1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bunga seruni atau krisan merupakan salah satu bunga yang paling lama
dikenal dan dibudidayakan dalam sejarah hortikultura yang mempunyai nama
ilmiah Chrysanthemum spp., nama tersebut berasal dari bahasa Yunani yang
berarti keemasan (Hasim dan Reza, 1995). Tanaman krisan ini banyak digemari
karena warna, ukuran dan bentuknya sangat beragam. Dalam budidaya tanaman
krisan, dikenal dua cara budidaya yang berbeda tujuannya yaitu sebagai
tanaman hias pot dan sebagai tanaman bunga potong.
Krisan sebagai tanaman pot dapat dimanfaatkan sebagai penghias lobi
hotel, ruangan di dalam rumah, di teras, serta sebagai tanaman pembatas
(border). Selain itu, krisan pot dapat dimanfaatkan juga sebagai bahan dekorasi
untuk menghias panggung dalam pernikahan atau acara perayaan lain. Krisan
pot ini dapat dipindahkan dengan mudah serta bunganya dapat bertahan lama
sehingga bersifat praktis dan ekonomis.
Dalam budidayanya, perlu dilakukan upaya untuk memperoleh estetika
krisan pot yang menarik. Estetika yang menarik dapat dinilai dari aspek
kekompakan tanaman dalam pot. Tanaman yang kompak adalah tanaman dalam
pot yang memiliki populasi tanaman, jumlah cabang, daun dan bunga yang
banyak sehingga terlihat rimbun. Untuk memperoleh estetika tanaman krisan
pot yang menarik tersebut, maka dilakukan upaya melalui pengaturan tanaman
dan perlakuan antara lain populasi tanaman setiap pot serta waktu pemangkasan
pucuk tanaman.
Populasi tanaman setiap pot dapat berpengaruh pada kekompakan,
tingkat kompetisi antar tanaman dalam memperoleh sumber daya lingkungan
yang meliputi ruang gerak, cahaya matahari, unsur hara dan air. Lee dkk (2008)
menyatakan kerapatan tanaman berpengaruh terhadap jumlah cabang dan
jumlah bunga per tanaman. Sedangkan pemangkasan pucuk tanaman dapat
berpengaruh pada tinggi tanaman, jumlah cabang penghasil bunga serta
2 pemangkasan, pemendekan tanaman yang terjadi semakin besar karena
pemangkasan pucuk mengurangi produksi auksin di pucuk tanaman yang
menghambat pertumbuhan tinggi tanaman dan mendorong terbentuknya cabang
lateral (Winardiantika dkk, 2011). Semakin banyak cabang lateral yang tumbuh
diharapkan jumlah bunga per tanaman semakin bertambah sehingga
memperindah estetika krisan pot.
Dewasa ini belum banyak informasi tentang pengaruh populasi dan
waktu pemangkasan pucuk tanaman terhadap pertumbuhan, pembungaan dan
estetika krisan pot sebagai tanaman hias. Dalam hal ini, populasi tanaman dan
waktu pemangkasan pucuk yang paling sesuai belum diketahui secara jelas.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui populasi tanaman
dan waktu pemangkasan pucuk yang paling sesuai untuk memberikan hasil
terbaik pada pertumbuhan, pembungaan dan estetika krisan pot.
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka tujuan
pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh populasi tanaman per pot dan waktu
pemangkasan pucuk tanaman terhadap pertumbuhan, pembungaan dan
estetika tanaman krisan pot.
2. Untuk mengetahui kombinasi populasi tanaman per pot dan waktu
pemangkasan pucuk yang mampu menghasilkan tanaman krisan pot dengan
estetika paling baik dari aspek kekompakan tanaman melalui penilaian oleh
panelis.
1.3 Batasan Masalah
Objek penelitian ini adalah pengaruh populasi tanaman krisan dan waktu
pemangkasan pucuk terhadap pertumbuhan, pembungaan dan estetika krisan
pot. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari aspek
agronomi.
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda maka dalam
3 1. Bunga krisan yang digunakan adalah tipe spray, varietas Vanicaptiva (Loli
Pop) berwarna ungu.
2. Penanaman dilakukan di green house, menggunakan pot plastik berdiameter
17 cm dengan tinggi 12 cm. Media tanam yang digunakan adalah komposisi
tanah, pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:3.
3. Pupuk tambahan yang digunakan adalah pupuk NPK.
4. Retardan yang digunakan adalah paclobutrazol 250 SC dengan merk dagang
Patrol.
5. Pemangkasan pucuk dilakukan dengan cara memotong bagian ujung batang
utama tanaman krisan dan menyisakan 3 ruas batang bagian bawah.
6. Yang dimaksud dengan estetika paling baik dari tanaman krisan pot adalah
berdasarkan penilaian dari responden yang diminta untuk menilai estetika
berbagai krisan pot hasil penelitian melalui aspek kekompakan tanaman.
2.1 Signifikansi Penelitian
Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan menambah informasi dalam
bidang agronomi, khususnya tentang pengaruh populasi tanaman dan waktu
pemangkasan pucuk terhadap pertumbuhan, pembungaan dan estetika krisan
pot.
Dari segi praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan rekomendasi dalam penentuan
populasi tanaman dan waktu pemangkasan pucuk dalam upaya untuk
memperoleh tanaman krisan pot yang memiliki pertumbuhan, pembungaan dan
estetika paling baik.
1.5 Model Hipotesis
Untuk memperjelas tujuan penelitian ini, dapat dibuat model hipotesis
4 Keterangan:
X1 = Populasi tanaman per pot
X2 = Waktu pemangkasan pucuk (mst)