• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS ORGANISASI kelompok dalam 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIVITAS ORGANISASI kelompok dalam 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seorang individu pasti pernah megikuti sebuah kelompok atau organisasi di sekitar lingkungannya. Serta terlibat dalam kegiatan organisasinya tersebut, dalam sebuah organisasi seorang indidvidu akan di tuntut untuk dapt bekerja sesuai engan jabatan yang di terimanya dalam organisasi tersebut. Tidak hanya itu hubungan antar individu lain juga merupakn factor agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik serta dapat memenuhi sasaran yang telah di tentukan. 1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa penegertian dari efektivitas ?

2. Apa pengertian dari efektivitas organisasi dan definisinya ?

3. Adakah kaitannya antara efektivitas individu dan kelompok terhadap organisasi ?

4. Faktor apa saja yang menentukan efektivitas organisasi ? 1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari efektivitas.

2. Mengetahui pengertian efektivitas organisasi dan definisinya. 3. Mengetahui keterkaitan antara efektivitas individu dan kelompok

terhadap organisasi.

4. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas organisasi.

PEMBAHASAN

(2)

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti berhasil, major, tepat sehingga efektivitas mengandung arti kemajuran,ketepatan. Menurut The Liang Gi efektivitas adlah :

‘’ suatu keadaan yang mengandung pengertianmengenai terjadinya suatu efek atau akhibat yag di kehendaki. Kalau sesorang melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang di

kehendakinya, maka orang itu di katakan efektif kalau menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana yang di kehendakinya’’ Sedangkan menurut Kurniawan, efektivitas adalah :

“kemampuan melaksanakan, fungsi (operasi kegiatan programatau misi ) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya”

Dari pendapat dia atas dapat di lihat efektivitas adalah keterkaitan antara rencana, kehendak, aturan, tujuan atau sasaran dengan hasil yang telah di capai setelah melakukan kegiatan untuk mencapai maksud sasaran atau apa yang telah di rencanakan sebelumnya. 1.1.1 perbedaan efektif dan efisien dalam organisasi

a.

Efektif (berdaya guna) didalam suatu organisasi adalah perencanaan yang lebih matang dengan dirumuskan oleh lini atas manajemen di dalam organisasi. Kemudian dijalan kan oleh berbagai lini dari atas sampai bawah. Dilanjutkan pengendalian yang matang dan mantap dari pimpinan atau menajer atas, menengah dan bawah, yang kemudian membutuhkan pengawasan organisasi dari bawah ke atas dengan disiplin dan patuh kepada peraturan yang disusun dalam organisasi.

b.

Efisien (berhasil guna) didalam suatu organisasi adalah pengendalian yang matang dan mantap dari pimpinan atau menajer atas, menengah

dan bawah, yang kemudian membutuhkan pengawasan organisasi dari bawah ke atas dengan disiplin dan patuh kepada peraturan yang disusun dalam organisasi dengan menerapkan prinsip-prinsip

management seperti planning, organizing, actuating, controlling dan lain sebagainya tujuan organisasi dapat diupayakan untuk dicapai

(3)

1.2 PENGERTIAN EFEKTIVITAS ORGANISASI

Efektivitas merupakan pencapaian suatu kegiatan sesuai dengan

rencana. Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, akan menunjang pencapaian tujuan secara kelompok. Hal ini dikarenakan setiap organisasi terbagi menjadi beberapa bagian atau kelompok.

Sementara itu, pencapaian tujuan kelompok akan mendukung pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

1.2.1 definisi efektivitas organisasi

Menurut Manahan P. Tampubolon Dalam pandangan organisasi “pendekatan tujuan dalam organisasi dimaksudkan untuk mengevaluasi

efektivitas, dan gagasan bahwa organisasi maupun kelompok dan individu itu harus dievaluasi dari segi pencapaian tujuan yang telah diterima umum secara luas”. Dari pendapat tersebut menunjukkan

bahwa efektivitas dalam organisasi berkaitan dengan pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan sebagaimana yang dimaksudkan meliputi

pencapaian tujuan individu, tujuan kelompok, dan tujuan organisasi. Karena itu, dalam organisasi akan selalu dilakukan evaluasi terhadap pencapaian tujuan yang diawali dengan evaluasi terhadap pencapaian

tujuan secara individu, atau dengan kata lain dapat disebutkan efektivitas kerja setiap pegawai.

1.2.2 kriteria efektivitas organisasi

(4)

2. Kriteria jangka menengah, efektivitas organisasi dapat dilihat dari

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan.

3. Kriteria jangka panjang dari efektivitas organisasi dapat dilihat dari kemampuannya untuk mempertahankan kehidupan organisasi.

1.3 KETERKAITAN EFEKTIVITAS INDIVIDU DAN KELOMPOK TERHADAP ORGANISASI

Berdasarkan bagan di atas, maka jelaslah bahwa hubungan efektivitas

individu, efektivitas kelompok, dan efektivitas organisasi. Efektivitas individu akan mendukung efektivitas kelompok, dan efektivitas kelompok akan

mendukung efektivitas organisasi. Dengan demikian, pencapaian tujuan organisasi tergantung pada efektivitas kelompok. Demikian pula efektivitas kelompok tergantung dari efektivitas individu.

1.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS ORGANISASI

Efektivitas organisasi dipengaruhi oleh empat faktor di dalam budaya organisasi yaitu keterlibatan (Involvement), konsistensi (consistency), adapatasi (Adadptation), Misi (Mision).

Keterlibatan (involvement)

Keterlibatan adalah suatu perlakuan yang membuat staf meras diikutsertakan dalam kegiatan organisasi sehingga membuat staf bertanggung jawab tentang tindakan yang dilakukannya (Casida, 2007). Keterlibatan (involvement) adalah kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat.

Keterlibatan tersebut perlu dihargai oleh kelompok atau pimpinan suatu organisasi sepanjang menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan organisasi/perusahaan. Keterlibatan terdiri dari tiga indikator yaitu pemberdayaan (Empowerment), kerja tim (Team

Efektivitas organisasi Efektivitas kelompok

(5)

Orientation) dan kemampuan berkembang (Capability Development) (Casida, 2007).

a. Pemberdayaan (empowerment)

Pemberdayaan (empowerment) adalah proses yang memungkinkan staf untuk memiliki input dan kontrol atas pekerjaan mereka, serta

kemampuan untuk secara terbuka berbagi saran dan ide mengenai pekerjaan mereka. Pemberdayaan akan membuat staf memiliki kekuasan untuk mampu membuat pilihan dan berpartisipasi pada tingkat yang lebih bertanggung jawab yang pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia pada diri staf tersebut serta

mengakibatkan staf akan berpikiran positif terhadap lingkungannya. b. Kerja tim (team orientation)

Kerja tim (Team Orientation) menunjukkan efektifnya kerja secara tim dalam memberikan kontribusi pada organisasi yang mana proses di dalam kerja tim merupakan usaha untuk memecahkan suatu masalah dan meningkatkan inovasi anggotanya.

c. Kemampuan berkembang (capability development) Kemampuan berkembang (Capability Development) adalah

kemampuan suatu organisasi untuk meningkatkan kemampuan stafnya sehingga mampu berkompetisi dan mencapai tujuan organisasi.

Konsistensi (Consistency)

Konsistensi (Consistency) merupakan tingkat kesepakatan anggota organisasi terhadap asumsi dasar dan nilai-nilai inti organisasi.

Konsistensi menekankan pada sistem keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan simbol-simbol yang dimengerti dan dianut bersama oleh para anggota organisasi serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang

(6)

a. Nilai inti (core value)

Nilai inti (core value) adalah pedoman atau kepercayaan permanen mengenai sesuatu tepat dan tidak tepat yang mengarahkan tindakan dan perilaku staf dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Kesepakatan (agreement)

Kesepakatan (Agreement) adalah suatu proses ketika staf di dalam organisasi dapat mencapai kesamaan pendapat tentang masalah-masalah yang terjadi atau suatu hal yag mendasari dan mampu menyelesaikan perbedaan pendapat yang terjadi di dalam organisasi. c. Koordinasi dan integrasi (coordination and integration)

Koordinasi dan integrasi (Coordination and Integration) adalah berbagai fungsi serta unit di dalam organisasi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi tanpa mengganggu hak masing-masing. Koordinasi dan integrasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan pelayanan yang diberikan kepada publik. Adaptasi (Adaptability)

Kemampuan adaptasi merupakan kemampuan organisasi untuk menerjemahkan pengaruh lingkungan terhadap organisasi. Adaptasi merupakan kemampuan organisasi dalam merespon

perubahan-perubahan lingkungan eksternal dengan melakukan perubahan-perubahan internal organisasi. Denison dan Mirsha (1995) dalam Casida (2007)

menyatakan bahwa kemampuan adaptasi dapat dilihat dari tiga indikator yaitu perubahan (Creating Change), berfokus pada pasien (Customer Focus) dan keadaan organisasi (Organizational Learning). a. Perubahan (creating change)

Perubahan (Creating Change) adalah kemampuan organisasi untuk melakukan pembaharuan, mampu mengikuti perkembangan dan bereaksi dengan cepat terhadap tren serta mengantisipasi dampak dari pembaharuan tersebut.

b. Berfokus pada pelanggan (costumer focus)

Berfokus pada pasien (Customer Focus) adalah kemampuan organisasi untuk mampu memberikan perhatian pada kepuasan pelanggan.

c. Keadaan organisasi (organizational learning)

(7)

dan pengaplikasian hal-hal baru seperti knowledge, kemampuan dan kompetensi sekaligus mampu mentransformasikannya kepada anggota lainnya Keadaan organisasi merupakan kemampuan organisasi

menerima, menerjemahkan, dan menginterpretasi dari lingkungan eksternal menjadi suatu usaha untuk mendorong inovasi, memperoleh pengetahuan dan meningkatkan pengetahuan.

Misi (Mission)

Misi merupakan dimensi budaya yang menunjukkan tujuan inti organisasi yang menjadikan anggota organisasi teguh dan fokus terhadap apa yang dianggap penting oleh organisasi. Sesuai dengan penelitian Denison (2006) yang menunjukkan bahwa organisasi yang kurang dalam menerapkan misi akan mengakibatkan staf tidak mengerti hasil yang akan dicapai dan tujuan jangka panjang yang ditetapkan menjadi tidak jelas.

Denison dan Mirsha (1995) menyatakan bahwa kemampuan adaptasi dapat dilihat dari tiga indikator yaitu strategi yang terarah dan tetap (Strategic Direction and Intent), Tujuan dan objektivitas (Goals and Objectif), Visi (Vision) (Casida, 2007).

a. Strategi yang terarah dan tetap (strategic direction and intent) Strategi yang terarah dan tetap (Strategic Direction and Intent) merupakan rencana yang jelas mengenai tujuan organisasi dan

membuat anggota organisasi memahami kontribusi dan fungsi mereka di dalam organisasi. Manager tingkat pertama yang secara umum lebih dilibatkan dalam penetapan strategi. Strategi merupakan elemen penting yang memberikan penjelasan mengenai cara-cara untuk melaksanakan suatu tindakan

b. Tujuan dan objektivitas (goals and objectivity)

Tujuan dan objektivitas (Goals and Objectivity) merupakan merupakan hasil yang diinginkan melalui usaha yang terarah dapat diukur,

(8)

Visi (Vision) merupakan pandangan bersama mengenai tujuan yang akan dicapai yang terdiri dari nilai-nilai dan pemikiran bersama yang mampu memberikan arahan bagi anggota organisasi. Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan “apa yang

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan aplikasi kajian penggunaan konsep tauhid ini menjadi medium pencerahan dalam mengetengahkan ideologi Islami sebagai teori asas pemahaman gaya dan apresiasi seni

Kebiasaan menghadapi ujian berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi, karena dengan mahasiswa aktif mengikuti pelajaran dan sering

Hubungan Aktivitas Komunikasi Organisasi dengan Penghayatan Budaya Perusahaan (Kasus di PT. Madu Pramuka, Cibubur - Jakarta Timur). Program Studi Sosial Ekonomi Industri

Data tangkapan bulanan nelayan Cilincing yang menangkap di perairan Pulau Damar dan sekitarnya diperoleh dari rataan tangkapan harian untuk ikan kembung yang tertangkap

Setiap byte (8-bit) dalam sebuah pesan berisi 2 karakter 4-bit heksadesimal, tujuan utamanya adalah kerapatan karakter yang lebih besar memungkinkan data throughput yang lebih

Mengingat kegiatan utama Gereja St.Maria yang merupakan tempat ibadah, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi dalam lingkup penerapan akuntabilitas dan transparansi

Unit PT PLN (PERSERO) yang akan membangun SCADA harus mengacu pada SPLN S3.001: 2008 Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik. Jumlah yang dijelaskan pada tabel 6 dan tabel 7

Sedangkamn menurut Bloom (2003) tujuan pembelajaran mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, spikomotor. Aspek kognitif meliputi pengenalan, pengetahuan, pemahaman