberikan umpan balik dari materi yang dibahas 2 4 6 13 Metode pembelajaran berpusat pada siswa 3 4 7 14 Guru melaksanakan evaluasi 3 4 7 15 Guru memberikan tugas kepada siswa 2 4 6

Jumlah 90

(9)

Tabel 5 aktivitas Siswa Siklus II

No Indikator Siklus I

P1 P2 N

1 Siswa bersungguh-sungguh dalam mengkikuti pembelajaran 3 3 6 2 Siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru atau teman secara komunikatif 3 3 6 3 Siswa bertanggung jawab dalam kelompoknya 3 3 6 4 Siswa mempu bekerjasama dengan kelomponya 3 3 6 5 Sswa mampu menyelesaikan tugas tepat waktu 3 4 7 6 Siswa berani bertanya atau mengeluarkan pertanyaan atau sanggahan 3 4 7 7 Siswa aktif dalam kegiatan diskusi 2 4 6

Jumlah 44

Rata-rata 78.57

Hasil tes akhir

Tabel 6 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus II

No. Nama Siswa Hasil Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Diyas Rizky Martoni 80 T 2 Marta Aditya Nugraha 100 T 3 Anggi Libra Pramudita 80 T 4 Adelia Vira Agustin 70 T

5 Alda Widya Saputra 90 T

6 Aldi Widya Saputra 100 T

7 Alden Hendrawan 80 T

8 Cindya Mutiara Ratu Dewita 80 T

9 Deri Kukuh Isnaini 60 TT

10 Inggar Fidya Agustin 80 T

11 Luckas Wicaksono 80 T

12 Lintang Olyviani 60 TT

13 Merlin Anggraini 80 T

14 Rahma Octaviani 70 T

15 Rangga Dwi Kurniawan 100 T

16 Ryan Danuarta 100 T

17 Rizky Prianto 80 T

18 Rheinaltan Gabriano Rizqi Praditya 100 T 19 Syahrul Khoiruddin 80 T

20 Tri Arya Mahendra 70 T

21 Toro Listian Widodo 90 T 22 Yuris Tri Wulandari 100 T 23 Zennia Kwan Yohana 80 T 24 David Bagus Satria 80 T

25 Cindy Tiarani 60 TT

Jumlah Total 2050 22 3

Rata – Rata 82.00 88.00 12.00

Refleksi

Setelah melihat data-data yang tere-kam pada siklus II, maka penelitian ini akan berakhir pada siklus II. Hal ini didukung dengan teratasinya kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I, sehingga prestasi pembelajaran siswa dapat meningkat yaitu

dengan tercapainya ketuntasan belajar se-besar 100% dan nilai rata-rata siswa sese-besar 82,00. Dengan demikian maka penelitian ini akan berakhir pada siklus II.

(10)

Sumberingin semester I tahun 2014/2015 sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 62,80 dengan ketuntasan 48,00%, siklus I diperoleh nilai rata-rata: 68,80 dengan ke-tuntasan 60,00% dan pada siklus II meng-alami peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 100,00%. Hal ini me-nunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Group Investigation dapat meningkatkan prestasi dan hasil be-lajar bidang studi IPS pada siswa Kelas VI Semester I SDN Sumberingin Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek Tahun 2014/2015. Untuk lebih jelasnya dalam peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Gambar 1.

Aktivitas kegiatan belajar siswa juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada aktivitas belajar yang meningkat setiap siklusnya. Dari siklus I 62,80% naik pada siklus II mencapai 78,57%. Sedangkan

aktivitas kegiatan guru dalam menerapkan Model Group Investigation juga mengalami peningkatan. Dari siklus I 64,17% naik siklus II mencapai 75,00%.

PENUTUP Kesimpulan

Pada penerapan metode gorup inves-tigation peneliti memberikan bimbingan pada guru kelas VI untuk memberikan ke-sempatan kepada siswa menggali materi dari informasi lain selain pada buku paket. Un-tuk mempermudah pembelajaran peneliti membantu mempersiapkan buku referensi lain yang sesau dengan materi yaitu tentang Benua Afrika baik dalam bantuk buku refe-rensi maupun majalah yang diletakkan pada susut baca. Dengan demikian siswa ter-motivasi untuk membaca, bekerjasama, dan berdiskusi.

Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus

Penggunaan Model Group Investiga-tion dalam pembelajaran IPS dapat mening-katkan prestasi belajar siswa, hal ini ditun-jukkan oleh peningkatan prestasi belajar

(11)

me-ngalami peningkatan menjadi: 82,00 dengan ketuntasan mencapai 100,00%.

Saran

Penerapan Model Group Investigation dalam pembelajaran IPS yang telah diurai-kan di atas, hendaknya guru dalam melak-sanakan tugasnya dapat dibantu oleh tenaga guru lainnya. Perpustakaan sekolah agar

me-ngusahakan keberadaan buku-buku bacaan populer yang ada sangkut pautnya dengan IPS. Model Group Investigation dapat dite-rapkan pada mata pelajaran yang lain selain IPS. Hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi, agar siswa tidak merasa bosan dan menyukai materi yang disampaikan.

DAFTAR RUJUKAN

Demar, Hamalik. 1980. Ilmu Jiwa. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksa-naan CAR (Classroom Action Rese-arch). Jakarta: Depdiknas

Slavin. 1995. 50 Tahun Pembangunan Pen-didikan Nasional 1945-1995. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Winarno Surahmad, 1975. Metodologi Pe-ngajaran. Jakarta: Gramedia.

Winataputra, Udin, S. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Gambar

Tabel 3 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus I
Tabel 4 aktivitas guru Siklus II
Tabel 6 Daftar Nilai Siswa Kelas VI Pada Siklus II
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus

Referensi

Dokumen terkait

(1) Dengan melunaskan bea khusus yang telah ditentukan dan menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri, seseorang atau suatu badan yang hendak menguasakan fihak ketiga

[r]

Sedangkan pada system control CCR type NBF 1200 yang digunakan sebagai bahan ajar dan praktek di Poltekbang Surabaya masih menggunakan system Elektromagnetik

Hasil penelitian menunjukkan dosis terbaik silase jeroan ikan hiu untuk mensubstitusi protein tepung ikan dalam formula pakan ikan lele dumbo adalah sebesar sebesar 63,50%

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan hikmat yang dikaruniakan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang

Masyarakat di Desa Banaran mayoritas merupakan petani. Dari kegiatan pertanian yang dilakukan banyak limbah hasil pertanian yang dibuang dan tidak diolah serta hasil pertanian yang

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan panjang berat teripang kelas Holothuroidea yang diperoleh di Perairan Tanjung Tiram

Jakarta Soekarno-Hatta International Airport is the biggest and the busiest airport in Indonesia. Seeing the condition of this airport as a concern, new airport in