• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di SMP NU 06 Kedungsuren Kec. Kaliwungu Kab. Kendal Tahun 2014-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di SMP NU 06 Kedungsuren Kec. Kaliwungu Kab. Kendal Tahun 2014-2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja membuahkan manfaat yang besar, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi harapan. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan tuntutan masyarakat yang semakin meningkat, membuat satuan pendidikan harus terus berupaya membenahi jati dirinya, diantaranya sistem manajemennya.

Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling berkaitan, oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan. Lebih dari itu, kegiatan inti organisasi sekolah adalah mengelola sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan bangsa.

Sebagaimana diungkapkan oleh Nanang Fattah

(2004:2), ”Semakin tingginya kehidupan sosial

(2)

pengetahuan dan teknologi, telah semakin meningkatkan tuntutan kebutuhan kehidupan sosial masyarakat. Pada akhirnya tuntutan tersebut bermuara kepada pendidikan, karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut. Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah sebagai institusi tempat masyarakat berharap tentang kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan perlu perubahan yang dapat dilakukan melalui perubahan dan peningkatan dalam pengelolaan atau manajemen pendidikan di sekolah”.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah manajemen, yaitu bagaimana mengelola semua komponen pendidikan yang terdiri dari murid, kurikulum, sarana-prasarana, administrasi, terutama pendidik dan tenaga kependidikan. Manajemen sebuah lembaga pendidikan bisa dikatakan baik jika semua komponen pendidikan bisa dikelola dan diarahkan secara sinkron menuju pencapaian visi yang jelas.

(3)

ada yang kurang harmonis sehingga menjadi kurang sinkron, maka bisa dipastikan perjalanan lembaga pendidikan tersebut akan terhambat.

Pesantren tidak hanya bertumpu pada kemampuan akal, tetapi juga pengembangan pendidikan karakter, sedangkan kurrikulum yang dikembangkan disesuaikan dengan kemampuan seorang kyai yang memimpinnya. Dalam Sulthon masyhud (2006:14), proses pengelolaan pendidikan formal yang diselenggarakan di lingkungan pesantren sangat diharapkan mampu berjalan sesuai dengan tuntutan profesionalitas manajemen pendidikan. Sehingga tidak terjadi standar ganda (double standard) antara manajemen sekolah dengan pesantren atau yayasan yang menaunginya. Di samping itu, sudah menjadi masalah klasik yang kerap terjadi pada sebuah lembaga pendidikan di bawah naungan pesantren atau yayasan adalah adanya dualisme dalam bidang manajemen yang dapat berpengaruh terhadap pengelolaan pendidikan formalnya, terutama pada lembaga pendidikan swasta.

(4)

sama sering juga dialami sekolah-sekolah yang salah satu kelompok manajemennya lemah. Ada sekolah yang yayasannya sangat kuat, dengan sumber daya cukup besar, tetapi manajemen sekolah sangat lemah sehingga sekolah sulit berkembang. Sebaliknya, ada sekolah yang manajemen sekolahnya sangat solid, tetapi yayasan yang menaunginya hanya sekedar papan nama, dengan sumber daya yang sangat minim sehingga sekolah juga susah untuk berkembang.

Berawal dari realitas tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap SMP NU 06 Kedungsuren Kaliwungu Kendal, yang mengelola lembaga pendidikan formal berbasis pesantren yaitu: SMP dan SMK yang notabene adalah lembaga pendidikan formal yang bersifat umum di bawah pembinaan Departemen Pendidikan Nasional. Karena di luar kebiasaan kebanyakan pesantren yang mengelola pendidikan formalnya dalam bentuk madrasah, yaitu lembaga pendidikan formal yang bersifat keagamaan di bawah pembinaan Departemen Agama. Oleh karena itu, membahas pengelolaan pendidikan formal yang bersifat umum yang diselenggarakan di pesantren ini menjadi sangat menarik untuk diteliti, lebih khusus pada bidang manajemennya.

(5)

lulusan yang berkarakter baik dalam pengamalan keagamaan dan peserta didik dapat menjadi embrio yang unggul, mendapatkan penguatan pengamalan nilai luhur agama serta iptek. Peningkatan kualitas pembelajaran akan tercapai jika dapat mengimplementasikan manajemen potensi sumber daya pendidikan. Diantaranya optimalisasi daya dukung sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik dan lingkungan yang kondusif.

Pesantren Al Ulya adalah bagian pengembangan lembaga pendidikan SMP NU 06 Kedungsuren, keberadaan Pondok Pesantren Al Ulya diawali dengan berdirinya sekolah formal yaitu SMP NU 06 Kedungsuren pada tahun 1988, selanjutnya SMK NU 05 Kaliwungu Selatan didirikan pada tahun 2008 dan baru pada tahun 2010 semua unit pendidikan formal yang ada dilengkapi sarana asrama.

(6)

keberadaan pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan dalam masyarakat sedikit mengalami perubahan. Masyarakat tidak lagi memandang pesantren sebagai lembaga pendidikan yang kurang menjanjikan masa depan dan kurang responsive

terhadap tuntutan dan permintaan saat ini maupun mendatang. Bagaimanapun juga, dalam memilih lembaga pendidikan bagi anak-anaknya, masyarakat tetap mempertimbangkan tiga hal, yaitu: nilai (agama), status sosial, dan cita-cita.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa penilaian yang digali oleh para sarjana Indonesia baik dari kalangan agama maupun umum. Di antaranya: Pertama, berarti sebagai bukti bahwa pesantren tetap berupaya mempertahankan posisinya sebagai lembaga pendidikan. Kedua, berarti bahwa pesantren harus memiliki model pendidikan yang memperlihatkan tingkat optimalisasi pemanfaatan fungsi-fungsi, khususnya pendidikan formal yang dikembangkan pesantren. Ketiga, berarti bahwa pesantren memerlukan sebuah manajemen yang mampu mengembangkan pendidikan formalnya, sehingga pendidikan yang dihasilkan adalah yang berkualitas dalam berbagai jenis dan jenjang pendidikan.

(7)

pendidikan formal yang dikelola yaitu: SMP dan SMK yang notabene adalah lembaga pendidikan formal yang bersifat umum di bawah pembinaan Departemen Pendidikan Nasional.

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan memperhatikan beberapa permasalahan yang ada, dan karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui manajemen sekolah berbasis pondok pesantren di SMP NU 06 Kedungsuren Kaliwungu-Kendal Jateng. Maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut.

1. Bagaimana pihak SMP NU 06 Kedungsuren Kaliwungu-Kendal-Jateng mengimplementasikan manajemen sekolah berbasis pondok pesantren yang telah diselenggarakan?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan implementasi manajemen sekolah berbasis pondok pesantren di SMP NU 06 Kedungsuren Kaliwungu-Kendal-Jateng?

1.3.

Pembatasan Masalah

(8)

1.4.

Tujuan dan Manfaat

1.4.1. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pelaksanaan implementasi manajemen sekolah berbasis pondok pesantren yang diselenggarakan oleh SMP NU 06 Kedungsuren Kaliwungu-Kendal Jateng.

2. Menganalisis faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat serta pembeda dalam pelaksanaan implementasi manajemen sekolah berbasis pondok pesantren di SMP NU 06 Kedungsuren Kaliwungu-Kendal-Jateng.

1.4.2. Manfaat

Melalui peneletian ini diharapkan dapat diperoleh informasi yang konkrit mengenai implementasi manajemen sekolah dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan manajemen sekolah formal berbasis pesantren di SMP NU 06 Kedungsuren Kaliwungu-Kendal-Jateng

1. Manfaat Teoritis

(9)

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan proses pelelangan Jasa Konsultansi sesuai dengan Pengumuman Pengadaan Nomor: 602.1/01/PENGPRA-SS/PPBJ/DBP/VI/2011 Tanggal 14 Juni 2011 untuk Paket Pekerjaan:

[r]

Pemanfaatan ruang sosial pada kampung Curug Sangereng yang merupakan permukiman enclave. lebih dominan memanfaatkan ruang luar dibandingkan dengan bangunan yang

Kesimpulan penelitian adalah aplikasi sericin pada permukaan HA meningkatkan jumlah perlekatan sel osteoblas dan konsentrasi pelapisan (0,01; 0,05; 0,1%) tidak

Berisi informasi dan penjelasan masing-masing fitur yang ada pada aplikasi Simas.net Cara Akses : Pilih menu Help  User Manual.

ALK dapat menggantikan proses pendidikan konvensional (kelas/ruang) yang selama ini dilakukan secara masal4. Akibatnya model dilakukan

Dibuat Oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Mahasiswa mampu membuat suatu proyek secara individual sesuai dengan bidang keahliannya dan menuliskan hasil karyanya dalam suatu laporan serta mampu mempresentasikan hasil