• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi polimer sintetik untuk alas kaki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi polimer sintetik untuk alas kaki"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Aplikasi polimer sintetik untuk alas kaki

Dwi Wahini Nurhajati1,*

1 Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jl. Sokonandi No.9, Yogyakarta 55166, Indonesia * Penulis korespondensi. +62 274 512929, 563939; Fax.: +62 274 563655

e-mail: dwiwahini@yahoo.com

ABSTRAK

Perkembangan industri alas kaki terutama industri sepatu di Indonesia semakin pesat dan Indonesia merupakan produsen sepatu di urutan kelima dunia. Oleh karena itu industri sepatu masuk kedalam industri utama dan andalan periode 2015-2035. Berkembangnya industri alas kaki termasuk sepatu telah memacu berkembangnya penggunaan polimer sintetis. Saat ini perusahaan sepatu sudah mulai memikirkan menggunakanpolimer sintetik yang nyaman, ramah lingkungan termasuk penggunaan bahan bioaktif untuk memenuhi permintaan alas kaki yang nyaman digunakan serta memperhatikan aspek kesehatan untuk sepatu kebutuhan khusus. Makalah ini akan membahas penggunaan berbagai polimer sintetis yang digunakan di alas kaki terutama di industri sepatu baik untuk bagian atas maupun bagian bawah sepatu.

(2)

Synthetic polymer applications for footwear

Dwi Wahini Nurhajati1,*

1

Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jl. Sokonandi No.9, Yogyakarta 55166, Indonesia Coresponding author. Telp.: +62 274 512929, 563939; Fax.: +62 274 563655

E-mail: dwiwahini@yahoo.com

ABSTRACT

The development of the footwear industry, especially the shoe industry in Indonesia is increasing rapidly and Indonesia is the fifth shoe manufacturer in the world. Therefore, the shoe industry into the main industry and the mainstay of the period 2015-2035. The growing footwear including shoes industry has spurred the development of synthetic polymer usage. Currently shoe manufacturer started to think of using a synthetic polymer that is comfortable, eco-friendly including the use of bioactive materials to meet the demand of footwear that is comfortable to use and concern to the health aspects for Shoes with special needs. This paper will discuss the use of various synthetic polymers used in footwear in the shoe industry for both upper and bottom shoe.

(3)

PENDAHULUAN

Fungsi dasar alas kaki (footwear) termasuk sepatu adalah melindungikaki terutama telapak kakidari

kondisi lingkungan yang kurang baik seperti permukaan tanah yang tidak rata, cuaca yang panas

maupun dingin. Alas kaki tidak hanya digunakan sebagai pelindung namun juga sebagai suatu trend

fashion. Dengan demikian maka industri alas kaki semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada

makalah ini alas kaki lebih ditekankan pada sepatu. Perkembangan industri sepatu di Indonesia

semakin pesat. Indonesia kini masuk di urutan kelima dunia sebagai produsen sepatu dengan urutan

China, India, Vietnam, Brasil, baru. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Kemenperin melansir, pertumbuhan ekspor industri alas kaki nasional mencapai 3,3 persen, yakni

dari US$4,85 miliar jadi sebesar US$5,01 miliar pada 2016 lalu. Peningkatan kinerja ekspor alas

kaki Indonesia tersebut melebihi pertumbuhan nilai ekspor dunia yang hanya 0,19 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa produk alas kaki dalam negeri memiliki daya saing di atas rata-rata

dunia,"(Nababan, 2017). Tidak heran jika industri sepatu masuk kedalam industri utama dan

andalan periode 2015-2035. Apalagi jumlah tenaga kerja yang terserap di industri sepatu mencapai

700 ribu tenaga kerja.

Membahas tentang bahan polimer yang digunakan pada alas kaki adalah hal yang penting.

Karena jika diamati sepatu yang beredar di pasaran selain berbahan baku kulit dan karet sebagai

polimer alam, maka penggunaan bahan polimer sintetis pada industri alas kaki juga cenderung

meningkat.

Secara garis besar komponen sepatu terdiri dari bagian atas sepatu (upper) dan bagian bawah

sepatu (bottom). Bagian upper biasanya berbahan baku kulit, kulit sintetik dan kain dari serat alam

maupun sintetik. Bottom bisa terdiri dari sol luar (outsole), sol tengah (midle sole) dan sol dalam

(insole) serta shank tergantung disain sepatunya. Bahan polimer untuk bagian bottom sangat

bervariasi tergantung fungsi sepatu.

Polimer adalah makromolekul yang dibuat dari banyak unit ulangan molekul kecil yang

disebut monomer. Polimer sintetik adalah polimer hasil buatan manusia (termoplastik, termoset,

elastomer). Polimer sintetik di industri alas kaki termasuk sepatu meliputi thermoplastik (Polivinil

klorida, Poliuretan, Ethylene-vinyl acetate, Poliamida, Polyethylene, Polipropilena, Polystyrene,

Polikarbonat), karet sintetik (Styrene Butadiene, Nitrile, Ethylene Propylene Rubber,

Polychloroprene atau Neoprene), TPR atau TPE (Blok kopolimer, Polimer campuran).

Penggunaan bahan bioaktif yang berhubungan dengan masalah kesehatan sudah harus mulai

dipikirkan.Makalah ini akan membahas berbagai jenis bahan polimer sintetis yang dapat digunakan

(4)

THERMOPLASTIK

1. Poli vinil klorida (PVC)

Poli vinil klorida (PVC) merupakan plastik termoplast yang dibuat dengan cara

mempolimerisasikan monomer vinyl chlorida dengan bantuan katalis. PVC merupakan resin yang

amorf, dan rumus molekulnya (C2H3Cl)n.

Berdasarkan proses polimerisasinya maka PVC dapat dibagi menjadi PVC emulsi (E),

suspensi (S), dan masa (M). Sifat PVC suspensi antara lain; transparansi tinggi, light fastness baik,

sifat alit baik, tidak menyerap uap air, bersifat porous sehingga mudah menyerap plasticizer, dan

konduktivitas listrik rendah. Sifat PVC emulsi antara lain; daya tahan listrik rendah sehinga tidak

dapat dipakai untuk isolasi listrik, dan light fastness rendah. Sifat PVC masa adalah transparan, dan

sifat terhadap panas sama dengan PVC suspensi.

Industri pembuat resin PVC dapat memproduksi PVC dalam bentuk butiran/granul, serbuk

ataupun larutan. Pada dasarnya PVC bersifat rigid namun dapat dibuat fleksibel dengan

penambahan aditif (plasticizer).

Aplikasi PVC pada alas kaki adalah untuk bagian atas sepatu (upper) seperti kulit imitasi,

maupun bagian bawah sepatu (sol luar, sol tengah, sol dalam). Menurut SNI 1294:2009, kulit

imitasi adalah lembaran kulit tirua yang dibuat dari komponen PVC atau PU sebagai lapisan atasnya

dan kain sebagai lapisan dasar yang berfungsi sebagai penguat, ada yang diberi busa pada lapisan

tengah atau tanpa busa diproses secara calendering, coating atau laminating. Kulit imitasi berbahan

baku PVC merupakan kulit sintetis pertama yang dikembangkan untuk menggantikan kulit asli.

Beberapa standar terkait bahan alaskaki dari PVC adalah SNI 1294:2009Kulit imitasi, SNI

12-0902-1989: Sol lentur cetak PVC, SNI 12-1848-2006: Sepatu bot PVC, SNI 1547:2017: Sepatu bot

PVC cetak tahan kimia

2. Poliuretan (PU)

Poliuretan merupakan polimer sintetis yang mempunyai ciri khas gugus fungsi uretan

(-NHCOO-). Poliuretan terutama dihasilkan oleh reaksi poli isosianat dan senyawa

polihidroksi(poliol). Poli isosianat mempunyai dua atau lebih gugus isosianat (R-N=C=O) Poliol

mempunyai dua atau lebih gugus hidroksi( –OH). Ada 2 jenis poliol yang digunakan dalam sistem

PU yaitu poliester dan polieter, dan yang paling luas digunakan adalah polieter. Isosianat yang

digunakan dapat berupa toluen diisosianat (TDI) atau difenil metan di isosianat (MDI), dan

biasanya ditambahkan sejumlah aditif untuk mengontrol proses reaksi dan memodifikasi produk

(5)

struktur poliuretan sedangkan isosianat disebut sebagai segmen keras yang memberikan kekakuan

atau rigiditas dalam struktur poliuretan.

Poli uretan yang banyak digunakan di industri alas kaki adalahPoliurethan termoplastik

(TPU). Menurut Huntsman Corporation, TPU dibuat saat tiga bahan baku dasar digabungkan

bersama dengan cara tertentu.Bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan TPU adalah: poliol

atau rantai panjang diol, chain extender atau rantai pendek diol dan diisosianat. Blok lunak,

dibangun dari poliol dan sebuah isosianat, bertanggung jawab atas fleksibilitas dan karakter

elastomer TPU. Blok keras, dibangun dari rantai extender dan isosianat, memberi TPU ketangguhan

dan sifat kinerja fisiknya

Ketersedian PU komersial meliputi casting polyurethane (CPU), thermoplastic polyurethane

(TPU), expandable polyurethane (E-PU).

Aplikasi poli uretan di industri alas kaki antara untuk bagian atas sepatu (kulit imitasi), sol

luar (outsole), sol tengah (midsole), sol dalam (insole).

Keunggulan sol PU adalah tahan terhadap minyak (oil resistant), tahan pada sebagian bahan

kimia, anti slip, lebih ringan. Kekurangan sol PU adalah mempunyai expired date, jika sol lama tak

digunakan maka akan gampang hancur, saat expired date sekitaran 1-2 tahun sesudah diproduksi.

3. Etilena-vinil asetat (EVA)

Etilena-vinil asetat (EVA), juga dikenal sebagai poli (etilena-vinil asetat) (PEVA), adalah

hasil kopolimerisasi etilena dan vinil asetat. Kandungan vinil asetat biasanya bervariasi dari 10

sampai 40%, dan sisanya adalah etilen.

Jumlah vinil asetat sangat mempengaruhi karakter material. Persentase vinil asetat yang lebih

tinggi maka kualitas EVA juga lebih tinggi sedangkan EVA dengan vinil asetat sangat sedikit bisa

menjadi keras, rapuh, dan terasa seperti karton. Busa EVA dalam proses pencampuran,

ditambahkan zat penghembus (blowing agent) ke campuran EVA. Zat penghembus yang paling

umum digunakan dalam produksi EVAadalahAzodikarbonamida. Saat dipanaskan,

azodikarbonamida padat diurai atau terurai menjadi gas. Saat terjebak di dalam cairan EVA plastik

semi-cair, gas mengembang untuk menciptakan gelembung kecil. Plastik itu dikenal sebagai busa.

Sifat EVA Fleksibel dan mudahdiproses mempunyai sifat kilap danjernih, kedap dan

tahandalamkondisisuhurendah, tahandarikeretakanakibattekananatausobekan dan

tahandariradiasiultra-violet.

Aplikasi EVA umumnya untuk sol ringan baik sol luar, midsole maupun insole termasuk

(6)

4. Nilon

Nilon atau poli amida merupakan suatu polimer yang dihasilkan oleh reaksi kondensasi antara

diamina (grup 2—NH2) dan asam dibasik (grup 2—COOH). Sifat nilon tergantung pada ikatan antara jenis amida dan asam.

Menurut Wikipedia, komposisi rantai utama poliamida sintetis diklasifikasikan menjadi:

a. Polamida alifatik dengan rantai utama alifatik, contohnya Nilon PA 6 dan PA 66 (contoh produk

komersial: Zytel dari DuPont, Technyl dari Solvay, Rilsan dan Rilsamid dari Arkema, Radipol

dari Radici Group).

b. Poliftalamida dengan rantai utama Semi-aromatik, contohnya PA 6T = heksametilen diamina +

asam terefthalat (contoh produk komersial:Trogamid T dari Evonik Industries, Amodel dari

Solvay)

c. Aromatik poliamida (Aramid) dengan rantai utama aromatik, contohnyaParafenilendiamina +

asam tereftalat (contoh produk komersial:Kevlar dan Nomex dari DuPont, Teijinconex, Twaron

dan Technora dari Teijin , Kermel dari Kermel)

Nilon merupakan bahan yang cocok digunakan untuk bagian luar (running shoes) karena

karakternya yang tipis atau enteng juga memiliki rongga untuk sirkulasi udara yang baik. Nilon

menjadi bahan yang ideal karena memberikan ruang yang cukup untuk bernafas yang sangat

dibutuhkan para atlet dengan pergerakan-pergerakan yang sangat tinggi.

Sifat bahan nilon antara lain sangat kuat, elastis, tidak mudah terkikis, mengkilap, mudah

dibersihkan, tidak mudah rusak karena minyak dan bahan kimia, dapat diwarnai dengan cakupan

warna yang luas, lentur, daya serap terhadap air rendah, sebagai benang bersifat halus dan tahan

lama.

Aplikasi nilon untuk sepatu adalah untuk bagian atas sepatu, benang jahit, sedangkan kevlar

bisa untuk upper.

5. Polyethylene (PE)

Polyethylene adalah plastik termoplas semikristalin yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi

gas ethylene (C2H2) dengan bantuan katalisator pada suhu dan tekanan tertentu. Selama proses

ikatan rangkap molekul ethylene (CH2 = CH2) akan terbuka dan saling berikatan satu sama lain

sehingga akan terbentuk polimer.

Bila proses polimerisasi ethylene dilakukan pada tekanan tinggi akan dihasilkan polyethylene

(7)

polimerisasi dilakukan pada tekanan yang relatifrendah akan dihasilkan polyethylene dengan

molekul-molekul linier dan memiliki kerapatan atau densitas tinggi.

Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan molekul. Sifat

mekanis dari polietilena bergantung pada tipe percabangan, struktur kristal, dan berat molekulnya.

Di Indonesia PE yang lebih dikenal ada tiga jenis yaitu High Density Polyethylene (HDPE), Low

Density Polyethylene (LDPE), dan linier Low Density Polyethylene LLDPE. Dibandingkan dengan

LDPE, maka HDPE lebih keras, lebih kaku dan memiliki compressive strength yang lebih tinggi.

HDPE tampak lebih putih dari LDPE. HDPE bisa menyusut sedikit, dari 1% - 3%.

Aplikasi PE antara lain untuk insoles termasuk insol tipe Orthotic, gesper, msupun acuan

sepatu (shoe last).

6. Polipropilena (PP)

Polipropilena(PP) adalah polimer hasil polimerisasi monomer propilena dan struktur molekul

propilena (C3H6)n. Polypropylene merupakan jenis bahan baku plastik yang ringan, densitas 0,855

g/cm³ (amorf) – 0,946 g/cm³ (kristalin), memiliki titik leleh tinggi 130–171 °C, tahan terhadap

bahan kimia, asam, basa, tahan terhadap panas, dan tidak mudah retak.

Aplikasi PP sebagai foot orthotics insole, toe cap, dan acuan sepatu (shoe last).

7. Acrylonitrile butadiene styrene (ABS)

Hasil kopolimerisasi monomer akrilonitril, butadiena dan stirena. Sifat ABS ringan, tahan

minyak bumi dan bahan kimia, liat, keras, kaku, tahan korosi, impact strength bagus, bersifat

higroskopis, dapat direkatkan, dan produknya memberi kilap permukaan yg baik. Aplikasi ABS di

industri sepatu antara lain hak sepatu, insole, dan acuan sepatu.

8. Polikarbonat (PC)

Poli karbonat (PC) merupakan engineering plastic yang dibuat dari reaksi kondensasi

bisphenol A dengan fosgen (phosgene) dalam media alkali.

Sifat: jernih, impact strength sangat bagus, mudah diproses, ketahanan terhadap cuaca bagus,

suhu penggunaan tinggi, flammabilitas rendah, stabilitas dimensinya sangat baik.

Aplikasi PC di industri alaskaki untuk membuat toe cap, acuan sepatu maupun insole.

BBKKP telah berhasil membuat toe cap untuk sepatu pengaman dari campuran PC/ABS (Nurhajati,

(8)

KARET SINTETIS

1. Styrene Butadiene Rubber (SBR)

SBR adalah copolymer dari styrene (CH2=CH-C6H5) dengan butadiene (CH2=CH-CH=CH2)

dan biasanya berisi 23.5% styrene dan 76.5% butadiene yang diproduksi terutama dengan cara

proses emulsi.Polimerisasi emulsi dapat berlangsung pada suhu 30 sampai 60°C (karet panas) atau

pada suhu di mendekati 0°C (karet dingin).

SBR disebut juga karet Buna-S. Sifat SBR antara lain daya pantul, tegangan putus dan

ketahanan kikisnya cukup bagus, tahan terhadap pengusangan, flexibilitasnya pada suhu rendah

cukup bagus, sifat ketahanan terhadap ozon dan cahaya matahari sangat jelek, ketahanan terhadap

minyak dan pelarut juga sangat kecil.

Aplikasi SBR antara lain untuk sol luar, insole, midle sole.

2. Acrylonitrile Butadiene Rubber (NBR)

Karet NBR disebut juga dengan karet nitril, terdiri dari kopolimer butadiena dan akrilonitril

diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi.NBR adalah karet sintesis untuk kegunaan khusus yang

paling banyak dibutuhkan

Sifat NBR tahan terhadap minyak, bensin dan bahan kimia lainnya. Aplikasi NBR umumnya untuk

sol liar sepatu yang tahan minyak.

3. Ethylene Propylene Rubber (EPR) Diene Monomer (EPDM)

EPR sering disebut Ethylene Propylene Rubber Diene Monomer (EPDM) karena tidak hanya

menggunakan monomer etilen dan propilen pada proses polimerisasinya melainkan juga monomer

diene.

Sifat yang diunggulkan dari karet EPDM adalah tahan panas, ozone, dan cuaca. Keunggulan

lain: sangat tahan lama bila digunakan, stabil pada suhu tinggi ataupun rendah, tahan terhadap

berbagai bahan kimia.

Aplikasi EPDM untuk alas kaki antara lain untuk sol luar maupun insole.

4. Chloroprene Rubber (CR)

Karet Chloroprene disebut juga karet Neoprene, merupakan hasil polimerisasi kloroprena.

Neoprene banyak digunakan karena sifatnya tahan minyak, oksigen,ozon, bahan kimia, bahkan juga

terhadap panas atau nyala api. Dan mempunyai sifat mekanik yang baik, serta daya lekat pada

(9)

THERMO PLASTIC RUBBER (TPR)

Thermo Plastic Rubber (TPR)sering disebut juga Termoplastik elastomer (TPE) merupakan

suatu kelompok material kopolimer blok dan kelompok polimer campuran yang mempunyai sifat

termoplastis dan elastis (Tarawneh, et al. 2015). Kelompok kopolimer blok terdiri dari blok

elastomer yanglunak dan termoplastik yang keras seperti styrenic block copolymers (SBC),

polyamide/elastomer blockcopolymers (COPA), polyether ester/elastomer block copolymers

(COPE) dan polyurethane/elastomer block copolymers (TPU). Kelompok polimer campuran dapat

dibagi menjadi campuran poli olefin (TPO) and campuran divulkanisasi dinamis (TPV).

Termoplastik elastomer olefin misalnya EPDM/PP dan NBR/PVC. Termoplastik vulkanisasi

misalnya EPDM/PP; NBR/PP; dan NR/PP.

Sifat TPR : Ringan, mudah dibentuk, kemampuan diberi warna bagus, kekuatan sobek bagus,

ketahanan abrasi sangat baik, stabilitas dimensi sangat baik, fleksibel pada suhu rendah, ketahanan

cuaca sangat baik, dapat divulkanisasi seperti karet, dapat digunakan kembali dan dapat didaur

ulang, tidak bermigrasi. Aplikasi TPR untuk sol luar.

MATERIAL UNTUK BIOACTIVE INSOLE

Inovasi teknologi sepatu tidak hanya berkutat pada penampakan luar, keergonomisan, dan

kenyamanan sepatu di kaki namun juga mencegah terjadinya bau pada sepatu. Irzmańska et al. 2012

telah melakukan penelitian material komposit tekstil untuk bioactive insole untuk protective

footwear dengan susunan seperti disajikan pada Gambar 1.

A - hydrophobic layer of two-layer woven fabric,

B - hydrophilic layer of two-layer woven fabric,

C - woven fabric,

D - biocidal nonwoven,

E - stiffening nonwoven

Gambar 1. Lapisan pada bioactive insole (Irzmańska, 2012)

Bahan untuk bioactive insole yang paling banyak digunakan adalah material polimer tipis tiga

lapisan. Lapisan ini terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan atas, tengah dan bawah. Lapisan atas

(10)

utama untuk fungsi bioaktif. Lapisan ini bersifat higienis untuk memastikan perlindungan terhadap

bakteri dan jamur. Lapisan bawah bersifat eksternal dan menempel pada bagian sol dan bagian ini

harus kaku. Semua komponen utama pada dasarnya berasal dari polimer.

CONTOH APLIKASI POLIMER SINTETIS UNTUK ALAS KAKI SECARA KOMERSIAL

(www.alibaba.com)

a. Aplikasi untuk upper

Kulit imitasi dari PVC Kulit imitasi dari PU Kain nilon mesh

b. Aplikasi untuk sol luar (out sole)

PVC outsole PU outsole EVA outsole

(11)

c. Aplikasi untuk sol tengah (midsole)

PU midsole EVA midsole EVA midsole sheet

d. Aplikasi untuk sol dalam (insole)

EVA insole PP foot orthotics insole PEfoot orthotics insole

e. Aplikasi untuk toe cap dan hak sepatu

toe cap dari plastik toe cap dari komposit Hak dari ABS

f. Aplikasi untuk sepatu

Sepatu boot PVC EVA shoes Neoprene Snorkeling Diving

(12)

KESIMPULAN

Aplikasi polimer sintetik untuk alas kaki sangat luas baik untuk bagian atas sepatu (upper)

maupun bagian bawah sepatu (bottom). Pemilihan polimer sintetik tergantung fungsi dan sifat dari

alas kaki yang dibuat.Dalam satu alas kaki dimungkinkan untuk menggunakan kombinasi berbagai

jenis polimer sintetik. Bahan polimer sintetis yang digunakan untuk bagian (upper) antara lain PU,

PVC maupun nilon.Polimer sintetis yang digunakan untuk bagian bawah sepatu seperti sol luar,

midsole maupun insole adalah bahan thermoplastik, karet sintetis dan juga TPRPolimer sintetis juga

dapat digunakan untuk sepatu keperluan khusus terkait dengan faktor Orthotics. Saat ini daur ulang

juga merupakan faktor besar untuk bahan polimer yang digunakan pada alas kaki. Banyaknya alas

kaki yang dibuang setelah digunakan perlu didaur ulang merupakan tantangan masa depan. Di sisi

lain alas kaki langsung bersentuhan dengan kulit manusia sehingga perlu dipertimbangkan faktor

higienis dan keamanan.Oleh karena itu penggunaan beberapa aditif higienis untuk membuat bahan

bioaktif untuk alas kaki perlu dipertimbangkan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Balai Besar Kulit,Karet, dan Plastik

Yogyakarta serta Panitia Seminar KKP ke-6 tahun 2017.

DAFTAR PUSTAKA

Chawla, M., Aggarwal, S., Sharma, A. 2017, Rutherford Backscattering Spectrometry studies of

100 keV nitrogen ion, Nuclear Instruments and Methods in Physics Research B 407 125–

131

http://www.huntsman.com/polyurethanes/Media%20Library/global/files/guide_tpu.pdf. diunduh

tanggal 14 Oktober 2017

Irzmańska, E., Brochocka, A., Majchrzycka, K. 2012, Textile Composite Materials with Bioactive Melt-Blown Nonwovens for Protective Footwear, FIBRES & TEXTILES in Eastern

Europe; 20, 6A(95): 119-125.

Maiti, M., Vir Jasra, R., Kusum, S.K., Chaki, T.K. 2012, Microcellular Foam from Ethylene Vinyl Acetate/Polybutadiene Rubber (EVA/BR) Based Thermoplastic Elastomers for Footwear Applications, Ind. Eng. Chem. Res., 2012, 51 (32), pp 10607–10612, DOI:

(13)

Nababan, C.N.2017,Produk Alas Kaki Indonesia Kuasai Pangsa Pasar ke-5 di Dunia, CNN

Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/.../produk-alas-kaki-

indonesia-kuasai-pangsa-pasar-ke....

Nurhajati, D.W., Yuniari, A., Hardjaka, Indrajati, I.N. 2016, Analisa Toe Cap Plastik Hasil Proses

Cetak Injeksi, Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-5 Yogyakarta, 26

Oktober 2016, ISSN:2477-3298, pp. 95-104

Restrepo-Zapata, N.C.,Hernandez-Ortiz, J.P., Osswald, T.A. 2013,Methodology For Generation Of

Time-Temperature-Transformation (TTT) Diagram: Solid And Celluar EPDM,

https://www.researchgate.net/publication/291523288

SNI 1294:2009: Kulit imitasi

SNI 12-0902-1989: Sol lentur cetak PVC

SNI 12-1848-2006: Sepatu bot PVC

SNI 1547:2017: Sepatu bot PVC cetak tahan kimia

Tarawneh, M.A., Tarawni, M.A., Al-Banawi, O., Batiha, M.A. 2015. "High performance

thermoplastic elastomer (TPE) nanocomposite based on graphene nanoplates (GNPs)". World

(14)

Gambar

Gambar 1. Lapisan pada bioactive insole (Irzmańska, 2012)

Referensi

Dokumen terkait

transfer price internal korporat, sebagai arbitrary office , dan penyediaan sumber pembiayaan internal group. BEC akan berfokus pada tiga bidang: 1) peningkatan efisiensi,

Pertama-tama, Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugrah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENERAPAN NATURAL

Berdasarkan hasil uji t dan hasil uji regresi lnear berganda dapat diketahui Bahwa semakin tinggi nilai EPS yang diperoleh perusahaan maka harga saham juga

Data mengenai peristiwa rujuk, dari hasil penjelasan Kepala KUA Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo. Jumlah penduduk Kecamatan Tarik + 63.899 orang, dengan jumlah

Jl. Prof Soedarto, SH., Tembalang, Semarang. Skema pendanaan proyek tersebut menggunakan sistem business to business yang menghabiskan dana mencapai Rp306 triliun. Penelitian ini

“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Dinas Perhubungan

Jika pada saat itu terdapat inti kondensasi, yaitu partikel-partikel halus yang jumlahnya sangat banyak dan proses penyerapan uap air berlangsung terus, pada

〔商法二〇五〕手形取得後の所持人による裏書抹消と裏書の連続大 阪地裁昭和四九年一月三〇日判決 高鳥, 正夫Takatori, Masao 商法研究会Shoho